Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU TENTANG PERILAKU MANUSIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Psikologi Hukum

Dosen Pengampu : Nor Illiyana, S.H.I., M.H., C.Med.

Disusun oleh Kelompok 2:

1. Muhammad Ridho Arief Rausan Fikri (2221508008)


2. Yunita Aulia’il Islamiyah (2221508046)
3. Rivaldy (2221508071)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD
IDRIS SAMARINDA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, hidayah, dan izin-Nya proses penyusunan makalah yang berjudul Ilmu
Tentang Perilaku Manusia dapat berjalan lancar dan terlaksana dengan baik.

Hal ini tentu tidak lepas dari hasil usaha kelompok 2 dalam proses
penyusunan makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nor
Illiyana, S.H.I., M.H., C.Med. Selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Hukum, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Sebagai bahan evaluasi kami dalam proses pembelajaran kedepannya, kami


sangat berharap adanya kritik dan masukan guna menunjang proses interaksi dalam
kegiatan diskusi pembelajaran. Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi para
pembacanya.

Samarinda, 18 September 2023

Kelompok 02

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Analisis Masyarakat dan Hukum..........................................................................4
B. Perilaku Masyarakat dalam mematuhi Hukum.....................................................5
C. Tahapan Perkembangan Individu..........................................................................9
BAB III.......................................................................................................................11
PENUTUP..................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prilaku manusia itu sebagai reaksi sederhana maupun kompleks,


informasi yang di dapat guna mengarah pada prilaku melalui pengelolahan
pesan dalam lingkungan. Karakteristik reaksi perilaku manusia yang menarik
ialah sifat perubahannya, yaitu satu perubahan dapat menimbulkan lebih dari
satu respons yang berbeda dan beberapa perubahan yang berbeda dapat saja
menimbulkan satu respons yang sama. Karakteristik individu meliputi
berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang
saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan
faktor – faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Dan faktor lingkungan
tersebut berpengaruh besar terhadap penentuan perilaku, lebih besar dari
karakteristik individu. Karena hal itulah yang membuat perilaku bersifat
sederhana dan lebih kompleks. Manusia juga memberikan reaksi yang
berbeda - beda ketika dihadapkan oleh situasi yang sesuai dengan
karakteristik personal, apakah pesan dan informasi tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang dapat memberikan keuntungan atau tidak. Karena pesan dan
informasi seseorang tersebut membentuk nilai baik dan buruk, postif dan
negatif, menyenangkan dan tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal
sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap.
Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan
yang ada di sekitarmya, seperti aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, bahkan
juga faktor lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dalam masyarakat. Aspek
kehidupan yang ada akan membentuk suatu sikap manusia dalam
kehidupannya. Manusia akan menjadi orang baik jika semua aspek kehidupan

1
yang ada di sekitarnya mendukung untuk menjadi baik, begitu pula
sebaliknya. Banyaknya pengaruh yang tidak baik akan menyebabkan
munculnya akibat dalam masyarakat, salah satunya adalah munculnya
kejahatan. Perkembangan di segala bidang selain membawa kemajuan di
berbagai bidang, juga membawa dampak negatif berupa berkembangnya
berbagai kejahatan. Kejahatan merupakan bentuk tingkah laku manusia yang
berkembang dari proses yang dipengaruhi oleh aspek kehidupan yang ada di
sekitarnya. Kejahatan merupakan problem yang ada dalam masyarakat yang
merupakan produk dari masyarakat yang berkembang selaras dengan
pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Meningkatnya berbagai kejahatan akan
mengakibatkan kecemasan dalam masyarakat, sehingga masyarakat tidak bisa
hidup dengan rasa nyaman dan tentram. Hak untuk hidup merupakan salah
satu hak asasi manusia yang paling mendasar dan melekat pada setiap diri
manusia secara kodrati, berlaku universal dan bersifat abadi sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa. Namun pada kenyataannya, masih banyak manusia
yang dengan sengaja melakukan berbagai cara untuk mengakhiri
kehidupannya sendiri maupun orang lain secara tidak alamiah. Hal ini tentu
saja sangat bertentangan dengan keyakinan setiap umat beragama yang
percaya bahwa hanya Tuhan pemilik hidup ini dan berhak atas kehidupan
manusia dan ciptaan- Nya,juga hanya Tuhan yang akan menentukan batas
akhir kehidupan setiap manusia di dunia ini sesuai dengan kehendak-Nya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keterkaitan antara hukum dan masyarakat?


2. Bagaimana sikap masyarakat dalam mematuhi hukum?
3. Apa saja tahapan-tahapan dalam perkembangan manusia?

2
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui hubungan antara masyarakat dengan hukum yang berlaku


di masyarakat.
2. Menganalisis bagaimana sikap masyarakat dalam menaati hukum yang
berlaku dan pentingnya menaati hukum tersebut.
3. Mengetahui tahapan-tahapan dalam perkembangan manusia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Masyarakat dan Hukum

Pada hakikatnya, baik hukum maupun masyarakat memiliki fungsi


yang saling berkaitan. Hukum berfungsi sebagai pencegah konflik di
masyarakat. Jika di masyarakat terjadi konflik maka hukum berperan sebagai
penyedia cara dalam menangani persoalan yang berdasarkan pada kebijakan
dan norma yang berlaku. Adanya keterikatan antara hukum dan masyarakat,
berguna untuk meminimalisir tindakan main hakim sendiri oleh masyarakat
yang berkonflik. Sehingga setiap konflik ataupun persoalan di masyarakat
mesti diselesaikan melalui prosedur hukum.
Hukum pada dasarnya mengandung unsur yang mengatur
perilaku/perangai manusia, adapun ketetapan regulasi hukum dipegang oleh
badan resmi yang memiliki wawenang.
Hukum pada dasarnya mengandung unsur yang mengatur
perilaku/perangai manusia, adapun ketetapan regulasi hukum dipegang oleh
badan resmi yang memiliki wawenang.
Pada intinya hukum diciptakan untuk mengatur hubungan perilaku dan
hubungan yang ada di masyarakat, baik itu yang dilakukan oleh satu individu
dengan individu lain, individu dengan negara dan mengatur hubungan institusi
yang ada di negara tersebut. Dengan kata lain adanya hukum juga mengatur
tatanan penguasa untuk menjalankan kekuasaannya sesuai dengan fungsi dan
tujuan hukum itu sendiri.
Hubungan antara hukum dan masyarakat juga meliputi berbagai aspek
kelompok di kehidupan. Yang pertama ada keluarga sebagai tahapan
lingkungan manusia yang pertama, kemudian kelompok berikutnya terdiri dari

4
lingkungan sekitar seperti, pertemanan, pergaulan, kelompok pekerja, serta
masyarakat secara luas.
Hadirnya hukum sebagai kaidah bertujuan untuk menjamin kepastian
hukum di masyarakat, sehingga apa yang dituju sebagaimana hukum itu
sendiri berjalan dan terwujud sebagaimana mestinya, atau sesuai dengan
harapan seluruh lapisan masyarakat maupun negara, untuk mewujudkan hal
tersebut maka perlu adanya kepatuhan terhadap hukum itu sendiri pada setiap
diri individu.
Ketika sikap sadar pada hukum bisa tertanam pada diri masing-
masing, maka akan menyebabkan terciptanya keselarasan antara perilaku yang
sesuai dengan hukum, dimana semua orang mampu membedakan perilaku
yang benar (sesuai hukum) dengan perilaku yang menyimpang (tidak sesuai
dengan hukum). Di sisi lain hukum juga berfungsi sebagai alat kontrol dalam
kehidupan bermasyarakat, guna menentukan mana perilaku yang merupakan
penyimpangan terhadap aturan hukum, sekaligus menentukan sanksi atau
tindakan hukum yang berlaku terhadap setiap penyimpangan aturan hukum
tersebut1.

B. Perilaku Masyarakat dalam mematuhi Hukum

Sebagaimana yang dijelaskan di poin pembahasan sebelumnya, antara


hukum dan masyarakat memiliki keterkaitan. Hukum yang berlaku di
masyarakat berfungsi sebagai pencegah terhadap perilaku menyimpang serta
sebagai penindak lanjut terhadap setiap penyimpangan melalui sanksi-sanksi
yang berlaku dalam hukum itu sendiri. Hukum pada dasarnya hadir sebagai
aspek penting bagi masyarakat, yang berperan untuk merealisasikan
masyarakat yang adil dan sejahtera. Namun dalam praktiknya terkadang ada

1
Syifa S. Mukrimaa et al., “Hukum Dan Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologi Hukum,” Jurnal
Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar 6, no. August (2016): 128.

5
saja oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang melanggar hukum,
bahkan ada juga yang sampai memanipulasi fungsi hukum tersebut demi
kepentingan individu, para oknum yang melakukan tindakan seperti ini,
disebut sebagai orang-orang yang tidak sadar atau tidak patuh akan hukum2.
Dalam konteks hukum, seseorang yang melakukan tindakan terbagi
kedalam dua kondisi, pertama orang yang melakukan pelanggaran-
pelanggaran hukum karena memang ia jahat, kedua orang yang tidak
melakukan sesuatu karena takut akan adanya sanksi. Dan dalam kondisi
seperti ini diperlukan adanya tanggung jawab dan penindak lanjutan terhadap
setiap kejahatan akan ada sanksinya, terlepas dari pelaku pelanggaran hukum
itu menerima atau tidak menerima.
Sejatinya kewajiban menaati hukum merupakan implikasi dari sifat
hukum yang diaplikasikan oleh negara kepada rakyatnya, sebab pada
praktiknya hukum yang sifatnya memaksa, sementara kewenangan terhadap
penyusunan dan penetapan hukum dimiliki oleh institusi yang berwenang.
Kepatuhan dan juga ketaatan terhadap hukum sejatinya merupakan hal yang
harus ditanamkan dan harus melekat pada setiap individu, bahkan dalam
konteks kewarganegaraan komitmen untuk patuh terhadap hukum merupakan
bagian dari kesiapan dan keihklasan sebagai warga negara.
Kewajiban untuk menaati hukum adalah ketentuan yang sifatnya
memaksa. Dan paksaan untuk patuh terhadap hukum merupakan sebuah
legitimasi atau konsensus bersama antara negara dan rakyat, artinya negara
secara politik memaksa rakyatnya untuk menaati hukum, demi mencegah
bahaya yang lebih besar, dan hal ini dibenarkan secara moral.
Dalam konteks individu orang atau seseorang untuk mengamankan
kepentingannya maka kewajiban untuk patuh pada hukum merupakan langkah
strategis. Dan secara bersamaan kepatuhan seseorang sebagai subjek hukum

2
Ellya Rosana, “Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat,” Jurnal TAPIs 10,
no. 1 (2014): 1–25, http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/1600.

6
merupakan tanggungjawab terhadap kepentingan bersama yang lebih baik
kedepan. Karena hukum dan kekuasaan tidak bisa dipisahkan, maka
kewajiban metaati hukum artinya adalah kewajiban warga negara untuk patuh
terhadap negaranya. Sebagai bagian dari warga negara misalnya, setiap orang
sebagai individu dan subjek hukum dalam suatu negara, memiliki sediktinya 3
(tiga) tanggungjawab, yaitu:
1. Tanggungjawab Moral
Tanggungjawab moral adalah tanggungjawab seorang individu
terhadap moral yang diyakininya sebagai suatu kebenaran. Hal
ini berkaitan dengan etik seorang individu, dan bahkan
keyakinan seorang individu terhadap suatu nilai kebenaran
yang dianggap absolut, seperti keyakinan pada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Tanggungjawab Sosial
Setiap individu memiliki tanggungjawab terhadap lingkungan
sekitarnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Plato bahwa,
manusia adalah zoon politicon, yang berarti manusia adalah
makhluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup sendiri. Adanya
kenyataan ini memang tidak bisa di intervensi, adanya
ketergantungan terhadap lingkungan sekitar merupakan bagian
dari kebutuhan dan juga kepentingan bagi manusia. Sehingga
muncul suatu perasaan untuk menjaga, atau mentaati suatu
hukum atau aturan dalam kehidupan sosial.
3. Tanggungjawab Konstitusional
Manusia sebagai bagian dari warga negara berarti seseorang
individu merupakan bagian dari anggota dari kelompok
masyarakat hukum yang disebut sebagai negara. Sebagai
masyarakat hukum atau warga negara maka tentulah ada aturan
hukum yang dibuat untuk ditaati, yang difungsikan untuk

7
mengatur kepentingan hidup masyarakatnya. Aturan hukum ini
disebut konsitusi.3
Sebagai manusia yang tinggal di lingkungan masyarakat hukum atau
warga negara, maka sudah selayaknya kita menjalankan kewajiban kita untuk
mematuhi hukum, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya
kesadaran hukum di dalam diri masing-masing manusia. Untuk membentuk
kesadaran itu diperlukan adanya proses yang tidak bisa sekali jadi, tetapi ada
tahap demi tahap yang bisa diterapkan, diantaranya:
1. Tahap Pengetahuan Hukum
Melalui tahap ini seseorang akan mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan perilaku yang diatur oleh hukum, yakni
terkait hal-hal yang dilarang oleh hukum dan hal-hal yang
diperbolehkan oleh hukum.
2. Tahap Pemahaman Hukum
Melalui tahap ini seseorang akan mengetahui informasi tentang
isi dari aturan hukum, baik itu berupa tujuan atau manfaat dari
adanya hukum tersebut.
3. Tahap Sikap Hukum (legal attitude)
Pada tahap ini seseorang akan cenderung lebih teliti dalam
menerima atau menolak hukum, hal ini didasari adanya
pengetahuan mengenai manfaat atau mudharat dari adanya
hukum tersebut.
4. Tahap Pola Perilaku Hukum
Pada tahap ini hukum di masyarakat akan ditinjau sejauh mana
hukum itu berlaku dan sejauh mana masyarakat mematuhi
hukum tersebut.4

3
Muhtadin Muhtadin, “Hak Menolak Dan Mematuhi Hukum Dalam Kehidupan Masyarakat,” Ahkam
1, no. 1 (2022): 26–44, https://doi.org/10.58578/ahkam.v1i1.714.
4
Rosana, “Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat.”

8
C. Tahapan Perkembangan Individu

Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan


secara dinamis yang dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang hidup manusia, perkembangan pada hakikatnya berasal dari
kematangan dan pengalaman.
Adapun perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan
setiap individu merupakan hasil dari proses biologis, kognitif, dan sosio-
emosional. Pada proses biologis biasanya meliputi perubahan yang bersifat
fisik, yang semakin bertambah usia akan semakin mengalami kematangan.
Sementara pada proses kognitif meliputi perubahan pada pola pikir,
intelektual, dan kemampuan berbahasa. Adapun untuk proses sosio-emosional
meliputi perubahan emosi dan kepribadian, serta adanya peningkatan dalam
kemampuan bersosialisasi dengan individu lainnya.5
Setiap individu dalam perkembangannya mesti melalui tahapan usia,
yang memiliki progres masing-masing pada setiap periodenya, tahapan
perkembangan itu terdiri dari:
1. Masa anak-anak
a. Pranatal: saat pembuahan sampai lahir
b. Infancy: dari lahir sampai akhir minggu kedua.
c. Babyhood: akhir minggu kedua sampai 2 tahun.
d. Masa anak awal: 2-6 tahun.
e. Masa anak akhir: 6-12 tahun.
2. Masa remaja
a. Prapubertas: 12-14 tahun.
b. Remaja: 14-16 tahun.
3. Masa dewasa
a. Masa dewasa awal: 18-40 tahun.
5
Nurhayati Dosen Program et al., “Perkembangan Individu,” Jurnal Teknologi Pendidikan Madrasah
2, no. 1 (2019): 26–46, https://doi.org/10.5281/zenodo.2575106.

9
b. Masa dewasa madya: 40-60 tahun
c. Masa dewasa akhir: 60 sampai seseorang dinyatakan
wafat.6

6
Hendra Akhidat and Rosleny Marliani, Psikologi Hukum (Bandung: CV. Pustaka Setia, n.d.).

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada intinya hukum diciptakan untuk mengatur hubungan perilaku dan


hubungan yang ada di masyarakat, baik itu yang dilakukan oleh satu
individu dengan individu lain, individu dengan negara dan mengatur
hubungan institusi yang ada di negara tersebut. Dengan kata lain
adanya hukum juga mengatur tatanan penguasa untuk menjalankan
kekuasaannya sesuai dengan fungsi dan tujuan hukum itu sendiri.
Hubungan antara hukum dan masyarakat juga meliputi berbagai aspek
kelompok di kehidupan. Yang pertama ada keluarga sebagai tahapan
lingkungan manusia yang pertama, kemudian kelompok berikutnya
terdiri dari lingkungan sekitar seperti, pertemanan, pergaulan,
kelompok pekerja, serta masyarakat secara luas.
2. setiap orang sebagai individu dan subjek hukum dalam suatu negara,
memiliki sediktinya 3 (tiga) tanggungjawab, yaitu:
a. Tahap Pengetahuan Hukum.
b. Tahap Pemahaman Hukum.
c. Tahap Sikap Hukum (legal attitude).
d. Tahap Pola Perilaku Hukum.
3. Setiap individu dalam perkembangannya mesti melalui tahapan usia,
yang memiliki progres masing-masing pada setiap periodenya, tahapan
perkembangan itu terdiri dari:
a. Masa anak-anak.
b. Masa remaja.
c. Masa dewasa.

11
B. Saran

Sebagai manusia biasa yang tidak sempurna, tentunya makalah ini yang
kami susun tentunya banyak terdapat kekurangan. Maka untuk para pembaca
yang ingin lebih memahami ilmu tentang perilaku manusia kami menyarankan
agar tidak hanya enjadikan makalh ini saja sebagai satu-satunya sumber
melainkan mencari ssumber yang lain yang lebih relevan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Akhidat, Hendra, and Rosleny Marliani. Psikologi Hukum. Bandung: CV. Pustaka
Setia, n.d.

Muhtadin, Muhtadin. “Hak Menolak Dan Mematuhi Hukum Dalam Kehidupan


Masyarakat.” Ahkam 1, no. 1 (2022): 26–44.
https://doi.org/10.58578/ahkam.v1i1.714.

Mukrimaa, Syifa S., Nurdyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni, ANIS YULIA CITRA,
Nathaniel David Schulz, ‫ غسان‬.‫د‬, Tukiran Taniredja, Efi Miftah. Faridli, and Sri
Harmianto. “Hukum Dan Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologi Hukum.”
Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar 6, no. August (2016): 128.

Program, Nurhayati Dosen, Studi Manajemen, Pendidikan Islam, Institut Agama,


Islam Al-Mawaddah, and Warrahmah Kolaka. “Perkembangan Individu.” Jurnal
Teknologi Pendidikan Madrasah 2, no. 1 (2019): 26–46.
https://doi.org/10.5281/zenodo.2575106.

Rosana, Ellya. “Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat.”


Jurnal TAPIs 10, no. 1 (2014): 1–25.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/1600.

13

Anda mungkin juga menyukai