Anda di halaman 1dari 13

HUKUM SEBAGAI KONTROL SOSIAL

MAKALAH KELOMPOK 2

Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti


Mata Kuliah Sosiologi Hukum (HPI 5462)

Oleh:
RENO ARNANDA 1810103055
RIZKY MUHAMMAD FALA 1810103058
WULAN SARI 1810103079
INTAN PUTRI SHOLIHIN
LUCKY RIVALDO
MADRIANA ISLAMIATI P
RISKA ARISTINA PUTRI

Dosen Pengampu:
WICAKSONO PUTRA HARIYADI, SH., MH

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2019
2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah. Segala puji hanya bagi Allah. Shalawat dan salam semoga
selalu dilimpahkan kepada Rasulallah saw. Beserta keluarga, sahabat, dan orang-
orang yang mengikuti beliau hingga akhir.

Kami bersyukur kepada Allah yang berkat kemudahan dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Hukum Sebagai Kontrol Sosial” dan juga kami berterima kasih pada bapak
Wicaksono Putra Hariyadi, SH., MH. Selaku dosen mata kuliah Fiqh Munakahat
yang telah memberikan tugas ini pada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan tentang “Hukum Sebagai Kontrol Sosial”. Kami juga
menyadari sepenuhnya didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Palembang,Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum..............................................................................3
B. Pengertian Kontrol Sosial...................................................................3
C. Hukum Sebagai Kontrol Sosial..........................................................4
D. Peranan Hukum Sebagai Sosial Dalam Masyarakat...........................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masyarakat atau kehidupan sosial sesungguhnya himpunan dari


berbagai macam hubungan antara para anggaotanya. Hubungan inilah
yang pada akhirnya membentuk kehidupan sosial. Dengan demikian
dapat dikatakan, bahwa kehidupan sosial merupakan jalinan dari berbagai
hubungan yang dilakukan antara para anggota masyarakat satu sama lain.
setiap orang dalam pergaulan di dalam masyarakat harus memperhatikan
dan melaksanakan (menaati) peraturan hukum-hukum , agar tercipta
kehidupan yang tertib dan tentram. Kalau terjadi pelanggaran hukum
terhadap peraturan hukum yang berlaku maka peraturan yang dilanggar
harus ditegakkan.

Pada taraf kehidupan bersama, pengendalian social merupakan suatu


kekuatan untuk mengorganisasi tingkah laku sosial budaya. Sebagaimana
halnya dengan kenyataan bahwa kehidupan manusia dalam artian tertentu
dicakup alam semesta, maka pengendalian sosial membimbing manusia
semenjak lahir hingga meninggal dunia. Pengendalian sosial terjadi apabila
suatu kelompok menentukan tingkah laku kelompok lain, atau apabila
kelompok mengendalikan anggotanya atau kalau pribadi-pribadi
mempengaruhi tingkah laku pihak lain. Dengan demikian pengendalian social
terjadi dalam tiga taraf yakni: 1. kelompok terhadap kelompok 2. kelompok
terhadap anggotanya 3. pribadi terhadap pribadi Dengan kata lain
pengendalian social terjadi apabila seseorang diajak atau dipaksa untuk
bertingkah laku sesuai dengan keinginan pihak lain, baik apabila hal itu
sesuai dengan kehendaknya ataupun tidak. Jika dikatakan pengendalian social
itu memiliki unsur pengajakan atau pemaksaan kehendak kepada pihak lain,
maka kesiapan pihak lain itu untuk menerimanya sudah tentu didasarkan
kepada keadaan-keadaan tertentu. 

1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Hukum Sebagai kontrol Sosial ?
2. Bagaimana Hukum sebagai Kontrol Sosial ?
3. Peran Hukum Sebagai Kontrol Sosial dalam Masyarakat ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Hukum Sebagai Kontrol Sosial.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Hukum Sebagai Kontrol Sosial.
3. Untuk Mengetahui Peranan Hukum sebagai Kontrol Sosial dalam
Masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum
Di tinjau dari segi etimologi, hukum berasal dari bahasa arab yang
berbentuk mufrad (tunggal). Kata jamaknya adalah “alkas’nya di ambil alih
dalam bahasa indonesia menjadi “hukum”. Hukum juga dinamakan recht
yang berasal dari kata rechtum, di ambil dari bahasa latin yang berarti
pimpinan atau tuntunan atau pemerintahan. Beberapa pendapat tentang
definisi hukum, di antara lain:

1. Menurut Prof. Dr. P. Borst


Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan
manusia di dalam masyarakat, yang pelaksanaanya dapat dipaksakan dan
bertujuan untuk mendapatkan tata atau keadilan.
2. Menurut Prof. Dr. Van Kan
Dalam buku karangannya yang terkenal yaitu “Inleiding tot de
Rechtswetenschap” mendefinisikan hukum adalah keseluruhan peraturan
hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di
dalam masyarakat.
3. Menurut Prof. Mr. Dr. L. J. Van Apeldoorn
Dalam bukunya yang berjudul “Inleiding tot de Studie Van Het
Nederlandse recht” memberikan pengertian sebagai berikut “memberikan
definisi/batasan hukum, sebenarnya hanya bersifat menyamaratakan saja,
dan itupun tergantung siapa yang memberikan”.1

B. Pengertian Konrol Sosial


Kontrol sosial (social control) biasanya diartikan sebagai suatu proses,
baik yang direncanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak atau
bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi sistem kaidah dan nilai
yang berlaku. Perwujudan social control tersebut mungkin berupa
pemidanaan, kompensasi, maupun konsilasi. Standar atau patokan dari
1
Rusli Efendy, Teori Hukum (Ujung Padang: Hasanuddin Universty Press, 1991), Cet.2. hal. 15

3
pemidanaan adalah suatu larangan, yang apabila dilanggar akan
mengakibatkan penderitaan (sanksi negatif) bagi pelanggarnya. Dalam hal ini
bila kepentingan-kepentingan dari suatu kelompok dilanggar, inisiatif datang
dari seluruh warga kelompok (yang mungkin dikuasakan kepada pihak
tertentu).

Kontrol sosial menurut para pakar :


Peter I. Berger
Kontrol sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat
untuk menertibkan anggota yang membangkang.
Roucek & Warren
Kontol sosial adalah proses yang terencana atau tidak terencan
untuk mengajar individu agar dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan
nilai-nilai kelompok tempat mereka tinggal.
Soejono Soekanto
Kontrol sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau
tidak, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing bahkan memaksa warga
masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku.2
Jadi, Kelompok kami menyimpulkan bahwa Kontrol sosial sebagai
semua cara yang atau sarana yang digunakan untuk mengendalikan tingkah
laku warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah yang berlaku.

C. Hukum Sebagai Kontrol Sosial


Dalam memandang hukum sebagai alat kontrol sosial manusia, maka
hukum merupakan salah satu alat pengendali sosial. Alat lain masih ada
sebab masih saja diakui keberadaan pranata sosial lainnya (misalnya
keyakinan, kesusilaan). Kontrol sosial merupakan aspek normatif kehidupan
sosial. Hal itu bahkan dapat dinyatakan sebagai pemberi defenisi tingkah
laku yang menyimpang dan akibat-akibat yang ditimbulkannya, seperti
berbagai larangan, tuntutan, dan pemberian ganti rugi.
Hukum sebagai alat kontrol sosial memberikan arti bahwa ia
merupakan sesuatu yang dapat menetapkan tingkah laku manusia. Tingkah
2
Beni Ahmad Sebani, sosial hukum, (Bandung: Pustaka Setia,2007), Cet.1. hal. 71

4
laku ini dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang menyimpang terhadap
aturan hukum. Sebagai akibatnya, hukum dapat memberikan sanksi atau
tindakan terhadap si pelanggar. Karena itu, hukum pun menetapkan sanksi
yang harus diterima oleh pelakunya. Ini sekaligus berarti bahwa hukum
mengarahkan agar masyarakat berbuat secara benar menurut aturan sehingga
ketentraman terwujud.3
Pengendalian sosial terjadi apabila suatu kelompok menentukan
tingkah laku kelompok lain, atau apabila kelompok mengendalikan
anggotanya atau kalau pribadi-pribadi mempengaruhi tingkah laku pihak
lain. Dengan demikian pengendalian social terjadi dalam tiga taraf yakni:
4. kelompok terhadap kelompok
5. kelompok terhadap anggotanya
6. pribadi terhadap pribadi

Dengan kata lain pengendalian sosial terjadi apabila seseorang diajak atau
dipaksa untuk bertingkah laku sesuai dengan keinginan pihak lain, baik
apabila hal itu sesuai dengan kehendaknya ataupun tidak. Jika dikatakan
pengendalian social itu memiliki unsur pengajakan atau pemaksaan kehendak
kepada pihak lain, maka kesiapan pihak lain itu untuk menerimanya sudah
tentu didasarkan kepada keadaan-keadaan tertentu.

D. Peranan Hukum sebagai Kontrol Sosial dalam Masyarakat


Istilah sosial (social) mempunyai arti yang berbeda denagan istilah
sosialisme. Istilah sosial merujuk pada obejeknya yaitu masyarakat,
sedangkan sosialisme adalah suatu idelogi yang berpokok pada perinsip
pemikiran umum (alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi).
Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yaitu masyarakat, sosiologi
merupakan ilmu pengetuahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi
unsusr-unsur dari ilmu pengetahuan.
Pittrim Sorkin mengatakan bahwa sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari :

3
Satjipto Rahardjo, Hukum Dan Perubahan Sosial (Bandung :Alumni, 1983), hal. 35.

5
1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala
sosial, misalnya ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, politik
dengan masyarakat.
2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antar gejala sosial dengan gejala
non sosial, misalnya ; goegrafis, biologis.4
D.H.M. Meuwissen, berpendapat bahwa sosiologi hukum pada saat ini
berkembang pesat dan ilmu ini terarah untuk menjelaskan hukum positif yang
berlaku, Artinya, isi dan bentuknya yang berubah menurut waktu dan tempat
dengan faktor masyarakat
Objek sosiologis hukum pada tingkat pertama adalah kenyataan
kemasyarakatan tingkat kedua adalah kaidah- kaidah hukum dengan salah
satu cara memainkan perananan dalam masyarakat kemasyarakatan.
Menurut J.J.H Bruggink, sosiologi hukum dapat dibedakan dua aliran :
1. Sosiologi Hukum Empirik
Orientasi aliran ini ialah mengumpulkan bahan-bahan dari sudut
pandang prespektif eksternal. Artinya, suatu titik berdiri pengamatan
yang mengobservasi. Dengan menata material dan menarik kesimpulan
antara kaidah-kaidah hukum dan kenyataan masyarakat
2. Sosiologi Hukum Kontemplatif
Sosiologi hukum kontemplatif menempatkan diri pada suatu
perspektif lain, maksudnya ialah perspektif eksternal tidak dapat
diterima sehubungan dengan obyek yang dipelajarinya. Penelitian
sosiologi hukum kontempelatif melalui studi tentang yurisdisasi, bahwa
aturan hukum memiliki dampak sebaliknya daripada yang dituju
ketimbang mengatur kehidupan kemasyarakatan dengan cara yang
lebih baik.5

Alat sosial control menjadi bagian kemasyarakat maupun


diluarnya perwujudan dari sosial control ialah :

4
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Penghantar (Jakarta; P.T RajaGrafindo Persada,
2002), cet.1. hal. 14,19
5
Dewi Iriani. “Hukum Sebagai Alat Kontrol Sosial dan Sistem Supremasi Penegakan
Hukum”. Evaluasi Pendidikan. Vol. 4 No. 3, 2016. Hal. 120

6
1. Pemindanaan berupa larangan, yang apabila dilanggar akan
mendapatkan penderitaan bagi pelanggarnya.
2. Kompensasi standar, adalah kewajiban dimana inisiatifuntuk
memproses ada pihak yang dirugikan. Pihak yang dirugikan meminta
ganti rugi oleh pihak lawan, sifatnya akusator.
3. Terapi atau konsilasi, bersifat reimidal artinya bertujuan
mengembalikan situasi pada keadaan semula. Dengan cara masing-
masing pihak yang bersengketa mencari.6

BAB III
PENUTUP
6
Ashadi L.Diab. ”Peranan Hukum Sebagai Social Control, Social Engineering dan
Social Welfare”. Al-‘Adl. Vol. 7 No.2, 2014, hal.53

7
A. Kesimpulan
Hukum sebagai sosial kontrol harus berperan aktif sebagai sesuatu yang
dapat menetapkan tingkah laku manusia. Tingkah laku yang menyimpang
terhadap aturan hukum. Sehingga hukum dapat memberikan sanksi atau
tindakan terhadap si pelanggar. Agar fungsi hukum bisa berjalan dengan
baik, perlu adanya sosialisasi terhadap hukum dan harus ditegakkan seadil-
adilnya.

DAFTAR PUSTAKA

8
Efendy, Rusli, 1991. Teori Hukum. Ujung Padang: Hasanuddin Universty Press.
Cet.2
Ahmad Sebani, Beni, 2007. Sosial Hukum. Bandung: Pustaka Setia. Cet.1.
Rahardjo, Satjipto,1983. Hukum Dan Perubahan Sosial. Bandung :Alumni.
Soekanto, Soerjono,2002. Sosiologi Suatu Penghantar. Jakarta; P.T
RajaGrafindo Persada. Cet.1.
Dewi Iriani, 2016. “Hukum Sebagai Alat Kontrol Sosial dan Sistem Supremasi
Penegakan Hukum”. Evaluasi Pendidikan. Vol. 4 No. 3.
Ashadi L.Diab, 2014. ”Peranan Hukum Sebagai Social Control, Social
Engineering dan Social Welfare”. Al-‘Adl. Vol. 7 No.2.

Anda mungkin juga menyukai