Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ILMU TENTANG PERILAKU MANUSIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Psikologi Hukum

Dosen Pengampu : Nor Illiyana, S.H.I., M.H., C.Med.

Disusun oleh Kelompok 2:

1. Muhammad Ridho Arief Rausan Fikri (2221508008)


2. Yunita Aulia’il Islamiyah (2221508046)
3. Rivaldy (2221508071)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD
IDRIS SAMARINDA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


atas rahmat, hidayah, dan izin-Nya proses penyusunan makalah yang berjudul
Ilmu Tentang Perilaku Manusia dapat berjalan lancar dan terlaksana dengan baik.

Hal ini tentu tidak lepas dari hasil usaha kelompok 2 dalam proses
penyusunan makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nor
Illiyana, S.H.I., M.H., C.Med. Selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Hukum, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Sebagai bahan evaluasi kami dalam proses pembelajaran kedepannya,


kami sangat berharap adanya kritik dan masukan guna menunjang proses interaksi
dalam kegiatan diskusi pembelajaran. Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat
bagi para pembacanya.

Samarinda, 18 September 2023

Kelompok 02

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Analisis Masyarakat dan Hukum..........................................................................4
B. Perilaku Masyarakat dalam mematuhi Hukum.....................................................5
C. Tahapan Perkembangan Individu..........................................................................8
BAB III.......................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku manusia itu sebagai reaksi sederhana maupun kompleks,


informasi yang di dapat guna mengarah pada perilaku melalui
pengelolahan pesan dalam lingkungan. Karakteristik reaksi perilaku
manusia yang menarik ialah sifat perubahannya, yaitu satu perubahan
dapat menimbulkan lebih dari satu respons yang berbeda dan beberapa
perubahan yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respons yang sama.
Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai,
sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan
kemudian berinteraksi pula dengan faktor – faktor lingkungan dalam
menentukan perilaku. Dan faktor lingkungan tersebut berpengaruh besar
terhadap penentuan perilaku, lebih besar dari karakteristik individu.
Karena hal itulah yang membuat perilaku bersifat sederhana dan lebih
kompleks. Manusia juga memberikan reaksi yang berbeda - beda ketika
dihadapkan oleh situasi yang sesuai dengan karakteristik personal, apakah
pesan dan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dapat
memberikan keuntungan atau tidak. Karena pesan dan informasi seseorang
tersebut membentuk nilai baik dan buruk, postif dan negatif,
menyenangkan dan tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal
sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap.
Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan
yang ada di sekitarmya, seperti aspek ekonomi, sosial, politik, budaya,
bahkan juga faktor lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dalam
masyarakat. Aspek kehidupan yang ada akan membentuk suatu sikap
manusia dalam kehidupannya. Manusia akan menjadi orang baik jika
semua aspek kehidupan yang ada di sekitarnya mendukung untuk menjadi

1
baik, begitu pula sebaliknya. Banyaknya pengaruh yang tidak baik akan
menyebabkan munculnya akibat dalam masyarakat, salah satunya adalah
munculnya kejahatan. Perkembangan di segala bidang selain membawa
kemajuan di berbagai bidang, juga membawa dampak negatif berupa
berkembangnya berbagai kejahatan. Kejahatan merupakan bentuk tingkah
laku manusia yang berkembang dari proses yang dipengaruhi oleh aspek
kehidupan yang ada di sekitarnya. Kejahatan merupakan problem yang ada
dalam masyarakat yang merupakan produk dari masyarakat yang
berkembang selaras dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
Meningkatnya berbagai kejahatan akan mengakibatkan kecemasan dalam
masyarakat, sehingga masyarakat tidak bisa hidup dengan rasa nyaman
dan tentram. Hak untuk hidup merupakan salah satu hak asasi manusia
yang paling mendasar dan melekat pada setiap diri manusia secara kodrati,
berlaku universal dan bersifat abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa. Namun pada kenyataannya, masih banyak manusia yang dengan
sengaja melakukan berbagai cara untuk mengakhiri kehidupannya sendiri
maupun orang lain secara tidak alamiah. Hal ini tentu saja sangat
bertentangan dengan keyakinan setiap umat beragama yang percaya bahwa
hanya Tuhan pemilik hidup ini dan berhak atas kehidupan manusia dan
ciptaan- Nya,juga hanya Tuhan yang akan menentukan batas akhir
kehidupan setiap manusia di dunia ini sesuai dengan kehendak-Nya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keterkaitan antara hukum dan masyarakat?


2. Bagaimana sikap masyarakat dalam mematuhi hukum?
3. Apa saja tahapan-tahapan dalam perkembangan manusia?

2
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui hubungan antara masyarakat dengan hukum yang


berlaku di masyarakat.
2. Menganalisis bagaimana sikap masyarakat dalam menaati hukum
yang berlaku dan pentingnya menaati hukum tersebut.
3. Mengetahui tahapan-tahapan dalam perkembangan manusia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Masyarakat dan Hukum

Pada hakikatnya, baik hukum maupun masyarakat memiliki fungsi


yang saling berkaitan. Hukum berfungsi sebagai pencegah konflik di
masyarakat. Jika di masyarakat terjadi konflik maka hukum berperan
sebagai penyedia cara dalam menangani persoalan yang berdasarkan pada
kebijakan dan norma yang berlaku. Adanya keterikatan antara hukum dan
masyarakat, berguna untuk meminimalisir tindakan main hakim sendiri
oleh masyarakat yang berkonflik. Sehingga setiap konflik ataupun
persoalan di masyarakat mesti diselesaikan melalui prosedur hukum.
Hukum pada dasarnya mengandung unsur yang mengatur
perilaku/perangai manusia, adapun ketetapan regulasi hukum dipegang
oleh badan resmi yang memiliki wawenang.
Hukum pada dasarnya mengandung unsur yang mengatur
perilaku/perangai manusia, adapun ketetapan regulasi hukum dipegang
oleh badan resmi yang memiliki wawenang.
Pada intinya hukum diciptakan untuk mengatur hubungan perilaku
dan hubungan yang ada di masyarakat, baik itu yang dilakukan oleh satu
individu dengan individu lain, individu dengan negara dan mengatur
hubungan institusi yang ada di negara tersebut. Dengan kata lain adanya
hukum juga mengatur tatanan penguasa untuk menjalankan kekuasaannya
sesuai dengan fungsi dan tujuan hukum itu sendiri.
Hubungan antara hukum dan masyarakat juga meliputi berbagai
aspek kelompok di kehidupan. Yang pertama ada keluarga sebagai tahapan
lingkungan manusia yang pertama, kemudian kelompok berikutnya terdiri
dari lingkungan sekitar seperti, pertemanan, pergaulan, kelompok pekerja,
serta masyarakat secara luas.

4
Hadirnya hukum sebagai kaidah bertujuan untuk menjamin
kepastian hukum di masyarakat, sehingga apa yang dituju sebagaimana
hukum itu sendiri berjalan dan terwujud sebagaimana mestinya, atau
sesuai dengan harapan seluruh lapisan masyarakat maupun negara, untuk
mewujudkan hal tersebut maka perlu adanya kepatuhan terhadap hukum
itu sendiri pada setiap diri individu.
Ketika sikap sadar pada hukum bisa tertanam pada diri masing-
masing, maka akan menyebabkan terciptanya keselarasan antara perilaku
yang sesuai dengan hukum, dimana semua orang mampu membedakan
perilaku yang benar (sesuai hukum) dengan perilaku yang menyimpang
(tidak sesuai dengan hukum). Di sisi lain hukum juga berfungsi sebagai
alat kontrol dalam kehidupan bermasyarakat, guna menentukan mana
perilaku yang merupakan penyimpangan terhadap aturan hukum, sekaligus
menentukan sanksi atau tindakan hukum yang berlaku terhadap setiap
penyimpangan aturan hukum tersebut1.

B. Perilaku Masyarakat dalam mematuhi Hukum

Sebagaimana yang dijelaskan di poin pembahasan sebelumnya,


antara hukum dan masyarakat memiliki keterkaitan. Hukum yang berlaku
di masyarakat berfungsi sebagai pencegah terhadap perilaku menyimpang
serta sebagai penindak lanjut terhadap setiap penyimpangan melalui
sanksi-sanksi yang berlaku dalam hukum itu sendiri. Hukum pada
dasarnya hadir sebagai aspek penting bagi masyarakat, yang berperan
untuk merealisasikan masyarakat yang adil dan sejahtera. Namun dalam
praktiknya terkadang ada saja oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab yang melanggar hukum, bahkan ada juga yang sampai
memanipulasi fungsi hukum tersebut demi kepentingan individu, para

1
Syifa S. Mukrimaa et al., “Hukum Dan Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologi Hukum,” Jurnal
Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar 6, no. August (2016): 128.

5
oknum yang melakukan tindakan seperti ini, disebut sebagai orang-orang
yang tidak sadar atau tidak patuh akan hukum2.
Dalam konteks hukum, seseorang yang melakukan tindakan terbagi
kedalam dua kondisi, pertama orang yang melakukan pelanggaran-
pelanggaran hukum karena memang ia jahat, kedua orang yang tidak
melakukan sesuatu karena takut akan adanya sanksi. Dan dalam kondisi
seperti ini diperlukan adanya tanggung jawab dan penindak lanjutan
terhadap setiap kejahatan akan ada sanksinya, terlepas dari pelaku
pelanggaran hukum itu menerima atau tidak menerima.
Sejatinya kewajiban menaati hukum merupakan implikasi dari sifat
hukum yang diaplikasikan oleh negara kepada rakyatnya, sebab pada
praktiknya hukum yang sifatnya memaksa, sementara kewenangan
terhadap penyusunan dan penetapan hukum dimiliki oleh institusi yang
berwenang. Kepatuhan dan juga ketaatan terhadap hukum sejatinya
merupakan hal yang harus ditanamkan dan harus melekat pada setiap
individu, bahkan dalam konteks kewarganegaraan komitmen untuk patuh
terhadap hukum merupakan bagian dari kesiapan dan keihklasan sebagai
warga negara.
Kewajiban untuk menaati hukum adalah ketentuan yang sifatnya
memaksa. Dan paksaan untuk patuh terhadap hukum merupakan sebuah
legitimasi atau konsensus bersama antara negara dan rakyat, artinya negara
secara politik memaksa rakyatnya untuk menaati hukum, demi mencegah
bahaya yang lebih besar, dan hal ini dibenarkan secara moral.
Dalam konteks individu orang atau seseorang untuk mengamankan
kepentingannya maka kewajiban untuk patuh pada hukum merupakan
langkah strategis. Dan secara bersamaan kepatuhan seseorang sebagai
subjek hukum merupakan tanggungjawab terhadap kepentingan bersama
yang lebih baik kedepan. Karena hukum dan kekuasaan tidak bisa
dipisahkan, maka kewajiban metaati hukum artinya adalah kewajiban

2
Ellya Rosana, “Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat,” Jurnal
TAPIs 10, no. 1 (2014): 1–25, http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/1600.

6
warga negara untuk patuh terhadap negaranya. Sebagai bagian dari warga
negara misalnya, setiap orang sebagai individu dan subjek hukum dalam
suatu negara, memiliki sediktinya 3 (tiga) tanggungjawab, yaitu:
1. Tanggungjawab Moral
Tanggungjawab moral adalah tanggungjawab seorang
individu terhadap moral yang diyakininya sebagai suatu
kebenaran. Hal ini berkaitan dengan etik seorang individu,
dan bahkan keyakinan seorang individu terhadap suatu nilai
kebenaran yang dianggap absolut, seperti keyakinan pada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Tanggungjawab Sosial
Setiap individu memiliki tanggungjawab terhadap
lingkungan sekitarnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh
Plato bahwa, manusia adalah zoon politicon, yang berarti
manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin bisa
hidup sendiri. Adanya kenyataan ini memang tidak bisa di
intervensi, adanya ketergantungan terhadap lingkungan
sekitar merupakan bagian dari kebutuhan dan juga
kepentingan bagi manusia. Sehingga muncul suatu perasaan
untuk menjaga, atau mentaati suatu hukum atau aturan
dalam kehidupan sosial.
3. Tanggungjawab Konstitusional
Manusia sebagai bagian dari warga negara berarti seseorang
individu merupakan bagian dari anggota dari kelompok
masyarakat hukum yang disebut sebagai negara. Sebagai
masyarakat hukum atau warga negara maka tentulah ada
aturan hukum yang dibuat untuk ditaati, yang difungsikan
untuk mengatur kepentingan hidup masyarakatnya. Aturan
hukum ini disebut konsitusi.3

3
Muhtadin Muhtadin, “Hak Menolak Dan Mematuhi Hukum Dalam Kehidupan Masyarakat,”
Ahkam 1, no. 1 (2022): 26–44, https://doi.org/10.58578/ahkam.v1i1.714.

7
Sebagai manusia yang tinggal di lingkungan masyarakat hukum
atau warga negara, maka sudah selayaknya kita menjalankan kewajiban
kita untuk mematuhi hukum, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan
adanya kesadaran hukum di dalam diri masing-masing manusia. Untuk
membentuk kesadaran itu diperlukan adanya proses yang tidak bisa sekali
jadi, tetapi ada tahap demi tahap yang bisa diterapkan, diantaranya:
1. Tahap Pengetahuan Hukum
Melalui tahap ini seseorang akan mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan perilaku yang diatur oleh hukum, yakni
terkait hal-hal yang dilarang oleh hukum dan hal-hal yang
diperbolehkan oleh hukum.
2. Tahap Pemahaman Hukum
Melalui tahap ini seseorang akan mengetahui informasi
tentang isi dari aturan hukum, baik itu berupa tujuan atau
manfaat dari adanya hukum tersebut.
3. Tahap Sikap Hukum (legal attitude)
Pada tahap ini seseorang akan cenderung lebih teliti dalam
menerima atau menolak hukum, hal ini didasari adanya
pengetahuan mengenai manfaat atau mudharat dari adanya
hukum tersebut.
4. Tahap Pola Perilaku Hukum
Pada tahap ini hukum di masyarakat akan ditinjau sejauh
mana hukum itu berlaku dan sejauh mana masyarakat
mematuhi hukum tersebut.4

C. Tahapan Perkembangan Individu

Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan


secara dinamis yang dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus
berlanjut sepanjang hidup manusia, perkembangan pada hakikatnya
berasal dari kematangan dan pengalaman.

4
Rosana, “Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat.”

8
Adapun perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan
setiap individu merupakan hasil dari proses biologis, kognitif, dan sosio-
emosional. Pada proses biologis biasanya meliputi perubahan yang bersifat
fisik, yang semakin bertambah usia akan semakin mengalami kematangan.
Sementara pada proses kognitif meliputi perubahan pada pola pikir,
intelektual, dan kemampuan berbahasa. Adapun untuk proses sosio-
emosional meliputi perubahan emosi dan kepribadian, serta adanya
peningkatan dalam kemampuan bersosialisasi dengan individu lainnya.5
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif menurut
pola yang teratur sebagai akibat dari kematangan dan pengalaman.
Perkembangan sebagai suatu proses mengintegrasikan berbagai struktur
dan fungsi yang kompleks dari diri manusia.
Hal ini kareka sebagai makhluk hidup, manusia selalu akan
mengalami perkembangan yang dalam prosesnya merupakan perubahan-
perubahan kemampuan fisik dan psikologisnya. Hal ini terjadi sejak
manusia dilahirkan sampai dengan dewasa akhir. Adapun ciri dari
perkembangan manusia terdiri atas sebagai berikut :
1. Masa kanak-kanak yang merupakan periode dasar dari
kehidupannya.
2. Perkembangan merupakan hasil dari kematangan dan belajar.
3. Perkembangan berlangsung mengikuti pola yang teratur.
4. Dalam perkembangan terdapat perbedaan-perbedaan
individual.
5. Tiap tahapan perkembangan mempunyai ciri-ciri yang khas dan
disertai dengan risiko perkembangan masing-masing.
Setiap individu dalam perkembangannya mesti melalui tahapan
usia, yang memiliki progres masing-masing pada setiap periodenya,
tahapan perkembangan itu terdiri dari:

5
Nurhayati Dosen Program et al., “Perkembangan Individu,” Jurnal Teknologi Pendidikan
Madrasah 2, no. 1 (2019): 26–46, https://doi.org/10.5281/zenodo.2575106.

9
1. Masa anak-anak
a. Pranatal: saat pembuahan sampai lahir
b. Infancy: dari lahir sampai akhir minggu kedua.
c. Babyhood: akhir minggu kedua sampai 2 tahun.
d. Masa anak awal: 2-6 tahun.
e. Masa anak akhir: 6-12 tahun.
2. Masa remaja
a. Prapubertas: 12-14 tahun.
b. Remaja: 14-16 tahun.
3. Masa dewasa
a. Masa dewasa awal: 18-40 tahun.
b. Masa dewasa madya: 40-60 tahun
c. Masa dewasa akhir: 60 sampai seseorang
dinyatakan wafat.

Kalau seseorang berhasil memenuhi tugas-tugas dalam periode


kehidupannya, keberhasilan itu akan ikut membantu penyesuaian individu
tersebut dengan lingkungan sosialnya. Selain itu, menjadi dasar bagi berhasilnya
tugas-tugas lebih lanjut. Kegagalan memenuhi tugas-tugas perkembangan pada
salah satu tahapan akan mempersulit pemenuhan tugas-tugas lebih lanjut. Setiap
tahapan perkembangan akan menghadapi tugas-tugas perkembangannya sendiri.
Tugas-tugas itu timbul sebagai proses kematangan fisik, tuntutan kebudayaan dari
masyarakat, dan nilai-nilai pribadi dari aspirasi individunya.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan memenuhi tugas-tugas


perkembangan itu, sebagai akibat dari adanya hambatan perkembangan, adalah
kurangnya kesempatan dan motivasi, kesehatan sering terganggu sehingga taraf
kecerdasan menjadi rendah, dan adanya cacat fisik. Perwujudan tahap
6
perkembangan itu sebagai berikut

6
Hendra Akhidat and Rosleny Marliani, Psikologi Hukum (Bandung: CV. Pustaka Setia, n.d.).

10
1. Masa Anak-Anak
a. Pranatal
1.) Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dalam
kandungan
a.) Genetika (keturunan)
b.) Ketidak mampuan
c.) Penyesuaian diri
2.) Faktor-faktor yang menimbulkan gangguan kejiwaan pada embrio.
Dalam hal ini, ada 3 kelompok bahaya yang dapat mengganggu
perkembangan embrio, yaitu bahaya ringan, sedang, dan berat.
b. Infacy

Pergerakan embrio di dalam rahim berkaitan dengan perkembangan


motorik anak yang sesuai setelah lahir pada masa tumbuh kembang anak,
yaitu masa infacy. Masa infacy seolah-olah tidak bisa dilihat karena
dalam kurun waktu yang singkat, perubahannya tidak terlihat jelas. Namun
jika benar-benar memperhatikannya sejak bayi lahir hingga ia berusia dua
minggu, Anda akan melihat hal-hal berikut ini.

1.) Adanya tangis ketidakberdayaan dan lamanya tidur


2.) Keadaan fisik bayi dapat dilihat dari detak jantung, pernapasan,
minuman, dan pembuangan kotoran.
3.) Perkembangan alat indra bayi dapat dilihat dari penglihatan,
pendengaran, perasa kulit, pembau, dan perasa lidah.
c. Babyhood

Pada masa babyhood, tumbuh kembang bayi akan terlihat pesat.


Ketergantungan terhadap bantuan orang lain mulai berkurang. Usianya
yang berisiko dengan tindakan-tindakan menarik menjadi landasan bagi
pengembangan selanjutnya.

Perkembangan seorang anak pada tahun pertama dapat diamati dari


kecakapan-kecakapan instinktifnya dan cara anak belajar.

11
d. Masa Anak Awal
Berakhirnya masa kanak-kanak merupakan masa peralihan bagi
anak-anak. Pada saat menemukan dirinya anak akan menyadari seperti
orang lain mempunyai kebebasan berbuat, berkehendak, dan
melakukan sesuatu yang dinginkan. Sejak saat itu, ia menyadari bahwa
dirinya memiliki pribadi yang harus dapat berdiri sendiri tanpa harus
tunduk kepada orang lain.
Pada umumnya, sikap trotz pada anak terdiri atas:
1.) egosentris, artinya ingin memusatkan segala sesuatu untuk
kepenting an dirinya;
2.) menentang, membantah, meminta, menyuruh, larang,
menganjurkan, dan mengharuskan;
3.) berusaha menarik perhatian;
4.) meminta untuk dihargai, dipuji, dan tidak mau dicela, tidak
mau disalahkan, atau dianggap tidak dapat melakukan sesuatu;
5.) menuntut kebebasan;
6.) keberaniannya bertambah dan rasa takut mulai berkurang.
e. Masa Anak Akhir
Masalah-masalah yang dijumpai pada saat anak sekolah
1.) Adanya keharusan menaati tata tertib sekolah
2.) Adanya tuntutan-tuntutan tertentu
3.) Adanya persaaingan
4.) Adanya sikap yang tidak menguntungkan
f. Masa Remaja
Tahapan masa remaja terdiri atas bagian berikut:
1.) Praremaja (prapubertas)
a.) Fase Pueral
b.) Fase Negatif

12
g. Masa Dewasa

Rantrock (1967), Scheer dan Unger (1994), menyatakan ciri-ciri sese-


orang yang mulai memasuki masa dewasa awal, yaitu:

1.) mulai mandiri secara ekonomi, walaupun kemandirian tersebut belum


sempurna;
2.) mulai menerima tanggung jawab terhadap tingkah lakunya. Oleh karena
itu, jika terjadi kesalahan bertingkah laku atau melanggar aturan dan
moral, ia mau bertanggung jawab dan menerima sanksi;
3.) mandiri dalam mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Misal- nya,
mengambil keputusan tentang teman dekat, jodoh yang akan dinikahi,
karier yang akan ditekuni, dan arah masa depan yang akan dilalui;
4.) mampu menentukan sikap yang didasari pertimbangan keyakinan yang
dijadikan filsafat hidup;
5.) mampu mambina hubungan dengan orangtua sebagai hubungan sesama
dewasa.

Usia dewasa tengah disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai


35-45 tahun hingga memasuki usia 60-an tahun.

1.) Perubahan fisik


2.) Perkembangan kognitif
3.) Perkembangan sosioemosional

Usia dewasa akhir, individu tidak mempunyai masalah. Pada umumnya,


mereka melakukan kegiatan dalam mewujudkan minat bidang religi, menyerahkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka beranggapan bahwa masa dewasa
akhir merupakan saat-saat yang membosankan bagi hidupnya. Oleh karena itu,
kalau tidak ada kegiatan yang dilakukan, ia sering mengalami penurunan
kesehatan yang cepat.

4.)

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada intinya hukum diciptakan untuk mengatur hubungan perilaku


dan hubungan yang ada di masyarakat, baik itu yang dilakukan
oleh satu individu dengan individu lain, individu dengan negara
dan mengatur hubungan institusi yang ada di negara tersebut.
Dengan kata lain adanya hukum juga mengatur tatanan penguasa
untuk menjalankan kekuasaannya sesuai dengan fungsi dan tujuan
hukum itu sendiri. Hubungan antara hukum dan masyarakat juga
meliputi berbagai aspek kelompok di kehidupan. Yang pertama ada
keluarga sebagai tahapan lingkungan manusia yang pertama,
kemudian kelompok berikutnya terdiri dari lingkungan sekitar
seperti, pertemanan, pergaulan, kelompok pekerja, serta masyarakat
secara luas.
2. setiap orang sebagai individu dan subjek hukum dalam suatu
negara, memiliki sediktinya 3 (tiga) tanggungjawab, yaitu:
a. Tahap Pengetahuan Hukum.
b. Tahap Pemahaman Hukum.
c. Tahap Sikap Hukum (legal attitude).
d. Tahap Pola Perilaku Hukum.
3. Setiap individu dalam perkembangannya mesti melalui tahapan
usia, yang memiliki progres masing-masing pada setiap
periodenya, tahapan perkembangan itu terdiri dari:
a. Masa anak-anak.
b. Masa remaja.
c. Masa dewasa.

14
B. Saran

Sebagai manusia biasa yang tidak sempurna, tentunya makalah ini


yang kami susun tentunya banyak terdapat kekurangan. Maka untuk para
pembaca yang ingin lebih memahami ilmu tentang perilaku manusia kami
menyarankan agar tidak hanya enjadikan makalh ini saja sebagai satu-
satunya sumber melainkan mencari ssumber yang lain yang lebih relevan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Akhidat, Hendra, and Rosleny Marliani. Psikologi Hukum. Bandung: CV. Pustaka
Setia, n.d.

Muhtadin, Muhtadin. “Hak Menolak Dan Mematuhi Hukum Dalam Kehidupan


Masyarakat.” Ahkam 1, no. 1 (2022): 26–44.
https://doi.org/10.58578/ahkam.v1i1.714.

Mukrimaa, Syifa S., Nurdyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni, ANIS YULIA CITRA,
Nathaniel David Schulz, ‫ غسان‬.‫د‬, Tukiran Taniredja, Efi Miftah. Faridli, and
Sri Harmianto. “Hukum Dan Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologi
Hukum.” Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar 6, no. August
(2016): 128.

Program, Nurhayati Dosen, Studi Manajemen, Pendidikan Islam, Institut Agama,


Islam Al-Mawaddah, and Warrahmah Kolaka. “Perkembangan Individu.”
Jurnal Teknologi Pendidikan Madrasah 2, no. 1 (2019): 26–46.
https://doi.org/10.5281/zenodo.2575106.

Rosana, Ellya. “Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum


Masyarakat.” Jurnal TAPIs 10, no. 1 (2014): 1–25.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/1600.

16

Anda mungkin juga menyukai