Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR

DOSEN PENGAMPU: MUSLIM.M.PSI

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 7

NAMA ANGGOTA

1.HAZRAL ASWA

2.JULFAN HADI

3.SABILA SABRI RAHMANI

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) MUHAMMADIYAH KOTA BIMA

FAKULTAS TARBIYAH

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga kami dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ilmu sosial dasar.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,khususnya para mahasiswa untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih
baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam
pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan makalah ini.Akhir kata kami ucapkan
syukur dan terima kasih.
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTARISI.....................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

B.Rumusan Masalah.......................................................................................................1

C.Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kebiasaan,norma,nilai,dan hukum..........................................................2

B.hal-hal dan faktor yang mempengaruhi kebiasaan,norma,nilai dan hukum..............3

C.penegakan hukum masa reformasi.............................................................................5

D.hubungan hukum dengan teknologi………………………………………………………………….…...7

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan..................................................................................................................8

B.Saran...........................................................................................................................8…

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum sebagai kaidah atau norma sosial, tidak terlepas dari nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat, bahwa dapat dikatakan bahwa hukum merupakan pencerminan dan konkretisasi
dari pada nilai-nilai yang pada suatu saat berlaku dalam masyarakat. Keberadaan hukum
ditengah masyarakat, sebenarnya tidak hanya dapat diartikan sebagai sarana untuk
menertibkan kehidupan masyarakat, melainkan juga dijadikan sarana yang mampu mengubah
pola pikir dan pola perilaku warga masyarakat. Perubahan kehidupan sosial warga masyarakat
yang semakin kompleks, juga mempengaruhi bekerjanya hukum dalam mencapai tujuannya.
Oleh karena itu,hukum seharusnya mampu mengeleminasi setiap konflik yang diperkirakan
akan terjadi dalam masyarakat. Dengan terciptanya ketertiban di dalam masyarakat,
diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi. Dalam mencapai tujuannya itu hukum
bertugas membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta
memelihara kepastian hukum.3

B.Rumusan masalah

Adapun rumusan masalahnya dapat diuraikan sebagai berikut:

1.Apa saja definisi dari kebiasaan,norma,nilai,dan hukum ?

2.Hal-hal dan faktor apa saja yang mempengaruhi kebiasaan,nilai,norma,dan hukum ?

3.Bagaimana keadaan negara hukum ketika masa reformasi ?

4.bagaimana hubungan hukum dengan teknologi ?

C.Tujuan penelitian

Beberapa tujuan dan manfaat yang didapatkan dalam penelitiannya sebagai berikut:

1.Untuk memahami hakikat dan definisi kebiasaan,norma,nilai dan hukum.

2.Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebiasaan,nilai,norma,dan hukum.

3.Untuk memahami bagaimana keadaan suatu negara pasca masa reformasi.

4.Untuk mengetahui bagaimana hubungan hukum dengan teknologi.


BAB II

PEMBAHASAN

A.Kebiasaan,Norma,Nilai,dan Hukum

1).kebiasaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebiasaan adalah pola untuk melakukan tanggapan
terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang
untuk hal yang sama.Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2012),kebiasaan adalah perbuatan yang
diulang-ulang dalam bentuk yang sama.

Jenis-jenis kebiasaan dibagi menjadi:

a.Kebiasaan atas dasar faktor kedaerahan

Ialah kebiasaan yang timbul akibat kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu
yangmerupakan anggota suatu masyarakat tertentu karena masing-masingtinggal di daerah yang tidak
sama dan dengan kebudayaan-kebudayaankhusus yang tidak sama pula.

b.Kebiasaan atas dasar faktor wilayah/alam

Ialah kebiasaan yang terjadi karena perbedaan wilayah individu yang satu dengan individu yang
lain.Contohnya seperti orang yang tinggal di wilayah dingin akan cenderung memakai baju hangat
sedangkan orang yang tinggal di pesisir pantai akan memakai baju yang tipis agar tidak kepanasan.

c.Kebiasaan atas dasar faktor kelas sosial

Kebiasaan atas dasar faktor kelas sosial adalah kebiasaan yang timbulkarena pengaruh seorang individu
lahir dan dibesarkan di kelas sosial yang bagaimana. Dalam masyarakat, terdapat lapisan sosial yang
tinggi,menengah, dan rendah. Contoh dari kebiasaan atas dasar faktor kelas sosial adalah perbedaan
tata kelakuan orang berdarah kraton dengan masyarakat biasa.

d.Kebiasaan atas dasar faktor agama

Agama memiliki pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian dankebiasaan seorang individu.
Kebiasaan yang terpengaruh karena ajaranagama inilah yang termasuk ke dalam kebiasaan atas dasar
faktor agama.Contohnya kebiasaan seorang muslim untuk pergi ke mesjid setiap hari jum'at untuk solat
jum'at1
1
.Soerjono Soekanto. 2004. Pokok- Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada,hlm. 16

.Soerjono Soekanto. 2004. Pokok- Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada,hlm. 16
2).Norma

Norma adalah bentuk nyata dari nilai-nilai sosial di dalam masyarakat yang berbudaya, memiliki
aturan-aturan, dan kaidah-kaidah, baik yang tertulis maupun tidak. Norma akan berkembang seiring
dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.

Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut, dikenal adanya empat
klasifikasi yaitu:

a.Cara (usage) merupakan bentuk perbuatan atau perilaku yang dilakukan di dalammasyarakat namun
tidak terus menerus.

b.Kebiasaan (folkways) merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam bentuk yang sama
dan secara sadar, sehingga perbuatan itu dianggap baik olehmasyarakat.

c.Tata kelakuan (mores) merupakan kumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat hidup dari
sekelompok manusia sebagai bentuk pengawasan terhadap anggotanya.

d.Adat istiadat (custom) merupakan kumpulan tata kelakuan yang menjadi pedoman tertinggi dalam
hidup bermasyarakat karena sudah terintegrasi sangat kuat pada masyarakat penganutnya.

Ada pun Macam-Macam Norma sebagai berikut:

a.Norma agama,ialah peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah,larangan-larangan, dan


ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan dan bersifat mutlak.

b.Norma kesusilaan,ialah peraturan sosial yang berasal dari suara hati nurani manusia. Dengan menaati
norma kesusilaan, seseorang terlatih untuk membedakan hal yang baik dan buruk sehingga
menghindarkan masyarakatdari perbuatan tercela

c.Norma kesopanan,ialah norma yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam kehidupan sehari-
hari. Peraturan sosial yang ditetapkan mengarah pada cara seseorang bertingkah laku secara wajar
dalam kehidupanmasyarakat.

d.Norma hukum,ialah aturan-aturan yang dibuat oleh badan yang bertanggung jawab seperti
pemerintah yang dikemas dalam bentuk Undang-Undang. Norma ini memiliki sifat yang memaksa guna
menjaga dan melindungi kepentingan masyarakat.

2
.Soerjono Soekanto. 2004. Pokok- Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada,hlm. 16
3.Nilai

Dalam KBBI menerangkan bahwa nilai sebagai kadar, mutu, atau sifat yang penting dan berguna
bagi kemanusiaan.Definisi nilai menurut Anthony Giddens Nilai adalah gagasan-gagasan yang dimiliki
oleh seseorang atau kelompok tentang apa yang dikehendaki, apa yang layak, dan apa yang baik atau
buruk.

Nilai terbagi menjadi beberapa macam,Menurut Notonegoro, nilai dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:

a)Nilai material,ialah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmanimanusia atau kebutuhan
ragawi manusia.

b)Nilai vital,ialah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapatmengadakan kegiatan atau
aktivitas.

c)Nilai kerohanian,ialah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi :
Nilai kebenaran yang bersumber pada akal manusia,Nilai keindahan yang bersumber pada unsur
perasaan manusia,nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa)manusia,nilai religius
(agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak yang bersumber pada keyakinan
manusia.

4.Hukum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi
dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.Undang-undang, peraturan, dan
sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat. Apabila Warga Negara Indonesia tidak
mematuhi hukum yang ada tentu akan dijatuhi sanki berupa denda hingga dipenjara.

Beberapa tujuan hukum sebagai berikut:

- Melindungi hak asasi setiap manusia.

- Menciptakan kesejahteraan, ketenteraman, kenyamanan dalam kehidupan

- Menciptakan rasa keadilan bagi seluruh masyarakat tanpa mengenal kasta.

- Menjadi petunjuk dalam pergaulan bagi setiap anggota masyarakat.

- Menjaga agar tidak terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam pergaulan masyarakat.

- Mewujudkan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Adapaun jenis-jenis hukum ada 2 yaitu:


1. Hukum Publik

Ialah peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan hukum antara warga Negara dengan
Negara yang menyangkut kepentingan umum. Hukum publik merupakan hukum yang mengatur
masyarakat.Ada pun yang termasuk hukum publik ialah hukum pidana. Dalam hukum pidana tersebut
mengatur hubungan antara individu dengan masyarakat serta hanya diterapkan jika diperlukan
masyarakat.

2. Hukum Privat

Merupakan hubungan yang mengatur hubungan antara sesama manusia, antara satu orang dengan
orang yang lainnya dengan menitikberatkan kepentingan perorangan.Sementara yang termasuk dalam
hukum privat ialah hukum perdata. Hukum Perdata adalah rangkaian peraturan atau hukum yang
mengatur satu dengan lainnya.

B.Penegakan hukum masa reformasi

Secara umum realitas penegakan hukum pasca reformasi saat ini masih memprihatinkan. Bahkan
dapat dikatakan penegakan hukum yang berkeadilan masih menjadi mimpi dan angan-angan belaka
(utopia). Begitulah kira-kira statement yang pantas diungkapkan untuk mendeskriptifkan realitas hukum
yang ada dan sedang terjadi saat ini di Indonesia. Kondisi Hukum di Indonesia pasca reformasi saat ini
lebih sering menuai kritik daripada pujian. Berbagai kritik diarahkan baik yang berkaitan dengan
penegakkan hukum , kesadaran hukum, kualitas hukum, ketidak jelasan berbagai hukum yang berkaitan
dengan proses berlangsungya hukum dan juga lemahnya penerapan berbagai peraturan. Kritik begitu
sering dilontarkan berkaitan dengan penegakan hukum di Indonesia.Kebanyakan masyarakat kita akan
bicara bahwa hukum di Indonesia itu dapat dibeli, yang mempunyai jabatan, nama dan kekuasaan, yang
punya uang banyak pasti aman dari gangguan hukum walau aturan negara dilanggar. Implikasi yang
ditimbulkan dari tidak berjalannya penegakan hukum dengan baik dan efektif adalah kerusakan dan
kehancuran diberbagai bidang (politik, ekonomi, sosial, dan budaya). Selain itu buruknya penegakan
hukum juga akan menyebabkan rasa hormat dan kepercayaan masyarakat terhadap hukum semakin
menipis dari hari ke hari. Akibatnya, masyarakat akan mencari keadilan dengan cara mereka sendiri.
Suburnya berbagai tindakan main hakim sendiri (eigenrichting) di masyarakat adalah salah satu wujud
ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum yang ada.

Situasi ketidak adilan atau kegagalan mewujudkan keadilan melalui hukum menjadi salah satu titik
problem yang harus segera ditangani dan Negara. Namun mental dan moral korup yang merusak serta
sikap mengabaikan atau tidak hormat terhadap sistim hukum dan tujuan hukum dari pada bangsa
3
Teguh Sulistia, Aria Zurnetti, 2011, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi, Jakarta :RajaGrafindo,
Hal.42
Indonesia yang memiliki tatanan hukum yang baik, menurut penulis, sebagai gambaran bahwa
penegakkan hukum merupakan karakter atau jati diri bangsa Indonesia sesuai apa yang terkandung
dalam isi dari Pancasila dan Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.4

faktor penghambat penegakan hukum di Indonesia setelah reformasi saat ini , delapan faktor tersebut
adalah:

1.Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini masih lebih merefleksikan kepentingan politik
penguasa dan pemilik modal ketimbang kepentingan rakyat.

2.Masih lemahnya political will dan political action para pemimpin negara ini, untuk menjadi hukum
sebagai panglima dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan kata lain, supremasi hukum masih
5
sebatas retorika dan jargon politik yang didengung-dengungkan pada saat kampanye tapi belum bisa
diaplikasikan sebagaimana yang diharapkan.

3.Rendahnya integritas moral, kredibilitas, profesionalitas dan kesadaran hukum aparat penegak hukum
(Hakim, Jaksa, Polisi dan Advokat) dalam menegakkan hukum. Sikap pragmatism dan hedonis menjadi
salah satu penyebabnya. Hilangnya idealism para aparat penegak hukum akhirnya menjadikan
penegakan hukum menjadi semakin sulit karena keberpihakan hanya kepada mereka yang punya akses
kekuasaan atau yang berkantong tebal.

4.Tingkat kesadaran dan budaya hukum masyarakat yang masih rendah serta kurang respek terhadap
hukum.

5.Paradigma penegakan hukum masih positivis-legalistis yang lebih mengutamakan tercapainya keadilan
formal (formal justice) daripada keadilan substansial (substantial justice).

6.Kebijakan (policy) yang diambil oleh para pihak terkait (stakeholders) dalam mengatasi persoalan
penegakan hukum masih bersifat parsial, tambal sulam, tidak komprehensif dan tersistematis.

7.Penegakan hukum dijadikan sebagai alat bagi pemegang kendali kekuasaan untuk menyingkirkan
lawan lawan politiknya. Kenyataan ini bisa kita saksikan saat ini ketika banyak aktifis yang kritis, ulama
dan tokoh tokoh yang dikriminalisasi.

8.Minimnya sarana dan prasana serta fasilitas yang mendukung kelancaran proses penegakan hukum

C.Hubungan Hukum dan Tehnologi

Rudi Rizky (ed), 2008, Refleksi Dinamika Hukum (Rangkaian Pemikiran dalam DekadeTerakhir), Perum Percetakan
Negara Indonesia, Jakarta, h. 4

5
Teknologi diyakini sebagai alat pengubah dalam kehidupan manusia. Keberhasilan para ahli dan
menciptakan teknologi ini sudah tercapai, hal ini terbukti bahwa kehidupan manusia di Era modern ini
tidak dapat lepas dari teknologi itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan teknologi tersebut
telah mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat, karena berbagai informasi dapat disajikan melalui
hubungan jarak jauh dengan mudah dapat diperoleh. Teknologi informasi juga membantu
memaksimalkan cakupan pasar untuk penjualan dan jasa, serta respon yang tepat kepada pelanggan,
karena teknologi informasi dapat mendukung dalam penyimpanan data pelanggan dan menjadi sumber
informasi untuk dapat melayani pelanggan.

Penerapan teknologi informasi akan menimbukan berbagai perubahan sosial. Karena itu perlu
adanya partisipasi masyarakat dan peranan hukum, upaya pengembangan teknologi tidak saja
kehilangan dimensi kemanusiaan tetapi juga menumpulkan visi inovatifnya. Peranan hukum diharapkan
dapat menjamin bahwa pelaksanaan perubahan itu akan berjalan dengan cara teratur, tertib, dan
lancar. Perubahan yang tidak direncanakan 6 Kejahatan yang terjadi dewasa ini semakin kompleks. Para
pelakunya bukan lagi setiap individu manusia biasa atau elite melainkan sudah merupakan suatu
jaringan kerja (network criime) yang dinamakan dengan sindikat atau ganggang (gangstar). Ini bisa
dilihat dari kejahatan narkotika, perbankan, perjudian, terorisme dan KKN yang jarinan kerjanya bisa
mirip dengan kejahatan dan perilaku mafi, Triad dan Yakuza.5 Penyalahgunaan teknologi informasi akan
menjadi kewajiban hukum untuk “meluruskanya” demi tercipta tertib masyarakat beradab dan untuk
berusaha mencegah kelakuan anti sosial,yakni kelakuan yang bertentangan dengan asas asas ketertiban
sosial dan hukum.3 Sehingga dalam pelaksanaan untuk menjalankan hukum yang baik sesuai dengan
asas yang berlaku di Indonesia tanpa ada diskriminasi atau apapun di dalamnya.

Supaya masalah penyalahgunaan teknologi ini tidak menjadi keresahan sosial bagi masyarakat luas,
seyogyanya implementasi masyarakat modern yang memekai teknologi tinggi harus mampu mengurangi
perilaku yang amat merugikan kepentingan orang banyak atau pihak lain. Adanya kebebasan individu
untuk mengekspresikan ilmu atau teknologinya dalam kehidupan masyarakat adalah dalam kerangka
perubahan sosial (social change).6Ada beberapa hal yang menjadi asas dalam pembentukan hukum dan
perundang undangan mengenai teknologi informasi yaitu asas legalitas, itikad baik, etika, moral.
Keseluruhan produk hukum mengenai teknologi informasi ini baik mengenai pemanfaatan teknologi
internet, transaksi elektronik, informasi elektronik, hak kekayaan intelektual, dan kejahatan komputer
hendaknya mengacu kepada asas-asas tersebut di atas.

6
Hamzah B.Uno,Nina Lamatenggo, 2010, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
hal. 59.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dunia hukum sudah sejak lama memperluas penafsiran asas dan normanya ketika menghadapi
persoalan yang bersifat tidak berwujud, misalnya dalam kasus pencurian listrik yang pada awalnya sulit
dikategorikan sebagai delik pencurian, tetapi akhirnya dapat diterima sebagai perbuatan pidana.
Kenyataan saat ini, yang berkaitan dengan kegiatan cyber tidak lagi sesederhana itu, mengingat
kegiatannya tidak lagi bisa dibatasi oleh teritori suatu Negara, aksesnya dengan mudah dapat dilakukan
dari belahan dunia manapun. Untuk menciptakan kehidupan yang berdamai dan sejahtera,masyarakat
harus mampu menaati peraturan-peraturan yang sudah dibuat dan disepakati,berbagai alur yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat juga terbatas dan tunduk dibawah naungan hukum,dan sebagai pedoman
dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.Baik disisi teknologi,hukum juga berhubungan untuk
memperbaiki era tehnologi dan informasi supaya berjalan dengan baik.

B.saran

Demikian makalah yang penulis buat. Mohon maaf jika dalam penulisan makalah ini masih ditemukan
kesalahan. Jika ada kritik atau saran yang ingin disampaikan, silakan sampaikan kepada penulis,untuk
mengevaluasi dan terus memperbaiki untuk pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto soerjono. 2004. Pokok- Pokok Sosiologi Hukum, PT.RajaGrafindo

Rizky Rudi(ed), 2008, Refleksi Dinamika Hukum (Rangkaian Pemikiran dalam DekadeTerakhir), Perum
Percetakan Negara Indonesia,

Rahardjo satjipto. 2003, Sisi-Sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Kompas.

B.uno Hamzah, 2010, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran, Bumi Aksara.

Sulitia Teguh,Aria Zurnetti, 2011, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi, RajaGrafindo.

Utrecht E,1962,Pengantar Dalam Hukum Indonesia,Balai Buku Ichtiar.

Syahrini Riduan, 2009, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum,Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai