Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

NORMA DAN LEMBAGA SOSIAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Sosiologi
Dosen Pembimbing :
Drs. H.Yahya,M.A

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Hizbi Maulana Alfath Anam (230401110238)
Muhammad Hanif (230401110239)
Andre Tri Yulianto (230401110240)
Muhammad Bryan Alvarheza Erfano (230401110254)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Norma Dan Lembaga
Sosial” ini selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Norma dan lembaga sosial bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H.Yahya,M.A selaku dosen
mata kuliah Sosiologi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Jadi,
penulis mohon maaf apabila ada beberapa kesalahan dari penulisan makalah. Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan selalu penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini kedepannya.

Malang, 27 Oktober 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1

BAB 1: PENDAHULUAN........................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................4

BAB II: PEMBAHASAN..........................................................................................................5

A. Pengertian Norma ...........................................................................................................1

B. Pengertian Lembaga Sosial ............................................................................................8

C. Fungsi ,Tujuan Dan Ciri Lembaga Sosial ...................................................................10

D. Tipe - Tipe Lembaga Sosial.........................................................................................12

E. Hubungan Antara Norma Dan Kelembagaan Sosial.....................................................14

BAB III: PENUTUP...............................................................................................................16

A. Kesimpulan...................................................................................................................16

B. Saran..............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Supaya hubungan antar manusia didalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana


diharapkan, dirumuskan Norma-norma masyarakat Norma merupakan Aturan, Kaidah,
Pedoman yang mengatur manusia. Norma sangat diperlukan dalam kehidupan
masyarakat, karena tanpa adanya norma-norma kehidupan masyarakat tidak akan
terarah. Pada awalnya Norma-norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja, namun
lama kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar.

Misalnya, Dahulu didalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian
dari keuntungan. Akan tetapi, lama kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara harus
mendapat bagiannya. Dimana sekaligus ditetapkan siapa yang menganggung itu, yaitu
penjual ataukah pembeli. Norma-norma yang ada didalam masyarakat, mempunyai
kekuatan mengikat yang berbeda- beda. Ada norma yang Lemah, Sedang, sampai taraf
yang paling kuat. Pada yang terakhir, umumnya anggota-anggota masyarakat tidak
berani melanggarnya

Norma memiliki 4 pengertian, mulai dari yang paling Lemah sampai yang Terkuat,
yakni:

1. Cara (Usage) Menunjuk pada suatu bentuk perbuatan

2. Kebiasaan (Folkways) adalah Perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang


sama

3. Tata Kelakuan (Mores) merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai cara


berperilaku

4. Adat Istiadat (Custom) adalah Tata kelakuan yang kekal serta kunt integrasinya
dengan pola-pola perilaku masyarakat Ada sanksi penderitaan bila dilanggar.

3
Norma-norma tersebut, setelah mengalami suatu proses. Pada akhirnya akan menjadi
bagian tertentu dari suatu kelembagaan sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan norma dalam masyarakat?


2. Apa saja jenis-jenis Lembaga sosial?
3. Bagaimana hubungan antara norma dan kelembagaan sosial?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengatahui macam-macam dan penerapan norma didalam masyarakat


2. Untuk mengetahui jenis-jenis kelembagaan social
3. Untuk mengetahui hubungan antara norma dan kelembagaan social

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Norma

Norma adalah peraturan yang diharapkan untuk diikuti oleh masyarakat. Norma

juga merupakan peraturan perilaku yang mengatur anggota masyarakat. Norma biasanya

tidak dinyatakan sebagai nilai yang terkandung dalam sumpah atau kode kehormatan.

Seringkali hal ini ditularkan melalui proses sosialisasi, ketika orang mempelajari perilaku apa

yang pantas. Misalnya, dalam masyarakat kita belajar bahwa ada cara yang benar dan salah

dalam menghasilkan uang. Salah satu caranya (yang paling bisa diterima) adalah dengan

bekerja keras. untuk berhemat, dan menginvestasikan tabungan. Cara lainnya adalah

mengambil risiko tinggi, berjudi dengan harapan mendapatkan jackpot. Cara lainnya adalah

menjadi penjahat, mencuri dan menjual hasil haram


.

Norma secara umum diartikan sebagai kaidah atau aturan-aturan yang harus
diterapkan oleh setiap manusia agar tercipta ketentraman dalam kehidupan masyarakat,
adapun definisi norma menurut para ahli, yakni:

1. Menurut Soerjono Sockanto (1982-1991)

"Norma adalah suatu perangkat agar hubungan didalam suatu masyarakat


terlaksana sebagaimana diharapkan Norma-norma proses pelembagaan atau melewati
suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian salah satu lembaga
masyarakat sehingga norma tersebut dikenal, diakui, dihargai dan kemudian ditaati
dalam kehidupan sehari- hari (Saat, 2016)

2. Menurut Robert M. Z. Lawang

Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma


memungkinkan seseorang untuk mnentukan terlebih dahulu. bagaimana tindakan itu

5
akan dinilai oleh orang lain. Norma juga merupakan bagi orang lain untuk
mendukung atau menolak perilaku seseorang.

3. Menurut R. M. Mc Iver dan Charles H. Page


Kebiasaan merupakan perilaku yang diakui dan diterima oleh masyarakat.
Selanjutnya, dikatakan bahwa apabila kebiasaan tersebut tidak semata-mata
dianggap sebagai cara perilaku saja akan tetapi, diterima sebagai norma-norma
pengatur.

Masing-masing pengertian diatas memiliki dasar yang sama yaitu masing-masing


merupakan norma-norma kemasyarakatan yang memberikan petunjuk bagi perilaku
seseorang yang hidup dalam masyarakat. Norma mempunyai kekuatan yang berbeda karena
setiap tingkatan menunjuk pada kekuatan memaksa yang lebih besar supaya mentaati norma.
(Angela & Pd, n.d.)

Berikut tingkatan- tingkatan dalam norma :

1. Cara (Usage)
Lebih cenderung kepada hubungan antarindividu dalam masyarakat. Suatu
penyimpangan terhadapnya tak akan mengakibatkan hukuman yang berat, akan tetapi
hanya sekedar celaan dari individu yang dihubunginya.
Misalnya, orang mempunyai cara masing-masing untuk minum pada waktu
bertemu. Ada yang minum tanpa mengeluarkan bunyi ada pula yang mengeluarkan
bunyi sebagai tanda kepuasannya menghilangkan kehausan.
2. Kebiasaan (Folkways)

Mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara. Kebiasaan


yang diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama
merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut. Sebagai contoh,
kebiasaan memberi hormat kepada orang lain yang lebih tua. Bila perbuatan tadi tidak
dilakukan, maka dianggap sebagai salah satu penyimpangan terhadap kebiasaan
umum dalam masyarakat.

6
3. Tata Kelakuan (Mores)
Mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia yang
dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar
maupun tidak sadar, oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Tata
kelakuan merupakan alat agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-
perbuatannya dengan tata kelakuan yang baik. Tata kelakuan sangat penting karena
alasan-alasan berikut:
a. Tata kelakuan memberikan batas-batas pada perilakau individu atau
melarang seseorang anggota masyarakat untuk melakukan suatu perbuatan
yang tercela.
b. Tata kelakuan mengidentifikasi individu dengan kelompoknya.
c. Tata kelakuan menjaga solidaritas antar anggota masyarakat Misalnya,
perihal hubungan antara pria dengan wanita, yang berlaku bagi semua
orang, dengan semua usia, untuk segala golongan masyarakat.
d. Adat Istiadat (Custom)

Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku
masyarakat dapat meningkat kekuatan mengikatnya menjadi adat istiadat Anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat, akan mendapatkan sanksi yang keras, yang
kadang-kadang secara tidak langsung diperlakukan. Contohnya suami istri yang
becerai akan tercemar nama baiknya.

Namun masih ada segelintir orang yang masih melanggar norma- norma
dalam masyarakat, itu dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah faktor
pendidikan, ekonomi dan lain-lain.

Norma terdiri dari beberapa macam jenis, antara lain yaitu:

1. Norma Agama

Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma ini
bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila seseorang
tidak memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar
norma-norma agama. Berzinah merupakan contoh dari norma agama.

7
2. Norma Kesusilaan

Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ablak manusia. Melakukan
pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan. (Ansori,
2015)

3. Norma Kesopanan

Adalah norma yang berawal dari aturan tingkah laku yang berlaku di
masyrakat Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari norma
kesopanan.

4. Norma Kebiasaan (Habit)

Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-
ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak
melakukan norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain. Kegiatan
melakukan acara selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang kampung adalah
contoh dari norma ini.

5. Norma Hukum

Adalah perintah dan larangan yang mengatur tatu tertib dalam suatu
masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa
Melanggar rambu-rambu lalulintas adalah salah satu contoh dari norma hukum.

Norma-norma tersebut diatas, setelah mengalami suatu proses, pada akhirnya akan
menjadi bagian tertentu dari kelembagaan social Proses tersebut dinamakan proses
pelembagaan (institutionalization), yaitu suatu proses yang dilewatkan oleh suatu norma
yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu kelembagaan social.

B. Pengertian Lembaga Sosial

Dalam bahasa sehari-hari, penggunaan konsep atau istilah lembaga sosial, sering
dikacaukan dengan istilah institut atau badan sosial. Untuk lebih jelas akan disajikan letak

8
perbedaan kedua istilah tersebut. Lembaga adalah sistem norma atau aturan-aturan mengenai
suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan badan atau institut merupakan kelompok
orang terorganisasi yang bertugas melaksanakan aktivitas tersebut. Sebelum membahas lebih
lanjut, pengertian mengenai lembaga sosial atau institusi sosial, maka agar tidak
membingungkan perlu dibedakan antara istilah lembaga atau institusi dengan istilah organisasi
atau badan. (Dr. Vladimir, 1967)

Jika ada istilah lembaga atau lembaga pendidikan keguruan, maka badan atau
organisasinya adalah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jika ada istilah lembaga atau
lembaga agama, maka badan atau organisasinya adalah Institut Agama Islam, Sekolah Tinggi
Agama Buddha, dan lain-lain. Bedakan konsep antara universitas dengan Universitas
Pendidikan Indonesia.

Agar lebih jelas lagi dalam menarik kesimpulan mengenai definisi tentang lembaga sosial
tersebut, maka perlu dipelajari beberapa pengertian lembaga sosial tersebut menurut para ahli
Sosiologi sebagai berikut.

1. Teori P.B. Harton dan C.L. Hunt

Secara teoritis, Harton dan Hunt menjelaskan bahwa lembaga sosial adalah suatu
sistem norma yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan kemasyarakatan yang berguna
bagi kehidupan manusia. Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa, lembaga sosial dapat pula
diartikan sebagai keseluruhan tata kelakuan atau kebiasaan yang berkaitan dengan
kebutuhan pokok manusia.

2. Teori Bruce J. Cohen


Menurut Cohen, yang dimaksud dengan lembaga sosial adalah suatu sistem
pola sosial yang tersusun secara rapi dan bersifat permanen, memuat perilaku tertentu
yang kokoh dan terpadu dalam rangka memuaskan atau memenuhi kebutuhan pokok
manusia dalam kehidupannya.
3. Koentjaraningrat
Hal senada disampaikan oleh Koentjaraningrat yang menjelaskan bahwa,
lembaga sosial adalah suatu sistem norma khusus yang menata serangkaian tindakan
yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupannya.

9
Berdasarkan teori dan konsep tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa,
lembaga sosial adalah suatu sistem norma tentang aktivitas masyarakat yang bersifat terarah
dalam rangka melangsungkan kehidupan bermasyarakat dan memenuhi segala kebutuhan
pokok manusia. Pengertian ini berbeda dengan badan atau organisasi yang berarti
sekelompok orang yang membentuk suatu badan atau organisasi yang berperan dalam
mengkoordinasikan dan melaksanakan aktivitas masyarakat tersebut. Lembaga sosial
merupakan sistem norma tentang aktivitas masyarakat yang bersifat terarah dalam rangka
melangsungkan kehidupan bermasyarakat dan memenuhi segala kebutuhan pokok manusia.
(Ruswanto, 2009)

C. Fungsi, Tujuan Dan Ciri Lembaga Sosial

Sebagaimana telah dikemukakan di muka, tujuan lembaga sosial adalah untuk


memenuhi kebutuhan hidup manusia atau melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Lembaga sosial memiliki beberapa fungsi yang sangat fundamental, yakni sebagai berikut.

1. Lembaga sosial berperan dalam memberi arahan dan pedoman kepada warga
masyarakat untuk dapat menyelaraskan diri dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat dalam mencapai atau memenuhi kebutuhan pokoknya.
2. Lembaga sosial berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator dalam kehidupan
bermasyarakat, dalam rangka untuk mengembangkan kualitas proses sosial.
3. Lembaga sosial memiliki fungsi kontrol atau social control terhadap aktivitas-
aktivitas kemasyarakatan.
4. Lembaga sosial merupakan sarana yang efektif untuk menjaga keutuhan persatuan
dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, dan menjaga integritas kepribadian
bangsa.
5. Lembaga sosial berfungsi sebagai dinamisator dalam mengembangkan kehidupan
bermasyarakat.

Adapun Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial J.L. Gillin dan J.P. Gillin di dalam tulisannya
yang berjudul General Feature of Social Institution, telah menguraikan beberapa ciri umum
lembaga sosial, yakni sebagai berikut.

10
1. Lembaga sosial merupakan suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola
perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
Lembaga sosial terdiri dari adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur
kebudayaan lainnya, secara langsung ataupun tidak langsung yang tergabung
dalam satu unit fungsional.
2. Suatu lembaga sosial memiliki tingkat kekekalan. Lembaga sosial biasanya
berumur lama dan suatu kepercayaan akan menjadi bagian dari lembaga sosial
setelah melewati waktu yang relatif lama, sehingga masyarakat dapat
menganggapnya sebagai suatu himpunan norma yang merupakan kebutuhan
pokok bagi kehidupan manusia secara wajar.
3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan
lembaga sosial adalah bagi masyarakat tertentu dan golongan masyarakat yang
bersangkutan, sebaliknya fungsi lembaga sosial tersebut yaitu peranan lembaga
dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakatnya. Contoh: lembaga
perbudakan, ternyata bertujuan untuk mendapatkan tenaga yang semurah-
murahnya, tetapi dalam kenyataannya ternyata sangat mahal.
4. Lembaga sosial mempunyai alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan, seperti bangunan, peralatan, dan sebagainya sebagai penunjang pencapaian
tujuan.
5. Lembaga sosial memiliki lambang-lambang atau simbol sebagai ciri khasnya.
Lambang-lambang tersebut dapat terwujud dalam tulisan, gambar, dan sebagainya
yang menggambarkan hakikat kelompok tersebut. Lambang-lambang tersebut
secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi dari lembaga tersebut. Contoh,
selembar kain berukuran panjang lebar 3 : 2, yang terdiri dari dua warna merah
dan putih di bagian bawah, serta dipancang pada tiang. Lagu Indonesia Raya
merupakan contoh-contoh dari lembaga politik.
6. Lembaga sosial mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis. Tradisi tertulis
maupun tradisi lisan itu mampu merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku, dan
sebagainya. Dengan tradisi tersebut, masyarakat bisa mengerti dan memahami
tujuan diadakannya lembaga tersebut. Contoh: tata tertib sekolah yang disusun
secara tertulis.

11
7. Lembaga sosial merupakan sistem pola-pola perilaku yang tersusun atau
berstruktur. Pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku tersebut terwujud melalui
aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Dalam pengertian tersebut,
lembaga terdiri atas adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur
kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung
dalam satu fungsi.
8. Lembaga sosial mencakup kebutuhan dasar (basic need). Kebutuhan dasar ini
meliputi sejumlah nilai material, mental, dan spiritual yang pengadaannya harus
terjamin dan tidak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan atau kerelaan
seseorang, misalnya mengenai sandang, pangan, perumahan, kelangsungan
keturunan, dan lain sebagainya.
9. Lembaga sosial merupakan cara bertindak yang mengikat. Seluruh komponen
yang diperlukan sebagai suatu norma atau aturan dipandang oleh semua pihak
yang berkepentingan sebagai suatu bentuk cara hidup dan bertindak mengikat.

D. Tipe – Tipe Lembaga Sosial

Untuk mengetahui berbagai macam tipe dari lembaga sosial, maka kita dapat
mengacu pada teori J.L Gillin dan J.P. Gillin yang mengelompokkannya ke dalam beberapa
tipe sebagai berikut.

1. Dari Segi Fungsi

Lembaga sosial memiliki fungsi nyata dalam masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut


dapat berbentuk hal-hal sebagai berikut:

a. Operative Institutions, merupakan lembaga sosial yang berperan dalam


menghimpun pola-pola yang diperlukan untuk mencapai tujuan
masyarakat yang bersangkutan. Misalnya lembaga industri.
b. Regulative Institutions, merupakan lembaga sosial yang bertujuan untuk
memantau tata kelakuan yang terdapat dalam masyarakat. Contohnya,
lembaga hukum seperti kejaksaan, pengadilan, dan lain-lain. Jumlah
lembaga yang ada dalam masyarakat akan tergantung dari masyarakat itu
sendiri. Makin besar dan kompleks suatu masyarakat, semakin

12
berkembang atau bertambah pula jumlah lembaga yang timbul di
dalamnya.

2. Dari Segi Sistem Nilai

a. Basic Institutions, yakni lembaga sosial yang berperan dalam memelihara


dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contohnya, keluarga.
b. Subsidiary Institutions, yakni lembaga sosial yang berhubungan dengan
masalah-masalah sekunder. Contohnya, rekreasi.

3. Dari Segi Penerimaan Masyarakat

a. Aproved Institutions, merupakan lembaga sosial yang diterima


keberadaannya oleh masyarakat. Contohnya, sekolah.
b. Unsactioned Institutions, merupakan lembaga sosial yang ditolak
keberadaannya oleh masyarakat. Misalnya, kelompok preman, penodong,
dan lain sebagainya.

4. Dari Segi Perkembangan

a. Cresive Institutions, yakni lembaga sosial yang keberadaannya tidak


disengaja tumbuh dari adat-istiadat masyarakat. Contohnya, lembaga
perkawinan dan kepemilikan.
b. Enacted Institutions, yakni lembaga sosial yang dibentuk dengan sengaja
dalam rangka mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat. Contohnya,
lembaga pendidikan.

13
5. Dari Segi Penyebaran

a. General Institutions, merupakan lembaga sosial yang bersifat universal.


Contohnya, lembaga agama.
b. Restricted Institutions, merupakan lembaga sosial yang hanya dikenal oleh
masyarakat tertentu saja. Contohnya, sekte dan sistem kepercayaan
tertentu.

E. Hubungan Antara Norma Dan Kelembagaan Sosial

Norma dan kelembagaan social saling berkaitan karana norma merupakan unsur
penting dari kelembagaan social. Tanpa adanya norma- norma maka tujuan dari kelembagaan
social tersebut tidak akan tercapai dan terwujud seperti yang diharapkan. (Belakang, 2018)

Berikut salah satu contoh kasus dari penyimpangan norma dalam kelembagaan
social:

KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) adalah Lembaga negara yang dalam


melaksanakan tugas dan kewenangannya bersifat independen dan bebas dari pengaruh
"Kekuasaan manapun yang dimaksud disini adalah kekuatan yang dapat memengaruhi tugas
dan wewenang KPK atau anggota komisi secara individual dari pihak eksekutif, yudikatif,
legislatif, pihak- pihak lain yang terkait dengan perkara tindak pidana korupsi, atau keadaan
dan situasi ataupun dengan alasan apapun.

Tujuan dibentuknya KPK untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap
upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
komisi pemberantasan korupsi berasaskan pada kepastian hukum.keterbukaan,akuntabilitas,
dan proposionalitas sebagai berikut :

14
1. Kepastian hokum adalah asas dalam Negara hokum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan.kepatutan.dan keadilan dalam setiap kebijakan
menjalankan tugas dan wewenang KPK.

2. Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benarjujur,dan tidak diskriminatif tentang KPK dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.

3. Akuntabilitas adalah asa yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akjir
kegiatan KPK harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah beberapa pembahasan yang telah dibahas pada BAB II, maka pada
BAB III ini dapat disimpulkan bahwa norma merupakan kaidah atau aturan-aturan
yang harus ditaati oleh setiap manusia agar tercipta ketentraman, dalam kehidupannya
norma memiliki tingkatan dari mulai yang lemah hingga terkuat. Tingkatan-tingkatan
norma yaitu: usage, folkways. mores, custom. Norma juga terdiri dari berbagai jenis
yaitu: norma agama, norma kesusilaan, nomma kesopanan, norma kebiasaan, nomma
habit, dan norma hokum. Setelah norma-norma tersebut mengalami proses pada
akhirnya akan menjadi bagian tertentu dari kelembagaan social.
Kelembagaan social merupakan sekumpulan norma yang tersusun secara
sistematis yang terbentuk dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang
bersifat khusus. Adapun jenis-jenis kelembagaan social yaitu : lembaga keluarga,
lembaga pendidikan, lembaga politik. lembaga ekonomi, dan lembaga agama. Pada
dasarnya norma dan kelembagaan social saling berkaitan karana norma merupakan
unsur penting dari kelembagaan social. Salah satu penyimpangan norma adalah
korupsi dan kelembagaan social untuk menyelesaikan kasus ini adalah KPK (komisi
pemberantas korupsi ). KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan
hasil guna terhadap upaya pemberantasan korupsi. Adapun tugas yang harus dijalani
KPK adalah melakukan penyalidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak
pidana korupsi. KPK juga bertanggung jawab kepada publik atas pelaksanaan
tugasnya dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada presiden
RI, DPR, dan BPK.
Pada akhimya kita dapat menyimpulkan bahwa norma dan kelembagaan social
sangat berkesinambungan dalam kehidupan. KPK sangat berperan penting untuk
memberantas para koruptor yang tega menyalahgunakan uang rakyat tanpa pernah
memikirkan rakyatnya,

16
B. Saran

Dari makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kesalahan kesalahan yang terdapat dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis hanya menginginkan kritikan dan
saran yang membangun dari para pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Angela, N., & Pd, M. (n.d.). Organisasi Sosial & Lembaga Sosial. Sosiologi Organisasi
Sosial & Lembaga Sosial, 1(1), 1–15.

Ansori. (2015). Modul Pembelajaran SMA SOSIOLOGI Kelas X. Paper Knowledge .


Toward a Media History of Documents, 3(April), 49–58.

Belakang, A. L. (2018). Naskah Akademik RUU Desa oleh Baleg DPR (2008), halaman 33-
34). 2008, 1–11.

Dr. Vladimir, V. F. (1967). Peran Pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Karena.


Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local., 1(69), 5–24.

Ruswanto. (2009). Sosiologi untuk SMA/MA kelas X semester genap.

Saat, S. (2016). Agama Sebagai Institusi (Lembaga) Sosial (Kajian Sosiologi Agama). Jurnal
Inspiratif Pendidikan, 5(2), 263–273.

18

Anda mungkin juga menyukai