1. Maksud Dari 3 Unsur (Act, Thing and Meaning) Yang Mendasari Interaksi
Manusia Dengan Imu Pengetahuan.
Act, Thing and Meaning merupakan pokok pikiran dari teori Interaksionisme
Simbolik/Interaksi Simbolik. Interaksi Simbolik adalah suatu teori yang berasal
dari cabang Ilmu Humaniora. Berbicara mengenai ilmu Humaniora/manusia,
tentu seringkali berhadapan dengan sifat manusia yang dinamis dan dengan
keunikannya sendiri, seperti halnya yang disebutkan dalam kajian Psikologi
Humanis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.
Teori Interaksi Simbolik mencoba mengungkapkan bahwa manusia itu selalu
berkaitan erat dengan simbol dan makna. Ada 3 pokok pikiran dalam teori ini,
yaitu Act (tindakan), Thing (sesuatu) dan Meaning (makna), dimana maksudnya
bahwa setiap manusia bertindak terhadap sesuatu sesuai dengan makna yang
dipahaminya. Teori ini mencoba mengungkapkan betapa pentingnya sebuah
makna dari sesuatu. Suatu hal tentu memiliki makna, dan makna tersebut
memiliki pengaruh terhadap tindakan yang akan diambil.
2. Maksud dan Fungsi dari Norms: Usage, Folkways, Mores, Customs, Laws.
Values (Cooperation, Accomodation, Competation, Conflict), Penguasaan
(Domination) Dalam Hal Yang Berkaitan Dengan Masyarakat.
A. Pengertian dan Fungsi Norma
Norma adalah ukuran tentang sejumlah perilaku yang diterima dan
disepakati secara umum oleh masyarakat. Atau bisa diartikan juga sebagai
aturan maupun ketentuan yang sifatnya mengikat suatu kelompok orang di
dalam masyarakat. Di mana norma diterapkan sebagai panduan, tatanan, dan
juga pengendali tingkah laku yang sesuai.
Berikut beberapa fungsi norma yang ada di masyarakat:
1) Untuk memastikan terciptanya kehidupan masyarakat yang lebih aman
dan tertib.
2) Untuk mengatur perbuatan masyarakat agar sesuai dengan nilai yang ada
dan berlaku.
3) Agar dapat mencegah adanya benturan kepentingan antar masyarakat.
4) Untuk membantu masyarakat dalam mencapai tujuan atau kesepakatan
bersama.
5) Digunakan sebagai petunjuk maupun pedoman yang dapat digunakan
untuk menjalani hidup di lingkungan masyarakat sebagai individu.
6) Norma digunakan agar dapat mengatur perilaku masyarakat.
7) Norma digunakan agar adanya suatu batasan untuk tidak dilanggar .
8) Norma digunakan untuk mendorong individu untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan masyarakat yang ada berdasarkan nilai-nilai yang
berlaku.
B. Jenis-Jenis Norma
Dilihat dari tingkat sanksi atau kekuatan mengikatnya terdapat beberapa
jenis norma yaitu :
1) Usage
Usage atau tata cara adalah norma yag menunjuk kepada satu bentuk
perbuatan dengan sanksi yang sangat ringan terhadap pelanggarnya,
misalnya aturan memegang garpu atau sendok ketika makan, cara
memegang gelas ketika minum, serta mencuci tangan sebelum makan.
Suatu pelanggaran atau penyimpangan terhadapnya tidak akan
mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi hanya sekadar celaan atau
dinyatakan tidak sopan oleh orang lain.
2) Folkways
Folkways atau kebiasaan adalah cara-cara bertindak yang digemari
oleh masyarakat sehingga dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang.
Folkways mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara.
Misalnya mengucapkan salam ketika bertemu, membungkukkan badan
sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua, serta
membuang sampah pada tempatnya. Apabila perbuatan tersebut tidak
dilakukan, maka dianggap penyimpangan terhadap kebiasaan umum
dalam masyarakat dan setiap orang akan menyalahkannya. Sanksinya
dapat berupa teguran, sindiran atau dipergunjingkan.
3) Mores
Mores atau tata kelakuan adalah norma yang bersanndar pada
filsafat, ajaran agama, atau ideology yang dianut oleh masyarakat.
Pelanggarnya disebut jahat. Contoh larangan berzina, berjudi, minum-
minuman keras, penggunaan narkoba, dan mencuri. Menurut Mac Iver
dan Page, apabila folkways (kebiasaan) tidak hanya tidak hanya
dianggap sebagai cara berperilaku, tetapi juga diterima sebagai norma
pengatur, maka kebiasaan tadipun menjadi mores. Ia mencerminkan
sifat-sifat yang hidup dan secara sadar atau tidak digunakan sebagai alat
pengawas oleh masyarakat terhadap warganya.
4) Customs
Customs atau adat adalah norma yang tidak tertulis namun sangat
kuat dan mengikat sehingga anggota-anggota msyarakat yang melanggar
adat-istiadat akan menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang
secara tidak langsung dikenakan. Misalnya pada masyarakat yang
melarang terjadinya perceraian, apabila terjadi suatu perceraian maka
tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan sanksi atau menjadi
tercemar, tetapi seluruh keluarga atau bahkan masyarakatnya. Sanksi
atas pelanggaran terhadap adat-istiadat dapat berupa pengecualian,
dikeluarkan dari masyarakat atau harus memenuhi persyaratan tertentu,
misalnya melakukan upacara tertentu sebagai media rehabilitasi diri.
5) Laws
Laws atau hukum adalah norma yang bersifat formal dan berupa
aturan tertulis. Ketentuan sanksi terhadap pelanggar paling tegas apabila
dibandingkan dengan norma-norma yang tersebut di atas. Hukum adalah
suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang
berisi ketentuan-ketentuan, perintah-perintah, kewajiban ataupun
larangan, agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan.
Ketentuan-ketentuan dalam norma hukum lazimnya dikodifikasikan
dalam bentuk kitab undang-undang atau konvensi-konvensi.
C. Pengertian dan Fungsi Values (Nilai)
Values (Nilai) adalah Mentalita (aktivitas jiwa, cara berfikir dan
berperasaan) yang terbentuk dari perilaku manusia yang menjadi sejumlah
anggapan. Atau lebih mudah diartikan sebagai gagasan yang dipandang baik
dan indah pada kehidupan seseorang.
Berikut beberapa fungsi dari sebuah nilai dalam tatanan hidup manusia :
1) Nilai dijadikan bahan seseorang untuk berlindung.
2) Nilai dijadikan alat penentu akhir suatu kelompok dalam kehidupan
bermasyarakat.
3) Nilai dijadikan alat dalam membedakan derajat setiap orang atau
kelompok tertentu.
4) Nilai dijadikan alat sebagai daya pikat orang lain untuk berubah.
5) Hanya dari nilai, perilaku seseorang bisa berubah seketika.
6) Nilai bisa menjadi petunjuk arah hingga pemersatu, berikut ini adalah
fungsi nilai tersebut.
7) Konsep berpikir seseorang berlandaskan nilai yang dimiliki. Hal ini akan
memberikan petunjuk arah dalam mengambil suatu tindakan.
8) Nilai dijadikan panduan dalam hidup, sekaligus menjadi bahan pilihan
yang akan diperoleh.
9) Nilai digunakan sebagai pemersatu kelompok apabila mampu
mengumpulkan banyak orang dalam satu kesatuan.
D. Bentuk-Bentuk Interelasi Individu dalam Masyarakat
1) Kerjasama (Cooperation)
Kerjasama adalah bentuk utama dari proses interaksi sosial, karena pada
dasarnya,interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk
memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. Sebagai contoh dalam
kegiatan ekonomi, kita dapat mengamati berbagai kegiatan produksi,
konsumsi, dan distribusi. Koperasi Sekolah, PT, dan CV, merupakan contoh
kerjasama dalam interaksi asosiatif.
2) Akomodasi (Accommodation)
Akomodasi adalah proses penyesuaian sosial dalam interaksi antar-
individu dan antar-kelompok, untuk meredakan pertentangan. Romusha
(Bangsa Jepang), merupakan contoh pemaksaan terhadap rakyat Indonesia di
masa lalu. Apakah rakyat Indonesia, rela melakukan kerja paksa tersebut ?
Tentu saja mereka merasa keberatan, dengan pelaksanaan kerja paksa.
Mereka terpaksa bersedia melakukan kerja paksa, karena merupakan pilihan
paling aman untuk bertahan hidup. Jika mereka menolak, penjajah tidak
segan-segan untuk melakukan kekerasan terhadap dirinya dan keluarganya.
3) Persaingan (competition)
Persaingan merupakan bentuk dari interaksi disosiatif yang banyak kita
temukan di lingkungan kehidupan kita. Persaingan merupakan perjuangan
yang dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu, agar memperoleh
kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau
benturan fisik. Contohnya adalah pedagang di sentra industri kulit yang
menjajakan barang dagangan sejenis, yakni: kerajinan dari kulit. Pedagang
yang ada di sentra industri kulit tersebut, jumlahnya banyak dan pembelinya
juga banyak. Jika kita lihat dari teori ekonomi, sentra industri kulit termasuk
contoh pasar dimana para pedagang saling berkompetisi menarik pembeli
dan mendapatkan keuntungan.
4) Konflik (Conflict)
Konflik disebut juga pertikaian atau pertentangan, terjadi karena
perbedaan paham dan kepentingan antar individu atau kelompok yang
ditandai dengan adanya ancaman hingga kekerasan fisik. Peperangan antara
Indonesia melawan penjajahan Belanda dan Jepang dapat dikategorikan
dalam konflik. Konflik dapat berupa tindakan yang berupaya mengalahkan
lawan, secara terbuka. Contohnya adalah konflik fisik antara kelompok
masyarakat dan antar negara, yang dapat menjadi perang terbuka.
E. Penguasaan (Domination)
Dominasi adalah bentuk praktik kekuasaan yang berimplikasi
melahirkan situasi di mana ranah pilihan tindakan subjek yang didominasi
begitu terbatas. Relasi dominasi mengandaikan bahwa relasi antar subjek
tidak berlangsung secara sejajar atau seimbang. Relasi dominasi merupakan
bentuk relasi kekuasaan yang asimetris di mana subjek yang didominasi
memiliki keterbatasan ruang untuk bermanuver atau menentukan pilihan
suatu tindakan. Relasi dominasi adalah bentuk dari relasi kekuasaan yang
stabil, hierarkis, mantap, dan sulit untuk dipertahankan.