Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“NORMA SOSIAL DALAM KEHIDUPAN

DIMASYARAKAT”

Dosen Pembimbing : Ns. Suratiah, S.Kep.,M.Biomed.

OLEH :

1. AYU BINTANG PRABAYONI (P07120018053)

2. KADEK SWAMITA MAHAYUNI (P07120018055)

3. PUTU FEBYA MIA KALISTA (P07120018057)

4. NI MADE ARISTAYANI PRATIWI (P07120018067)

5. NI PUTU ELYA YUNITA K.D. (P07120018069)

6. NI MADE WIDIYANTI (P07120018071)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kelancaran bagi penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Norma Sosial Dalam Kehidupan di Masyarakat.

Tak lupa pula ucapan terimakasih penulis penulis sampaikan kepada Ibu
Ns. Suratiah, S.Kep.,M.Biomed. selaku dosen Antropologi Kesehatan yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga dapat memberikan tambahan ilmu
tentang Norma Sosil bagi penulis.

Kemudian, penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman serta semua


pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini. Mengingat penulis
masih tahap pembelajaran, maka penulis mohon maaf jika terdapat banyak
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang sederhana ini dapat
menambah wawasan bagi kita semua.

Denpasar, 16 Maret 2019

Penulis
P
e
n
u
l
i
s

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ·················································· i

DAFTAR ISI ····························································· ii

BAB I PENDAHULUAN ·············································· 1

1.1. Latar Belakang ················································ 1

1.2. Rumusan Masalah ············································ 2

1.3. Tujuan Penulisan ·············································· 2


1.4. Manfaat Penulisan ············································ 2

BAB II PEMBAHASAN ··············································· 3

2.1. Pengertian Norma Sosial ···································· 3

2.2. Jenis-Jenis Norma Sosial ···································· 3

2.3. Fungsi Norma Sosial ·········································· 8

2.4. Masalah Sosial Dalam Masyarakat Norma Sosial········· 9

BAB III PENUTUP ····················································· 14

3.1. Simpulan ························································ 14

3.2. Saran ····························································· 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan bermasyarakat, norma sangat dibutuhkan dalam
memberi batasan terhdap perilaku-perilaku individu maupu kelompok untuk
menjauhi terjadinya sebuah penyimpangan social dalam kehidupan
masyarakat
Sebagaimana yang telah kita ketahui, norma adalah pedoman
perilaku untuk melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu
kelompok masyarkat. Norma dapat juga diartikan sebagai petunjuk atau
patokan yang dibenarkan dan pantas dilakukan saat menjalani interaksi sosial
dalam kelompok masyarakat tertentu. Perbedaan mendasar mengenai nilai
dengan norma sosial adalah jika norma sosial terdapat sanksi sosial
(penghargaan maupun hukuman) untuk orang yang mematuhi atau melanggar
norma.
Norma disebut juga dengan peraturan sosial yang sifatnya
memaksa sehingga seluruh anggota masyarakat harus tunduk sesuai dengan
norma-norma yang berlaku sejak lama. Norma merupakan hasil ciptaan
manusia sebagai makhluk sosial. Sejarah terbentuknya norma terjadi secara
tidak sengaja, namun lama-kelamaan norma-norma tersebut disusun dan
dibentuk secara sadar. Norma yang ada dalam masyarakat berisi dan
terkandung tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau
wajar.
Seiring dengan kemajuan zaman yang ada, bnyak norma-norma
social yang dilanggar, seperti pelanggaran pda norma huku,, saah satunya
adalah tawuran. Norma hokum merupakan salah satu norma social yang
dibuat untuk memberikan sanksi secara tegas bagi anggota-anggota
masyarakat yang melanggarnya. Sanksi yang diberikan bisa dikatakan sangat
tegas dibandingkan dri sanksi norma social lainnya. Sanksi dari norma hokum
dapat berupa ancaman, pemecatan, pengeluaran/drop out, dan lain-lain
tergantung dari masing-masing institusinya. Maka dari itu, penulis,
menjelaskan tentang norma social secara mendetail pada pembahasan
berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat
ditarik perumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian dari norma sosial?
2. Apa sajakah jenis-jenis norma sosial?
3. Apa sajakah fungsi dari norma sosial?
4. Apa sajakah masalah sosial dalam masyarakat norma sosial?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian dari norma sosial.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis norma sosial.
3. Untuk mengetahui fungsi dari norma sosial.
4. Untuk mengetahui masalah sosial dalam masyarakat norma sosial.

1.4. Manfaat Penulisan


Dengan ditulisnya makalah ini semoga penulis dan pembaca
memiliki wawasan yang lebih luas mengenai materi norma social.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Norma Sosial


Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku
dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan di wilayah tertentu. Norma
akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial
masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani
interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa
individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang
telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan diantara
manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
diharapkan.
Norma tidak dilanggar. Siapapu yang melanggar norma atau tidak
bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang tidak tercantum dalam norma
itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat
dihukum. Tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat
ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.
Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada
awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-
norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisi
tata tertib, aturan, dan petunjuk tanda perilaku yang pantas atau wajar.
2.2 Jenis-Jenis Norma Sosial
Untuk mengetahui jenis-jenis norma sosial, mari kita coba menggolongkan
menjadi dua cabang, yaitu berdasarkan kekuatan mengikatnya dan bidang-bidang
kehidupan tertentu.
A. Menurut Kekuatan Mengikat
Norma-norma yang ada di dalam masyarakat mempunyai kekuatan
mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang berdaya ikat lemah,
sedang, dan kuat. Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-
norma tersebut, dikenal empat pengertian norma, yaitu cara (usage),
kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (custom).
1. Cara (Usage )
Norma ini mempunyai daya ikat yang sangat lemah dibanding
dengan kebiasaan. Cara (usage) lebih menonjol di dalam hubungan
antarindividu. Suatu penyimpangan terhadap cara tidak akan
mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi hanya sekedar celaan.
Misalnya, cara makan dengan mengeluarkan bunyi. Orang yang
melakukannya akan mendapat celaan dari anggota masyarakat yang lain
karena dianggap tidak baik dan tidak sopan.
2. Kebiasaan (Folkways )
Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih tinggi
daripada cara (usage). Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan diulang-
ulang dalam bentuk yang sama yang membuktikan bahwa banyak orang
menyukai perbuatan tersebut. Contohnya kebiasaan menghormati
orangorang yang lebih tua, membuang sampah pada tempatnya, mencuci
tangan sebelum makan, serta mengucapkan salam sebelum masuk rumah.
Setiap orang yang tidak melakukan perbuatan tersebut dianggap telah
menyimpang dari kebiasaan umum yang ada dalam masyarakat. Nah,
kebiasaan-kebiasaan apa saja yang kamu lakukan, baik di rumah maupuan
di sekolah?
3. Tata Kelakuan (Mores )
Apabila kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai cara
perilaku saja, tetapi diterima sebagai norma pengatur, maka kebiasaan
tersebut menjadi tata kelakuan. Tata kelakuan mencerminkan sifat-sifat
yang hidup dari kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat
pengawas oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
Tata kelakuan di satu pihak memaksakan suatu perbuatan, namun
di lain pihak merupakan larangan, sehingga secara langsung menjadi alat
agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan
tata kelakuan tersebut. Dalam masyarakat, tata kelakuan mempunyai
fungsi sebagai berikut.
a) Memberikan batas-batas pada kelakuan individu Setiap masyarakat
mempunyai tata kelakuan masingmasing, yang seringkali berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya pada suatu
masyarakat perkawinan dalam satu suku dilarang, tetapi di suku lain
tidak ada larangan.
b) Mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya
Di satu pihak tata kelakuan memaksa orang agar menyesuaikan
tindakan-tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku, di lain
pihak diharapkan agar masyarakat menerima seseorang karena
kesanggupannya untuk menyesuaikan diri.
c) Menjaga solidaritas di antara anggota-anggotanya Misalnya tata
pergaulan antara pria dan wanita yang berlaku bagi semua orang,
segala usia, dan semua golongan dalam masyarakat.

4. Adat Istiadat (Custom )


Tata kelakuan yang berintegrasi secara kuat dengan polapola
perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi adat istiadat. Anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat akan mendapatkan sanksi keras.
Contohnya hukum adat masyarakat Lampung yang melarang terjadinya
perceraian antara suami istri. Apabila terjadi perceraian, maka tidak hanya
nama orang yang bersangkutan yang tercemar, tetapi juga seluruh
keluarga, bahkan seluruh suku. Oleh karena itu, orang yang melakukan
pelanggaran tersebut dikeluarkan dari masyarakat, termasuk keturunannya,
sampai suatu saat keadaan semula pulih kembali. Hal lain yang bisa
dilakukan adalah dengan melakukan upacara adat khusus (yang biasanya
membutuhkan biaya besar).
B. Menurut Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu
Apabila digolongkan menurut bidang kehidupan tertentu, dalam
masyarakat ada enam golongan utama norma, yaitu norma agama, norma
kesopanan, norma kelaziman, norma kesusilaan, norma hukum, dan mode.
1) Norma Agama
Norma agama adalah: suatu petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan bagi
penganut-Nya agar mereka mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Para pemeluk agama mengakui dan berkeyakinan bahwa peraturan-
peraturan hidup itu berasal dari Tuhan dan merupakan tuntunan hidup ke jalan
yang benar. Daya ikat norma agama sebenarnya cukup kuat, namun karena
sanksi yang diterima tidak langsung, masyarakat cenderung bersikap biasa-
biasa saja apabila melanggar aturan yang telah digariskan agama.
Namun, bagi orang yang tingkat pemahaman agamanya tinggi, melanggar
aturan dalam agama berarti dia akan masuk neraka kelak dalam kehidupan di
akhirat. Contohnya larangan mengambil barang milik orang lain, larangan
berdusta, larangan berzina, dan lain-lain.

2) Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah: peraturan hidup yang timbul dari pergaulan
segolongan manusia dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan sehari-hari
sekelompok masyarakat. Peraturan hidup yang dijabarkan dari rasa kesopanan
ini diikuti dan ditaati sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia
dalam masyarakat.
Norma kesopanan ini lebih bersifat khusus. Mengapa demikian? Karena
setiap wilayah memiliki aturan dan tata pergaulan yang berbeda-beda. Selain
itu, sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu masyarakat tertentu belum tentu
sopan untuk masyarakat lain. Misalnya, di sebagian besar negara Eropa,
memegang kepala orang yang lebih tua merupakan hal yang biasa, bahkan pada
peristiwa tertentu hal itu justru dianggap sebuah penghormatan. Namun, di
Indonesia hal itu dianggap tidak sopan dan merupakan penghinaan.
3) Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan dianggap sebagai aturan yang datang dari suara hati
sanubari manusia. Peraturan-peraturan hidup ini datang dari bisikan kalbu atau
suara batin yang diakui dan diinsyafi oleh setiap orang sebagai pedoman dalam
sikap dan perbuatannya. Penyimpangan dari norma kesusilaan dianggap salah
atau jahat, sehingga pelanggarnya akan diejek atau disindir. Misalnya, anak
yang tidak menghormati orang tua akan diejek dan disindir karena tindakan itu
dianggap tindakan asusila.
Apabila penyimpangan kesusilaan dianggap keterlaluan, maka pelakunya
akan diusir atau diisolasi. Contohnya, orang yang melakukan perkawinan
sumbang (incest) akan diusir dari lingkungan kelompok tempat tinggalnya
karena tindakan itu dapat meresahkan masyarakat. Pelanggaran terhadap norma
kesusilaan tidak dihukum secara formal, tetapi masyarakatlah yang
menghukumnya secara tidak langsung.

4) Norma Hukum
Semua norma yang disebutkan di atas bertujuan untuk membina
ketertiban dalam kehidupan manusia, namun belum cukup memberi jaminan
untuk menjaga ketertiban dalam masyarakat. Hal itu mengingat normanorma di
atas tidak bersifat memaksa dan tidak mempunyai sanksi yang tegas apabila
salah satu peraturannya dilanggar.
Oleh karena itu diperlukan adanya suatu norma yang dapat menegakkan
tatanan dalam masyarakat serta bersifat memaksa dan mempunyai sanksi-sanksi
yang tegas. Jenis norma yang dimaksud adalah norma hukum. Hukum adalah
aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berisi perintah atau larangan yang
memaksa dan yang menimbulkan sanksi yang tegas bagi setiap orang yang
melanggarnya.
Hukum sebagai sistem norma berfungsi untuk menertibkan dan
menstabilkan kehidupan sosial. Selain itu, hukum juga berfungsi sebagai sistem
kontrol sosial. Oleh sebab itu, setiap tindakan akan dikontrol oleh norma hukum
dan hukum tersebut akan menjatuhkan sanksi terhadap orang yang
melanggarnya. Akhirnya, hukum dapat mengaktifkan kembali suatu proses
interaksi yang macet dan sekaligus menentukan ketertiban dalam hubungan.
Misalnya, dalam kasus perselisihan wilayah Israel, Palestina, dan
Lebanon yang berbuntut pada pengeboman wilayah Lebanon oleh Israel, dan
PBB bertindak sebagai penengah. Ini menunjukkan bahwa hukum berlaku
untuk memfungsikan hubungan antarkekuasaan dan menjamin ketertiban.

2.3 Fungsi Norma Sosial

Dalam kehidupan masyarakat, norma memiliki beberapa fungsi atau kegunaan.


Apa sajakah fungsi norma dalam kehidupan masyarakat? Kita mengenal beberapa
fungsi norma, yaitu sebagai berikut :

a. Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat pada wilayah
tertentu.

b. Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat.


c. Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan sanksi dan aturan
yang tegas bagi para pelanggarnya.
d. Menciptakan kondisi dan suasana yang tertib dalam masyarakat.
e. Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada para
pelanggarnya, sehingga tidak ingin mengulangi perbuatannya melanggar
norma.

2.4 Masalah Sosial Masyarakat Dalam Norma Sosial

Interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok, maupun atar


kelompok dapat juga menjadi awal mula munculnya suatu masalah sosial didalam
masyarakat. Setelah memahami pengertian masyarakat dan beberapa faktor
penyebabnya, dapat dilihat di kehidupan nyata beberapa contoh masalah sosial
yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Berikut beberapa contoh masalah
sosial dalam masyarakat :

1) Masalah Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang sampai sekarang masih


belum dapat diselesaikan dengan baik, bahkan terus berlangsung atau bahkan
meningkat di berbagai belahan dunia. Dalam konteks negara, masalah kemiskinan
bukan hanya terjadi di negara yang kurang berkembang saja tetapi juga terjadi di
beberapa negara maju dan berkembang. Kemiskinan merupakan suatu keadaan
dimana terjadi ketidaksanggupan atau ketidakmampuan dalam memenuhi
kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Adanya
kemiskinan menyebabkan rendahnya pendapatan per-kapita suatu negara, hal ini
juga erat kaitannya dengan minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Selain itu kurang berkembangnya pola pikir masyarakat juga menjadi


faktor lain masih adanya masalah kemiskinan dalam masyarakat. Mereka yang
dapat beradaptasi dengan perubahan sosial dengan baik dan dapat berpikir secara
terbuka akan dengan mudah menghindari masalah kemiskinan ini. Negara harus
mengambil langkah cepat dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan, karena
tingginya tingkat kemiskinan dapat menyebabkan munculnya masalah sosial
lainnya seperti masalah kriminalitas, kesenjangan sosial ekonomi, dan yang
lainnya.

2) Masalah Pengangguran

Masalah pengangguran juga erat kaitannya dengan masalah kemiskinan


yang terjadi di dalam masyarakat. Masalah penggangguran dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti rendahnya kualitas sumberdaya manusia karena
rendahnya kualitas pendidikan dan keterampilan, dan berkembangnya mesin
canggih yang menggantikan tenaga manusia. Selain itu, masalah pengangguran
juga erat kaitannya dengan minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia tetapi
semakin meningkatnya jumlah penduduk. Hal ini yang harus mendapatkan
perhatian khusus dari pemerintah dalam upaya mengatasi masalah pengangguran
yang ada.

3) Masalah Kependudukan

Salah satu contoh masalah kependudukan adalah meningkatnya jumlah


penduduk secara berkala. Hal ini disebabkan karena lebih tingginya angka
kelahiran dibanding dengan angka kematian. Tingginya jumlah penduduk
mengakibatkan persebaran penduduk yang tidak merata dan adanya kepadatan
penduduk. Kepadatan penduduk juga dapat menyebabkan masalah sosial lainnya,
seperti masalah kemiskinan, pengangguran, hingga masalah lingkungan sehingga
dibutuhkan upaya yang nyata dalam mengatasi masalah kependudukan. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menekan laju pertumbuhan penduduk
melalui program keluarga berencana.

4) Masalah Pendidikan

Rendahnya kualitas pendidikan dan minimnya fasilitas atau kesempatan


mendapatkan pendidikan merupakan salah satu faktor munculnya masalah sosial
pendidikan dalam masyarakat. Sebagai contoh, banyaknya anak dibawah umur
yang ikut bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Ketidakmampuan dalam
membiayai sekolah serta faktor kemiskinan merupakan alasan utama rendahnya
kesempatan pendidikan dalam masyarakat. Hal ini berakibat pada rendahnya
kualitas sumberdaya manusia yang juga erat kaitannya dengan masalah
pengangguran dan kesenjangan sosial.

5) Masalah Kesenjangan Sosial Ekonomi

Ketidak merataan pembangunan di daerah-daerah dan rendahnya mobilitas


sosial merupakan faktor utama munculnya kesenjangan sosial ekonomi. Masalah
sosial ini dapat dilihat dari perbedaan jarak antara yang disebut sebagai
masyarakat mampu atau kelompok atas dengan masyarakat kurang mampu atau
masyarakat bawah. Masyarakat mampu dan masyarakat tidak mampu merupakan
salah satu contoh status sosial yang ada di masyarakat. Adanya masalah
kesenjangan sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi munculnya berbagai
macam masalah sosial lainnya, seperti masalah kriminalitas, munculnya sikap
kecemburuan sosial, dan yang lainnya.

Ketimpangan dalam pendistribusian pendapatan dan tingginya tingkat


kemiskinan merupakan masalah kesenjangan sosial ekonomi yang banyak terjadi
di negara-negara berkembang. Untuk mencegah atau mengurangi masalah ini
maka dibutuhkan perencanaan yang baik dalam hal pemerataan pembangunan,
penyediaan lapangan pekerjaan, dan pemerataan kesempatan mendapatkan
pendidikan yang baik.

6) Masalah Tindak Kejahatan atau Kriminalitas

Masalah sosial tindak kejahatan atau kriminalitas merupakan masalah


yang paling mengganggu dan mengancam ketentraman masyarakat. Beberapa
contoh tindak kejahatan adalah pencurian, perampokan, korupsi, pembunuhan,
penculikan, dan yang lainnya, dimana tindakan ini sangat bertentangan dengan
norma hukum. Adanya masalah sosial ini erat kaitannya dengan masih adanya
masalah kemiskinan, pengangguran, pendidikan, hingga kesenjangan sosial
ekonomi. Oleh sebab itu, perlu adanya kerjasama yang baik oleh pemerintah,
aparatur negara, dan masyarakat dalam upaya mengurangi masalah tindak
kejahatan atau kriminalitas dalam kehidupan masyarakat.

7) Masalah Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup merupakan salah satu unsur utama dalam


berlangsungnya kehidupan bermasyarakat. Lingkungan hidup yang tidak aman
dan tidak nyaman dapat memicu munculnya masalah-masalah sosial lainnya
dalam masyarakat, seperti masalah tindak kejahatan atau kriminalitas dimana
perkelahian, pertengkaran, dan tindakan lainnya terjadi. Sedangkan lingkungan
hidup yang tidak kotor atau tidak bersih dapat menimbulkan masalah sosial
kesehatan, seperti menyebar nya wabah penyakit, kurangnya ketersediaan air
bersih, maraknya gizi buruk, serta terganggu nya keseimbangan ekosistem alam
dan yang lainnya.

8) Kenakalan Remaja

Remaja dikenal sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat


berkontribusi secara positif dalam memajukan negara, karena maju tidaknya suatu
negara juga dapat dilihat dari tingkah laku generasi mudanya. Tetapi semakin
banyaknya perubahan sosial yang terjadi semakin meningkat pula masalah sosial
kenakalan remaja di masyarakat. Masalah kenakalan remaja merupakan salah satu
masalah yang paling menonjol dari contoh kasus realita sosial dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya kualitas pendidikan, faktor
pengaruh lingkungan, dan kurangnya pengawasan orang tua. Masalah yang sering
di lakukan oleh kaum remaja adalah tawuran, merokok, penggunaan obat-obat
terlarang, dan kelakuan lainnya yang sering meresahkan masyarakat.
BAB III

PENUTUP

1.1 Simpulan

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan


perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan di wilayah
tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-
kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan
sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam
menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat
bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai
dengan aturan sosial yang telah terbentuk.
Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan diantara manusia
dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Namun, katrena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya norma
social dapat menimbulkan masalah social, seperti kemiskinan,
pengangguran, masalah kependudukan, masalah pendidikan, kesenjangan
ekonomi, tindak kejahatan/kriminalitas, msalah lingkungan hidup, dan
kenakalan remaja.
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas masih banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pda banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan diatas. Dan penulis sangat mengharapkan agar
pembaca dapat memahami materi mengenai norma soc
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto,Soerjono.2012.”Sosiologi Untuk Pengantar”. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.
Berry,David.1995. “Pokok-Pokok Dalam Sosiologi”. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
https://bujangrantaublog.wordpress.com/makalah-norma-norma-sosial/
(diakses tanggal 16 Maret 2019)
https://www.google.com/amp/s/materiips.com/jenis-jenis-norma-
sosial/amp (diakses tanggal 16 Maret 2019)
https://www.google.com/amp/s/materiips.com/contoh-masalah-sosial-
dalam-masyarakat/amp (diakses tanggal 16 Maret 2019)

Anda mungkin juga menyukai