Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

“GINEKOLOGI“

Disusun Oleh :
I KADEK YOGA ARI SURYA
P07120018123

3.4

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan petunjuknya sehingga laporan kasus yang berjudul “Asuhan keperawatan pada
pasien gonohrea” dapat diselesaikan sebagaimana mestinya meskipun dalam bentuk yang
sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih memerlukan perbaikan seperlunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian laporaan kasus ini tidak dapat
kami selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Olehkarena itu
patutlah kiranya kami sampaikan rasa syukur dan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu.
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Tujuan...............................................................................................................4
1.3 Manfaat.............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................5
2.1 Definisi....................................................................................................................5
2.2 Ciri - ciri pasien nyeri akut....................................................................................5
2.3 Perubahan nyeri akut......................................................................................6
2.4 Refleks pada nyeri akut.................................................................................16
2.5 Penanganan nyeri akut..................................................................................17
2.6 Pemeriksaan nyeri akut.................................................................................19
2.7 Pathway...........................................................................................................23
2.8 Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................................24
A. Pengkajian Keperawatan...............................................................................24
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................24
C. Inteervensi.......................................................................................................24
D. Implementasi..................................................................................................26
E. Evaluasi...........................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris:  gonorrhea atau
gonorrhoea) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra,
leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata
(konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh
lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa
menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam
pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi
(Wikipedia). Namun penyakit gonore ini dapat juga ditularkan melalui
ciuman atau kontak 
badan yang dekat. Kuman patogen tertentu yang mudah
menular dapat ditularkan melalui makanan, transfusi darah, alat
suntik yang digunakan untuk obat bius.
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang
tinggi diantara PMS. Pada pengobatan terjadi pula perubahan karena
sebagian disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang paling resisten
terhadap penicillinase dan di sebut Pellicilinase Producing Nesseria
Gonorrhoeae ( PPNG). Penyakit menular seksual juga disebut penyakit
venereal merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di seluruh
dunia. Kuman ini terjadi secara luas di seluruh dunia dengan
prevalensi yang lebih tinggi di berbagai negara
berkembang termasuk Indonesia.Angka serangan paling tinggi
pada orang berusia 15-24 tahun yang tinggal di kota, termasuk dalam
kelompok sosio-ekonomi rendah, tidak menikah atau homoseksual,
atau memiliki riwayat PMS terdahulu.
Pada umumnya penularan melalui hubungan kelamin yaitu
secara genito-genital, oro- genital dan ano-genital. Oleh karena itu
secara garis besar dikenal gonore genital dan gonore ekstra genital
Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat
sekali. Namun, beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi kebal
terhadap obat-obatan dan telah menyebar ke seluruh dunia dengan
adanya banyak perjalanan yang dilakukan orang-orang melalui
transportasi udara.
B. Tujuan
Untuk mengetahui laporan pendahulan asuhan keperawatan pada pasien
gonorhea
C. Manfaat
Diharapkan materi ini dapat berguna bagi mahasiswa dan masyarakat untuk
menambah pengetahuan yang telah ada mengenai laporan asuhan keperawatan
pada pasien gonorhea

BAB II : TINJAUAN TEORITIS


A. Pengertian
Keamanan didefinisikan sebagai keadaan bebas dari cedera fisik dan
psikologis. Sedangkan nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami
sensasi yang menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan
berbahaya. Mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan
dimana telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari),
kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang
sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan.Secara
umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari nyeri dan hipertermia atau hipotermia.Hal
ini dipengaruhi perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh pasien yang
ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat
bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik
dan mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada
fungsi ego seorang individu. Seseorang biasanya mengalami masalah
gangguan rasa aman dan nyaman disebabkan oleh:
1. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat yang berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.

B. Penyebab

1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma

C. Patofisiologi

Bedah adalah ilmu kesehatan yang terfokus pada penggunaan teknik


bedah untuk meneliti ataupun menyembuhkan gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh penyakit atau cedera berat. Bedah dilakukan karena banyak
tujuan salah satunya untuk memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau hancur.
Biasanya seseorang melakukan pembedahan disebabkan karena ada agen
pencendera fisik, misalnya : abses, amputansi, terbakar, terpotong, prosedur
operasi dan trauma, agen ini lah yang mengaharuskan seseorang untuk
melakukan pembedahan agar tidak menggangu riwayat kesehatannya. Fase
bedah dibagi menjadi 3 fase yaitu fase pre, intra dan pasca. Fase pre adalah
fase dimana seseorang harus dipersiapkan psikologis dan fisiknya sebelum
operasi, fase intra dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau ruang bedah
dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan fase pasca/ post
bedah adalah fase peningkatan penyembuhan pasien dan perawatan tindak
lanjut, pada fase inilah seseorang sangat membutuhkan perawatan yang
maksimal khususnya perawatan luka pada jahitan operasinya, karena biasanya
jahitan tersebut menimbulkan nyeri yang sering disebut nyeri pasca oprasi,
nyeri ini muncul disebabkan oleh rangsangan mekanik luka yang menyebabkan
tubuh menghasilkan mediator-mediator kimia nyeri . Respon nyeri jika dilihat dari
faktor biologis mengaktifkan nociceptors. Nociceptors merupakan serabut syaraf
yang merangsang rasa sakit. Setelah nociceptors dirangsang impuls rasa sakit
dikirim ke otak sebagai peringatan bahwa terjadi ancaman pada tubuh,
rangsangan yang individu terima mengaktifkan serabut saraf khusus untuk
mengirim sinyal melalui jaringan syaraf perifer melalui impuls sumsum tulang
belakang ke otak, ketika impuls aferen mencapai sumsum tulang belakang loop
refleks terbentuk dalam saluran untuk mengaktifkan otot-otot yang diperlukan
untuk menggerakan anggota badan menjauhi stimulus. Hal ini lah menyebabkan
nyeri pada jahitan pasca operasi. Pemulihan nyeri pasca operasi ada 2 yaitu nyeri
akut dan nyeri kronis, nyeri akut adalh nyeri yang berlangsung kurang dari 3
bulan setelah operasi sedangkan nyeri kronis yaitu nyeri yang berlangsung lebih
dari 3 bulan. Nyeri akut biasanya memiliki tanda gejala seperti mengeluh nyeri
kurang dari 3 bulan, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi
meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan
berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan
diaforesis.

D. Penatalaksanaan
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B
DENGAN GONORE
DI RUANG
RS
TANGGAL.................

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITASPASIEN PENANGGUNG/SUAMI
Nama : Ny.B Nama : Tn.T
Umur : 36 tahun Umur : 37 th
Pendidikan :. SMA. Pendidikan: SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Karyawan Swasta
Statusperkawinan : Menikah Alamat :. Denpasar
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Denpasar
No.CM : 254345
TangalMRS :29 September 2020
Tanggal Pengkajian : 29 September 2020
Sumberinformasi :Pasien dan keluarga

II. ALASANDIRAWAT
1. AlasanMRS
Pasien mengeluh nyeri pada bagian genetalia

2. Keluhan saat dikaji


Pasien mengeluh nyeri yang timbul usai BAK atau BAB nyeri terasa seperti panas
terbakar dan pedih, keluhan nyeri dirasakan pada genetalia, dengan skala nyeri 6
dari 0-10 dan nyeri terasa saat selesai kencing atau BAB

III. RIWAYAT OBSTERTRI DANGINOKOLOGI


a. Riwayat Menstruasi:
 Menarche : Umur 36 Siklus : teratur ( ) tidak ( V )
 Banyaknya : 2-3 pembalut Lamanya : 4-7 hari
full
 Keluhan : Disminore
b. Riwayat Pernikahan:
 Menikah :..........1..........kali Lama..............14........tahun.

Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak


No Tahu Umur Penyul Jeni Penolon Penyul Lasera Infek Pedaraha Jenis BB P
n kehamil it s g it si si n kelami
an n
-1 2007 38 mingg Norm Bidan Peremp 2809 45
al uan cm
c. Riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lalu:

d. Riwayat Keluarga Berencana:


 AkseptorKB : jenis .............. Lama : ..................
 Masalah : .......................
 RencanaKB : ......................

IV. POLA KEBUTUHANSEHARI-HARI


1. Bernafas :
Suara nafas normal, tidak ada dyspnea dan suara nafas tambahan

2. Nutrisi(makan/minum) :
Klien mengalami penurunan nafsu makan akibat tidak BAB ataupun jarang BAK

3. Eliminasi :
Klien mengatakan belum BAB semenjak pertama kali meraaakan keluhan, karena
takut akibat nyeri nyang di rasakan

4. GerakBadan :
Pasien tidak dapat melakukan banyak pergerakan karena akan memicu rasa sakit
yang semakin parah

5. Istrirahattidur :
Pasien mengatakan sering terjaga dan tidak bisa tidur karena mengeluh nyerii
seperti panas pada genetaliannya

6. Berpakaian :
Klien menggunakan pakaian yang sopan, dan bersih sehingga nyaman di gunakan

7. RasaNyaman :
Klien merasasa kurang nyaman karena keluhan nyeri pasa genetalia yang terasa
seperti pedih dan panas

8. KebersihanDiri :
Pasien mandi 2 kali sehari dan jarang melakukan vulva hygiene
9. RasaAman :
Pasien merasa aman ketika ditemani dan mendapat dukungan dari keluarganya

10. Pola Komunikasi/Hubungan DenganOrangLain :


Pasien mampu berkomunikasi efektif dengan orang orang di sekitarnya

11. Ibadah :
Pasien beragama hindu dan rajin melakukan persembahyangan

12. Produktivitas :
Di rumah pasien melakukan kehiatan rumah tangga dalam kesehatriannya

13. Rekreasi :
Pasien melakukan rekreasi untuk mengatasi stress

14. Kebutuhanbelajar :
Pasien memahami atas penyakit yang di alami dan mencari tau indormasi
penyakit yang didetita

V. PEMERIKSAANFISIK
Keadaan umum
-GCS :...........E4V5M6...........................
-Tingkatkesadaran :..............compos mendtis........................
-Tanda-tandafital :TD...120/80.....N ......88........RR......20........
T....36...........
-BB :........57 kg.... TB:....162 cm........... LILA :..38 cm...

Head to toe :
Kepala Wajah
O Inspeksi : .. simetris
O Palpasi : .ttidak ada benjolan .

Leher
O Inspeksi : simetris
: .tidak ada pembengkakan kelenjar
O Palpasi teroid dan limfe

Dada
O Inspeksi : Pola nafas normal
O Palpasi : Tiidak ada ekspansi paru
O Perkusi : Ada suara sonor
Auskultasi : sura paru dan jantung normal
Abdomen
O Inspeksi : Terdapat striae
O Auskultasi : .Bising usus 6x/ menit
:.Tidak ada masa dan pembesaran
O Perkusi organ
O Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Genetalia
O Kebersihan : tidak bersih dan berbau
O keputihan : ada

Perineum dan anus


O Perineum : .tidak ada ruptur
O Hemoroid : tidak ada

Ekstremitas :
Atas : ......................................
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
CRT : <2detik

Bawah
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
CRT : <2detik
Pemeriksaan Reflek : ...........................

VI. DATAPENUNJANG
a. PemeriksaanLaboratorium :

b. Pemeriksaanradiologik :

VII. DIAGNOSAMEDIS
GONOREA

VIII. PENGOBATAN
B. ANALISADATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds : Agen pencedera fisik Nyeri akut

Pasien mengeluh nyeri yang muncul

karena setelah BAB dan BAK nyeri

terasa seperti panas dan pedih nyeri

pada bagian genetalia, dengan skala

nyeri 6 dari 0-10 dan nyeri terasa terus

menerus

Do :

Pasien tampak meringis, gelisah, sulit

tertidur, nafsu makan menurun,

Dengan hasil ttv

Td :120/80

N : 88

S : 36

R : 20

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis di butikan


dengan pasien mengeluh nyeri pada saat selesai BAB dan BAK, nyeri
terasa seperti panas dan pedih, nyeri pada genetalia, skala nyeri 6 dari 0-10
dan nyeri teras terus menerus, pasien tampak pucat, gelisah, sulit tidur,
nafsu makan menurun, dengan hasil ttv : Td 120/80mmHg, N 88x/menit, R
20x/menit, S 36

C. RENCANA
KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA
No DIAGNOSIS INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1 Nyeri akut Setelah  dilakukan SIKI LABEL : SIKI LABEL:
tindakan asuhan Manajemen nyeri Manajemen nyeri
keperawatan selama … A. Observasi A. Observasi
x ... jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui
tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi, lokasi
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, karakterisitik,
SLKI LABEL intensitas nyeri. durasi, frekuensi,
TINGKAT NYERI kualitas, intensitas
1. Kemampuan nyeri.
menuntaskan aktivitas 2. Identifikasi skala 2. Untuk mengetahui
meningkat nyeri rentan skala nyeri
2. Keluhan nyeri 3. Identifikasi respons 3. Untuk mengetahui
menurun nyeri non verbal respon nyeri non
3. Meringis menurun verbal pasien
4. Sikap protektif 4. Identifikasi faktor 4. Untuk mengetahui
menurun yang memperberat faktor yang
5. Gelisah menurun dan memperingan memperberat dan
6. Kesulitan tidur nyeri memperingan
menurun nyeri
7. Menarik diri menurun 5. Identifikasi 5. Untuk mengetahui
8. Berfokus pada diri pengetahuan dan pengetahuan dan
sendiri menurun keyakinan tentang keyakinan pasien
9. Diaforesis menurun nyeri tentang nyeri
10. Perasaan depresi 6. Identifikasi 6. Untuk
(tertekan) menurun pengaruh budaya mengetahui
11. Perasaan takut terhadap respon pengaruh budaya
mengalami cedera nyeri. terhadap respon
berulang menurun nyeri pasien
12. Anoreksia menurun 7. Untuk mengetahui
13. Perinium terasa 7. Identifikasi pengaruh nyeri
tertekan menurun pengaruh nyeri pada pada kualitas
14. Uterus teraba kualitas hidup hidup pasien
membulat menurun 8. Untuk mengetahui
15. Ketegangan otot 8. Memonitor keberhasilan
menurun keberhasilan terapi terapi
16. Pupil dilatasi menurun komplementer yang komplementer
17. Muntah menurun sudah diberikan yang sudah
18. Mual menurun diberikan
19. Frekuensi nadi 9. Untuk mengetahui
membaik 9. Memonitor efek efek samping
20. Pola nafas membaik samping penggunaan penggunaan
21. Tekanan darah analgetik analgetik
membaik
22. Proses berfikir B. Terapeutik
membaik B. Terapeutik 10. Agar pasien dapat
23. Fokus membaik 10. Berikan teknik mengurangi rasa
24. Fungsi berkemih nonfarmakologi nyeri
membaik untuk mengurangi
25. Prilaku membaik rasa nyeri
26. Nafsu makan 11. Kontrol lingkungan 11. Untuk mengetahui
membaik yang memperberat lingkungan yang
27. Pola tidur membaik rasa nyeri memperberat rasa
nyeri pasien
12. Fasilitasi istirahat 12. Agar pasien dapat
dan tidur istirahat dan tidur
dengan nyaman
13. Pertimbangkan jenis 13. Agar dapat
dan sumber nyeri memilih jenis dan
dalam pemilihan sumber nyeri
strategi meredakan
nyeri

C. Edukasi C. Edukasi
14. Jelaskan penyebab, 14. Untuk mengetahui
periode dan pemicu penyebab periode
nyeri nyeri dan pemicu
nyeri
15. Jelaskan strategi 15. Agar pasien
meredakan nyeri mengetahui
strategi
meredakan nyeri
16. Anjurkan memonitor 16. Agar pasien dapat
nyeri secara mandiri memonitor nyeri
secara mandiri
17. Anjurkan 17. Untuk
menggunakan mengurangi rasa
analgetik secara nyeri
tepat 18. Agar pasien dapat
18. Anjurkan teknik menerapkan
nonfarmakologi teknik
untuk mengurangi nonfarmakologi
rasa nyeri secara mandiri

D. Kolaborasi
D. Kolaborasi 19. Untuk
19. Kolaborasi mengurangi rasa
pemberian analgetik, nyeri pasien
jika perlu
D. IMPLEME
NTASI
No Tgl/ jam Implementasi Respon Paraf

1
30septemb 1. Mengidentifikasi
Ds : pasien mengatakan
er 2020 lokasi, karakteristik,
nyeri pada bagian
durasi, frekuensi,
genetalia, nyeri terjadi
kualitas, intensitas
setelah BAB dan BAK
nyeri.
nyeri terasa panas dan
pedih dan timbul secara
terus menerus

Do : Pasien

Ds : pasien mengatakan
2. Mengidentifikasi skala
skala nyerinya 6
nyeri
Do : pasien tampak
meringis

Ds : pasien mengatakan
3. Mengidentifikasi
nyeri terasa seperti panas
respons nyeri non
verbal Do : pasien tampak
meringis

Ds : pasien mengatakan
4. Mengidentifikasi
merasakan sangat nyeri
faktor yang
terika setelah BAB dan
memperberat dan
BAK
memperingan nyeri
Do : pasien tampak
meringis

Ds : pasien mengatakan
5. Mengidentifikasi
nyerinya terjadi karena
pengetahuan dan
selesai bak dan bab
keyakinan tentang
nyeri Do : pasien tampak
meringis

Ds : pasien mengatakan
6. Memonitor
nyeri berkurang menjadi
keberhasilan terapi
skala 5
komplementer yang
sudah diberikan Do : pasien tampak sulit
tidur

Ds : pasien mengatakan
7. Memonitor efek
masih mengeluh nyeri
samping penggunaan
analgetik Do : tidak tampak gejala
efek samping anal getik

B. Terapeutik
8. Memberikan teknik Ds : pasien mengatakan
nonfarmakologi untuk mengerti mengenai
mengurangi rasa nyeri teknik yang diberikan

Do : pasien mampu
mengulangi teknik yang
diberikan
Ds : oasien mengatakan
9. Mengontrol kurang nyaman saat
lingkungan yang berbaring
memperberat rasa
Do : oasien tampak sulit
nyeri
tidur

Ds : oasien mengatakan
10. Mempasilitasi istirahat
tidak bisa tidur dengan
dan tidur
lampu menyala

Do : pasien tampak tidak


nyaman

Ds : pasien mengerti
mengenai anjuran yang
11. Menganjurkan
diberikan
memonitor nyeri
secara mandiri Do: pasien mampu
menangani nyerinya
secara mandiri

D. Kolaborasi
19. Mengkolaborasi Ds : pasien mengeluh
pemberian analgetik, jika nyeri
perlu
Do : alangetik diberikan

1
30septemb 1. Mengidentifikasi
Ds : pasien mengatakan
er 2020 lokasi, karakteristik,
nyeri pada bagian
durasi, frekuensi,
genetalia, nyeri terjadi
kualitas, intensitas
setelah BAB dan BAK
nyeri.
nyeri terasa panas dan
pedih dan timbul secara
terus menerus

Do : Pasien

2. Mengidentifikasi skala Ds : pasien mengatakan


nyeri skala nyerinya 4

Do : pasien tampak
meringis

3. Mengidentifikasi Ds : pasien mengatakan


respons nyeri non nyeri terasa seperti panas
verbal
Do : pasien tampak
meringis

4. Mengidentifikasi Ds : pasien mengatakan


faktor yang merasakan sangat nyeri
memperberat dan terika setelah BAB dan
memperingan nyeri BAK

Do : pasien tampak
meringis

5. Mengidentifikasi Ds : pasien mengatakan


pengetahuan dan nyerinya terjadi karena
keyakinan tentang selesai bak dan bab
nyeri
Do : pasien tampak
meringis

6. Memonitor Ds : pasien mengatakan

keberhasilan terapi nyeri berkurang menjadi


komplementer yang skala 5
sudah diberikan
Do : pasien tampak sulit
tidur

7. Memonitor efek Ds : pasien mengatakan


samping penggunaan masih mengeluh nyeri
analgetik Do : tidak tampak gejala
efek samping anal getik

B. Terapeutik
8. Memberikan teknik Ds : pasien mengatakan
nonfarmakologi untuk mengerti mengenai
mengurangi rasa nyeri teknik yang diberikan

Do : pasien mampu
mengulangi teknik yang
diberikan

Ds : oasien mengatakan
9. Mengontrol kurang nyaman saat
lingkungan yang berbaring
memperberat rasa
Do : oasien tampak sulit
nyeri
tidur

Ds : oasien mengatakan
10. Mempasilitasi istirahat
tidak bisa tidur dengan
dan tidur
lampu menyala

Do : pasien tampak tidak


nyaman

Ds : pasien mengerti
mengenai anjuran yang
11. Menganjurkan
diberikan
memonitor nyeri
secara mandiri Do: pasien mampu
menangani nyerinya
secara mandiri

D. Kolaborasi
19. Mengkolaborasi Ds : pasien mengeluh
pemberian analgetik, jika nyeri
perlu
Do : alangetik diberikan

E. EVALUASI
Tgl/Jam No Dx Evaluasi Hasil
01/10/ 1 S:
2020 pasien mengatakan keluhan nyerinya berkurang
12.30 O:
pasien tampak meringis dan skala nyeri 4
A:
tujuan tercapai masalah teratasi sebagian
P lanjutkan intervensi
1. Anjurkan mengatasi nyeri dengan teknik nonfarmakologi
2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

Denpasar, …………………….20…..
Mengetahui
PembimbingKlinik/CI Mahasiswa
(……………………….) (……………….......……….)

NIP: NIM:

Clinical Teacher/CT 1

(……..……………..................…)

NIP:

Anda mungkin juga menyukai