OLEH :
KELOMPOK 5
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Tren
Masalah Kesehatan dan Model Perawatan Lansia”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Selama penulisan makalah ini penulis mengalami banyak kesulitan dalam
penyusunannya, namun kesulitan tersebut dapat diatasi berkat adanya bantuan,
bimbingan serta dorongan baik secara moral maupun materiil dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut
memberikan bantuannya dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna mengingat
keterbatasan kemampuan, pengetahuan, waktu dan buku-buku penunjang yang
penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk penyempurnaannya.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi
semua pihak di kemudian hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masalah Kesehatan Pada Lansia.................................................................3
2.2 Model Perawatan Pada Lansia....................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasil-hasilnya dalam praktik klinik
keperawatan untuk mempersiapkan pelayanan yang prima.Praktik yang bersifat
evidence-based harus dibuat sebagai bagian integral dari kebijakan organisatoris
pelayanan kesehatan pada semua tingkatan agar langkah-langkah tersebut dapat
diaplikasikan untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan tersebut.
Banyaknya masalah-masalah yang di derita oleh sebagian besar lansia maka dari
itu dalam hal ini penulis akan membahas mengenai tren masalah keperawatan
pada lansia yang nantinya dapat menentukan model perawatan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui masalah keperawatan pada lansia
2. Mengetahui model keperawatan pada lansia
1.4 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, makalah ini diharapkan mampu menjadi referensi atau
masukan terhadap pembelajaran Keperawatan Gerontik untuk lebih tren
masalah kesehatan dan model perawatan lansia.
2. Manfaat praktis
Secara praktis makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman awal bagi
mahasiswa keperawatan atau tenaga kesehatan ( perawat) yang nantinya
dapat di praktikkan di rumah sakit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan
pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya
ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Instabilitas
Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang
berkaitan dengan keadaan tubuh penderita) baik karena proses menua,
penyakit maupun faktor ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh)
seperti obat-obat tertentu dan faktor lingkungan. Akibat yang paling sering
dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh yang
mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena
air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi.Selain daripada itu, terjatuh
menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya.
5. Incontinence urine
Salah satu masalah yang sering didapati pada lansia, yaitu keluarnya air
seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibatkan
masalah kesehatan atau sosial.incontinence urine merupakan masalah yang
seringkali dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal
ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya.
Akibatnya timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun sosial,
yang kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut.
Lansia dengan incontinence urine sering mengurangi minum dengan harapan
untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan lansia
kekurangan cairan dan juga berkurangnya kemampuan kandung kemih.
Incontinence urine sering pula disertai dengan incontinence alvi yang justru
akan memperberat keluhan incontinence urine.
4
6. Sulit buang air besar (konstipasi)
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya konstipasi, seperti
kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang sekali mengandung serat,
kurang minum, akibat pemberian obat-obat tertentu dan lain-lain.Akibatnya,
pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan.Pada
konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras dan kering, dan pada keadaan
yang berat dapat terjadi akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada
usus disertai rasa sakit pada daerah perut.
7. Infeksi
Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia,
karena selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang
menyebabkan keterlambatan di dalam diaggnosis dan pengobatan serta risiko
menjadi fatal meningkat pula. Beberapa faktor risiko yang menyebabkan
lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan
tubuh:yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya
beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan
tubuh yang sangat berkurang. Selain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah
dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.
8. Depresi
Perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya
kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi
salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia. Namun demikian, sering
sekali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit gangguan
fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena
gejala-gejala depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai suatu bagian
dari proses menua yang normal ataupun tidak khas. Gejala-gejala depresi
dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian,
tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan
menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya
ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatian, kurangnya
5
minat, hilangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang
lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa
bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan
gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi pada lansia sering timbul depresi
terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit
kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan pencernaan dan
lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.
9. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.Fenomena
poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek
samping obat.Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin
diobatai dengan dioksin dan diuretika.Diuretik berfungsi untu mengurangi
volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien
yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan.
Dan efek samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.
10. Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah
sakit.Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat
tersebut.(Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini
adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk
lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bias memegang
6
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi
11. Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran
mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan soialnya akan semakin
berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya intregrasi dengan
lingkungannya.
7
karakteristik dan perilaku yang berbeda dari bagian dan yang tidak
dapat diprediksi dengan pengetahuan tentang bagian-bagiannya.
- Lingkungan
Terdiri dari semua pola yang ada di luar individu. Keduanya,
individu dan lingkungan dianggap sistem terbuka. Lingkungan
merupakan, tereduksi terpisahkan, energi lapangan
pandimensional diidentifikasi dengan pola dan integral dengan
bidang manusia (Rogers, 1992).
- Perawatan
Utamanya adalah seni dan ilmu dan humanistik kemanusiaan.
Ditujukan terhadap semua manusia dan berkaitandengan sifat
dan arah pembangunan manusia. Tujuannya untuk
berpartisipasi dalam proses perubahan sehingga orang dapat
mengambil manfaat (Rogers, 1992).
- Kesehatan
Tidak secara khusus diatur, Malinski (1986) dikutip dari
komunikasi pribadi dengan Rogers di mana di negara bagian
Rogers bahwa ia memandang kesehatan sebagai sebuah nilai.
Komunikasi ini menegaskan kesimpulan sebelumnya bahwa
penyakit, patologi dan kesehatan adalah sebuah nilai.
c. Model Konseptual Keperawatan Neuman
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan
manusia secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang
unik yang mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi
respon klien terhadap stressor. Melalui penggunaan model
keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk
mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total wellness.
Keunikan keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari
semua variabel yang mana mendapat perhatian dari
keperawatan.Neuman (1981) menyatakan bahwa dia memandang
8
model sebagai sesuatu yang berguna untuk semua profesi kesehatan
dimana mereka dan keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari
suatu pengertian.Neuman juga percaya bahwa keperawatan dengan
perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan
kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
d. Model Konseptual Keperawatan Henderson
Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang
memiliki keterikatan hidup secar individual selama daur kehidupan,
dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia,
keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien
dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan
memulihkankesehatan klien atau mencapai kematian yang
damai.Bantuan ini diberikan oleh perawat karena kurangnya
pengetahuan kekeuatan, atau kemauan klien dalam melaksanakan 14
komponen kebutuhan dasar.
e. Model Konseptual Budaya Leininger
Model konseptual Leininger sering disebut sebagai
Trancultural Nursing Theory atau teori perawatan
transkultural.Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai
budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok, maupun
masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau culture
imposition.Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba
mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya
tertentu (klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman,
gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan,
dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah kecenderungan
tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-
terangan, memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan
kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu, keluarga, atau
9
kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa
budayanya lebih tinggi daripada budaya kelompok lain.
f. Model Konseptual Perilaku Johnson
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus
pada bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan
bagaimana stress actual atau potensial dapat mempengaruhi
kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah
menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah
melewati masa penyembuhannya (Johnson, 1968). Teori Johnson
berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan
perilaku berikut:
- Perilaku mencari keamanan
- Perilaku mencari perawatan
- Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar
internalisasi prestasi
- Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial
dan cultural
- Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara
sosial dan cultural
- Perilaku seksual dan identitas peran
- Perilaku melindungi diri sendiri
10
g. Model Konseptual Self Care Orem
Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam
memenuhi kebutuhan klien untuk mencapai kemandirian dan
kesehatan yang optimal.
- Teori Self care deficit
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai
penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan-
keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya.
- Teori Self care
Ketika klien tidak mampu melakukan perawatan dirinya
sendiri maka deficit perawatan diri terjadi dan perawat akan
membantu klien untuk melakukan tugas perawatan dirinya.
- Teori nursing system
Perawat menentukan, mendesain, dan menyediakan
perawatan yang mengatur kemampuan individu dan
memberikannya secara terapeutik sesuai dengan tiga tingkatan.
11
Artinya: didasarkan pada nilai-nilai kemanusian dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap lansia.
d. Holistik (secara keseluruhan)
Lansia merupakan bagian masyarakat dan keluarga, sehingga asuhan
keperawatan gerontik harus memperhatikan aspek social budaya
keluarga dan masyarakat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang
dewasa. Berbagai masalah kesehatan yang sering muncul pada lansia antara
lain : perubahan prilaku, gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan
dan kulit;pembatasan fisik; instabilitas; incontinence urine;sulit buang air
besar; infeksi;depresi;palliative care;pengguaan obat dan kesehatan
mental.Keperawatan gerontik bertujuan memberikan asuhan keperawatan
yang efektif terhadap klien yaitu lanjut usia. Asuhan diberikan agar klien
mendapatkan kenyamanan dalam hidup. Peran perawat dalam gerontik adalah
memberikan asuhan keperawatan dan membantu klien dalam mengahadapi
masalahnya dan membantu memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi
sendiri oleh klien.
3.2 Saran
Melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan saran-saran kepada
berbagai puhak antara lain kepada para staff pengajar agar lebih banyak
memberikan materi tentang trend msalah kesehatan dan model keperawatan
lansia. Kepada mahasiswa diharapkan makalah ini dapat dijadikan motivasi
agar lebih memahami dan mengaplikasikan materi trend msalah kesehatan
dan model keperawatan lansia.
13
DAFTAR PUSTAKA
14