KELAS 3.2
KELOMPOK VI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau
Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan rahmat yang dilimpahkan-Nya
sehingga kami memperoleh kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
Proses keperawatan pada lansia yang meliputi : Pengkajian, Diagnose keperawatan,
Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi”
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
kurang sempurna, namun berkat rahmat dan izin dari Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, serta bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati serta melalui kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaannya pada makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat dengan harapan dapat menjadi acuan untuk
belajar-mengajar di perguruan tinggi dan semoga makalah ini dapat bermanfat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
.1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengkajian Keperawatan...........................................................................3
2.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................14
2.3 Perencanaan Keperawatan .......................................................................15
2.4 Implementasi Keperawatan .....................................................................22
2.5 Evaluasi Keperawatan .............................................................................24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................28
3.2 Saran.........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengkajian pada lansia
2. Untuk mengetahui diagnose keperawatan yang ditegakkan pada lansia
3. Untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada lansia
4. Untuk mengetahui implementasi keperawatan yang dapat dilakukan pada
lansia
5. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi keperawatan pada lansia
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
Indeks Barthel merupakan suatu instrument pengkajian yang
berfungsi mengukur kemandirian fungsional dalam hal
perawatan diri dan mobilitas serta dapat juga digunakan
sebagai kriteria dalam menilai kemampuan fungsional bagi
pasien-pasien yang mengalami gangguan keseimbangan.
Kemandirian melakukan aktivitas menggunakan 10 indkator
yaitu :
No Item Yang Dinilai Skor
1 Makan (feeding)
Tidak mampu = 0
Mandiri =1
3 Perawatan Diri Membutuhkan bantuan orang lain = 0
(Grooming) Mandiri dalam perawatan muka, rambut,
gigi dan bercukur = 1
vi
6 Buang Air Besar Inkotinensia, pakai kateter = 0
Membutuhkan bantuan = 1
Mandiri = 2
Keterangan :
Skor 20 = Mandiri
c. Pengkajian Keseimbangan
vii
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini
dan beri tanda 1 jika klien menunjukan kondisi di bawah ini:
Duduk ke kursi
Mata tertutup
Perputaran leher
Membungkuk
Berbalik
Intervensi hasil :
viii
11-15 : Resiko jatuh tinggi
ix
a. SPSMQ (Short Portable Mental Status Questioner) merupakan
No Pertanyaan Jawaban
Benar Salah
Tanggal berapa hari ini?
1
Hari apa sekarang?
2
Apakah nama tempat
3
ini?
Dimana alamat anda?
4
Berapa umur anda?
5
Kapan anda lahir?
6
Siapakah nama presiden
7
sekarang?
Siapakah nama presiden
8
sebelumnya?
Siapakah nama
9
Ibu/Bapak anda?
2+3=
.?
10
Keterangan :
Jumlah kesalahan :
x
b. Mini Mental State Examination digunakan untuk menilai
status kognitif pasien
Registrasi
xi
= 2 nilai)
Mengingat Kembali (Recall)
Bahasa
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang 2
ditunjukkan (pensil,arloji)
c. Pengkajian Psikologi
xii
Skala deperesi geriatric Yessavage dalam bentuk singkat yaitu
sebagai berikut :
1) Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan
anda? (Ya/Tidak)
2) Sudahkan anda mengeluarkan aktifitas dan minat anda?
(Ya/Tidak)
3) Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong?
(Ya/tidak)
4) Apakah anda sering bosan? (Ya/tidak)
5) Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap
waktu? (Ya/tidak)
6) Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda?
(Ya/tidak)
7) Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? (Ya/tidak)
8) Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam
hari, daripada pergi dan melakukan sesuatu yang baru ?
(Ya/tidak)
9) Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih
banyak masalah dengan ingatan anda daripada yang
lainnya? (Ya/tidak)
10) Apakah anda berpikir sangat menyenangkan hidup
sekarang ini? (Ya/tidak)
11) Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna
dengan keadaan anda sekarang?(Ya/tidak)
12) Apakah ada merasa penu berenergi? (Ya/tidak)
13) Apakah anda berpikir situasi anda tidak ada harapan?
(Ya/tidak)
14) Apakah anda berpikir bahwa banyak orang lebih baik
daripada anda? (Ya/tidak)
xiii
Keterangan :
Keterangan :
xiv
Skor 8-10 : fungsi sosial normal
6. Pengkajian Lingkungan
Hal-hal yang perlu dikaji seperti pemukiman, sanitasi, faktor
resiko seperti polusi udara, suara, dll
xv
sampai dengan pemasukan yang tidak adekuat
b. Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sampai
dengan hambaan penerimaan dan pengiriman rangsangan
c. Kurangnya perawatan diri sampai dengan penurunan minat
perawatan diri
d. Potensial cidera fisik sampai dengan penurunan fungsi tubuh
2. Psikososial
a. Cemas Isolasi sosial sampai dengan perasaan curiga
b. Menarik diri dari lingkungan sampai dengan perasaan tidak
mampu
c. Depresi sampai dengan isolasi social
d. Harga diri rendah sampai perasaan ditolak
e. Koping tidak adekuat sampai dengan ketidakmampuan
mengemukaan perasaan secara tepat
f. Cemas dengan sumber keuangan yang terbatas
3. Spiritual
xvi
d. Perasaan tidak senang sampai dengan ketidakmampuan
melakukan ibadah secara tepat
xvii
1) Prioritas tinggi
Prioritas tinggi mencerminkan situasi yang mengancam
kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan
terlebih dahulu seperti masalah bersihan jalan napas (jalan
napas yang tidak efektif).
2) Prioritas sedang
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan
tidak mengancam hidup klien seperti masalah higiene
perseorangan.
3) Prioritas rendah
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak berhubungan
langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara
spesifik, seperti masalah keuangan atau lainnya.
xviii
4) Kebutuhan harga diri
Meliputi masalah respect dari keluarga, perasaaan menghargi
diri sendiri.
5) Kebutuhan aktualisasi diri
Meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan.
xix
Contoh: gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada lansia teratasi
dengan kriteria hasil berat badan seimbang, porsi makan habis; setelah
dilaksanakan asuhan keperawatan selama 7 hari.
4. Rencana Tindakan
Setelah menetapkan tujuan, kegiatan berikutnya adalah menyusun
rencana tindakan. Berikut ini dijelaskan rencana tindakan beberapa
masalah keperawatan yang lazim terjadi pada lansia.
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Penyebab gangguan nutrisi pada lansia adalah penurunan alat
penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, gigi
tidak lengkap, rasa penuh pada perut dan susah buang air besar, otot-
otot lambung dan usus melemah.
Rencana makanan untuk lansia:
1) Berikan makanan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan
2) Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin
3) Berikan makanan yang mengandung serat
4) Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori
5) Batasi minum kopi dan teh
xx
1) Anjurkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan
keselamatan
2) Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
3) Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur
4) Bila mengalami masalah fisik misalnya reumatik, latih klien
untuk menggunakan alat bantu berjalan
5) Bantu klien kekamar mandi terutama untuk lansia yang
menggunakan obat penenang/deuretik
6) Anjurkan lansia memakai kaca mata jika berjalan atau
melakukan sesuatu
7) Usahakan ada yang menemani jika berpergian
8) Tempatkan lansia diruangan yang mudah dijangkau
9) Letakkan bel didekat klien dan ajarkan cara penggunaannya
10) Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi
11) Letakkan meja kecil didekat tempat tidur agar lansia
menempatkan alat-alat yang biasa digunakannya
12) Upayakan lantai bersih, rata dan tidak licin/basah
13) Pasang pegangan dikamar mandi/WC
14) Hindari lampu yang redup/menyilaukan, sebaiknya gunakan
lampu 70-100 watt.
15) Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk
memejamkan mata sesaat
c. Gangguan kebersihan diri
Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia adalah:
1) Penurunan daya ingat
2) Kurangnya motivasi
3) Kelemahan dan ketidak mampuan fisik
xxi
2) Anjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang
mengandung minyak atau berikan skin lotion
3) Ingatkan lansia untuk membersihkan telinga dan mata
4) Membantu lansia untuk menggunting kuku
xxii
2) Dorong lansia untuk mengembangkan hubungan
3) Dorong lansia berhubungan dengan seseorang yang memiliki
tujuan dan ketertarikan yang sama
4) Dukung lansia untuk menggunakan mekanisme pertahanan
yang sesuai
5) Kenalkan lansia kepada seseorang yang mempunyai latar
belakang pengalaman yang sama
g. Masalah cemas
Rencana tindakan yang dilakukan:
1) Bantu lansia mengidentifikasi situasi yang mempercepat
terjadinya cemas
2) Dampingi lansia untuk meningkatkan kenyamanan diri dan
mengurangi ketakutan
3) Identifikasi kondisi yang menyebabkan perubahan tingkat
cemas
4) Latih klien untuk teknik relaksasi
xxiii
kemampuan lansia. Dalam memberikan pelayanan pada lansia perawat juga
harus mengetahui berbagai hal, diantaranya bahaya-bahaya fisik dan
pelindungan pada lansia, Teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur
tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari lansia dan memahami tingkat
perkembangan lansia. Pelaksanaan tindakan gerontik diarahkan untuk
mengoptimalkan kondisi lansia agar mampu mandiri dan produktif dengan
berbagai kegiatan.
xxiv
8. Memberikan perawatan genitourinaria dengan mencegah inkontinensia
dengan menjelaskan dan memotivasi klien untuk BAK tiap 2 jam serta
observasi jumlah urin pada saat akan tidur. Untuk seksualitasnya, sediakan
waktu untuk konsultasi
9. Memberikan perawatan kulit. Ketika mandi gunakan sabun yang
mengandung lemak, hindari menggosok kulit dengan keras, potong kuku
tangan dan kaki, hindari menggaruk dengan keras, serta berikan pelembab
(lotion) untuk kulit
10. Memberikan perawatan musculoskeletal: bergerak dengan keterbatasan,
ubah posisi tiap 2 jam, cegah osteoporosis dengan latihan, lakukan latihan
aktif/pasif, serta anjurkan keluarga untuk membuat klien mandiri
11. Memberikan perawatan psikososial: jelaskan dan motivasi untuk
sosialisasi, bantu dalam memilih dan mengikuti aktivitas, fasilitasi
pembicaraa, sentuh pada tangan untuk memelihara rasa percaya, berikan
penghargaan, serta bersikap empati.
12. Memelihara keselamatan: usahakan agar pagar tempat tidur (pengaman)
tetap di pasang, posisi tempat tidur yang rendah, kamar dan lantai tidak
berantakan dan licin, cukup penerangan, bantu untuk berdiri, serta berikan
penyangga pada waktu berdiri bila diperlukan
xxv
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan.
Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana,
dan pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan lansia. Beberapa kegiatan yang harus diikuti oleh perawat,
antara lain:
a. Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi status dan kemajuan
klien terhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b. Kegiatan eväluasi meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan
klien, membandingkan respons klen dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian
tujuan keperawatan klien.
c. Perawat akan mencatat hasil evaluasi dalam lembar evaluasi atau
dalam catatan kemajuan.
d. Dalam menelaah kemajuan klien dalam pencapaian hasil, perawat
akan mencatat salah satu dari keputusan berikut, dalam lembar
evaluasi atau dalam catatan kemajuan pada saat ditentukan untuk
melakukan evaluasi:
1) Lanjutkan: diagnosis masih berlaku, tujuan dan kriteria
standar mash relevan.
2) Direvist: diagnosis masih berlaku, tetapi tujuan dan tindakan
keperawatan memerlukan perbaikan.
3) Teratasi: tujuan keperawatan telah dicapai, dan rencana
perawatan tidak dilanjutkan.
4) Dipakai lagi: diagnosis yang telah teratasi terjadi lagi Evaluasi
juga dapat disusun dengan menggunakan Format SOAPIE
atau SOAPIER. Format ini digunakan apabila implementasi
keperawatan dan evaluasi didokumentasikan dalam satu
catatan yang disebut Catatan Kemajuan.
xxvi
S: adalah hal-hal yang dikemukakan oleh klien secara
subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
O: adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan.
A: adalah analisis dari hasil yang telah dicapai dengan
mengacu pada tujuan keperawatan dan kriteria hasil terkait
dengan diagnosis.
P: adalah perencanaan yang akan dilakukan berdasarkan
hasil analisis respons klien,
I: adalah implementasi dari perencanaan dengan mencatat
waktu tindakan dan kegiatan tindakan keperawatan.
E: adalah evaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah
dilakukan dengan mencatat waktu dan hasil kemajuan yang
telah dicapai klien.
R: adalah revisi dari rencana keperawatan yang akan
diubah.
xxvii
e. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
keperawatan.
Jenis Evaluasi menurut Ziegler, Voughan Wrobel, & Erlen (1986, dalam
Craven & Hirnle, 2003), terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau
keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek
lingkungan secara langsung atau tidak angsung mempengaruhi dalam
pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, rasio
perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan
pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang
diinginkan.
b. Evaluasi proses
c. Evaluasi hasil
xxviii
menentukan apakah masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak
teratasi, adalah dengan cara membandingkan antara SOAP
(Subjektive-ObjektiveAssesment-Planning) dengan tujuan dan
kriteria hasil yang telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
xxix
Diagnosa Keperawatan meliputi: fisik atau biologis, psikososial, dan
spiritual. Intervensi Keperawatan Gerontik merupakan langkah ketiga dalam
proses keperawatan. Perawat memerlukan berbagai pengetahuan dan
keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien,
nilai dan kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga
kesehatan lainnya.
3.2 Saran
xxx
DAFTAR PUSTAKA
Kholifah, Siti Nur. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf (diakses
pada tanggal 2 Agustus 2020)
xxxi
Sunaryo, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik.
https://books.google.co.id/books?
id=58gFDgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=keperawatan+gerontik&hl=id
&sa=X&ved=0ahUKEwiqjYXUmvzqAhVTbysKHbjZBWYQ6wEIKjAA#v=
onepage&q=keperawatan%20gerontik&f=false (diakses tanggal 2 Agustus
2020)
Maryam, R.Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika
xxxii