Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN TERHADAP KASUS COVID-19

A. Penggolongan seseorang dalam kasus covid-19


1. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Seseorang yang dalam perawatan dan menunjukan gejala terkena virus corona.
2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Seseorang yang mengalami demam ≥380C atau riwayat demam, gejala gangguan
sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk. Jika seseorang dalam 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memenuhi salah satu kriteria yaitu, memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan transmisi lokal atau memiliki
riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia maka orang
tersebut bisa dikatakan sebagai ODP atau orang dalam pemantauan.
3. Orang Tanpa Gejala (OTG)
Seseorang yang dalam tubuhnya telah tiinfeksi COVID-19 namun tidak merasakan
lazimnya gejala virus corona.
4. Kasus Probabel
Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi inkonklusif (tidak
dapat disimpulkan).
5. Kasus Konfirmasi
Seseorang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif.

B. Alur Deteksi Covid-19


1. Penemuan Pasien Demam
Penemuan pasien demam ini ditemukan dari orang yang melakukan perjalanan dari
Negara terjangkit kemudian dilakukan pemeriksaan di Kantor Kesehatan
Pelabuhan, sedangkan pasien demam yang ditemukan dari masyarakat di wilayah
Indonesia dilakukan pemeriksaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Apabila orang dalam pemantauan itu sakit dengan gejala yang mengarah ke influenza
sedang atau berat seperti batuk, flu, demam, dan gangguan pernapasan, langsung
dijadikan pasien dalam pengawasan (PDP)
3. Pasien Dalam Pengawasan
Apabila pasien dalam pengawasan ini memiliki riwayat kontak dengan orang yang
terkonfirmasi pasitif Covid-19 maka pasien tersebut menjadi suspect.
4. Suspect
Setelah pasien dinyatakan sebagai suspect maka selanjutnya akan dilakukan
pemeriksaan spesimen. Saat ini jika akan melakukan pemeriksaan spesimen tidak
harus menunggu suspect terlebih dahulu. Semua pasien dalam pengawasan (PDP)
diperiksa dalam rangka menemukan secara cepat.
Spesimen diperiksa melalui 2 metode yaitu :
1) Polymerase Chain Reaction (PCR)
2) Genom Sekuensing
Setelah dilakukan pemeriksaan spesimen jika pasien reaktif (POSITIF COVID-19)
maka akan dilakukan isolasi di RS Rujukan, serta dilakukan pemantauan erat di RS
sampai pasien sembuh, dan jika hasil pemeriksaan spesimen non-reaktif (NEGATIF
COVID-19) maka pasien akan di pulangkan dan terus dilakukan pemantauan.

C. Deteksi Dini dan Respon di Wilayah (1)


Kegiatan penemuan kasus COVID-19 wilayah dilakukan melalui penemuan orang sesuai
definisi operasional. Bila puskesmas atau fasyankes menemukan orang yang memenuhi
kriteria PDP maka perlu melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Tatalaksana sesuai kondisi pasien :
 Gejala ringan : isolasi diri di rumah
 Gejala sedang : rujuk ke RS Darurat
 Gejala berat : rujuk ke RS Rujukan
2. Memberikan komunikasi risiko mengenai penyakit COVID-19
3. Fasyankes segera melaporkan dalam waktu ≤24 jam ke Dinkes Kab/Kota setempat.
Selanjutnya Dinkes Kab/Kota melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi yang
kemudian diteruskan ke Ditjen P2P.
4. Melakukan penyelidikan epidemiologi menggunakan formulir penyelidikan
epidemiologi.
5. Dilakukan pengambilan spesimen
D. Deteksi Dini dan Respon di Wilayah (2)
Bila memenuhi kriteria ODP maka dilakukan :
1. Tatalaksana sesuai kondisi pasien.
2. Komunikasi resiko mengenai COVID-19
3. Pasien melakukan isolasi mandiri di rumah tetapi tetap dalam pemantauan petugas
Kesehatan puskesmas
4. Fasyankes segera melaporkan secara berjenjang dalam waktu ≤24 jam ke Dinkes
Kab/Kota/provinsi untuk selanjutnya dilaporkan ke PHEOC menggunakan formulir.
5. Pengambilan spesimen di fasyankes/lokasi pemantauan.

E. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Isolasi di Rumah (Perawatan di


Rumah)
1. Isolasi di rumah dilakukan oleh orang yang bergejala ringan dan tanpa kondisi
penyerta seperti PDP, ODP dengan tetap memperhatikan kemungkinan terjadi
perburukan.
2. Perlu informend consent
3. Evaluasi harus dilakukan oleh pejabat/petugas Kesehatan
4. Selama proses pemantauan pasien harus proaktif berkomunikasi dg petugas
Kesehatan.

F. Rekomendasi Prosedur Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Untuk Isolasi Di


Rumah
1. Tetapkan pasien di ruangan tersendiri dg ventilasi baik.
2. Batasi pergerakan.
3. Anggota keluarga lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda.
4. Batasi jumlah orang yang merawat pasien
5. Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setelah kontak dg pasien menggunakan
air dan sabun, handuk kertas sekali pakai
6. Gunakan masker bedah (masker datar) untuk pasien dan orang yang merawat untuk
mencegah penularan
7. Hindari kontak langsung dg cairan tubuh
8. Sediakan sprei dan alat makan khusus untuk pasien dan bersihkan pakaian pasien
dengan suhu air 60-900C dengan deterjen dan keringkan.
9. Sarung tangan, masker dan sisa lain selama perawata di buang di tempat sampah
dalam ruangan dan ditutup rapat
10. Selalu perhatikan APD jika petugas Kesehatan memberikan pelayanan Kesehatan
rumah.

G. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasyankes Pra Rujukan


Menghubungi RS rujukan untuk memberikan informasi pasien dalam pengawasan yang
akan dirujuk, selanjutnya petugas Kesehatan mengintruksikan PDP untuk menggunakan
masker medis saat menunggu dipindahkan ke fasilitas Kesehatan, petugas Kesehatan
harus menghindari masuk ke ruang isolasi sementara, jika akan masuk maka harus
menggunakan APD lengkap, tisu, masker dan sampah lain yang berasal dari ruang isolasi
ditaruh di container tertutup, permukaan yang sering disentuh di ruang isolasi dibersihkan
menggunakan desinfektan yang mengandung 0.5% sodium hypochlorite.

H. Penyiapan Transportasi Untuk Rujukan Ke RS Rujukan


Menghubungi RS rujukan - petugas harus menggunakan APD lengkap – pengemudi
ambulans harus terpisah dari kasus (jaga jarak minimal 1 meter) – pengemudi dan
perawat pendamping rujuakan harus serng membersihkan tangan dengan alkohol –
ambulans harus dibersihkan menggunakan desinfektan yang mengandung 0.5% natrium
hipoklorit – bagi OTG/ODP yang berusia ≥60 tahun dengan penyakit penyerta maka
dilakukan rujukan ke RS Darurat dengan menggunakan mobil sendiri.

I. Pencegahan dan Pengendalaian Infeksi untuk Pemulasaran Jenasah


Langkah-langkah pemulasaran jenasah yaitu :
Petugas menggunakan APD lengkap – jenasah harus terbungkus seluruhnya dalam
kantong jenasah – jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian luar
kantong jenasah – pindahkan segera mungkin setelah pasien meninggal – dijinkan
melihat jenasah dg menggunakan APD sebelum dimasukan ke kantong jenasah – petugas
harus memberikan penjelasan kepada pihak keluarga tentang penanganan khusus bagi
jenasah – jenasah tidak boleh dibalsem/ disuntik pengawet – jika akan diotopsi harus
dilakuakn oleh petugas khusus – jenasah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi –
jenasah sebaiknya tidak lebih dari 4 jam disemayamkan.

J. Tata Kelola Rapid Test Antibody Dan Rapid Test Antigen


 Rapid test antobodi spesimen : yang diperlukan dalam spesimen ini adalah darah,
dapat dilakukan pada komunitas (masyarakat).
 Rapid test antigen spesimen : yang diperlukan dalam spesimen ini adalah Swab
Orofaring/ Swab Nasofaring. Dapat dilakukan di fasyankes yang memiliki
fasilitas biosafety cabinet.

K. Tata Kelola Karantina (1)


 Karantina rumah
 Karantina fasilitas khusus

L. Tata Kelola Krantina (2)


 Karantina rumah sakit
 Karantina wilayah
 Pembatasan sosial berskala besar

M. Strategi Melawan Covid-19


1. Medis
 Peningkatan kapasitas SDM
 SD tenaga Kesehatan- ALMATKES
 Relawan
2. Psikologis
 Imunitas diri
 Disiplin individu dan kolektif
 kerjasama

Anda mungkin juga menyukai