DISUSUN OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA
T.A. 2018 – 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Penerapan Norma
Sosial di Indonesia” ini dengan baik.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal dan telah mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah turun tangan membantu.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Penerapan Norma Sosial
di Indonesia” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I LATAR BELAKANG 1
BAB II PERMASALAHAN 2
BAB IV 7
A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
DAFTAR ISI 8
ii
BAB I
LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui bahwa seluruh manusia di muka bumi menjadikan
norma sebagai pedoman hidupnya masing-masing. Baik dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Termasuk bangsa Indonesia berpedoman pada
norma norma yang terkandung dalam Pancasila.
Dan pengertian norma secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa
Belanda, yaitu “Norm” yang artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman. Namun
beberapa orang mengatakan bahwa istilah norma berasal dari bahasa latin, “Mos”
yang artinya kebiasaan, tata kelakuan, atau adat istiadat.
iii
BAB II
PERMASALAHAN
iv
BAB III
PEMBAHASAN
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau
tidak bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma
itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat dihukum
tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan tidak
boleh meneruskan ulangan.
a. Cara (usage)
Cara (usage) merupakan norma yang menunjuk pada perbuatan
terutama dalam hubungan pergaulan antar individu. Cara juga
merupakan norma yang paling lemah daya ikatnya dibandingkan dengan
norma lainnya. Hal ini dapat dirasakan dari sanksi pelanggarannya.
Ketika seseorang melanggar cara, bentuk sanksi yang diterimanya
adalah celaan. Contoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak
mengeluarkan suara seperti hewan.
b. Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan (folkways) merupakan perbuatan yang diulang-ulang dalam
bentuk sama di dalam pergaulan masyarakat. Pengulangan perbuatan
tersebut menandakan bahwa kebiasaan ternyata disukai banyak orang.
Kebiasaan juga memiliki kekuatan mengikat lebih besar daripada cara.
Keberadaannya juga diakui dan diterima oleh masyarakat. Contoh:
Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu
kegiatan atau kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.
v
vi
Norma Kesopanan
Adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia
dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan sehari-hari suatu masyarakat.
Sanksi bagi pelanggarnya adalah ‘celaan dari masyarakat’.
Norma Kesusilaan
Ialah pedoman yang mengandung makna dan dianggap penting bagi
kesejahteraan masyarakat. Sanksi bagi pelanggarnya adalah ‘cap negatif
dari masyarakat, pengucilan, dan sebagainya. Contohnya, larangan
kawin sumbang muhrim.
• Norma Hukum
Berupa aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berisi perintah atau
larangan, bersifat memaksa dan memberikan sanksi yang tegas bagi
pelanggarnya. Biasanya diperkuat oleh peraturan perundangan dan
penegakan hukum yang dilakukan aparat. Sanksi bagi pelanggar dapat
berupa kurungan (penjara) atau denda.
• Norma Mode
Adalah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat sesuatu yang
sifatnya berubah-ubah serta diikuti banyak orang. Dalam bahasa sehari-
hari, mode sering merujuk pada model pakaian. Mode mempengaruhi
cara berinteraksi dan sedikit banyak juga berperan sebagai penanda
kelas sosial. Sanksi bagi pelanggar dapat berupa cap ‘ketinggalan zaman’
atau tidak diterima dalam suatu lingkungan pergaulan tertentu.
vii
D. Kendala Dalam Menerapkan Norma Sosial di Indonesia
Dengan adanya globalisasi dan semakin transparannya dunia luar untuk dilihat
oleh anak bangsa, tak sedikit memberi dampak negatif. Contohnya seperti
kecanduan menggunakan smartphone. Penggunaan smartphone sering kali
membuat kita kewalahan. Karena orangtua yang memperbolehkan anaknya
mempergunakan smartphone secara bebas. dan sudah jelas, itu sangat
mengganggu waktu anak belajar. Juga kecanduan game. Merupakan salah satu
kendala dalam menerapkan norma sosial di Indonesia. Dan kebanyakan anak
zaman sekarang juga lebih cuek daripada anak zaman dahulu. Seperti yang kita
lihat di internet. Banyak kelakuan-kelakuan nyeleneh yang dilakukan anak
bangsa. Saah satu pengaruhnya adalah era globalisasi. Dan semakin sedikit
juga anak zaman sekarang yang mengenal adatnya sendiri. Padahal, norma
yang ada di dalam adat itu sendiri sangat berguna di kehidupan yang
selayaknya.
viii
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Norma sosial merupakan suatu aturan yang menjadi patokan hidup
masyarakat yang mana jika masyarakat melanggar maka akan ada sanksi
yang akan diterima bagi masyarakat yang melanggar sesuai dengan apa
yang dilanggar.
2. Norma sosial memiliki jenis-jenis berdasarkan daya ikatnya yaitu
(cara/usage, kebiasaan/folkways, tata kelakuan/mores, adat-
istiadat/custom, hokum/laws), berdasarkan sanksinya yaitu (norma agama,
norma kesopanan, norma kesusilaan, norma hukum, dan norma mode),
berdasarkan resmi atau tidak resminya yaitu (norma resmi dan norma tidak
resmi).
3. Penerapan norma sosial dipengaruhi oleh perkembangan zaman. sehingga
penerapannya tidak dapat kita pastikan atau tetapkan, sesuai dengan
perubahan-perubahan sosial yang terjadi didalam masyarakat.
4. Kendala dalam menerapkan norma sosial dikarenakan terjadinya globalisasi
secara menyeluruh dan transparansi sehingga anak bangsa dapat
terpengaruh secara cepat dan mudah baik dalam hal positf maupun
negative.
5. Dengan adanya norma sosial di Indonesia, maka terciptanya keamanan
sosial masyarakat di Indonesia.
6. Upaya melestarikan norma sosial yaitu dengan menanamkan nilai-nilai
agama dan luhur pada anak sejak dini.
B. Saran
Haruslah masyarakat mengikuti aturan norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat. Dan aparatur pemerintah harus lebih tegas dan tidak
lengah terhadap pelaku-pelaku yang melanggar aturan-aturan yang terdapat
pada norma-norma sosial.
ix