Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGANTAR SOSIOLOGI
PELANGGARAN TERHADAP NORMA-NORMA MASYARAKAT

Dosen Pengampu : Dra. Sri Artati Waluyati, M.Si

Disusun Oleh :
1. Sidik Handoko (06051282025020)
2. Nelse Avriliya Al Habsi (06051282025027)
3. Wella Ayu Marvini (06051282025029)
4. Yunik Pujianingsih (06051282025038)
5. Lilis Nurmana (06051182025009)
6. Hasannah Rahma Illahi (06051182025010)
7. Lupia (06051282025042)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya , kami dapat
menyusun makalah ini sesuai dengan kemampuan kami dan dengan baik untuk
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pengantar Sosiologi dengan judul tugas makalah
“Pelanggaran Terhadap Norma-norma di masyarakat”. Tidak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan saran,ide dan dukungan kepada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk selanjutnya kami mengharapkan semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami sendiri dan juga mahasiswa
Universitas Sriwijaya.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik agar makalah ini mendekati sempurna, kami sadar bahwa
kesempurnaan hanya milik Nya. Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini berguna
bagi kita semua. Aamin-aamin yarabbal ‘alamin.

Indralaya,22 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB 1: PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................1

1.3. Tujuan.................................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................................3

2.1. Pengertian Pelanggaran, Norma dan Masyarakat...............................................................3

2.2. Macam – Macam Norma yang berlaku di dalam Masyarakat............................................5

2.2.1 Alasan Seseorang melakukan perbuatan Melanggar Norma…………………………....6

2.2.2 Contoh Pelanggaran Norma yang sering terjadi di Masyarakat ………………………..7

2.3. Upaya Mengatasi Pelanggaran Norma...............................................................................9

BAB III : PENUTUP................................................................................................................10

3.1.KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................11

DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam tatanan sosial, individu merupakan struktur terkecil. Seorang individu


tidak bisa bertahan sendiri, oleh karena itu terciptalah masyarakat. Masyarakat adalah
sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Umumnya, masyarakat
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Setiap manusia, baik sebagai individu atau anggota masyarakat selalu


membutuhkan bantuan orang lain dan terjadi interaksi. Dalam interaksi yang terjadi,
setiap individu bertindak sesuai kedudukan, status sosial, dan peran masing-masing
individu.Tindakan manusia dalam berinteraksi pasti didasarkan oleh norma-norma
dan aturan yang berlaku di masyarakat. Namun, faktanya di masyarakat, norma-
norma yang berlaku malah di langgar.

Secara umum, pelanggaran norma dapat terjadi di mana pun tempatnya tanpa
terkecuali. Terjadinya pelanggaran norma disebabkan karena sikap apatis masyarakat
dalam melaksanakan nilai dan norma masyarakat, masyarakat masih buta akan
pentingnya mematuhi norma-norma yang telah ada. Oleh karena itu timbullah
perilaku yang melanggar norma, tetapi pada dasarnya, norma itu ada untuk
membentuk masyarakat kearah yang lebih baik lagi. Menangkap fenomena ini,
penulis bermaksud untuk membahas mengenai “Pelanggaran Terhadap Norma-norma
dalam Masyarakat”

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian pelanggaran dan norma?


2. Apa saja macam-macam norma dalam masyarakat?
3. Mengapa masyarakat melakukan pelanggaran norma-norma?
4. Bagaimana cara mengatasi pelanggaran norma yang ada ?

1.3 Tujuan
1.Menyadarkan masyarakat agar lebih peduli terhadap norma yang berlaku

2.Memberikan pandangan mengenai pelanggaran-pelanggaran yang ada

3.Menunjukkan fungsi norma sebenarnya bagi kehidupan bermasyarakat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pelanggaran, Norma dan Masyarakat

1. Pelanggaran

Perbuatan (perkara) melanggar, tindak pidana yang lebih ringan dari pada kejahatan.
Menurut Robert M. Z. Lawang penyimpangan perilaku adalah semua tindakan yang
menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari
mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
  Menurut James W. Van Der Zanden perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi
sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi.
Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam,yaitu
penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu
bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan terus-menerus
sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu lalu lintas, buang sampah
sembarangan, dll. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang
tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti
merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.
2. Norma
Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan
ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama – kelamaan  norma - norma itu disusun atau dibentuk
secara sadar. Norma dalam masyarakat berisi tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku
yang pantas atau wajar.
Norma, aturan prosedural dan aturan perilaku dalam kehidupan social pada 
hakikatnya bersifat kemasyarakatan. Yang di maksud bersifat kemasyarakatan bukan saja
karena norma-norma tersebut berkaitan dengan kehidupan sosial tetapi juga karena norma
norma tersebut adalah pada dasarnya merupakan hasil dari kehidupan bermasyarakat. Norma-
norma adalah bagian dari masyarakat. 
Masyarakat yang menginginkan hidup aman, tentram dan damai tanpa gangguan,
maka bagi tiap manusia perlu menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam
pergaulan hidup, sehingga kepentingan masing - masing dapat terpelihara dan terjamin.
Setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban masing - masing.
Norma - norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud :
perintah dan larangan. Apakah yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma
tersebut? Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena
akibat - akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang
untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat - akibatnya dipandang tidak baik.
3. Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat"
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan
sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang
sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata
pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat
pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga
disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-
industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.

2.2 Macam- macam Norma yang berlaku dalam Masyarakat

1. Norma Agama

Norma agama yaitu peraturan yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-larangan,


dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan. Norma agama sifatnya mutlak dan tidak dapat
diubah. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat dosa dan hukuman dari Tuhan Yang
Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat. Contohnya, melaksanakan ibadah, tidak
berbohong, tidak membunuh, tidak mencuri, dan sebagainya.

2. Norma kesusilaan

Norma kesusilaan yaitu peraturan yang dianggap sebagai suara hati nurani manusia. Norma
ini berwujud akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk. Pelanggaran dari norma kesusilaan ini mendapat sanksi yaitu
penyesalan dari diri sendiri dia diisolir/disingkir oleh masyarakat dan menjadi buah mulut
masyarakat. Contohnya, berbicara yang santun kepada orangtua, berbuat baik terhadap
sesama manusia, berkata jujur, menggunakan pakaian sesuai dengan keadaan, dan
sebagainya.

3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Norma kesopanan tidak
berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya
berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan
masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian. Norma kesopanan yaitu peraturan yang
muncul dari hubungan antar manusia dalam kelompok masyarakat dan dianggap penting dalam
pergaulan masyarakat. Sanksi yang akan didapatkan saat melanggar norma kesopanan ini yaitu bisa
berupa celaan dari sesama, celaan tersebut berwujud kata-kata, pandangan rendah orang
disekelilingmu, sikap kebencian, dijauhi di pergaulan. Jadi nantinya akan menimbulkan rasa hina,
malu, dikucilkan yang mengakibatkan tekanan atau penderitaan batin.

4. Norma hukum
Norma hukum adalah peraturan yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu yang mempuyai
wewenang untuk mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Peraturan tersebut sumbernya dari perundang – undangan, yurisprudensi, kebiasaan, dan juga
doktrin. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa
ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan - peraturan hukum
bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan
negara.

Fungsi Norma Hukum:

 Mengatur berbagai hal yang belum ada pada norma lainnya.


 Sebagai pelengkap norma lain dengan sanksi yang tegas dan juga nyata.
 Terkadang norma hukum bertentangan dengan norma lain. Contohnya: Hukuman mati
terhadap seseorang, norma lain ada larangan buat membunuh sesama.

Contoh Norma Hukum:

 Pasal 362 KUHP: Barang siapa mengambil sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
milik orang lain dengan maksud buat dimiliki secara melawan hukum, maka akan
diancam karena itu tindak pencurian dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau
denda paling banyak enam puluh rupiah.
 Pasal 40 Ayat (1) UU No 15 Tahun 2002: Setiap orang yang melaporkan terjadinya
dugaan tindak pencucian uang, maka wajib diberi perlindungan khusus oleh negara
dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa, hartanya dan
keluarganya.
 Kewajiban buat membayar pajak.
 Dilarang melakukan tidakan kekerasan atau pembunuhan.
 Kendaraan umum harus melalui rute khusus.
 Semua pengendara wajib memperhatikan dan mengikuti rambu-rambu lalu lintas.

Sanksi yang didapatkan oleh pelanggar norma hukum bisa berupa pidana penjara atau denda
atau pernyataansahnya suatu perbuatan.Sanksi tersebut bisa dipaksakan oleh lembaga yang
berwenang atau penguasa.

Di Indonesia, sepertinya sudah tidak asing lagi melanggar norma yang ada Bebagai
bentuk pelanggaran sudah sering kita jumpai, dan berikut beberapa bentuk-bentuk
pelanggaran norma-norma :

a. Pencurian motor dan helm yang sedang marak di masyarakat


b. Sepeda motor berjalan di trotoar penjalan kaki juga merupakan pelanggaran
c. Korupsi juga pelanggaran norma hukum dan sanksi sudah ditetapkan di UUD
d. Menyembah selain Kepada-Nya merupakan bentuk pelanggaran terhadap norma
agama yang berlaku.
e. Melakukan pemenggalan tubuh seorang manusia hanya dengan alasan pribadi
yang tidak tercapai. Dan masih banyak lagi.

Pelanggaran yang semakin banyak itu menyebabkan aturan yang ada akan tidak
terlihat karena masyarakatnya yang tidak peduli dengan ada peraturan norma. Selain itu
factor mengapa pelanggaran sering dilakukan adalah karena sosialisasi tentang peraturan-
peraturan yang kurang menyebar seolah pemerintah tidak peduli, selain itu pelanggaran
terjadi diakibatkan kurangnya ketegasan dari pihak yang bersangkutan. Seperti halnya saat
adanya peraturan kendaraan bermotor tidak boleh melewati trotoar pejalan kaki, peraturan
tersebut hanya berjalan lancar di beberapa kota yang tidak berpenduduk banyak. Kita lihat
saja di Jakarta peraturan tersebut tidak berjalan sesuai rencana.

2.2.1 Alasan seseorang melakukan perbuatan melanggar norma adalah diantaranya


sebagai berikut.

1. Tidak tahu

Alasan yang paling umum kenapa seseorang melanggar norma adalah dengan alasan tidak
tahu ada aturan. Alasan ini sebenarnya alasan klasik, karena setiap tindakan manusia ada
aturan yang mengaturnya, apalagi jika negara sudah menyatakan dirinya negara hukum.
Alasan ini tidak membebaskan seseorang dari sanksi hukum.

2. Tidak mau tahu

Banyak orang tahu aturan ketika melakukan suatu tindakan atau perbuatan, tetapi aturan itu
dilanggar dan diabaikan. Biasanya orang seperti ini merasa hukum telah menjadi penghabat
bagi pencapaian keinginannya. Sepanjang tidak ada yang mengusik atau merasa aman-aman
saja, ia akan terus melakukannya dan ia baru berhenti saat perbuatannya ada yang
melaporkannya, atau tertanggkap petugas hukum dan diproses secara hukum. Tindakkan
orang serupa ini tergolong perbuatan melanggar hukum yang mendasar karena ada unsur
kesengajaan.

3. Terpaksa

Kebanyakan orang memberikan alasan mengapa ia melanggar aturan karena terpaksa. Orang
itu merasa tidak ada pilihan lain, ia tepaksa melakukannya bisa jadi karena kondisi ekonomi,
social atau dilakukan atas perintah atasan, atau pun karena diancam. Alasan terpaksa
terkadang hanya merupakan alibi, sebab keadaan terpaksa dalam hukum itu ada ukuran dan
nilainya.

4. Tidak mampu mengendalikan diri

Sabar adalah sebagian dari iman. Tetapi seseorang melanggar karena tidak sabar, sehingga
tidak mampu mengendalikan dirinya, dan emosinyalah yang meledak. Biasanya perbuatan
melanggar pada orang seperti ini, oranganya tidak berfikir panjang dan tidak memikirkan
akibat hukum dari perbuatan atau tindakkannya. Bagi orang serupa ini, urusan hukum
belakangan yang terpenting baginya ia harus puaskan dan salurkan emosinya terlebih dahulu.

5. Sudah Terbiasa.

Orang yang sudah biasa melanggar aturan bukan lagi hal yang aneh dan merepotkan untuk
kembali melakukan pelanggaran. Meskipun sudah pernah mendapat ganjaran, tetapi ganjaran
yang pernah ia terima itu bukannya membuat dia sadar, melainkan ia makin paham dan mahir
untuk melakukan pelanggaran lagi. Orang seperti ini sudah memperhitungkan akibat yang
akan diterima apabila ia melanggar dan perbuatan itu dilakukannya dengan penuh kesadaran.

6. Karena ada kesempatan

Pada prinsipnya manusia terlahir baik dan nilai-nilai kebaikan itu ada dalam diri setiap
manusia. Dan manusia pada umumnya cenderung berbuat baik atau melakukan yang baik-
baik. Tetapi karena ada kesempatan atau peluang, ia pun melakukan suatu perbuatan yang
melanggar.

2.2.2 Contoh Pelanggaran Norma yang sering terjadi di Masyarakat

1. Berkata Bohong

Contoh norma ini berkaitan erat dengan norma agama yang diyakini seseorang. Karena
mengetahui hal tersebut, hati nurani akan mengatakan berkata bohong secara susila adalah
tindakan yang salah.

2. Memfitnah Orang Yang tidak bersalah

Secara tidak sadar, terkadang seseorang melakukannya dalam hidup bermasyarakat. Apalagi
bila itu berkaitan dengan kehidupan seseorang yang dijadikan topik pembicaraan. Tidak ada
hukum yang memberi sanksi akan hal ini. Namun, biasanya, ketika orang melakukan hal
tersebut dan mengetahui kebenarannya, hatinya akan malu sendiri
3. Berzina

Berzina meupakan kategori norma susila yang juga berkaitan erat dengan norma agama. di
beberapa masyarakat perilaku pelanggaran ini diakui dan tidak melanggar norma susila atas
nama pergaulan bebas. Namun, di Indonesia ini melanggar norma susila. Pelakunya bisa
diadili di depan pengadilan masyarakat dan digunjingkan. 

4. Tidak menghargai dan Menghormati Orang Lain

Menghargai dan menghormati orang lain tidak ada dalam norma hukum. Biasanya pelaku
akan merasa menyesal, apabila suatu saat dia membutuhkan orang yang pernah tidak dihargai
dan dihormatinya

5. Tidak Mau Menolong Orang Lain

Menolong orang lain meskipun disebutkan sebagai kewajiban sesama manusia, merupakan
anjuran. Sehingga banyak orang pada akhirnya tidak mempedulikan orang lain dan tidak mau
menolong orang lain. Masyarakat yang mengetahui pelanggaran yang demikian, biasanya
hanya memberi cap sebagai orang pelit dan sombong, dan paling berat ketika orang tersebut
membutuhkan pertolongan orang lain, tidak ada yang mau membantu.

6. Tidak Adil Terhadap Sesama

Sikap tidak adil terhadap sesama, umumnya dilandasi memandang orang lain hanya
berdasarkan materi dan kedudukan. Akibatnya, seseorang hanya berlaku baik karena ada
maksud tertentu. Atau mereka berbuat baik hanya pada golongan tertentu saja. Orang yang
melakukan ini, akan menyesali perbuatannya, apabila ternyata orang yang diperlakukan adil
berlaku baik terhadap mereka dan sebaliknya

Setelah mengetahui banyaknya pelanggaran norma dan aturan di masyarakat, kita


melupakan bagaimana dua hal tersebut berlaku di masyarakat.Pada dasarnya, norma dan
aturan ada untuk dipatuhi dan norma juga berlaku sebagai sistem kontrol dalam masyarakat.
Dengan adanya norma dan aturan, masyarakat dapat mengerti apa yang baik dan buruk bagi
mereka dan masyarakat dapat menuju kehidupan yang aman, nyaman dan tentram. Lalu
bagaimana jika masyarakat tidak mematuhi norma dan aturan yang ada ? Yang terjadi apabila
masyarakat tidak mematuhi dua hal tersebut adalah timbulnya kekacauan atau ketidaktertiban
masyarakat sendiri. Biasanya orang yang melakukan pelanggaran tersebut dikeluarkan dari
masyarakat. Sampai keturunnannya mengambil alih keadaan.Contoh lain banyak dijumpai di
dalam kehidupan sehari-hari. Lalu bagaimana agar terhindar dari har seperti itu ? Suatu
norma seharusnya dikenal, diakui, dihargai dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-
hari. Kemudian dapat denga cara adanya lembaga kemasyarakata. Lembaga kemasyarakatan
akan dianggap sungguh-sungguh berlaku apabila norma-norma tersebut membatasi serta
mengatur perilaku masyarakat.
2.3. Upaya Mengatasi Pelanggaran Norma

Cara selanjutnya untuk mengurangi pelanggaran adalah dengan cara :

 Melakukan sosialisasi seperti seminar mengenai norma-norma dan aturan yang


berlaku di Indonesia.
 Memberikan teguran atau nasihat bagi yang melakukan pelanggaran norma
 Memberikan hukuman sesuai dengan pelanggaran norma yang diperbuatnya agar
tidak melakukan pelanggaran norma lagi.
 Mempertebal keyakinan para anggota masyarakat akan kebaikan adat   istiadat  
yang   ada.   Jika   warga   yakin   pada   kelebihan   yang terkandung dalam aturan
sosial yang berlaku, maka dengan rela warga akan mematuhi aturan itu.
 Mengembangkan rasa malu dalam jiwa masyarakat yang menyeleweng   dari   adat  
istiadat.   Individu   yang menyimpang dari aturan dihukum agar jera dan tidak
mengulangi kembali.
 Mengembangkan rasa takut dalam jiwa masyarakat yang hendak   menyeleweng dari
adat istiadat dengan berbagai ancaman dan kekuasaan. Rasa takut   itu  
mencegah individu untuk melakukan pelanggaran aturan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Dalam kehidupan manusia saling membutuhkan dan kemudian terjadi interaksi sosial
yang sesuai dengan perannya masing-masing.Kehidupan masyarakat menuntut cara
berperilaku antar sesama, dan dalam berperilaku itulah norma yang yang menjadi patokan
atau sebagai aturan untuk kita menjadi pribadi yang baik.

Setelah melihat berbagai macam pelanggaran, akibat yang ditimbulkan apabila


masyarakat melanggar norma dan aturan, hendaknya kita tetap mematuhi peraturan yang
sudah ada, kita tidak disuruh untuk membuat aturan, kita hanya dituntut untuk mematuhinya.
Itu bukanlah hal susah, apabila kita melakukannya dengan sukarela untuk menuju kehidupan
yang sejahtera,aman, nyaman, dan tentram.

Untuk menghindari terjadi pelanggaran norma dapat dimulai dari pembelajaran di


sekolah maupun di lingkungan keluarga.Namun, apabila sudah terlanjur melanggar aturan
maka sebaiknya diberi peringatan kembali untuk tidak mengulanginya. Pemberian peringatan
dapat dimulai dari keluarga pelaku, apabila ia mengulanginya kembali maka serahkan pada
pihak yang bersangkutan dengan pelanggaran yang dilanggar oleh pelaku.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Kreastif SIMPATI. 2011. Modul SIMPATI Kelas X . Surakarta ; Grahadi.

Tim Edukatif HTS. 2012. Modul Sosiologi X untuk SMA atau MA semester gasal. Surakarta ;
CV Hayati Tumbuh Subur.

Soekanto, Soerjono.2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta ; PT Rajagrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai