Anda di halaman 1dari 12

Kontribusi Teori Sosiologi Hukum Dalam Mendesain Konsep

Perubahan
Di Masyarakat dalam bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah“Sosiologi Hukum”.

Dosen Pengampu :
Rusdianto Sudirman

Disusun Oleh :

Muhaikal Ramadhan (2020203874230026)

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM

1
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Allah yang Maha Pengasih tak pilih
kasih,lagi Maha Penyayang tak pandang sayang.Allah yang senantiasa
menganugerahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada setiap manusia, sehingga
dengan rahmat, taufiq dan inayah-Nya sehingga makalah tentang sosiologi dalam
konsep perubahan di masyrakat ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, meskipun
dalam bentuk yang sangat sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih
memerlukan perbaikan seperlunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Rusdianto Sudirman Selain itu makah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan kami sebagai penulis. Saya menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
1. Definisi Hukum secara sosiologi dalam perubahan masyarakat. ...............................6
2. Makna Perubahan Sosial Dalam Masyarakat..............................................................7
3. Bentuk Perubahan Ekonomi, Sosial Dan Budaya Dalam Masyarakat....................... 8
4. Kondisi Ekonomi Di Indonesia...................................................................................9
5. Pengaruh Kondisi Sosial Dan Ekonomi Terhadap Pendidikan................ ............... 10
BAB III PENUTUP......................................................................................................11

A. KESIMPULAN......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12

3
1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan perubahan di bidang pendidikan tampaknya Tidak lepas dari


pengaruh perubahan sosial, budaya dan ekonomi. Ada hubungan timbal balik dalam hal
ini, yaitu; transformasi sosial Budaya dan ekonomi mempengaruhi pendidikan dan
pendidikan Mempengaruhi perubahan sosial, budaya dan ekonomi. Revolusi sosial
Sumber daya masyarakat kurang lebih terkait dengan ekonomi Perubahan dan
perkembangan pendidikan, terutama pada tahap awal krisis 1998. Hal ini tentu
membutuhkan pemikiran lebih jauh. Bertahan hidup saat masih merasakan krisis.
Perubahan sosial budaya dan ekonomi masyarakat terjadi seiring dengan perubahan
dan pengembangan dunia ke depan. Perubahan ini tentu saja akan terus terjadi karena
dengan perubahan itu suatu kelompok masyarakat dapat berkembang. Perubahan sosial
budaya misalnya dapat dilihat dari perbedaan pola pikir masyarakat dulu dan sekarang.
Dalam kaitan perubahan sosial budaya dan ekonomi, pendidikan sebagai bagian dari
sosial budaya turut berpengaruh pada perubahan sosial budaya dan ekonomi
masyarakat. Dengan adanya peranan sosial budaya yang baik akan turut meningkatkan
pendidikan demikian pula sebaliknya pendidikan yang baik melalui pembelajaran akan
turut menanamkan nilai-nilai sosial dan budaya yang berisi aturan-aturan sosial,
kewajiban sosial, interaksi sesama manusia dan lingkungan sekitar.
Demikian pula, kondisi ekonomi menentukan penyediaan berbagai fasilitas dan
terselenggaranya pendidikan. Sebaliknya pula, pendidikan Yang baik adalah cikal bakal
pengembangan ekonomithe activity of education and training of all kinds has become
one of the prime movers of development. It is contributes to scientific and technological
progress, and to the widespread advance of knowledge, which are the most decisive
factors of economic growth.1 (Aktivitas semua jenis pendidikan dan pelatihan telah
menjadi salah satu penggerak utama prime atau pengembangan. Hal ini memberikan
kontribusi untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan untuk Kemajuan luas
pengetahuan, yang merupakan faktor yang paling menentukan ekonomi) .

1
LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 14 NO. 2 DESEMBER 2011: 219-231

4
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Hukum secara sosiologi dalam perubahan masyarakat
2. Apa Makna Perubahan Sosial Dalam Masyarakat
3. Apa Bentuk Perubahan Ekonomi, Sosial Dan Budaya Dalam Masyarakat
4. Bagaimana Kondisi Ekonomi Di Indonesia
5. Bagaimana Pengaruh Kondisi Sosial Dan Ekonomi Terhadap Pendidikan

1.3. Tujuan
1. Memahami begaimana Definisi Hukum secara sosiologi dalam perubahan masyarakat
2. Mengetahui dan memahami perubahan sosial di masyarakat
3 . Mengetahui Bentuk Perubahan Ekonomi, Sosial Dan Budaya Dalam Masyarakat
4. Mengetahui kondisi Elonomi di Indonesia
5. Mengetahui bagaimana pengaruh kondisi sosial dan elonomi terhadap pendidikan

5
Definisi Hukum secara sosiologi dalam perubahan masyarakat

1. Hukum adalah sistem aturan untuk mengevaluasi hubungan sosial.

2. Hukum adalah kode etik atau aturan untuk melakukan sesuatu Buktikan
kewajaran ramalan dengan kepastian yang wajar, Hukum akan diterapkan oleh
pengadilan, jika otoritas hukum Lalu ada kontroversi.

3. Hukum membatasi kebebasan setiap orang untuk keuntungan semua orang


Perdamaian universal dalam bentuk tindakan (aturan) Perilaku) dalam hubungan
antar manusia.

4. Hukum adalah sekumpulan anggaran, baik yg bersifat memaksa atau yg


permisif, dimana pelanggaran terhadapnya akan mengakibatkan perasaan
ketidakpuasan pada grup sosial yg memberlakukan aturan tadi. Netralisir yg
cepat terhadap rasa ketidakpuasan tadi sangat dibutuhkan pada rangka menjaga
karakter perdamaian pada suatu interaksi kemasyarakatan pada suatu grup.

5. Hukum merupakan suatu formasi anggaran yg memiliki otoritas buat


menyelesaikan banyak sekali problem insan & masyarakat. 2

Makna Perubahan Sosial Dalam Masyarakat


Perubahan sosial berarti kebanyakan orang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
kelompok dan hubungan kelompok apa yang mereka lakukan atau apa yang dilakukan
orang tua mereka sebelumnya. Masyarakat adalah jaringan pola relasional yang
kompleks di mana setiap orang berpartisipasi dengan tingkat relevansinya masing-
masing. Hubungan Ini akan berubah, dan perilaku akan berubah pada saat yang sama.
Wajah pribadi Mereka harus menghadapi situasi baru.
Situasi ini mencerminkan faktor Seperti teknologi, cara baru menghasilkan
pendapatan, perubahan tempat tinggal, dan Inovasi baru, ide baru, dan nilai baru. Jadi,
perubahan sosial adalah perubahan Bagaimana orang bekerja, membesarkan anak,
mendidik anak, mengatur diri sendiri Diri sendiri, dan mencari lebih banyak makna
dalam hidup. Perubahan sosial juga bisa berarti Reorganisasi cara dasar orang
berinteraksi satu sama lain dalam masyarakat Pemerintah terkait lainnya, ekonomi,
pendidikan, agama, kehidupan keluarga, hiburan, Bahasa dan kegiatan lainnya.

2
Ibid., h. 70-71

6
Untuk memudahkan pemahaman kita tentang perubahan sosial, dengan ini kami
menyatakan sebagai berikut,Beberapa konsep perubahan sosial yang dikemukakan oleh
para sosiolog antara lain:
1. William F. Ogburg dan Meyer F. Nimkoff: Ruang lingkup perubahan sosial
meliputi Unsur budaya, termasuk material dan non material, terutama pengaruh
budaya yang besar Unsur budaya material menjadi unsur non material.

2. Kingsley Davis: Perubahan struktur dan fungsi masyarakat, Misalnya,


munculnya organisasi buruh sosial kapitalis telah menyebabkan Perubahan
hubungan antara pekerja dan pengusaha Menyebabkan perubahan dalam
organisasi ekonomi dan politik.

3. Samuel Koenig: Arah Perubahan Sosial Terjadi dalam pola hidup manusia,
perubahan yang disebabkan oleh faktor di dalam dan di luar.

4. Soedjono Dirdjosiswojo: sebagai perubahan mendasar dalam struktur Sistem


sosial, sistem sosial dan organisasi sosial.

Bentuk Perubahan Ekonomi, Sosial Dan Budaya Dalam Masyarakat


Menurut Tilaar tidak ada suatu masyarakat yang tidak berubah. Sosiologi sangat
memperhatikan perubahan sosial (social change). Oleh sebab itu telah lahir berbagai
jenis teori mengenai perubahan sosial. Philip H. Phenix menjelaskan social change can
be analyzed in terms of the concepts of structure, function and social needs. While no
exact laws of social behavior have yet been formulated, some insight may be gained
into the basis for individual conformity and deviation and for the transformation that
take place in cultures, institutions, norms, roles and rankings as a result of internal
stresses, environ-mental factors, or external pressures. (perubahan sosial dapat
dianalisa dari segi konsep-konsep struktur, fungsi dan kebutuhan sosial. Meskipun tidak
ada hukum pasti tentang perilaku sosial yang dimiliki blum dirumuskan, beberapa
wawasan dapat diperoleh menjadi dasar bagi individu kesesuaian dan penyimpangan
dan untuk transformasi yang terjadi dalam budaya, Institusi, norma, peran dan peringkat
sebagai akibat dari tekanan internal, lingkungan Faktor mental, atau tekanan eksternal),
dengan perubahan inilah masyaralat jadi terlihat lebih dinamis dalam setiap perubahan
yang telah terjadi. 3

Tilaar mengemukakan bahwa perubahan yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh


tiga faktor utama, yaitu; kebutuhan akan demokratisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan
3
Syamsuddin Pasamai, op.cit., h. 70-72.

7
teknologi serta globalisasi.4 Pertama, demokratisasi menjadi sangat berpengaruh
mengingat masyarakat dunia menjadi masyarakat tanpa sekat yang harus saling
berpengaruh dan saling membutuhkan. Kedua, Kemajuan teknologi telah membawa
pengaruh yang besar terhadap perubahan suatu masyarakat. Kemajuan ini disebabkan
oleh kebutuhan umat manusia untuk lebih cepat dalam bertindak dan untuk
memudahkan segala kebutuhan manusia yang ada serta didasarkan pada keingintahuan
manusia. Ketiga, globalisasi sangat berpengaruh bagi perubahan mengingat hubungan
antar manusia akan terasa lebih dekat dan saling bersaing.
Sebagaimana yang telah dikemukakan sbelumnya bahwa terdapat kekuatan-kekuatan
yang dapat mempengaruhi adanya perubahan sosial di tengah masyarakat. Indonesia
sebagai bagian masyarakat dunia juga akan terkena dampaknya. Masyarakat Indonesia
dewasa ini sangat bergantung dan terpengaruh oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama teknologi informasi. Sebagaimana bisa disaksikan bahwa pengaruh
tekno-logi sudah merambah sampai ke pelosok-pelosok desa yang dulu merupakan
masyarakat yang kurang mendapatkan akses keluar. Teknologi ini dapat kita lihat
perkembangannya pada seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan Teknologi membawa bangsa Indonesia ke masa
transisi yang sangat sulit. Kehidupan politik, ekonomi dan sosial sangat berbarengan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan ini perlu dihadapi dengan
sangat cepat dan tepat sehingga masyarakat kita tidak akan menjadi sasaran negatif dari
sebuah teknologi, akan tetapi dapat menjadi pemain untuk mengarahkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada untuk dimanfaatkan menjadi kekuatan yang dapat
membangun masyarakt Indonesia yang lebih baik. Idealnya untuk dapat memberikan
arah yang jelas terhadap perubahan ini, pendidikan adalah solusi yang terbaik.
Pendidikan harus mampu menjadi penyaring antara kekuatan positif dan negatif dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di balik perubahan yang amat cepat
dalam kehidupan bermasyarakat, anehnya, pendidikan sendiri selama ini tidak
mengalami perubahan yang berarti. Sekolah dewasa ini sama dengan sekolah masa
lampau. Bagaimana keadaan sekolah dan kelas, bagaimana guru mengajar, bagaimana
siswa belajar dan bagaimana hubungan di antara warga sekolah sama dengan lima puluh
tahun yang berlalu. 5

Kondisi Ekonomi Di Indonesia


Pada masa Orde Lama (Soekarno, 1945 – 1966) lebih banyak konflik politiknya
daripada agenda ekonominya. Kondisi ekonomi saat itu sangat parah. Glassburner
4
ibid. H. 22.
5
Zamroni, Paradigma Pembangunan Pendidikan Nasional Dalam Mewujudkan Peradaban Bangsa, h. 34.

8
melukiskan ekonomi Indonesia seperti tidak confidence, dikatakan bahwa when
Indonesia achieved sovereignty in December 1949, her economic situation was not one
to inspire confidence in her future. This plight was nowhere more dramatically indicated
than in her desperate shortage of high level manpower of all varieties.6 ( Dikatakan
bahwa ketika indoneisa mencapau kedaulatan pada bulan Desember 1949, situasi
ekonomi bukanlah suatu untuk mengispirasi kepercayaan dimasa depanya. Nasib ini
adalah tidak ada yang lebih dramatis ditunjjukkan daripada kekurangganya yang putus
asa yang tingginya tenaga kerja dari semua wilayah.
Indonesia sejak tahun 1967, di bawah pemerintahan militer (Soeharto, 1965-1998),
menjadi pelaksana teori pertumbuhan Rostow dalam melakukan pembangunan
ekonominya. Dalam teori ini, ada lima tahap pertumbuhan ekonomi yaitu, tahap
pertama ‘Masyarakat Tradisional’ (The Traditional Society), tahap kedua ‘Pra Kondisi
untuk Tinggal Landas’ (The Preconditions for Take-off), tahap ketiga ‘Tinggal Landas’
(The Take-off), tahap keempat ‘Menuju Kedewasaan’ (The Drive to Maturity) dan tahap
kelima ‘Konsumsi Massa Tinggi’ (The Age of High Mass-Consumption). Namun pada
tanggal 21 Mei 1998, Indonesia mengalami Krisis Moneter yang membuat Soeharto
lengser (runtuhnya rezim Orde Baru). Indonesia belum sempat “tinggal landas” malah
kemudian “meninggalkan landasannya” hingga lupa pijakan ekonominya rapuh dan
mudah hancur.
Pembangunan ekonomi Orde Reformasi (1998–2007/sekarang) berjalan tak jelas
arahnya. Masa tahun 1998 – 2004 adalah masa transisi dari Orde Baru ke Orde
Reformasi yang ditandai dengan silih bergantinya Presiden Republik Indonesia dalam
waktu relatif singkat. Dari B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid kemudian Megawati,
semuanya belum menunjukkan pembangunan ekonomi yang berarti. Pembangunan
ekonominya berjalan terseok–seok sebagai akibat kebijakan rezim yang lalu (Orde
Baru) Yang membuat pijakan/pondasi ekonominya sangat rapuh dan mudah Hancur
tersebut, disambut dengan gegap gempita euforia politik rakyat Indonesia yang selama
masa Orde Baru dikekang kemudian menjadi bebas Lepas di masa Orde Reformasi ini.
Kondisi ekonomi Indonesia mulai membaik dan terkendali setelah Dua tahun masa
pemerintahan SBY. Sedikit demi sedikit dana subsidi MIGAS ditarik oleh pemerintah
mulai dari bensin, solar kemudian minyak Tanah yang selama ini membebani
pemerintah. Pemerintah cenderung Menyerahkan harga barang pada mekanisme pasar.

Pengaruh Kondisi Sosial Dan Ekonomi Terhadap Pendidikan


Menurut Tilaar,kebijakan dan praktek pendidikan perlu ditransformasi dari
pandangan pedagogik tradisional menjadi pedagogik modern (pedagogik transformatif).

6
Frederick Harbison & Charles A. Myers, op.cit., h. 173.

9
Titik tolak pedagogik transformatif ialah “individu-yang-menjadi”. Hal ini berarti
seorang individu hanya dapat berkembang di dalam interaksinya dengan tatanan
kehidupan sosial budaya di mana ia hidup. Individu tidak akan berkembang apabila
diisolasikan dari dunia sosial budaya di mana ia hidup. Hal ini berarti adanya suatu
pengakuan peran aktif partisipatif dari individu-yang-menjadi dalam tatanan kehidupan
sosial dan budayanya. Individu bukanlah sekedar menerima nilai-nilai budaya yang
datang dari luar, tetapi nilai-nilai tersebut hanya dapat dimilikinya melalui peranannya
yang aktif partisipatif di dalam aktifitas sosial budaya dalam lingkungannya.7
Zamroni mengemukakan bahwa pendidikan sekarang dilaksanakan secara mekanik
reduksionisme, determinasi yang bersumber pada era teknologi Newton. Paradigma ini
telah mereduksi makna pendidikan menjadi sekolah. Lebih jauh, sekolah pun sudah
direduksi dan disederhanakan menjadi suatu rangkaian dari ketersediaan input,
berlangsungnya proses, dan menghasilkan output. Input dalam pendidikan berupa
peserta didik yang disebut the raw input, guru, kurikulum, manajemen dan fasilitas fisik
yang disebut sebagai the instrumental input. Keseluruhan input tersebut akan menyatu
dalam proses sehingga menghasilkan output, yang berupa lulusan dengan kemampuan
yang telah dicapai. Kemampuan siswa ini juga direduksi dan disederhanakan dalam
wujud skor nilai. Learning juga disederhanakan menjadi teaching, sebagai proses
transformasi pengetahuan kepada peserta didik untuk diingat-ingat dan kemudian
disajikan kembali oleh peserta didik Manakala menghadapi tes. Sifat-sifat ingin tahu
dan kreativitas tidak lagi Mendapat tempat yang wajar. Demikian juga, materi pelajaran
disederHanakan menjadi “hanya yang ada pada buku teks”. Yang dikaji di ruang-Ruang
kelas tidak perlu dikaitkan dengan realitas yang ada di masyarakat.8
Berdasarkan aspek ekonomi, Pendidikan sebagai pengembangan sumber daya
manusia. Dikatakan bahwa this progress is due above all to the capacity of humanity to
control and organize its environment in accordance with its needs, in other words, to
science and education, the main driving forces of economic progress.
Pembangunan ekonomi tidak bisa dilepaskan dengan pembangunan pendidikan,
begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu, seyogyanya pemerintah mengalokasikan dana
yang besar untuk pendidikan sehingga pada akhirnya nanti dapat membantu
meningkatkan pengembangan ekonomi.

Kesimpulan

7
Tilaar, H.A.R., op. Cit,. H. 6.
8
Zamroni, op. cit., h. 35-36.

10
Setelah menjelaskan berbagai hal tentang bagaimana kondisi sosial budaya dan
ekonomi Indonesia serta pengaruhnya terhadap pendidikan, maka dapat disimpulkan
bahwa; telah terjadi perubahan yang signifikan terhadap masyarakat kita. Nilai-nilai
sosial budaya telah terkikis seiring dengan masih banyaknya kemiskinan yang terjadi.
Hal ini tentu saja turut dipicu oleh pendidikan. Dengan demikian kesimpulan
selanjutnya adalah kebijakan pendidikan harus berubah untuk dapat merubah kondisi
sosial budaya masyarakat, dan investasi di bidang pendidikan harus ditingkat-kan untuk
dapat membangun ekonomi negara.
Lanjut Soedijarto mengatakan bahwa melalui pendidikan yang bermutu dan merata
akan lahir manusia terdidik yang cerdas, berkarakter, dan terampil/profesional sehingga
siap memasuki dunia kerja yang dibuka oleh perusahaan yang sehat. Namun bila
bangkitnya dunia usaha bergantung pada dana dari pemerintah, misalnya dengan
pinjaman luar negeri, akibatnya akan sebaliknya.28 Manusia yang cerdas, berkarakter,
dan terampil adalah aset negara yang akan meningkatkan penghasilan negara dan
membuat ekonomi bangsa kita lebih baik. Dengan adanya kepedulian terhadap
pendidikan baik dari segi perubahan atau transformatif pendidikan ataupun terhadap
pembiayaan pendidikan, maka sangat diharapkan bahwa pendidikan akan menjadi pilar
utama dalam memajukan semua sektor, sosial budaya, ekonomi, politik dan sebagainya.
Untuk membangun sebuah negara adalah membangun pendidikannya (to build nation
build schools).

11
Daftar Pustaka
Abdullah, Ambo Enre, Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Gagasan dan Pengalaman,
Yogyakarta: Pustaka Timur, 2005.
Bruner, Jerome S., The Relevance of Education, Toronto, Canada, 1973.
Delors, Jacques, et.al, Learning: The Treasure Within, The Report to UNESCO of
International Commission for The Twenty-First Century, Paris: UNESCO, 1996.
Dewey, John, Democracy and Education, New York: The Macmillan Company, 1964.
Harbison, Frederick & Charles A. Myers, Manpower and Education: Country Studies in
Economic Development, New York: McGraw-Hill Book Company, 1965.
Inglehart, Ronald, Modernization and Postmodernization: Cultural, Economic and
Political Change in 43 Societies, Princeton, New Jersey: Princeton University Press,
1997.
Kotler, Philip, et.al., The Marketing of Nations: A Strategic Approach to Building
National Wealth, New York: The Free Press, 1997.
Phenix, Philip H., Realms of Meaning: A Philosohy of The Curriculum for General
Education, New York: McGraw-Hill Book Company, 1964.
Prayitno, Eddy, http://tulisan2.blog.dada.net/post/688123/
Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara, 2008.

12

Anda mungkin juga menyukai