Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SOSIOLOGI HUKUM

HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL

DAN PERKEMBANGAN HUKUM DI WILAYAH

KEPULAUAN

KELOMPOK 5

1.OTNIEL DUPARLIRA

2.MUHAMMAD RIZIEQ MARASABESSY

3.NUR RAHMI HABARI

4.ADHITYA MANGGALA MAINASSY


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................

BAB 11 PEMBAHASAN .......................................................................................

A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL................................................................


B. HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL DAN PERKEMBANGAN HUKUM DI WILAYAH
KEPULAUAN..................................................................................................

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................

A. KESIMPULAN.......................................................................................................
B. SARAN ................................................................................................................

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan taufik hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan
lancar.Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya,
tabiuttabiin, dan mudah-mudahan sampai kepada kita umatnya.

Kami juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena
itu,kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini. Selain itu,
kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi
lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Ambon, 12 Desember 2022

Penyusun

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan sosial adalah sebuah perubahan dari struktur sosial yang ada menuju suatu
struktur sosial lainnya yang lebih baik. Perubahan-perubahan sosial yang terjadi di dalam suatu
masyarakat dapat di sebabkan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun dari luar
masyarakat itu sendiri. Hal ini pula yang menyebabkan bahwa perubahan dalam masyarakat itu akan
sejalan dengan perkembangan zaman yang terjadi. Perubahan sosial jelas memengaruhi dan
membawa perubahan hukum, sebab itu jika terjadi perubahan sosial, maka keburu masyarakat juga
akan berubah baik dalam kualitatif maupun kuantatif, termasuk kebutuhan hukum juga akan
berubah, baik dalam kaidah hukum positif maupun lembaga hukum. Akan tetapi, proses
penyesuaian hukum pada perubahan sosial mencapai tahap kemapanan tertentu agar dapat
memunculkan ungkapan” Hukum tertatih-tatih mengikuti kejadian”( het recht hinkt achter de feiten
aan). Tetapi jika perubahan sosial berlangsung cepat dan menimbulkan gejolak sosial maka yang
terguncang adalah hukum itu sendiri. Oleh karena itu, kami tertarik untuk membahas lebih lanjut
tentang hubungan antara perubahan sosial dan perkembangan hukum di wilayah kepulauan.

Hukum di wilayah kepulauan juga berkembang mengikuti zaman. Salah satu unsur yang
menyebabkan adanya perubahan dan perkembangan hukum adalah adanya ilmu pengetahuan,
penemuan-penemuan di bidang teknologi, dan perubahan zaman sebagai akibat dari kebutuhan
masyarakat. Seiring berkembangnya tradisi dan kebiasaan masyarakat kepulauan, mereka
mengalami perkembangan hukum dengan budaya-budaya yang mereka kembangkan.

B. RUMUSAN MASALAH

1 . Bagaimana hubungan antara perubahan sosial dan perkembangan hukum di wilayah


kepulauan?
2. Apa pengertian perubahan sosial?

BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL

Perhatian pertama dalam pengertian hubungan antara perubahan sosial dan


perkembangan hukum adalah pada masalah definisi. Apa perubahan sosial itu? Istilah
“perubahan”(change) dalam pengertian sehari-hari, sering di artikan dengan longgar sebagai
sesuatu yang ada tetapi sebelumnya tidak ada. Namun, tidak semua perubahan adalah
perubahan sosial. Banyak perubahan dalam kehidupan yang cukup kecil dan di anggap tak
berarti (trivial) , walau kadang-kadang hal-hal yang kecil tersebut bila di kumpulkan akan
menjadi hal yang besar dan berarti (substansial).

Dalam pengertiannya yang paling konkret, perubahan sosial berarti kebanyakan orang
terlibat dalam kegiatan-kegiatan kelompok dan hubungan-hubungan kelompok yang
berbeda dengan apa yang telah mereka lakukan atau apa yang telah orangtuanya lakukan
sebelumnya. Masyarakat adalah suatu jaringan kompleks dari pola-pola hubungan dimana
semua orang berpartisipasi dengan derajat keterkaitannya Masing-masing. Hubungan-
hubungan ini berubah dan perilaku juga berubah pada saat yang sama. Individu-individu di
hadapkan dengan situasi baru yang harus mereka respons. Situasi-situasi ini merefleksikan
faktor-faktor tertentu seperti teknologi, cara baru untuk mencari penghasilan, perubahan
tempat domisili, dan inovasi baru, ide baru, serta nilai-nilai baru. Sehingga, perubahan sosial
adalah perubahan bagaimana orang bekerja, membesarkan anak-anaknya, mendidik anak-
anaknya, menata dirinya sendiri, dan mencari arti yang lebih dari kehidupannya. Perubahan
sosial juga bisa berarti suatu restrukturisasi dalam gara-gara dasar dimana orang di dalam
masyarakat terlibat satu dengan lainnya mengenai pemerintahan, ekonomi, pendidikan,
agama, kehidupan keluarga, rekreasi, bahasa, dan aktivitas-aktivitas lainnya.

Dalam sejarah, ada banyak mengenai sebab musabab terjadinya perubahan sosial. Ada
yang berpendapat bahwa masyarakat berubah karena ideas, pandangan hidup, pandangan
dunia dan nilai—nilai, seperti apa yang di katakan Max Weber dalam bukunya ‘The Sociology
Of Religion Dan The Protestant Ethic And The spirit Capitalism ‘ Max Weber banyak
menekankan berapa berpengaruhnya ide terhadap suatu masyarakat. Hal senada juga di
sampaikan oleh ahli sejarah yang bernama Crane Brinton, dalam bukunya ‘The Anatomy Of
Revolution, menulis : No ideas, No Revolution “Dia pun setuju kalau di katakan “ No ideas,
no social movement. “

Untuk memudahkan pemahaman kita tentang perubahan sosial, berikut ini di


kemukakan beberapa pengertian tentang perubahan sosial yang di kemukakan para
sosiolog, antara lain :
a. Wiliam F. Ogburg dan Meyer F. Nimkoff : Ruang lingkup perubahan sosial mencakup
unsur-unsur kebudayaan baik materiil maupun immateriil, terutama pengaruh besar
dari unsur-unsur kebudayaan materiil terhadap unsur-unsur immateriil.
b. Kingsley Davis : Perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat, misalnya timbulnya pengorganisasian butuh dalam masyarakat kapitalis,
menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara butuh dengan majikan
yang kemudian menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan
politik.
c. Samuel Koening : perubahan-perubahan sosial merujuk pada modifikasi-modifikasi
yang terjadi dalam pola kehidupan manusia, modifikasi terjadi, di sebabkan karena
faktor intern maupun ekstrem.
d. Soedjono Dirdjosiswojo : sebagai perubahan fundamental yang terjadi dalam struktur
sosial, sistem sosial dan organisasi sosial.

Di samping itu, masih banyak lagi pengertian atau definisi perubahan sosial yang
tersebar dalam berbagai literatur, tetapi apa dan bagaimanapun muatan pengertian
atau definisi perubahan sosial yang di kemukakan oleh para sosiolog di atas, maka
secara empirik yang patut di perhatikan bahwa setiap masyarakat senantiasa
mengalami perubahan-perubahan, baik pada masyarakat primitif yang tradisional
maupun masyarakat terdidik yang modernis. Perubahan-perubahan sosial inilah,
menjadi penyebab sehingga masyarakat senantiasa bersifat dinamis.

B . HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL DAN PERKEMBANGAN HUKUM DI WILAYAH


KEPULAUAN

Seiring berkembangnya tradisi dan kebiasaan masyarakat kepulauan, berkembangnya hukum di


wilayah kepulauan ini, salah satu faktornya adalah agama. Masyarakat pada daerah-daerah
kepulauan memiliki kompleksitas sosial yang di dasarkan pada pulau-pulau kecil yang terpisah jauh
oleh lautan yang luas, sehingga menimbulkan segregasi berdasarkan Negeri ( baca ; desa) dan pulau
yang menjadi identitas diri. Kompleksitas sosial masyarakat kepulauan memperlihatkan adanya
dinamika interaksi yang menimbulkan ketidakaturan dalam masyarakat, karena hukum yang berlaku
menimbulkan ketidakaturan itu. Menurut Gunther Teubner, hukum modern memperlihatkan
dominasi negara sebagai pengatur di satu sisi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di sisi lain,
menyebabkan lahirnya konsep negara kesejahteraan (welfare state) dan negara pengatur
( regulatory state). Konteks masyarakat kepulauan di atas, penting di letakkan dalam kaitan dengan
pendapat Nikhlas Luhmann yang mengidentifikasi tiga prinsip organisasi yang mendominasi
masyarakat yaitu segmentasi, stratifikasi dan perbedaan tujuan hukum. Masyarakat pada daerah-
daerah (provinsi) kepulauan hanya menghendaki adanya pengakuan dari pemerintah Republik
Indonesia terhadap adopsi penerapan prinsip negara kepulauan dan konvensi hukum Laut 1982
dalam penentuan wilayah kewenangan daerah otonom di laut, sehingga terjadu perbedaan
perlakuan berdasarkan karakteristik wilayah. Pada sisi lain, masyarakat pada daerah-daerah
kepulauan tetap menghormati dan menghargai hak-hak atas penggunaan laut sebagimana hukum
Laut 1982 maupun hukum nasional Indonesia yang berkaitan dengan prinsip wawasan nusantara.
Dalam hal ini, hak nelayan tradisional dari daerah-daerah yang bukan provinsi kepulauan tetap di
hormati dan di lindungi , begitu juga hak-hak di berikan dalam hukum internasional.

Sebagai contoh di wilayah kota Ambon yang berkembang jika di tinjau dari perspektif budaya dan
hukum, tetapi ada beberapa bidang yang masih harus dibenahi oleh pemerintah kota Ambon, salah
satunya Bidang Hukum, antara lain :

a. Masalah tanah dan batas-batas tanah antar negeri/desa


b. Revitalisasi Hukum adat dan adat
c. Proses pengangkatan raja sebagai persekutuan masyarakat Hukum adat
d. Lingkungan hidup
e. Pelanggaran lalulintas jalan raya
f. Kekerasan dalam rumah tangga
g. Tingkat perceraian masih tinggi
h. Narkotika dan obat-obatan terlarang
i. Pornografi
j. Minuman keras
k. Perkelahian antar kampung/negeri) geng

Mungkin pemerintah kota Ambon akan lebih tegas lagi dalam rangka perkembangan hukum,
sehingga berbagai masalah serius yang harus di tanganu secara bauk-baik dan menyeluruh.
Pemerintah juga harus lebih bijak terkait dengan soal-soal pertahanan dan keamanan termasuk
masalah-masalah hukum.
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan pada materi di atas tentang hubungan antara perubahan sosial dan
perkembangan hukum di wilayah kepulauan, sebagai perubahan fenomenal yang terjadi di
wilayah kepulauan di antaranya struktur sosial, misalnya hukum adat yang di sahkan oleh
tokoh-tokoh adat, yang menjalankan hukum atau peraturan dalam suatu masyarakat. Sistem
sosial, yang menjalankan hukum pada wilayah tertentu contohnya perangkat-perangkat
desa/kelurahan.Organisasi sosial, yang berperan penting di dalam masyarakat, contohnya
ilmu-ilmu agama dan norma-norma. Sedangkan perkembangan hukum di wilayah kepulauan
berkaitan dengan 3 perubahan sosial yang berperan penting di dalam sebuah wilayah
kepulauan. Karena kurangnya sistem informasi dan komunikasi hal-hal tersebut menjadi
landasan utama hidup masyarakat kepulauan karena berkembangnya teknologi pada zaman
modern ini masyarakat lebih mudah mengetahui perubahan-perubahan hukum yang di
jalankan secara umum di suatu negara.

B. SARAN

Demi kesempurnaan makalah ini maka kritikan dan saran yang membangun sangat
membantu semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.

Anda mungkin juga menyukai