Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Term-Term Penting Sosiologi


Untuk Memenuhi Tugas kelompok Mata Kuliah “Sosiologi Pendidikan”

Dosen Pengampu: Daden Sukendar, M.Ag.

Disusun oleh:
Kelompok 5
Dewi Sirly
Santi
Siska Widiawati

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-MASTHURIYAH


TIPAR CISAAT SUKABUMI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami haturkan kehadirat Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan kami nikmat kesehatan
jasmani dan rohani, sehingga kami dapat menjalankan tugas yang telah diberikan
kepada kami.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak, khususnya Bapak Dosen yang telah membimbing dan mengarahkan
kami, dan juga kepada rekan-rekan, karena dengan dorongan dan partisipasinya
makalah ini diselesaikan, Dalam makalah ini kami membahas tentang “Term-
Term Penting Sosiologi”.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi atau cara penulisanya, namun demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang sangat terbatas,
sehingga dapat selesai dengan baik, dan dengan kerendahan hati serta tangan
terbuka saya menerima masukan, saran dan usul guna menyempurnakan makalah
ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Sukabumi, 15 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
BAB I Pendahuluan...............................................................................................
A. Latar Belakang Masalah............................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
BAB II Pembahasan..............................................................................................
A. Arti Term-term penting sosiologi..............................................................
B. Macam-Macam Term Sosiologi................................................................
BAB III Penutup....................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi pendidikan berkembang diawal abad ke-20 dan mengalami
hambatan dalam perkembangannya, kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat
mengalami perubahan sosial yang sangat cepat, maju dan memperlihatkan gejala
desintegratif.
Perubahan sosial yang cepat itu meliputi berbagai bidang kehidupan, dan
merupakan masalah bagi semua institusi sosial, seperti: industri, agama,
perekonomian, keluarga, perkumpulan-perkumpulan dan pendidikan. Masalah
sosial dalam masyarakat itu juga dirasakan oleh dunia pendidikan. Masalah
pendidikan dalam keluarga, pendidikan disekolah, dan pendidikan dalam
masyarakat merupakan refleksi masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
Gejala-gejala seperti penderitaan rakyat, kegelisahan sosial, dan
desintegrasi sosial (konflik) antar ras konflik politik, konflik antar golongan
agama dan sebagainya merupakan gejala umum yang terdapat dalam berbagai
masyarakat. Krisis yang kita alami sekarang adalah krisis dalam hubungan antar
manusia, tata sosial, dan krisis dalam hal kepercayaan.
Masyarakat pada hakikatnya merupakan sistem hubungan antara satu
dengan yang lain. Tiap masyarakat mengalami perubahan dan kontinuitas
(kelangsungan), integrasi dan desintegrasi, kerjasama dan konflik. Dasar ikatan
masyarakat ialah adanya kepentingan dan nilai-nilai umum yang diterima oleh
anggota-anggotanya. Program yang berlawanan dari kelompok-kelompok
masyarakat menyebabkan berkurangnya kesetian terhadap nilai-nilai umum itu.
Jika hal itu terjadi masyarakat jelas akan mengalami disentegrasi.
R. Linton mendefinisikan nilai-nilai dalam masyarakat dapat digolongkan
menjadi dua yaitu: “nilai-nilai inti (universal), nilai-nilai periphery (alternatives)”.
[1]

Universal sifatnya kuat, integrated, stabil dan diterima oleh sebagian besar
anggota masyarakat, bahkan menjadi dasar daripada tata sosial masyarakat.
Sedangkan alternatifes sifatnya tidak stabil, kurang integrated dan hanya diterima
oleh sebagian anggota masyarakat. Apabila masyarakat berubah cepat, maka
alternatife tumbuh banyak, hal itu dapat mengaburkan universal, isi nilai-nilai inti
menjadi berkurang. Akibatnya kebudayaan menjadi kehilangan pola dan
kesatuannya.
            Hilangnya nilai-nilai inti berarti disentegrasi sosial sumber daripadanya
ialah perubahan sosial yang cepat terutama dalam bentuk urbanisasi. Hubungan
yang mula-mula didasari dengan ikhlas berubah menjadi hubungan pamrih.
Pergeseran itulah yang merupakan sumber berbagai masalah sosial. Institusi
pendidikan tidak mampu mengejar perubahan sosial yang cepat itu, yang
disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menimbulkan
berbagai  kultural. Oleh karena itu, ahli-ahli sosiologi kemudian menyambungkan 
pemikiran-pemikiran untuk turut memecahkan masalah pendidikan itu. Maka
lahirnya suatu disiplin baru yang disebut sosiologi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Term-Term Penting Sosiologi?
2. Apa saja hal yang berkaitan dengan Term-Term Penting Sosiologi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti Term-Term Penting Sosiologi
2. Untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan Term-Term Penting
Sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Term-term penting sosiologi
Makna term itu sendiri dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah persyaratan, ketentuan yang harus dilakukan. Jadi maksudnya adalah
dalam sosiologi ada hal-hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
sosiologi itu sendiri. term sosiologi juga bisa disebut ilmu pengetahuan tentang
kehidupan manusia dalam hubungan kelompok.
B. Macam-Macam Term-Term Penting Sosiologi
1. Harmoni
a) Pengertian Harmoni
Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti
keadaan tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu
kehidupan yang penuh harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi dimana
individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.
Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan
solidaritas. Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau
kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan
antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan
moral dan kepercayaan yang dianut bersama.
b) Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip
kesetaraan harus diterapkan ditengah-tengah diferensiasi dan
stratifikasi sosial. Ditengah pontensi konflik yang memungkinkan bagi
bangsa kita, maka usaha untuk membentuk suatu masyarakat
multikultural menjadi sangat penting. Secara sederhana, masyarakat
multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri atas
beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang
berbeda-beda. Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari
masyarakat modern yang anggotanya terdiri atas berbagai golongan,
suku, etnis, ras, agama, dan budaya. Mereka hidup bersama dalam
wilayah local maupun nasional. Bahkan, mereka juga berhubungan
dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman
(kemajemukan), tetapi juga kesederajatan antarperbedaan. Dalam
multikulturalisme terkandung pengertian bahwa tidak ada sistem
norma dan budaya yang lebih tinggi daripada budaya lainnya, atau
tidak ada sesuatu yang lebih agung dan luhur daripada yang lain.
Semua perbedaan adalah sederajat. Kesederajatan dalam perbedaan
merupakan jantung dari multikulturalisme.
2. Konflik
a. Pengertian konflik
Fuad dan Maskanah, konflik adalah benturan yang terjadi antara dua
pihak atau lebih yang disebabkan karena adanya perbedaan kondisi
sosial budaya, nilai, status, dan kekuasaan, dimana masing-masing
pihak memiliki kepentingan terhadap sumberdaya alam.
Dalam sosiologi, konflik adalah suatu proses sosial antara dua individu
atau kelompok, di mana satu di antara satu pihak berusaha untuk
menyingkirkan pihak lain, dengan menghancurkan atau membuatnya
tidak berdaya dengan cara yang disertai dengan ancaman dan
kekerasan.Biasanya, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri
yang dibawa individu atau kelompok dalam suatu interaksi sosial.
Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya.
Kendati begitu, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
kehidupan bermasyarakat. Akan mustahil jika kehidupan individu atau
kelompok masyarakat tidak pernah mengalami konflik.

b. Faktor Penyebab Konflik


 Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian kemudian
perasaan.
 Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda.
 Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
 Perubahan-perubahan nilai yang ekspres dan mendadak dalam
penduduk.
 Kurangnya keharmonisan dalam hal interaksi sosial.
c. Jenis-Jenis Konflik
 Konflik individu, yakni konflik yang terjadi antara individu dengan
individu atau dengan kelompok masyarakat.
 Konflik rasial, yakni konflik yang terjadi antara dua ras atau lebih
yang berbeda.
 Konflik agama, yakni konflik yang terjadi antara kelompok-
kelompok yang memiliki agama dan keyakinan berbeda.
 Konflik antara kelas sosial, yakni konflik antara kelas atau
kelompok masyarakat yang berbeda.
 Konflik politik, yakni konflik yang terjadi karena adanya
perbedaan pandangan di dalam kehidupan politik.
 Konflik sosial, yakni konflik yang terjadi di dalam kehidupan
sosial masyarakat.
 Konflik internasional, yakni  konflik yang terjadi antarnegara di
dunia secara global
d. Dampak Konflik
 Dampak Negatif Konflik
 Merusak integrasi sosial masyarakat.
 Menyebabkan trauma secara sosial dan psikologis.
 Menimbulkan kerusakan harta benda dalam masyarakat.
 Timbulnya rasa dendam dan tidak bisa menciptakan kehidupan
harmonis.
 Dampak Positif Konflik
 Konflik sejatinya memperjelas berbagai aspek kehidupan yang
masih belum tuntas.
 Terjadinya konflik menimbulkan penyesuaian kembali
serangkaian norma dan makna nilai yang berlaku dalam
masyarakat.
 Konflik mampu mendorong solidaritas mekanik dan solidaritas
organik di antara angota kelompok yang ada di masyarakat
perkotaan serta pedesaan.
 Konflik dapat mengurangi rasa ketergantungan terhadap
individu atau kelompok.
 Terjadinya konflik dapat memunculkan kompromi baru yang
dikenal dengan akomodasi dalam sosiologi.
 Integrasi sosial lebih kuat.
3. Integrasi
a. Pengertian Integrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integrasi adalah
pembauran sesuatu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Integrasi
sosial adalah penyesuaian antara unsur-unsur yang berbeda terutama
dalam kehidupan sosial sehingga dapat menghasilkan pola kehidupan yang
nyaman bagi masyarakat.
Integrasi sosial merupakan gabungan dari dua istilah kata, yaitu
'integrasi' yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan integration,
yang memiliki arti kesempurnaan atau keseluruhan. Sementara kata 'sosial'
berarti hubungan dan juga timbal balik dari tindakan yang dilakukan oleh
masyarakat.Integrasi sosial mempunyai peran penting bagi semua
kalangan masyarakat. Dengan adanya integrasi sosial yang baik, tujuan
terbentuknya masyarakat harmonis akan mudah mencapai tujuan bersama.
Selain itu, melalui proses integrasi sosial, segala bentuk keteraturan
sosial mengenai hukum, budaya, arti pendidikan, dan sebagainya akan
mudah dilakukan. Jadi, integrasi sosial dapat dipandang sebagai suatu
elemen yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya konflik sosial
pada masyarakat.
b. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
 Integrasi Normatif, Integrasi normatif bisa diartikan sebagai bentuk
integrasi yang terjadi karena adanya norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Norma merupakan hal yang mampu mempersatukan
masyarakat. Contohnya, bangsa Indonesia dipersatukan prinsip
Bhinneka Tunggal İka.
 Integrasi Fungsional, Integrasi fungsional muncul disebabkan
fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Integrasi dapat terbentuk
dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada
dalam masyarakat. Sebagai contoh, Indonesia terdiri dari
bermacam-macam suku.
 Integrasi Koersif, Integrasi ini terbentuk karena ada kekuasaan
yang dimiliki penguasa. Maksudnya, penguasa menerapkan cara-
cara koersif atau kekerasan. Sebagai contoh integrasi koersif adalah
perusuh yang berhenti mengacau ketika polisi menembakkan gas
air mata ke kerumunan perusuh tersebut.
 Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial
1) Faktor Pendorong terjadinya Integrasi Sosial
 Faktor Internal
 Adanya sikap saling menghargai dan toleransi
antarindividu dan kelompok.
 Adanya sikap terbuka terhadap perubahan,
 Adanya kesadaran bahwa manusia sebagai makhluk
sosial akan selalu membutuhkan orang lain.
 Terjadinya kontak dengan kebudayaan lain secara
intensif.
 Faktor Eksternal
 Adanya pertambahan populasi penduduk yang
heterogen/beragam.
 Adanya sistem pendidikan yang maju.
 Adanya sistem masyarakat yang terbuka dengan
budaya asing.
 Adanya musuh dari luar kelompok yang harus
dihadapi bersama.
2) Faktor Penghambat Integrasi Sosial
 Faktor Internal
 Adanya sikap individu/kelompok yang masih
sangat tradisional.
 Adanya ikatan sosial yang rendah antarindividu
dan kelompok.
 Adanya sikap curiga dan prasangka terhadap
kelompok lain.
 Adanya sifat primordial, yakni merasa kebudayaan
sendiri lebih baik dari kebudayaan lainnya.
 Faktor eksternal
 Adanya kesenjangan sosial yang memunculkan
kecemburuan sosial antarkelompok.
 Adanya ketidakmerataan pembangunan.
 Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
 Adanya sistem masyarakat yang tertutup dengan
budaya asing.
4. Sosial Grup
a. Pengertian kumpulan sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi
dengan sesamanya. Kebutuhan interaksi ini merupakan kebutuhan
mendasar yang jika tidak dipenuhi, manusia bisa merasakan jenuh
bahkan sampai stress.
Kita lihat akibat pandemi Covid19 seperti sekarang ini, banyak
laporan menyebutkan tingkat stress masyarakat meningkat.
Keterbatasan interaksi sosial yang mendadak menjadi salah satu
sebabnya. Kelompok-kelompok sosial berkurang dan jarang
berkumpul seperti dulu.
Soerjono Soekanto, Profesor sosiologi dari Universitas Indonesia
tersebut mendefinisikan kelompok sosial sebagai kesatuan-
kesatuan atau himpunan manusia yang hidup berdampingan karena
memiliki hubungan yang saling timbal balik dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
b. Dorongan melakukan kumpulan sosial
 Dorongan untuk bertahan hidup
Salah satu kebutuhan manusia adalah dengan bersosialisasi dengan
sesamanya. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk
saling tolong menolong. Melakukan kegiatan ekonomi saja,
manusia memerlukan manusia lainnya, baik sebagai produsen,
distributor, ataupun konsumen.
 Dorongan untuk meneruskan garis keturunan
Kebutuhan lain manusia yang tidak mungkin dapat dicapai oleh
dirinya sendiri adalah memiliki garis keturunan. Untuk mempunyai
keturunan, seseorang harus menikahi lawan jenisnya. Dari
pernikahan tersebut akan terbentuk kelompok sosial kecil berupa
keluarga.
 Dorongan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan
Pekerjaan yang dilakukan seorang diri, terlebih tanpa pembagian
tugas dan manajemen yang baik tentunya sangat melelahkan.
Bayangkan saya misalnya dalam sebuah keluarga, seorang ibu
harus mencari nafkah, membereskan urusan rumah tangga,
mendidik anak, memasak, dan lain-lain dan semua itu dikerjakan
sendiri, tentu melelahkan. Tidak adanya efektivitas, efisiensi, dan
pembagian tugas dalam pekerjaan menyebabkan pekerjaan terasa
sangat berat.
c. Macam-macam Kelompok Sosial
1) Kelompok semu
Kelompok semu terdiri dari orang-orang yang terbentuk
sementara secara spontan dan tidak memiliki identitas, aturan,
ikatan, ataupun tujuan bersama. Dalam kelompok semu,
interaksi dan komunikasi hanya bersifat sementara dan tidak
mengikat. Oleh karena itu, kelompok semu tidak bertahan
lama.Berdasarkan ciri-ciri tersebut, contoh kelompok semu
adalah:
 Kerumunan atau crowd
Kerumunan merupakan kumpulan yang terjadi secara
spontan dan tidak teratur. Kerumunan terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
 Kerumunan formal (formal crowds)
Kerumunan yang mempunyai pusat perhatian
yang sama. Contoh: penonton sepak bola,
penonton bioskop, dan sebagainya.
 Kerumunan terencana yang ekspresif (Planned
expressive group)
Kerumunan yang terencana, tidak mempunyai
pusat perhatian yang sama, namun memiliki
tujuan yang sama. Contoh: orang yang
menghadiri pesta, orang yang rekreasi, dan
sebagainya.
 Kerumunan santai namun tidak nyaman
(Inconvenient Causal Crowds)
Kerumunan yang terbentuk karena adanya
kebutuhan untuk menggunakan fasilitas umum
di suatu tempat. Contoh: orang sedang
menunggu bis, orang sedang menunggu
antrian, dan lain-lain.
 Kerumunan panik (Panic Causal Crowd)
Kerumunan yang terbentuk karena adanya
kepanikan dan ingin menyelamatkan diri dari
sebuah marabahaya. Contoh: kerumunan di
titik evakuasi bencana alam, dan lain-lain.
 Spectator Casual Crowd
Kerumunan yang terbentuk karena adanya
suatu peristiwa tertentu. Contoh: kerumunan
karena adanya penampakan UFO di langit atau
pergerakan indah dari sekelompok burung, dan
sebagainya.
 Kerumunan yang melawan hukum (Acting
Lawless Crowds)
Kerumunan yang terbentuk karena adanya
sebuah tindakan yang melawan hukum.
Contoh: tawuran, pengeroyokan, dan
sebagainya.
 Kerumunan yang berlawanan dengan moral
(Immoral Lawless Crowds)
Kerumunan ini terbentuk karena kumpulan
orang yang melakukan kegiatan yang
berlawanan dengan nilai dan norma-norma
yang dianut oleh masyarakat tertentu. Contoh:
kerumunan orang mabuk.
 Massa
Kelompok sosial jenis ini hampir sama dengan kerumunan,
bedanya massa direncanakan dan diorganisir. Massa
sifatnya tidak spontan. Contoh: Demonstrasi, kampanye,
parade, dan lain-lain.
 Publik
Publik merupakan kumpulan individu dalam jumlah besar
namun secara fisik tidak harus berada di satu tempat yang
sama. Publik biasanya direncanakan dan tidak jarang
satukan karena alat komunikasi. Contoh: pemirsa TV dan
youtube.
2) Kelompok nyata
Kelompok nyata merupakan kelompok sosial yang bersifat tetap.
Sebagian besar kelompok yang ada di masyarakat merupakan kelompok
nyata. Kelompok nyata terbagi menjadi beberapa jenis lagi, yaitu:
 Kelompok statistic
Biasanya, kelompok sosial jenis ini ada karena keperluan penelitian.
Kelompok ini tidak terorganisir, apalagi terencana. Tidak ada kesadaran
berkelompok dalam kelompok statistik dan ada karena disesuaikan
dengan kepentingan. Contoh: kelompok penduduk usia 17-65 tahun,
kelompok remaja yang mempunyai akun media sosial, dan lain-lain.
 Kelompok Masyarakat
Kelompok sosial yang terbentuk karena adanya kesamaan kepentingan
di antara anggotanya. Namun demikian, kesamaan kepentingan tersebut
tidak lantas menjadikan kepentingan bersama dalam kelompok ini.
Kelompok ini terbentuk secara alami dan spontan, tanpa perlu
direncanakan. Kelompok masyarakat memungkinkan adanya sarana
kesadaran berkelompok dan interaksi karena adanya sarana pemersatu.
Sifatnya tetap dan memiliki kemungkinan tidak dibatasi oleh wilayah.
 Kelompok masyarakat khusus
Kelompok ini terbentuk karena adanya kesamaan yang khusus dan lebih
spesifik di antara anggotanya. Kesamaan tersebut bisa berupa
usia, gender, tempat tinggal, pekerjaan, dan lain-lain. Kelompok ini
terbentuk secara alami dan biasanya terbentuk karena ketersediaan
sarana untuk bersatu. Anggotanya memiliki kesadaran dalam
berkelompok dan interaksi yang kontinu.
 Kelompok asosiasi
Kelompok ini memiliki sifat tetap. Keberadaannya sengaja dibentuk
dan direncanakan dengan baik. Biasanya kelompok ini mempunyai
organisasi yang kuat dan memiliki sistem yang terorganisir dengan
baik.
5. Interest
Sosiologi Kepentingan (Interest) dalam Tindakan Ekonomi Titik Sumarti 1
Ringkasan Sosiologi ekonomi adalah wilayah kajian baru dalam sosiologi yang
berusaha mendekatkan ilmu ekonomi dan sosiologi. Sebagai bidang studi baru
dalam sosiologi, disiplin ini berupaya untuk terus mengembangkan telaah-
telaah baru. Salah satu isyu penting yang menjadi perhatian pemerhati
sosiologi ekonomi adalah interest (kepentingan), yang dianggap sebagai
konsep penting penggerak tindakan atau perilaku seseorang actor dalam tradisi
sosiologi weberian. Tulisan ini mencoba mengkaji isyu/konsep kepentingan
serta implikasi sosiologisnya dalam perilaku ekonomi kontemporer. Katakunci:
Kepentingan (interest), sosiologi ekonomi, tindakan ekonomi, weberian 1.
Pendahuluan Sosiologi ekonomi secara sederhana didefinisikan sebagai
penerapan tradisi sosiologi dalam upaya menjelaskan fenomena ekonomi.
Salah satu perbedaan mendasar dengan teori ekonomi konvensional adalah
bahwa pumpunan studi sosiologi pada peranan relasi sosial dan kelembagaan
sosial dalam tindakan ekonomi.
Dengan kata lain, pola-pola interaksi sosial dan kelembagaan, yang
dibentuk oleh manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup dan
memperoleh keuntungan, merupakan subyek utama kajian sosiologi ekonomi.
Saat menulis buku tentang Prinsip-prinsip Sosiologi Ekonomi, Swedberg
memiliki dua tujuan utama yaitu: memperkenalkan suatu pendekatan baru
dalam sosiologi ekonomi, dan mengemukakan konsep-konsep, idea (gagasan-
gagasan), dan temuan-temuan utama pendekatan tersebut. Bidang kajian
pendekatan baru dalam sosiologi ekonomi ini bukan lagi pada impak relasi
sosial pada tindakan ekonomi, melainkan pada pertimbanganpertimbangan
kepentingan yang menentukan tindakan ekonomi. Analisa pada level
kepentingan ini dimulai dengan penempatan kepentingan-kepentingan manusia
(dalam kasus Weber, kepentingan agama dan ekonomi), dan mengkaji
kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi kepentingan serta
konsekuensinya. Analisa ini dianggap lebih tajam dan realistis dibanding
analisa pada level relasi sosial maupun kelembagaan. Dalam pendekatan baru
ini, Swedberg memperkenalkan konsep sosiologi kepentingan.
6. Komunitas
a. Pengertian Komunitas
Dalam perspektif sosiologi, konsep komunitas dan masyarakat memiliki arti
yang berbeda. Komunitas lebih bersifat kecil, homogen, kultural,
partisipatif-efektif, serta relatif otonom. Sedangkan masyarakat lebih
bersifat besar, heterogen, struktural, produktivitas-efisiensi, serta dependen.
Komunitas adalah suatu unit atau kesatuan sosial yang
terorganisasikan dalam bentuk kelompok-kelompok dengan kepentingan
bersama, baik yang bersifat fungsional maupun yang memiliki teritorial.
Lebih lanjut, komunitas dalam batas-batas tertentu dapat merujuk pada
warga sebuah dusun, desa, kota, suku, atau bangsa.
Ciri-ciri komunitas adalah anggotanya berpartisipasi dan terlibat
langsung dalam suatu kegiatan. Maksudnya adalah semua usaha anggota
diintegrasikan dengan usaha-usaha pemerintah setempat untuk
meningkatkan taraf hidup. Selain itu, suatu komunitas juga memiliki
lokalitas atau tempat tinggal tertentu. Komunitas yang memiliki tempat
tinggal tetap dan permanen, biasanya memiliki ikatan solidaritas yang kuat
sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya.
Secara tidak langsung, komunitas berfungsi sebagai ukuran untuk
menjelaskan hubungan antara hubungan sosial dengan wilayah geografis
tertentu. Tidak hanya tempat tinggal, ada satu lagi unsur pembentuk
komunitas, yaitu perasaan. Perasaan harus ada di antara anggota bahwa
mereka saling membutuhkan dan lahan yang mereka tempati memberikan
kehidupan kepada semuanya. Perasaan tersebut disebut sebagai perasaan
komunitas. Adapun unsur-unsur perasaan komunitas, yaitu seperasaan,
sepenanggungan, dan saling memerlukan.
b. Komunitas pedesaan dan komunitas perkotaan
Dalam kehidupan masyarakat modern, sering kali dibedakan
antara komunitas pedesaan dan komunitas perkotaan.
Dalam buku Pengembangan Masyarakat (2014) karya Fredian
Tonny Nasdian, dijelaskan bahwa suatu komunitas pedesaan umumnya
memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang
hubungan komunitas lainnya. Sistem kehidupannya pun umumnya
berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Selain itu, penduduk
komunitas pedesaan juga cenderung hidup dari sektor pertanian.
Pada dasarnya, komunitas pedesaan di Indonesia, jika ditinjau dari
segi kehidupan, cenderung terikat dan tergantung dengan tanah. Karena
sama-sama bergantung pada tanah, maka kepentingan pokok dalam
komunitas juga sama sehingga mereka akan melakukan kerja sama untuk
mencapai kepentingan-kepentingannya. Akibat kerja sama tersebut,
muncullah kelembagaan sosial yang disebut sebagai gotong royong. Oleh
sebab itu, pada komunitas pedesaan jarang sekali ditemui sistem
pembagian kerja berdasarkan keahlian, yang ada adalah sistem pembagian
kerja yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin.
Sementara itu, komunitas perkotaan adalah penduduk kota yang
tidak tertentu jumlahnya. Penekanan kata kota, memiliki arti yaitu sifat
dan ciri kehidupan yang berbeda dengan komunitas pedesaan.
Adapun ciri-ciri komunitas perkotaan, sebagai berikut:
 Kehidupan keagamaan cenderung berkurang jika
dibandingkan dengan kehidupan agama di komunitas
pedesaan.
 Anggota komunitas perkotaan umumnya bisa mengurus
dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
 Pembagian kerja di antara anggota komunitas perkotaan
lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
 Peluang kerja di komunitas perkotaan cenderung lebih
banyak.
 Pemikiran secara rasional umumnya telah dimiliki oleh
anggota komunitas perkotaan.
 Waktu dianggap sebagai faktor penting oleh komunitas
perkotaan.
 Perubahan sosial terlihat nyata di komunitas
perkotaan. Komunitas perkotaan terbentuk karena ada
proses urbanisasi, yaitu proses perpindahan penduduk dari
pedesaan ke perkotaan.
7. Antagonisme
Antagonisme sosial adalah sebuah tindakan menentang pihak lain
sehingga dapat memunculkan persaingan. Dengan adanya sikap antagonis
ini dapat menimbulkan sebuah konflik. Suatu konflik dapat terjadi karena
masing-masing pihak atau salah satu pihak merasa dirugikan.
8. Resolusi
a. Pengertian Resolusi
Dilansir dari buku A Glossary of Terms and Concepts in Peace and
Conflict Studies (2005) karya Christopher E. Miller, resolusi konflik
adalah suatu pendekatan yang memiliki tujuan untuk menyelesaikan
konflik melalui pemecahan masalah secara konstruktif.
Selain itu, resolusi konflik juga bisa diartikan sebagai usaha untuk
mencapai keluaran konflik dengan menggunakan metode resolusi konflik.
Tujuan utama melakukan resolusi konflik adalah untuk mencapai
perdamaian. Menurut Fisher (2001), Resolusi konflik adalah usaha
menangani masalah untuk membangun hubungan baru yang bisa tahan
lama diantara kelompok-kelompok yang berseteru. Sedangkan menurut
Christopher E. Miller (2005), Resolusi konflik adalah pendekatan yang
bertujuan untuk menyelesaikan sebuah masalah secara konstruktif atau
membangun.
b. Mekanisme Resolusi Konflik
- Akomodasi
Metode penyelesaian masalah pertama yaitu melalui akomodasi. Bisa
dari cara arbitrase atau melibatkan pihak ketiga, koersi atau melalui
paksaan, serta mediasi atau berunding melibatkan pihak ketiga yang
bersifat netral atau sebagai penengah. 
- Kerja Sama
Kalau sudah melewati proses akomodasi, biasanya hubungan yang
sudah “berbaikan” setelah memiliki masalah itu akan semakin erat,
lho. Makanya, ada proses kedua yang timbul yaitu kerja sama.
- Koordinasi
Proses selanjutnya yang akan terjadi merupakan koordinasi. Semakin
lama kedua hubungan tersebut bekerja sama, biasanya akan ditandai
dengan intensitas antara hubungan tersebut sampai terjalinlah
koordinasi satu sama lain.
- Asimilasi
Kalau sudah melalui proses koordinasi, hubungan kelompok yang
semakin erat tersebut nantinya bakal menghasilkan asimilasi nih.
Simpelnya, asimilasi merupakan kebudayaan berbeda yang digabung
menjadi satu sehingga menghasilkan kebudayaan baru.
Jadi, begitu tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan masalah
dan mencapai perdamaian di masyarakat. 

9. Solusi
a. Dampak Permasalahan Sosial
Setiap masalah yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang,
terus-menerus, dan berkesinambungan akan menimbulkan dampak
terhadap individu maupun kelompok sosialnya. Di bawah ini merupakan
dampak negatif dari adanya permasalahan sosial:
1. Kemiskinan
Kemiskinan dapat menjadi sebab sekaligus dampak masalah
sosial. Kemiskinan yang berkesinambungan dapat menular seperti
wabah. Kemiskinan semakin menjadi-jadi saat stratifikasi di dalam
masyarakat menciptakan sekat-sekat pembatas berupa kelas sosial
dan gap. Hal ini menyebabkan adanya kejanggalan dalam interaksi
antara seseorang yang berada di satu kelas ekonomi dengan orang
yang kelas ekonominya ada di bawah atau atasnya.
Kemiskinan dapat menggerakkan seseorang untuk berkumpul
dengan sesama agar aman dari sakit hati dan malu akibat vonis
sosial yang tidak selayaknya mereka terima. Pada umumnya,
karena kondisi kemiskinan yang memaksa tersebut, mereka
berkumpul membentuk pemukiman di tanah-tanah pinggiran yang
kumuh dan tak terawat. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan
lingkungan.
2. Kejahatan atau Kriminalitas
Permasalahan sosial yang tidak diselesaikan oleh pemerintah dan
masyarakat akan memunculkan kejahatan atau kriminalitas. Selain
memunculkan kerisauan, hal ini tentu membuat hilangnya rasa aman dan
nyaman. Kejahatan terjadi karena adanya perubahan sosial atau ekonomi,
masalah kependudukan, kesulitan ekonomi, pemerintahan yang lemah
dan KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme), gangguan kesehatan mental,
dan pola asuh yang keliru.
3. Disorganisasi keluarga
Permasalahan sosial dapat menyebabkan perpecahan keluarga
sebagai unit terkecil dalam kelompok masyarakat. Perpecahan ini muncul
karena anggota di dalam keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan
minimal keutuhan sebagai keluarga.
Dalam kaca mata sosiologi, disorganisasi bisa berupa keluarga
yang tidak lengkap karena di tidak adanya pernikahan, perceraian,
krisis intern, krisis keluarga, dan kekurangan dalam keluarga. Pada
dasarnya, disorganisasi keluarga terjadi karena ketidakmampuan
atau keterlambatan untuk menyesuaikan diri dengan situasi sosial
dan ekonomi yang baru. Ketidaksiapan menghadapi masa transisi
menjadi sebab utama bagi kebanyakan kasus disorganisasi
keluarga.
4. Masalah generasi muda
Dampak dari permasalahan sosial pada poin ini seringkali
disebabkan oleh dua hal mendasar, yakni keinginan untuk melawan
dan sifat apatis. Keinginan melawan pada umumnya dibarengi rasa
takut terhadap keluarga, masyarakat, dan Tuhan karena kehancuran
sebagai akibat perbuatannya yang menyimpang. Sementara itu,
sifat apatis seringkali disertai rasa kecewa yang sudah terakumulasi
terhadap masyarakat. Generasi muda yang tidak bisa
mengendalikan perasaan, ego, sopan santun, dan keimanannya
seringkali menerobos nilai-nilai secara frontal. Pada perilaku yang
negatif, hal ini tidak jarang berujung pada konsumsi minuman
keras dan narkoba, seks bebas, geng motor yang melakukan
pembegalan, tawuran, perjudian, dan lain-lain.
5. Perang
Permasalahan yang tak kunjung usai mengakibatkan adanya konflik
dan dendam di antara dua belah pihak. Pada akhirnya, bara yang sudah
menyala itu akan mudah tersulut api begitu ada angin yang berhembus,
walau sedikit. Perang memiliki efek jangka panjang seperti korban
nyawa, trauma, rusaknya fasilitas umum, balas dendam, dan
retaknya hubungan sosial. Tidak cukup sampai di situ, akibat
perang akan muncul pemukiman-pemukiman darat yang mungkin
kumuh, minimnya pasokan bahan makanan, dan hilangnya
pendidikan.
6. Masalah penduduk
Permasalahan sosial yang tidak terselesaikan dapat menyebabkan
perkembangan penduduk tidak merata antara satu daerah dengan yang lain.
Perkembangan penduduk di antaranya meliputi fasilitas yang tidak seimbang,
subsidi yang berbeda, kualitas pendidikan yang berbeda, SDM yang rendah,
dan kesejahteraan ekonomi yang seakan-akan dibedakan. Hal ini dapat
mengakibatkan kemiskinan, kriminalitas, dan lainnya.
Masalah penduduk terbagi menjadi dua masalah besar, yang
pertama masalah kuantitas meliputi jumlah penduduk, pertumbuhan
penduduk, komposisi penduduk, dan kepadatan penduduk. Yang kedua
masalah kualitas yang meliputi pendidikan, kesehatan, dan tingkat
penghasilan.
7. Kebodohan
Kebodohan merupakan dampak permasalahan sosial karena belum
terselesaikannya masalah ekonomi dan budaya. Kebodohan bisa disebabkan
oleh ketidakmampuan dalam hal ekonomi seperti tidak mampu membayar
uang pendidikan atau karena malas untuk belajar dan menganggap bahwa
pendidikan tidak penting.
8. Kesenjangan social
Kesenjangan sosial terjadi akibat adanya kemiskinan yang dibiarkan
sementara para kapitalis dan pelaku KKN dibiarkan. Kesenjangan sosial
dapat mengakibatkan kriminalitas karena adanya ketidakseimbangan
ekonomi.
9. Pengangguran
Pengangguran muncul karena SDM yang rendah, malas belajar, lesunya
ekonomi, atau karena kurangnya lapangan pekerjaan.
10. Ketidakadilan
Ketidakadilan terjadi karena adanya pihak yang melanggar batas pihak
lain, tetapi tetap dibiarkan dan tidak diberikan fasilitas untuk mendapatkan
keadilan.
Namun, apapun masalah yang datang menerjang, kita sebaiknya mampu
mengambil hikmah. Terkadang permasalahan sosial memiliki dampak positif,
di antaranya sebagai berikut:
 Potensi munculnya norma dan nilai baru.
 Adanya perubahan sosial-ekonomi.
 Struktur sosial lebih dinamis.
 Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Berkembangnya industri.
 Meningkatnya kesadaran politik.
 Perlindungan hak asasi manusia (HAM) yang lebih menyeluruh.
b.Solusi Permasalahan Sosial
Bahasan kita mengenai permasalahan sosial akan menjadi sia-sia tanpa
adanya solusi yang ditunggu-tunggu. Berikut ini merupakan upaya Indonesia
untuk mengatasi permasalahan sosial yang terjadi:
1) Mengembangkan Industri Kecil di Pedesaan
2) Meningkatkan Mobilitas Tenaga Kerja dan Stabilitas Modal.
3) Menanamkan Nilai-Nilai Moral dan Agama
4) Memberikan Bantuan Asuransi Kesehatan
5) Memberikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kepada Siswa
6) Memberikan Program Beasiswa
7) Memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makna term itu sendiri dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah persyaratan, ketentuan yang harus dilakukan. Jadi maksudnya adalah
dalam sosiologi ada hal-hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
sosiologi itu sendiri. term sosiologi juga bisa disebut ilmu pengetahuan tentang
kehidupan manusia dalam hubungan kelompok.
Macam-macam term-term sosiologi :
a. Harmoni
b. Konflik
c. Integrasi
d. Social grup
e. Interest
f. Kimunitas
g. Antagonism
h. Resolusi
i. Social
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 2:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial. Jakarta. Esis Erlangga. zonareferensi.com, dosensosiologi.com Studiobelajar,
Dosensosiologi https://www.gramedia.com/literasi/kelompok-sosial/ dgb.ipb.ac.id
https://www.zenius.net/blog/resolusi-konflik
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/05/155751569/resolusi-konflik-definisi-
dan-metodenya?page=all https://www.gramedia.com/literasi/permasalahan-sosial/

Anda mungkin juga menyukai