Disusun oleh:
Kelompok 5
Dewi Sirly
Santi
Siska Widiawati
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
BAB I Pendahuluan...............................................................................................
A. Latar Belakang Masalah............................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
BAB II Pembahasan..............................................................................................
A. Arti Term-term penting sosiologi..............................................................
B. Macam-Macam Term Sosiologi................................................................
BAB III Penutup....................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi pendidikan berkembang diawal abad ke-20 dan mengalami
hambatan dalam perkembangannya, kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat
mengalami perubahan sosial yang sangat cepat, maju dan memperlihatkan gejala
desintegratif.
Perubahan sosial yang cepat itu meliputi berbagai bidang kehidupan, dan
merupakan masalah bagi semua institusi sosial, seperti: industri, agama,
perekonomian, keluarga, perkumpulan-perkumpulan dan pendidikan. Masalah
sosial dalam masyarakat itu juga dirasakan oleh dunia pendidikan. Masalah
pendidikan dalam keluarga, pendidikan disekolah, dan pendidikan dalam
masyarakat merupakan refleksi masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
Gejala-gejala seperti penderitaan rakyat, kegelisahan sosial, dan
desintegrasi sosial (konflik) antar ras konflik politik, konflik antar golongan
agama dan sebagainya merupakan gejala umum yang terdapat dalam berbagai
masyarakat. Krisis yang kita alami sekarang adalah krisis dalam hubungan antar
manusia, tata sosial, dan krisis dalam hal kepercayaan.
Masyarakat pada hakikatnya merupakan sistem hubungan antara satu
dengan yang lain. Tiap masyarakat mengalami perubahan dan kontinuitas
(kelangsungan), integrasi dan desintegrasi, kerjasama dan konflik. Dasar ikatan
masyarakat ialah adanya kepentingan dan nilai-nilai umum yang diterima oleh
anggota-anggotanya. Program yang berlawanan dari kelompok-kelompok
masyarakat menyebabkan berkurangnya kesetian terhadap nilai-nilai umum itu.
Jika hal itu terjadi masyarakat jelas akan mengalami disentegrasi.
R. Linton mendefinisikan nilai-nilai dalam masyarakat dapat digolongkan
menjadi dua yaitu: “nilai-nilai inti (universal), nilai-nilai periphery (alternatives)”.
[1]
Universal sifatnya kuat, integrated, stabil dan diterima oleh sebagian besar
anggota masyarakat, bahkan menjadi dasar daripada tata sosial masyarakat.
Sedangkan alternatifes sifatnya tidak stabil, kurang integrated dan hanya diterima
oleh sebagian anggota masyarakat. Apabila masyarakat berubah cepat, maka
alternatife tumbuh banyak, hal itu dapat mengaburkan universal, isi nilai-nilai inti
menjadi berkurang. Akibatnya kebudayaan menjadi kehilangan pola dan
kesatuannya.
Hilangnya nilai-nilai inti berarti disentegrasi sosial sumber daripadanya
ialah perubahan sosial yang cepat terutama dalam bentuk urbanisasi. Hubungan
yang mula-mula didasari dengan ikhlas berubah menjadi hubungan pamrih.
Pergeseran itulah yang merupakan sumber berbagai masalah sosial. Institusi
pendidikan tidak mampu mengejar perubahan sosial yang cepat itu, yang
disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menimbulkan
berbagai kultural. Oleh karena itu, ahli-ahli sosiologi kemudian menyambungkan
pemikiran-pemikiran untuk turut memecahkan masalah pendidikan itu. Maka
lahirnya suatu disiplin baru yang disebut sosiologi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Term-Term Penting Sosiologi?
2. Apa saja hal yang berkaitan dengan Term-Term Penting Sosiologi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti Term-Term Penting Sosiologi
2. Untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan Term-Term Penting
Sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Term-term penting sosiologi
Makna term itu sendiri dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah persyaratan, ketentuan yang harus dilakukan. Jadi maksudnya adalah
dalam sosiologi ada hal-hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
sosiologi itu sendiri. term sosiologi juga bisa disebut ilmu pengetahuan tentang
kehidupan manusia dalam hubungan kelompok.
B. Macam-Macam Term-Term Penting Sosiologi
1. Harmoni
a) Pengertian Harmoni
Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti
keadaan tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu
kehidupan yang penuh harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi dimana
individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.
Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan
solidaritas. Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau
kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan
antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan
moral dan kepercayaan yang dianut bersama.
b) Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip
kesetaraan harus diterapkan ditengah-tengah diferensiasi dan
stratifikasi sosial. Ditengah pontensi konflik yang memungkinkan bagi
bangsa kita, maka usaha untuk membentuk suatu masyarakat
multikultural menjadi sangat penting. Secara sederhana, masyarakat
multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri atas
beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang
berbeda-beda. Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari
masyarakat modern yang anggotanya terdiri atas berbagai golongan,
suku, etnis, ras, agama, dan budaya. Mereka hidup bersama dalam
wilayah local maupun nasional. Bahkan, mereka juga berhubungan
dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman
(kemajemukan), tetapi juga kesederajatan antarperbedaan. Dalam
multikulturalisme terkandung pengertian bahwa tidak ada sistem
norma dan budaya yang lebih tinggi daripada budaya lainnya, atau
tidak ada sesuatu yang lebih agung dan luhur daripada yang lain.
Semua perbedaan adalah sederajat. Kesederajatan dalam perbedaan
merupakan jantung dari multikulturalisme.
2. Konflik
a. Pengertian konflik
Fuad dan Maskanah, konflik adalah benturan yang terjadi antara dua
pihak atau lebih yang disebabkan karena adanya perbedaan kondisi
sosial budaya, nilai, status, dan kekuasaan, dimana masing-masing
pihak memiliki kepentingan terhadap sumberdaya alam.
Dalam sosiologi, konflik adalah suatu proses sosial antara dua individu
atau kelompok, di mana satu di antara satu pihak berusaha untuk
menyingkirkan pihak lain, dengan menghancurkan atau membuatnya
tidak berdaya dengan cara yang disertai dengan ancaman dan
kekerasan.Biasanya, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri
yang dibawa individu atau kelompok dalam suatu interaksi sosial.
Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya.
Kendati begitu, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
kehidupan bermasyarakat. Akan mustahil jika kehidupan individu atau
kelompok masyarakat tidak pernah mengalami konflik.
9. Solusi
a. Dampak Permasalahan Sosial
Setiap masalah yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang,
terus-menerus, dan berkesinambungan akan menimbulkan dampak
terhadap individu maupun kelompok sosialnya. Di bawah ini merupakan
dampak negatif dari adanya permasalahan sosial:
1. Kemiskinan
Kemiskinan dapat menjadi sebab sekaligus dampak masalah
sosial. Kemiskinan yang berkesinambungan dapat menular seperti
wabah. Kemiskinan semakin menjadi-jadi saat stratifikasi di dalam
masyarakat menciptakan sekat-sekat pembatas berupa kelas sosial
dan gap. Hal ini menyebabkan adanya kejanggalan dalam interaksi
antara seseorang yang berada di satu kelas ekonomi dengan orang
yang kelas ekonominya ada di bawah atau atasnya.
Kemiskinan dapat menggerakkan seseorang untuk berkumpul
dengan sesama agar aman dari sakit hati dan malu akibat vonis
sosial yang tidak selayaknya mereka terima. Pada umumnya,
karena kondisi kemiskinan yang memaksa tersebut, mereka
berkumpul membentuk pemukiman di tanah-tanah pinggiran yang
kumuh dan tak terawat. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan
lingkungan.
2. Kejahatan atau Kriminalitas
Permasalahan sosial yang tidak diselesaikan oleh pemerintah dan
masyarakat akan memunculkan kejahatan atau kriminalitas. Selain
memunculkan kerisauan, hal ini tentu membuat hilangnya rasa aman dan
nyaman. Kejahatan terjadi karena adanya perubahan sosial atau ekonomi,
masalah kependudukan, kesulitan ekonomi, pemerintahan yang lemah
dan KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme), gangguan kesehatan mental,
dan pola asuh yang keliru.
3. Disorganisasi keluarga
Permasalahan sosial dapat menyebabkan perpecahan keluarga
sebagai unit terkecil dalam kelompok masyarakat. Perpecahan ini muncul
karena anggota di dalam keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan
minimal keutuhan sebagai keluarga.
Dalam kaca mata sosiologi, disorganisasi bisa berupa keluarga
yang tidak lengkap karena di tidak adanya pernikahan, perceraian,
krisis intern, krisis keluarga, dan kekurangan dalam keluarga. Pada
dasarnya, disorganisasi keluarga terjadi karena ketidakmampuan
atau keterlambatan untuk menyesuaikan diri dengan situasi sosial
dan ekonomi yang baru. Ketidaksiapan menghadapi masa transisi
menjadi sebab utama bagi kebanyakan kasus disorganisasi
keluarga.
4. Masalah generasi muda
Dampak dari permasalahan sosial pada poin ini seringkali
disebabkan oleh dua hal mendasar, yakni keinginan untuk melawan
dan sifat apatis. Keinginan melawan pada umumnya dibarengi rasa
takut terhadap keluarga, masyarakat, dan Tuhan karena kehancuran
sebagai akibat perbuatannya yang menyimpang. Sementara itu,
sifat apatis seringkali disertai rasa kecewa yang sudah terakumulasi
terhadap masyarakat. Generasi muda yang tidak bisa
mengendalikan perasaan, ego, sopan santun, dan keimanannya
seringkali menerobos nilai-nilai secara frontal. Pada perilaku yang
negatif, hal ini tidak jarang berujung pada konsumsi minuman
keras dan narkoba, seks bebas, geng motor yang melakukan
pembegalan, tawuran, perjudian, dan lain-lain.
5. Perang
Permasalahan yang tak kunjung usai mengakibatkan adanya konflik
dan dendam di antara dua belah pihak. Pada akhirnya, bara yang sudah
menyala itu akan mudah tersulut api begitu ada angin yang berhembus,
walau sedikit. Perang memiliki efek jangka panjang seperti korban
nyawa, trauma, rusaknya fasilitas umum, balas dendam, dan
retaknya hubungan sosial. Tidak cukup sampai di situ, akibat
perang akan muncul pemukiman-pemukiman darat yang mungkin
kumuh, minimnya pasokan bahan makanan, dan hilangnya
pendidikan.
6. Masalah penduduk
Permasalahan sosial yang tidak terselesaikan dapat menyebabkan
perkembangan penduduk tidak merata antara satu daerah dengan yang lain.
Perkembangan penduduk di antaranya meliputi fasilitas yang tidak seimbang,
subsidi yang berbeda, kualitas pendidikan yang berbeda, SDM yang rendah,
dan kesejahteraan ekonomi yang seakan-akan dibedakan. Hal ini dapat
mengakibatkan kemiskinan, kriminalitas, dan lainnya.
Masalah penduduk terbagi menjadi dua masalah besar, yang
pertama masalah kuantitas meliputi jumlah penduduk, pertumbuhan
penduduk, komposisi penduduk, dan kepadatan penduduk. Yang kedua
masalah kualitas yang meliputi pendidikan, kesehatan, dan tingkat
penghasilan.
7. Kebodohan
Kebodohan merupakan dampak permasalahan sosial karena belum
terselesaikannya masalah ekonomi dan budaya. Kebodohan bisa disebabkan
oleh ketidakmampuan dalam hal ekonomi seperti tidak mampu membayar
uang pendidikan atau karena malas untuk belajar dan menganggap bahwa
pendidikan tidak penting.
8. Kesenjangan social
Kesenjangan sosial terjadi akibat adanya kemiskinan yang dibiarkan
sementara para kapitalis dan pelaku KKN dibiarkan. Kesenjangan sosial
dapat mengakibatkan kriminalitas karena adanya ketidakseimbangan
ekonomi.
9. Pengangguran
Pengangguran muncul karena SDM yang rendah, malas belajar, lesunya
ekonomi, atau karena kurangnya lapangan pekerjaan.
10. Ketidakadilan
Ketidakadilan terjadi karena adanya pihak yang melanggar batas pihak
lain, tetapi tetap dibiarkan dan tidak diberikan fasilitas untuk mendapatkan
keadilan.
Namun, apapun masalah yang datang menerjang, kita sebaiknya mampu
mengambil hikmah. Terkadang permasalahan sosial memiliki dampak positif,
di antaranya sebagai berikut:
Potensi munculnya norma dan nilai baru.
Adanya perubahan sosial-ekonomi.
Struktur sosial lebih dinamis.
Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berkembangnya industri.
Meningkatnya kesadaran politik.
Perlindungan hak asasi manusia (HAM) yang lebih menyeluruh.
b.Solusi Permasalahan Sosial
Bahasan kita mengenai permasalahan sosial akan menjadi sia-sia tanpa
adanya solusi yang ditunggu-tunggu. Berikut ini merupakan upaya Indonesia
untuk mengatasi permasalahan sosial yang terjadi:
1) Mengembangkan Industri Kecil di Pedesaan
2) Meningkatkan Mobilitas Tenaga Kerja dan Stabilitas Modal.
3) Menanamkan Nilai-Nilai Moral dan Agama
4) Memberikan Bantuan Asuransi Kesehatan
5) Memberikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kepada Siswa
6) Memberikan Program Beasiswa
7) Memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makna term itu sendiri dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah persyaratan, ketentuan yang harus dilakukan. Jadi maksudnya adalah
dalam sosiologi ada hal-hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
sosiologi itu sendiri. term sosiologi juga bisa disebut ilmu pengetahuan tentang
kehidupan manusia dalam hubungan kelompok.
Macam-macam term-term sosiologi :
a. Harmoni
b. Konflik
c. Integrasi
d. Social grup
e. Interest
f. Kimunitas
g. Antagonism
h. Resolusi
i. Social
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 2:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial. Jakarta. Esis Erlangga. zonareferensi.com, dosensosiologi.com Studiobelajar,
Dosensosiologi https://www.gramedia.com/literasi/kelompok-sosial/ dgb.ipb.ac.id
https://www.zenius.net/blog/resolusi-konflik
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/05/155751569/resolusi-konflik-definisi-
dan-metodenya?page=all https://www.gramedia.com/literasi/permasalahan-sosial/