DISUSUN OLEH
KELOMPOK 11 KELAS A2
Puji syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah
tentang ”Kerawanan Sosial di Indonesia” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kelompok sebelas mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini
khususnya kepada dosen Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar Universitas Andalas
yaitu Bapak Dr. Muhammad Nur, M.S. yang bersedia mengampu kelompok
dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Kerawanan Sosial di
Indonesia”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah Kami buat di
masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan. Atas perhatian Bapak Kami ucapkan terima
kasih.
Kelompok Sebelas
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Konflik..........................................................................................3
2.2. Bentuk - Bentuk Konflik Sosial................................................................. 4
2.3. Faktor - Faktor Terjadinya Konflik............................................................ 6
2.4. Dampak Konflik Sosial.............................................................................. 8
Daftar Pustaka........................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam kaitan di atas, sepertinya perlu dibangun suatu masyarakat yang
berwawasan multikulturalisme yang tidak hanya tumbuh kesadaran untuk
saling mengakui perbedaan, tetapi juga saling menghargai dan menghormati
secara tulus, komunikatif dan terbuka, tidak saling curiga, memberi tempat
terhadap keragaman keyakinan, tradisi, adat maupun budaya, dan yang
terpenting berkembang sikap tolong menolong sebagai perwujudan rasa
kemanusiaan yang dalam. Ke arah seperti inilah kerukunan nasional bangsa
Indonesia yang hendak dikembangkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
keutuhan bangsa dan Negara. Penanggulangan dan penyelesaian kerawanan
sosial yang tidak mungkin penyelesaiannya secara normal, diperlukan
keterpaduan dari semua aparat pemerintah dan masyarakat secara
bersama-sama menghadapi krisis tersebut.
4
b. Konflik Horizontal
Merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok
yang memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya konflik yang
terjadi antar organisasi massa.
c. Konflik Diagonal
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan
alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan
pertentangan yang ekstrim. Contohnya konflik yang terjadi di Aceh.
5
4. Konflik antara satuan nasional, seperti antar partai politik, antar negara,
atau organisasi internasional.
6
1. Komunikasi Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa
yang sulit dimengerti dan informasi yang tidak lengkap.
2. Struktur. Pertarungan kekuasaan antara pemilik kepentingan atau sistem
yang bertentangan, persaingan untuk merebutkan sumberdaya yang
terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok
kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
3. Pribadi. Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi dengan
perilaku yang diperankan mereka, dan perubahan dalam nilai-nilai
persepsi.
Konflik sering kali merupakan salah satu strategi para pemimpin untuk
melakukan perubahan. Jika tidak dapat dilakukan secara damai, perubahan
diupayakan dengan menciptakan konflik. Pemimpin menggunakan
faktor-faktor yang dapat menimbulkan konflik untuk menggerakan perubahan.
Akan tetapi, konflik dapat terjadi secara alami karena adanya kondisi obyektif
yang dapat menimbulkan terjadinya konflik.
Berikut ini adalah kondisi obyektif yang bisa menimbulkan
konflik(Wirawan;2010: 7-13).
1. Tujuan yang berbeda dkemukakan oleh Hocker dan Wilmot, konflik
terjadi karena pihak-pihak yang terlibat konflik mempunyai tujuan yang
berbeda.
2. Komunikasi yang tidak baik, komuikasi yang tidak baik seringkali
menimbulkan konflik dalam organisasi. Faktor komunikasi yang
menyebabkan konflik misalnya,distorsi, informasi yang tidak tersedia
dengan bebas, dan penggunaan bahasa yang tidak dimengerti oleh
pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
3. Beragam karakteristik sosial, konflik dimasyarakat sering terjadi karena
anggotanya mempunyai karakteristik yang beragam; suku, agama, dan
ideologi. Karakteristk ini sering diikuti dengan pola hidup yang eksklusif
satu sama lain yang sering menimbulkan konflik.
7
4. Pribadi orang, dalam hal ini konflik terjadi karena adanya sikap curiga
dan berpikiran negatif kepada orang lain, egois, sombong, merasa selalu
paling benar, kurang dapat mengendalikan emosinya, dan ingin menang
sendiri.
5. Kebutuhan, orang yang memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain
atau mempunyai kebutuhan yang sama mengenai sesuatu yang terbatas
jumlahnya. Kebutuhan merupakan pendorong terjadinya perilaku manusia.
Jika kebutuhan orang terhambat, maka bisa memicu terjadinya konflik
(Wirawan:2010: 7-13).
8
2. Dampak Negatif Adanya Konflik
a. Hancurnya kesatuan kelompok. Jika konflik yang tidak berhasil
diselesaikan menimbulkan kekerasan atau perang, maka sudah barang
tentu kesatuan kelompok tersebut akan mengalami kehancuran.
b. Adanya perubahan kepribadian individu. Artinya, di dalam suatu
kelompok yang mengalami konflik, maka seseorang atau sekelompok
orang yang semula memiliki kepribadian pendiam, penyabar menjadi
beringas, agresif dan mudah marah, lebih-lebih jika konflik tersebut
berujung pada kekerasan.
c. Hancurnya nilai-nilai dan norma sosial yang ada. Antara nilai-nilai
dan norma sosial dengan konflik terdapat hubungan yang bersifat
korelasional, artinya bisa saja terjadi konflik berdampak pada
hancurnya nilai-nilai dan norma sosial akibat ketidak patuhan anggota
masyarakat akibat dari konflik.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kerawanan Sosial ialah suatu keresahan sosial yang berkepanjangan,
yang diakibatkan oleh proses konflik yang ditimbulkan dari perbedaan
pendapat suatu masyarakat/kelompok golongan tertentu, dengan pemecahan
dan penyelesaian masalah yang tidak memuaskan masyarakat/kelompok
golongan tersebut. penyebab kerawanan sosial bisa disebabkan oleh dampak
negatif berbagai tekanan ekonomi, politik, budaya maupun lingkungan.
Kerawanan sosial ini menjadi ancaman serius bagi keutuhan bangsa dan
Negara. Penanggulangan dan penyelesaian kerawanan sosial yang tidak
mungkin penyelesaiannya secara normal, diperlukan keterpaduan dari semua
aparat pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama menghadapi krisis
tersebut.
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan sasarannya.
Kami selalu membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari semua pihak
yang sama-sama bertujuan membangun makalah ini demi perbaikan dan
penyempurnaan dalam pembuatan makalah kami kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11