Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ KONFLIK SOSIAL DAN AGRESI SOSIAL”


Di susun untuk memenuhi tugas Bimbingan dan Konseling Sosial
Dosen pengampu Arum Setiowati, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Bambang Triyantoro (18144200003)
2. Ayu Novitasari (18144200005)
3. Shiraana Chaviazagita M (18144200006)
4. Diah Septi Lestari (18144200020)
Kelas 2A1

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

1
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Konflik Sosial dan Agresi Sosial”.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta

DAFTAR ISI

Halaman judul .................................................................................................1

2
Kata Pengantar.................................................................................................2

Daftar Isi...........................................................................................................3

BAB I Pendahuluan.........................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................5
BAB II Pembahasan.........................................................................................6
A. Konflik Sosial ......................................................................................6
1. Pengertian Konflik Sosial...............................................................6
2. Macam – macam Konflik Sosial....................................................7
3. Faktor penyebab Konflik Sosial......................................................9
4. Dampak Konflik Sosial ..................................................................9
5. Penanggulangan dan Penanganan Konflik sosial...........................10
6. Potensi masalah yang dialami siswa..............................................11
B. Agresi Sosial .......................................................................................12
1. Pengertian Agresi Sosial................................................................12
2. Aspek Perilaku Agresi Sosial.........................................................13
3. Bentuk Perilaku Agresi Sosial.......................................................13
4. Jenis – jenis Agresi Sosial..............................................................14
5. Faktor penyebab Agresi Sosial......................................................15
6. Potensi masalah yang dialami siswa..............................................15
BAB III Penutup.............................................................................................19
A. Kesimpulan..........................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................19
Daftar Pustaka.................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konflik sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Ketika orang
memperebutkan sebuah area, mereka tidak hanya memperebutkan sebidang tanah
saja, namun sumber daya alam seperti air dan hujan yang terkandung didalamnya.
Upreti (2006) menjelaskan bahwa pada umumnya orang berkompetensi untuk
memperebutkan sumber daya alam karena empat alasan utama. Pertama, karena
sumber daya alam merupakan “interconnected Space” yang memungkinkan perilaku
seseorang mampu mempengaruhi perilaku orang lain. Sumber daya alam juga
memiliki aspek “social space” yang menghasilkan hubungan – hubungan tertentu
diantara para pelaku. Selain itu sumber daya alam bisa menjadi langka atau hilang
sama sekali terkait dengan perubahan lingkungan, permintaan pasar dan distribusi
yang tidak merata. Yang terakhir, sumber daya alam pada derajat tertentu juga
menjadi sebagai simbol bagi orang atau kelompok tertentu.
Konflik merupakan kenyataan hidup, tidak terhindar dan sering bersifat
kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan, berbagai perbedaan
pendapat dan konflik biasanya bisa diselesaikan tanpa kekerasan, dan sering
menghasilkan situasi yang lebih baik bagi sebagian besar atau semua pihak yang
terlibat (Fisher, 2001)
Dalam setiap kelompok sosial selalu ada benih – benih pertentangan antara
individu – individu, kelompok dengan kelompok, individu atau kelompok dengan
pemerintah. Pertentangan ini biasanya berbentuk non fisik. Tetapi dapat berkembang
menjadi benturan fisik, kekerasan dan tidak berbentuk kekerasan. Konflik berasal dari
kata latin yaitu, configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan
atau membuatnya tidak berdaya.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk memudahkan dalam penyusunan
makalah ini, penulis menyusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Konflik Sosial?
2. Apa itu Agresi Sosial?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Konflik Sosial lebih luas
2. Untuk mengetahui Agresi Sosial lebih luas

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konflik Sosial
1. Pengertian Konflik Sosial
Secara umum, Pengertian Konflik Sosial (Pertentangan) adalah sebagai suatu
proses sosial antara dua pihak atau lebih ketika pihak yang satu berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya. Latar belakang adanya konflik adalah adanya perbedaan yang sulit
ditemukan kesamaannya atau didamaikan baik itu perbedaan kepandaian, ciri
fisik, pengetahuan, keyakinan, dan adat istiadat.
Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat. Bahkan,
tidak ada satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik. Tiap
masyarakat pasti pernah mengalami konflik, baik konflik dalam cakupan kecil
atau konflik berskala besar. Konflik yang cakupannya kecil, seperti konflik dalam
keluarga, teman, dan atasan/bawahan. Sementara itu, konflik dalam cakupan
besar, seperti konflik antargolongan atau antarkampung.
Konflik juga banyak didefinisikan oleh para ahli antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Soerjono Soekanto: Pengertian konflik menurut soerjono soekanto
adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan disertai
ancaman dan kekerasan.
b. Menurut Gillin dan Gillin: Pengertian konflik menurut gillin dan gillin adalah
bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan
fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.
c. Menurut Robert M. Z. Lawang: Pengertian konflik menurut Robert M.Z.
Lawang adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka
seperti, nilai, status, kekuasaan dan sebagainya.
d. Menurut De Moor: Pengertian konflik menurut de moor adalah konflik yang
terjadi ika para anggotanya secara besar- besaran membiarkan diri dibimbing
oleh tujuan (nilai) yang bertentangan.
e. Menurut Lewis A. Coser: Pengertian konflik menurut Lewis A. Coser adalah
sebuah perjuangan mengenai nilai-nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan,
bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.
6
f. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1997): Pengertian konflik
menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis adalah warisan kehidupan sosial
yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya
keadaan ketidaksetujuan, kontraversi dan pertentangan di antara dua pihak
atau lebih pihak secara berterusan.
g. Menurut Minnery: Pengertian konflik menurut minnery adalah interaksi antara
dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling
ketergantungan, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
2. Macam – macam Konflik Sosial
Terdapat berbagai macam konflik yang dikelompokkan dalam beberapa jenis
antara lain sebagai berikut :
a. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Pihak Yang Terlibat Di Dalamnya
1) Konflik dalam diri individu (conflik within the individual), adalah konflik
yang terjadi karena memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena
tuntutan tugas yang terlampau banyak untuk di tinggalkan.
2) Konflik antar-individu (conflik among individual), adalah konflik yang
terjadi karena adanya perbedaan kepribadian antara individu yang satu
dengan individu yang lainnya.
3) Konflik antar individu dan kelompok (conflik among individual and
groups), adalah konflik yang terjadi karena terdapat individu yang gagal
beradaptasi dengan norma-norma kelompok dimana tempat ia bekerja.
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflik among
groups in the same organization) adalah konflik yang terjadi karena setiap
kelompok memiliki tujuan tersendiri dan berbeda yang ingin di capai.
5) Konflik antar organisasi (conflik among organization), adalah konflik
yang terjadi karena tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi yang
menimbulkan dampak negatif bagi anggota organisasi lain.
6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflik among
individual in different organization), adalah konflik yang terjadi karena
sikap atau perilaku anggota organisasi yang berdampak negatif anggota
organisasi lain.
b. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Fungsinya
1) Konflik konstruktif, adalah konflik yang mempunyai nilai positif kepada
pengembangan organisasi.

7
2) Konflik destruktif, adalah konflik yang memiliki dampak negatif kepada
pengembangan organisasi.
c. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Posisi Seseorang dalam Struktur
Organisasi
1) Konflik vertikal, adalah konflik yang terjadi antara karyawan yang
memiliki jabatan yang tidak sama dengan dalam organisasi.
2) Konflik horizontal, adalah konflik yang terjadi karena memiliki
kedudukan/jabatan yang sama atau setingkat dalam organisasi.
3) Konflik garis staf, adalah konflik yang terjadi karyawan yang memegang
posisi komando, dengan pejabat staf sebagai penasehat dalam organisasi.
4) Konflik peran, adalah konflik yang terjadi karena individu memiliki peran
yang lebih dari satu.
d. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Dampak Yang Timbul
1) Konflik fungsional, adalah konflik yang memberikan manfaat atau
keuntungan bagi organisasi yang dapat dikelola dan dikendalikan dengan
baik.
2) Konflik Infungsional, adalah konflik yang dampaknya merugikan orang
lain.
e. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Sumber Konflik
1) Konflik tujuan, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
individu, organisasi atau kelompok yang memunculkan konflik
2) Konflik peranan, adalah konflik yang terjadi karena terdapat peran yang
lebih dari satu.
3) Konflik nilai, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai
yang dianut oleh seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh
organisasi atau kelompok.
4) Konflik kebijakan, adalah konflik yang terjadi karena individu atau
kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang diambil oleh
organisasi.
f. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Bentuknya
1) Konflik realistis, adalah konflik yang terjadi karena kekecewaan individu
atau kelompok atas tuntutannya.
2) Konflik nonrealistif, adalah konflik yang terjadi karena kebutuhan yang
meredakan ketegangan.

8
g. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Tempat Terjadinya
1) Konflik in-group, adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau
masyarakat sendiri.
2) Konflik out-group, adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau
masyarakat dengan suatu kelompok atau masyarakat lain.
h. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Pendapat Dahrendorf
1) Konflik antara atau dalam peran sosial, seperti antara peran seseorang
dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan (profesi).
2) Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
3) Konflik antara kelompok yang terorgansiasi dengan kelompok yang tidak
terorganisasi.
4) Konflik antara satuan nasional, seperti konflik antara KPK dan Porli
dalam menangani kasus tertentu.
5) Konflik antarnegara atau antara negara dan organisasi internasional
3. Faktor Penyebab Konflik Sosial
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat adalah
sebagai berikut :
a. Perbedaan indvidu; perbedaan pendirian dan perasaan
b. Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi
yang berbeda-beda pula. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan
pola pemikiran dan pendirian kelompoknya
c. Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok bisa
menyangkut bidan ekonomi, politik dan juga sosial.
d. Terdapat perubahan nilai yang cepat secara tiba-tiba dalam masyarakat
4. Dampak Konflik Sosial
Konflik tidak hanya memberikan hasil yang berakibat negatif bagi masyarakat,
namun konflik juga memberika dampak yang berakibat positif yang bermanfaat
bagi masyarakat. Macam-macam dampak positif dan negatif konflik adalah
sebagai berikut :
a. Dampak Positif Konflik
1) Adanya yang memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau
belum tuntas dipelajari.
2) Adanya penyesuaian kembali norma dan nilai yang diserta dengan
hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan.

9
3) Jalan untuk mengurangi ketegangan antarindividu dan antar kelompok.
4) Untuk mengurangi atau menekan adanya pertentangan yang terjadi dalam
masyarakat
5) Membantu menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma
baru.
b. Dampak Negatif Konflik
1) Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami
konflik dengan kelompok lain.
2) Keretakan hubungan antar anggota kelompok, seperti akibat konflik antar
suku.
3) Menimbulkan perubahan kebribadian pada individu, seperti adanya rasa
benci dan saling curiga akibat perang.
4) Adanya kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
5) Terdapat domoniasi, juga penaklukan, yang terjadi pada salah satu pihak
yang terlibat dalam konflik.
5. Penanggulangan dan penanganan konflik sosial
Pendekatan penanggulangan dan penanganan konflik oleh pemimpin
dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak
tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam
pendekatan penyelesaian konflik ialah:
a. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan
istilah win-lose orientation.
b. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang
memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha
memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
c. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan
kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu.
Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.

10
d. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak.
Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach)
yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
e. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini
menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan
kelompok lain.
6. Potensi masalah yang di alami siswa
a. Serangkai Potensi Aksi Tawuran Antar Siswa
Keanekaragaman pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari setiap
insan yang lahir dalam sebuah budaya tertentu menjadi rujukan untuk
bertindak. Berkat pandangan kebenaran yang lahir dari masing-masing
lingkungan budaya yang beragam dari tiap budaya itulah yang dapat
menimbulkan sebuah konflik, dan berpotensi besar terjadi dikalangan siswa
dimasa mereka mencari jati diri dan dimasa mereka menyerap seluruh
pengetahuan, namun ketika untuk diperhadapkan dalam situasi memilah
tindakan yang baik dan buruk itu menjadi sulit ketika pilihan itu harus jatuh
dan diputuskan pada tiap siswa tersebut. Konsep kajian ini bertujuan untuk
dapat memberikan petunjuk agar lebih mewaspadai sikap yang ditampilkan
oleh para publik figur kepada generasi penerus agar dapat meredam potensi
konflik dan memberikan pola penyelesaian konflik yang lebih ideal dalam
menyikapi setiap permasalahan. Kajian ini mengulas tentang sejauhmana
perkembangan potensi tawuran yang hingga kini masih bertahan untuk
dijadikan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi siswa diera teknologi
informasi yang begitu pesat dalam menyajikan rujukan untuk menyelesaikan
persoalan yang dihadapinya. Metode penelitian socio legal research yang
digunakan untuk menyatakan urgensi dari sebuah realitas siswa yang
terangkum dari sumber hukum primer, yang berasal dari beragam upaya
mereduksi tingkat tawuran antar siswa, khusus dalam bidang olah raga yang
dikumpulkan dari 4 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Makassar.
Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa teknologi informasi yang hadir
diseluruh masyarakat moderen memberikan dampak pada perkembangan
pengetahuan namun tidak hanya pada sisi positif, tetapi juga perkembangan

11
pola pemicu konflik yang sesungguhnya tak disadari oleh kalangan siswa
sehingga berpotensi terjadi tawuran semakin terbuka lebar melalui
pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia hingga kini dan mudah
didapatkan. Sajian informasi singkat dan pemahaman terbatas yang didapatkan
memberikan dampak pada sulitnya membuat keputusan akhir dalam bertindak
sehingga metode mendapatkan pengakuan baik sebagian ataupun seluruhnya
dianggap dapat diperoleh melalui aksi tawuran, dan juga merupakan pola
paling baik untuk mendapatkan pengakuan dari siswa lain.

B. Agresi Sosial
1. Pengertian agresi sosial
Pengertian agresi menurut beberapa ahli :
Menurut Myers ( dalam sarwono, 2002) menyatakan perilaku agresi adalah
perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud menyakiti atau merugikan
orang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, agresi adalah perasaan marah
atau tindakan kasar akibat kekecewaan, kegagalan dalam mencapai pemuas atau
tujuan yang dapat di arahkan kepada orang
Menurut Baron mengatakan bahwa agresi merupakan segala bentuk perilaku
yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang
terdorong untuk menghindari perilaku tersebut, baik fisik maupun psikis.
Menurut Murry ( Halll & Lidzey, 1993) didefinisikan sebagai suatu cara untuk
melawan dengan sangat kuat melalui berkelahi, melukai, menyerang, membunuh
atau menghukum orang lain.
Menurut Bandura (1973) beanggapan bahwa perilaku agresif merupakan
sesuatu yang dipelajari dan bukannya perilaku yang dibawa individu sejak
lahir.perilaku agresif ini dipelajari dari lingkungan sosial seperti interaksi degan
keluarga, interaksi dengan rekan sebaya dan media massa melalui modelling.
Jadi dapat di simpulkan bahwa Agresi merupakan tingkah laku atau perilaku
yang dapat merugikan individu lain atau kelompok lain baik secara fisik maupun
verbalnya.dalam hal ini agresi dapat dikatakan sebagai perilaku yang sangat
penting dalam unsur psikologi, karena pengaruhnya sangat besar, baik terhadap
individu maupun kelompok.

12
2. Aspek Perilaku Agresi Sosial
Menurut Buss dan Perry, tindakan agresi dapat dibagi menjadi empat, diantaranya
adalah:
a. Agresi Fisik; agresi yang dilakukan secara fisik untuk melukai orang lain.
Misalnya memukul, menendang, melukai orang lain.
b. Agresi Verbal; agresi yang dilakukan untuk menyakiti perasaan orang lain,
mengganggu, menolak, atau mengancam secara verbal. Misalnya membentak,
mengejek, mengumpat, mengancam.
c. Agresi Kemarahan; merupakan emosi negatif sebagai bentuk ekspresi karena
harapan yang tidak terpenuhi. Kemarahan dapat menyakiti orang lain dan diri
sendiri. Misalnya kesal, sebal, temperament, tidak bisa mengendalikan
amarah.
d. Agresi Hostility; tindakan mengekspresikan kebencian, permusuhan, dan
kemarahan pada orang lain. Agresi ini sering tidak terlihat, namun dapat
berakibat buruk bagi orang lain.
3. Bentuk Perilaku Agresi
Menurut Buss ( dala dayakisni & Hudaniah, 2003) membagi agresi dalam
beberapa bentuk, yaitu:
a. Agresi fisik aktif langsung
Adalah tindakan agresif yang dilakukan individu atau kelompok dengan cara
berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain yang menjadi
target dan terjadi kontak fisik secara langsung.
Contoh memukul, menikam, atau menembak seseorang.
b. Agresi fisik pasif langsung
adalah tindakan agresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan
cara tidak berhadapan secara langsung dalam individu atau kelompok lain
yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung.
Contohnya memasang ranjau atau jebakan untuk melukai orang lain.
c. Agresi fisik aktif tidak langsung
Adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok
kepada individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya namun tidak
terjadi kontak fisik secara langsung.
Contohnya demonstrasi, aksi mogok.
d. Agresi fisik pasif tidak langsung

13
Adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan individu oleh individu atau
kelompok dengan cara tidak berhadapan dengan individu atau kelompok lain
yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung.
Contoh tidak peduli, apatis, masa bodoh
e. Agresi verbal aktif langsung
Adalah tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok
dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain.
Contohnya menghina orang lain dengan kata – kata kasar, mengomel.
f. Agresi verbal aktif tidak langsung
Adalah tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok
dengan tidak berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain
yang menjadi targetnya.
Contoh menyebarkan berita tidak benar.
g. Agresi verbal pasif langsung
Adalah tindakan agresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok pada
individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya dengan berhadapan
secara langsung namun tidak terjadi kontak verbal secara langsung.
Contoh menolak bicara atau bungkam
h. Agres verbal aktif tidak langsung
Adalah tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok
pada individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi
kontak verbal secara langsung.
Contoh tidak memberi dukungan, tidak menggunakan hak suara.
4. Jenis-jenis Agresi Sosial
Berikut ini adalah beberapa jenis agresi yang diklasifikasikan menurut sudut
pandang biologis dan evolusi oleh Moyer:
a. Agresi Pemangsa: tindakan menyerang yang dilakukan oleh pemangsa
terhadap mangsanya.
b. Agresi Akibat Ketakutan: tindakan menyerang untuk membela diri dan
menghindari ancaman.
c. Agresi Teritorial: tindakan menyerang untuk mengusir penyusup dari daerah
teritorial.
d. Agresi Antar Jantan: pertarungan antara dua spesies jantan untuk saling
memperebutkan betina, teritorial, dan sumber makanan.

14
e. Agresi Maternal: tindakan menyerang untuk melindungi anaknya dari
ancaman bahaya.
f. Agresi Instrumental: suatu agresi yang tujuannya untuk mencapai tujuan
tertentu sebagai respon terhadap suatu situasi.
5. Faktor-faktor Penyebab Agresi Sosial
Tindakan agresi pada manusia disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut ini
adalah beberapa faktor penyebab agresi:
a. Faktor Biologis:
1) Gen memiliki pengaruh terhadap pembentukan sistem neural otak yang
mengatur perilaku agresia.
2) Sistem otak manusia juga memiliki peranan dalam menghambat atau
memperkuat sirkuit neural yang mengontrol agresi.
3) Kimia darah juga memiliki peranan terhadap perilaku agresi manusia.
b. Faktor Naluri :
1) Manusia memiliki dua jenis insting, yaitu eros (insting kehidupan) dan
thanatos (insting kematian). Agresi merupakan ekspresi dari naluri
thanatos.
c. Faktor Emosi :
1) Amarah merupakan emosi yang menunjukkan perasaan tidak suka yang
sangat kuat. Amarah dapat menimbulkan agresi pada manusia.
d. Faktor Frustasi :
1) Seseorang merasa frustasi ketika tidak dapat memenuhi kebutuhannya,
atau tidak bisa mencapai tujuan/ keinginannya. Seringkali rasa frustasi
memicu terjadinya agresi pada manusia.
e. Faktor Sosial Learning :
1) Tindakan agresi pada anak dan remaja seringkali karena melihat adegan
kekerasan melalui televisi, games, ataupun di kehidupan nyata.
6. Potensi masalah yang dialami siswa
Perilaku Agresi Siswa; Bullying dan Cyberbullying Secara tahapan
perkembangan siswa berada pada periode kanak kanak sampai remaja, dalam teori
perkembangan remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik
maupun psikisnya. Hal tersebut berpengaruh pada psikologis terutama yang
berhubungan dengan emosi dan perilaku sosial. Adanya keinginan untuk melangar
aturan-aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat merupakan

15
ekspresi gejolak emosi yang ada dalam diri remaja yang penuh dengan konflik
kepribadian.Konflik yang tidak terselesaikan dengan baik akan melahirkan
frustrasi, dan reaksi daari frustasi tersebut adalah perilaku agresi.

Menurut Santrock., (2013) perilaku agresi remaja pada dasarnya disebabkan


oleh ketidak mampuan remaja menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan
lingkungannya hal ini di sebut dengan perilaku maladaptif. Pada dasarnya agresi
adalah perilaku kekerasan yang dilakukan untuk menyakiti diri atau orang lain,
seperti yang dijelaskan oleh Baron.,(2017) agresi sebagai segala bentuk perilaku
yang dimaksud untuk menyakiti atau melukai orang lain, baik secara fisik maupun
yang diekspresikan dengan kata-kata (verbal) dan perilaku (nonverbal). Bentuk
perilaku kekerasan agresi yang dilakukan remaja yang sering kita lihat di tengah-
tengah masyarakat adalah perkelahian baik secara individu atau berkelompok
seperti tawuran, penganiayaan, bully dan intimidasi serta kekerasan lainya yang
merugikan orang lain. Faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku agresif pada
remaja yaitu faktor internal seperti; frustasi, kesalahan berpikir dan mempersepsi
atau menaggapi sesuatu, serta gangguan perasaan atau emosional. Sealin itu juga
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti; lingkungan baik lingkuangn fisik, cuaca
dan suasana tempat ruangan termasuk lingkungan sosial yaitu hasil belajar sosial
dari lingkungan keluarga, lingkuangan sekolah dan lingkungan budaya
masyarakat.

Smith., (2013) menjelaskan bahwa ada beberapa defenisi tentang bullying


yang telah dikemukan oleh beberapa ahli diantaranya dari Olweus, Monks
mengatakan bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan dengan sengaja untuk
menyerang atau menyakiti orang lain yang bersifat intimidasi dengan pengulangan
berkali-kali akibat ketidakseimbangan kekuatan sehingga sulit bagi korban untuk
membela dirinya sendiri. Secara lebih ringkas dapat dikatan bahwa bullying
adalah bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang sistematis yang dapat terjadi
dalam banyak konteks, di masa kanak-kanak dan kehidupan dewasa. Bullying di
sekolah berupa penindasan dapat dilakukan oleh suatu kelompok, atau oleh satu
individu yang lebih kuat meskipun biasanya dipertimbangkan dalam konteks
hubungan antar siswa, atau antar guru dengan siswa. Bullying dapat berupa
serangan fisik, dimana siswa yang lebih besar memukul dan memukuli siswa yang
lebih kecil atau lemah secara fisik. Namun bullying juga dapat berbentuk verbal

16
seperti; menghina, mencaci, pelecehan dan intimidasi verbal lainnya (Smith,
2013).
Seiring perkembangana teknologi informasi dan komunikasi mealaui internet
dan media sosial perilaku agresi juga ikut mengalami perkembangan dan
perubahan bentuk yaitu agresi tradisional seperti yang selama ini kita pahami,
perilaku tatap muka, dan agresi online di dunia maya atau media sosial. Agresi
pada konteks dunia realita adalah perilaku melukai dan merugikan orang lain baik
secara fisik seperti memukul menendang menusuk dan sebagainya, maupun
kerugian secara psikologis dengan bentuk agresi verbal seperti mengancam,
menghina, mengintimidasi, memaki dan sebagainya. Sama halnya dengan agresi
siber atau penyerangan dalam dunia maya melalui status, tautan berupa; komentar,
ujaran yang bersifat menghina, mengancam, menteror, mengungkapkan informasi
pribadi, bahasa kasar, pelecehan, penghinaan publik melalui postingan yang tidak
diinginkan, lewat gambar, dan rekaman video serta lain sebagainya yang
merugikan orang yang menjadi korbannya (Bennett, Guran, Ramos, & Margolin,
(2011).
Sejalan dengan pemapparan sebelumnya Carta et al., (2015) juga sepakat
bahwa perilaku intimidasi adalah masalah yang signifikan pada remaja di sekolah.
Perilaku intimidasi yang dikenal dengan bullying merupakan perilaku agresif yang
disengaja oleh seorang siswa atau kelompok terhadap rekan yang tidak dapat
dengan mudah membela dirinya sendiri. Sifatnya berulang dari waktu ke waktu,
selama berminggu-minggu dan, kadang-kadang, bahkan berbulan-bulan atau
bertahun-tahun. Penindasan dapat mengambil bentuk-bentuk fisik sepert; meninju
atau menendang, merampas atau merusak barang-barang milik orang lain. Juga
bisa verbal seperti ; mengejek, mencaci, menghina yang bersifat rasis, atau bisa
suja bersifat tidak langsung seperti menyebarkan gosip atau gosip tentang seorang
siswa.
Dalam beberapa tahun terakhir, sebagai akibat dari meluasnya penggunaan
telepon pintar dan akses Internet di kalangan anak muda, fenomena lain telah
muncul: cyberbullying. Penindasan maya ditandai dengan penggunaan bentuk
kontak elektronik (misalnya panggilan telepon, pesan teks, klip gambar / video, e-
mail, ruang obrolan, pesan instan, situs web), yang memungkinkan pelaku untuk
tetap anonim dan mengintensifkan perasaan tidak nyaman pada

17
korban. Cyberbullying dapat mengambil bentuk-bentuk berikut: menyala
(perkelahian online menggunakan pesan elektronik dengan bahasa yang marah
dan vulgar); pelecehan (berulang kali mengirim pesan yang berarti, menghina);
cyberstalking (pelecehan dan penghinaan yang berulang dan intens yang
mencakup ancaman atau menciptakan ketakutan yang signifikan); denigrasi
(menyebarkan desas-desus online; mengirim atau memposting gosip tentang
seseorang untuk merusak reputasi atau persahabatannya); peniruan identitas (pura-
pura menjadi orang lain dan mengirim atau memposting materi untuk membuat
orang itu dalam masalah atau bahaya, atau merusak reputasi atau persahabatan
orang itu); outing (berbagi rahasia atau informasi yang memalukan seseorang atau
gambar secara online); tipuan (menipu seseorang untuk mengungkapkan rahasia
atau informasi yang memalukan, kemudian membagikannya secara online); dan
pengecualian (secara sengaja dan kejam tidak termasuk seseorang dari grup
online) (Carta et al., 2015).
Ada banyak istilah yang digunakan dalam jurnal penelitian yang membahas
tentang perilaku kekerasan atau agresi dalam interaksi individu di dunia maya atau
daring seperti; cyberhate, hate speech online, cyberbullying, cyber harassment,
electronic aggression, cyber aggression dan, cyber victimization. Berdasarkan
analisis dari penelusuran literasi yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
terjadinya perbedaan istilah yang digunakan dalam beberapa penelitian
disebabkan masing masing memiliki pertimbangan konseptual berdasarkan
perbedaan pedekatan keilmuan dan penyusunan konstruk ukur dari variabel yang
diteliti. Karakteristik remaja yang selalu tertarik kepada sesuatu yang baru dan
ingin melalukan hal hal yang baru menyebabkan dunia remaja tidak bisa
dilepaskan dengan teknologi, khusunya teknologi informasi dan komunikasi.
Hampir seluruh waktu dan keseharian remaja khususnya yang berada di perkotaan
bahkan bahkan tak sedikit juga di desa yang tidak terisolir remaja sudah
memanfaatkan dan menggunakan internet atau media teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) tersebut. Penggunaan TIK yang berlebihan berpotensi
terjadinya internet abuse pada remaja dan tidak jarang berujung pada perilaku
agresi siber. Hal tersebut dikarenakan oleh faktor personal dari diri remaja yang
secara perkembangan psikologis berada tahapan labil secara emosi dan gampang
tersulut amarah.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk social yang selalu berinteraksi dengan sesama yang
ketika melakukan suatu interaki dengan sesama manusia terkadang diwarnai dengan
adanya konflik karena konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia. Perbedaan
dan pertentangan – pertentangan yang terkadang terjadi di antara sesama biasanya
menyebabkan suatu masalah yang jika terus dibiarkan berlarut – larut akan
menyebabkan suatu masalah yang besar. Biasanya konflik – konflik yang terjadi
menghasilakn sesuatu yang lain dari sebelumnya, yang antara lain adalah
meningkatkan solidaritas antara sesama kelompok, keretakan antar kelompok yang
bertikai, kerus harta benda dan hilangnya  nyawa manusia, perubahan kepribadian
individu, dan lain – lain.
Konflik Sosial (Pertentangan) adalah sebagai suatu proses sosial antara dua
pihak atau lebih ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Latar belakang adanya konflik
adalah adanya perbedaan yang sulit ditemukan kesamaannya atau didamaikan baik itu
perbedaan kepandaian, ciri fisik, pengetahuan, keyakinan, dan adat istiadat.
Agresi merupakan tingkah laku atau perilaku yang dapat merugikan individu
lain atau kelompok lain baik secara fisik maupun verbalnya.dalam hal ini agresi dapat
dikatakan sebagai perilaku yang sangat penting dalam unsur psikologi, karena
pengaruhnya sangat besar, baik terhadap individu maupun kelompok.

B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam proses pembuatan dan penyampaian
makalah terdapat banyak kesalahan dan kekhilafan dari kurangnya sumber buku,
pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pemakalah
guna mengingatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang ada dalam proses
pembuatan dan penyampaian makalah. Terakhir tidak lupa pemakalah mengucapkan

19
rasa syukur kehadirat Allah SWT serta terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36892043/MAKALAH_AGRESI

http://www.artikelsiana.com/2015/06/konflik-pengertian-penyebab-macam-
macam.html#
http://blog.unnes.ac.id/srirahayu/2016/02/10/pengertian-konflik-sosial-penyebab-
macam-macam-dampaknya/

20

Anda mungkin juga menyukai