Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH DINAMIKA KELOMPOK


Dosen : Dra. Bayu Retno W. , S.Psi., M.M.

KONFLIK SOSIAL
OLEH :
Nama : MUHAMMAD IRSYAD SOFYANSYAH
NPM : 1117210124

PROGRAM STUDI SI JURUSAN MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PANCASILA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, atas
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkannya. Sholawat dan salam tak lupa saya
sampaikan kepada baginda nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
para pengikutnya hingga akhir zaman, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini
dengan baik sebagai tugas Mata Kuliah Dinamika Kelompok dengan judul “ Konflik
Sosial ”.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik dan saran untuk pembaca makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Mata Kuliah Dinamika Kelompok saya yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini.

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................1

B. Lingkungan Sekitar ...............................................................................2

C. Tujuan ……….......................................................................................2

BAB II MASALAH DAN PEMBAHASAN

A. Masalah …….........................................................................................3

B. Pembahasan ……..................................................................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …….................................................................................10

B. Saran ……….......................................................................................10

LAMPIRAN FOTO ……………………………………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi


tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian atau permusuhan. Konflik
dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai kepada lingkup
yang luas.
Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan emosional dari
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk memecahkan konflik selalu timbul
selama berlangsungnya kehidupan suatu kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan
di dalam sifat dan intensitas konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok.
Dalam setiap kelompok social selalu ada benih-benih pertentangan antara individu
dengan individu, kelompok dan kelompok, individu atau kelompok dengan pemerintah.
Pertentangan ini biasanya berbentuk non fisik. Tetapi dapat berkembang menjadi
benturan fisik, kekerasaan dan tidak berbentuk kekerasaan. Konflik berasal dari kata kerja
Latin, yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya
tidak berdaya.
Perbedaan kepentingan adalah salah satu faktor utama yang dapat menimbulkan
konflik sosial. Konflik sosial berarti persepsi mengenai perbedaan kepentingan (perceived
divergence of interest), atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi-aspirasi pihak-pihak yang
berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan (Pruitt, 2011: 10). Artinya bahwa
terjadinya suatu konflik sosial disebabkan oleh banyak faktor sehingga konflik tersebut
bersifat kompleks yang melibatkan berbagai unsur masyarakat di dalamnya. Salah satu
konflik sosial yang dilator belakangi oleh perbedaan kepentingan yakni konflik
lingkungan hidup. Konflik lingkungan hidup merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi
akibat gesekan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan hidup. Oleh karena itu
konflik lingkungan hidup tidaklah disebabkan oleh faktor alam tetapi lebih dipengaruhi
oleh faktor manusia itu sendiri, mengingat bahwa manusia memiliki keinginan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.

1
B.  Lingkungan Sekitar

Konflik sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan


sekolah, masyarakat, ataupun rumah. Konflik juga dapat menjadi hal yang positif apabila
dapat dikontrol, namun konflik juga bisa menjadi hal yang buruk jika semakin banyak
provokasi dari kedua pihak sehingga dapat menyebabkan perselisihan.
Akhir-akhir ini konflik sosial di Indonesia semakin marak. Masyarakat menjadi
begitu mudah tersulut rasa amarah dan diprovokasi oleh pihak lain. Konflik sosial yang
terjadi seringkali disertai dengan kekerasan.
Pada dasarnya setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan
ini mampu menimbulkan konflik sosial. Perbedaan pendirian dan perasaan setiap orang
dirasa sebagai pemicu utama dalam konflik sosial. 
Pertikaian terjadi karena rasa dendam, cemburu, iri hati, dan sebagainya. Selain
itu, banyaknya perceraian keluarga adalah bukti nyata perbedaan prinsip mampu
menimbulkan konflik. Umumnya perbedaan pendirian atau pemikiran lahir karena setiap
orang memiliki cara pandang berbeda terhadap masalah yang sama.
Kebudayaan yang melekat pada seseorang mampu memunculkan konflik mana
kala kebudayaan kebudayaan tersebut berbenturan dengan kebudayaan lain. Pada
dasarnya pola kebudayaan yang ada memengaruhi pembentukan serta perkembangan
kepribadian seseorang. Oleh karena itu, kepribadian antara satu individu dengan individu
lainnya berbeda-beda.

C.  Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui pengertian konflik sosial.
2. Untuk mengeahui jenis konflik sosial.
3. Untuk mengeahui faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konflik.
4. Untuk mengetahui cara penanganan konflik sosial.
5. Untuk mengetahui dmpak dari terjadinya konflik sosial

2
BAB II
MASALAH DAN PEMBAHASAN

A. MASALAH
1.  Apakah pengertian dari konflik sosial?
2.  Ada berapa jenis konflik sosial?
3.  Faktor faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik sosial?
4.  Bagaimana cara penanganan konflik sosial?
5.  Apa dampak dari terjadinya konflik social?

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configure, yang berarti saling memukul.
Berikut ini beberapa pendapat ahli tentang pengertia konflik :
 Berstein, menyebutkan bahwa konflik merupakan suatu pertentangan atau
perbedaan yang belum pernah dicegah, konflik mempunnyai potensi yang
memberikan pengaruh positif dan ada pula yang negative didalam interaksi
manusia.
 Robert M. Z Lawang mengemukakan bahwa konflik adalah perjuangan
untuk memperoleh nilai, status, dan kekuasan dimana tujuan dari mereka
yang berkonflik tidak hany memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk
menundukkan saingannya.
 Soerjono Soekanto, konflik merupakan proses sosial dimana orang
perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan
kekerasan.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan yang dimaksud dengan konflik sosial
adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam
masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga
saling menghancurkan. Konflik sosial sesungguhnya merupakan suatu proses
bertemunya dua pihak atau lebih yang mempunnyai kepentingan yang relative sama
terhadap hal yang sifatnya terbatas.

3
2. Jenis konflik sosial
Berikut ini beberapa jenis konflik yang sering terjadi di masyarakat :

2.1. Berdasarkan Sifatnya


1.   Konfik Destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan
tidak senang,  benci dan dendam dari seseorang atau kelompok terhadap
pihak lain. Contohnya: konflik peristiwa Mei 1998 (reformasi) yang
mengakibatkan banyaknya jatuh korban seperti mahasiswa trisakti.
2.  Konflik Konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini
muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam
menghadapi suatu permasalahan. Contohnya: konflik persaingan bisnis,
perusahaan A & B sama2 berebut pelanggan & bersaing secara sehat pada
akhirnya kedua perusahaan berusaha meningkatkan kualitas produknya agar
menarik minat pelanggan.

2.2. Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik


1.  Konflik vertikal merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam
satu struktur yang memiliki hirearki. Contohnya: konflik antar buruh
bangunan dengan mandornya atau manager, konflik antara nelayan dengan
juragan kapal.
2. Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau
kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif lama. Contohnya: konflik
yang terjadi antar organisasi sekolah.
3.  Konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena adanya
ketidakadilan alokasi sumber daya keseluruh organisasi sehingga
menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contohnya: konflik antara para
Pilot suatu maskapai dengan managemen karena ketidakadilan jumlah gaji
yang diterima.

2.3. Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik


1.  Konflik terbuka merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak.
Contohnya: perebutan lahan parkir oleh beberapa pemuda.
2.  Konflik tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang
atau kelompok yang terlibat konflik. Contohnya: ketidakpuasan kelompok
masyarakat minoritas terhadap hasil pemilihan kepala desa

4
2.4. Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di Dalam Masyarakat
1.  Konflik antar kelas sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya
perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Contohnya:
konflik antar orang kaya dengan orang miskin.
2.   Konflik politik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang
berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya: pertentangan antara pihak yang
berkuasa dengan pihak oposisi, konflikantara tokoh Golkar dengan tokoh
PDI-Perjuangan, dan sebagainya. Konflik ini bila tidak segera diatasi dapat
menggangu jalanya roda pemerintahan dan proses  pembangunan.
3.  Konflik ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya
ekonomi dari pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik persengketaan
tanah.
4.  Konflik budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik
Indonesia dengan Malaysia. Sumber konfliknya karena pengakuan atas
kekayaan seni dan budaya Indonesia sudah sering dilakukan Malaysia,
bahkan mungkin sudah puluhan kali. Tidak ada rasa bersalah apalagi
berdosa sedikit pun saat mengakui, bahkan mempatenkan kekayaan seni dan
budaya milik Indonesia Berbagai alasan  sesudah dikemukakan untuk
mendapatkan justifikasi dari kejahatan plagiat yang dilakukan sebagai salah
satu contoh budaya yang diklaim oleh Malaysia adalah Tari Pendet.
5.  Konflik ideologi merupakan konflik akibat adanya perbedaan paham yang
diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya: konflik Ambon.

2.5. Berdasarkan Cara Pengelolaannya


1.  Konflik interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan
emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Contohnya:
konflik bunuh diri, dikarenakan stres atau banyak beban pikiran yang sangat
berat.
2.  Konflik antarindividu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang
dengan satu orang atau lebih, sifatnya kadang-kadang subtansi, menyangkut
perbedaan gagasan, pendapat, kepentingan, atau bersifat emosional,
menyangkut perbedaan selera, dan perasaan likel dislike (suka/tidak suka).
Contohnya: konflik perselisihan antar tetangga, konflik persaingan bisnis

5
3.  Konflik antarkelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam
kenyataan hidup manusia sebagai makhluk sosial, karena mereka hidup
dalam kelompok-kelompok. Contohnya: fenomena tawuran antar pelajar.

3.  Faktor penyebab konflik social

3.1. Perbedaan Antarindividu
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal
ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena
tidak pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya
konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah pola interaksi sosial, tidak
mungkin seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain
3.2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku
perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain
perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing
kelompok juga tidak sama. Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan
kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang
samapun tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan,
karena kebudayaan lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama.
Yang jelas, dalam tataran kebudayaan ini akan terjadi perbedaan nilai dan
norma yang ada dalam lingkungan masyarakat. Ukuran yang dipakai oleh satu
kelompok atau masyarakat tidak akan sama dengan yang dipakai oleh
kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak terdapat rasa saling pengertian
dan menghormati perbedaan tersebut, tidak menutup kemungkinan faktor ini
akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.
3.3. Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan
sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan
yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya
dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan
yang tidak sama dengan kelompok lain.

6
3.4. Perubahan sosial yang terlalu cepat
Perubahan ini dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan
pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru. Perubahan-
perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akan membuat keguncangan
proses-prosessosial di dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan
terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan
kehidupan masyarakat yang telah ada.

4. Cara penanganan konflik social

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik sosial yang terjadi
di masyarat, berikut ini adalah beberapa cara penanganan konflik sosial :
4.1. Akomodasi 
 proses penyelesaian konflik ke arah tercapainya kesepakatan sementara yang
dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi juga
berarti sebagai usaha manusia untuk meredakan dan menghindari konflik
dalam rangka mencapai kestabilan.
4.2. Negosiasi atau Kompromi 
upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh masing-masing pihak dengan
cara memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling
memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang
dapat menguntungkan semua pihak.
4.3. Arbritasi 
bentuk akomodasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan cara
meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh
badan yang berkedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertikai.
keputusan yang dibuat harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik.
4.4. Mediasi 
penyelesaian konflik sosial yang dilakukan dengan cara mendatangkan pihak
ketiga yang sifatnya netral dan tidak memihak. namun, keputusan pihak ketiga
tidak mengikat pihak manapun.
4.5. Adjudication 
penyelesaian konflik melalui pengadilan.

7
4.6. Toleransi 
suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. Dalam masyarakat
Jawa dikenal dengan istilah 'tepa slira' atau tenggang rasa agar hubungan
sesamanya bisa saling menyadari kekurangan diri sendiri masing-masing.
4.7. Statlemate 
suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai mempunyai
kekuatan yang seimbang. Mereka kemudia berhenti pada suatu titik tertentu
untuk tidak melakukan pertentangan atau menghentikan konflik.

5. Dampak konflik social

            Selama ini dalam pola pikir kita telah tertanam kuat bahwa konflik melahirkan
dampak negatif yang berupa kerusakan, keresahan, dan kesengsaraan. Padahal
pemikiran tersebut tidak selamanya benar. Ada beberapa konflik yang justru
melahirkan dampak positif. Berikut ini beberapa dampak positif dan dampak
negatif ang disebabkan oleh terjadinya konflik social.

5.1. Dampak positif dari konflik social

1.  Bertambah kuatnya rasa solidaritas sesama anggota kelompok. Hal ini


biasanya terjadi pada konflik antarkelompok, di mana anggota masing-masing
kelompok karena merasa mempunyai identitas yang sama bersatu menghadapi
ancaman yang datang dari luar kelompoknya.
2.  Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas untuk
ditelaah.
3.  Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai,
serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai
dengan kebutuhan individu atau kelompok. Terjadinya konflik dapat
menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat terhadap norma dan nilai sosial,
serta hubungan sosial tentang perlunya diterapkan beberapa aturan yang
cenderung dapat membawa ke arah yang lebih baik.
4.  Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antar individu dan antar
kelompok.

8
5.  Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan
norma-norma yang baru.
6.  Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
7.  Memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam
kekuatan yang seimbang.

5.2. Dampak Negatif dari konflik sosial


1. Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok. Hal ini biasanya muncul apabila
terjadi konflik di antara anggota kelompok yang sama.
2. Adanya perubahan kepribadian pada diri individu yang bersifat negatif seperti
munculnya rasa dendam dan benci.
3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
5. Keretakan hubungan antar kelompok atau individu yang bertikai

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan akibat terjadiya konflik tidak hanya
dampak negatif tetapi ada juga dampak positif yang ditimbulkan.

B. SARAN
Penyebab dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan konflik sangat beragam oleh
karena itu diperlukan benteng toleransi yang sangat besar untuk meminimalisir perbedaan
yang ada sehingga dapat mengurangi terjadinya konflik tersebut.
Untuk mengurangi terjadinya konflik sosial sebaiknya kita melihat apa diri kita
sendiri masih memilik sifat egois yang tinggi, karena memiliki sifat egois yang tinggi jadi
salah satu penyebab terjadinya konflik jadi sebaiknya mengurangi sifat egosi kita yang
tinggi.

10
LAMPIRAN FOTO

11
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://bathikmadrim.pun.bz/konflik-sosial.xhtml
http://www.psychologymania.com/2012/10/pengertian-konflik-sosial.html
http://www.siswapedia.com/faktor-faktor-penyebab-konflik-sosial/
http://kamus-oke.blogspot.com/2012/06/pengertian-konflik-sosial.html
http://www.kamubisa-io.com/2015/11/pengertian-konflik-sosial-materi-
pelajaran-sosiologi-kelas-11.html
http://www.artikelsiana.com/2015/06/konflik-pengertian-penyebab-macam-
macam.html

12

Anda mungkin juga menyukai