Anda di halaman 1dari 9

KONFLIK SOSIAL

KELOMPOK 6
Dosen Pengampu : GITA ISYANA, S.SOS, M.SI

Mata Kuliah : Sosiologi Politik (A)

Anggota :
1. Davienna Putri Zulaikha (01011282025086)
2. Dienan Arly (01011182025018)
3. M. Irfan Rabani L (01011282025133)
4. M. Rifqy Hamtasi (01011382025158)
5. M. Syahnan Alghifari (01011382025153)
6. Muhammad Albar (01011382025209)
7. Muhammad Kania Aria (01011382025220)
8. Nabilah Farraswati (01011382025204)
9. Raisyah Rahmatyah (01011382025228)
10. Sangria Budiman (01011382025151)
11. Yudha Aristuqrodi (01011382025174)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

i
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................................1
A. Latar belakang..........................................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................................................1
A. Pengertian Konflik....................................................................................................................1
B. Jenis konflik sosial....................................................................................................................2
1. Berdasarkan Sifatnya.............................................................................................................2
2. Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik.....................................................................2
3. Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik......................................................................3
4. Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di Dalam Masyarakat.............................3
5. Berdasarkan Cara Pengelolaannya...................................................................................4
C. Faktor penyebab konflik sosial.................................................................................................4
1. Perbedaan Antarindividu...................................................................................................4
2. Perbedaan Kebudayaan.....................................................................................................4
3. Perbedaan Kepentingan.....................................................................................................5
4. Perubahan sosial yang terlalu cepat..................................................................................5
D. Cara penanganan konflik sosial................................................................................................5
E. Dampak konflik sosial..............................................................................................................6
1. Dampak positif dari konflik sosial.....................................................................................6
2. Dampak Negatif dari konflik sosial...................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7
A. Kesimpulan...............................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu
yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi
pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai kepada lingkup yang luas.
Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan emosional dari pihak-
pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk memecahkan konflik selalu timbul selama
berlangsungnya kehidupan suatu kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam sifat
dan intensitas konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok.
Dalam setiap kelompok social selalu ada benih-benih pertentangan antara individu
dengan individu, kelompok dan kelompok, individu atau kelompok dengan pemerintah.
Pertentangan ini biasanya berbentuk non fisik. Tetapi dapat berkembang menjadi benturan fisik,
kekerasaan dan tidak berbentuk kekerasaan. Konflik berasal dari kata kerja Latin, yaitu configure
yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configure, yang berarti saling memukul. Berikut ini beberapa
pendapat ahli tentang pengertia konflik :
 Berstein, menyebutkan bahwa konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang
belum pernah dicegah, konflik mempunnyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan
ada pula yang negative didalam interaksi manusia.
 Robert M. Z Lawang mengemukakan bahwa konflik adalah perjuangan untuk memperoleh
nilai, status, dan kekuasan dimana tujuan dari mereka yang berkonflik tidak hany
memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
 Soerjono Soekanto, konflik merupakan proses sosial dimana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

1
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan yang dimaksud dengan konflik sosial adalah
salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat yang
ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan.
Konflik sosial sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih yang
mempunnyai kepentingan yang relative sama terhadap hal yang sifatnya terbatas.

B. Jenis konflik sosial


Berikut ini beberapa jenis konflik yang sering terjadi di masyarakat :
1. Berdasarkan Sifatnya
 Konfik Destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak
senang,  benci dan dendam dari seseorang atau kelompok terhadap pihak lain.
Contohnya: konflik peristiwa Mei 1998 (reformasi) yang mengakibatkan banyaknya jatuh
korban seperti mahasiswa trisakti.
 Konflik Konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul
karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu
permasalahan. Contohnya: konflik persaingan bisnis, perusahaan A & B sama-sama
berebut pelanggan & bersaing secara sehat pada akhirnya kedua perusahaan berusaha
meningkatkan kualitas produknya agar menarik minat pelanggan.

2. Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik


 Konflik vertikal merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur
yang memiliki hirearki. Contohnya: konflik antar buruh bangunan dengan mandornya
atau manager, konflik antara nelayan dengan juragan kapal.
 Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang
memiliki kedudukan yang relatif lama. Contohnya: konflik yang terjadi antar organisasi
sekolah.
 Konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi
sumber daya keseluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim.
Contohnya: konflik antara para Pilot suatu maskapai dengan managemen karena
ketidakadilan jumlah gaji yang diterima.

2
3. Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik
 Konflik terbuka merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak. Contohnya:
perebutan lahan parkir oleh beberapa pemuda.
 Konflik tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau
kelompok yang terlibat konflik. Contohnya: ketidakpuasan kelompok masyarakat
minoritas terhadap hasil pemilihan kepala desa.

4. Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di Dalam Masyarakat


 Konflik antarkelas sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan
kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik antar orang kaya
denganorang miskin.
 Konflik politik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan
kekuasaan. Contohnya: pertentangan antara pihak yang berkuasa dengan pihak oposisi,
konflikantara tokoh Golkar dengan tokoh PDI-Perjuangan, dan sebagainya. Konflik ini
bila tidak segera diatasi dapat menggangu jalanya roda pemerintahan dan
proses  pembangunan.
 Konflik ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari
pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik persengketaan tanah.
 Konflik budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan
budaya dari pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik Indonesia dengan Malaysia.
Sumber konfliknya karena pengakuan atas kekayaan seni dan budaya Indonesia sudah
sering dilakukan Malaysia, bahkan mungkin sudah puluhan kali. Tidak ada rasa bersalah
apalagi berdosa sedikit pun saat mengakui, bahkan mempatenkan kekayaan seni dan
budaya milik Indonesia Berbagai alasan  sesudah dikemukakan untuk mendapatkan
justifikasi dari kejahatan plagiat yang dilakukan sebagai salah satu contoh budaya yang
diklaim oleh Malaysia adalah Tari Pendet.
 Konflik ideologi merupakan konflik akibat adanya perbedaan paham yang diyakini oleh
seseorang atau sekelompok orang. Contohnya: konflik Ambon.

3
5. Berdasarkan Cara Pengelolaannya
 Konflik interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi individu
hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Contohnya: konflik bunuh diri, dikarenakan
stres atau banyak beban pikiran yang sangat berat.
 Konflik antarindividu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan satu orang
atau lebih, sifatnya kadang-kadang subtansi, menyangkut perbedaan gagasan, pendapat,
kepentingan, atau bersifat emosional, menyangkut perbedaan selera, dan perasaan likel
dislike (suka/tidak suka). Contohnya: konflik perselisihan antar tetangga, konflik
persaingan bisnis.
 Konflik antarkelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam kenyataan hidup
manusia sebagai makhluk sosial, karena mereka hidup dalam kelompok-kelompok.
Contohnya: fenomena tawuran antar pelajar

C. Faktor penyebab konflik sosial


1. Perbedaan Antarindividu
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini
mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena tidak pernah ada
kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat
menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah
pola interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain

2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan
dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual,
kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama. Setiap individu dibesarkan dalam
lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang
samapun tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, karena kebudayaan
lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama. Yang jelas, dalam tataran kebudayaan
ini akan terjadi perbedaan nilai dan norma yang ada dalam lingkungan masyarakat. Ukuran yang
dipakai oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan sama dengan yang dipakai oleh
kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak terdapat rasa saling pengertian dan menghormati
perbedaan tersebut, tidak menutup kemungkinan faktor ini akan menimbulkan terjadinya konflik
sosial.

4
3. Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini
karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau
mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki
kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain.

4. Perubahan sosial yang terlalu cepat


Perubahan ini dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai
reorganisasi dari sistem nilai yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan
mendadak akan membuat keguncangan proses-prosessosial di dalam masyarakat, bahkan akan
terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan
tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada

D. Cara penanganan konflik sosial


Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik sosial yang terjadi di masyarat,
berikut ini adalah beberapa cara penanganan konflik sosial :
 Akomodasi yaitu proses penyelesaian konflik ke arah tercapainya kesepakatan sementara
yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi juga berarti
sebagai usaha manusia untuk meredakan dan menghindari konflik dalam rangka
mencapai kestabilan.
 Negosiasi atau Kompromi yaitu upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh
masing-masing pihak dengan cara memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu
yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua
pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
 Arbritasi yaitu bentuk akomodasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan
cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan
yang berkedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertikai. keputusan yang dibuat
harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik.
 Mediasi yaitu penyelesaian konflik sosial yang dilakukan dengan cara mendatangkan
pihak ketiga yang sifatnya netral dan tidak memihak. namun, keputusan pihak ketiga
tidak mengikat pihak manapun.

5
 Adjudication yaitu penyelesaian konflik melalui pengadilan.
 Toleransi yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. Dalam
masyarakat Jawa dikenal dengan istilah 'tepa slira' atau tenggang rasa agar hubungan
sesamanya bisa saling menyadari kekurangan diri sendiri masing-masing.
 Statlemate yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai mempunyai
kekuatan yang seimbang. Mereka kemudia berhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak
melakukan pertentangan atau menghentikan konflik.

E. Dampak konflik sosial


            Selama ini dalam pola pikir kita telah tertanam kuat bahwa konflik melahirkan dampak
negatif yang berupa kerusakan, keresahan, dan kesengsaraan. Padahal pemikiran tersebut tidak
selamanya benar. Ada beberapa konflik yang justru melahirkan dampak positif. Berikut ini
beberapa dampak positif dan dampak negatif ang disebabkan oleh terjadinya konflik sosial.

1. Dampak positif dari konflik sosial


 Bertambah kuatnya rasa solidaritas sesama anggota kelompok. Hal ini biasanya terjadi
pada konflik antarkelompok, di mana anggota masing-masing kelompok karena merasa
mempunyai identitas yang sama bersatu menghadapi ancaman yang datang dari luar
kelompoknya.
 Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas untuk ditelaah.
 Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai, serta
hubungan-hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan
individu atau kelompok. Terjadinya konflik dapat menumbuhkan kesadaran dalam
masyarakat terhadap norma dan nilai sosial, serta hubungan sosial tentang perlunya
diterapkan beberapa aturan yang cenderung dapat membawa ke arah yang lebih baik.
2. Dampak Negatif dari konflik sosial
 Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok. Hal ini biasanya muncul apabila terjadi
konflik di antara anggota kelompok yang sama.
 Adanya perubahan kepribadian pada diri individu yang bersifat negatif seperti munculnya
rasa dendam dan benci.
 Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
 Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.

6
 Keretakan hubungan antar kelompok atau individu yang bertikai

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Dampak
yang ditimbulkan akibat terjadiya konflik tidak hanya dampak negatif tetapi ada juga dampak
positif yang ditimbulkan.

Anda mungkin juga menyukai