Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONFLIK
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi

Disusun Oleh:
Yulian Apriani Alhaz 1702020007
Nurul Adiani 1702020008
Ani Isnaeni 1702020020
Monika Tri Wulandari 1702020021
Aji Wahyu Pratama 1702020026
Ridwan Taufik 1702020027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konflik” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.
Makalah ini penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Perjuangan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dari dosen pengajar demi
perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Tasikmalaya, 27 Desember 2018

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1. Definisi Konflik ........................................................................................ 3

2.2. Penyebab Timbulnya Konflik .................................................................. 4

2.3. Jenis-jenis Konflik .................................................................................... 5

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11

3.2 Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih
menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan
tindakan salahsatu pihak menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal
membuat tujuan pihak lain kurang berhasil.

Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu


dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial,
konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan


sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

1
1.2. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah
tersebut antara lain:
1. Apa definisi konflik?
2. Apa saja penyebab timbulnya konflik?
3. Apa saja jenis-jenis konflik?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi konflik.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya konflik.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis konflik).

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Konflik


Konflik adalah suatu bentuk hubungan interaksi seseorang dengan orang
lain atau suatu kelompok dengan kelompok lain, dimana masing-masing pihak
secara sadar, berkemauan, berpeluang dan berkemampuan saling melakukan
tindakan untuk mempertentangkan suatu isu yang diangkat dan dipermasalahkan
antara yang satu dengan yang lain berdasarkan alasan tertentu.

Dalam sosiologi, pengertian konflik adalah suatu proses sosial antara dua
individu atau kelompok sosial dimana masing-masing pihak berusaha untuk
menyingkirkan pihak lain demi mencapai tujuannya dengan cara memberikan
perlawanan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Istilah “konflik” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “conflict” yang artinya
pertentangan atau perselisihan. Konflik adalah proses disosiatif dalam interaksi
sosial yang terjadi ketika semua pihak dalam masyarakat ingin mencapai tujuannya
dalam waktu bersamaan.

Beberapa pengertian konflik menurut para ahli yakni sebagai berikut:

1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan


warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat
daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan
di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan
kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini
terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau
tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan
oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya
konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak
4

ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah


ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4. Menurut minnery (1985), konflik organisasi merupakan interaksi antara dua
atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung,
namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.

2.2. Penyebab Timbulnya Konflik


Konflik tidak terjadi begitu saja, ada banyak faktor penyebab yang
melatarbelakanginya. Adapun beberapa faktor penyebab konflik adalah sebagai
berikut:

1. Perbedaan Setiap Individu

Setiap individu di dalam suatu kelompok masyarakat pasti memiliki perbedaan


pandangan, pendapat, dan cara berinteraksi. Hal ini sangat berpotensi
menimbulkan terjadinya perselisihan yang kemudian menjadi penyebab konflik.

2. Faktor Kebudayaan

Latar kebudayaan yang berbeda di suatu masyarakat dapat menimbulkan


terjadinya konflik. Kebudayaan masing-masing daerah memiliki keunikan
tersendiri dan dapat membentuk kepribadian seseorang.

Contohnya, perilaku dan cara berbicara orang Batak yang keras seringkali
dianggap arogan dan suka marah oleh orang lain yang berbeda kebudayaan,
misalnya orang Sunda.

3. Faktor Kepentingan

Setiap individu maupun kelompok di dalam suatu masyarakat memiliki


beragam kepentingan masing-masing. Kepentingan tersebut bisa dalam hal
ekonomi, sosial, maupun politik.

Perbedaan pandangan dan kepentingan di berbagai bidang kehidupan manusia


merupakan faktor penyebab konflik yang sangat sulit untuk dihindari.
5

4. Interaksi Sosial

Kurangnya keharmonisan dalam hal interaksi sosial juga dapat menimbulkan


terjadinya konflik di masyarakat. Ketidakharmonisan dalam interaksi sosial bisa
disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya sifat bawaan seseorang, kondisi
ekonomi, kesenjangan sosial, kurang pendidikan, dan lain sebagainya.

5. Perubahan Sosial

Perubahan sosial dapat terjadi secara alami karena pada dasarnya manusia
memang senantiasa mengalami perubahan. Dan perubahan sosial ini cukup sering
menjadi faktor penyebab terjadinya konflik di dalam masyarakat.

2.3. Jenis-jenis Konflik


Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik
yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan
kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.

1) Konflik Intrapersonal

Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik


terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak
mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang
itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut :

 Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing


 Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan
kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
 Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan
dan tujuan.
 Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi
tujuantujuan yang diinginkan.

Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :


6

1. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada


dua pilihan yang sama-sama menarik.
2. Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan
pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
3. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan
pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2) Konflik Interpersonal

Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain


karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua
orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal
ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena
konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota
organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan
organisasi tersebut.

3) Konflik antar individu dan kelompok

Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan


tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh
kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu
dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-
norma produktivitas kelompok dimana ia berada.

4) Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama

Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-
organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja - manajemen merupakan
dua macam bidang konflik antar kelompok.

5) Konflik antara organisasi

Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara


lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan
persaingan. Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
7

timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru,


harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

Adapun beberapa jenis konflik yang sering terjadi di masyarakat :

1. Konflik Individu

Konflik pribadi adalah konflik yang terjadi antara individu dengan individu
atau dengan kelompok masyarakat. Jenis konflik ini sangat sering terjadi di dalam
keluarga, pertemanan, dunia kerja, dan lainnya.

2. Konflik Rasial

Konflik rasial adalah konflik yang terjadi antara dua ras atau lebih yang
berbeda. Konflik rasioal akan terjadi ketika setiap ras merasa lebih unggul dan
lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri di atas kepentingan
bersama.

3. Konflik Agama

Konflik agama adalah konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok yang


memiliki agama dan keyakinan berbeda. Sebagian besar masyarakat menganggap
agama sebagai tuntunan dan pedoman hidupnya yang harus diikuti secara mutlak.
Sehingga apapun yang berbeda atau tidak sesuai dengan agamanya akan dianggap
masalah dan kemudian memicu terjadinya konflik.

4. Konflik Antar Kelas Sosial

Adanya pengelompokan kelas di dalam masyarakat sangat berpotensi


menimbulkan terjadinya konflik. Perebutan dan upaya mempertahankan peran dan
status di dalam kelompok masyarakat seringkali menimbulkan konflik. Misalnya
kelompok kaya dan kelompok miskin/ menengah yang saling memperebutkan
kekuasaan di dalam politik.

5. Konflik Politik
8

Konflik politik adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan


pandangan di dalam kehidupan politik. Konflik ini terjadi karena masing-masing
kelompok ingin berkuasa terhadap suatu sistem pemerintahan.

6. Konflik Sosial

Konflik sosial adalah konflik yang terjadi di dalam kehidupan sosial


masyarakat. Misalnya masalah pergaulan, masalah ekonomi, komunikasi, dan lain-
lain.

7. Konflik Internasional

Konflik internasional adalah konflik yang terjadi antar negara-negara di dunia,


baik itu negara berkembang maupun negara maju. Konflik ini bisa terjadi karena
salah satu negara merasa dirugikan oleh negara lainnya atau karena masing-masing
negara ingin memperebutkan eksistensinya. Misalnya, perang dingin antara Rusia
dan Amerika.

2.3.1 Dampak Konflik

Pada dasarnya konflik akan menimbulkan dampak negatif bagi setiap pihak.
Namun, selain menimbulkan dampak negatif, pada kasusu tertentu ternyata konflik
juga bisa memberikan dampak posifit.

1) Dampak Negatif
 Menimbulkan kerusakan integrasi sosial masyarakat.
 Menimbulkan trauma secara psikologis dan sosial.
 Menumbuhkan rasa dendam pada setiap pihak sehingga kehidupan
masyarakat menjadi tidak harmonis.
 Terjadi kerusakan/ kehilangan harta benda di dalam kehidupan masyarakat.
2) Dampak Positif
Konflik yang terjadi di masyarakat memang lebih banyak
memberikan dampak negatif. Namun, konflik tersebut dapat menghasilkan
9

suatu kesepakatan yang menguntungkan semua pihak sehingga integrasi


masyarakat menjadi lebih kuat.

2.3.2. Strategi Penyelesaian Konflik

Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua


dimensi ialah kerjasama/ tidak kerjasama dan tegas/ tidak tegas. Dengan
menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan
penyelesaian konflik ialah :

1. Kompetisi

Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau


mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah
win-lose orientation.

2. Akomodasi

Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang


memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha
memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.

3. Sharing

Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan


kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua
kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.

4. Kolaborasi

Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha
ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang
memerlukan integrasi dari kedua pihak.
10

5. Penghindaran

Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini


menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok
lain.
11

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik
merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai


sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi.
Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif
akibatnya. Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan
ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi
organisasi.

3.2 Saran
Janganlah sering membuat masalah-masalah yang akan menimbulkan
konflik. Dan jika kamu ingin menyelesaikan sebuah konflik maka selesaikanlah
dengan cara yang positif seperti, cara kompetisi, akomodasi, sharing, kolaborasi
dan penghindaran. Karena itu semua merupakan cara selain dapat menyelesaikan
konflik juga berdampak positif bagi kita semua.

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari


kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
12

DAFTAR PUSTAKA

konflik organisasi. (2011, juni). Diambil kembali dari


http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/06/konflik-dalam-
perilaku organisasi.html?m=1

Pengertian/Definisi Konflik. (t.thn.). Diambil kembali dari


https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-konflik.html

Anda mungkin juga menyukai