OLEH :
SARTIA RAHMAN
NIM. G2U122015
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………... 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
………………………………………………………
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Konflik…………………………………………………... 5
1. Pengertian Konflik ……………………………………………... 5
2. Perubahan Pandangan tentang Konflik ………………………. 7
3. Faktor-faktor dan Teori Utama Penyebab Konflik …………. 9
4. Tingkatan Konflik ……………………………………………… 12
5. Karaktersitik Negosisasi ………………………………………. 13
2.2 Konsep Negosiasi…..……………………………………………… 15
1. Pengertian Negosiasi…………………………………………… 15
2. Karakteristik Utama Negosiasi………………………………… 15
3. Langkah-Langkah Bernegosiasi ……………………………… 17
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konflik adalah suatu tindakan salah satu pihak yang berakibat menghalangi,
menghambat, atau mengganggu pihak lain dimana hal ini dapat terjadi antar kelompok
masyarakat ataupun dalam hubungan antar pribadiKonflik atau perselisihan adalah salah
satu bentuk perilaku persaingan antar individu atau antara kelompok orang. Potensi
terjadinya konflik akan ada bila dua atau lebih aktor bersaing secara berlebihan atau
tidak adanya kesesuaian tujuan dalam kondisi sumberdaya yang terbatas (Puspita,
2018).
Konflik juga merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan
kelamin, suku, agama, kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya.
Dalam sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik.
Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindari dan selalu akan
terjadi. Dari sini ada benarnya jika sejarah umat manusia merupakan sejarah konflik
(Sipayung, 2016).
Konflik selalu terjadi di dunia, dalam sistem sosial, yang bernama negara, organisasi,
perusahaan, dan bahkan dalam sistem sosial terkecil yang bernama keluarga dan
pertemanan, konflik terjadi dimasa lalu dan pasti akan terjadi yang akan datang.
integrasi dan pandangan yang statis terhadap masyarakat”. Dalam pandangan Dhrendorf
1
masyarakat terisi dari dua muka satu adalah muka konsensus dan muka lain ialah
menerus berubah dan masing-masing bagian dalam masyarakat potensial memacu dan
menciptakan perubahan sosial. Dalam konteks pemeliharaan tatanan sosial teori ini
konflik merupakan suatu fakta dalam masyarakat industri modern. Secara empiris
konflik, tidak diakui karena orang lebih memilih stabilitas sebagai hakikat masyarakat.
Konflik merupakan realitas yang harus dihadapi oleh para ahli teori sosial dalam
salah satunya adalah mengurangi ketegangan dalam masyarakat, juga mencegah agar
dari timbulnya konflik yaitu adanya hubungan sosial, ekonomi, politik yang akarnya
adalah perebutan atas sumber-sumber kepemilikan, status sosial dan kekuasaan yang
masyaraka
di mana dua pihak ( atau lebih ) yang berbeda pendapat berusaha mencapai kesepakatan
2
(Suripto, 2016). Negosiasi merupakan suatu proses tawar-menawar antara pihak-pihak
yang terlibat dalam konflik. Dijelaskan pula negosiasi adalah sebuah proses di mana dua
pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau jasa dan berupaya untuk
menyepakati nilai tukarnya (Parmitasari, 2019). Negosiasi juga dapat diartikan dengan
sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita.
Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan
Menurut Zainal, (2017) ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam
dan firm (teguh dalam pendirian). Ketiga sikap ini perlu dikembangkan dalam proses
negosiasi agar proses negosiasi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Dalam proses negosiasi, kita akan mempelajari dan mengetahui berbagai
pentingnya seorang pemimpin untuk organisasi maka rumusan masalah dalam kajian ini
1.3 Tujuan
3
Diketahui dari latar belakang yang dibahas mengenai kepemimpinan serta
pentingnya seorang pemimpin untuk organisasi dan rumusan masalah yang akan dikaji
1. Konsep konflik
2. Konsep negosiasi
1.3 Manfaat
transaksional dan kepemimpinan transformasional maka dari ini sangat diharapkan akan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Konflik
Secara etimologi, konflik berasal dari bahasa latin yakni configere yang artinya
saling memukul. Konflik adalah suatu tindakan salah satu pihak yang berakibat
menghalangi, menghambat, atau mengganggu pihak lain yang mana hal ini dapat terjadi
antar kelompok masyarakat atau dalam hubunagn antar individu. Konflik juga
Hanya saja dalam penggunaan secara umum di Indonesia, istilah konflik selalu
banyak kepentingan, nilai, tindakan atau arah serta sudah merupakan bagian yang
menyatu sejak kehidupan ada.konflik merupakan suatu proses sosial dimana orang
perorang atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannaya dengan jalan
menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan atau kekerasan (Ariansya dkk,
2019).
5
Konflik merupakan sebuah situasi, dimana dua orang atau lebih menginginkan
diantarmereka, tetapi hal itu tidak mungkin dicapai oleh kedua belah pihak. Ada
beberapa pendapat tentang konflik yang timbul dalam perusahaan. Pendapat pertama,
yang kita sebut sebagai pandangan yang tradisional, adalah bahwa konflik merupakan
hal yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi organisasi. Apabila kesalahan ini
dibetulkan, semua fungsi dalam organisasi akan bisa terintegrasi dengan baik. Pendapat
Bagi pandangan ini konflik merupakan suatu peristiwa yang sering terjadi dalam
bertentangan. Mereka yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa konflik bisa
memberikan manfaat, atau disebut sebagai fungsional, bisa pula merugikan, atau disebut
bahwa konflik dalam organisasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dan bahkan
merugikan, tetapi tidak bisa diingkari bahwa konflik sering pula membuat organisasi
bisa beroperasi dengan lebih efektif. Yang membedakan pendapat ini dengan pendapat
perilaku adalah, kalau dalam pandangan perilaku konflik sedapat mungkin dihilangkan
apapun timbul, maka dalam pandangan ini konflik bukanlah merupakan hal yang harus
6
ditekan, atau manajer harus menghilangkan semua konflik, tetapi lebih ditekankan
Konflik adalah ketidaksetujuan, antara dua atau lebih anggota organisasi atau
sama, dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang
berbeda.
Konflik adalah suatu kompetisi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat terjadi
karena adanya perbedaan pendapat mengenai tujuan perusahaan, antar bagian, antar unit
kerja, para manager yang bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan posisi dan
kekuasaan.
Konfik kerja adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau
kelompok (dalam suatu organisasi/perusahaan) yang harus membagi sumber daya yang
terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi (Julvia, 2016). Konflik kerja
juga dapat diartikan sebagai perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk
berposisi terhadap anggota yang lain. Selain itu konflik diartikan sebagai perbedaan,
pertentangan, dan perselisihan. Konflik sebagai proses yang bila suatu pihak mersakan
bahwa pihak lain telah mengetahui secara negatif sesuatu yang diperhatikan pihak
pertama. Pengertian ini mencakup rentang yang luas dari konflik yang dialami orang
7
2. Perubahan Pandangan tentang Konflik
Sesuai dengan perubahan zaman, serta didukung oleh perkembangan pola pikir
dari masyarakat terhadap konflik yang terjadi dalam suatu organisasi sedikit demi
tidak boleh terjadi karena di samping dianggap sebagai sesuatu yang jelek dan harus
organisasi dalam mewujudkan tujuannya (Kusumaputri, 2018). Oleh karena itu, maka
konflik harus ditekan dan dilenyapkan agar tidak memengaruhi pencapaian tujuan
organisasi. Pada pandangan tradisional berpendapat bahwa adanya konflik dalam suatu
dalam mengelola organisasi secara sehat dan dinamis atau sang manajer kurang
ini dapat diperbaiki manajer dengan cara menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang
sehat dan dinamis secara nyata, maka secara bertahap organisasi akan mampu bekerja
Melalui ketekunan dan keuletan dari sang manajer maka konflik destruktif yang
ada dalam organisasi secara bertahap dapat diminimalkan, bahkan dapat diubah menjadi
konflik yang konstruktif dan positif. Pandangan tradisional mengenai konflik sedikit
demi sedikit mulai berkurang dan memudar berkat dukungan dari para ilmuwan yang
8
mendalami ilmu psikologi dan perilaku. Mereka ini mampu mengidentifikasikan
manajemen serta mereka mampu menunjukkan manfaat dari konflik apabila manajer
Pada tahap selanjutnya konflik dalam organisasi dianggap sebagai sesuatu yang
tidak dapat dihindarkan, tidak memandang bagaimana organisasi tersebut didesain dan
dengan seksama dan efektif maka akan bermanfaat dan mampu mendongkrak kinerja
dielakkan, bahkan dikembangkan. Konflik ditimbulkan oleh berbagai hal, mulai dari
struktur organisasi, pembagian sumber daya organisasi yang dianggap tidak adil, tujuan
unit yang berbeda-beda, adanya perbedaan persepsi, tata nilai maupun personel.
prestasi organisasi secara optimal, Prestasi organisasi yang optimal ini memerlukan
Menurut Sudarmanto dkk, (2021) konflik yang terjadi di dalam organisasi dapat
9
a. Faktor Manusia
b. Faktor Organisasi
lain:
2) Perbedaan tujuan antar unit dalam organisasi. Tiap-tiap unit dalam organisasi
lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja
10
tidak adil. Misalnya, para manajer yang relatif masih muda memiliki persepsi
bahwa mereka mendapat tugas-tugas yang cukup berat, dan rumit, dibanding
dengan manajer senior yang mendapat tugas lebih ringan dan lebih sederhana.
jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih antara seseorang
dengan lainnya.
bagi unit/departemen lainnya hal ini bisa merupakan sesuatu yang dapat
manusia merupakan suatu individu yang unik. Setiap orang memiliki pendirian
dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungannya dapat menjadi faktor penyebab
konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu
11
dan pendirian yang berbeda itu dapat menghasilkan perbedaan individu yang
sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing- masing orang atau kelompok
melakukan hal yang sama dengan orang lain, tetapi untuk tujuan yang bisa
berbeda-beda.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi,tetapi jika perubahan itu
akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap
4. Tingkatan Konflik
1. Konflik intrapersonal, yaitu konflik internal yang terjadi dalam diri seseorang.
Konflik ini terjadi ketika individu dihadapkan pada dua atau lebih pilihan, dan
12
2. Konflik interpersonal, yaitu konflik yang terjadi antar individu. Konflik yang terjadi
ketika adanya perbedaan tentang isu tertentu, sehingga tindakan dan tujuan dari hasil
3. Konflik intragroup, yaitu konflik antar anggota dalam satu kelompok. Setiap
kelompok dapat mengalami konflik substantif atau efektif. Konflik substantif terjadi
berdasarkan latar belakang keahlian yang berbeda, ketika anggota dari suatu komite
menghasilkan kesimpulan yang berbeda atas data yang sama. Sedangkan konflik
4. Konflik intergroup, yaitu konflik yang terjadi antar kelompok. Konflik intergroup
anggota kelompok.
interorganisasi terjadi karena mereka memiliki saling ketergantungan satu sama lain,
a. Konflik Vertikal, yang terjadi antara pimpinan dan bawahan yang tidak
b. Konflik Horizontal, yang terjadi antar karyawan atau departemen yang memiliki
13
c. Konflik Lini-Staf, yang sering terjadi karena adanya perbedaan persepsi tentang
d. Konflik Peran, yang terjadi karena seseorang memiliki lebih dari satu peran di
dalam organisasi.
5. Karaktersitik Negosisasi
Menurut Sudarmanto dkk, (2021) negosiasi adalah suatu proses dimana dua
pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama atau bertentangan, bertemu
dan berbicara untuk mencapai suatu kesepakatan. Karakteristik utama negosiasi adalah:
3. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum
4. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah
pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak
sepakat.
5. Hampir selalu berbentuk tatap muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh
14
7. Lobi atau negosiasi sejatinya merupakan cara yang paling efektif untuk mengatasi
antarnegara melalui wakil resminya dan dapat melibatkan seluruh proses hubungan luar
negeri, perumusan kebijakan termasuk pelaksanaannya. Dalam arti yang luas, diplomasi
dan politik luar negeri adalah sama. Namun, dalam arti yang sempit, atau lebih
luar negeri ada dasar atau tujuannya. Dalam arti yang lebih terbatas, diplomasi meliputi
1. Pengertian Negosiasi
para pihak, di dalam negosiasi terdapat proses tawar menawar di antara para
pihak. Ada pihak yang melakukan penawaran (offer) kepada pihak lain, dan akan
Menurut Zainal, (2017) negosiasi adalah merupakan salah satu fungsi utama dari
para Diplomat. Oleh karena itu, dalam pergaulan internasional hampir setiap negara
praktik negosiasi berawal dari dunia diplomasi, namun dewasa ini sudah menjadi sarana
15
pada berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik dalam
3. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum
4. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah
pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak
sepakat
5. Hampir selalu berbentuk tatap muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh
7. Lobi atau negosiasi sejatinya merupakan cara yang paling efektif untuk mengatasi
mendapatkan apa yang dibutuhkannya tanpa harus melakukan cara-cara ekstrim, seperti
perang, pemaksaan, atau perebutan. Kata kunci negosiasi adalah seperti di bawah ini:
16
1. Negosiasi diplomatik
6. Negosiasi antara dua korporasi yang ingin melakukan merger atau aliansistrategik.
9. Negosiasi pilkada
3. Langkah-Langkah Bernegosiasi
1. Persiapan
a. Menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini
harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk
bernegosiasi.
17
2. Pembukaan Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi
yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plinplan), dan firm (teguh
dalam pendirian). Berikut ada beberapa tips dalam mengawali sebuah negosiasi:
a. Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan
negosiasi
b. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;Jabat tangan dengan tegas
dan singkat
c. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan. 3
a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu
membuat hanya dua pilihan ya atau tidak. Sampaikan bahwa ”jika anda memberi
kami itu, kami akan memberi anda ini (if you’ll give us this, we’ll give you
that)”. sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan
e. Dengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan
pihak lain. Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan dan teknik- teknik
18
tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi
dan kita berada dalam kondisi yang relaks namun penuh perhatian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Konflik adalah suatu tindakan salah satu pihak yang berakibat menghalangi,
menghambat, atau mengganggu pihak lain yang mana hal ini dapat terjadi antar
19
2. Negosiasi adalah perundingan diantara para pihak, di dalam negosiasi terdapat
DAFTAR PUSTAKA
Ariansya, W., Laan, R., & Gesi, B. (2019). Pengaruh Stres Dan Konflik Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan Semangat Kerja Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal
Manajemen, 3(1), 14-22.
Julvia, C. (2016). Pengaruh Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
Ilmiah Manajemen Bisnis.
20
Parmitasari, I. (2019). Peran penting negosiasi dalam suatu kontrak. J. Literasi Hukum,
3(2), 50-62.
Sipayung, M. E. (2016). Konflik sosial dalam novel Maryam karya Okky Madasari:
Kajian sosiologi sastra. Sintesis, 10(1), 22-34.
Sudarmanto, E., Sari, D. P., Tjahjana, D., Wibowo, E., Mardiana, S. S., Purba, B., ... &
Arfandi, S. N. (2021). Manajemen Konflik. Yayasan Kita Menulis.
21