Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH TEKNIK LOBI & NEGOSIASI BISNIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Teknik Lobi & Negosiasi Bisnis
Dosen Pengampu : Nursiti S.E., M.M

Disusun oleh kelompok 3:

1.Rizki Riviany Azhariputri (2020021029)


2.Achmad Irsyad Azzam (2020021031)
3.Della Indayani (2020021032)
4.Ahmad Bulqini (2021121005)
5.Cellin Putri Dwi Agustin (2020021036)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
STIE YAYASAN ADMINISTRASI
INDONESIAJAKARTA
2022
KATAPENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan hidayahnya , penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Memahami Konsep Konflik &
Hambatan Dalam Komunikasi” dengan tepat waktu.Makalah disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Teknik Lobi & Negosiasi Bisnis, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang memahami konsep konflik & Hambatan yang ada dalam
Komunikasi bagi para pembaca juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nursiti selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Teknik Lobi&Negosiasi Bisnis.Ucapakan terimakasih juga disampaikan
kepada teman kelompok karena telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 06 Desember 2022


Penulis

Kelompok3

i
DAFTARISI

KATAPENGANTAR........................................................................................................i
DAFTARISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
LATAR BELAKANG.................................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
PENGERTIAN KONFLIK..........................................................................................................6
FAKTOR PENYEBAB KONFLIK.............................................................................................8
KONFLIK HARUS DISELESAIKAN.....................................................................................10
ANGGAPAN SALAH BAHWA KONFLIK HARUS DIHILANGKAN................................10
JENIS- JENIS KONFLIK..........................................................................................................13
CARA MENGATASI KONFLIK.............................................................................................16
CONTOH KONFLIK................................................................................................................17
HAMBATAN KOMUNIKASI..................................................................................................18
PENDAPAT PARA AHLI TENTANG HAMBATAN KOMUNIKASI..................................19
HAMBATAN KOMUNIKASI PADA SALURAN..................................................................22
MENANGGULANGI HAMBATAN........................................................................................25
LAIN-LAIN DAN BERBAGAI TIPS ......................................................................................27

BAB III...........................................................................................................................29
PENUTUPAN.................................................................................................................29
KESIMPULAN 29
SARAN 29
DAFTARPUSTAKA......................................................................................................30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Setiap manusia tentu pernah mengalami konflik, baik itu berat maupun ringan.
Masing-masing dari kita memiliki gaya tersendiri dalam menghadapi konflik. Memahami
gaya penyelesaian konflik diri sendiri dan orang lain sangatlah penting. Bagi diri sendiri,
halini bisa menjadi bahan evaluasi agar kedepannya lebih baik lagi. Sedang dengan
memahami gaya penyelesaian konflik orang lain, kita bisa mengetahui kapan momen
yang tepat untuk membahas permasalahan bersama dan pendekatan apa yang harus
digunakan, sehingga konflik yang terjadi tidak melebar dan dapat diselesaikan dengan
baik.Konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokkan antar nilai atau tujuan-tujuan
yang hendak dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya
dengan orang lain (Kilman & Thomas, dalam Wijono, 1993).
Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan tujuan
yang berbeda-beda dalam hidupnya. Melihat persoalan dengan perspektif yang beragam
juga akan sulit dielakkan. Oleh karenanya, wajar apabila terjadi konflik atau benturan
kebutuhan dan kepentingan antara individu yang satu dengan yanglain. Kenyataan
menunjukkan bahwa semakin sering berinteraksi, semakin besar kemungkinan terjadinya
konflik interpersonal ini (Muryantinah dkk, 2008). Konflik merupakan fenomena
dinamika yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan organisasi, bahkan konflik
selalu hadir dalam setiap hubungan kerja antara individu dan kelompok. Penanganan
konflik terkait dengan kapasitas seseorang menstimulasi konflik, mengendalikan konflik,
dan mencari solusi pada tingkat yang optimum.Kemampuan yang diperlukan dalam
rangka penanganan konflik ini terwujud dalam bentuk keluasan pandangan dan wawasan
seseorang dalam memandang setiap persoalan, baik yang memiliki perbedaan, maupun
yang sama dengan kerangka pemikirannya. Keterampilan penanganan konflik berwujud
dalam bentuk pencarian solusi terhadap konflik-konflik yang terjadi sehingga tidak
berdampak buruk terhadap individu maupun organisasi. Konflik dapat menimbulkan
dampak baik yang sifatnya konstruktif maupun destruktif. Karena dampak yang
ditimbulkannya tidak selamanya jelek, maka perlu dikelola dan dilakukan penanganan
dengan baik.

3
Komunikasi sangat dibutuhkan dimanapun kita berada dan bagi siapa saja. Kita
sebagai makhuk social membutuhkan suuatu komunikasi agar dapat berinteraksi dengan
orang lain, jika kita tidak bias berkomunikasi dengan baik akan menimbulkan masalah
bagi lawan bicara kita.
Dalam berkomunikasi banyak sekali hal-hal yang menghambat dalam melakukan
komunikasi, baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu, kita harus mnegetahui
bagaimana cara komunikasi yang baik dalam keadaan apapun. Dalam makalah ini, kami
akan membahas tentang hambatan komunikasi, serta beberapa cara berkomunikasi
melalui keterbatasan yang menghambat kita secara langsung dalam berkomunikasi.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa itukonflik?
2. Apa factor penyebab konflik?
3. Bagaimana cara menyelesaikan konflik?
4. Apa anggapan bahwa konflik harus dihilangkan?
5. Apa saja jenis-jenis dari konflik ?
6. Bagaimana cara mengatasi konflik ?
7. Apa contoh konflik?
8. Apa saja hambatan dalam komunikasi?
9. Apa pengertian dari para ahli tentang hambatan komunikasi?
10. Bagaimana hambatan komunikasi pada saluran ?
11. Apa cara yang tepat untuk menaggulangi hambatan ?

TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahuiapaitupengertian konflik
2. Mengetahuiapa saja penyebab dari konflik
3. Mengetahuibagaimanacara menyelesaikan konflik
4. Mengetahuibagaimana anggapan yang salah bahwa konflik harus dihilangkan
5. Mengetahuiapa saja jenis-jenis dari konflik
6. Mengetahui bagaimana cara mengatasi konflik
7. Mengetahui bagaimana contoh dari konflik

4
8. Mengetahui apa itu hambatan komunikasi
9. Mengetahui apa saja pengertian dari para ahli mnegenai hambatan komunikasi
10. Mengetahui bagaimana hambatan komunikasi itu pada saluran
11. Mengetahui bagaimana cara yang tepat menganggulangi hambatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIANKONFLIK

Konflik adalah perjuangan yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk


memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, otoritas, dan lain
sebagainya, dimana tujuan dari mereka bertikai itu tidak hanya untuk memperoleh
keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya dengan kekerasan atau
ancaman.Daniel Webster (dalam Pickering, 2001:1) mendefinisikan konflik sebagai :

1. Persaingan atau pertetangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama
lain.

2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (misalnya : pertentangan pendapat,


kepentingan, atau pertentangan antarindividu).

3. Perselisihan akibat kebutuhan, dorongan, keinginan, atau tuntutan yang


bertentangan.

4. Perseturuan.

Karena konflik berarti perseturuan atau perselisihan tentunya memiliki dampak


negative. Peg Pickering dalam bukunya How to Manage Conflict (2001:3-4),
menyebutkan dampak buruk konflik, yaitu :

- Produktivitas menurun

- Kepercayaan merosot

- Pembentukan kubu-kubu

- Informasi dirahasiakan dan arus komunikasi berkurang.

- Timbulnya masalah moral.

- Waktu terbuang sia-sia

- Proses pengambilan keputusan tertunda.

Namun dia juga mengemukakan dampak positif dari konflik sebagai berikut:

- Motivasi meningkat.

- Identifikasi masalah/ pemecahan meningkat.


6
- Ikatan kelompok lebih erat.

- Penyesuaian diri pada kenyataan.

- Pengetahuan/keterampilan meningkat.

- Kreativitas meningkat.

- Membantu upaya mencapai tujuan.

- Mendorong pertumbuhan.

Adapun pengertian konflik dari beberapa para ahli sebagai berikut :

a) Alo Liliweri

Konflik adalah suatu bentuk pertentangan alamiah yang berasal dari individu
ataupun kelompok karena mereka terlibat mempunyai perbedaan kepercayaan,
sikap, kebutuhan, dan nilai.

b) De Moor
Dalam sebuah sistem sosial, bisa dikatakan ada konflik jika para penghuni sistem
tersebut membiarkan dirinya atau kelompoknya dibimbing oleh tujuan atau nilai
yang bertentangan dan hal tersebut terjadi secara besar-besaran.

c) Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin

Istilah “conflict” dalam bahasa aslinya mempunyai arti sebagai perkelahian,


peperangan, dan perjuangan yang berbentuk konfrontasi fisik antara beberapa
pihak.

d) Lewis A. Coser
Konflik merupakan suatu perjuangan tentang nilai atau tuntutan atas status,
kekuasaan, bertujuan untuk menetralkan, mencederai, dan melenyapkan lawan.

e) M.Z Lawang
Konflik adalah suatu bentuk perjuangan untuk mendapatkan status, nilai, dan juga
kekuasaan saat tujuan dari pihak yang berkonflik tak hanya memperoleh
keuntungan, namun juga menundukkan saingannya.

7
f) Robert M.Z Lawang
Konflik merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan hal-hal yang langka seperti
status, nilai, kekuasaan, dan lain sebagainya. Tujuan dari adanya konflik tersebut
tidak hanya untuk mendapatkan kemenangan, tapi juga untuk menundukkan
pesaing atau lawannya.

g) Soerjono Soekanto
Konflik sebagai salah satu proses sosial individu per individu atau kelompok
manusia yang berupaya memenuhi kebutuhannya dengan cara menentang pihak
lawan yang disertai dengan kekerasan ataupun ancaman.

B. FAKTOR PENYEBAB KONFLIK

Di bawah ini adalah beberapa faktor penyebab konflik, antara lain:

1. Perbedaan Individu
Perbedaaan individu yang dimaksud yaitu meliputi perbedaan perasaan dan
pendirian. Dimana setiap manusia adalah individu yang unik. Ini artinya, setiap
orang mempunyai pendirian dan perasaan yang berbeda-beda antara satu dengan
lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan tersebut tetaplah menjadi suatu hal
ataupun kawasan yang nyata itu meraih menjadi salah satu faktor penyebab
konflik sosial. Sebab, dalam menjalani suatu hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya saja, saat berlangsung pentas
musik di lingkungan pemukiman, tentu saja perasaan setiap orang akan berbeda-
beda. Terdapat yang merasa terganggu karena berisik, tapi juga ada yang merasa
terhibur.

2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan Sehingga Menciptakan Pribadi yang


Berbeda
Beberapa orang mungkin akan terpengaruh dengan pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda-beda itu pada akhirnya
dapat memicu konflik.

3. Perbedaan Kepentingan Antara Individu dan Kelompok

8
Setiap orang pasti memiliki perasaan, pendirian atau latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing
orang atau kelompok mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Terkadang,
orang-orang melakukan hal yang serupa, namun memiliki tujuan yang berbeda-
beda.Misalnya saja, terkait perbedaan kepentingan dalam pemanfaatan hutan.
Dimana para tokoh masyarakat menganggap bahwa hutan sebagai kekayaan
budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka. Sehingga harus dijaga
kelestariannya dan tidak boleh ditebang secara sembarangan. Sementara untuk
para petani, mereka justru memilih untuk menebang pohon karena menganggap
pohon-pohon tersebut menjadi penghalang untuk mereka dalam membuat kebun
dan ladang.

Untuk para pengusaha kayu, mereka menebang pohon dan kemudian diekspor untuk
memperoleh uang lalu membuka pekerjaan. Sedangkan untuk pecinta
lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan yang harus dilestarikan. Dari
sini bisa kita lihat bahwa ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dan
kelompok lainnya. Hingga hal tersebut akan mendatangkan konflik sosial di
masyarakat.

4. Perubahan Nilai yang Ekspress dan Mendadak di dalam Penduduk

Perubahan merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Tapi bila perubahan tersebut
berlangsung secara cepat dan mendadak, maka perubahan itu dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya saja, di dalam masyarakat pedesaan yang
mengalami suatu proses industrialisasi yang cukup mendadak, maka hal itu tentu
akan memunculkan konflik sosial. Sebab, nilai-nilai lama yang sudah ada di
dalam masyarakat tradisional yang umumnya bercorak pertanian secara
mendadak berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industry. Dimana nilai-nilai
yang berubah tersebut diantaranya adalah nilai gotong royong yang berganti
menjadi nilai kontrak kerja dengan gaji yang disesuaikan berdasarkan jenis
pekerjaan mereka. Kemudian hubungan kekerabatan berubah menjadi hubungan
struktural yang disusun di dalam suatu organisasi formal perusahaan. Perubahan-
perubahan yang terjadi secara mendadak, tentu akan membuat goncangan di
dalam proses sosial di dalam masyarakatnya. Bahkan akan muncul upaya

9
penolakan pada bentuk perubahan, karena dinilai mengacaukan tatanan
kehidupan yang sudah ada sebelumnya.

C. KONFLIK HARUS DISELESAIKAN

Untuk menyelesaikannya, menurut Pickering, beberapa anggapan salah tentang konflik ini
harus diselesaikan dulu. Anggapan salah tentang konflik ini bias dilihat dalam bukunya,
yaitu :

1. Konflik bila dibiarkan akan teratasi dengan sendirinya.


2. Konfrontasi dengan sebuah persoalan atau dengan seseorang adalah hal yang tidak
menyenangkan.
3. Konflik dalam perusahaan menandakan pemimpinnya tidak bias memimpin.
4. Konflik diantara karyawan menandakan mereka tidak peduli terhadap perusahaan.
5. Amarah selalu bersifat negative.

D. ANGGAPAN SALAH BAHWA KONFLIK HARUS DIHILANGKAN

Menurut Pickering:

1. Alangkah mudahnya jika konflik bisa selesai dengan sendirinya. Konflik harus segera
diselesaikan, jika tidak akan semakin sulit dikendalikan.
2. Dalam menyesuaikan konflik terkadang memang harus dengan konfrontasi. Konfrontasi
bukanlah perang melaikan duduk dimeja perundingan untuk menyelesaikan masalah.
3. Salah jika beranggapan bahwa konflik dalma perusahaan menandakan pemimpinnya
tidak bisa memimpin. Dnegan kemampuan menyelesaikan konflik yang ada dalam
timnya, kepemimpinannya semakin teruji. Sebagai contoh, seorang joki yang hebat
ditandai dengan kemampuannya menaklukan kuda liar dan membawanga memenangkan
pacuan kuda.
4. Konflik bisa menunjukkan adanya kepedulian yang besar dalam diri orang itu pada
kondisi perusahaan.
5. Amarah tidak bisa disevut negative atau possitif. Amarah yang terkendali menunjukkan
ada emosi disitu. Bila dikendalikan dengan baik akan mampu menghasilkan situasi yang
kondusif bagi perusahaan.

10
Konflik mungkin saja muncul didalam kubu tim pelobi antara lain:

1. Ada perbedaan pendapat didalam kubu tim. contohnya :

- Butir-butir persetujuan yang akan dibawa ke lobi.

Misalnya, dalam dunia bisnis penerbangan. Konflik bias muncul saat akan membahas
ketetntuan tarif diatas batas, batas bawah, isu monopoli, isu damping dan
sebagainya.

- Batas kesepakatan

Misalnya, batas atas tarif yang perlu diusulkan pemerintah menurut anggota tim
bernama A adalah Rp x, sementara batas atas menurut anggota tim bernama
adalah Rp y. ada perbedaan pendapat yang berpotensi dan dapat menimbulkan
konflik.

2. Konflik kepentingan. Tiap individu peserta lobi atau yang mengikuti proses lobi
berkemungkinan memliki agenda tersendiri. Menjadi masalah jika ada hidden agenda
yang kontra dengan agenda lobi, yang tidak diungkap ke pembukaan.
3. Berebut pengaruh. Untuk menjadi ketua tim, misalnya, sering diantara anggota tim lobi
terjadi saling “sikut”, saling mendiskreditkan, dan sebagainya. Masing-masing berusaha
agar pihaknya yang ditunjuk untuk menjadi ketua tim, pihak lain sebaliknya hanya
menjadi anggota saja. Dalam dunia politik, misalnya dalam lembaga legislative, baik
DPR maupun DPRD, kerap terjadi konflik yang kita meruncing hingga hamper
mencapai pertarungan fisik ketika akan menentuka siapa yang akan menjadi ketua
komisi.
4. Double agent. Ada kecurigaan, dalam tim lobi ada agen ganda. Tidak hanya mewakili
kepentingan tim dan organisasi, tetapi dia juga mewakili kepentingan pemerintah atau
pihak lain karena ia adalah agen pemerintah ataupun agen pihak seteru (lawan).
5. Konflik antara tim dengan pimpinan atau salah satu pimpinan organisasi/ perusahaan
tempatnya bekerja

Ada tim yang diberangkatkan dengan kebebasan penuh untuk memutuskan, sedangkan ada
yang diberangkatkan dengan seperangkat rambu dan persyaratan atau pembatasan yang
bertujuan untuk membatasi kewenangan tim dalam menyetujui keputusan hasil lobi.

Interest dan Kepentingan Masing-masing Stakeholders

STAKHOLDERS KRITERIA KEPUTUSAN


11
Stakholders Internal

1. Pemegang saham Prestasi keuangan.


2. Manajemen dan Top Eksekutif Kepuasan kerja, gaji, tantangan , dan karir.
3. Karyawan
Kepuasan kerja, gaji, supervise, peluang karir.
4. Keluarga karyawan
Kesejahteraan, jaminan kesehatan.

Stakholders Eksternal

1. Konsumen
2. Penyalur Kualitas pelayanan, lokasi, harga.
3. Pemasok Transaksi lancar, stabilitas harga dan kualitas.
4. Bank/ kreditor
Transaksi yang memuaskan, cash
5. Pemerintah
6. Pesaing Creditworthiness.

Kepatuhan terhadap hokum

7. Komunitas Tidak berkembang, tidak mengambil

8. Pers pasarnya.

Kontribusi terhadap komunitas.

Keterbukaan, mudah dihubungi, dan kredibel.

E. JENIS- JENIS KONFLIK

Berikut ini adalah beberapa jenis konflik yang biasa kita temukan di dalam kehidupan
bermasyarakat.

1) Konflik Pribadi
12
Jenis konflik yang pertama adalah konflik pribadi. Dimana konflik pribadi adalah
salah satu jenis konflik yang terjadi antara individu dengan individu ataupun
dengan kelompok masyarakat. Salah satu penyebab adanya konflik pribadi
adalah karena adanya perbedaan cara pandang antar individu yang berkaitan
dengan persoalan yang serupa. Jenis konflik yang satu ini sangat sering terjadi di
dalam pertemanan, keluarga, dunia kerja, dan lain sebagainya. Salah satu contoh
dari konflik pribadi adalah ketika sebuah keluarga beradu argumen tentang
pembagian hak waris atau warisan.

2) Konflik Agama
Jenis konflik berikutnya adalah konflik agama. Konflik agama merupakan suatu
konflik yang terjadi antara kelompok yang mempunyai agama serta keyakinan
yang berbeda.Sebagian besar masyarakat menilai bahwa agama sebagai salah
satu tuntunan dan juga pedoman hidup yang harus diikuti secara mutlak.
Sehingga apapun yang berbeda dan tidak sesuai dengan agama yang mereka anut,
maka akan dianggap sebagai masalah lalu hal itu akan memicu terjadinya
konflik.

Contoh dari konflik agama adalah konflik yang terjadi di Poso. Dimana konflik
antara dua agama tersebut telah terjadi selama bertahun-tahun. Konflik tersebut
terjadi karena Poso pada saat itu dipenuhi dengan penduduk yang beragama
Islam. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, banyak orang yang menganut
agama Kristen masuk ke wilayah Poso dan menjadi dominan. Tapi pada
akhirnya, konflik tersebut bisa diselesaikan melalui mediasi.

3) Konflik Rasial
Konflik rasial adalah jenis konflik yang terjadi antara ras yang berbeda. Dimana
konflik ras akan terjadi saat masing-masing ras merasa lebih unggul dan
mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri. Untuk contoh dari konflik
rasial yaitu seperti konflik antara pemuda kulit putih dan pemuda kulit hitam.
Pastinya hal itu sangat meresahkan dan menyebabkan adanya perpecahan. Jenis
konflik rasial ini sering terjadi di Indonesia.

4) Konflik Antar Kelas Sosial


13
Jenis konflik selanjutnya adalah konflik antar kelas sosial. Dimana konflik jenis ini
dikenal dengan konflik vertikal, yang mana bisa muncul karena adanya suatu
perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di dalam masyarakat.
Untuk contoh dari jenis konflik yang satu ini adalah adanya demo yang terjadi
antara karyawan dan perusahaan, dimana para karyawan menuntut untuk
kenaikan gaji.

5) Konflik Sosial
Adanya kelompok kelas di dalam sebuah masyarakat akan sangat berpotensi memicu
terjadinya konflik. Perebutan dan juga upaya untuk mempertahankan status dan
peran di dalam kelompok masyarakat kerap kali menimbulkan konflik. Contoh
dari konflik yang satu ini yaitu antara kelompok kaya dan kelompok miskin yang
saling merebutkan kekuasaan di dalam kursi politik.

6) Konflik Politik
Konflik politik adalah salah satu jenis konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
pandangan di dalam kehidupan politik. konflik tersebut terjadi karena masing-
masing kelompok ingin berkuasa di dalam sebuah sistem pemerintahan. Contoh
dari konflik ini yaitu pemberontakan PKI di Madiun, Pemberontakan 30S/PKI,
dan pemberontakan DI/TII. Bahkan, sekarang ini masih banyak konflik politik
yang terjadi ketika menjelang pemilu.

7) Konflik Internasional
Konflik internasional adalah jenis konflik yang melibatkan berbagai macam
kelompok negara karena adanya perbedaan kepentingan masing-masing negara.
Salah satu contoh dari konflik internasional adalah antara Korea Utara dan Korea
Selatan, ISIS, serta negara-negara lain yang melakukan peperangan.

8) Penyebab Konflik
Konflik dapat terjadi karena adanya suatu penyebab. Sehingga akan menimbulkan
suatu konflik. Adapun beberapa penyebab konflik secara menyeluruh
diantaranya:

14
 Perbedaan individu
Penyebab terjadinya konflik yang pertama adalah karena adanya perbedaan individu dan
perasaan yang berbeda-beda. Dimana biasanya terdapat perbedaan perasaan dan
pendirian terhadap suatu hal ataupun lingkungan yang nyata. Hal tersebut bisa
menjadi salah satu penyebab adanya konflik sosial.

 Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok


Penyebab konflik berikutnya adalah perbedaan kepentingan antara individu dan
suatu kelompok. Hal tersebut terjadi karena tidak semua orang memiliki
kepentingan yang sama.

 Perbedaan latar belakang kebudayaan


Beberapa orang akan terpengaruh dengan pola pemilikan dan juga pendirian dari
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda-beda itu pada akhirnya
akan memicu adanya perbedaan yang bisa menimbulkan suatu konflik.

 Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat


Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa perubahan yang terjadi secara
mendadak di suatu masyarakat berpotensi memicu adanya konflik. Sebab, hal itu
terjadi karena ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi suatu perubahan
secara drastis.

F. CARA MENGATASI KONFLIK

Di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi suatu konflik.

1. Kompetisi
15
Penyelesaian konflik yang berbentuk kompetisi biasanya dikenal dengan istilah win-lose
orientation. Dimana proses penyelesaian ini menggambarkan satu pihak yang
mengorbankan pihak lain.

2. Akomodasi
Penyelesaian konflik jenis ini akan menggambarkan suatu kompetisi bayangan cermin
yang akan memberikan keseluruhan penyelesaian pada pihak lain tanpa adanya
upaya untuk memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses itu biasanya dikenal dengan
taktik perdamaian.

3. Sharing
Dalam proses penyelesaian konflik jenis ini, satu pihak akan memberi dan pihak lain
akan menerima sesuatu. Keduanya memiliki pikiran yang moderat, tidak lengkap,
tapi memuaskan.

4. Kolaborasi
Ini adalah salah satu bentuk upaya menyelesaikan konflik yang bisa memuaskan kedua
belah pihak. Upaya tersebut adalah pendekatan pemecahan masalah yang
membutuhkan integrasi dari kedua pihak.

5. Penghindaran
Penyelesaian konflik ini biasanya menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok
yang bersangkutan. Kondisi tersebut menggambarkan penarikan kepentingan
kelompok lain.

G. CONTOH KONFLIK

Contoh konflik yang seringkali kita temukan di dalam kehidupan sehari-hari adalah konflik
tentang anak-anak yang putus sekolah karena harus membantu orang tuanya
bekerja.Kondisi tersebut harus menjadi salah satu perhatian pihak pemerintah karena

16
anak-anak yang berusia wajib belajar perlu menyelesaikan pendidikannya hingga tamat.
Berdasarkan survei anak usia 10 sampai 17 tahun yang sudah bekerja, seperti yang
dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik di tahun 2006.

Tercatat sebanyak 2,8 juta anak sudah menjadi pekerja. Dari hasil studi tersebut, ditemukan
bahwa anak-anak yang berusia 9 hingga 15 tahun sudah terlibat ke dalam berbagai jenis
pekerjaan. Dimana hal itu telah berakibat terhadap kesehatan mental, emosional, dan
fisik mereka. Awalnya mungkin mereka hanya berniat membantu orang tuanya. Tapi
seiring berjalannya waktu, mereka kemudian terjebak menjadi seorang pekerja
permanen.

Akhirnya mereka sering bolos sekolah dan memutuskan untuk berhenti sekolah. Untuk
anak-anak miskin, Bantuan Operasional Sekolah atau BOS saja tidak cukup. Pemerintah
dan sekolah seharusnya memikirkan pemberian beasiswa tambahan untuk membelikan
seragam dan juga alat tulis. Supaya anak-anak yang kurang mampu tidak terbebani
dengan biaya pendidikan.

2.2 HAMBATAN DALAM LOBI, DIPLOMASI, DAN NEGOSIASI

A. HAMBATAN KOMUNIKASI

17
Lobi, diplomasi dan negosiasi tidak bersifat mekanis. Pelaksaan lobi, diplomasi dan
negosiasi tidak seperti kita menekan tombol listrik (saklar) yang ditekan kemudia lampu
langsung menyala. Setelah tempat, waktu, target lobi, materi, dan pesan lobi disiapkan
dengan baik dan proses komunikasi lobi berlangsung sesuai rencana, maka kita perlu
waspada jangan kemudian kita berkesimpulan bahwa lobi tersebut dengan otomatis akan
memberikan hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Menganggap setiap lobi
akan berlangsung dengan sempurna dan hasilnya memuaskan adalah target yang terlalu
optimis.

Lobi, selain kata dengan dinamika yang mempesona, didalamnya juga terdapat jurang yang
terjal, dalam dan gelap. Kadang sukar ranjau, onak, dan duri atau tidak. Selain persiapan
yang baik, keberhasilan proses lobi juga dipengaruhi jam terbang pelobi, kematangan,
kearifan, dan kemampuan pelobi dalam menggunakan instuisinya. Kreativitas juga
sangat diperlukan disini. Jebakan atau perangkap kecurigaan atau ketidakpercayaan,
termasuk ketertutupan dalam lobi, dapat diminimalisasikan bila kita mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya. Factor-faktor situasional, factor-faktor sosiologis, ditambahkan
factor-faktor psikologis, yang dapat menghambat dan mempengaruhi proses lobi dapat
diminimalisasikan jika kita mempersiapkan dan memperhitungkan dengan seksama.
Berbagai potensi atau kemungkinan yang memengaruhi proses lobi.

Lobi adalah salah satu bentuk kegiatan komunikasi. Dengan sendirinya, salah satu hambatan
yang dapat memengaruhi proses lobi sehingga proses lobi tersebut gagal membuahkan
hasil yang memuaskan adalah hambatan komunikasi. Memang masih banyak hambatan-
hambatan lain, namun kita akan focus pada hambatan-hambatan yang terkait dengan
hambatan komunikasi. Hambatan-hamvatan lain akan kita bahas sekilah bersamaan
dengan hambatan komunikasi. Dengan mengetahu berbagai hambatan tersbeut, kita bisa
menghindarinya atau mengatasinya sehingga proses lobi bisa berjalan baik dan lancar.

B. PENDAPAT PARA AHLI TENTANG HAMBATAN KOMUNIKASI

Bill Scott (1990) mengatakan dalam proses komunikasi terdapat hambatan-hambatan, sebagai
berikut:

1. Apa yang dikatakan belum tentu didengar.


2. Apa yang didengar belum tentu dimengerti.
18
3. Apa yang dimengerti belum tentu diterima.
4. Pembicara mungkin tidak dapat mengetahui apa yang telag didengar / dimengerti /
diterima oleh pendangar.

Bill Scott menjelaskan lebih jauh tentang hambatan komunikasi tersebut sebagai berikut:

1. Apa yang dikatakan belum tentu didengar, karena mungkin :

- Ketika komunikator berbicara suasana saat itu sangat bising shingga tidak seluruh
pesannya didengar komunikator.
- Bisa juga karena kurangnya konsentrasi si komunikan, ditambah
kekurangpekaannya terhadap pesan yang diterimanya.
- Bisa juga karena adanya penyimpangan sewaktu proses transmisi. Mislanya,
pembicaraan tersbeut menggunakan saluran berupa telepon atau mikrofon sehingga
gangguan pada saluran menyebabkan gangguan proses penerimaan pesan.

2. Komunikan belum tentu mengerti apa yang didengarnya karena proses menjadi
mengertinya dipengaruhi pendidikan, pengetahuan teknis mengenai masalah yang
dibicarakan. Termasuk kemampuan kosa kata. Pesan yang diterimanya terganggu atau
terhambat sebagai akibat kemampuan dan hambatan intelektual dari si komunikan.
3. Apa pun yang dimengerti komunikan, termasuk kesediaannya untuk menerima pesan ,
dipengaruhi faktor psikologis:
 Sikapnya terhadap pihak lain.
 Sikapnya terhadap organisasi pihak lain.

 Perasaannya mengenai hal yang didiskusikan.

 Pengalaman sebelumnya dengan hubungan perusahaan ini atau produknya.

4. Selain itu komunikator, atau pelobi, sering beranggapan bahwa dia benar-benar
dimengerti komunikan. Sebaliknya , pendengar biasanya hanya menaruh perhatian pada
pernyataan atau pernyataan balasan yang akan dibuatnya. Disini, baik komunikator
maupun komunikan tidak ada rasa yang perlu mengecek efektivitas komunikasinya.
Akibatnya, terjadi pembicaraan namun tidak terjadinya komunikasi.

19
Menurut Blake dan Harolsend (1979) terdapat 2 jenis gangguan dalam komunikasi.
Gangguan yang terdapat pada saluran dan gangguan sematik. Menurut Blake dan
Harolsend kedua gangguan ini sama mengakibatkan menyusutnya arti saat terjadi
penyampaian pesan.

Gangguan saluran dicontohkannya listrik mati yang menyebabkan saluran radio ikut mati,
ada tumpahan tinta disurat kabar sehingga berita tidak dapat dibaca lagi dengan baik,
gambar yang bergerak/ goyang dalam acara siaran televisi, hingga ke huruf yang terlalu
kecil pada media. Untuk komunikasi face to face (komunikasi tatap muka) gangguan
pada saluran dicontohkannya ada orang yang menutup pintu dengan keras , hal ini
mengalihkan perhatian komunikan.

Gangguan sematik disebabkan kesalahan dalam menafsirkan pesan.Ada ketidaksesuaian


antara pesan yang dikirimkan komunikator dengan pesan yang ditangkap komunikan.
Blake dan Harolsend juga menyimpulkan beberapa sumber gangguan sematik, antara
lain:

 Kata-kata yang dipergunakan terlalu sukar dimengerti atau dipahami komunikan.

 Perbedaan dalam memberikan arti kata konotatif pada kata-kata yang dipergunakan saat
berkomunikasi.

 Perbedaan dalam memberikan arti kata denotatif pada kata- kata yang dipergunakan saat
berkomunikasi.

 Pola kalimat yang dipergunakan komunikator membingungkan komunikan.

 Terdapat perbedaan budaya antara komunikator dengan komunikan.

Gangguan-gangguan tersebut,lanjut Blake dan Harolsend mengakibatkan ada elemen-


elemen pesan tidak dimengerti komunikan, sehingga tersaring dan akhirnya hilang dari
penerimanya. Dengan demikian,tidak seluruh pesan berhasil diterima oleh komunikan.

Curtis, Floid & Winsor (1992) mengatakan bahwa gangguan merupakan sifat yang melekat
pada komunikasi.Berarti tidak ada komunikasi yang tidak mengalami gangguan.Padahal
gangguan merubah dan mencampuri proses penyampaian dan penerimaan

20
pesan.Menurut mereka, gangguan ini berhubungan dengan fisik, psikologis dan
semantik. Gangguan fisik sama seperti yang telah diungkapkan oleh Blake dan
Harolsend, yaitu karena faktor penglihatan dan suara eksternal.Gangguan semantik
disebutnya sebagai kesalahan dalam memberikan arti akibat kosa kata yang
dipergunakan tidak memadai dan tidak lazim.Misalnya, komunikasi menggunakan
bahasa teknik atau bahasa golongan tertentu yang tidak dapat dipahami oleh komunikan.

Devito (1996) menyebutkan bahwa komunikasi dapat macet atau menjumpai hambatan
pada sembarang titik dalam proses dari pengirim ke penerima. Mengutip beberapa ahli
komunikasi, ia menyebutnya sebagai distorsi kognitif. Hambatan-hambatan tersebut
sebagai berikut:

 Polarisasi, yaitu kecendrungan kita untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan
menguraikannya dalam bentuk ekstrim, yaitu baik atau buruk, positif atau negatif , sehat
atau sakit , dan pandai atau bodoh. Akibatnya kita tidak pernah menempatkan orang
pada titik antara. Tidak ada agak baik atau agak buruk, hanya ada baik atau buruk.

 Orientasi intensional, kecenderungan kita untuk melihat manusia, objek, dan kejadian
sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka. Dicontohkannya, orang melihat Amanda
sebagai seorang yang tidak menarik, akibat adanya orientasi intensional ini, kita akan
otomatis mengatakan Amanda tidak menarik termasuk pesan-pesan yang akan
disampaikannya, walau kita belum mendengar pesannya secara langsung.

 Kekacauan karena menyimpulkan fakta secara keliru. Devito mencontohkan kita dapat
mengatakan "ia, menggunakan jaket biru" dan "ia, memandang dengan penuh
kebencian". Secara gramatikal kedua kalimat itu sama. Namun, keduanya adalah dua
pernyataan yang berbeda. Yang sering terjadi adalah kita sering mengaitkan keduanya
seolah keduanya itu berhubungan. Memandang dengan kebencian bukan disebabkan
karena ia menggunakan jaket biru.

 Implikasi Pragmatis. Hambatan jenis ini adalah disebabkan pengambilan kesimpulan


didasarkan pemikiran pragmatis.Dicontohkannya, cara mengajar dosen biologi
membosankan. Kemudian anda mendengar pada semester berikutnya dosen ini akan
diganti. Kesimpulan yang dapat diambil adalah dia diganti karena cara mengajarnya
yang membosankan.
21
 Hambatan akibat potong kompas (by passing). Devito menyebutkan hambatan ini terjadi
akibat antara komunikator dengan komunikan yang saling menyalahartikan makna
pesan komunikasi mereka.

 Kesemuaan (Allness) kadang kita baru melihat sebagian fakta atau fenomena. Namun,
kita beranggap bahwa sudah melihat dan sudah memahami keseluruhannya. Contohnya
kisah seorang buta yang menyimpulkan tentang bentuk dan wujud seekor gajah

 Evaluasi Statis kita dalam menyimpulkan sesuatu, kita membuat abstraksi (ringkasan)
tentang sesuatu, orang atau kejadian , pernyataan ringkas itu bersifat statis.

 Popularisasi,diatasi dengan mengingat bahwa dunia ini tidak terdiri dari 2 kutub esktrim,
hitam dan putih. Selalu ada alternatif lain.

 Kekacauan karena menyimpulkan fakta secara keliru.Jangan terlalu cepat mengambil


kesimpulan. Perhatikan prinsip-prinsip logika berpikir, premis mayor dan premis minor.

 Implikasi Pragmatis, ingatlah selalu ada alternatif penyebab lain untuk sebuah akibat.
Kesimpulan yang diambil orang belum tentu sama dengan kesimpulan yang diambil
orang lain.

 Hambatan akibat potong kompas (by passing) , carilah makna pada orang bukan pada
kata-kata. Orang yang berbeda akan menggunakan kata yang berbeda untuk makna yang
sama.

 Kesemuaan (Allness), patokan kita adalah tidak ada yang bersifat mutlak. Hindari
kebiasaan mengeneralisir segala sesuatu. Devito menyarankan untuk menggunakan
istilah dan lain-lain. Alasannya, setiap pernyataan pastilah tidak lengkap.

 Evaluasi Statis, untuk mengatasinya berikan batasan waktu dan tempat pada saat
kesimpulan atau abstraksi itu dibuat. Dengan demikian, kita bisa segera mengoreksinya
(meng-update) manakala diperlukan.

C. HAMBATAN KOMUNIKASI PADA SALURAN

22
Gambar atau Bagan berikut ini adalah Bagan sebuah proses komunikasi. Bagan tersebut
memang bukan Bagan komunikasi tatap muka ( face to face communication), melainkan
komunikasi yang menggunakan saluran komunikasi. Saluran komunikasi yang
digunakan bisa berupa telepon, email, SMS , teleconference, surat pos, SMS, atau
berupa media massa berupa surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Namun bagi pelobi
bagian ini juga perlu diketahui.

Adakalanya lobi informal yang dilakukan disatu tempat masih perlu dilanjutkan atau
dituntaskan lewat komunikasi melalui media atau saluran komunikasi. Contohnya,
setelah lobi di satu kafe selesai, disepakati penawaran harga akan dikirim lewat media.
Biasanya menggunakan telepon, email atau Faks. Pemilihan saluran ini juga perlu
mendapat perhatian. Potensi terjadinya hambatan komunikasi disitu besar sekali.

Sebagaimana diutarakan Bill Scout dan Blake dan Haroldsen, listrik bisa saja mati, tinta
bisa saja tumpah sehingga mengotori surat- surat kabar sehingga tidak bisa dibaca lagi.
Telepon bisa saja rusak sehingga suaranya berisik dan komunikan atau komunikator
tidak bisa jelas mendengar pesan yang ditujukkan kepadanya. Bila menggunakan mesin
Faks, bisa saja mesinnya sudah tidak bekerja dengan sempurna sehingga hasil yang
diterima komunikan banyak bercak hitamnya. Akibatnya pesan tidak bisa dibaca.
Banyak hambatan lain yang bisa timbul akibat gangguan pada saluran komunikasi
tersebut.

Disisi lain, bagi pelobi yang handal, berita media juga bisa dijadikan kendaraan untuk
memuluskan kegiatan lobinya. Media adalah pembentuk opini. Semua pihak baik
masyarakat luas, pemerintah, maupun perusahaan swasta sangat menaruh perhatian atas
berita yang muncul di media massa. Pada satu kesempatan, berita media massa
demikian bermanfaatnya bagi mereka, namun pada kesempatan lain bisa menjadi alat
penekan bagi mereka. Media massa menjadikan posisi mereka terpojok, dan tidak jarang
menjadikan mereka sebagai terpidana. Tidak jarang perusahaan menciptakan atau
mendesain opini, sehingga opini yang keluar lewat media massa menguntungkan
pihaknya. Opini tersebut menjadi alat yang mem- pressure (menekan) sasaran lobi
sehingga membantu proses lobi yang tengah dilakukan.

23
Meski Demikian, satu hal yang harus diperhatikan pada saat ingin melemparkan isu melalui
media massa, perhatikan beberapa catatan dibawah ini. Media massa memiliki agenda,
agenda setting, ia kerap juga menjalankan fungsi gate keeper.

Fungsi agenda disini seperti yang digagas oleh Lippman, menjelaskan bahwa media akan
memilih topik berita yang akan menjadi perhatian utama dan mana yang bukan. Itulah
sebabnya, dikatakan media memiliki agenda. Dengan kata lain, media massa memiliki
agenda tentang berita yang akan diangkat dan mana yang tidak. Bisa jadi berita yang
diangkat adalah berita yang membawa manfaat negatif untuk organisasi atau perusahaan
kita, bisa juga terjadi berita yang sudah diciptakan atau didesain untuk kepentingan kita,
pelobi tidak jadi diangkat atau ditangguhkan pemuatannya dimedia.

Fungsi gate keeper yang istilahnya pertama kali dilemparkan oleh Kurt Lewin dan
dikembangkan lebih jauh Wilbur Schram ini menjelaskan bahwa informasi yang
diterima media bisa diterima sepenuhnya atau diterima sebagian. Soal apakah informasi
24
tersebut akan disiarkan kembali sepenuhnya, sebagian atau tidak sama sekali, media
memiliki kebebasan untuk itu. Apapun keputusan media tersebut , itu adalah haknya,
tidak ada yang bisa memaksa. Alasannya bisa karena terkait dengan agenda media, bisa
pula tidak.

Disisi lain kita perlu memahami bahwa pembaca media tidak tinggal diam. Setiap pesan
yang mereka terima akan mereka sortir, pilih sesuai kebutuhan mereka (uses and
gratification). Katz, yang mempopulerkan istilah tersebut menyarankan agar peneliti
lebih memfokuskan kajiannya pada apa yang dilakukan masyarakat terhadap berita yang
dimuat media massa. Menurut Katz lebih lanjut, media besar sekalipun, untuk ukuran
kita, kompas misalnya, tidak bisa secara teratur mempengaruhi pembacanya yang tidak
memperoleh manfaat dari beritanya.

Ketiga teori tersebut bisa mempengaruhi pesan yang kita create (desain). Bila menghambat
proses pembentukan opini yang tengah kita galang. Ketiga teori tersebut mampu
menggagalkan rencana pihak anda dalam mempengaruhi opini publik. Sejauh berita atau
opini yang keluar tidak merugikan, tidak masalah. Berarti kita hanya tidak memperoleh
apa-apa dari media massa. Menjadi masalah besar manakala berita tersebut menjadi
bumerang bagi perusahaan kita.

D. MENANGGULANGI HAMBATAN

Lobi, diplomasi dan negosiasi adalah pengambilan keputusan bersama yang dilandasi tujuan
berupa keuntungan bersama. Berkomunikasi dalam lobi, memerlukan keterampilan
tidak hanya berkomunikasi, tetapi juga mendengarkan dan menyimak.

Berkomunikasi dalam melobi memerlukan keterampilan, tidak hanya berkomunikasi, tetapi


juga mendengar dan menyimak. Berkomunikasi berarti, harus mampu menarik dan
mengikat perhatian komunikan. Ada istilah dalam bahasa awaw, “Orang bercakap,
tetapi tidak bicara. Orang mendengar, tetapi tidak menyimak”. Berkaca pada uraian
diatas adalah pendengar atau sasaran lobi dalam bahasa kita, tidak memilki minat atas
topic yang dibicarakan dengannya. Perasaan mengenai hal yang didiskusikan hambar
(tidak ada rasa), misalnya. Sikapnya terhadap kita maupun terhadap organisasi kita
kurang positif. Kehadirannya dalam menghadiri undangan hanya untuk memenuhi
sopan santun ketimuran belaka.

25
Penyebabnya, sebagaimana sudah diuraikan pada beberapa bagian. Manusia ada bakat ada
minat. Terhadap topic-topic bahasan yang tidak sesuai bakat dan minatnya seseorang
malas untuk melakukannya atau mendengarnya seklipun. Jika tidak ada minat maka dia
tidak ada perhatian. Dalam kondisi demikian tentu kita tidak boleh langsung
tersinggung. Atasi segera dengan pendekatan yang bijak sebagaimana uraian-uraian
sebelumnya. Atau sebaliknya Anda bisa coba mengaitkannya dengan hobi atau minat
mereka, dan Anda bisa menarik mereka ke dalam topic pembicaraan dengan cara
mengutarakan padanya bahwa perusahaan Anda, materi diskusi Anda, Proyek Anda,
perlu banyak belajar dari filosofi yang terdapat dalam hobi dan kesenangannya.

Contoh singkatnya sebagai berikut. Anggap sasaran lobi Anda sangat menggemari olahraga
karate dan sudah menyandang sabuk hitam. Filosofi yang utamanta dari olahraga karate,
selain factor kecepatan, kekuatan daya pukul, dan ketajaman penglihatan terhadap gerak
lawan, adalah pengendalian diri. Ketika dasar-dasar filosofi tersebut, dibagian mana dari
nilai-nilai perusahaan Anda , nilai-nilai proyej yang akan Anda bahas bersamanya perlu
belajar dari nilai-nilai yang terkandung dalam filosofi karate tersebut. Juga uraikan juga
apa manfaat penggunaan filosofi yang ada dalam karate tersebut terhadap nilai-nilai
pribadi Anda.

Berkomunikasi juga berarti harus bisa membuat komunikan mengerti. Untuk dapat
dimengerti komunikan, tentu komunikator harus mneggunakan kalimat-kalimat atau
pesan-pesan yang bisa dimengerti komunikan. Kita harus menggunakan data, istilah ,
symbol, dan lambing yang mudah dimengerti. Untuk pilihan kalimat yang memikat
adalah pilihan kalimat yang singkat, padat, dan sederhana. Sederhana artinya bahasa dan
pilihan symbol atau isyarat yang menyertainya adalah bahasa dan symbol yang mudah
dipahami. Itu semua adalah satu-satunya cara untuk mengatasi hambatan komunikasi
yang disebabkan hambatan intelektual, bahasa (kosa kata teknik, pendidikan, dan
pengetahuan dibidang teknik kurang) yang terdapat dalam diri komunikan atau sasaran
lobi.

Agar sasaran lobi tidak menjadi hambatan itu sedniri dan bersedia menyetujui pihak Anda,
pesan lobi Anda harus memberikan gambaran manfaat dan keuntungan yang akan
diperoleh oleh komunikan bila ia menerimanya. Selain memberikan manfaat dan
keuntungan untuknya, Anda harus meyakinkannya bahwa keputusan yang akan diambil
tidak akan membawa resiko yang mengancam dirinya, resiko yang selama ini memang
sudah dihindarinya. Bila ia masih menemukan masalah dikemudia hari, sehingga
26
membuat sasaran lobi kita terlempar ke tempat yang beresiko, berikan ia solusi yang
akan menjamin kemaanan dan keselamatan dirinya, keluarganya termasuk karier dan
masa depannya. Hanya dengan itu, hambatan untuk meyetujui pesan komunikator bisa
dihilangkan.

Lobi dalam banyak kacamata masyarakat adalah sama dengan banyak entertainment, sedikit
sogok, atau sedikit jebakan, sedikit todongan. Pada sasaran lobi yang memiliki karakter
dan kepribadian sederhana seta takut mengambil resiko, apalagi bila kebetulan
kecerdasan spiritualnya menonjol, sangat alergi terhadap praktik lobi demikian.
Misalnya, terkenal sebagai pelobi yang menghalalkan segala cara termasuk kegitan
diatas, hamper dapat dipastikan akan mengalami kesulitan untuk mendekatinya. Ia akan
selalu dipastikan akan mengalami kesulitan untuk mendekatinya. Ia akan selalu menjaga
jarak. Hal semacam itu pelru mewaspadainya.

Segala tingkah laku kita dalam melobi ada perekamnya. Sama halnya dengan tidak bisa
mencegah hujan turun, Anda tentu tidak bisa dicegah bila ingin menggunakan taktik dan
strategi lobi yang menghalalkan segala cara. Agar lobi Anda tidak menghadapi
hambatan pada suatu hari kelak, selalu mempelajari sasaran lobi Anda, jangan Anda
anggap gampang dan mudah. Lakukan seluruh praktik lobi Anda tertutup dan bersifat
personal sehingga setiap kegiatan lobi Anda mengena sasaran dan dampak atau ekses
negative yang ditimbulkannya tidak terbaca orang lain. Bila ini yang Anda lakukan,
tidak ada alas an pihak lain, atau sasaran lobi lain yang memanfaatkan kelemahan Anda
untuk menghambat dan menjegal lobi Anda.

Mencegah munculnya hambatan-hambatan lain yang dapat memengaruhi proses lobi kita.
Penentuan sasaran lobi, penentuan tempat, penentuan topic, penentuan waktu (timing),
dan penentuan orang yang akan dilibatkan dalam proses lobi harus diperhitungkan
dengan matang. Kesalahan kecil pun dapat memengaruhi proses dan hasil lobi.
Kesalahan dalam menentukan berbagai unsure dan komponen lobi tersebut juga bisa
memengaruhi proses komunikasi yang akan terjadi. Untuk itu, misalnya ruangan,
tempat, dan sebagainya, termasuk menu harus dipersiapkan agar tidak mengurangi
kenyamanan saat lobi tengah berlangsung.

Kita sebagai pelobi menyadari bahwa lobi juga merupakan sebuah dinamika, penuh dengan
variable dengan puluhan bahkan ratusan varian (tidak seperti tombol listrik (saklar) yang
sekali tekan langsung hidup) yang diharapkan akan mengantar kita pada kesuksesan
dalam melobi.
27
E. LAIN-LAIN DAN BERBAGAI TIPS

Lobi tidaklah sekali jadi, ikuti terus setiap perkembangannya . Keep Contact, ingatkan
selalu dengan SMS yang sopan akan janji-janji antara kita dengan dia. Kadang
perubahan datang dengan begitu cepat. Bertindaklah cepat saat diperlukan. Dengarkan
secara efektif bila sasaran mengalami kesulitan, bimbing dan tuntunlah mereka. Bila
mengalami kesulitan, kita bisa juga menghubungi pihak-pihak tertentu yang dapat
memberikan rekomendasi. Kadang ini juga memberi manfaat. Padukan kemampuan
komunikasi kepemimpinan kita, ingat model atau gaya komunikasi kepemimpinan
terdahulu dan sebagainya.

Bisa terjadi data, informasi, dan lainnya sudah disetujui sasaran lobi kita, namun mereka
masih belum mendukung, maish terdapat perbedaan pendapat. Dalam komunikasi,
perbedaan pendapat itu pastinya ada, karena terhadap isu yang sama, persepsi atau
kesimpulan yang diambil bisa beda. Untuk itu, pedoman kita adalah kita harus
menyadari bahwa dinamika kehidupan ini berkembang karena adanya perbedaan
pendapat ini. Teruskan upaya lobi, gunakan alternative dan pendekatan lain. Tidak ada
istilah kalah dan gagal dalam lobi yang ada adalah belum “kepegang”. Itu semya
merupakan salah satu contoh gangguan dalam lobi. Upaya mnegurangi gangguan atau
hambatan dalam komunikasi lobi antara lain dengan berpikir dalam kerangka berpikir
sasaran lobi: If I Were Him.

Dukungan orang banyak bisa memengaruhi orang lain. Bangun citra diri yang positif dan
dapat dipercaya. Dalam lobi kadang bukan data yang membuat orang yakin dan mau
membantu kita, tetapi citra diri kita. Pernah terjadi, saat pelobi meminta bantuan,
sasaran lobi tidak lagi membaca data atau informasi yang dibawa. Bahkan, anggota tim
yang dibawanya pun tidak dilirik sama sekali. Ia hanya bertanya pada pelobi sejauh
mana kebenaran datanya, menurut keyakinan pelobi yang memang sudah dipercayainya,
kemudian sejauh mana dukungan yang akan diberikannya akan membawa keuntungan
atau manfaatnya bagi masyarakat banyak. Dengan jaminan yang diberikan pelobi, acara
lobi tidak lagi membahas masalah lobi, melainkan hanya menikmati makanan dan
hiburan yang memang disiapkan sebelumnya. Disinilah kebersihan hati dan niat yang
tulus dari pelobi harus mampu ditonjolkan.

28
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konflik adalah suatu bentuk pertentangan yang terjadi antara dua pihakatau lebih di
mana salah satu pihak merasa dirugikan atau dipengaruhi secara negatif sehingga
menimbulkan ketidakpuasan terhadap perilaku pihak lain.Konflik dalam organisasi
bisa terjadi dalam diri individu pegawai, antar individu,dalam kelompok,antar
kelompok dan antar organisasi, baik secara vertikalmaupun horizontal sebagai
akibat adanya perbedaan karakteristik individu, masalah komunikasi dan struktur
organisasi.Kemampuan manajemen konflik dari seorang manajer dituntut untuk
mengoptimalkan semua konflik menjadi fungsional. Kegagalan dalam manajemen
konflik mengakibatkan efektivitas organisasi dipertaruhkan.Terdapat tiga pandangan
dalam konflik, yaitu pandangan tradisional, pandangan hubungan manusia, dan
pandangan interaksionis.Proses konflik terdiri atas lima tahapan yaitu, potensi
pertentangan atau ketidakselarasan,kognisi dan personalisasi, maksud, perilaku, dan
akibat

A. SARAN

mememiliki keterampilan
dalam bernegosiasi dengan
pihak lawan negosiasi
29
Konflik akan selalu timbul jika pandangan satu pihak berbeda dengan pandangan
pihak lawan. Agar konflik dapat memberikan manfaat yang optimal dalam negosiasi
dan mengurangi efek negatifnya, konflik dapat dikelola dengan melakukan pencegahan
dan penanganan konflik sehingga tujuan dan sasaran dalam negosiasi dapat tercapai.
Setiap konflik harus dilakukan manajemen konfliknya dengan benar agar konflik yang
dihadapi dapat menimbulkan dampak positif untuk organisasi tersebut.Sebelum
melakukan negosiasi sehendaknya seorang negosiator mempelajari situasi yang ada.
Pada saat melakukan negosiasi harus selalu berfokus pada tujuan awal dengan cara
menerapkan strategi negosiasi kemudian harus banyak memahani proses negosiasi
sehingga mampu mengatur negosiasi dan mendapatkan hasil yang positif dalam
negosiasi tersebut.Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi juga dapat
ditentukan oleh keterampilan seorang negosiator sehingga ia harus mememiliki
keterampilan dalam bernegosiasi dengan pihak lawan negosiasi

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-konflik/amp/
https://elearning.menlhk.go.id/pluginfile.php/849/mod_resource/content/1/
pengertian_konflik.html#:~:text=Konflik%20adalah%20perjuangan
%20yang%20dilakukan,saingannya%20dengan%20kekerasan%20atau
%20ancaman
https://slideplayer.info/amp/12563428/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-nasional/
fakuktas-hukum/konflik-dan-negosiasi-makalah-mata-kuliah-atau-bisa-
membantu-untuk-tugas-dan/29315219

30

Anda mungkin juga menyukai