Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONFLIK MANAJEMEN DAN MANAJEMEN KONFLIK


Disusun untuk memenuhi tugas
KOMUNIKASI ORGANISASI
Dosen Pembimbing : Dr. Taufik Alamin,, M.Si

Oleh Kelompok 10 :

1. Muhammad Jauhar Nafis (20103070)


2. Nida Izzudin Fahmi (21103122)
3. Siti Khoiriyah Firdayati (20103109)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
tentang “Konflik Manajemen dan Manajemen Konflik”. Adapun maksud dan
tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.

Atas dukungan moral dan materi yang telah diberikan dalam penyusunan
makalah, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini kepada:

1. Kedua orang tua dan rekan penulis yang turut memberikan dukungan, doa dan
semangat;
2. Bapak Dosen Komunikasi Organisasi;
3. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menulis makalah;

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki keterbatasan sebagai
manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari
segi teknik penulisan, penyusunan materi maupun dari isi, maka kami memohon
maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat
diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita bersama.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii


BAB  I............................................................................................................................

PENDAHULUAN.........................................................................................................

A. Latar Belakang.......................................................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................................

C. Tujuan....................................................................................................................

BAB II...........................................................................................................................

PEMBAHASAN...........................................................................................................

A. Pengertian Manajemen Dan Konflik.....................................................................

B. Mitos Yang Menjadi Penghambat Manajemen Konflik Yang Positif...................

C. Faktor Penyebab Konflik.......................................................................................

D. Cara Dalam Menyelesaikan Konflik.....................................................................

E. Solusi Penyelesaian Konflik..................................................................................

F. Unsur Utama Konflik.............................................................................................

G. Jenis Jenis Konflik.................................................................................................

H. Pendekatan Manajemen Konflik...........................................................................

I. Resolusi Konflik......................................................................................................

BAB III........................................................................................................................

PENUTUP...................................................................................................................

KESIMPULAN............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

ii
BAB  I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Disebuah kehidupan, kita sebagai seorang manusia senantiasa


dihadapkan dengan berbagai konflik baik itu secara individu maupun
organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.
Demikian halnya dengan kehidupan organisasi, setiap anggota organisasi
senantiasa dihadapkan pada berbagai konflik diantaranya konflik antar
individu, konflik antar kelompok atau yang lain. Di dalam organisasai
perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik. Dalam
paradigma lama banyak orang percaya bahwa konflik akan menghambat
organisasi berkembang. Namun dalam paradigma baru ada pandangan
yang berbeda. Konflik memang bisa menghambat, jika tidak dikelola
dengan baik, namun jika dikelola dengan baik konflik bisa menjadi
pemicu berkembangnya organisasi menjadi lebih.
Manajemen konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi.
Pemimpin organisasi dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik
yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu
organisasi. Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi
antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik, termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan interpretasi. Bagi
pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang
diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini
karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada
kepercayaan terhadap pihak ketiga

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Manajemen konflik?

1
2. Apa penyebab terjadinya konflik?
3. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan sebuah konflik?

C. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Massa


2. Sebagai media pembelajaran mengenai manajemen konflik
3. Memberikan pemahaman mengenai sebuah konflik serta solusi dalam
menyelesaikan konflik

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Manajemen dan Konflik


1. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu manus yang berarti tangan
dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi managere yang
artinya menangani. Managere diterjemahkan ke bahasa inggris to manage,
management, dan manager untuk orang yang melakukannya.

Management diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi manajemen


(pengelolaan). Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang
meliputi: perencanaan program, pelaksanaan program, kepemimpinan kepala
sekolah/madrasah, pengawasan, evaluasi dan sistem informasi sekolah/madrasah.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.

Menurut G.R Terry manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasarn yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya.

Pengertian manajemen dapat dikatagorikan kedalam tiga kelompok yaitu:

a) Manajemen sebagai suatu proses:

1. Manajemen sebagai suatu proses, melihat bagaimana cara orang untuk


mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan.

2. Encyclopedia of the social science: yaitu suatu proses dimana pelaksanaan


suatu tujan tertentu dilaksanakan dan diawasi.

3
3. Gerry R. Terry: yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih
dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.

b) Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia Manajemen sebagai


kolektivitas, yaitu: merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Kolektivitas/kumpulan orang-orang (manajemen), penanggung jawab
hingga tercapainya tujuan (manajer)
c) Manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni (art) Manajemen
sebagai suatu ilmu dan seni, bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan
dengan prinsip-prinsip manajemen.1

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah suatu ilmu, seni dan proses kegiatan yang dilakukan dalam
upaya mencapai tujuan bersama dengan mengelola sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya secara optimal melaui kerjasama antar anggota organisasi.

2. Pengertian Konflik

Pengertian konflik adalah suatu proses sosial antara dua individu atau


kelompok sosial dimana masing-masing pihak berusaha untuk menyingkirkan
pihak lain demi mencapai tujuannya dengan cara memberikan perlawanan yang
disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Istilah “konflik” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “conflict” yang artinya


pertentangan atau perselisihan. Konflik adalah proses disosiatif dalam interaksi
sosial yang terjadi ketika semua pihak dalam masyarakat ingin mencapai
tujuannya dalam waktu bersamaan.

Agar lebih memahami apa arti konflik, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

a) Taquiri dan Davis


Menurut Taquiri dan Davis, pengertian konflik adalah warisan
kehidupan sosial yang terjadi dalam berbagai keadaan sebagai akibat
dari bangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi, dan
pertentangan di antara dua pihak atau lebih secara terus-menerus.
b) Lewis A. Coser

1
Follet, Marry Parker. "Pengertian Manajemen." Manajemen: Dasar, Pengertian dan masalah.
PT Bumi Aksara, Jakarta (2005).

4
Menurut Lewis A. Coser, arti konflik adalah perjuangan nilai atau
tuntutan atas status dan merupakan bagian dari masyarakat yang akan
selalu ada, sehingga apabila ada masyarakat maka akan muncul
konflik.
c) Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, pengertian konflik adalah suatu keadaan
pertentangan antara dua pihak untuk berusaha memenuhi tujuan
dengan cara menentang pihak lawan.
d) Robbins
Menurut Robbins, arti konflik adalah proses sosial dalam masyarakat
yang terjadi antara pihak berbeda kepentingan untuk saling
memberikan dampak negatif, artinya pihak-pihak yang berbeda
tersebut senantiasa memberikan perlawanana.
e) Alabaness
Menurut Alabaness, pengertian konflik adalah keadaan masyarakat
yang mengalami kerusakan keteraturan sosial yang dimulai dari
individu atau kelompok yang tidak setuju dengan pendapat dan pihak
lainnya sehingga mendorong terjadinya perubahan sikap, prilaku, dan
tindakan atas dasar ketidaksetujuannya.

3. Pengertian Manajemen Konflik


Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun
pihak luar dalam suatu konflik.
Definisi Manajemen Konflik menurut para ahli, diantara nya :
a) Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan
proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. pendekatan
model manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami
penyempurnaan sampai mencapai model yang ideal.
b) Ross (1993) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan langkah-
langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka
mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik.

A. Mitos Yang Menjadi Penghambat Manajemen Konflik Yang Positif

Mitos muncul bila kita kurang paham atau kurang mengerti. Mitos ini menyebabkan
kita berada dalam miskonsepsi atau salah paham dan tidak objektif. Mitos dapat
mempengaruhi pikiran terhadap konflik. Di jelaskan ada lima mitos umum tentang
konflik yaitu:

1. Adanya konflik merupakan pertanda kelemahan manajer

Mitos ini berperan dalam menimbulkan rendahnya rasa bangga terhadap diri sendiri
dan rasa aman, dan menarik seorang manajer untuk berada pada siklus ketakutan
sehingga selalu merasa khawatir dan tergesa-gesa. Kenyatannya, konflik tetap ada dan
terjadi, manajer yang efektif dapat mengantisipasi konflik bila memungkinkan, siap
menghadapi konflik bila konflik tersebut muncul, dan menikmati ketidakadaannya.
Hubungan itu demikian beragam untuk menilai secara efektif mutu seorang manajer

5
dengan ada atau tidak adanya konflik. Sebuah mutu yang membuat Willie Shoemaker
menjadi joki (pengendara kuda pacu) yang luar biasa, yaitu dirinya mampu
mengendalikan kuda demikian sempurna. Kuda yang dikendarainya, kadang-kadang tidak
sadar atas keberadaan Willie Shoemaker, kuda itu merasa tidak pernah dikendalikan oleh
tuannya, kuda itu tidak merasakan hentakan tali kekang dari tuannya.

Manajer yang baik memiliki ”tangan yang lembut” dalam menangani konflik.
Ketegangan biasanya akan muncul saat hubungan bisnis mulai renggang, itu merupakan
hal yang akan membatasi mereka. Kemampuan sebagai seorang manajer yang baik teruji
apabila dalam melakukan manajemen konflik, menanggapi masalah itu “dengan tangan
halus dan kepala dingin”. Dalam mengelola konflik, tidak membuat penilaian dan tidak
dinilai dengan keberadaan konflik, dan dinilai oleh apa yang dilakukan dalam mengatasi
konflik, tidak dengan keberadaan konflik itu sendiri.

2. Konflik merupakan pertanda rendahnya perhatian pada organisasi.

Ini menunjukkan bahwa orang menggunakan waktu dan energinya yang sangat
berharga untuk masalah-masalah kecil. Umumnya, orang mempertahankan dan
melindungi kawasan itu dan tetap menaruh perhatian yang mendalam pada konflik,
dengan demikian konflik menunjukkan perhatian yang sebenarnya. Konflik dapat
membantu mengklarifikasi emosi, dan dapat dipakai sebagai alat untuk
mengidentifikasikan nilai-nilai dasar yang dianut.

3. Kemarahan adalah negatif dan merusak.

Mitos ini mengabaikan kemarahan sebagai suatu emosi, baik itu emosi positif
maupun negatif, seperti bentangan emosi manusia yang demikian luas yang kita alami
sehari-hari. Energi diperlukan untuk memindahkan emosi yang berasal dari mereka yang
menaruh cukup perhatian pada suatu objek dan terlibat di dalamnya supaya berada dalam
arahan yang positif. Kemarahan hanya suatu pertanda dari bahaya, tapi kemarahan dapat
juga mengarahkan untuk tercapainya suatu kepuasan bila dilakukan dengan tepat.

4. Konflik, jika dibiarkan maka akan reda dengan sendirinya

Mitos ini tidak semuanya benar. Kita dapat menghindari konflik ini merupakan
strategi bertahan yang sahih, tapi bertahan bukan satu-satunya strategi. Intensitas konflik
beragam, jika konflik itu diabaikan dapat meningkat menjadi konflik yang lebih besar.

5. Konflik harus dipecahkan.

Mitos ini menghambat kreativitas, menyebabkan manajer menjadi berorientasi solusi.


Beberapa konflik paling baik dikelola dengan sabar, sementara yang lainnya
menghendaki dengan cara pemecahan. Gerak cepat untuk menyelesaikan konflik dapat
membatasi keberhasilan. Fokus yang berlebihan pada pemecahan masalah dapat menjadi
tidak produktif. Pemikiran yang berfokus tunggal, yang kadang-kadang terjadi bila kita
merasa yakin bahwa kita hams menemukan suatu solusi, dapat menyebabkan kita
kehilangan perspektif. Kegagalan untuk melihat gambar yang besar sementara bertahan
dengan masalah yang khusus, dapat menjadi suatu perangkap besar pada waktu terjadi
konflik.2

2
“Bagaimana Mengelola Konflik, Petunjuk Praktis Untuk Manajemen Konflik yang
Efektif” Dr William Hendricks
6
B. Faktor Penyebab Konflik

Setiap terjadinya konflik pasti memiliki latar belakang penyebabnya. Menurut


Hendricks W. (1992) mengidentifikasi proses terjadi nya konflik terdiri dari tiga tahap:
peristiwa sehari-hari, adanya tantangan, dan timbulnya pertentangan. Secara umum
terdapat beberapa penyebabnya, yaitu sebagai berikut:

1. Perbedaan

Perbedaan sering mengakibatkan hubungan yang baik menjadi tidak baik. Dalam
pembahasan ini perbedaan dibagi menjadi tiga :

a. Perbedaan pendapat

Perbedaan pendapat bisa muncul kapan saja dan terjadi pada siapa saja.
Perbedaan pendapat disebabkan oleh pendapat yang disampaikan seorang
dengan orang lain berseberangan. Begitu juga jika kedua pihak saling
mempertahankan argumentasi masing-masing. Penyelesaian nya yaitu dengan
memilih pendapat yang mendekati rasional dan lebih tepat. Serta tidak menolak
mentah-mentah pendapat orang lain dan menjadikan pendapat itu menjadi bahan
masukan yang pantas.
b. Perbedaan Pandangan
Merupakan perbedaan yang didasarkan bahwa tiap-tiap orang memiliki
keyakinan dalam hal sikap, memahami kedaan dan lingkungan sekitar, sehingga
kadang keyakinan yang dimiliki belum tentu diyakini dan dimengerti orang lain.
Perbedaan pandangan bisa membuat sikap dan perilaku seseorang berbeda
antara yang satu dengan lain. Karena setiap orang masing-masing memiliki nilai
(ajaran agama, titah orang tua, pengetahuan dari pendidikan , pengalaman, kata-
kata mutiara dan lainnya)
Karena nilai yang dimiliki tersebut dapat membuat seseorang bisa
membatasi diri untuk melakukan sesuatu atau sama sekali tidak melakukan
sesuatu . Sebagai contoh : Persuhaan Y mengadakan acara kantor untuk
merayakan keberhasilan pelaksaaan proyek. Pada acara tersebut ada yang
minum alkohol sekadar untuk mencoba ada juga yang minum sampai
sempoyongan untuk melepas rasa kepenatan kerja.
c. Perbedaan Latar Belakang
Latar belakang yang berbeda diakibatkan karena adanya perbedaan berbagai
atribut yang dimiliki seseorang. Bisa berupa lingkungan sekitar dan budaya yang
sangat berpengaruh.
2. Dianggap Remeh

Seseorang bisa merasa mendapat konflik, bila merasa dianggap remeh oleh orang
lain. Sering mendapatkan ejekan , cemoohan akan membuat dirinya tersinggung dan
tertekan. Didunia pekerjaan seseorang bisa dianggap remeh karena beberapa alasan antara
lain:

- Sering membuat kesalahaan dalam bekerja, sehingga selalu mendapatan olok-


olokan dari rekan kerja.

7
- Pernah membuat kesalahaan dan kehilangan kepercayaan, akibat nya orang lain
berpendapat pembuat kesalahan tidak bisa diandalkan untuk seterusnya.
- Suka menghidari kegiatan-kegiatan bersama, kurang percaya diri dalam hal
pergaulan.

3. Dirugikan

Merasa dirugikan adalah keadaan dimana seseorang tidak mendapatkan hak dan
kewajiban secara proporsional. Ketika seorang sudah bekerja , berkorban , mengabdi
tetapi tidak mendapat kompensasi atau sekadar pengakuan dari atasan dan orang lain serta
merasa dirugikan ketika kewajban yang harus dikerjakan mampu dilakukan tetapi tidak
pernah diberikan kesempatan untuk melakukan. Secara sengaja atau tidak dapat
mengakibatkan seseorang yang dirugikan tersebut akan menimbulkan konflik untuk
mencari keadilan atau sekadar sensasi.
4. Beban Kerja
Tuntutan profesional kerja , bisa membuat seseorang memiliki beban kerja berat.
Beberapa alasan kerja yang dapat menimbulkan konflik :
- Banyaknya tuntutan pelanggan yang ingin dilayani pertama dan dalam waktu
yang secapatnya. Sementara karyawan dalam jumlah yang terbatas
- Konflik bisa terjadi pada perkerjaan yang berada pada batas deathline, konflik
timbul saat sebagain saja yang serius bekerja dan sebagian hanya santai-santai.
5. Perubahan

Perubahan bisa menghasilkan konflik, sebagai contoh pergantian atasan dari yang
perhatian di ganti dengan atasan yang tempramen. Kebijakan pimpinan baru bisa
menghasilkan konkflik karena pemimpin tidak memahami bawahan. Menyebabkan
bawahan tidak akan menurut dan menentang atasanya. 3

C. Cara Dalam Menyelesaikan Konflik

Terdapat beberapa cara untuk menyelesaikan konflik (Soerjono Soekanto, 1990: 77-78),
yaitu:

1. Coercion (Paksaan)

Penyelesaiannya dengan cara memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah.
Coercion merupakan suatu cara dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang
lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan. Cara ini sering kurang efektif karena salah
satu pihak harus mengalah dan menyerah secara terpaksa.

2. Compromise (Kompromi)

Suatu cara dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar
tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

3. Arbitration (Arbitrasi)

3
Farmi, Irham. 2014. Perilaku Organisasi: Teori dan Aplikasi
8
Merupakan suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan diantara kedua belah
pihak. Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim”
yang mencari pemecahan mengikat.

4. Mediation (Penengahan)

Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat


membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan
memperjelas masalah serta melapangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu.

5. Conciliation (Konsiliasi)

Merupakan suatu usaha untuk mempertemukan keinginan- keinginan dari pihak-


pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama. 4

D. Solusi Penyelesaian Konflik


Ada beberapa solusi yang kiranya dapat dilaksanakaan dalam usaha – usaha
menyelesaikan konflik , yaitu :
1. Melakukan dan menarapkan konsep bekerja yang berkolaborasi dan menjauhi
sikap kerja yang bersaing secara negatif

Berkolaborasi adalah suatu situasi dimana pihak-pihak pada suatu konflik masing-
masing sangat berkeinginan untuk memuaskan sepenuhnya kepentingan dari semua pihak
2. Menerapkan konsep adaptasi terhadap dimana perusahaan tersebut berada.

Jika kantor induknya di Negara Amerika , maka ketika iaa membuka kantor cabang
ke Negera lain seperti mayoritas muslim maka ia harus menerapkan dan mengadaptasi
dengan konsep budaya muslim yang berlaku disana. Seperti mepersilahkan karyawan
untuk memakai jilbab dan menyediakan waktu dan tempat untuk Shalat lima waktu.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Stephen P. Robbins :
Konflik Religius antara karyawan dan majikan semakin meningkat ketika lebih banyak
imigran memasuki angkatan kerja.
3. Menerapkan metode penyelesaian konflik menurut T.Hani Handoko ada tiga
metode penyelesaian konflik yang sering digunakan yaitu : dominasi atau
penekanan , kompromi , dan pemecahan masalah integratif.

Metode ini berbeda dalam hal efektivitas dan kreatifitas penyelesaian konflik serta
pencegahan situasi konflik di masa mendatang.
4. Menerapkan konsep yang realistis yang sesuai dengan SWOT perusahaan.

SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan) weaknesses (kelemahan)


opportunities (peluang) dan threats (ancaman). Dimana SWOT ini dijadikan sebagai
suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dan non profit .
Dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut. SWOT pada suatu
perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar persuhaan menjadi lebih

4
Ina Marina. ANALISIS KONFLIK SUMBERDAYA HUTAN DI KAWASAN
KONSERVASI 2011
9
fokus dan dapat dijadikan sudut pandang . baik dalam segi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang bisa terjadi di masa yang akan datang. 5
E. Unsur Utama Konflik

Unsur-unsur konflik terdiri atas:

1. Aktor : minimal terdapat dua pihak yang bersengketa


2. Obyek : terdapat obyek yang dipertentangkan (kebijakan, tatalaksana dan
tatacara, tujuan, hasil)
3. Situasi : aturan yang berlaku, budaya kerja yang berlaku.

F. Jenis Jenis Konflik

Konflik dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu:

1. Konflik Pribadi
Jenis konflik yang pertama adalah konflik pribadi. Dimana konflik pribadi adalah
salah satu jenis konflik yang terjadi antara individu dengan individu ataupun dengan
kelompok masyarakat. Salah satu penyebab adanya konflik pribadi adalah karena adanya
perbedaan cara pandang antar individu yang berkaitan dengan persoalan yang serupa.
Jenis konflik yang satu ini sangat sering terjadi di dalam pertemanan, keluarga, dunia
kerja, dan lain sebagainya. Salah satu contoh dari konflik pribadi adalah ketika sebuah
keluarga beradu argumen tentang pembagian hak waris atau warisan.

2. Konflik Agama
Jenis konflik berikutnya adalah konflik agama. Konflik agama merupakan suatu
konflik yang terjadi antara kelompok yang mempunyai agama serta keyakinan yang
berbeda.Sebagian besar masyarakat menilai bahwa agama sebagai salah satu tuntunan dan
juga pedoman hidup yang harus diikuti secara mutlak. Sehingga apapun yang berbeda
dan tidak sesuai dengan agama yang mereka anut, maka akan dianggap sebagai masalah
lalu hal itu akan memicu terjadinya konflik.
Contoh dari konflik agama adalah konflik yang terjadi di Poso. Dimana konflik
antara dua agama tersebut telah terjadi selama bertahun-tahun. Konflik tersebut terjadi
karena Poso pada saat itu dipenuhi dengan penduduk yang beragama Islam. Akan tetapi,
seiring berjalannya waktu, banyak orang yang menganut agama Kristen masuk ke
wilayah Poso dan menjadi dominan. Tapi pada akhirnya, konflik tersebut bisa
diselesaikan melalui mediasi.

3. Konflik Rasial

Konflik rasial adalah jenis konflik yang terjadi antara ras yang berbeda. Dimana
konflik ras akan terjadi saat masing-masing ras merasa lebih unggul dan mengutamakan
kepentingan kelompoknya sendiri. Untuk contoh dari konflik rasial yaitu seperti konflik
antara pemuda kulit putih dan pemuda kulit hitam. Pastinya hal itu sangat meresahkan
dan menyebabkan adanya perpecahan. Jenis konflik rasial ini sering terjadi di Indonesia.

5
Duha, Timotius. 2016. Perilaku Organisasi.
10
2. Konflik Antar Kelas Sosial
Jenis konflik selanjutnya adalah konflik antar kelas sosial. Dimana konflik jenis ini
dikenal dengan konflik vertikal, yang mana bisa muncul karena adanya suatu perbedaan
kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di dalam masyarakat. Untuk contoh dari jenis
konflik yang satu ini adalah adanya demo yang terjadi antara karyawan dan perusahaan,
dimana para karyawan menuntut untuk kenaikan gaji.

3. Konflik Sosial
Adanya kelompok kelas di dalam sebuah masyarakat akan sangat berpotensi memicu
terjadinya konflik. Perebutan dan juga upaya untuk mempertahankan status dan peran di
dalam kelompok masyarakat kerap kali menimbulkan konflik. Contoh dari konflik yang
satu ini yaitu antara kelompok kaya dan kelompok miskin yang saling merebutkan
kekuasaan di dalam kursi politik.

4. Konflik Politik
Konflik politik adalah salah satu jenis konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
pandangan di dalam kehidupan politik. konflik tersebut terjadi karena masing-masing
kelompok ingin berkuasa di dalam sebuah sistem pemerintahan. Contoh dari konflik ini
yaitu pemberontakan PKI di Madiun, Pemberontakan 30S/PKI, dan pemberontakan
DI/TII. Bahkan, sekarang ini masih banyak konflik politik yang terjadi ketika menjelang
pemilu.

5. Konflik Internasional
Konflik internasional adalah jenis konflik yang melibatkan berbagai macam
kelompok negara karena adanya perbedaan kepentingan masing-masing negara. Salah
satu contoh dari konflik internasional adalah antara Korea Utara dan Korea Selatan, ISIS,
serta negara-negara lain yang melakukan peperangan.

G. Pendekatan Manajemen Konflik

Menurut Fred R. David, sebagaimana dikutip oleh Dono Sunardi bahwa ada tiga
pendekatan manajemen konflik, yaitu:

1. Penghindaran (avoidance): pengabaian persoalan dengan harapan konflik akan


selesai dengan sendirinya.

2. Defisi (Defision) : tidak menekan perbedaan antar pihak yang berkonflik.

3. Konfrontasi: mempertukarkan pihak-pihak yang berkonflik sebagai


pembelajaran.

H. Resolusi Konflik

Resolusi konflik adalah suatu proses pemecahan masalah yang komperatif efektif di
mana konflik adalah masalah bersama yang harus diselesaikan secara komperatif.
Resolusi konflik penting dilakukan untuk menemukan solusi damai dalam situasi sulit.

11
Konflik yang besar dapat menghabiskan sumber daya, waktu, energi, menghilangkan
motivasi, dan merusak reputasi baik. Sebaliknya, konflik yang dikelola dengan baik
memungkinkan adanya pembentukan persekutuan baru dan penemuan sumber daya baru.
Resolusi konflik bertujuan untuk mengetahui bahwa konflik itu ada dan diarahkan pada
keterlibatan pihak-pihak yang bersangkutan, sehingga dapat diselesaikan secara efektif.
Resolusi konflik difokuskan pada sumber konflik antara dua pihak, agar mereka bersama-
sama mengidentifikasikan isu-isu yang lebih nyata.

Model penyelesaian konflik antara lain:

1. Resolusi konflik melalui proses pengadilan Dalam resolusi konflik melalui


peradilan perdata, pihak yang berkonflik menyerahkan solusi konfliknya pada
pengadilan perdata di pengadilan negeri melalui gugatan. Keputusan kasus konflik
sepenuhnya berada di hakim.

2. Resolusi konflik melalui pendekatan legislasi Resolusi konflik melalui pendekatan


legislasi adalah penyelesaian konflik melalui perundang-undangan yang dikeluarkan
oleh lembaga legislasi. Biasanya resolusi ini digunakan untuk konflik yang skalanya
besar dan meliputi banyak populasi.

3. Resolusi konflik melalui proses administrasi Resolusi konflik melalui proses


administrasi adalah penyelesaian konflik oleh lembaga negara (bukan lembaga
yudikatif). Lembaga negara yang dimaksud telah diberi hak menurut undang-undang
atau peraturan pemerintah untuk menyelesaikan konflik dalam bidang tertentu.

4. Resolusi perselisihan alternatif (Alternative Dispute Resolution-ADR) Alternative


Dispute Resoluton-ADR adalah penyelesaian konflik melalui pihak ketiga. Pihak
ketiga ini bukan pengadilan dan proses administrasi yang diselenggarakan oleh
lembaga yudikatif dan eksekutif, terdiri dari:

- Arbitrasi, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan
penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.

- Mediasi Penyelesaian konflik dilakukan oleh mediator. Berbeda dengan


penengah dalam arbitrasi, seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara
langsung terhadap pihak-pihak yang berkonflik dan rekomendasi yang diberikan
tidak mengikat.6

6
Shulfi Ana Helmi – “Pengertian & Metode Resolusi Konflik Menurut Ahli dan
Contohnya” 4 Mei 2021

12
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku


maupun pihak luar dalam suatu konflik. Konflik memiliki berbagai definisi dari beberapa
para ahli. Salah satu nya yaitu Lewis A. Coser, menurut Lewis A. Coser arti konflik
adalah perjuangan nilai atau tuntutan atas status dan merupakan bagian dari masyarakat
yang akan selalu ada, sehingga apabila ada masyarakat maka akan muncul konflik.

Konflik juga terbagi atas berbagai macam jenis diantara nya: Konflik dalam diri
individu, Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, Konflik antar individu dan
kelompok, Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama dan Konflik antar
organisasi

Setiap konflik yang terjadi tentunya ada penyelesaian nya, berikut adalah beberapa
solusi untuk menyelesaikan konflik :
1. Melakukan dan menarapkan konsep bekerja yang berkolaborasi dan menjauhi
sikap kerja yang bersaing secara negatif

2. Menerapkan konsep adaptasi terhadap dimana perusahaan tersebut berada

3. Menerapkan metode penyelesaian konflik menurut T.Hani Handoko

4. Menerapkan konsep yang realistis yang sesuai dengan SWOT perusahaan

13
DAFTAR PUSTAKA

- Dono Sunardi, Manajemen Strategi, Konsep. (Jakarta: Salemba Empat. 2009), h. 115
- Duha, Timotius. 2016. Perilaku Organisasi. Yogyakarta
- Farmi, Irham. 2014. Perilaku Organisasi: Teori dan Aplikasi. Bandung- Jakarta Barat:
Alfabeta.
- Fisher, Simon, dkk. 2001. Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi Untuk
Bertindak. Jakarta: The British Counsil, Indonesia.
- George Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2008 : 153
- Ina Marina. 2011. ANALISIS KONFLIK SUMBERDAYA HUTAN DI KAWASAN
KONSERVASI (Studi Kasus Kampung Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan
Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat).
- Pangarso, Astadi 2016. Perilaku Organisasi. Yogyakarta
- Peter T. Coleman dkk, 2016, Resolusi Konflik Teori dan Praktek, Bandung, Nusa Media,
hlm 36-37
- Shulfi Ana Helmi – “Pengertian & Metode Resolusi Konflik Menurut Ahli dan
Contohnya” 4 Mei 2021
- Winardi. 1994. Manajemen Konflik (Konflik Perubahan dan Pengembanga). Bandung:
Mandar Maju.

14

Anda mungkin juga menyukai