KOMUNIKASI MANAJERIAL
Oleh :
KEOMPOK 7
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Selain itu
penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
memberikan tugas dan membimbing kami.
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Komunikasi Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka penulis
berharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENAHULUAN
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang
lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu
adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan,
sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik. Selain itu komunikasi merupakan
kompenen yang sangat penting bagi seorang dalam pergaulan sosial maupun dalam hubungan
kerja, karena dari komunikasi iti bisa diperoleh suasana yang akrab dan harmonis, bahkan
bisa mendamaikan dua pihak yang bertikai namun juga bisa sebaliknya terjadi pertentangan,
benturan. Atau permusuhan karena komunikasi yang salah. Dalam hubungan seseorang
dengan orang lain tentunya terjadinya proses komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari
tujuan yang menjadi topik atau pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses
penyampaian informasi itu akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai
sarana penyaluran informasi atau berita. Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu
tidak selama lancar hal terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang
mestinya ada dalam proses komunikasi.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu diperhatikan mengenai unsur-
unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh komunikator maupun oleh
komunikan, dan juga bahwa komunikator harus memahami dari tujuan komunikasi.
4
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris
yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna,
“commonness” atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi
informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Komunikasi secara
terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward (1998:16) mengenai komunikasi
manusia yaitu: Human communication is the process through which individuals –in
relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt
to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat
yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Proses komunikasi di mulai pada saat sumber (pengirim pesan) mempunyai ide atau
pesan ; kemudian pada tahap pengkodean, sumber (pengirim pesan) menentukan cara
penyampaian pesan pada penerima. Pada tahap pengkodean, penerima pesan menerima dan
menterjemahkan pesan yang datang. Proses komunikasi dikatakan berhasil jika penerima
pesan dapat menerima dan menterjemah isi pesan sesuai yang diinginkan oleh sumber
(pengirim pesan). Jika penerima merasa bahwa pesan yang diterima tidak jelas, maka sumber
(pengirim) lalu mengirimkan respon atau feedback. Dalam hal ini maka posisi penerima
berubah menjadi pengirim dan pengirim berubah menjadi penerima, dan proses seperti ini
disebut dengan proses komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah terjadi jika penerima tidak
memberikan umpan balik. Akibatnya sering kali tujuan komunikasi tidak tercapai.
Manajerial adalah perpaduan seni dan ilmu, sebuah ilmu dalam mengatur segala
sesuatunya dengan benar. Dalam ilmu komunikasi, komunikasi manajerial lebih dikenal
dengan manajemen komunikasi.
6
Sementara Dubrin (1990:5) mengartikan manajemen sebagai suatu proses
menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi
planning dan decision making, organizing, leading, dan controlling. Manajemen juga
diartikan sebagai proses prencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi pekerjaan
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk
mencapai tujuan organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan
dengan jelas. Sementara itu, Robbins dan Coultar memberikan definisi manajemen sebagai
suatu proses untuk membuat aktivitas terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan
melalui orang lain.
7
2.4 Keterampilan Manajemen
8
g. Time Manajement Skills ( Keterampilan Manajemen Waktu)
Keterampilan mengelola waktu merupakan keterampilan yang berkaitan dengan
penggunaan waktu secara produksi. Waktu sangat berharga, dan penggunaan waktu
dengan tidak baik akan menyebabkan biaya dan memboroskan produktivitas.
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat
dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin
selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan
rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi. Berikut merupakan definis
komunikasi manajemen menururut beberapa ahli :
9
maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan
kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan
pesan kepada orang lain tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau
didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek . unsur-unsur ini bisa juga
disebut komponen atau elemen komunikasi.
1. Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim ineormasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu
orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau
lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya
disebut source, sender, atau encoder.
2. Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap
muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya
diterjemahkan dengan kata massage, content atau informasi (Hafied Cangara,
2008;22-24).
3. Media, Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa
dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi
adalah pancaindra manusia seperti mata dan teliga. Pesan-pesan yang diterima
pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan
menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Akan
10
tetapi, media yang dimaksud dalam buku ini, ialah media yang digolongan atas empat
macam, yakni: Media antarpribadi, untuk hubungan perorang (antarpribadi) media
yang tepat digunakan ialah kurir /utusan, surat, dan telpon. Media kelompok, Dalam
aktivitasa komunikasi yang melibatkan khlayak lebih dari 15 orang, maka media
komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat,
seminar, dan konperensi. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal
penting yang dihadapi oleh suatu organisasi. Seminar adalah media komunikasi
kelompok yang biasa dihadiri 150 orang. Konferensi adalah media komunikasi yang
dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi tertentu. Ada juga orang dari luar
organisasi, tapi biasanya dalam status peninjau. Media publik, kalau khalayak lebih
dari 200-an orang, maka media komunikasi yang digunakan biasanya disebut media
publik. Misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media massa, jika
khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan
media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan
dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Hafied Cangara, 2008;123-126).
4. Penerima, Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok,
partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti
khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris
disebut audience ataureceiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa
keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak adanya penerima
jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi,
karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima
oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali
menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
5. Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.
Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan
tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
11
2.7 Fungsi Komunikasi Manajerial
1. Kendali
Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota organisasi
2. Motivasi
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para
karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka bekerja dengan, dan apa
yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu dibawah standar.
3. Pengungkapan emosional
Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk
interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan
mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan
dan rasa puas mereka.
4. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk
mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenali dan menilai pilihan-
pilihan alternatif.
Manajeman Komunikasi bertujuan untuk menjadi sarana berinteraksi yang baik, dapat
memahami dan mengerti cara berkomunikasi yang baik.Dewasa ini dapat menjadi kajian dan
sarana informasi yang membentuk hubungan dengan orang-orang sebagai sarana investasi
yang merupakan aspekyang sangat penting dalam Manajemen Komunikasidalam upaya
mengembangakan hubungan yang profesional”membentuk goodwill, toleransi (tolerance),
saling kerjasama (mutual understanding) dan saling menghargai (mutual appreciation) serta
memperoleh opini public yang favorable, image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip
hubungan yang haronis baik hubungan kedalam (internal relations) maupun hubungan keluar
(external relations).
12
B. Curtis mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan mengapa komunikasi
terjadi di dalam organisasi atau perusahaan:
1. Give and Given Information (memberi dan di beri informasi)
Karyawan akan cenderung merasa lebih baik mengenai diri mereka sendiri jika
mereka di beri informasi dengan baik dan di beri jalan masuk menuju informasi
tersebut.
2. Persuade Others (mempengaruhi orang lain)
Komunikasi berguna untuk merangsang minat, mengurangi permusuhan, dan
menggerakkan karyawan untuk melakukan suatu tugas atau mendidik perilaku.
3. Help Others (menolong orang lain)
Hal ini dapat dilakukan oleh seorang atasan, antara lain melalui pemberian nasihat
kepada para karyawan, membantu pelanggan menyelesaikan masalah, ataupun
memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan karier mereka.
4. Evaluating Behavior Effectiveness (mengevaluasi perilaku secara efektif)
Para anggota organisasi memerlukan suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang
akan mereka lakukan atau kapan koreksi terhadap prestasi mereka lakukan.
Dalam melakukan komunikasi dalam suatu organisasi, diperlukan suatu strategi agar proses
komunikasi berlangsug dengan baik dengan hambatan seminimal mungkin. Ada dua hal yang
perlu diperhatikan dalam strategi berkomunikasi dalam organisasi, yaitu pola komunikasi dan
gaya kemunikasi.
Pola komunikasi merupakan bentuk atau model dalam melakukan komunikasi. Poa
komunikasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan arah dan fungsinya.
13
kebijaksanaan dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Komunikasi yang lancar, terbuka dan saling mengisi merupakanmencerminkan sikap
kepemimpinan yang demokratis.
a. Downward Communication (komunikasi kebawah)
Terutama mengkomunikasikan pesan dari yang memiliki kekuasaan
kepada yang lebih sedikit kekuasaannya; merupakan model umum komunikasi
dalam sebuah organisasi. Komunikasi ini melibatkan instruksi, anggaran yang
disetujui atau tidak, pernyataan kebijakan, variasi dalam standar prosedur
operasi dan mencatat perubahan-perubahan lainnya, pengumuman umum,
pertemuan,ekspresi tujuan, sasaran, dan pernyataan misi. Pesan-pesan ini
mungkin dapat dikirimkan lewat memo, email, catatan,dan saluran individu ke
grup atau dari individu ke individu; atau mereka mungkin saja dapat
disampaikan tidak langsung melalui orang lain dalam hirarki. Selama proses
pengiriman, pesan asli dapat di edit, ditambah, dikurangi, dijelaskan, atau
bahkan diubah.
Komunikasi kebawah membawa informasi yang berhubungan dengan
tugas pada seseorang yang melakukan tugas tersebut. Ia juga membawa
informasi tentang kebijakan dan prosedur, serta bisa jadi digunakan untuk
feedback yang bersifat motivasional pada karyawan. Komunikasi kebawah
terjadi jika manajer atau penyelia mengirimkan pesan kepada satu orang
bawahan atau lebih.
Komunikasi kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi atau
penjelasan bagaimana seorang atasan menginginkan suatu tugas diselesaikan
para atasan mengirimkan informasi mengenai peraturan, kebijakan, dan
standar minimum. Para atasan juga memberikan informasi untuk menilai
prestasi bawahan atau memotivasi seorang bawahan. Komunikasi ke bawah
menetapkan suatu organisasi bisnis. Apabila sebagian besar dalam organisasi
dalam bisnis berasal daripuncak (vertikal ke bawah) dan biasanya berupa
instruksi, gaya organisasi cenderung otokrasi. Apabila sebagian besar
komunikasi ke bawah bersifat mendukung dan memiliki unsur perhatian yang
besar terhadap bawahan, rangkasian sifat akan lebih bersifat mendukung.
Komunikasi seperti itu akan mendorong pembentukan kolaborasi antara
pimpinan dan pegawai. Lebih jauh lagi, komuniaksi akan mendorong
rangkaian penuh komunikasi ke atas.
14
b. Upward Communication (komunikasi keatas)
Merupakan suatu kondisi yang mungkin lebih penting dari downward
communication. Saluran upward communication membawa data dari
pelanggan mengenai produksi barang dan pelayanan, dan segala kebutuhan
yang diperlukan untuk operasi organisasi dari hari ke hari. Keterangan ini
dapat digunakan bila orang-orang yang berada di level atas di suatu organisasi
adalah orang-orang yang memiliki keterampilan mendengar, mengumpulkan
feedback dan dapat dipercaya. Bila tidak ada komitmen untuk melakukan
pendekatan-pendekatan seperti ini maka akan terjadi ”culture of silence” atau
budaya diam dan atau ”culture of silos” yang mungkin berlaku, yang akan
membawa konsekuensi dampak yang serius untuk organisasi- dengan tanpa
peringatan awal untuk menanggulangi bencana, ini mungkin akan membawa
krisis yang besar. Dalam beberapa situasi, tidak ada berita merupakan berita
yang sangat buruk, dan berita buruk adalah tiada berita; staff pada level bawah
akan segan untuk memberikan berita buruk, yang mungkin vital bagi
kehidupan organisasi, bila tidak didengar, lebih parahnya dapat memancing
kritik- sebuah budaya ”shoot the messenger” .
Upward communication dapat pula menjadi sumber subur ide-ide baru
dan penyelesaian masalah yang kreatif, terutama karena orang-orang di bagian
bawah hirarki dekat dengan masalah-masalah spesifik dan dapat lebih
waspada kepada solusi praktis daripada orang-orang yang berada di puncak
hirarki. Komunikasi keatas membawa informasi dari tingkat bawah ke tingkat
atas organisasi. Informasi itu mungkin concern pada aktivitas lingkungan luar
atau internal pada tingkat bawah organisasi.
Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas
keputusan yang telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai
kesempatan untuk menginformasikan dan mengajukan keluhan, dan
memberikan saran untuk pengembangan. Komunikasi keatas terjadi jika pesan
mengalir dari bawahan ke manajer atau atasan. Para pegawai harus
melaporkan kemajuan mereka dalam penyelesaian tugas-tugas; jika ada, tugas-
tugas apa yang menyebabkan masalah bagi mereka; saran-saran bagi
peningkatan produk atau peningkatan prosedur; dan yang terpenting adalah
perasaan mereka mengenai bagaiaman asegala sesuatu berjalan. Komunikasi
15
keatas merupaakan hal yang penting- para manajer memerlukan umpan balik
yang akurat mengenai pesan-pesan mereka apakah telah dipahami atau
bagaimana keputusan-keputusan tersebut diterima setelah masalah-masalah
apa yang dikembangkan.
b) Komunikasi Horizontal
Komunikasi secara mendatar antara anggota staff dengan anggota staff,
karyawan sesama karyawan dan sebagainya. Komunikasi ini seringkali berlangsung
tidak formal, mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang
bekerja, melainkan pada saat istirahat atau waktu pulang kerja. Dalam situasi
komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menjalar, dan yang didesas-desuskan
seringkali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang
merugikan mereka.
c) Komunikasi Eksternal
Dalam kaitannya dengan komunkasi eksternal ini pelaksanaan komunikasi
dilakukan oleh pihak organisasi/perusahaan melalui kesepakatan manajemen untuk
melakukan kegiatan komunikasi dengan pihak luar atau publik yang berada diluar
organisasi tentunya menjadi perhatian. Karena bagaimanapun tanpa dukungan publik
luar ini, keberhasilan suatu organisasi sulit tercapai. Hal tersebut memberikan
konsekuensi bagi pihak organisasi untuk dapat meraih perhatian publik luar dan
menarik simpati publik luar tehadap organisasi, sehingga mereka mau bekerja sama
dengan pihak organisasi atau perusahaan.
Dalam konteks hubungan dengan publik luar, kegiatan komunikasi dapat
dilakukan oleh seluruh unsur yang ada pada organisasi, dimulai dari tingkatan
pimpinan tertinggi sampai dengan karyawan operasional sampai merupakan
repersantasi publik organisasi pada saat mereka melakukan kegiatan komunikasi
dengan publik luar. Oleh karenanya segala prilaku mereka atau prilaku manajemen
suatu organisasi akan memberikan warna bagi efektivitas komunikasi.
Kegiatan komunikasi eksternal dapat dilakukan dengan berbagai cara. Jika
kegiatan komunikasi dari pihak organisasi atau perusahaan kepada publik luar, maka
dapat dilakukan dalam bentuk misalnya ;
16
a) Untuk publik umum (general publik) dan publik konsumen dapat
dilakukan kegiatan komunikasi melalui periklanan, promosi,
publisitas,pameran,dsb
b) Untuk publik pers dapat dilakukan kegiatan komunikasi melalui ,press
conference ,press interview,press tour
Sedangkan, jika kegiatan komunikasi dari publik luar kepada pihak organisasi dapat
dilakukan dalam bentuk penyampaian opini publik.
Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
a) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan
umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga
khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin.
Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi;
press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film
dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
b) Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak
kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan
komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
17
komunikasi horizontal, karena komunikasi dilakukan antar kepala bagian yang
mempunyai jabatan yang sama.
Sedangkan jika rapat untuk merumuskan kebijakan dalam suatu perusahaan,
maka dalam rapat tersebut di undang direksi, kepala bagian dan beberapa
karyawan lainnya. Hal itu menyebabkan terjadinya komunikasi secara vertikal
karena dilakukan dari atasan kebawahan dan sebaliknya.
18
Dari contoh kasus diatas sudah jelas bahwa dalam fungsi manajemen
Controling itu menggunakan pola komunikasi Vertikal, karena adanya arahan dari
atasan (manajer) ke bawahan (karyawan).
Sebagai seorang manajer, dalam melakukan komunikasi tentu harus menerapkan prinsip-
prinsip komunikasi dalam manajemen. Prinsip-prinsip komunikasi manajemen ini pula yang
harus diterapkan dalam manajemen keperawatan. Secara umum, berikut prinsip komunikasi
manajemen:
a) Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tenteng siapa yang
akan kena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat.
b) Komunikasi harus jelas , sederhana dan tepat.
Nursalam (2001) mengemukakan prinsip komunikasi seorang perawat profesional adalah
CARE: Complete, Acurte, Rapid, English. Artinya setiap melakukan komunikasi
(lisan/tulisan) dengan teman sejawat atau profesi kesehatan lain harus memenuhi ketiga unsur
diatas. Profil perawat masa depan yang terpenting adalah mampu berbicara dan menulis
bahasa asing, minimal bahasa inggris.
1. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasidapat diterima secara akurat,
salah satu caranya bertanya / mengulangi pesan yang telah disampaikan.
2. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang disampaikan orang
lain dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan yang
disampaikan.
21
c. Kurangnya ketrampilan membaca
d. pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.
2. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian
atau idea secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang
diungkapkan lewat bahasa Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik
arti dan pengertian [komunikator dan komunikan], tetapi seringkali proses
penafsirannya keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol [kata] dan apa yang
disimbolkan [arti atau penafsiran], dapat mengakibatkan kata yang dipakai
ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus
memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan
melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
panca indera seseorang
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penyusun dapat memberikan saran yang
kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu agar lebih memahami
mengenai konsep manajemen dan kepemimpinan keperawatan terkhususnya pada makalah
ini yaitu mengenai komunikasi, demi mewujudkan kualitas pelayanan yang baik dengan
komunikasi yang baik dalam pengaplikasiannya di bidang keperawatan.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.definisi-pengertian.com/2015/08/definisi-
pengertian-manajemen-komunikasi.html dikses pada Februari 2017
http://googleweblight.com/?lite_url=http://mtopikismail.blogspot.com/2013/12/ pola-strategi-
komunikasi-dalam.htmlr diakses pada Februari 2017
24