Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL MANAJEMEN KONFLIK

DISUSUN OLEH

KELOMPOK III

1. DIERA LITA SABIVA


2. INDAH LESTARI
3. MONICA DWI AGUSTINA
4. NURYATI
5. SELVI WIDAYANTI
6. SISWANTO

PRODI/KELAS : S1 KEPERAWATAN / 6B

DOSEN PEMBIMBING : Ns MUTIA NANDRA ,.M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
hikmah dan hidayah-Nya atas terselesaikannya penulisan makalah ini yang berjudul
“Manajemen Konflik” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun,
berkat bantuan semua pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberi
pengarahan serta dukungan semangat kepada penulis.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua pihak untuk
perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang
membaca dan bagi pengembangan ilmu keperawatan.

penulis
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................


1.2 Tujuan Penulisan..............................................................................................
1.3 Manfaat penulisan.............................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi...........................................................................................................
2.2 Unsur-unsur konflik.......................................................................................
2.3 Kategori konflik..............................................................................................
2.4 Fungsi dan disfungsi konflik...........................................................................
2.5 Proses konflik.................................................................................................
2.6 Langkah-langkahpenyelesaian konflik............................................................
2.7 Strategi penyelesain konflik.............................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................

3.2 Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan
manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan
jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi,sistem hukum, bangsa, suku,agama,
kepercayaan aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat
manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik. Selama masih ada
perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan dan selalu akan terjadi.
Konflik dapat terjadi antara individu-individu, antara kelompok-kelompok dan
antara organisasi-organisasi. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang
pada pandangan yang sama sekali bertentangan tanpa ada kompromi kemudian
menarik kesimpulan yang berbeda dan cenderung bersifat tidak toleran,maka dapat
dipastikan akan timbul konflik tertentu.

Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku


maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi
(termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan (interests) dan intrepretasi. Bagi pihak luar (di luar yang
berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya .

1.2 Tujuan
 Untuk menghasilkan deskripsi tentang definisi managemen konflik
 Untuk menghasilkan deskripsi tentang unsur-unsur dalam konflik.
 Untuk menghasilkan deskripsi tentang kategori konflik.
 Untuk menghasilkan deskripsi tentang fungsi dan disfungsi konflik.
 Untuk menghasilkan deskripsi tentang proses konflik.
 Untuk menghasilkan deskripsi tentang langkah-langkah penyelesaian konflik.
 Untuk menghasilkan deskripsi tentang strategi penyelesaian konflik.
1.3 Manfaat penulisan
 Manfaat Teoritis
Menambah ilmu pengetahuan tentang managemen konflik dalam keperawatan.
 Manfaat Praktis
Menjadi acuan atau pedoman bagi perawat untuk menyelesaikan sebuah
konflik
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Konflik adalah suatu kondisi dimana pihak yang satu menghendaki agar pihak yang
lain berbuat sesuai dengan yang lain berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan yang
diinginkan ,tetapi pihak lain menolak keinginna itu.(husni,2004)

Menurut peg pickering 2000,konflik adalah kegiatan yang sifat nya kompetisi atau
berlawanan dari suatu kedaaan ketidakcocokan.

2.2 Unsur-unsur konflik

Unsur-unsur konflik merupakan suatu bentuk sikap atau perilau yang bisa
menyebabkan terjadinya konflik antar 2 orang atau lebih. Unsur-unsur konflik diantaranya:

1. Adanya pihak-pihak (dua orang atau lebih).


2. Tujuan yang berbeda, yakni pihak yang satu menghendaki agar pihak yang lain
berbuat atau bersikap sesuai dengan yang dikehendaki.
3. Pihak yang lain menolak keinginan tersebut atau keinginan itu tidak dipersatukan.

2.3 Kategori Konflik

Konflik dapat dibedakan menjadi 3 jenis yakni, konflik intrapersonal, interpersonal


dan antar kelompok.

1. Intrapersonal. Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Keadaan ini merupakan
masalah internal untuk mengklarifikasi nilai dan keinginan dari konflik yang terjadi
hal ini sering dimanifestasikan sebagai akibat dari kompetisi peran. Msalnya, manajer
mungkin merasa mempunyai konflik intrapersonal dengan loyalitas terhadap profesi
keperawatan, loyalitas terhadap pekerjaan, dan loyalitas terhadap pasien
2. Interpersonal. Konflik interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih di mana nilai,
tujuan dan keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara
konstan berinteraksi dengan orang lain, sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan.
Manajer sering mengalami konflik dengan teman sesame manajer, atasan dan
bawahannya.
3. Antarkelompok (intergroup). Konflik terjadi antara dua atau lebih dari kelompok
orang, depertemen atau organisasi. Sumber konflik jenis ini adalah hambatan dalam
mencapai kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa layanan), serta keterbatasan prasarana.

konflik yang terjadi pada suatu organisasi merefleksikan konflik intrapersonal,


interpersonal, dan antarkelompok. Tetapi didalam organisasi, konflik dipandang secara
vertical dan horizontal (Marquis dan Huston, 1998). Konflik vertical terjadi antara staf
dengan posisi dan kedudukan yang sama, misalnya, konflik horizontal ini meliputi
wewenang, keahlian dan praktik.

2.4 fungsi konflik

Fungsi konflik:
a. Dapat mempromosikan identitas
Adanya konflik, akan dikenal dengan berbagai kelompok sehingga bila konflik
berakhir baik, maka akan memiliki tambahan kolega yang saling memperkuat
posisi dan keberagaman yang ada.
b. Dapat membentuk, menegaskan dan menyesuaikan dengan beberapa nilai yang
telah ada. Karena adanya konflik amka yang tadinya menutup diri dengan pihak
luar, secara tidka langsung akan bisa meniru nilai-nilai yang baik.
c. Sering dapat membantu perkembngan atas kesadaran berdasarkan kesmaan.
Perkembangan sesuatu akan berjalan baik bila ada kesadaran atau koreksi diri
bahwa pencapaian saat ini masih ada kekurangan, sehingga bisa bekerjasama
bersama dengan yang lain untuk menjadi maju berkembang.
d. Sering utuk menyatukan persamaan pikiran

Adanya kesamaan pola piker akan menjadikan posisi tawar kelompok menjadi tinggi
Proses konflik dibagi menjadi beberapa tahapan:

1. Konflik Laten
Tahapan knflik yang terjadi terus- enerus (laten) dalam suatu organisasi. Misalnya,
kondisi tenta keterbatasan staf dan perubahan yang cepat. Kondisi tersebut memicu
pada ketidakstabilan organisasi dan kualitas produksi, meskipun konflik yang ada
kadang tidak Nampak secara nyata atau tidak pernah terjadi.
2. Felt Conflict (konflik yang dirasakan)
Konflik yang terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman,
ketakutan, tidka percaya, dan marah. Konflik ini disebut sebagai konflik apalagi
terbukti bahw kelompok kita lebih baik dari yang lain.
3. Konflik yang Nampak atau sengaja dimunculkan
Konflik yang sengaja dimunculkan untuk dicari solusinya. Tindakan yang
dilaksanakan mungkin menghindar, kompetisi, debat, atau mencari penyelesaian
konflik. Setiap orang secara tidak sadar belajar menggunakan kompetisi, kekuatan,
dan agresivitas dalam menyelesaikan konflik. Sementara itu, penyelesaian konflik
dalam suatu organisasi memerlukan upaya dan strategi sehingga dapat mencapai
tujuan organisasi.
4. Resolusi konflik
Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua
orang yang terlibat di dalamnya dengan prinsip “win-win solution”.
5. Konflik “aftermath”
Konflik aftermath merupakan konflik yang terjadi akibat dari tidak
terselesaikannya konflik pertama. Konflik ini menjadi masalah besar jika tidak
segera diatasi atau dikurangi bisa menjadi penyebab dari konflik

2.5 Langkah-langkah penyelesaian konflik

Vestal (1994) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik meliputi:


1. Pengkajian
a. Analisis situasi
Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan, setelah
dilakukan pengumpulan fakta dan memvalidasi semua perkiraan melalui
pengkajian lebih mendalam. Kemudian siapa yang terlibat dan peran masing-
masing. Tentukan jika situasinya dapat diubah.
b. Analisis dan mematikan isu yang berkembang
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah utama
yang memerlukan suatu penyelesaian yang dimulai dari masalah tersebut. Hindari
penyelesaian semua masalah dalam satu waktu.
c. Menyusun tujuan
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.
2. Identifikasi
a. Mengelola perasaan
Hindari respon emosional: marah, sebab setiap orang mempunyai respon yang
berbeda terhdap kata-kta, ekspresi, dan tindakan.

3. Intervensi
d. Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik. Selanjutnya
identifikasi hasil positif yang akan terjadi.
e. Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik. Penyeleaian konflik
memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode yang paling sesuai untu
menyelesaikan konflik yang terjadi.
2.6 Strategi Penyelesaian Konflik
 Penyelesaian Konflik Secara Damai
Penyelesaian konflik secara damai biasanya ada dilevel unit orgnisasi atau
berada dalam naungan satu bendera, sehingga seharusnya semua masalah konflik
yang sifatnya individu maupun kelompok akan selesai secara damai. Perawat yang
berdinas di ruang perawatan akan mengalami konflik dengan perawt atau tenaga
kesehatan yang lainnya, yang memiliki tjun yang sama misalnya aan menduduki
jabatan tertentu.
Konflik tidak hanya terjadi antar anggota perawat tetapi yang paling
diperhatikan jika terjadi konflik antara perawat dengan pelanggan (pasien)
eksternal. Bila ada komplai ringan dari pelanggan tidak segera diselesaikan, maka
akan menjadi konflik yang berkepanjangan yang akan berlanjut ke jenjang yang
lebih luas. Hal ini harus dihindari karena akan memeras energy dan akan
menggangu kinerja profesionalisme dan kredibilitas organisasi.
Secara garis besar terdapat lima pendekatan dasar untuk menyelesaikan konflik
dengan pendekatan secara damai.

Gaya Ciri Perilaku Alasan Penyesuaian


Menghindari 1. Tidak mau 1. Perbedaan yang ada
berkonfrontasi terlalu kecil atau
2. Mengbaikan atau terlalu besar untuk
melewatkan pokok diselesaikan.
permasalahan. 2. Usaha penyelesaian
3. Menyngkal bahwa mungkinmengakibat
hal tersebut kan rusaknya
merupakan masalah. hubungan atau
bahkan menciptakan
masalah yang lebih
kompleks.

Mengakomodasi 1. Bersikap 1. Tidak sepadan jika


menyetujui. mengambil reiko
2. Tidak agresif yang akan merusak
3. Kooperatif bahkan hubungan dan
mengorbankan menimbulkan
keinginan pribadi. ketidakselarasan
secara keseluruhan.
Menang atau 1. Konfrontasi 1. Yang kuat menang
kalah 2. Menuntut dan 2. Harus membuktikan
agresif superioritas
3. Harus menang 3. Paling benar secara
dengan cara apapun etis dan profesi

Kompromi 1. Mementingkan 1. Tidak ada ide


pencapaian sasaran perorangan yang
utama semua pihak sempurna.
2. Memelihara 2. Seharusnya ada lebih
hubungan baik dari satu cara yang
3. Agresif namun baik dalam
kooperatif melakukan sesuatu.
3. Anda harus
berkorban untuk
dapat menerima.
Penyelesaian 1. Kebutuhan kedua 1. Ketika pihak-pihak
masalah belah pihak adalah yang terlibat mau
sah dan penting membicarakan
2. Penghargaan yang secara terbuka pokok
tinggi terhadap sikap permasalahan, solusi
saling mendukung. yang saling
3. Tegas dan kooperatif menguntungkan
dapat ditemukan
tanpa satu pihak pun
yang dirugikan.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Konflik adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami ketidakcocokan dengan


apa yang seseorang inginkan atau butuhkan sehingga membutuhkan suatu pemecahan
masalah tersebut melalui perjuangan baik yang bersifat perorangan, kelompok
maupun Negara. Sedangkan managemen konflik menurut penulis merupakan suatu
cara atau strategi dalam menangani atau memecahkan sebuah masalah dengan cara-
cara yang dapat dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok.
2. Konflik terbagi dalam tiga katergori yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal
dan konflik antar kelompok.

3.2 Saran

Dari penjelasan diatas penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:


1. Dalam sebuah organisasi harus mempunyai seorang manajer yang kompeten dalam
menyelesaikan konflik yang terjadi sehingga konflik tidak menimbulkan disfungsi
yang berlebihan atau berlangsung lama.
2. Seorang manager harus mempunyai keahlian dalam menentukan strategi-strategi
yang harus dilakukan dalam menyelesaikan sebuah konflik.
3. Semua anggota organisasi harus memiliki rasa solidaritas antara anggota satu dengan
anggota yang tinggi sehingga jika terjadi sebuah konflik, konflik tersebut dapat
dipecahkan secara damai dan juga dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak lama
sehingga tidak menimbulkan kerugian baik bagi individu amaupun bagi kelompok
(organisasi).

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, 2008. Manajemen Keperawatan:Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: Salemba Medika

Kurniadi, Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya: Teori, Konsep, dan
Aplikasi. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai