KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
OLEH :
SARTIA RAHMAN
NIM. G2U122015
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………... 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
………………………………………………………
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kepemimpinan Transaksional……………………………. 6
1. Pengertian Kepemimpinan Transaksional 6
……………………...
2. Kelemahan Gaya Kepemimpinan Transaksional 7
………………
3. Unsur-Unsur Kepemimpinan …………………………………… 9
4. Indikator Gaya Kepemimpinan Transaksional ……………….. 9
2.2 Konsep Kepemimpinan Transformasional………………………... 12
1. Dasar Teori Kepemimpinan Transformasional………………... 12
2. Definisi Kepemimpinan Transformasional……………………. 13
3. Pengukuran kepemimpinan transformasional…………………. 16
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pemimpin dalam suatu organisasi harus mempunyai visi dan misi yang jelas
sehingga organisasi itu akan mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Visi
dan misi akan menjadi pegangan dan pedoman bagi pemimpin dalam menjalankan
dan tekat serta yakin bahwa apa yang mereka lakukan dapat merubah keadaan.
Keberanian dan nekat adalah modal utama dan yang paling penting, tekat yang
Seorang pemimpin harus bisa menjadi komunikator yang baik dengan bawahan,
atasan, rekan kerja dan sebagainya sehingga dengan komunikasi yang terjalin dengan
baik akan melahirkan suasana kerja yang kondusif. Keberadaan pemimpin dalam
tidak hanya ditujukan untuk efektifitas dan efisiensi, namun juga bergerak pada konsep
akuntabilitas, demokras, partisipasi dan transparansi. Hal ini dilakukan untuk memacu
untuk mencapai Good Governance. Pada konteks organisasi sektor publik harus
1
terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya, dan bangkitlah secara spontan rasa
manajemen sumber daya manusia peran pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja
para pegawai baik dari segi kedisiplinan pada pegawainya dan faktor yang lainnya.
Peran pemimpin sangat penting dalam membantu orang yang dipimpinnya untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya.gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap
yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik Nasir,
(2020). Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk
mempengaruhi bawahan sasaran tercapai atau gaya kepemimpinan adalah pola perilaku
dan strategi yang disukai dan sering di terapkan seorang pemimpian. Gaya
kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan
bawahannya.
kepuasan kerja pada penilaian reward dan memastikan bahwa pekerja mempunyai
transaksional juga dikenal sebagai kepemimpinan manajerial yang berfokus pada peran
2
pengawasan, organisasi, dan kinerja kelompok. Gaya kepemimpinan transaksional
melalui dua faktor yaitu imbalan dan hukuman. Para pemimpin dengan gaya
menemukan kesalahan dan penyimpangan. Jenis kepemimpinan ini sangat efektif dalam
bawahnnya dan mengarahkan mereka pada tujuan yang telah ditetapkan demi
bawahannya, dan memberi insentif serta hukuman pada kinerja mereka serta menitik
tanpa kepemimpinan seorang atasan (manajer) tidak mampu merubah input sumber
daya menjadi keunggulan kompetetif. Oleh karenaitu, sangat jelas bahwa gaya
pemimpin yang cenderung memberi motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik
3
organisasiKepemimpinan transformasional di definisikan sebagai kemampuan untuk
asli dengan tugas mengelola sumber daya menggunakan fitur-fitur khusus dan dengan
secara umum serta dampaknya kepada organisasi, maka kami hendak membuat makalah
transformasional.
pentingnya seorang pemimpin untuk organisasi maka rumusan masalah dalam kajian ini
pentingnya seorang pemimpin untuk organisasi dan rumusan masalah yang akan dikaji
1. Kepemimpinan transaksional
2. Kepemimpinan transformasional
4
1.4 Manfaat Penelitian
transaksional dan kepemimpinan transformasional maka dari ini sangat diharapkan akan
menambah pengetahuan mengenai kepemimpinan secara umum dan spesifik pada ruang
5
BAB II
PEMBAHASAN
memenuhi hasil yang diharapkan seperti kualitas pengeluaran yang baik, penjualan atau
pelayanan yang lebih dari karyawan, serta mengurangi biaya produksi (Sagala, 2018).
membawa bawahannya kepada kesadaran tentang konsep diri serta harga diri dari
hasil yang diinginkan dengan dua cara, pertama yaitu seorang pemimpin mengenali apa
yang harus dilakukan bawahan untuk mencapai hasil yang sudah direncanakan setelah
percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan yang membutuhkan perannya. Yang kedua
tertukar dengan penetapan peran untuk mencapai hasil yang sudah disepakati.
tersebut relevan dengan proses pertukaran seperti kejujuran, tanggung jawab, dan timbal
6
balik. Pemimpin transaksional membantu para pengikut mengidentifikasi apa yang
konsep diri, dan self esteem dari bawahan. Sedangkan Kepemimpinan transaksional
Perilaku kepemimpinan terfokus pada hasil dari tugas dan hubungan dari pekerja
yang baik dalam pertukaran untuk penghargaan yang diinginkan. Kesimpulan dari
dengan harapan dari karyawan agar karyawan merasa dibutuhkan karena adanya
mencapai tujuan organisasi. Dalam pikiran mereka hanya dalam bentuk membuat
peraturan “boleh” atau “tidak boleh” saja. Bentuk “tidak boleh” malah biasanya
lebih banyak daripada “boleh”. Ini disebabkan karena selalu menafsirkan tentang
7
b. Pemimpin transaksional mengambil jalan mudah dan pintas untuk menjalankan
mengambil inisiatif yang lebih, untuk mencari jalan keluar dalam menyelesaikan
suatu masalah secara kreatif dan inovasi. Malah sebaliknya, bawahan yang
mau mendengar segala permasalahan yang ada serta mencoba mencari jalan
bawahan merupakan masalah pribadi bawahan itu sendiri dan tidak boleh dicampur
memo atau tidak mau berhadapan dengan bawahan secara langsung untuk
bahwa, melalui memo lebih berhasil untuk memperlihatkan suatu ketegasan dalam
lebih cenderung untuk bersikap otoriter, apabila menjalankan tugasnya. Mereka juga
jarang mau berkomunikasi dengan bawahan seolah-olah ada suatu gap atau suatu
jurang pemisah antara pemimpin dengan bawahan dan ini secara tidak langsung
akan mematikan kreativitas dan jalinan keakraban diantara bawahan dan pimpinan
8
3. Unsur-Unsur Kepemimpinan
yaitu :
a. Unsur kerja sama antara pengikut dan pemimpin yang bersifat kontraktual.
c. Unsur reward atau upah yang dipertukarkan dengan loyalitas. Pola kepemimpinan
ini akan berjalan dengan baik apabila ketiga unsur diatas terpenuhi sekaligus
dari pemimpin sesuai dengan kemampuannya dalam mematuhi prosedur tugas dan
mengawasi proses pelaksanaan tugas bawahan secara langsung. Hal ini bertujuan
9
untuk mengantisipasi dan meminimalkan tingkat kesalahan yang timbul selama
dan menilai langsung kinerja bawahan meskipun proses kerja belum selesai.
Tindakan tersebut dimaksud agar bawahan mampun bekerja sesuai dengan standar
bawahannya apabila terjadi kesalahan dalam proses yang dilakukan oleh bawahan
yang bersangkutan. Namun apabila proses kerja yang dilakukan masih berjalan
memberikan penjelasan tentang apa yang menjadi tanggung jawab atau tugas bawahan
serta imbalan yang dapat mereka harapkan jika standar yang ditentukan tercapai.
para pengikut mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas
peran dan tugas mereka (Budiwibowo, 2016). Gaya kepemimpinan ini, terbuka dalam
organisasi, namun kepemimpinan ini tidak cukup untuk menerangkan usaha tambahan
dan motivasi kerja bawahan, apa yang sebetulnya dapat digali seorang pemimpin dari
10
pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk
tawar–menawar dalam suatu proses pertukaran yang melibatkan imbalan dan hukuman.
Ide utama pendekatan transaksional adalah adanya satu pertukaran, pemimpin kuantitas
kerja yang semakin banyak membuat pegawai bekerja dengan baik menginginkan apa
yang dimiliki pengikut dan sebagai balasan pemimpin akan memberikan apa yang
bawahan untuk bertindak sesuai dengan yang diharapkan melalui penetapan imbalan
dan hukuman.
Pada contingent reward dapat berupa penghargaan dari pimpinan karena tugas telah
dilaksanakan, berupa bonus atau bertambahnya penghasilan atau fasilitas. Hal ini
11
Suatu gaya kepemimpinan memiliki faktor-faktor yang menunjukkan gaya
menjadi efektif dilakukan dengan mempengaruhi bawahan agar bertindak sesuai dengan
waktu dan saling kooperatif untuk mencapai tujuan. Faktor-faktor yang berupa imbalan
untuk memotivasi dan mengarahkan bawahan agar dapat mencapai tujuan dan sasaran
dengan baik akan memperoleh imbalan yang sesuai. Sebaliknya bawahan yang gagal
dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik akan memperoleh sanksi agar dapat bekerja
Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan itu adalah bersifat genetika. Adapun
keunggulan pendekatan genetika ini yaitu memberikan penjelasan tentang asal- muasal
kepemimpinan dari awal mula waktu dan Teori sifat dimana dijelaskan bahwa
pemimpin memiliki karakteristik atau ciri kepribadian tertentu yang dapat diidentifikasi
12
Teori sifat sebenarnya adalah pengelompokan teori kolektif yang mencoba
atau sifat kepribadian yang serupa. Teori ini mencoba untuk mengidentifikasi
karakteristik fisik, mental, dan kepribadian tertentu yang terkait dengan keberhasilan
Kepemimpinan adalah proses formal atau informal yang berakar kontekstual dan
mempengaruhi tujuan yang terjadi antara seorang pemimpin dan pengikut, kelompok
pengikut, atau lembaga. Ilmu kepemimpinan adalah studi sistematis tentang proses ini
dan hasilnya, serta bagaimana proses ini bergantung pada sifat dan perilaku pemimpin,
MacGregor Burns yang membawa istilah tersebut ke bahasa yang lebih luas dalam studi
transaksional, yang menurutnya adalah cara sebagian besar politisi memimpin pengikut
mereka berdasarkan pertukaran timbal balik yang mengarah pada kepuasan kepentingan
dipraktikkan oleh para pemimpin politik yang mampu melibatkan pengikut mereka
13
tidak hanya untuk mencapai sesuatu yang penting tetapi juga untuk 'meningkatkan
pengikut 'untuk naik ke tingkat motivasi dan moralitas yang lebih tinggi (Dewi dan
Widanaputra, 2020).
pengikut berusaha untuk memajukan satu sama lain untuk mencapai tingkat motivasi
dengan efek yang baik bagi masyarakat pada umumnya, tetapi lebih fokus pada
atau pertukaran yang terjadi di antara para pemimpin, rekan kerja, dan pengikut.
Pertukaran ini didasarkan pada diskusi pemimpin dengan orang lain apa yang
diperlukan dan menentukan kondisi dan penghargaan yang akan diterima orang lain jika
dan tujuan bersama untuk sebuah organisasi atau unit, menantang mereka untuk menjadi
14
McCloskey, (2015) menerangkan kepemimpinan transformasional sebagai
sesuai dengan nilai-nilai bersama dan atas nama komunitas di mana para pemimpin dan
pengikut bersama-sama melayani. Dalam konteks proses pelayanan dan kemitraan ini,
yaitu:
pemimpin yang bertindak sebagai teladan yang kuat bagi bawahan. Bawahan
dihargai dan dipercaya oleh bawahannya. Pemimpin memberi bawahan visi dan
pemahaman akan misi. Pada intinya, faktor ini mendeskripsikan individu khusus
motivasi dan menjadi bagian dalam visi bersama dalam perusahaan. Pada
15
3. Rangsangan Intelektual Faktor ini mencakup kepemimpinan yang merangsang
bawahan untuk bersikap kreatif dan inovatif serta mendorong keyakinan dan
keinginannya
memberi contoh bagi karyawan untuk diikuti yang konsisten dengan nilai-nilai yang
dianut pemimpin
3. Fostering the acceptance of group goals adalah semangat di pihak pemimpin yang
16
4. High performance expectations adalah semangat yang menunjukkan harapan
5. Individualized support adalah sikap dari pihak pemimpin yang menunjukkan bahwa
mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
memenuhi hasil yang diharapkan seperti kualitas pengeluaran yang baik, penjualan
atau pelayanan yang lebih dari karyawan, serta mengurangi biaya produksi
pengikut berusaha untuk memajukan satu sama lain untuk mencapai tingkat
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Morkevičiūtė, M., & Endriulaitienė, A. (2020). Explaining work motivation through
perceived transformational leadership: what to expect in a sample of female
employees?. Gender in Management: An International Journal, 35(6), 585-599.
Nasir, M. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional, Budaya Organisasi Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai. Celebes Equilibrum Journal,
1(02), 1-11.
Northouse, P. G. (2013). Leadership: theory and practice. New Delhi: Sage.
19