Halaman
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
proses kerjanya di dalam perusahaan, sehingga gaya kepemimpinan yang baik tidak
akan menjamin suksesnya sebuah perusahaan bila karyawannya tidak memiliki
motivasi yang baik dalam bekerja. Motivasi kerja yang dimiliki karyawan akan
mengukur loyalitas kerja yang diberikan oleh seorang karyawan untuk perusahaan
tempat dia bekerja. Seorang pemimpin harus bisa menjalin komunikasi baik dengan
karyawannya. Tidak hanya itu saja, tetapi ada kalanya karyawan di dalam
perusahaan juga harus ikut ambil bagian dalam persoalan-persoalan yang sedang
dialami oleh perusahaan (Winardi, 2002).
Motivasi dan gaya kepemimpinan demokratis yang dinilai cukup loyal
memberikan semangat kerja bagi karyawan. Hal ini juga harus diimbangi dengan
memberikan pula tindakan tegas yang dapat dilakukan dengan mengadakan atau
membuat peraturan-peraturan perusahaan guna menjaga dan meningkatkan disiplin
kerja karyawan. Gaya kepemimpinan demokratis, motivasi kerja, dan juga disiplin
kerja harus berjalan dengan seimbang. Hal ini dimaksudkan agar karyawan tidak
merasa tertekan dengan aturan kerja di dalam perusahaan dan mencegah terjadinya
stress kerja yang kemungkinan akan dialami karyawan jika dirinya juga dilibatkan
dalam beberapa masalah internal perusahaan (Dharma, 1984). Hanya saja, dalam
pelaksanaan gaya kepemimpinan demokratis, pemimpin harus benar-benar
memiliki pengetahuan yang dalam terkait pengaplikasian gaya kepemimpinan ini,
sehingga organisasi dapat mencapai targetnya dengan tetap menjaga stabilitas
anggotanya. Semua kebijakan dan peraturan harus sangat tepat. Oleh karena itu, di
dalam makalah ini penulis mengembangkan pemahaman terkait gaya
kepemimpinan demokratis dari berbagai sumber guna menambah pemahaman bagi
penulis dan pembaca.
2
1.3. Tujuan
1) Dapat memahami yang dimaksud Gaya Kepemimpinan
2) Dapat memahami Apa itu kepemimpinan Gaya Demokrasi
3) Dapat memahami ciri-ciri kepemimpinan Gaya Demokrasi
4) Dapat memahami Bagaimana Penerapan Gaya Kepemimpinan Demokratis
di Perusahaan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2. Pengertian Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
agar bersedia kerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan cara berbagai
kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara pimpinan dan bawahan
(Marfuah dan Ruzikna, 2015). Kepemimpinan Demokratis menempatkan manusia
sebagai faktor utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang
dipimpin diwujudkan dalam bentuk human relation yang didasari prinsip saling
menghargai dan saling menghormati. Pemimpin memandang orang lain sebagai subyek
yang memiliki sifat-sifat manusiawi sebagaimana dirinya.
Setiap orang dihargai dan dihormati sebagai manusia yang memiliki
kemampuan, kemauan, kehendak, pikiran, minat dan perhatian, pendapat dan lain-lain
yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu setiap orang harus
dimanfaatkan dengan mengikut sertakannya dalam semua kegiatan organisasi.
Keikutsertaan itu disesuaikan dengan posisi yang memiliki memiliki tanggung jawab
dan wewenang dan tanggung jawab yang sama pentingnya bagi pencapaian tujuan
Bersama. Kepemimpinan demokratis yaitu gaya memimpin yang demokratis dimana
ia mengajak bawahannya untuk merundingkan masalah yang menyangkut
pekerjaannya. Dan setiap keputusan yang diambil selalu berdasarkan keputusan
bersama. seorang pemimpin yang demokratis biasanya selalu berinteraksi dengan
bawahannya.
Menurut Rivai (2010), mengemukakan gaya demokratis dalam kepemimpinan
pemerintahan yaitu dengan cara dan irama pemimpin pemerintahan dalam menghadapi
bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode pembagian tugas dengan
bawahan, begitu juga antar bawahan dibagi tugas secara merat adil, kemudian
pemilihan tugas tersebut dilakukan secara terbuka antar bawahan dianjurkan berdiskusi
tentang keberadaannya untuk membahas tugasnya, baik bawahan yang terendahn
sekalipun boleh menyampaikan saran serta diakui haknya, dengan demikian dimiliki
persetujuan dan Konsensus atas kesepakatan Bersama.
5
Menurut Robbins (2003) gaya demokratis adalah cara dan irama seseorang
pemimpin pemerintahan dalam menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan
memakai metode pembagian tugas dengan bawahan, antar bawahan tugas tersebut
dibagi secara adil dan merata. Menurut Sofya (2014) tipe yang demokratik adalah
seorang pemimpin yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan ditakuti karena
perilakunya dalam kehidupan organisasional. Perilakunya mendorong para
bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya
dengan sungguh-sungguh ia mendengarkan pendapat, saran dan bahkan kritik orang
lain terutama bawahannya.
6
Pemimpin tidak melakukan pengawasan kegiatan secara over atau over
protective, sehingga tidak ada tekanan pada bawahan saat melakukan
kegiatannya, bawahan pun menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan
atasannya
7) Prakarsa datang dari pimpinan maupun bawahan
Pemrakarsa dari suatu kegiatan yang bermanfaat bagi organisasi tersebut tidak
hanya berasal dari pimpinan, bawahan pun diberikan hak yang seluas-luasnya
untuk memprakarsai sesuatu yang berdampak positif bagi organisasi tersebut
8) Banyak kesempatan bagi bawahan untuk mengeluarkan pendapat
Bawahan bebas untuk berpendapat sesuai dengan asas demokrasi
9) Tugas diberikan bersifat permintaan
Tugas yang diberikan pimpinan bisa berasal dari permintaan bawahan yang
tentunya berdampak positif bagi organisasi tersebut
10) Pujian dan kritik seimbang
Pimpinan dan bawahan tidak selalu saling memuji atau mengkritik, kedua-
duanya berjalan seimbang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut
11) Pimpinan mendorong prestasi bawahan
12) Kesetiaan bawahan secara wajar
Bawahan tidak bersifat sebagai budak yang selalu manut pada atasannya,
namun bawahan tetap memiliki rasa hormat yang tinggi pada atasannya
13) Memperhatikan perasaan bawahan
Pemimpin bersikap mengayomi kepada bawahan, sehingga pemimpin mengerti
apa masalah yang ada pada bawahan, sehingga pemimpin bisa mengambil
kebijakan dengan segera
14) Suasana saling percaya, menghormati dan menghargai
Suasana yang selalu harmonis dalam lingkungan organisasi
15) Tanggung jawab dipikul bersama
Kelebihan yang paling utama, yaitu saling bekerja sama dalam mencapai tujuan
organisasi
7
Penerapan kepemimpinan gaya demokratis dapat mendatangkan keuntungan
antara lain berupa keputusan serta tindakan yang lebih obyektif, timbul rasa ikut
memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedangkan kelemahan gaya ini antara
lain keputusan serta tindakan kadang-kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang
keputusan yang dibuat bukan keputusan yang terbaik.
8
kerja tidak berjalan searah terhadap kinerja karyawan dan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja karyawan di dalam perusahaan BJ Home Yogyakarta.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tipe kepemimpinan demokratis
akan berdampak besar bagi tercapainya tujuan suatu organisasi selain dari pada
motivasi dan disiplin pekerjaan. Melalui gaya kepemimpinan demokratis, seorang
pemimpin akan dapat langsung memberikan disiplin pekerjaan dan secara otomatis
akan memberikan motivasi tersendiri bagi anggotanya akibat adanya kepercayaan dari
pemimpin kepada anggotnya.
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
1. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi,
menggerakkan, mendorong, mengendalikan orang lain atau bawahannya untuk
melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan berkontribusi dalam
mencapai suatu tujuan. Gaya kepemimpinan merupakan aspek penting untuk
mencapai dan meningkatkan keberhasilan kepemimpinan seseorang dalam
suatu organisasi.
2. Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
agar bersedia kerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan cara
berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara
pimpinan dan bawahan (Marfuah dan Ruzikna, 2015). Kepemimpinan
Demokratis menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting.
Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin diwujudkan dalam
bentuk human relation yang didasari prinsip saling menghargai dan saling
menghormati. Pemimpin memandang orang lain sebagai subyek yang memiliki
sifat-sifat manusiawi sebagaimana dirinya.
3. Ciri-Ciri Gaya Kepemimpinan Demokratis
1) Wewenang pimpinan tidak mutlak
2) Pimpinan melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
3) Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
4) Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
5) Komunikasi berlangsung timbal balik
6) Pengawasan dilakukan secara wajar
7) Prakarsa datang dari pimpinan maupun bawahan
8) Banyak kesempatan bagi bawahan untuk mengeluarkan pendapat
9) Tugas diberikan bersifat permintaan
10
10) Pujian dan kritik seimbang
11) Pimpinan mendorong prestasi bawahan
12) Kesetiaan bawahan secara wajar
13) Memperhatikan perasaan bawahan
14) Suasana saling percaya, menghormati dan menghargai
15) Tanggung jawab dipikul bersama
4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanna Novita Prastya (2012) seorang
mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Atma
Jaya Yogyakarta di perusahaan bahan bangunan BJ Home di Yogyakarta.
Hanna Novita Prastya (2012) seorang mahasiswi Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta di perusahaan bahan
bangunan BJ Home di Yogyakarta. menunjukkan bahwa tipe kepemimpinan
demokratis akan berdampak besar bagi tercapainya tujuan suatu organisasi
selain dari pada motivasi dan disiplin pekerjaan. Melalui gaya kepemimpinan
demokratis, seorang pemimpin akan dapat langsung memberikan disiplin
pekerjaan dan secara otomatis akan memberikan motivasi tersendiri bagi
anggotanya akibat adanya kepercayaan dari pemimpin kepada anggotnya.
5. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Marfuah selaku mahasiswi
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu politik Universitas Riau dan Ruzikna selaku
Dosen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Riau pada tahun 2015 menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan
demokratis terhadap loyalitas karyawan pada hotel olgaria pekanbaru,
berpengaruh positif namun dalam taraf Sedang. Sehingga pengaruh kedua
variabel ini signifikan. Hal ini didasarkan pada semakin baik gaya
kepemimpinan demokratis seorang pimpinan maka semakin baik loyalitas
karyawan, dimana pimpinan yang mempunyai gaya kepemimpinan demokratis
senantiasa akan memberikan segala upaya yang terbaik untuk perusahaaan dan
bawahannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, Agus., (1984). Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta
Winardi, P., (2002). Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen. Cetakan
Kedua. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Goleman, et al, (2006), Kepemimpinan Berdasarkan EQ, GPU, JakartaHeifezt, Ronal.,
(1994), 5 Prinsip Kepemimpinan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Heifezt, Ronal., (1994), 5 Prinsip Kepemimpinan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Katz, R.L. (1995), “Skills of an Effective Administrator”. Havard Business Review,
33-42.
Marfuah, dan Ruziknah. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Emokratis terhadap
Loyalitas Karyawan (Studi Kasus Hotel Olgaria Pekanbaru). JOM FISIP Vol.
2 (2), Politeknik Universitas Riau.
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson, (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia,
Bumi Aksara, Jakarta.
Prastya, Hanna Novita. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis, Motivasi
Kerja, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan
Bahan Bangunan Bj Home di Yogyakarta. Serviens in Lumine Veritatis,
Universitas Atmajaya: Yogyakarta.
Rivai, Veithzal,& Sagala Jauvani. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan. Jakarta : Rajawali Pers
Robbins, Stephen P, 2003. Perilaku Organisasi, Jilid 2. Jakarta : PT. Indeks Kelompok
Gramedia.
Sofya, Jenifry. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Di Kantor Pusat Pt Sarana Usaha Sejahtera Insanpalapa. Jurnal
Universitas Telkom.
Wursanto., (1987). Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Cetakan Andi. Yogyakarta.