Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPEMIMPINAN STRATEGIK

“GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL”

OLEH :

YULIA MINDA SARI

(18410018)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MALAHAYATI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah Kepemimpinan Strategik “Gaya Kepemimpinan Transaksional “ ini dapat tersusun
hingga selesai . Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, agar ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 21 Mei 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. LATAR BELAKANG........................................................................................
B. RUMUSAN MASAKAH...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL……………………...


B. CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL…………………………...
C. PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL ...........................
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KEPEMIMPINAN
TRANSAKSIONAL…………………………………………………………
E. PENERAPAN KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL COCOK PADA
PERUSAHAAN………………………………………………………….......

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

KESIMPULAN......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Organisasi tentunya tidak asing lagi, baik dikalangan pekerja,mahasiwa ataupun


masyarakat. Organisasi identik dengan sekelompok orang (individu) yang terstuktur yang
berada didalam suatu sistem. Pengorganisasian merupakan suatu proses yang didalamnya
terdapat kegiatan yang sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah di tetapkan. Pengorganisasian
juga merupakan bagian dari fungsi manajemen yang memiliki peranan penting seperti yang
terdapat didalamnya yaitu Perencanaan. Organisasi adalah suatu hal yang harus dipelajari
dengan baik , dan tentunya didalam suatu Organisasi terdapat seorang Pemimpin.
Kepemimpinan dan Organisasi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan antara satu
sama lain. Karena kepemimpinan serta peran dari seorang Pemimpin membawa pengaruh
besar terhadap suatu Organisasi. Yang mana Pemimpinlah yang menentukan arah serta
berkembang/tidaknya suatu Organisasi.. Maka berhasil tidaknya suatu usaha pencapaian
tujuan yang telah ditentukan itu sebagian besar akan ditentukan oleh kemampuan pimpinan
yang memegang peranan penting dalam rangka menggerakkan orang-orang bawahannya,
Keterampilan kepemimpinan (Leadership Skill) yang baik dan efektif sangat penting untuk
membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan
akhirnya mencapai kesuksesan. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan diperlukan
untuk memaksimalkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi.Sebuah organisasi hanya
akan berkembang dan maju apabila cepat tanggap terhadap perubahan yang pasti akan
terjadi..

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai diantaranya:
1.Apa itu kepemimpinan transaksional ?
2.Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan transaksional ?
3.Bagaimana prinsip-prinsip kepemimpinan transaksional ?
4.Apa kelebihan dan kekurangan kepemimpinan transaksional ?
5.Bagaimana penerapan kepemimpinan transaksional cocok pada perusahaan ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL


1. Pengertian Kepemimpinan transaksional

Seorang Ahli yaitu Robins (2003: 432) mendefinisikan bahwa kepemimpinan


adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.
Sependapat dengan Robins, sedangkan Winardi (2004: 304) mendefinisikan
pemimpin adalah seorang yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau
tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
mengarahkan usaha bersama ke arah pencapaian sasaran-sasaran tertentu, dan Yulk
dalam Usman (2006: 250) mendefinisikan kepemimpinan adalah perilaku dari
seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan
yang ingin dicapai bersama. Dari pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta
menggerakkan oranglain dalam rangka mencapai tujuan yang telah Organisasi
tentukan.
Kepemimpinan memiliki berbagai macam, salah satunya yaitu Gaya
Kepemimpinan Transaksional. Yang mana Kepemimpinan Transaksional.
Kepemimpinan berkaitan dengan penanggulangan perubahan, sedangkan
manajemen berkaitan dengan penanggulangan kompleksitas .Ini artinya
kepemimpinan tidak hanya berarti memimpin manusia, tetapi juga memimpin
perubahan, menetukan arah dengan caramengembangkan suatu visi masa
depan, kemudian mereka menyatukan orang-orang dengan mengkomunikasikan
visi ini dan menginspirasi mere ka untuk mencapai tujuan organisasi , dalam
Noor (2013). Gaya kepemimpinan berkenaan dengan cara- cara yang digunakan
oleh manajer untuk mempengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan seorang manajer pada saat ia
mempeng aruhi perilaku bwahannya. Menurut Hersey dan Blanchard (1992)
“gaya kepemimpinan adalah pola -pola perilaku konsisten yang mereka terapkan
dalam bekerja dengan melalui orang lain yang dipersepsikan orang -orang itu”.
Gaya kepemimpinan merupakan salah satu fa ktor terpenting dari kesuksesan
suatuorganisasi.
Kepemimpinan transaksional mendasarkan diri pada prinsip transaksi atau pertukaran
antara pemimpin dengan bawahan. Pemimpin memberikan imbalan atau penghargaan
tertentu (misalnya, bonus) kepada bawahan jika bawahan mampu memenuhi harapan
pemimpin (misalnya, kinerja karyawan tinggi). Di sisi lain, bawahan berupaya
memenuhi harapan pemimpin disamping untuk memperoleh imbalan atau
penghargaan, juga untuk menghindarkan diri dari sanksi atau hukuman. Disini tercipta
hubungan mutualisme dan kontribusi kedua belah pihak akan memperoleh imbalan.
Bernard M. Bass mengemukakan kepemimpinan transaksional adalah
kepemimpinan di mana pemimpin menentukan apa yang harus dikerjakan oleh
karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri atau organisasi dan
membantu karyawan agar memperoleh kepercayaan dalam mengerjakan tugas
tersebut. Jadi kepemimpinan transaksional merupakan sebuah kepemimpinan dimana
seorang pemimpin mendorong bawahannya untuk bekerja dengan menyediakan
sumberdaya dan penghargaan sebagai imbalan untuk motivasi, produktivitas dan
pencapaian tugas yang efektif.
Menurut Yukl (2010,p.291) Kepemimpinan Transaksional dapat melibatkan nilai-
nilai, tetapi nilai-nilai tersebut relevan dengan proses pertukaran seperti
kejujuran, tanggung jawab, dan timbal balik. Pemimpin transaksional membantu
para pengikut mengidentifikasi apa yang harus dilakukan, dalam identifikasi
tersebut pemimpin harus mempertimbangkan apa yang harus dilakukan, dalam
identifikasi tersebut pemimpin harus mempertimbangkan konsep diri, dan self esteem
dari bawahan .
Kepemimpinan Transaksional sebagai suatu kepemimpinan yang mendapatkan
motivasi para bawahannya dengan menyerukan ketertarikan mereka sendiri.
Perilaku kepemimpinan terfokus pada hasil dari tugas dan hubungan dari pekerja
yang baik dalam pertukaran untuk penghargaan yang diinginkan. Kesimpulan dari
beberapa definisi tersebut adalah gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya
kepemimpinan dimana pemimpin diharapkan mampu menyesuaikan dirinya sesuai
dengan harapan dari karyawan agar karyawan merasa dibutuhkan karena adanya
hubungan yang kooperatif antara keduanya.

5
Kepemimpinan transaksional menurut Bass memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Contingent reward
Kontrak pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan untuk
kinerja yang baik, mengakui pencapaian.
2) Active management by exception
Melihat dan mencari penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil tindakan
perbaikan.
3) Pasive management by exception
Intervensi hanya jika standar tidak tercapai.
4) Laissez-faire
Melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan keputusan.

2. Ciri-ciri Kepemimpinan Transaksional


Kepemimpinan transaksional sangat memperhatikan nilai moral seperti kejujuran,
keadilan, kesetiaan dan dan tanggung. Kepemimpinan ini membantu orang ke dalam
kesepakatan yang jelas, tulus hati, dan memperhitungkan hak-hak serta kebutuhan
orang lain.
Adapun ciri-ciri dari Kepemimpinan Transaksional yaitu :
1. Pemimpin menentukan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi atau perusahaan
dan menginformasikannya kepada para karyawan
2. Pemimpinan mengawasi para karyawan dalam menjalankan pekerjaan atau tugas-
tugasnya, untuk meraih tujuan tersebut.
3. Pemimpin memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi atau
berhasil mencapai kinerja sesuai yang ditetapkan organisasi , dan
4. Pemimpin memberikan sanksi atau hukuman kepada karyawan yang tidak dapat
mencapai kinerja sesuai yang telah ditetapkan organisasi. Dalam gaya
kepemimpinan transaksional, pemimpin cenderung menggunakan motivasi
ekstrinsik sebagai cara untuk meningkatkan kinerja para karyawannya, seperti
gaji, bonus, upah, jaminan sosial, profit sharing, pengakuan, dan promosi
(Kreitner dan Kinicki, 2014; Gitosudarmo dan Sudita, 2000).
Tahap awal Kepemimpinan Transaksional adalah proses negosiasi atau kontrak
dimana pegawai diberi gaji dan imbalan lainnya, dan perusahaan mendapat kewenangan
terhadap para pegawainya. Ketika Pemimpin Transaksional mengalokasikan tugas kepada
bawahan, mereka dianggap bertanggung jawab penuh untuk tugas tersebut, tidak peduli
apakah mereka memiliki sumber daya atau kemampuan yang cukup untuk melaksanakannya.
Ketika terjadi sesuatu yang salah, maka bawahan dianggap secara pribadi bersalah, dan
dihukum untuk kegagalan mereka (sama seperti mereka dihargai untuk keberhasilan mereka).
Pemimpin transaksional sering menggunakan manajemen dengan pengecualian (management
by exeption), jika pekerjaan berjalan sesuai dengan prinsip yang diharapkan maka tidak perlu
adanya perhatian khusus. Jika manajemen menghendaki pengharapan atau target khusus,
maka manajemen perlu menerapkan pujian dan penghargaan. Sedangkan beberapa jenis
tindakan korektif perlu diterapkan untuk kinerja yang di bawah standar.

3. PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

Prinsip Kepemimpinan Transaksional

Prinsip dasar teori kepemimpinan transaksional adalah:

a. Kepemimpinan merupakan pertukaran sosial (jabatan dan tugas) antara pemimpin dan
para pengikutnya. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai
klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.
b. Pertukaran tersebut meliputi pemimpin, pengikut serta situasi ketika terjadi
pertukaran. Kepemimpinan transaksional menekankan proses hubungan pertukaran
yang bernilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai
dengan kontrak yang telah mereka setujui bersama.
c. Kepercayaan dan persepsi keadilan sangat esensial bagi hubungan pemimpin dan para
pengikutnya. Pemimpin mengenali apa yang harus dilakukan bawahan untuk
mencapai hasil yang sudah direncanakan setelah itu pemimpin mengklarifikasikan
peran bawahannya kemudian bawahan akan merasa percaya diri dalam melaksanakan
pekerjaan yang membutuhkan perannya.

7
d. Pengurangan ketidakpastian merupakan keuntungan penting yang disediakan oleh
pemimpin. Pemimpin membantu bawahannya mengidentifikasikan apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi hasil yang diharapkan seperti kualitas pengeluaran yang
lebih baik, penjualan atau pelayanan yang lebih dari karyawan, serta mengurangi
biaya produksi.
e. Keuntungan dari pertukaran sosial sangat penting untuk mempertahankan suatu
hubungan sosial. Pemimpin mengklarifikasi bagaimana pemenuhan kebutuhan dari
bawahan akan tertukar dengan penetapan peran untuk mencapai hasil yang sudah
disepakati.

Dalam implementasinya, untuk menjadi pimpinan yang memiliki prinsip tidaklah


mudah, karena dihadapkan pada banyak kendala dalam bentuk kebiasaan buruk,
misalnya:

1.Kemauan dan keinginan sepihak

2.Kebanggaan dan penolakan; dan

3. Ambisi pribadi.

Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus.
Latihan dan pengalaman penting untuk mendapatkan pandangan dan pengetahuan yang baru
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Ukuran seorang
pimpinan yang memegang prinsip yang teguh mengindikasikan seorang pimpinan yang
sukses. Pimpinan yang sukses dengan sungguh menginspirasi bawahannya dengan visi yang
jelas dan membantu mereka mengatasi masalah mereka demi perubahan tujuan. Untuk lebih
memahami kepemimpinan transaksional, Nawawi menjelaskan karakteristik dari
kepemimpinan itu sebagai berikut:

 Kepemimpinan ini cenderung kharismatik, melalui perumusan visi dan misi secara
jelas, menanamkan kebanggaan pada organisasi dan pemimpin, memperoleh
penghargaan, dukungan dan kepercayaan dari bawahan.
 Kepentingan ini mengutamakan inspirasi, yang mencakup mengkomunikasikan
harapan yang tinggi, menggunakan lambang dan slogan untuk memfokuskan usaha
mengungkapkan sesuatu yang penting secara sederhana.
 Kepemimpinan ini memiliki kemampuan memberikan rangsangan intelektual,
menggalakkan penggunaan kecerdasan, membangun organisasi belajar,
mengutamakan rasionalitas, dan melakukan pemecahan masalah secara teliti.
 Kepemimpinan ini memberikan pertimbangan yang diindividualkan, memberi
perhatian secara pribadi, memperlakukan bawahan secara individual,
menyelenggarakan pelatihan dan menasehati.

Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di


dalam organisasi. Pemimpin transaksional pada hakikatnya menekankan bahwa seorang
pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai
tujuan organisasi. Di samping itu, pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada
penyelesaian tugas-tugas organisasi. Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggung
jawab mereka, para pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian
penghargaan dan hukuman kepada bawahannya. Inti dari teori kepemimpinan transaksional
adalah terjadinya pertukaran di antara karyawan dan pimpinan artinya pimpinan akan
memberikan sesuatu sesuai dengan apa yang karyawan berikan pada pemimpinnya.
Kepemimpinan transaksional dicirikan oleh gaya kepemimpinan yang memotivasi para
pengikut mereka menuju sasaran yang telah ditetapkan dengan memperjelas persyaratan
peran atau tugas.

4.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

 Kelemahan Gaya Kepemimpinan Transaksional


Kelemahan kepemimpinan Transaksional, yaitu:
a. Pemimpin Transaksional hanya tertarik dengan prosedur dalam menentukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Dalam pikiran mereka hanya dalam bentuk membuat
peraturan “boleh” atau “tidak boleh” saja. Bentuk “tidak boleh” malah biasanya lebih
banyak daripada “boleh”. Ini disebabkan karena selalu menafsirkan tentang prosedur dan
peraturan organisasi dengan melakukan penafsiran serta pandangan yang sempit dan
kaku.
b. Pemimpin transaksional mengambil jalan mudah dan pintas untuk menjalankan tugas
sewaktu membuat keputusan. Golongan pimpinan tidak mau berusaha mengambil inisiatif
yang lebih, untuk mencari jalan keluar dalam menyelesaikan suatu masalah secara
kreatif dan inovasi.

9
Malah sebaliknya, bawahan yang menghadapi masalah, dianggap sebagai beban
organisasi, dan pemimpinnya tidak mau mendengar segala permasalahan yang ada serta
mencoba mencari jalan keluarnya. Prinsip yang dipegang oleh pemimpin
“Transaksional” adalah, masalah bawahan merupakan masalah pribadi bawahan itu
sendiri dan tidak boleh dicampur adukkan dengan masalah organisasi.

c. Dalam aspek komunikasi, Pemimpin Transaksional lebih tertarik dengan menggunakan


memo atau tidak mau berhadapan dengan bawahan secara langsung untuk mewujudkan
komunikasi tatap muka. Masalah-masalah yang harus diselesaikan melalui pembicaraan
tatap muka disalurkan melalui memo mereka berpendapat bahwa, melalui memo lebih
berhasil untuk memperlihatkan suatu ketegasan dalam masalah-masalah yang dihadapi
organisasi.

d. Kepemimpinan Transaksional ini juga lebih memperlihatkan efektivitas suatu peraturan


dan disiplin daripada menggunakan pendekatan pribadi karena, mereka lebih cenderung
untuk bersikap otoriter, apabila menjalankan tugasnya. Mereka juga jarang mau
berkomunikasi dengan bawahan seolah-olah ada suatu gap atau suatu jurang pemisah
antara pemimpin dengan bawahan dan ini secara tidak langsung akan mematikan
kreativitas dan jalinan keakraban diantara bawahan dan pimpinan (Issak, 2014 ,p.457)

e. Adanya kesepakatan yang bersifat transaksional anatara pemimpin dan anggota dapat
menyebabkan masalah ketidakstabilan suatu organisasi karena begitu kebutuhan individu
anggota terpenuhi bisa jadi anggota tersebut tidak lagi termotivasi untuk bekerja secara
maksimal bahkan bisa jadi anggota tersebut pergi dari organisasi tersebut.

f.Tidak menjamin bahwa suatu organisasi dapat terus konsisten dengan produktivitas dan
kinerja yang diharapkan oleh pemimpin
 Kelebihan Kepemimpnan Transaksional
Adapun kelebihan dari kepemimpinan transaksional yakni :
1.Mengakomodasi kebutuhan individu dalam suatu organisasi melalui kontrak
kesepakatan antara pimpinan dengan anggotaorganisasi yang memiliki kedekatan
secara personal berupa hadiah.
2. Jika mampu melaksanakan tugas organisasi dengan baik, maka dapat menjadi salah
satu kelebihan gaya kepemimpinan transaksional ini sendiri yakni mampu mendorong
dan memotivasi individu untuk meningkatkan kinerjanya.
3. Dapat memotivasi secara individu untuk meningkatkan kapasitasnya dalam bekerja
dan selalu termotivasi untuk meningkatkan kinerja karena adanya imbalan yang
diberikan oleh pemimpin atas kinerja yang sudah diakukan.
4. Mampu memacu produktivitas kinerja individu dalam suatu organisasi
5.Bentuk pemimpin dalam meningkatkan produktivitas organisasi melalui hubungan
personal yang cukup dekat dengan dengan anggota organisasi yang dirasa mampu
dapat membantu pemimpin menyelesaikan tugasnya dengan imbalan reward dan
punishment yang mengakomodasi kebutuhan individu anggota itu sendiri

5. BAGAIMANA PENERAPAN KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL YANG


COCOK PADA PERUSAHAAN.

Penerapan Kepemimpinan Transaksional yang baik dapat berpengaruh terhadap


kepuasan kerja dan kinerja seorang pegawai. Yang dimana kepemimpinan transaksional ini
berpengaruh terutama terhadap kepuasan kerja pegawai, karena pemimpin tersebut
mengidentifikasi pekerjaan nya secara memadai sehingga pegawai tersebut akan merasakan
adanya petunjuk atau arahan agar bisa menentukan perencanaan hingga prosedur pekerjaan
yang akan diselesaikan. Pemimpin harus dapat memotivasi para bawahannya agar dapat
menuju pada sasaran yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas tugas dan juga peran.
Hal ini berdampak baik yang mana dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan potensial
dari pegawai agar dapat mencapai prestasi yang terbaik sehingga pegawai merasa puas
terhadap pekerjaan yang dilakukannya.

11
Selanjutnya jika kemampuan potensial yang dimiliki oleh pegawai untuk mencapai prestasi
terbaik tersebut, yang pada akhirnya pegawai akan mendapatkan imbalan dari organisasi
tersebut sehingga pegawai akan merasa puas baik terhadap pemimpin nya ataupun reward
yang ia peroleh. Adapun reward/penghargaan yang didapat bisa berupa kenaikan gaji,
pekerjaan/jabatan yang di inginkan, schedule kerja menjadi lebih tertata dan sebagainya.

Seorang pemimpin yang memberikan dampak positif bagi pengikut/bawahannya,


maka pemimpin tersebut akan menerima hal yang baik pula dari pengikutnta yang dapat
memberikan hasil kerja yang bagus untuk Organisasi tersebut. Namun jika pemimpin tersebut
sama sekali tidak memberikan penghargaan terhadap karyawan/bawahan nya maka yang
menjadi kekhawatiran yaitu hasil kerja yang mereka hasilkan menjadi menurun sehingga
dapat memperlambat Organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya. Dalam hal ini
menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Transaksional didalam sebuah Organisasi harus
berdasarkan dengan adanya penghargaan untuk dapat dijadikan penyemangat kepada
karyawan/pengikut/bawahannya .

Dari penjelasan diatas dapat menunjukkan bahwa didalam sebuah Organisasi tentunya perlu
memiliki gaya kepemimpinan, meskipun tentunya tiap Organisasi belum tentu Gaya
Kepemimpinannya sama. Namun tetap dengan tujuan yang sama yakni memberikan
kesejahteraan bagi Organisasi itu sendiri,gaya kepemimpinan transaksional dapat mendorong
kepemimpinan mencapai tingkat kinerja yang telah di sepakati baik dari sudut pandang
pemimpin maupun si bawahan/pegawai untuk mencapai persetujuan tentang hal apa yang
harus dicapai dengan adanya penghargaan yang memberikan dampak positif bagi
pengikutnya.

Hal tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya penerapan gaya kepemimpinan dapat
memberikan pengaruh yang berbeda-beda tergantung dari gaya kepemimpinan yang
diterapkan di Organisasi tersebut , dan tergantung dari bagaimana seorang pemimpin tersebut
menyikapi serta memberikan contoh yang baik kepada para pengikut/bawahannya untuk
memajukan Organisasi yang ada.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kepemimpinan transaksional merupakan sebuah kepemimpinan dimana seorang pemimpin


mendorong bawahannya untuk bekerja dengan menyediakan sumberdaya dan penghargaan
sebagai imbalan untuk motivasi, produktivitas dan pencapaian tugas yang efektif.
Kepemimpinan transaksional menurut Bass memiliki karakteristik yaitu Contingent reward
(kontrak pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan untuk kinerja
yang baik, mengakui pencapaian), Active management by exception (melihat dan mencari
penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil tindakan perbaikan), Pasive management
by exception (intervensi hanya jika standar tidak tercapai), Laissez-faire (melepaskan
tanggung jawab, menghindari pengambilan keputusan).
Kepemimpinan transaksional mendasarkan diri pada prinsip transaksi atau pertukaran antara
pemimpin dengan bawahan. Pemimpin memberikan imbalan atau penghargaan tertentu
(misalnya, bonus) kepada bawahan jika bawahan mampu memenuhi harapan pemimpin
(misalnya, kinerja karyawan tinggi). Di sisi lain, bawahan berupaya memenuhi harapan
pemimpin disamping untuk memperoleh imbalan atau penghargaan, juga untuk
menghindarkan diri dari sanksi atau hukuman. Disini tercipta hubungan mutualisme dan
kontribusi kedua belah pihak akan memperoleh imbalan.
Perilaku kepemimpinan terfokus pada hasil dari tugas dan hubungan dari pekerja yang baik
dalam pertukaran untuk penghargaan yang diinginkan. Kesimpulan dari beberapa definisi
tersebut adalah gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya kepemimpinan dimana
pemimpin diharapkan mampu menyesuaikan dirinya sesuai dengan harapan dari karyawan
agar karyawan merasa dibutuhkan karena adanya hubungan yang kooperatif antara keduanya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rosnani, Titik (2012) . Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Kepemimpinan


Transformasional Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Dosen Universitas Tanjung Pura
Pontianak, Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan (Vol.3 No.1) (Hal 08)

ITALIANI, FANNI ADHISTYA (2013). JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN,


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DEPARTEMEN SDM PT.SEMEN GRESIK (PERSERO)
TBK (Volume 6) . (Hal 13)

Saputra,Bagus Rachmad & Salena, Kurnia Mega (2016). Revitalisasi Manajemen Pendidikan
Anak Usia Dini di Era Revolusi 4.0 , Kepemimpinan Transaksional Dalam Bidang
Pendidikan, (Hal 26-27)

Pradana, Martha Andi, Bambang Swasto Sununharyo dan Djamhur Hamid (2013) . Jurnal
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional Terhadap Kinerja
Karyawan. Studi Pada Karyawan Tetap PT.MUSTIKA BAHANA JAYA, (Hal 4)

Widodo, Joko (2008) Kepemimpinan Pendidikan Transaksional Dan Transformasional Di


SMK Non Teknik , Jurnal Pendidikan Ekonomi (Volume 3 No.1) (Hal 07)

Burhanudin, Agus Kurniawan (2020). Jurnal Ilmiah Manajemen, Gaya Kepemimpinan


Transaksional dan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Purworejo
(Vol. X1 No.1) . (Hal 10)

Hakim, Abdul (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Motivasi Terhadap
Kinerja Pegawai , Studi Kasus Pada Direktorat Pengawasan Norma Dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Kementrian Tenaga Kerja RI (Hal 21)

https://gadogadozaman.blogspot.com/2016/10/kepemimpinan-transaksional-dan.html

Anda mungkin juga menyukai