OLEH :
(18410018)
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah Kepemimpinan Strategik “Gaya Kepemimpinan Transaksional “ ini dapat tersusun
hingga selesai . Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, agar ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. LATAR BELAKANG........................................................................................
B. RUMUSAN MASAKAH...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
KESIMPULAN......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai diantaranya:
1.Apa itu kepemimpinan transaksional ?
2.Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan transaksional ?
3.Bagaimana prinsip-prinsip kepemimpinan transaksional ?
4.Apa kelebihan dan kekurangan kepemimpinan transaksional ?
5.Bagaimana penerapan kepemimpinan transaksional cocok pada perusahaan ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
Kepemimpinan transaksional menurut Bass memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Contingent reward
Kontrak pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan untuk
kinerja yang baik, mengakui pencapaian.
2) Active management by exception
Melihat dan mencari penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil tindakan
perbaikan.
3) Pasive management by exception
Intervensi hanya jika standar tidak tercapai.
4) Laissez-faire
Melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan keputusan.
a. Kepemimpinan merupakan pertukaran sosial (jabatan dan tugas) antara pemimpin dan
para pengikutnya. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai
klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.
b. Pertukaran tersebut meliputi pemimpin, pengikut serta situasi ketika terjadi
pertukaran. Kepemimpinan transaksional menekankan proses hubungan pertukaran
yang bernilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai
dengan kontrak yang telah mereka setujui bersama.
c. Kepercayaan dan persepsi keadilan sangat esensial bagi hubungan pemimpin dan para
pengikutnya. Pemimpin mengenali apa yang harus dilakukan bawahan untuk
mencapai hasil yang sudah direncanakan setelah itu pemimpin mengklarifikasikan
peran bawahannya kemudian bawahan akan merasa percaya diri dalam melaksanakan
pekerjaan yang membutuhkan perannya.
7
d. Pengurangan ketidakpastian merupakan keuntungan penting yang disediakan oleh
pemimpin. Pemimpin membantu bawahannya mengidentifikasikan apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi hasil yang diharapkan seperti kualitas pengeluaran yang
lebih baik, penjualan atau pelayanan yang lebih dari karyawan, serta mengurangi
biaya produksi.
e. Keuntungan dari pertukaran sosial sangat penting untuk mempertahankan suatu
hubungan sosial. Pemimpin mengklarifikasi bagaimana pemenuhan kebutuhan dari
bawahan akan tertukar dengan penetapan peran untuk mencapai hasil yang sudah
disepakati.
3. Ambisi pribadi.
Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus.
Latihan dan pengalaman penting untuk mendapatkan pandangan dan pengetahuan yang baru
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Ukuran seorang
pimpinan yang memegang prinsip yang teguh mengindikasikan seorang pimpinan yang
sukses. Pimpinan yang sukses dengan sungguh menginspirasi bawahannya dengan visi yang
jelas dan membantu mereka mengatasi masalah mereka demi perubahan tujuan. Untuk lebih
memahami kepemimpinan transaksional, Nawawi menjelaskan karakteristik dari
kepemimpinan itu sebagai berikut:
Kepemimpinan ini cenderung kharismatik, melalui perumusan visi dan misi secara
jelas, menanamkan kebanggaan pada organisasi dan pemimpin, memperoleh
penghargaan, dukungan dan kepercayaan dari bawahan.
Kepentingan ini mengutamakan inspirasi, yang mencakup mengkomunikasikan
harapan yang tinggi, menggunakan lambang dan slogan untuk memfokuskan usaha
mengungkapkan sesuatu yang penting secara sederhana.
Kepemimpinan ini memiliki kemampuan memberikan rangsangan intelektual,
menggalakkan penggunaan kecerdasan, membangun organisasi belajar,
mengutamakan rasionalitas, dan melakukan pemecahan masalah secara teliti.
Kepemimpinan ini memberikan pertimbangan yang diindividualkan, memberi
perhatian secara pribadi, memperlakukan bawahan secara individual,
menyelenggarakan pelatihan dan menasehati.
9
Malah sebaliknya, bawahan yang menghadapi masalah, dianggap sebagai beban
organisasi, dan pemimpinnya tidak mau mendengar segala permasalahan yang ada serta
mencoba mencari jalan keluarnya. Prinsip yang dipegang oleh pemimpin
“Transaksional” adalah, masalah bawahan merupakan masalah pribadi bawahan itu
sendiri dan tidak boleh dicampur adukkan dengan masalah organisasi.
e. Adanya kesepakatan yang bersifat transaksional anatara pemimpin dan anggota dapat
menyebabkan masalah ketidakstabilan suatu organisasi karena begitu kebutuhan individu
anggota terpenuhi bisa jadi anggota tersebut tidak lagi termotivasi untuk bekerja secara
maksimal bahkan bisa jadi anggota tersebut pergi dari organisasi tersebut.
f.Tidak menjamin bahwa suatu organisasi dapat terus konsisten dengan produktivitas dan
kinerja yang diharapkan oleh pemimpin
Kelebihan Kepemimpnan Transaksional
Adapun kelebihan dari kepemimpinan transaksional yakni :
1.Mengakomodasi kebutuhan individu dalam suatu organisasi melalui kontrak
kesepakatan antara pimpinan dengan anggotaorganisasi yang memiliki kedekatan
secara personal berupa hadiah.
2. Jika mampu melaksanakan tugas organisasi dengan baik, maka dapat menjadi salah
satu kelebihan gaya kepemimpinan transaksional ini sendiri yakni mampu mendorong
dan memotivasi individu untuk meningkatkan kinerjanya.
3. Dapat memotivasi secara individu untuk meningkatkan kapasitasnya dalam bekerja
dan selalu termotivasi untuk meningkatkan kinerja karena adanya imbalan yang
diberikan oleh pemimpin atas kinerja yang sudah diakukan.
4. Mampu memacu produktivitas kinerja individu dalam suatu organisasi
5.Bentuk pemimpin dalam meningkatkan produktivitas organisasi melalui hubungan
personal yang cukup dekat dengan dengan anggota organisasi yang dirasa mampu
dapat membantu pemimpin menyelesaikan tugasnya dengan imbalan reward dan
punishment yang mengakomodasi kebutuhan individu anggota itu sendiri
11
Selanjutnya jika kemampuan potensial yang dimiliki oleh pegawai untuk mencapai prestasi
terbaik tersebut, yang pada akhirnya pegawai akan mendapatkan imbalan dari organisasi
tersebut sehingga pegawai akan merasa puas baik terhadap pemimpin nya ataupun reward
yang ia peroleh. Adapun reward/penghargaan yang didapat bisa berupa kenaikan gaji,
pekerjaan/jabatan yang di inginkan, schedule kerja menjadi lebih tertata dan sebagainya.
Dari penjelasan diatas dapat menunjukkan bahwa didalam sebuah Organisasi tentunya perlu
memiliki gaya kepemimpinan, meskipun tentunya tiap Organisasi belum tentu Gaya
Kepemimpinannya sama. Namun tetap dengan tujuan yang sama yakni memberikan
kesejahteraan bagi Organisasi itu sendiri,gaya kepemimpinan transaksional dapat mendorong
kepemimpinan mencapai tingkat kinerja yang telah di sepakati baik dari sudut pandang
pemimpin maupun si bawahan/pegawai untuk mencapai persetujuan tentang hal apa yang
harus dicapai dengan adanya penghargaan yang memberikan dampak positif bagi
pengikutnya.
Hal tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya penerapan gaya kepemimpinan dapat
memberikan pengaruh yang berbeda-beda tergantung dari gaya kepemimpinan yang
diterapkan di Organisasi tersebut , dan tergantung dari bagaimana seorang pemimpin tersebut
menyikapi serta memberikan contoh yang baik kepada para pengikut/bawahannya untuk
memajukan Organisasi yang ada.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Saputra,Bagus Rachmad & Salena, Kurnia Mega (2016). Revitalisasi Manajemen Pendidikan
Anak Usia Dini di Era Revolusi 4.0 , Kepemimpinan Transaksional Dalam Bidang
Pendidikan, (Hal 26-27)
Pradana, Martha Andi, Bambang Swasto Sununharyo dan Djamhur Hamid (2013) . Jurnal
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional Terhadap Kinerja
Karyawan. Studi Pada Karyawan Tetap PT.MUSTIKA BAHANA JAYA, (Hal 4)
Hakim, Abdul (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Motivasi Terhadap
Kinerja Pegawai , Studi Kasus Pada Direktorat Pengawasan Norma Dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Kementrian Tenaga Kerja RI (Hal 21)
https://gadogadozaman.blogspot.com/2016/10/kepemimpinan-transaksional-dan.html