Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPEMIMPINAN

TRANSAKSIONAL
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Kepemimpinan”

DOSE N PENGAMPU : Dr. Darmawanti Manda SE., MM

DISUSUN OLEH :

• MUHAMMAD IHSAN
(4519012016)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ( KELAS A)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Kepemimpinan ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah Kepemimpinan tentang Kepemimpinan
Transaksional dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 14 Juni 2022

MUHAMMAD IHSAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
1.1 Latar belakang ............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 5
2.1 Pengertian kepemimpinan transaksional..................................................................... 5
2.2 Prinsip kepemimpinan transaksioanl .......................................................................... 5
2.3 Karakteristik dalam kepemimpinan transaksional ...................................................... 7
2.4 Contoh kasus kepemimpinan transaksional ................................................................ 8
2.5 Unity Of Science dalam kepemimpinan transaksional ............................................... 9
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSAKA ...................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mewujudkan kinerja organisasi yang tepat dan bermutu maka diperlukan adanya
kepemimpinan yang memadai. Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau
memberi semangat kepada para stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau
mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja. Kepemimpinan transaksional inilah yang
secara akademis cukup diyakini akan mampu menjawab tantangan dalam rangka
meningkatkan. Transaksional merupakan hubungan yang terjadi antara dua pihak baik itu
penjual dan pembeli atau seseorang dengan seseorang dalam melakukan proses
perdagangan baik dalam melakukan pertukaran, perserikatan usaha, pnjam meminjam
maupun jual beli. Apabila transaksional dikaitkan dengan organisasi maka kedua pihak
yang dimaksud adalah atasan dan bawahan jika organisasi itu di lingkungan organisasi
sekolah bisa diibaratkan sebagai kepala sekolah dengan guru atau staf. Dimana hubungan
yang terjadi sama-sama akan memberikan keuuntungan bagi keduanya karena terdapat
proses transaksi di dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari kepemimpinan transaksional?
1.2.2 Sebutkan prinsip kepemimpinan transaksioanl?
1.2.3 Karakteristik apa saja yang ada dalam kepemimpinan transaksional?
1.2.4 Bagaimana Contoh kasus kepemimpinan transaksional?
1.2.5 Sebutkan Unity Of Science dalam kepemimpinan transaksional?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa pengertian dari kepemimpinan transaksional.
1.2.2 Untuk mengetahui prinsip kepemimpinan transaksional.
1.2.3 Untuk mengetahui karakteristik kepemimpinan transaksinal.
1.2.4 Untuk mengetahui bagaimana Contoh kasus kepemimpinan transaksional.
1.2.5 Untuk mengetahui Unity Of Science.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional menyangkut nilai-nilai, namun berupa nilai-nilai yang
relevan bagi proses pertukaran, seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan
pertukaran.Istilah transactional berasal dari bagaimana tipe pemimpin ini memotivasi pengikut
untuk melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Pemimpin transaksional menentukan
keinginan-keinginan pengikut dan memberi sesuatu yang mempertemukan keinginan itu dalam
pertukaran karena pengikut melakukan tugas tertentu atau menemukan sasaran spesifik. Jadi,
suatu transaction atau exchange process antara pemimpin dan pengikut, terjadi pada saat
pengikut menerima reward dari job performance dan pemimpin memperoleh manfaat dari
penyelesaian tugas-tugas.
Menurut Yulk, (2001:304) kepemimpinan transaksional merupakan suatu proses
pertukaran antara pemimpin dan pengikut dimana pemimpin memberikan imbalan sebagai
imbal balik dari upaya yang dilakukan pengikut untuk mencapai tingkat kinerja yang
diharapkan atau yang dispakati oleh pemimpinnya. Kudisch, dkk dalam (Heru: 2004)
mengemukakan kepemimpinan transaksional dapat digambarkan sebagai :
▪ Mempertukarkan sesuatu yang berharga bagi yang lain antara pemimpin dan
bawahannya.
▪ Intervensi yang dilakukan sebagai proses organisasional untuk mengendalikan dan
memperbaiki kesalahan.
▪ Reaksi atas tidak tercapainya standar yang telah ditentukan.

Pada dasarnya kepemimpinan transaksional mirip dengan path-goal theory dan mencakup
semua pendekatan situasional yang lebih menekankan pada pendekatan rasional.
2.2 Prinsip Kepemimpinan Transaksional
Prinsip dasar teori kepemimpinan transaksional adalah:
a. Kepemimpinan merupakan pertukaran sosial (jabatan dan tugas) antara pemimpin dan
para pengikutnya. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai
klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.
b. Pertukaran tersebut meliputi pemimpin, pengikut serta situasi ketika terjadi pertukaran.
Kepemimpinan transaksional menekankan proses hubungan pertukaran yang bernilai
ekonomis untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai dengan kontrak
yang telah mereka setujui bersama.
c. Kepercayaan dan persepsi keadilan sangat esensial bagi hubungan pemimpin dan para
pengikutnya. Pemimpin mengenali apa yang harus dilakukan bawahan untuk mencapai
hasil yang sudah direncanakan setelah itu pemimpin mengklarifikasikan peran
bawahannya kemudian bawahan akan merasa percaya diri dalam melaksanakan
pekerjaan yang membutuhkan perannya.
d. Pengurangan ketidakpastian merupakan keuntungan penting yang disediakan oleh
pemimpin. Pemimpin membantu bawahannya mengidentifikasikan apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi hasil yang diharapkan seperti kualitas pengeluaran yang
lebih baik, penjualan atau pelayanan yang lebih dari karyawan, serta mengurangi biaya
produksi.
e. Keuntungan dari pertukaran sosial sangat penting untuk mempertahankan suatu
hubungan sosial. Pemimpin mengklarifikasi bagaimana pemenuhan kebutuhan dari
bawahan akan tertukar dengan penetapan peran untuk mencapai hasil yang sudah
disepakati.

Dalam implementasinya, untuk menjadi pimpinan yang memiliki prinsip tidaklah


mudah, karena dihadapkan pada banyak kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1)
kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk
mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan
pengalaman penting untuk mendapatkan pandangan dan pengetahuan yang baru yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Ukuran seorang pimpinan yang
memegang prinsip yang teguh mengindikasikan seorang pimpinan yang sukses. Pimpinan yang
sukses dengan sungguh menginspirasi bawahannya dengan visi yang jelas dan membantu
mereka mengatasi masalah mereka demi perubahan tujuan. Untuk lebih memahami
kepemimpinan transaksional, Nawawi menjelaskan karakteristik dari kepemimpinan itu
sebagai berikut:
▪ Kepemimpinan ini cenderung kharismatik, melalui perumusan visi dan misi secara
jelas, menanamkan kebanggaan pada organisasi dan pemimpin, memperoleh
penghargaan, dukungan dan kepercayaan dari bawahan.
▪ Kepentingan ini mengutamakan inspirasi, yang mencakup mengkomunikasikan
harapan yang tinggi, menggunakan lambang dan slogan untuk memfokuskan usaha
mengungkapkan sesuatu yang penting secara sederhana.
▪ Kepemimpinan ini memiliki kemampuan memberikan rangsangan intelektual,
menggalakkan penggunaan kecerdasan, membangun organisasi belajar, mengutamakan
rasionalitas, dan melakukan pemecahan masalah secara teliti.
▪ Kepemimpinan ini memberikan pertimbangan yang diindividualkan, memberi
perhatian secara pribadi, memperlakukan bawahan secara individual,
menyelenggarakan pelatihan dan menasehati.

Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di dalam


organisasi. Pemimpin transaksional pada hakikatnya menekankan bahwa seorang pemimpin
perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan
organisasi. Di samping itu, pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada
penyelesaian tugas-tugas organisasi. Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggung
jawab mereka, para pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian
penghargaan dan hukuman kepada bawahannya. Inti dari teori kepemimpinan transaksional
adalah terjadinya pertukaran di antara karyawan dan pimpinan artinya pimpinan akan
memberikan sesuatu sesuai dengan apa yang karyawan berikan pada pemimpinnya.
Kepemimpinan transaksional dicirikan oleh gaya kepemimpinan yang memotivasi para
pengikut mereka menuju sasaran yang telah ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran
atau tugas.
2.3 Karakteristik Kepemimpinan Transaksional
Karakteristik kepemimpinan traksaksional berbasis pada social learning theory
(Bandura, 1977) dan social exchange theory (Hollander, 1979), teori kepemimpinan
transaksional mengakui adanya sifat leadership dengan hubungan deterministik timbal balik
(reciprocal) (Bass, 1985; Burns, 1978; Hollander, 1978; Tichy & Devanna, 1986). Pemimpin
dan bawahan dipandang sebagai agen-agen yang membuat kesepakatan, dan mengatur
kekuatan-kekuatan relatif dalam sebuah proses pertukaran yang saling menguntungkan.
Bass (1985) menyatakan ada dua karakteristik yang membentuk kepemimpinan
transaksional, yaitu:
a. Contingent reward yang menggambarkan bahwa sistem pembayaran sudah lazim
dipakai sebagai aransemen untuk memengaruhi, yang mana ada kesepakatan secara
eksplisit atau implisit atas tujuan yang akan dicapai dalam rangka untuk mendapatkan
reward yang diinginkan.
b. Management-by-exception, yang dicirikan bagaimana pemimpin memonitor
penyimpangan negative yang dilakukan oleh bawahan dan mengambil tindakan koreksi
hanya jika bawahan gagal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Teori Kepemimpinan Transaksional menyatakan, bahwa leader dan/atau bawahan


dapat saling melaksanakan power dan pengaruh, yang dilaksanakan dalam suatu proses
pertukaran yang saling menguntungkan. Sebagai contoh, seorang leader memiliki informasi
vital (Pettigrew, 1972) atau di pihak lain seorang bawahan memiliki keahlian khusus dalam
memecahkan masalah-masalah penting organisasional (Mechanic, 1962), kondisi ini
mendorong keduabelah pihak untuk bernegosiasi yang saling menguntungkan, jadi ada
transaksi di antara mereka. Pemimpin transaksional adalah pemimpin yang selalu
(bertransaksi) dengan bawahan. Jika ia memberi, apa yang ia dapatkan, atau jika ia
memerintah, ada sesuatu yang ia janjikan. Misalnya, Ia mengatakan ‖Jika gaji kalian ingin
dinaikkan, maka naikkan dulu produktivitas kalian.

Seorang pemimpin, apalagi yang dikenal dengan pemimpin formal sebagai lawan dari
pemimpin informal dapat terjebak untuk menjadi pemimpin transaksional. Pemimpin yang
bersifat transaksional menghubungkan diri dengan orang-orang yang dipimpinnya, atasannya,
serta dirinya sebagai pemainpemain dalam suatu proses transaksi. Ia ini lebih cocok disebut
sebagai seorang manajer yang selalu berusaha melakukan pekerjaan dan fungsinya dengan
benar (do things right). Ciri khas seorang pemimpin transaksional adalah hubungannya dengan
bawahan didasarkan pada azas mutually beneficial (Ruky, 1997).

Bahkan, ada yang berpikir untuk lebih menguntungkan dirinya sendiri. Keputusan yang
diambilnya merupakan keputusan yang menguntungkan baginya dalam hubungan dirinya
dengan berbagai pihak. Masalah benar atau salahnya keputusan tadi tidak jadi perhatian
utamanya, namun masalah untung atau rugi terutama bagi kepentingannya sering menjadi dasar
pertimbangan. Kepemimpinan transaksional cenderung tidak membuat organisasinya atau
pihak-pihak yang terkait Narsa: Karakteristik Kepemimpinan: Transformasional versus
Transaksional 107 dengannya berkembang apalagi orang-orang yang dipimpinnya.
Kecenderungannya ialah memanfaatkan berbagai pihak bagi dirinya.

2.4 Contoh Kasus


Tokoh: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin anak buahnya bekerja
maksimal dan tepat sasaran. Ia tidak segansegan memecat bawahannya yang kinerjanya buruk.
Terbaru, dalam sehari Ahok mencopot jabatan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman
Ratna Diah Kurniati dan Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan Ii Karunia
pada Jumat 17 Juni 2016. Ahok punya pertimbangan mendalam dalam pergantian jabatan itu.
Kata Ahok, kedua pejabat tersebut ngeyel dan hasil kerjanya pun tidak maksimal. Sebelum
Ratna dan Ii Kurnia, Ahok melengserkan jabatan Dirut PT TransJakarta ANS Kosasih di awal
2016. Ahok mengatakan Kosasih selama 2 tahun tidak mengerti apa yang dia mau dan kerjanya
juga kurang baik.
Pemimpin memang seyogyanya memberikan penghargaan atau reward kepada
bawahannya. Apabila bawahan belum memenuhi standar kinerja yang telah ditentukan,
pimpinan dapat melakukan koreksi dan bimbingan kepada bawahannya. Dari kejadian yang
diceritakan diatas menggambarkan bahwa Ahok sangat berekspetasi tinggi terhadap kinerja
bawahan sehingga tidak segan-segan memecat bawahan yang dianggap tidak bekerja secara
optimal. Ahok sudah memberikan tunjangan kinerja daerah (TKD) yang tinggi bagi
bawahannya dengan harapan bawahan dapat meningkatkan perfoma kerjanya. Dengan
demikian, bila Ahok menemui kasus bawahan yang tidak menunjukkan kinerja atau perfoma
kerja yang baik, maka Ahok tidak hanya menegur bawahannya bahkan melakukan pemecatan.
Hukuman atau punishment yang dijatuhkan Ahok setidaknya merupakan hukuman berat untuk
para bawahannya di lingkungan Pemerintahan DKI.
2.5 Unity of science
2.5.1 Kekuasaan Pemimpin

َ‫َنزعُ ْال ُم ْلكَ مِ َّمن تَشَاء َوتُع ُِّز َمن تَشَاء َوت ُ ِذ ُّل َمن تَشَاء بِيَدِكَ ْال َخي ُْر إِنَّك‬
ِ ‫قُ ِل اللَّ ُه َّم َمالِكَ ْال ُم ْلكِ تُؤْ تِي ْال ُم ْلكَ َمن تَشَاء َوت‬
‫يءٍ قَدِير‬ َ َ‫عل‬
ْ ‫ى كُ ِل َش‬ َ
Katakanlah: ”Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-'Imran (3):26)
2.5.2 Ketaatan Kepada Pemimpin

‫الرسُو ِل إِن‬ ْ ‫الرسُو َل َوأ ُ ْولِي األ َ ْم ِر مِ نكُ ْم فَإِن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِي َش‬
َّ ‫يءٍ ف َُردُّوهُ إِلَى ّللاِ َو‬ َّ ْ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ أَطِيعُواْ ّللاَ َوأَطِيعُوا‬
‫كُنت ُ ْم تُؤْ مِ نُونَ بِاّللِ َو ْاليَ ْو ِم اآلخِ ِر َذلِكَ َخيْر َوأَحْ َسنُ تَأْ ِويلا‬
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS.An-Nisa (4):59)
َ ‫َو َج َع ْلنَا مِ ْن ُه ْم أَئِ َّمةا يَ ْهدُونَ ِبأ َ ْم ِرنَا لَ َّما‬
َ‫صبَ ُروا َوكَانُوا ِبآيَاتِنَا يُوقِنُون‬
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar . Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat
Kami. (QS. As-Sajdah (32) :24)
2.5.3 Pemimpin yang Beriman dan Bertakwa

‫مِن أَ ْف َوا ِه ِه ْم َو َما ت ُ ْخفِي‬ َ ‫ت ْالبَ ْغ‬


ْ ‫ضاء‬ َ ‫طانَةا مِن دُونِكُ ْم الَ يَأْلُونَكُ ْم َخبَاالا َودُّواْ َما‬
ِ َ‫عنِتُّ ْم قَدْ بَد‬ َ ِ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ الَ تَتَّخِ ذُواْ ب‬
ِ ‫ُورهُ ْم أَ ْكبَ ُر قَدْ بَيَّنَّا لَكُ ُم اآليَا‬
َ‫ت إِن كُنت ُ ْم تَ ْع ِقلُون‬ ُ ‫صد‬ُ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu
orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan
kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat
(Kami), jika kamu memahaminya. (QS. Al-'Imran (3) :118).
َّ ‫مِن أَ ْم َوا ِل ِه ْم فَال‬
‫صا ِل َحاتُ قَانِتَات‬ ْ ْ‫ض َوبِ َما أَنفَقُوا‬
ٍ ‫علَى بَ ْع‬
َ ‫ض ُه ْم‬ َّ َ‫علَى النِ َساء بِ َما ف‬
َ ‫ض َل ّللاُ بَ ْع‬ َ َ‫الر َجا ُل قَ َّوا ُمون‬
ِ
َ َ‫اج ِع َواض ِْربُوهُنَّ فَإِ ْن أ‬
‫ط ْعنَ ُك ْم‬ ِ ‫ض‬َ ‫ظ ّللاُ َواللَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَ هُنَّ فَ ِعظُوهُنَّ َوا ْهج ُُروهُنَّ فِي ْال َم‬ ِ ‫ظات ل ِْلغَ ْي‬
َ ‫ب ِب َما َح ِف‬ َ ِ‫َحاف‬
‫علِيا ا َك ِبيراا‬ َ ْ‫فَلَ تَ ْبغُوا‬
َ َّ‫علَ ْي ِهنَّ َس ِبيلا ِإن‬
َ َ‫ّللا كَان‬
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu
maka wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) . Wanita-wanita yang
kamu khawatirkan nusyuznya , maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisaa’: 34).
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
. Pemimpin transaksional pada hakikatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu
menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Di
samping itu, pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-
tugas organisasi. Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggung jawab mereka, para
pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan
hukuman kepada bawahannya. Inti dari teori kepemimpinan transaksional adalah terjadinya
pertukaran di antara karyawan dan pimpinan artinya pimpinan akan memberikan sesuatu sesuai
dengan apa yang karyawan berikan pada pemimpinnya. Kepemimpinan transaksional dicirikan
oleh gaya kepemimpinan yang memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang telah
ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran atau tugas.
Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di dalam
organisasi. Pemimpin transaksional pada hakikatnya menekankan bahwa seorang pemimpin
perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan
organisasi. Di samping itu, pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada
penyelesaian tugas-tugas organisasi. Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggung
jawab mereka, para pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian
penghargaan dan hukuman kepada bawahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Joko Widodo, 2008. "Kepemimpinan Pendidikan Transaksional Dan Transformasional Di
SMK Non Teknik". Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 3 No.1 Februari 2008.
Fanni Adhistya Italiani, 2013. "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DEPARTEMEN SDM PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK" . Jurnal Bisnis dan
Manajemen Volume 6 No. 1 Agustus 2013.
Nawawi, Hadari dan Hadari, Martini. 2004. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Abdul Hakim. 2017. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Motivasi terhadap
Kinerja Pegawai (Studi Kasus pada Direktorat Pengawasan Norma Kerja dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Kementrian Tenaga Kerja RI). Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
I MADE NARSA, 2012. KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
VERSUS TRANSFORMASIONAL. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol. 14, No. 2,
September 2012: 102-108.

Sumarto, R. H. (2019). KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL BAGI KEPEMIMPINAN


PUBLIK. Jurnal Ilmiah Ilmu Adminitrasi dan Sekretari, 2(1), 23-24.

Anda mungkin juga menyukai