Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPEMIMPINAN

SITUASIONAL
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Kepemimpinan”

DOSE N PENGAMPU : Dr. Darmawanti Manda SE., MM

DISUSUN OLEH :

• MUHAMMAD IHSAN (4519012016)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ( KELAS A)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2020 / 2021
BAB I
PENDAHULUAN

Menurut Terry (1972) kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang
seorang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin.
Menurut Stogdill(1950) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
sekelompok orang yang terorganisir dalam usaha mereka menetapkan tujuan dan mencapai
tujuan.
Dalam kehidupan ini, semua orang adalah pemimpin terhadap dirinya sendiri. Jadi
semua orang memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya. Tetapi kepemimpinan yang seperti
apakah yang mereka miliki. Sulit untuk di ketahui gaya kepemimpinan apa yang kita miliki.
Ada beberap teori kepemimpinan yang di ketahui antara lain, kepemimpinan karismatik,
transpormasional, situasional, transaksional, dan lain-lain.
Dalam makalah ini, kami menjelaskan salah satu dari teori kepemimpinan yaitu
kepemimpinan situasional yang dimana kami menggali teori yang menjelaskan tentang
kepemimpinan situasional ini. Mulai dari pengertian hingga penyseuaiannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kepemimpinan situasional?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan situasional?
3. Bagaimana keterampilan kepemimpinan situasional?
4. Apa pedoman untuk mengetahui kepemimpinan situasional?
5. Bagaimana Penyesuaian gaya kepemimpinan situasional?

C. tujuan Penilisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian kepemimpinan situasional
2. mengetahui gaya kepemimpinan situasional
3. mengetahui keterampilan kepemimpinan situasional
4. mengetahui untuk mengetahui kepemimpinan situasional
5. mengetahui Penyesuaian gaya kepemimpinan situasional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kepemimpinan sitiuasional
Menurut Hersey dan Blanchard, kepemimpinan situasional adalah:
1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpinan
2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan
3. Tingkat kesiapan atau kematanganpara pengikut yang ditunjukkan dalam melaksanakan
tugas khusus, fungsi, atau tujuan tertentu.

Konsep ini telah dikembangkan untuk membantu orang dalam menjalankan


kepemimpinan dengan memerhatikan peranannya, yang lebih efektif dalam berinteraksi
pemimpin dengan orang lain dalam kesehariannya. Dalam hal memengaruhi perilaku
bawahan, situasi merupakan salah satu faktor penting karena kepribadian seseorang yang
dibawa dari lahir bisa berubah dengan adanya kondisi lingkungan yang berubah.

Menurut Model Fiedler


Mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada penyesuaian
yang tepat antara gaya pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahan dan pada tingkat mana
situasi memberikan kendali dan pengaruh kepada pemimpin tersebut. Konsep ini telah
dikembangkan untuk membantu seseorang untuk menjalankan kepemimpinan dengan
memperhatikan peranannya yang lebih efektif dalam berinteraksi dengan orang lain ditiap
harinya. Dalam hal ini, konsepsional menjadi pelengkap pemimpin dengan gaya kemimpinan
yang efektif dan tingkat kematangan para pengikutnya. Walaupun terdapat banyak variabel –
variabel situasional yang penting lainnya, perilaku pengikutnya ini amat penting untuk
mengetahui kepemimpinan situasional. Dalam panjelasan lain diakatakan, teorti
kepemimpinan situasional merupakan suatu pemdekatan terhadap kepemimpinan yang
menyatakan bahwa pemimpin memahami prilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi
sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu.
Kepemimpinan situasional adalah gaya kepemiminan yang bergantung pada kesiapan
para pengikutnya, melakukan interaksi dengannya dan pada tingkat dimana situasi
memberikan kendali dan pengaruh kepada sipemimpin. Dengan memerhatikan situasi yang
terjadi di perusahaan, pemimpin dapat melakukan strategi-strategi yang baik untuk kemajuan
produk maupun perusahaanya.
B. GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Penerapan model Situational Leadership dapat dilakukan melalui adaptasi 4 gaya
kepemimpinan disesuaikan dengan kebutuhan, yang kesemuanya ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas. Dua gaya pertama (Teeling dan Selling) berorientasi untuk
penyelesain tugas, sedang dua gaya terakhir (Participating dan Delegating) bertujuan untuk
peningkatan dan pengembangan kapabilitas anggota kelompok.

1. Telling – Manager/ Leader memberikan instruksi (perintah) secara spesifik, apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Ditujukan untuk meningkatkan disiplin dan
kepatuhan prosedur kerja, misalnya dalam industri manufaktur, mengelola beberapa
grup/divisi dengan tingkat pemahaman dan pengalaman yang berbeda.

2. Selling – Manager/ Leader memberikan informasi/arahan melalui proses komunikasi dua


arah. Manager “menjual” informasi dan arahan kepada anggota/grupnya, “membujuk”
seluruh anggota/grupnya untuk mencapai tujuan bersama. Contoh sempurna dari penerapan
gaya ini, adalah pekerjaaan yang harus diselesaikan oleh kelompok atau target kelompok,
diharapkan bahwa anggota kelompok dapat termotivasi untuk mecapai target bersama
(kelompok).

3. Participating – Manager/ Leader lebih mengutamakan hubungan inter-personal dengan


anggota sehingga manager dapat lebih “dekat” dengan anggota, kemudian secara bersama-
sama menentukan kebijakan dan tanggung jawab bersama. Salah satu contoh, adalah
pemimpin perusahaan mengeksplorasi manager divisi untuk membuat kebijakan baru, yang
belum ada sebelumnya.

4. Delegating – Manager/ Leader hanya memantau pelaksanaan tugas dan operasional


organisasi, sedangkan pelaksanaan dan penyelesaian tugas didelegasikan kepada anggota
yang ditunjuk. Dengan pendelegasian, biasanya manager kurang terlibat dalam pengambilan
keputusan, sehingga dapat lebih konsentarsi dalam monitoring perkembangan organisasi.
Lain padang – lain belalang, lain lubuk – lain ikannya, setiap industri memiliki karakteristik
tersendiri, setiap organisasi memiliki budaya, suasana dan perilaku tertentu, untuk itu
gunakanlah gaya kepemimpinan sesuai dengan kebutuhan situasional organisasi dengan
tujuan pencapaian keberhasilan.
C. KETERAMPILAN PEMIMPIN SITUASIONAL
Kepemimpinan situasional (situational leadership), sebagaimana dikemukakan oleh
Harsey dan Blanchard. Ada tiga kemampuan atau keterampilan penting yang perlu
diperhatikan dalam menerapkan kepemimpinan situasional tersebut, yang kita akan jelaskan
satu per satu.

a. Keterampilan analisis
Keterampilan analisis (analytical skills) merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang
manajer dalam melakukan evaluasi atau penilaian kinerja karyawan dalam melaksanakan
pekerjaan mereka. Seorang manajer harus dapat mengevaluasi apakah kinerja bawahan
semakin baik atau semakin buruk dibandingkan kinerja sebelumnya. Kalau kinerja karyawan
cenderung menurun, maka seorang manajer juga harus mampu memberikan dorongan atau
motivasi yang tepat agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik.

b. Keterampilan fleksibilitas
Penerapan gaya kepemimpinan kadang kala diterapkan secara kaku, tetapi dapat juga secara
luwes tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Keterampilan fleksibilitas (flexibility
skills) merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang manajer dalam menerapkan gaya
kepemimpinan dalam situasi dan kondisi yang tepat berdasarkan hasil analisis yang tepat
pula. Dalam situasi dan kondisi yang berbeda, maka gaya kepemimpinan yang diterapkan
juga dapat berbeda. Sebagai contoh, jika pada awalnya seorang manajer menerapkan gaya
kepemimpinan directing, perkembangan yang terjadi menunjukkan bahwa semangat kerja
karyawan menjadi semakin baik, rasa tanggung jawab mulai tumbuh, dan mereka dapat
bekerja secara mandiri, sehingga dapat diterapkan gaya kepemimpinan delegating.

c. Keterampilan komunikasi
Keterampilan komunikasi (communication skills) merupakan keterampilan yang harus
dimiliki seorang manajer untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada karyawan termasuk
bagaimana ia harus menjelaskan perubahan gaya kepemimpinan kepada bawahannya. Yang
terpenting adalah bagaimana mengomunikasikan ide atau gagasan tersebut dengan jelas dan
mudah dipahami dengan baik oleh karyawan, sehingga dapat dihindarkan kesalahpahaman
dalam berkomunikasi
D. PEDOMAN UNTUK MENGETAHUI KEPEMIMPINAN
Dalam membaca setiap situasi, tafsirkan konsep dasar dalam hubungannya dengan
lingkungan atau situasi yang paling banyak kita bisa perankan sebagai pemimpin. Suatu
contoh jika disebutkan dalam situasi tersebut tentang bawahan, maka kita harus memikirrkan
bahwa kita terikat pada perilaku pemimpin yang seringkali perannya kita lakukan. Jika kita
sebagai manajer perusahaan, maka bawahan adalah staf dan karyawan perusahaan yang kita
pimpin. Jika kita paling banyak terlibat dalam hubungan sebagai orang tua, maka bawahan
tersebut mestinya anggota keluarga kita. Kalau kita sebagai dosen atau guru maka bawahan
adalah mahasiswa atau murid-murid kita.
Gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang kita tunjukkan
dan diketahui oleh pihak lain ketika kita berusaha mempengaruhi kegiatan orang lain.
Perilaku ini diembangkan setiap saat dan dipelajari oleh pihak lain untuk mengenal kita
sebagai pemimpin, gaya atau keperibadian kepemimpinan kita. Mereka bisa mengharapkan
dan bahkan bisa meramalkan jenis perilaku tertentu. Pola umun yang biasanya terlibat
diantaranya perilaku yang berorientasi pada tugas atau perilaku hubungan atau beberapa
kombinasi dan keduannya. Dua bentuk perilaku tugas dan hubungan yang merupakan titik
pusat dari konsep kepemimpinan situasional akan diberika penjelasan sebagai berikut :

Perilaku tugas adalah suatu perilaku seorang pemimpin untuk mengatur dan
merumuskan peranan-peranan dari anggota-anggota kelompok atau para pengikut,
menerangkan kegiatan yang harus dikerjakan oleh masing-masing anggota, kapan dilakukan,
dimana melaksanakannya, dan bagaimana tugas itu harus dicapai. Selanjutnya disifati oleh
usaha-usaha untuk menciptakan pola organisasi yang mantap, jalur komunikasi yang jelas,
dan cara-cara melakukan jenis pekerjaan yang harus dicapai.
Perilaku hubungan adalah suatu perilaku seprang pemimpin yang ingin memelihara
hubugan-hubungan antarpribadi diantara dirinya dengan anggota-anggota kelompok atau para
pengikut dengan cara membuka lebar jalir komunikasi, medelegasikan tanggung jawab, dan
memberikan kesempatan pada para bawahan untuk menggunakan potensinya. Hal semacam
ini disifati oleh dukungan sosioemosional, kesetiakawanan, dan kepercayaan bersama.
Pengenalan kedua perilaku diatas sebagai suatu dimensi penting, telah dikenal sebagai suatu
bagian yang penting dari kerja keras ahli-ahli manajemen. Dua dimensi ini telah diberi
bermacam-macam lebel diantaranya kepemimpinan otokratis-demokratis, pemimpin yang
berorientasi pada bawahan, dan pemimpin yang berorientasi pada produksi.
E. Penyesuaian gaya kepemimpinan situasional
Penyesuaian gaya ini adalah suatu derajat perilaku pemimpin yang sesuai dengan
kehendak dari suatu lingkungan tertentu. Gaya ini dapat pula dinamakan keluwesan
(fleksibility) gaya, karena dengan mudah perilaku pemimpin tersebut menyesuaikan dengan
lingkungan tertentu. Dengan demikian, seorang pemimpin yang mempunyai tingkat gaya
(style range) yang sempit dapat efektif sepanjang periode waktu tertentu asalkan pemimpin
tersebut tetap berada pada situasi yang memunkinkan sehingga gayanya mempunyai
kemungkinan untuk sukses yang besar. Sebaliknya , seorang pemimpin yang mempunyai
tingkat gaya yang besar, bisa tidak efektif kalau gaya perilakunya tidak sesuai dengan
tuntutan situasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan situasional tidak jauh berbeda dengan kepemimpinan
transformasional. Kepemimpinan situasional merupakan gaya pemimpin yang
mempertimbangkan situasi yang dihadapi sebuah perusahaan. Baik dalam proses
pengambilan keputusan terhadap sebuah masalah maupun dengan mengarahkan para
bawahannya. Kepemimpinan situasional dalam hal ini, mengubah gaya kepemimpinan yang
lama dengan gaya kepemimpinan baru yang di anggap lebih baik dengan pertimbangan
situasi-situasi yang dialami perusahaan.
Dalam kepemimpinan situasional ini, pimpinan bukan hanya melihat dari situasi yang
dialami oleh parusahaan, tetapi juga melihat kematangan para pengikutnya. Kematangan
pengikut juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan sehingga perlu
diperhatikan kematangan dari para pengikutnya.
Daftar Pustaka

• Ardana, komang, 2009, Perilaku Organisasi, yogyakarta; Graha Ilmu.


• Nugroho, Rino A. http://www.rinoan.staff.uns.ac.id, di akses tanggal 27 maret 2012
• Rivai, Veithzal, 2006, kepemimpinan dan prilaku organisasi, jakarta; Rajawali Pers.
• Robbins, Stephen P, 1996, Perilaku Organisasi, Jakarta; Prenhalindo
• Robbins, Stephen P, 2003, Perilaku Organisasi, Jakarta; PT. Indeks.
• Sutarto, 1998, Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Perss.

Anda mungkin juga menyukai