Anda di halaman 1dari 8

SITUATIONAL LEADERSHIP

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


Dosen: Veri Widodo, SE., MM.,

Anggota Kelompok:
1. Intan Azzahra Safira (20210410393)
2. Fitri Balqis (20210410395)
3. Abdul Hamid Hakim (20210410401)
4. Amalia Nur Aini (20210410407)
5. Aditya Pangestu (20210410408)
6. Bagas Sumarno Putra (20210410409)
7. Aldi Susilo (20210410431)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2022
SITUATIONAL LEADERSHIP
A. Definisi Situational Leadership
Kepemimpinan situasional adalah gaya kepemimpinan di mana pemimpin
mempertimbangkan tingkat kesiapan anggota tim yang dilayani dan keunikan setiap situasi.
Paul Hersey dan Ken Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional pada 1969
selagi mengerjakan Manajemen Perilaku Organisasi. Pemimpin situasional juga dapat
membantu memaksimalkan potensi tim dengan menciptakan lingkungan kerja yang demokratis,
serta mendorong kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas.

B. Fungsi Situational Leadership


Fungsi kepemimpinan dalam organisasi kerap sekali mempunyai spesifikasi yang
berbeda dengan bidang kerja atau organisasi yang lain. Pimpinan yang berhasil adalah pimpinan
yang mampu mengelola atau mengatur organisasi secara efektif dan mampu melaksanakan
kepemimpinan secara efektif pula. Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi
sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa
setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Setiap pemimpin memiliki gaya
dan tipe kepemimpinan yang bervariasi. Kepemimpinan akan berlangsung efektif bilamana
pemimpin mampu memenuhi fungsinya, meskipun dalam kenyataannya tidak semua tipe
kepemimpinan memberikan peluang yang sama untuk mewujudkannya. Fungsi kepemimpianan
memiliki dua dimensi seperti:

a. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam


tindakan atau aktivitas pemimpin.
b. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang
yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/ organisasi.

Fungsi pemimpin dalam organisasi dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:


perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian. Dalam menjalankan fungsi
pemimpin mempunyai tugas-tugas tertentu yaitu: mengusahakan agar kelompoknya dapat
mencapai tujuan dengan baik, dalam kerja sama yang produktif, dan dalam keadaan yang
bagaimanapun yang dihadapi kelompok.
Menurut Sondang ada lima fungsi-fungsi kepemimpinan yaitu sebagai berikut:

a. Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan.

b. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan pihak-pihak diluar organisasi.

c. Pimpinan selaku komunikator yang efektif.

d. Mediator yang andal, khususnya dalam hubungan kedalam, terutama dalam menangani
situasi konflik.

e. Pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan


secara integral. Pelaksanaanya berlangsung sebagai berikut:

a. Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja

b. Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk yang jelas

c. Pemimpin harus berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat.

d. Pemimpin harus mengembangkan kerja sama yang harmonis.

e. Pemimpin harus mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan masalah sesuai
batas tanggung jawab masing-masing.

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan merupakan hasil dari proses perubahan
karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau
gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.
Pemimpin yang cerdik selalu tahu diri bahwa yang menjadi pendorong utama dalam
menghasilkan kinerja organisasi yang hebat adalah kualitas dari hubungan pimpinan-bawahan,
yang saling mendukung dan saling menghormati. Jenis kepercayaan yang digunakan mengikuti
situasi kerjanya perilaku kepemimpinan tidak selalu sama dalam setiap situasi. Seorang
pemimpin akan terlibat dalam kondisi, oleh karena itu ia harus cukup fleksibel dan merupakan
suatu sikap yang tidak mudah didapat.
C. Karakteristik Situational Leadership

Karakteristik kepemimpinan situasional dibutuhkan individu yang fleksibel untuk


berperan sebagai pemimpin situasional. Pemimpin yang lebih memilih berpegang pada satu
gaya kepemimpinan tidak menyesuaikan pendekatannya bagi anggota tim. Sebagai pemimpin
situasional, Anda harus menyesuaikan pendekatan situasional untuk melayani setiap anggota
tim dan bekerja keras memimpin.

1. Berwawasan luas. Pemimpin situasional berwawasan luas dan memahami kebutuhan


anggota timnya di situasi apa pun. Saat memiliki wawasan luas, Anda dapat menilai apakah
anggota tim merasa percaya diri atau khawatir, termotivasi atau bimbang, serta bisa
menangani tugas sendiri atau membutuhkan dukungan tambahan.
2. Fleksibel. Pemimpin situasional juga harus fleksibel. Setelah mengetahui apa yang anggota
tim butuhkan dari Anda, dengan cepat Anda dapat menyesuaikan gaya manajemen guna
memenuhi kebutuhan tersebut. Fleksibilitas itu penting karena kemungkinan ada banyak
anggota tim memerlukan gaya kepemimpinan situasional yang berbeda. Anda berhak
menyesuaikan diri dengan setiap individu.
3. Terpercaya, Kepercayaan adalah salah satu karakteristik kepemimpinan situasional terbaik
yang Anda miliki. Saat anggota tim mempercayai Anda, mereka berpeluang besar sukses
saat bekerja. Anda bisa mendapatkan kepercayaan anggota tim dengan memelihara
komunikasi dan mendorong hubungan yang positif.
4. Pemecah masalah. Pemimpin situasional unggul dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan dibandingkan lainnya. Menjadi pemikir bijaksana berpandangan
luas yang bisa memecahkan berbagai masalah saat itu muncul adalah kemampuan yang tidak
ternilai. Dengan berpikir cepat dan menggunakan beragam gaya kepemimpinan, Anda dapat
memimpin tim meraih kesuksesan.
5. Mentor dan pelatih. Melatih adalah gaya kepemimpinan situasional kedua, tapi pemimpin
situasional yang baik harus bertindak sebagai pelatih bagi tim setiap saat. Anda harus bisa
menyemangati dan memelihara tim sambil mengarahkan mereka dalam pekerjaan sehari-
hari.
D. 4 Jenis Gaya Situational Leadership
Ada empat gaya kepemimpinan yang Anda dapat gunakan bergantung pada siapa
yang dikelola dan kapan. Anda dapat menempatkan gaya kepemimpinan berbeda ini di
sepanjang grafik yang menampilkan tingkat perilaku direktif disandingkan dengan tingkat
perilaku suportif. Perilaku direktif adalah ruang lingkup di mana Anda memberi tahu anggota
tim apa yang harus dilakukan, cara melakukannya, di mana itu perlu dilakukan, dan kapan itu
perlu diselesaikan. Perilaku suportif adalah ruang lingkup di mana Anda berkomunikasi dengan
anggota tim, aktif mendengarkan mereka, dan mengapresiasi progres terkait tugas.
Mencocokkan tingkat perilaku suportif Anda dengan tingkat perilaku mengarahkan yang sama
menentukan jenis gaya kepemimpinan situasional apa yang Anda gunakan.
1. Mengarahkan, Gaya 1 adalah gaya kepemimpinan situasional yang mengarahkan, dikenal
juga sebagai memandu atau menyuruh. Saat mengarahkan, tingkat perilaku
mengarahkannya tinggi, sementara tingkat perilaku suportifnya rendah. Gaya
kepemimpinan ini paling efektif saat anggota tim membutuhkan pengawasan ketat oleh
Anda sebagai pemimpin, baik karena mereka kurang berpengalaman atau berkomitmen
pada tugas yang ada.
2. Membimbing, Gaya 2 adalah gaya kepemimpinan situasional yang melatih, dikenal juga
sebagai meyakinkan atau menjelaskan. Saat melatih, tingkat perilaku mengarahkannya
tinggi, begitu juga tingkat perilaku suportifnya. Gaya kepemimpinan situasional ini paling
efektif untuk pemula yang antusias karena Anda dapat mengamati dan mendukung mereka
tanpa pengawasan ketat.
3. Mendukung, Gaya 3 adalah gaya kepemimpinan situasional yang mendukung, dikenal
juga sebagai berpartisipasi atau memfasilitasi. Gaya ini berbeda dari Gaya 1 dan 2 karena
berperilaku suportif tinggi dan berperilaku mengarahkan yang rendah, di mana itu
membuat tim bersemangat. Gunakan gaya kepemimpinan ini jika anggota tim memiliki
keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas yang ada tapi kurang yakin atau
termotivasi untuk melakukannya dengan sukses. Sebagai pemimpin, Anda bisa
mengajukan pertanyaan terbuka untuk menentukan masalahnya dan membantu mencari
solusi.
4. Mendelegasikan, Gaya 4 adalah gaya kepemimpinan situasional yang mendelegasikan,
dikenal juga sebagai memberdayakan atau memantau. Gaya ini mencakup perilaku
mengarahkan dan suportif rendah karena ini merupakan gaya yang didorong anggota tim.
Jika anggota tim berprestasi dan percaya diri, mereka mungkin perlu Anda tidak terlalu
repot sebagai pemimpin. Gaya ini mendorong kebebasan bagi anggota tim dan memelihara
kepercayaan di antara tim.

E. Cara Kerja Situational Leadership


Kepemimpinan situasional mengedepankan fleksibilitas dalam mengadopsi gaya
kepemimpinan yang paling cocok untuk mencapai tujuan, mempertimbangkan tugas yang
dihadapi dan tim yang dipimpin. Konsep kepemimpinan ini berakar dari model yang
dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard.
Teori Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard mempertimbangkan dua
aspek. Pertama adalah seberapa kompeten dan berkomitmen bawahan. Kedua adalah
seberapa kompleks tugas, fungsi dan tujuan yang harus dicapai. Kedua aspek, jika
dikombinasikan, menghasilkan situasi yang berbeda untuk dihadapi, baik terkait tantangan,
area kinerja, tingkat dukungan dan arahan oleh pemimpin. Dan, pemimpin harus memilih
gaya yang unik untuk setiap situasi agar efektif. Jika berhasil, mereka bisa memberdayakan
bawahan mereka secara lebih baik.

F. Pro dan Kontra dalam Situational Leadership


Setiap gaya kepemimpinan memiliki manfaat dan kekurangan. Menyadari
kekurangan terkait peran kepemimpinan dapat membantu Anda menjadi pemimpin luar
biasa dan mencegah tantangan apa pun yang mungkin dihadapi sebelum itu terjadi.
Pro:
• Meningkatkan produktivitas: Salah satu manfaat kepemimpinan situasional adalah
meningkatkan keseluruhan produktivitas di antara anggota tim. Karena setiap anggota
tim memiliki tingkat keterampilan dan motivasi berbeda, menggunakan bentuk
kepemimpinan yang adaptif memungkinkan Anda untuk mengevaluasi semua anggota
secara terpisah dan memaksimalkan hasil kerja mereka.
• Berfokus pada anggota tim: Model kepemimpinan situasional ini berfokus pada
anggota tim. Menggunakan satu gaya kepemimpinan untuk semua anggota tim itu
layaknya mencoba memasukkan semua orang ke dalam satu kotak. Kepemimpinan
situasional berkomitmen tinggi pada setiap anggota tim dan memberi mereka ruang
sendiri untuk berkembang.
• Mendukung fleksibilitas: Kepemimpinan situasional mendukung fleksibilitas karena
itu membentuk kepemimpinan sesuai tingkat keterampilan, motivasi, dan kepercayaan
diri setiap anggota tim. Model kepemimpinan yang kurang fleksibel mungkin tidak
mempertimbangkan tingkat motivasi setiap anggota tim, tapi kepemimpinan
situasional harus fleksibel guna menghasilkan produktivitas yang lebih baik.
Kontra:
• Dapat membingungkan: Satu masalah kepemimpinan situasional yaitu dapat
membingungkan. Kurangnya keseragaman gaya kepemimpinan dapat membuat
anggota tim bingung apa yang harus dilakukan dan kapan. Contohnya, beberapa
anggota tim mungkin kesulitan beralih dari tugas langsung sepenuhnya selama
seminggu ke tugas yang sepenuhnya dipercayakan minggu depannya. Anda dapat
mencegah adanya kebingungan dengan menanyakan anggota tim gaya
kepemimpinan situasional apa yang diinginkan.
• Berfokus pada gol jangka pendek: Anggota tim yang memilih berfokus pada gol
jangka panjang mungkin tidak memanfaatkan kepemimpinan situasional karena itu
berfokus pada gol jangka pendek. Saat beralih gaya kepemimpinan, Anda harus
berfokus pada tugas yang ada, daripada tugas atau gol yang direncanakan berbulan-
bulan sebelumnya. Anggota tim bisa saja khawatir jika tidak mengetahui gaya
kepemimpinan Apa yang akan ditemui minggu atau bulan depan. Jika anggota tim
membutuhkan perencanaan jangka panjang, Anda dapat mencari jalan tengahnya
dengan merencanakan tugas sebelumnya dan mendiskusikan gaya kepemimpinan apa
yang diinginkan untuk setiap tugas mendatang. Memberi tahu tim bahwa Anda bebas
mengubah gaya kepemimpinan jika diperlukan dapat menenangkan mereka.
• Pemimpin bertanggung jawab: Kepemimpinan situasional memberi Anda tanggung
jawab sebagai pemimpin untuk memutuskan jenis gaya apa yang harus ditetapkan
dan kapan. Model ini bisa membuat stres karena Anda harus fleksibel dan dapat
beradaptasi setiap saat. Anda juga perlu menilai emosi, keterampilan kerja dan sosial
orang lain guna menentukan kebutuhan kepemimpinan mereka.
G. Kesimpulan
Materi ini memberikan analisis mendalam tentang berbagai tahap pertumbuhan pribadi.
Kepemimpinan bukanlah bakat alami; itu dapat dikembangkan melalui kerja keras sehingga orang
belajar lebih banyak tentang kemampuan mereka dan membuat keputusan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai