Anda di halaman 1dari 9

PAPER KEPEMIMPINAN KEPAMONGPRAJAAN

Analisis 4 Unsur Kepemimpinan

Dosen Pengampu :

Drs. James Robert Pualilin, M.Si

Disusun Oleh:

Nama : - Ahmad Wahyudi (32.0814)

- Diana Herce Momot (32.1103)

- I Gede Oka Krisna Pratama (32.0539)

- Muhammad Ilham Husni Zarkasi (32.0385)

- Reinaldy Neolaka (32.0668)

Kelas : F2

PROGRAM STUDI KEUANGAN PUBLIK


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Menurut Stephen P Robbins mengatakan bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan memengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Pendapat

ini memandang semua anggota kelompok atau organisasi sebagai satu kesatuan,

sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan memengaruhi semua

anggota kelompok atau organisasi agar bersedia melakukan kegiatan/bekerja

untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasi.

Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang memuat dua hal pokok, yaitu

pemimpin sebagai subjek, dan yang dipimpin sebagai objek. Kata “pimpin”

mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan

menunjukkan ataupun memengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggungjawab, baik

secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang

dipimpin.

Menurut Sutrisno (2014 : 213) “Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan

seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing,

memengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang

diharapkan”.

Veithzal Rivai (2006:3) mengatakan: “kepemimpinan adalah kemampuan

untuk memengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau

kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan”. Kepemimpinan adalah proses

pengarahan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas anggota

kelompok. Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini ialah:
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain, yang berkedudukan sebagai

bawahan atau pengikut.

2. Perbedaan distribusi kekuasaan, misalnya kekuasaan legalitas untuk

pemimpin formal atau kekuasaan paksaan untuk manajer, dan sebagainya.

3. Kemampuan dalam menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk

memengaruhi perilaku bawahan, Syamsul Arifin (dalam Ahmad Saebani,

2014:41).

Menurut Sondang P. Siagian (dalam Sudaryono, 2014:9) mengatakan bahwa

kepemimpinan merupakan inti manajemen yakni sebagai motor penggerak bagi

sumber-sumber dan alat-alat dalam organisasi. Sukses tidaknya suatu prganisasi

mencapai tujuan yang telah ditetapkan tergantung pada cara-cara memimpin yang

dipraktikan orang-orang, atasan, atau pemimpin-pemimpin itu. Adapun unsur-

unsur utama esensi kepemimpinan ialah:

1. Unsur pemimpin atau orang yang memengaruhi.

2. Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi.

3. Unsur interaksi atau kegiatan atau usaha dan proses memengaruhi.

4. Unsur tujuan yang kehendak dicapai dalam proses memengaruhi.

5. Unsur perilaku atau kegiatan yang dilakukan sebagai hasil memengaruhi.

Kepemimpinan dengan unsur-unsurnya sebagaimana uraian-uraian sebelumnya,

bahwa kepemimpinan berlangsung di dalam sebuah organisasi yang dalam arti

merupakan wadah dalam bentuk suatu struktur organisas.


BAB II
Analisis
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk
memengaruhi orang lain agar bekerja sama sesuai dengan rencana demi tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, kepemimpinan memegang peranan
penting dalam manajemen, bahkan kepemimpinan merupakan sebuah inti dari
manajemen.
Kepemimpinan tidak berada pada situasi yang kosong. Dia selalu berada dalam
suatu situasi, meski hampir semua situasi berbeda. Apa yang efektif dilakukan oleh
pemimpin dalam satu situasi tidak akan selalu efektif dalam situasi yang lain.
Pimpinan harus menggunakan pertimbangan untuk memutuskan tindakan terbaik
seperti apa dan gaya kepemimpinan macam apa yang diperlukan untuk setiap situasi.
Di sinilah esensi seorang pemimpin memerlukan kecerdasan edversitas, yaitu
kemampuan diri untuk cepat keluar dari situasi sulit dengan tindakan yang benar atau
beresiko kecil.
Unsur pemimpin atau orang yang memengaruhi. Unsur orang yang dipimpin
sebagai pihak yang dipengaruhi. Unsur interaksi atau kegiatan atau usaha dan proses
memengaruhi. Unsur tujuan yang kehendak dicapai dalam proses
memengaruhi.Pemimpin harus memiliki pemahaman yang jujur mengenai siapa
dirinya sendiri. Kesuksesan seorang pemimpin sejati berasal dari pengakuan pengikut
atau masyarakat, oleh karena itu untuk menjadi sukses, seorang pemimpin harus
meyakinkan pengikutnya dan dia harus mampu menampilkan sosok yang layak untuk
diikuti.
Adapun Dari hal hal tersebut terdapat empat unsur utama dalam kepemimpinan
yang ada yaitu :
1. Pemimpin
Pemimpin adalah sosok figur yang didambakan masyarakat atau
pengikutnya atau bawahannya, karena itu setiap langkah dan perilakunya
harusnya menjadi teladan dan patut diteladani. Seorang pemimpin adalah
seorang yang memiliki kemampuan di atas pengikutnya, bawahannya atau
masyarakat pada umumnya Unsur pemimpin atau orang yang memengaruhi.
Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi. Unsur
interaksi atau kegiatan atau usaha dan proses memengaruhi. Unsur tujuan yang
kehendak dicapai dalam proses memengaruhi.Pemimpin harus memiliki
pemahaman yang jujur mengenai siapa dirinya sendiri. Kesuksesan seorang
pemimpin sejati berasal dari pengakuan pengikut atau masyarakat, oleh karena
itu untuk menjadi sukses, seorang pemimpin harus meyakinkan pengikutnya
dan dia harus mampu menampilkan sosok yang layak untuk diikuti.
2. Pengikut
Pengikut adalah penganut. Arti lainnya dari pengikut adalah peserta.
Berbeda pengikut, berbeda pula karakternya. Dengan demikian, pengikut yang
berbeda memerlukan gaya kepemimpinan yang berbeda pula. Karenanya, seorang
pemimpin harus mengenali orang-orang yang dipimpin atau pengikutnya. Pemimpin
harus “turun ke bawah” untuk mengetahu atribut karyawannya, seperti; menemui,
mengetahui, dan mengajak untuk melakukan
3. Lingkungan
Lingkungan sebenarnya adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
kita. Lingkungan terbagi dua menjadi lingkungan alam dan lingkungan
buatan. Pada materi kali ini kita akan mempelajari tentang lingkungan alam.
Lingkungan alam adalah lingkungan yang tersedia di alam tanpa campur
tangan manusia.
Kepemimpinan tidak berada pada situasi yang kosong. Dia selalu
berada dalam suatu situasi, meski hampir semua situasi berbeda. Apa yang
efektif dilakukan oleh pemimpin dalam satu situasi tidak akan selalu efektif
dalam situasi yang lain. Pimpinan harus menggunakan pertimbangan untuk
memutuskan tindakan terbaik seperti apa dan gaya kepemimpinan macam apa
yang diperlukan untuk setiap situasi. Di sinilah esensi seorang pemimpin
memerlukan kecerdasan edversitas, yaitu kemampuan diri untuk cepat keluar
dari situasi sulit dengan tindakan yang benar atau beresiko keci
4. Epsilon
Selain pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan, Komitmen dan
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan, terdapat probabilitas munculnya
pengaruh variabel lain (epsilon/residu) sebesar 0,312. Setelah diketahui hasil
perhitungan koefisien korelasi, koefisien jalur, koefisien determinasi dan
besar epsilon.
Dikatakan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja
karyawan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri namun harus selalu bersinergi
dalam pelaksanaannya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi.
Pemimpin yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinannya sesuai
dengan situasi terhadap para karyawannya/bawahannya, maka akan timbul
komitmen yang selanjutnya kepuasan kerja akan dirasakan oleh setiap
karyawan, dengan demikian akan terwujud kinerja karyawan yang optimal
dan inilah yang disebut dengan gaya kepemimpinan situasional. Kenneth
Blanchard mengkatagorikan gaya kepemimpinan situasional yaitu
mengarahkan, melatih, mendukung dan mendelegasikan yang apabila hal ini
dilaksanakan dengan baik oleh pemimpin, maka akan timbul komitmen pada
setiap karyawan / bawahannya.
Kemudian bawahannya diberi perhatian dengan reward and punishmen
seperti gaji yang layak, bonus serta promosi jabatan , maka pada setiap
karyawan akan timbul kepuasan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga
apabila ketiga hal tersebut terwujud selanjutnya akan timbul kinerja karyawan
sesuai dengan yang diharapkan. Perilaku kepemimpinan adalah tingkat sampai
mana seorang pemimpin akan menetapkan dan menyusun perannya dan peran
bawahannya dalam usaha mencapai tujuan. Pemimpin berorientasi pada
pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaian tugasnya
memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi
kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas. Bagi seorang pemimpin
dalam menghadapi situasi yang menuntut aplikasi gaya kepemimpinannya
dapat melalui beberapa proses seperti: memahami gaya kepemimpinannya,
mendiagnosa suatu situasi, menerapkan gaya kepemimpinan yang relevan
dengan tuntutan situasi atau dengan mengubah situasi agar sesuai dengan gaya
kepemimpinannya. Hal ini akan mendorong timbulnya itikad baik atau
komitmen anggota terhadap organisasinya.
Adapun dalam hal ini peran seorang pemimpin dapat menjadi beberap hal
seperti hal hal berikut ini :
1. Sebagai Perencana
Dalam menghadapi dan mengatasi suatu masalah, guna endapatkan
penyelesaian dan pencapaian tujuan yang baik, diperlukan perencanaan
tujuan yang baik.
2. Sebagai Pembuat Kebijakan
Pengaruh dari luar maupun dari dalam sangat berperan dalam pembuatan
kebijakan. Pembuatan kebijakan dapat diperoleh dari tiga sumber, yaitu
dari pihak yang lebih berkuasa termasuk aturan-aturan, bawahan, dan dari
pimpinan sendiri.
3. Sebagai Ahli
Pemimpin dituntut sebagai sumber informasi, sumber keahlian,
keterampilan dan kemampuan yang berkaitan dengan bidang yang
dibutuhkan.
4. Sebagai Pelaksana
Pemimpin sebagai pelaksana satuan kerja untuk mencapai tujuan bersama.
5. Sebagai Pengendali
Pemimpin bertugas memimpin dan mengendalikan hal-hal detail dan
spesifik termasuk hubungan internal kelompok.
6. Sebagai Pemberi Hadiah dan Hukuman
Sesuai dengan kedudukan, fungsi dan wewenangnya, pemberian hadiah
dan hukuman dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
7. Sebagai Teladan dan Lambang
Kebaikan dan keburukan perilaku seorang pemimpin dapat menjadi
panutan bagi pengikutnya. Oleh karena itu, contoh atau teladan yang baik
diharapkan dapat ditiru dan diikuti oleh para pengikutnya.
8. Sebagai Tempat Menimpakan Segala Kesalahan
Tuntutan terhadap pemimpin selaku penanggungjawab keseluruhan, serta
sorotan dan pandangan yang terarah kepadanya, maka kesalahan-kesalahan
yang diperbuat oleh anggota kelompok sesuai dengan tingkatannya, pada
akhirnya merupakan tanggungjawab seorang pemimpin.
9. Sebagai Penggati Peran Anggota Lain
Sesuai dengan kekuasaan wewenang dan tanggungjawabnyam dalam
keadaan tertentu pemimpin dapar menempati dan menggantikan peran dari
kedudukan yang bersangkutan.
Untuk menciptakan kinerja yang tinggi, dibutuhkan adanya peningkatan kerja
yang optimal dan mampu memberdayakan potensi yang dimilki oleh karyawan guna
menciptakan tujuan organisasi, sehingga akan memberikan kontribusi yang positif
bagi perkembangan organisasi. Selain itu, pemimpin perlu memperhatikan berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi komitmen karyawan, dalam hal ini diperlukan
adanya peran organisasi dalam meningkatkan komitmen karyawan yang mendorong
terciptanya sikap dan tindakan yang profesional dalam menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan bidang dan tanggung jawab masing-masing. Oleh karena itu, apabila
kinerja karyawan ingin meningkat maka perlu diperhatikan hal-hal yang
menumbuhkan komitmen karyawan yang terus dibina oleh seorang pemimpin serta
penerapan gaya kepemimpinan yang tepat.
BAB III
Kesimpulan
Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki kemampuan di atas
pengikutnya, bawahannya atau masyarakat pada umumnya Unsur pemimpin atau
orang yang
memengaruhi. Kesuksesan seorang pemimpin sejati berasal dari pengakuan
pengikut atau masyarakat, oleh karena itu untuk menjadi sukses, seorang pemimpin
harus meyakinkan pengikutnya dan dia harus mampu menampilkan sosok yang layak
untuk diikuti.
Dengan demikian, pengikut yang berbeda memerlukan gaya kepemimpinan yang
berbeda pula. Apa yang efektif dilakukan oleh pemimpin dalam satu situasi tidak akan
selalu efektif dalam situasi yang lain. Pemimpin yang telah berhasil menerapkan gaya
kepemimpinannya sesuai dengan situasi terhadap para Bawahannya/bawahannya,
maka akan timbul komitmen yang selanjutnya kepuasan kerja akan dirasakan oleh
setiap Bawahan, dengan demikian akan terwujud kinerja Bawahanyang optimal dan
inilah yang disebut dengan gaya kepemimpinan situasional.
Bagi seorang pemimpin dalam menghadapi situasi yang menuntut aplikasi gaya
kepemimpinannya dapat melalui beberapa proses seperti: memahami gaya
kepemimpinannya, mendiagnosa suatu situasi, menerapkan gaya kepemimpinan
yang relevan dengan tuntutan situasi atau dengan mengubah situasi agar sesuai
dengan gaya kepemimpinannya.
DAFTAR PUSTAKA
Onong Uchajana Effendy, 1981, Kepemimpinan dan Komunikasi, Bandung :
Alumni
Stephen R. Covey, 2001, Principle Centered Leadership, Jakarta: Binarupa Aksara.
Sutarto, 1986, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi, Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Suharti, Nani. 2015. Desain dan Struktur Organisasi. Dalam
https://naniksuharti.wordpress.com/2015/11/27/ desain-dan-struktur-
organisasi/diakses November 2021
Siahaan. 2012. Struktur Organisasi. Dalam https://
siahaanwithluph.wordpress.com/2012/02/11/strukturorganisasi/di akses
November 2021
Sinhansem. 2013. Pengambilan Keputusan. Dalam https://
sinhansemm.wordpress.com/pengambilan-keputusan/ diakses November 2021

Anda mungkin juga menyukai