Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

kepemimpinan dapat diartikan sebagai berikut : berasal dari kata dasar


“pimpin” ( lead ) berarti bimbing atau tuntun. Setelah ditambah awalan “pe”
menjadi pemimpin ( leader ) artinya orang yang mempengaruhi pihak lain.
Apabila ditambahi akhiran “an” menjadi pimpinan artinya orang yang
mengepalai. Setelah dilengkapi dengan awalan “ke” menjadi kepemimpinan
( leadership ) yang artinya kemampuan dan kepribadian seseorang dalam
mempengaruhi pihak lain untuk melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama.

Kepemimpinan dalam organisasi mencakup tentang keberanian,


pengabdian, dan bermimpi untuk mewujudkan harapan atau tujuan.
Kepemimpinan di dalam organisasi itu sendiri tidak terlepas dari kepercayaan diri
dan pengambilan keputusan. Setiap tindakan dan cara berpikir seorang pemimpin
mesti mampu meyakinkan orang lain dalam organisasi akan kemampuan yang
dimiliki sang pemimpin.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Peranan Kepemimpinan

Pengertian peran itu sendiri adalah perilaku yang diatur dan diharapkan
dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi dari keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang
diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang
pemimpin. Adapun definisi peranan kepemimpinan menurut para ahli sebagai
berikut;

Sarbin dan Allen (Thoha, 1995), merumuskan “peranan sebagai suatu


rangkaian perilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu,
atau karena adanya suatu yang mudah dikenal”.

Wahjosumidjo (1994), “peranan kepemimpinan ditekankan kepada


sederatan tugas-tugas apa yang perlu dilakukan oleh setiap pemimpin dalam
hubungannya dengan bawahan“.

Stoner dan Mintzberg, keduanya memandang kepemimpinan sebagai sub


sistem dari manajamen.

Berdasarkan berbagai pendapat dari pakar kepemimpinan , maka peran


pemimpin dijelaskan sebagai berikut :

1. Peran Pengambilan Keputusan, yaitu pemimpin birokrasi sebagai top


manager khususnya, memiliki kewenangan mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan manajerial yang berarti
memutuskan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa
yang melakukannya, dan kapan akan dilakukan. Dalam hal ini menetapkan
sasaran, prioritas, strategi, struktur formal, alokasi sumber-sumber daya,
pertunjukan tanggungjawab dan pengaturan kegiatan-kegiatan. Tujaunnya
adalah untuk memastikan pengorganisasian unit kerja yang efisien,
koordinasi kegiatankegiatan, penggunaan sumber-sumber yang berubah-
ubah. Aspek yang paling penting dari kebanyakan bentuk pengambilan
keputusan adalah memutuskan berbagai kegiatan sesuai dengan
kepentingan relatifnya (resource allocation), termasuk perencanaan
pengambangan prosedur-prosedur unttuk menghindari masalahmasalah
(potential problem analysis) dan pengembangan prosedur untuk
melakukan tanggapan secara cepat dan efektif terhadap masalah-masalah
krisis-krisis yanga tidak dapat dihindari (contigencyplanning).

2
2. Peran mempengaruhi, yaitu pemimpin birokrasi harus dapat memberikan
pengaruh kepada bawahannya, sehingga mau bekerjasama dalam
merealisasikan suatu program kerja. Pemimpin birokrasi dapat
mengembangkan berbagai teknik mempengaruhi bawahan, dan ini
sebenarnya mudah bagi pemimpin birokrasi public karena kewenangan
atasan sangat tinggi. Tetapi kalau hanya mengandalkan kewenangan
semata-mata, juga tidak akan memberikan efek yang berarti terhadap
bawahan. Pemimpin birokrasi dapat memodifikasi kewenangan dan
keunggulan-keunggulan sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin
birokrasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar peran
mempengaruhi bawahan yang efektif, yaitu menjadikan seorang pemimpin
birokrasi yang jujur, adil, terhadap semua bawahan tanpa pilih kasih
berusaha memberikan contoh dalam bekerja dan bertindak, bersikap arif
dan bijaksana terhadap bawahan yang melakukan pelanggaran, senantiasa
melibatkan bawahan dalam berbagai kegiatan tumbuhkan rasa percaya diri
pada bawahan, bahwa mereka memiliki kemampuan dan etos kerja yang
tinggi, dan usahakan bawahan tetap merasa dihargai, dengan menjadi
mereka sebagai partner atau tim kerja.

3. Peran memotivasi, yaitu berkaitan dengan pemberian dorongan kepada


pegawai untuk bekerja lebih giat. Hubungan pengaruh dan motivasi adalah
kalau peran mempengaruhi efektif, maka peran motivasi akan lebih mudah
dilakukan. Sebaliknya jika pemimpin tidak mampu menanamkan pengaruh
terhadap bawahannya, maka sulit baginya untuk memahami benar-benar
karakter bawahannya.

4. Peran antar pribadi, yaitu peran stratejik pada peran antar pribadi dalam
kaitannya dengan kedudukannya sebagai pemimpin birokrasi, adalah
sebagai figur atau tokoh yang cukup dihargai. Pemimpin harus
menampilkan perilaku yang baik dan benar, seperti etos kerja yang tinggi,
disiplin, dan sikap positif lainnya, pemimpin birokrasi harus menempatkan
diri sebagai penuntun, pemberdaya, dan pendorong bagi bawahannya.

5. Peran informasional, yaitu peran informasional yang dimiliki seorang


pemimpin birokrasi sangat strategis, mengingat pemimpin birokrasi adalah
pemegang kunci, khususnya informasi tentang birokrasi yang dipimpinya.
Kemampuan komunikasi sangatlah diperlukan oleh seorang pemimpin
agar dapat menjadi komunikator yang efektif. Peran informasional adalah
menjelaskan kepada bawahan menyangkut rencana-rencana kebijakan-
kebijakan, serta harapan peran, dan instruksi tentang cara pekerjaan harus
dilakukan tanggungjawab bagi para bawahan atau anggota lain, dan tujuan,
tujuan kinerja dan otoritas rencana tindakan untuk mencapainya

3
Pengertian peran itu sendiri adalah adalah perilaku yang diatur dan diharapkan
dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi dari keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang
diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang
pemimpin.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan
dengan baik, antara lain:

1. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan


pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain
terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh
dan berkembang
3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui
pertumbuhan dan perkembangan.
5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap
anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai
tujuan organisasi.

B. Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan
sesuai dengan fungsinya. (Ramli dkk. 2014 : 809) Fungsi kepemimpinan ini
berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan
kelompok/organisasi masing-masing. Berbagai kriteria digunakan untuk
menilai efektifitas kepemimpinan seseorang.
Stoner dalam buku Pasolong (2010:22) mengatakan bahwa fungsi
kepemimpinan adalah agar seseorang beroperasi secara efektif. Kelompok
memerlukan seseorang untuk melakukan dua hal fungsi utama, yaitu: (1)
Berhubungan dengan tugas atau memecahkan masalah, (2) Memelihara kelompok
sosial, yaitu tindakan seperti menyelesaikan perselisihan dan memastikan bahwa
individu merasa dihargai oleh kelompok. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala
sosial, karena harus diwujudkan dalam situasi sosial suatu kelompok/ organisasi.
Pengertian Fungsi Kepemimpinan menurut Kartono (2005) yaitu bahwa
fungsi kepemimpinan ialah memacu, menuntun dan membimbing,
membangun dan memberi atau membangun motivasi-motivasi kerja,
mengendalikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik,
memberikan supervisi/pengawasan yang efisien dan membawa para
pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu
dan rencana.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengambil suatu
keputusan dan dapat dilaksanakan serta memperlancar pencapaian tujuan

4
organisasi. Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok
kepemimpinan dalam Molly umairi, (2009:12-13) yaitu:
1. Fungsi instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menetukan apa, bagimana, dan dimana perintah itu
dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif memerlukan
kemampuan untuk mengerakkan dan memotivasi orang lain agar mau
melaksanakan perintah.
2. Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Ketika pemimpin akan mengambil
keputusan biasanyamemerlukan beberapa pertimbangan yang mengharuskan
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi dilakukan untuk
mendengarkan pendapat dan saran kepada semua unsur penting dalam suatu
organisasi.
3. Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-
orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun
dalam melaksanakannnya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semuanya, tetapi
dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak
memcampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin
harus tetap dalam fungsi sebagi pemimpin dan bukan pelaksana.
4. Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/
menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Oarang-orang
penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang
memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.
5. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses dan efektif
mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengesahan,
koordinasi dan pengawasan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi merupakan sesuatu fungsi yang
sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
a. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijakan administrasi
dan menyediakan fasilitasnya.

5
b. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning,
organizing, staffing, directing, commanding, controling.
Menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungan
langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar
situasi itu. Pemimpin harus berusaha menjadi bagian didalam situasi sosial
kelompok atau organisasinya.
Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:
a. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan
dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan
orang-orang yang dipimpinnya.
b. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-
orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok
kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan
melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya serta mampu
memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para
manajernya (pimpinannya). Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-
fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat
mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif,
yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak
buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui
sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan
mampu mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan organisasi..
C. Tugas Kepemimpinan

Harbani Pasolong 2010:21 Tugas pemimpin dalam suatu birokrasi sangat


urgent dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tugas
pemimpin pada dasarnya meliputi dua bidang utama, yaitu pencapaian tujuan
birokrasi dan kekompakkan orang yan dipimpinnya. Tugas kepemimpinan yang
berhubungan dengan kelompok yaitu:

1. Memulai (initiang): usaha agar kelompok memulai kegiatan atau gerakan


tertentu.
2. Mengatur (regulating): tindakan untuk mengatur arah dan langkah
kegiatan kelompok
3. Memberitahu (informating): kegiatan memberi informasi data, fakta,
pendapat para anggota dan meminta dari mereka informasi yang
diperlukan
4. Mendukung (supporting): usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul
dari bawah dan menyempurnakannya dengan menambah atau mengurangi
untuk digunakan dalam rangka penyelesaian yugas bersama

6
5. Menilai (evaluating): tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau
cara kerja yang diambil dengan menunjukan kosekuensinya
6. Menyimpulkan (summrizing): kegiatan untuk mengumpulkan dan
merumuskan gagasan, pendapat dan usul yang muncul, menyingkat lalu
menyimpulkannya sebagai landasan untuk memikirkan lebih lanjut.

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam


kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus
berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau organisasinya.

1. Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha


pencapaian Tujuan
2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di
luar organisasi.
3. Pimpinan selaku komunikator yang efektif
4. Mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama
dalam menangani situasi konflik.
5. Pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.

Sedangkan Tugas pemimpin dalam suatu birokrasi sangat urgent dalam


rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tugas pemimpin
pada dasarnya meliputi dua bidang utama, yaitu pencapaian tujuan birokrasi dan
kekompakkan orang yang dipimpinnya.

8
DAFTAR PUSTAKA
Harbani Pasolong. 2010. Kepemimpinan Birokrasi. Alfabeta. Makassar.
Charles J Keating, Kepemimpinan: Teori Dan Pengembangannya
(Yogyakarta: KANISIUS, 1986), Ed. Mangunhardjana, Hal 9.
Kartono, Kartini. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Siagian, Sondang. P. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai