Di susun oleh :
Wulan dari 2110401035
Dosen pengampu :
Elvi Nilda SE, MM
A . Pengertian Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari hari baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai
dengan pemerintahaan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu sama lainnya.Beberapa
ahli berpendapat tentang pimpinan, beberapa diantaranya :
Menurut H Malayu S.P Hasibuan adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Menurut Maccoby, pemimpin pertama-tama seseorang yang mampu menumbuhkan
dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin
yang baik untuk masa kini adalah orang yang religious dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia
sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide keTuhanan yang berlainan.
Menurut Lao Tzu, pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinannya.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang mendidikan suatu posisi
manajemen atau sesorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Sedangkan menurut Pancasila pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun dan membimbing asuhannya.
Ing-Ngarsa Sung Tuladha : pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang yang dipimpinnya.
Ing-Madya Mangun Karsa : pemimpin harus mampu membangkitkan semangat dan
berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya.
Tut Wuri Handayani : pemimpin harus mampu mendorong orang- orang yang
diasuhnya berani berjalan didepan dan sanggup bertanggung jawab.
Dari sebegitu banyak definisi mengenai pemimpin dapat disimpulkan bahwa pemimpin
adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap dan gaya yang baik untuk
mengatur orang lain.
Definisi Kepemimpinan, antara lain :
Charles W. Marrifield, kepemimpinan adalah menyangkut bagaimana memutilasi,
memobilisasikan, mengarahkan dan mengoordinasikan motif-motif dan kesetiaan
orang yang terlibat dalam usaha bersama secara sukarela.
Kepemimpinan adalah kemampuan menyakinkan dan mengerakkan orang lain agar
mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. James m.black dalam bukunya management:a guideto executive
command.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi atau memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.Dari batasan
tersebut diatas, dapat diketahui bahwa kepemimpinan atau memimpin adalah usaha untuk
mengerakkan orang lain ataupun bawahan yang dipimpin, supaya mereka dapat bekerja sama
menuju tujuan yang diinginkan bersama dan yang dianggap penting bagi mereka.
tiga hal yang perlu diperhatikan dalam kepemimpinan, antara lain :
Seorang pemimpin harus dapat mendistribusikan kekuasaanya kepada orang
kepercayaanya dengan mengangkat orang yang tepat untuk menjadi kepala bagian
dalam perusahaan.
Seorang pemimpin harus bisa memimpin bawahannya agar aktivitas perusahaan
berjalan lanca
Seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh/teladan bagi bawahannya sehingga
semua pekerjaan dapat pelaksanaan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
perusahaan.
B . kekuasaan dan wewenang
Untuk dapat mengusahakan orang lain bekerja dengan dirinya maka pemimpin dapat
mengunakan kewibawaan .kekuasaan merupakan suatu bagian dari sendi kehidupan
organisasi.
1. Ruang lingkup kekuasaan dan wewenang
Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu
dengan cara diinginkan .Cara pengandalian unit organisasi dan induvidu berkaitan
dengan penggunaan kekuasaan.
Kekuasaan sangat erat dengan wewenang ,namun harus bisa kita bedakan antara kedua
konsep tersebut,wewenang yaitu kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena
posisi yang dipegang dalam organisasi.sedangkan kekuasaan melibatkan kekuatan dan
paksaan.
2. Basis kekuasaan
Basis kekuasaan ada beberapa yaitu :
1. kekuasaan antar pribadi :
kekuasaan legitimasi
kekuasaan imbalan
kekuasaan paksaan
kekuasan ahli
kekuasaan panutan
2. kekuasaan sterektural dan situasional
G . Gaya Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya
terjadi adanya suatu pembedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal ini
sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutip Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi
gaya-gaya kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1. Gaya Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership). Dalam system kepemimpinan
ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi.
Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh
pemimpin yang bersangkutan
2. Gaya Kepemimpinan Non Pribadi (Non Personal Leadership). Segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi
baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter (Autoritotian Leadership). Pemimpin otoriter biasanya
bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-
peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Gaya Kepemimpinan Demokratis (Democratis Leadership). Pemimpin yang
demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama
dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan
bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut
serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan
penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan
pencapaian tujuan.
5. Gaya Kepemimpinan Paternalistis (Paternalistis Leadership). Kepemimpinan ini
dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin
dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah
seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Gaya Kepemimpinan Menurut Bakat (Indogenious Leadership). Biasanya timbul dari
kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan
adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang
bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di
antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya.
Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Dalam gaya kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin akan
menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas mereka.Dengan demikian
sebagian besar keputusan diambil oleh anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat
tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan itu.Mereka menganggap peran mereka
sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya dengan cara memberikan informasi dan menciptakan
lingkungan yang baik. Kelebihan Keputusan berdasarkan keputusan anggota,Tidak ada
dominasi dari pemimpin.Kekurangan: Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan
koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa
petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan
bentrokan.Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan karena
kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari
pemimpin.Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa
rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan
anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-
saudaranya. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan
dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan
kelompoknya.Kelebihan:Dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan
mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.
Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan
bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.Ia selalu berusaha membangun semangat
anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara
memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan
kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan
mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.Kekurangan:Proses
pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.Sulitnya pencapaian
kesepakatan.
H. Masalah dalam Kepemimpinan
Dalam memimpin seringkali juga dijumpai masalah-masalah yang terjadi. Bisanya masalah
itu timbul akibat dari:
1. Kurangnya Koordinasi dalam Program kerja
Seringkali dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun, atau dapat dikatakan
ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat bagus sekali pun, jika
tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat
menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program.Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika
antar penanggung jawab tidak mengetahui batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya
dapat diperoleh melalui koordinasi antar penanggungjawab.
2. Koordinasi antar Pimpinan
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula.
Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat berakibat pada
program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham
diantaranya.Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja
seharusnya memiliki ikatan kultural, ketika terjalin komunikasi yang baik diantaranya.
3. Pengkaderan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1) perwira atau bintara dl
ketentaraan; (2) orang yang diharapkan akan memegang peran yg penting di pemerintahan,
partai, dsb. Jika dalam hal ini kita ambil definisi kedua, maka, istilah “pengaderan” bisa
diartikan sebagai : sebuah proses yang menghasilkan orang yg diharapkan akan memegang
peran yg penting di pemerintahan, partai.
4. Rekrutmen
Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi masalah
pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo peminat organisasi yang
berbeda beda misalnya. ( Animo artinya hasrat dan keinginan yg kuat untuk berbuat,
melakukan, atau mengikuti sesuatu).Namun pernyataan “kesuksesan suatu periode adalah
bukan sekedar sukses ketika masa jabatanya namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader)
periode yang lebih sukses”.Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika
dalam suatu periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak ada
artinya ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena kelemahan
tau bahkan tidak adanya kader penerus.
5. Mempertahankan kader
Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu organisasi dapat
merekrut kader dalam animo besar, memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada
komunitas yang luas, serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan.
Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan,
dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan
mengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih
penting daripada rekrutmennya.
6. Praktik – praktik Organisasi
Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan.Masalah ini berhubungan dengan cara
organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar anggota
oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan anggota dijadikan yang
paling akhir. Kebijakan dan praktik personel.
Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian, pemberian gaji, kenaikan pangkat,
pendisiplinan, dan masalah pensiun anggota organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah
berlaku adil pada anggota organisasi yang prospektif disetiap jenjang karirnya.