Pengertian Kepemimpinan
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor,
pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua,
dan sebagainya.
Kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran. Kouzes dan Posner
(dalam Suwatno & Priansa, 2011), mengatakan kepemimpinan adalah penciptaan cara bagi orang
untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan sesuatu yang luar biasa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin
dan anggotanya berinteraksi,
2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh
pemimpin, dan
3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
1. Fungsi perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri
selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain:
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan
apa yang akan dilakukan
b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan
atas fakta – fakta yang diketahui
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan
tujuan atau target yang akan dicapai.
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan
kegiatan yang bersifat terus menerus.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan – kegiatan yang akan
dilakukan atas dasar jangka panjang dan penentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang
akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya
proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami
hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap
perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-
hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat
rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri
harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang
menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari
loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan
rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk
dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam
rencana .
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu
banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang
kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat
memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan
menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang
berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab
mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
1. Pengaruh
Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut
membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini menjadikan
sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang
pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan pernah berkata:
Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh.
2. Kekuasaan/power
Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia
memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa
kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang
mau menjadi pendukungnya. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat
simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
3. Wewenang
Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan.
Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang
pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur
tangan dari sang pemimpin.
4. Pengikut
Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan
sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi
dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin
tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat
berdiri sendiri.
D. Gaya Kepemimpinan
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan yaitu :
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas
kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim
yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif
menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Macam - macam gaya kepemimpinan menurut Horse yang di kutip oleh H.Suwanto
(2011:157) antara lain :
Gaya kepemimpinan ini membuat bawahan agar tau apa yang diharapkan pimpinan dari mereka,
menjadwalkan kerja untuk dilakukan, dan member bimbingan khusus mengenai bagaimana
menyelesaikan tugas.
Gaya kepemimpinan ini bersifat ramah dan menunjukan kepedulian akan kebutuhan bawahan.
Gaya kepemimpinan ini berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran mereka sebelum
mengambil suatu keputusan.
Gaya kepemimpinan ini menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk
berprestasi pada tingkat tertinggi mereka.
Menurut Tohardi dikutip oleh Edy Sutrisno (2010:242) menyatakan bahwa Gaya-gaya
kepemimpinan yaitu :
1. Gaya persuasive Yaitu gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan yang mengubah
perasaan, pikiran atau dengan kata lain melakukan ajakan atau bujukan.
2. Gaya Refresif Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan-tekanan, ancaman-
ancaman, sehingga bawahan merasa keatakutan.
3. Gaya partispatif Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk itu secara aktif baik menata, spiritual, fisik maupun material dalam kiprahnya dalam perusahaan.
4. Gaya Inovatif Yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan usaha-usaha
pembaruan didalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau setiap produk
terkait dengan kebutuhan manusia.
5. Gaya investigative Yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai dengan rasa
penuh kecurigan tehadap bawahannya menimbulkan yang menyebabkan kreatifitas, inovasi, serta
insisiatif dari bawahan kurang berkembang karena bawahan takut kesalahan-kesalahan.
6. Gaya Inspektif Yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya protokoler,
kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau pemimpin yang senang
apabila dihormati.
7. Gaya Motivasif Yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi mengenai ide-idenya,
program-program dan kebijakan-kebijakan kepada bawahan dengan baik. Komunikasi tersebut
membuat segala ide bawahan-bawahan dan kebijakan dipahami oleh bawahan sehingga bawahan mau.
8. Gaya Naratif Pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak
disesuiakan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan kata lain pemimpin yang banyak bicara sedikit
bekerja.
9. Gaya Edukatif Yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara
memberikan pendidikan dan keterlampiran kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki
wawasan dan pengalamanyang lebih baik dari hari ke hari, sehingga seorang pemimpin yang bergaya
edukatif tidak akan pernah menghalangi bawahan ingin megembangkan pendidikan dan keterlampiran.
10. Gaya Retrogresif Yaitu pemimpin yang tidak suka melihat maju, apalagi melebihi dirinya, untuk itu
pemimpin yang bergaya restrogresif selalu menghalangi bawahan untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterlamiplan. Sehingga dengan kata lain pemimpin yang bergaya restrogresif sangat senang
melihat bawahan selalu terbelakang bodoh dan sebagainya.
1. Penglihatan Sosial Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang timbul
dalam masyarakat sehari-hari.
2. Kecakapan Berfikir Abstrak Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas,
intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan mumutuskan adanya
gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.
3. Keseimbangan Emosi Orang yang mudah naik darah, membuat kekacauan menandakan emosinya
belum stabil, dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa jadi pemimpin
sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan senang. Maka seorang pemimpin
harus mempunyai keseimbangan emosi.
F. Teori Kepemimpinan
1. Teori Otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah pemaksaan dan tindakan yang agak
abiter dalam hubungan antra pemimpin dengan pihak bawahan. Pimpinanan disini cendrung
mengarahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan; ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin
dengan maksud agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan
perintah-perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi.
2. Teori Psikologis
3. Teori Sosiologis
Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan aktifitas para
pemimpin dan berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara npara pengikut.
Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dengan mengikutsertakan para pengikut dalam pengambilan
keputusan terakhir.
Usaha-usaha untuk mencapai tujuan mempengaruhi interaksi antara para pengikut, kadang-kadang
hingg tingkat timbulnya konflik yng merusak di dalam atau di antara kelompok-kelompok. Dalam situasi
demikian, pemimpin diharap untuk mengambil tindakan-tindakan korektif, menjalankan pengaruh
kepemimpinannya dan mengembalikan harmoni antara koordinatif dan pengikutnya.
4. Teori supportif
Pemimimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan pda setiap
pengikut untuk melksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihk lain, serta
mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri.
Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakuan
para pemimpin. Seorang pemimpin dapat menerapkan macam-macam gaya kepemimpinan yang
tergantung dari evaluasi pemimpin yang berang bersangkutan tentang situasi yang dihadapi, kemauan-
kemauan, keinginan untuk memutuskan jumlah pengawasan yang akan dijalankan. Pemimpin yang
macam ini memberikan banyak kebebasan kepada bawahannya.
a. Intelegensi
Orang umumnya beranggapan bahwa intelegensi seorang individu memberikan petunjuk tentang
kemungkinan baginya untuk berhasil sebagai seorang pemimpin hingga suatu tingkat intelegensi
tertentu. Sukses diterangakan berdasarkan fakta bahwa individu bahwa individu memiliki tingkat
intelegensi sangat tinggi menganggap bahwa aktivitas-aktivitas kepemimpinan dan tantangan tidak
cukup bagi mereka; mereka lebih senang dengan ide-ide abstrak dan pekerjaan riset dasar.
b. Inisiatif
2. Kemampuan untuk melihat arah tindakan yang tidak terlihat oleh pihak lain
Banyak orang berpendapat bahwa salah satu diantara ciri pemimpin yang menonjol adalah lenih energik
dalam usaha mencapai tujuan dibandingkan dengan seorang bukan pemimpin. Yaitu energi mental dan
fisik sangat dibutuhkan dalam memimpin.
d. Kedewasaan Emosional
Seorang pemipmpin dapat diandalkan jani-janjinya mengenai sps ysng sksn dilaksanakan dan ia bersedia
bekerja lama dan menyebarluasakan sikap “enthusiasme”diantara para pengikutnya.
e. Persuasif
Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan tersebut, seorang pemimpin biasanya harus
menggunakan persuasi.
f. Skill Komuniktif
Seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk mengemukakan secara singkat pendapat-pendapatnya,
dan dapat mengambil intisari dari pernyataan pihak lain. Seorang pemipmpin menggunakan komunikasi
dengan tepat untuk tujuan-tujuan persuasif, informatif serta stimultif.
Seorang pemimpin adalah orang yang cukup matang dan ia tidak memiliki sifat-sifat anti-sosial.
h. Perseptif
Sifat berehubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri-ciri dan kelakuan orang lain, terutama
dengan bawahannya.
i. Kreatifitas
Kapasitas untuk bersifat orisinil, untuk memikirkan cara-cara baru merintis jalan baru, guna
memecahkan sebuah problem merupakan sifat yang sangat didambakan oleh seorang pemimpin.
j. Partisipasi Sosial
Mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok dan memiliki kemampuan untuk berhadapan
dengan orang-orang dari kalangan manapun serta berkemampuan untuk melakukan konversi tentang
berbagai macam subjek.
G. Tipe kepemimpinan
Dalam memimpin seorang pemimpin harus memahami teori, gaya dan lingkungan tempat mereka
memimpin. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila memanfaatkan dan mengelola potensi
setiap anggota dengan cara yang tepat. Seorang pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya
harus mendorong perilaku positif dan meminimalisir semua yang negatif, mencari pemecahan masalah,
mempelajari perubahan di sekitarnya, serta merencanakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.
I. Daftar pustaka
https://afdalarianto.blogspot.com/2016/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html?
m=1