Anda di halaman 1dari 14

A.

Pengertian Kepemimpinan
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor,
pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua,
dan sebagainya. 

 Kepemimpinan menurut Robbins (dalam Suwatno & Priansa, 2011)

Kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran. Kouzes dan Posner
(dalam Suwatno & Priansa, 2011), mengatakan kepemimpinan adalah penciptaan cara bagi orang
untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan sesuatu yang luar biasa.

 Kartini Kartono, 1994 : 181


Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya
kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.

 Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan

Pemimpin adalah seseorang dengan kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk


mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam men#apai tujuan.

Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang


diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi
orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui
perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.

Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:

1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin
dan anggotanya berinteraksi,
2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh
pemimpin, dan
3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.

B. Peran dan Fungsi Kepemimpinan


Peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai
kedudukannya sebagai seorang pemimpin. Beberapa peran/fungsi kepemimpinan adalah sebagai
berikut:

1. Fungsi perencanaan

Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri
selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain:
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan
apa yang akan dilakukan

b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan
atas fakta – fakta yang diketahui

c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan
tujuan atau target yang akan dicapai.

Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:

a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan
kegiatan yang bersifat terus menerus.

b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan – kegiatan yang akan
dilakukan atas dasar jangka panjang dan penentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.

2. Fungsi memandang ke depan

Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang
akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya
proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami
hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap
perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-
hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3. Fungsi pengembangan loyalitas

Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat
rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri
harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang
menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari
loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan
rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk
dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam
rencana .

5. Fungsi mengambil keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu
banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang
kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.

6. Fungsi memberi motivasi

Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat
memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan
menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang
berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab
mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.

C. Kriteria Seorang Pemimpin


Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria,yaitu :

1. Pengaruh
Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut
membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini menjadikan
sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang
pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan pernah berkata:
Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh.
2. Kekuasaan/power
Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia
memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa
kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang
mau menjadi pendukungnya. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat
simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
3. Wewenang
Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan.
Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang
pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur
tangan dari sang pemimpin.
4. Pengikut
Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan
sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi
dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin
tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat
berdiri sendiri.

D. Gaya Kepemimpinan
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan yaitu :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian


Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala
keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas
kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim
yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif
menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

Macam - macam gaya kepemimpinan menurut Horse yang di kutip oleh H.Suwanto
(2011:157) antara lain :

1. Gaya Kepemimpinan Direktif

Gaya kepemimpinan ini membuat bawahan agar tau apa yang diharapkan pimpinan dari mereka,
menjadwalkan kerja untuk dilakukan, dan member bimbingan khusus mengenai bagaimana
menyelesaikan tugas.

2. Gaya Kepemimpinan Yang Mendukung

Gaya kepemimpinan ini bersifat ramah dan menunjukan kepedulian akan kebutuhan bawahan.

3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan ini berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran mereka sebelum
mengambil suatu keputusan.

4. Gaya Kepemimpinan Berorientasi Prestasi

Gaya kepemimpinan ini menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk
berprestasi pada tingkat tertinggi mereka.

Menurut Tohardi dikutip oleh Edy Sutrisno (2010:242) menyatakan bahwa Gaya-gaya
kepemimpinan yaitu :

1. Gaya persuasive Yaitu gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan yang mengubah
perasaan, pikiran atau dengan kata lain melakukan ajakan atau bujukan.
2. Gaya Refresif Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan-tekanan, ancaman-
ancaman, sehingga bawahan merasa keatakutan.

3. Gaya partispatif Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk itu secara aktif baik menata, spiritual, fisik maupun material dalam kiprahnya dalam perusahaan.

4. Gaya Inovatif Yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan usaha-usaha
pembaruan didalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau setiap produk
terkait dengan kebutuhan manusia.

5. Gaya investigative Yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai dengan rasa
penuh kecurigan tehadap bawahannya menimbulkan yang menyebabkan kreatifitas, inovasi, serta
insisiatif dari bawahan kurang berkembang karena bawahan takut kesalahan-kesalahan.

6. Gaya Inspektif Yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya protokoler,
kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau pemimpin yang senang
apabila dihormati.

7. Gaya Motivasif Yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi mengenai ide-idenya,
program-program dan kebijakan-kebijakan kepada bawahan dengan baik. Komunikasi tersebut
membuat segala ide bawahan-bawahan dan kebijakan dipahami oleh bawahan sehingga bawahan mau.

8. Gaya Naratif Pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak
disesuiakan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan kata lain pemimpin yang banyak bicara sedikit
bekerja.

9. Gaya Edukatif Yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara
memberikan pendidikan dan keterlampiran kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki
wawasan dan pengalamanyang lebih baik dari hari ke hari, sehingga seorang pemimpin yang bergaya
edukatif tidak akan pernah menghalangi bawahan ingin megembangkan pendidikan dan keterlampiran.

10. Gaya Retrogresif Yaitu pemimpin yang tidak suka melihat maju, apalagi melebihi dirinya, untuk itu
pemimpin yang bergaya restrogresif selalu menghalangi bawahan untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterlamiplan. Sehingga dengan kata lain pemimpin yang bergaya restrogresif sangat senang
melihat bawahan selalu terbelakang bodoh dan sebagainya.

E. Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Baik


WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak harus memiliki tiga ciri,
yaitu:

1. Penglihatan Sosial Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang timbul
dalam masyarakat sehari-hari.
2. Kecakapan Berfikir Abstrak Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas,
intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan mumutuskan adanya
gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.

3. Keseimbangan Emosi Orang yang mudah naik darah, membuat kekacauan menandakan emosinya
belum stabil, dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa jadi pemimpin
sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan senang. Maka seorang pemimpin
harus mempunyai keseimbangan emosi.

F. Teori Kepemimpinan
1. Teori Otokratis

Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah pemaksaan dan tindakan yang agak
abiter dalam hubungan antra pemimpin dengan pihak bawahan. Pimpinanan disini cendrung
mengarahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan; ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin
dengan maksud agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan
perintah-perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi.

2. Teori Psikologis

Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwafungsi seorang pemimpin adalah


pengembangan sistem motivasi terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja ke arah
pencapaian sasaran-sasaran organisatoris maupun memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka.
Kepemimpinn yang memotivasi sangat memperhatiakan hal-hal seperti pengakuan (REORGANIZING),
kepastian emosional, dan kesemptan untuk memperhatiakan keinginan dan kebutuhannya

3. Teori Sosiologis

Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan aktifitas para
pemimpin dan berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara npara pengikut.
Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dengan mengikutsertakan para pengikut dalam pengambilan
keputusan terakhir.

Usaha-usaha untuk mencapai tujuan mempengaruhi interaksi antara para pengikut, kadang-kadang
hingg tingkat timbulnya konflik yng merusak di dalam atau di antara kelompok-kelompok. Dalam situasi
demikian, pemimpin diharap untuk mengambil tindakan-tindakan korektif, menjalankan pengaruh
kepemimpinannya dan mengembalikan harmoni antara koordinatif dan pengikutnya.

4. Teori supportif

Pemimimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan pda setiap
pengikut untuk melksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihk lain, serta
mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri.

5. Teori “Laissez Fire”


Pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan
aktivitas mereka. Teori merupakan kebalikan dari teori otokratis.

6. Teori Perilaku Pribadi

Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakuan
para pemimpin. Seorang pemimpin dapat menerapkan macam-macam gaya kepemimpinan yang
tergantung dari evaluasi pemimpin yang berang bersangkutan tentang situasi yang dihadapi, kemauan-
kemauan, keinginan untuk memutuskan jumlah pengawasan yang akan dijalankan. Pemimpin yang
macam ini memberikan banyak kebebasan kepada bawahannya.

7. Teori Perilaku Sosial atau Sifat

a. Intelegensi

Orang umumnya beranggapan bahwa intelegensi seorang individu memberikan petunjuk tentang
kemungkinan baginya untuk berhasil sebagai seorang pemimpin hingga suatu tingkat intelegensi
tertentu. Sukses diterangakan berdasarkan fakta bahwa individu bahwa individu memiliki tingkat
intelegensi sangat tinggi menganggap bahwa aktivitas-aktivitas kepemimpinan dan tantangan tidak
cukup bagi mereka; mereka lebih senang dengan ide-ide abstrak dan pekerjaan riset dasar.

b. Inisiatif

Hal ini terddiri dari dua bagian;

1. Kemampuan untuk bertindak sendiri dan mengatur tindakan-tindakan

2. Kemampuan untuk melihat arah tindakan yang tidak terlihat oleh pihak lain

c. Energi atau Rangsangan

Banyak orang berpendapat bahwa salah satu diantara ciri pemimpin yang menonjol adalah lenih energik
dalam usaha mencapai tujuan dibandingkan dengan seorang bukan pemimpin. Yaitu energi mental dan
fisik sangat dibutuhkan dalam memimpin.

d. Kedewasaan Emosional

Seorang pemipmpin dapat diandalkan jani-janjinya mengenai sps ysng sksn dilaksanakan dan ia bersedia
bekerja lama dan menyebarluasakan sikap “enthusiasme”diantara para pengikutnya.

e. Persuasif

Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan tersebut, seorang pemimpin biasanya harus
menggunakan persuasi.

f. Skill Komuniktif
Seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk mengemukakan secara singkat pendapat-pendapatnya,
dan dapat mengambil intisari dari pernyataan pihak lain. Seorang pemipmpin menggunakan komunikasi
dengan tepat untuk tujuan-tujuan persuasif, informatif serta stimultif.

g. Kepercayaan Diri Sendiri

Seorang pemimpin adalah orang yang cukup matang dan ia tidak memiliki sifat-sifat anti-sosial.

h. Perseptif

Sifat berehubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri-ciri dan kelakuan orang lain, terutama
dengan bawahannya.

i. Kreatifitas

Kapasitas untuk bersifat orisinil, untuk memikirkan cara-cara baru merintis jalan baru, guna
memecahkan sebuah problem merupakan sifat yang sangat didambakan oleh seorang pemimpin.

j. Partisipasi Sosial

Mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok dan memiliki kemampuan untuk berhadapan
dengan orang-orang dari kalangan manapun serta berkemampuan untuk melakukan konversi tentang
berbagai macam subjek.

G. Tipe kepemimpinan

1. Tipe Otoriter (Otokratis, Dominator)


Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya. Cenderung melakukan pemaksaan
dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban dari bawahan adalah untuk mengikuti dan
menjalankan perintah. Tak boleh ada saran dan bantahan dari bawahan. Mereka diharuskan patuh dan
setia secara mutlak kepada pemimpinnya. Kendali penuh ada pada pemimpin (bersifat satu arah)
Contoh pemimpin diktaktor Adolf Hitler, Muammar Khadafi, Saddam Husein, Husni Mubarak dan lain-
lain
 
Kelebihan       :
 Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak pemimpin, tak ada bantahan
dari bawahan
 Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga apabila terjadi kesalahan dari
bawahan maka pemimpin tak segan untuk menegur
 Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan     :
 Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat keras dari pemimpin
 Menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi perpindahan karena bawahan tidak
merasa nyaman
 Bawahan akan merasa tertekan karena apabila terjadi perbedaan pendapat, pemimpin akan
menganggapnya sebagai pembangkangan dan kelicikan
 Kreativitas dari bawahan sangatlah minim karena tidak diberikan kesempatan mengajukan
pendapat.
 Mudahnya melahirkan kubu oposisi karena dominasi pemimpin yang berlebihan
 Disiplin yang terjadi seakan-akan karena ketakutan dan hukuman bahkan pemecatan dari atasan
 Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol, apakah perintah yang diberikan sudah
dijalankan dengan baik oleh anggotanya
 
2. Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter. Disini pemimpin ikut berbaur
dan berada ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan
dengan bawahan, melainkan seperti saudara sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan
kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam mengerjakan tugas. Pemimpin
juga mau menerima masukan dan saran dari bawahannya.
Contoh pemimpin demokratis adalah John F Kennedy, Mahatma Gandhi dan lain-lain
 
Kelebihan       :
 Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku
 Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan merasa dihargai
dan dibutuhkan peranannya
 Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan saran
 Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan kemampuan
terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya
 Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan
 Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan
Kelemahan     :
 Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil secara musyawarah
 Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap orang jelas berbeda
 Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan apabila ego masing-
masing anggota tinggi
 
3. Tipe Kharismatik
Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang luar biasa untuk dapat
mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran apabila memiliki pengikut atau masa yang jumlahnya
besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin kharismatik bisa dilihat dari
cara mereka berbicara, berjalan maupun bertindak.
            Contoh pemimpin kharismatik adalah Nelson Mandela, John F Kennedy, Martin Luther King,
Soekarno dan lain-lain
 
Kelebihan       :
 Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas
 Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja lebih giat
 Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar karena sifatnya yang berkharisma sehingga
bisa dipercaya
 Menyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin
Kelemahan     :
 Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan yang beresiko
 Pemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa apa yang dilakukan pasti benar
karena pengikutnya sudah terlanjur percaya
 Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin yang berkompeten sulit
 
4. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa bawahan tidak bisa bersifat
mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu melindungi bawahannya.
Pemimpin paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar sehingga jarang memberikan kesempatan
pada bawahan untuk mengambil keputusan
Contoh pemimpin paternalistik adalah seorang guru
 
Kelebihan       :
 Pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam mengambil keputusan
 Bawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan
Kelemahan     :
 Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatan
 Keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama karena menganggap dirinya
sudah melakukan yang benar
 Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena tidak ada kesempatan untuk
mengembangkannya
 
5. Tipe Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang memiliki disiplin tinggi dan biasanya
menyukai hal-hal yang formal. Menerapkan sistem komando dalam menggerakkan bawahannya untuk
melakukan perintah. Menggunakan pangkat dan jabatan dalam mempengaruhi bawahan untuk
bertindak.
Contoh pemimpin militeristik adalah Soeharto
 
Kelebihan       :
 Tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan mengambil keputusan
 Bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi
 Bawahan akan merasa aman dan terlindungi
Kelemahan     :
 Suasana cenderung kaku karena lingkungan yang formal
 Pemimpin sukar dalam menerima kritikan dan saran dari bawahan
 Bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman karena banyak aturan dan sifat keras dari
pemimpin
 
6. Tipe Laissez-Faire
Dalam tipe ini, pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka membiarkan bawahannya
untuk berbuat sekehendaknya. Tak ada kontrol dan koreksi. Tentu saja dalam kepemimpinan
inisangatlah mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. Pemimpin tak menjalankan perannya dengan baik
 
Kelebihan       :
 Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa bersikap mandiri dan memiliki
inisiatif
 Pemimpin tidak memiliki dominasi besar
 Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan tugas
Kelemahan     :
 Pemimpin membiarkan bawahan untuk bertindak sesuka hati karena tidak ada kontrol
 Mudah terjadi kekacauan dan bentrokan
 Tujuan organisasi akan sulit tercapai apabila bawahan tidak memiliki inisiatif yang tepat dan
dedikasi tinggi
 
7. Tipe Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard (Situasional)
Ada empat tipe kepemimpinan           :
1. Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah dukungan dirujuk
sebagai instruksi karena gaya ini dicirikan dengan komunikasi 1 arah, pemimpin memberikan
batasan peranan penngikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana,
dan dimana melaksankan berbagai tugas.
Kelebihan             :
 Pemimpin memiliki sifat yang tegas dan cepat
 Pemimpin memberikan pengarahan yang jelas untuk melaksanakan tugas
Kekurangan         :
 Bawahan cenderung bersifat pasif karena keputusan diambil sepenuhnya oleh pemimpin
 Bawahan merasa diawasi dengan ketat dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat menimbulkan
ketakutan apabila melakukan kesalahan
 2. Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi dukungan dirujuk sebagai konsultasi karena
dalam menggunakan gaya ini, pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat
hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah, dan
perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat,
serta ide-ide dan saran-saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian atas pengambilan
keputusan tetap pada pemimpin.
Kelebihan             :
 Dalam pengambilan keputusan, bawahan masih turut terlibat
 Suasana harmonis dan nyaman antara pemimpin dengan bawahan
 Pemimpin memiliki kendali dalam pengawasan tugas sehingga bawahan tidak bisa seenaknya
Kekurangan         :
 Pengambilan keputusan tidak bisa dilangsungkan dengan cepat
 3. Perilaku pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai partisipasi, karena
posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Dengan
penggunaan gaya tiga ini, pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah
dan pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah secara
aktif mendengar.
Kelebihan             :
 Bawahan turut serta dalam pengambilan keputusan
 Pemimpin bersifat terbuka dalam pelaksanaan tugas
Kelemahan           :
 Kontrol dalam pemecahan masalah dilakukan secara bergantian sehingga dapat menimbulkan
ketidakcocokan pendapat.
4. Perilaku pemimpin yang rendah pengarahan dan rendah dukungan dirujuk sebagai delegasi, karena
pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan
mengenai visi misi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan secara
keseluruhan kepada bawahan.
 
Kelebihan             :
 Bawahan akan memiliki kreatifitas tinggi dalam pengembangan tugas, karena pemimpin telah
memberikan hak penuh dalam pelaksanaanya
 Bawahan akan memiliki rasa percaya tinggi tinggi karena dipercaya mengambil keputusan
sendiri
 Bawahan akan memiliki tanggung jawab dalam penyelesaian tugas
Kelemahan           :
 Bawahan akan merasa terbebani apabila tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik
H. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu seni tentang cara untuk mempengaruhi orang lain kemudian mengarahkan
keinginan, kemampuan dan kegiatan mereka untuk mencapai tujuan si pemimpin. Dalam suatu
organisasi, kepemimpinan itu merupakan suatu seni untuk mempengaruhi bawahannya baik secara
individu maupun sebagai kelompok agar melakukan kegiatan untuk mencapai organisasi seoptimal
mungkin

Dalam memimpin seorang pemimpin harus memahami teori, gaya dan lingkungan tempat mereka
memimpin. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila memanfaatkan dan mengelola potensi
setiap anggota dengan cara yang tepat. Seorang pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya
harus mendorong perilaku positif dan meminimalisir semua yang negatif, mencari pemecahan masalah,
mempelajari perubahan di sekitarnya, serta merencanakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.
I. Daftar pustaka

https://afdalarianto.blogspot.com/2016/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai