Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
NPP : 32.0385
Kelas : F-2
Secara etimologis (asal usul kata), Sallata (1983:3) berpendapat bahwa istilah pamong
praja berasal dari bahasa Jawa. Pamong berarti orang yang mengemong‟ (membina atau
membimbing). Sedangkan praja berarti negara, rakyat, kawula, kediaman, kedudukan,
negeri, atau daerah. Jadi, pamong praja berarti pembina dan pembimbing rakyat di suatu
negara/daerah (Sulfianto D, 2018).
Secara terminologis (peristilahan), terdapat arti pamong praja menurut beberapa ahli,
yaitu:
1) pamong praja adalah gubernur, residen, bupati, patih, walikota, wedana, dan asisten
wedana, yang ditugaskan sebagai wakil pemerintah pusat di suatu daerah pemerintahan,
sebagaimana dimuat dalam penjelasan UU No.6/1959 tentang Penyerahan Tugas-Tugas
Pemerintah Pusat Dalam Bidang Pemerintahan Umum, Perbantuan Pegawai Negeri Dan
Penyerahan Keuangannya Kepada Pemerintah Daerah (Djenal Hoesen
Koesoemahatmadja, 1978: 2).
2) pamong praja adalah pejabat pemerintah pusat yang ada di daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan umum. Dalam arti sempit, pejabat tersebut adalah kepala wilayah,
sedangkan dalam arti luas termasuk dengan stafnya (Bayu Suryaningrat, 1980: 7);
3) pamong praja adalah badan pemerintah yang terdiri dari camat, wedana, patih, bupati,
residen, dan gubernur (Mulia, dalam Sallata, 1983: 3);
4) pamong praja adalah perangkat atau pejabat pemerintah yang ada di daerah yang tugasnya
melaksanakan urusan pemerintahan umum/ pemerintahan pusat (Soleh dan Trisantono,
2001: 20)
di sisi lain dalam memahami pengertian pamongpraja bisa dibagi atas pengertian
pamongpraja dalam arti luas dan pamongpraja pada arti sempit. Pengertian pamongpraja
pada arti luas meliputi segenap pegawai dalam lingkungan Departemen dalam Negeri (saat
ini Kementerian dalam Negeri) yang ada dan bekerja di wilayah yang melaksanakan
urusan pemerintahan pusat atau pemerintahan umum . Sedangkan pengertian pamongpraja
dalam arti sempit meliputi mereka yang memegang pimpinan dan menjadi kepala dari
suatu wilayah administratif. dari kedua pengertian tadi pamongprajaan dapat diartikan
sebagai perangkat atau pejabat pemerintahan yang terdapat di daerah yang tugasnya
melaksanakan urusan pemerintahan umum atau pusat.
Ada pun Dalam pelakasanaan tugas keseharian sebagai seorang pamong praja,
setiap pamong praja wajib memegang teguh nilai nilai Hasta Budhi Bhakti serta 12 nilai
kepamongprajaan yaitu :
3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Analisis terhadap Kepamongprajaan saat ini kesimpulan yang saya
adalah pada masa saat ini masyarakat melihat pamong praja hanya terbatas pada satuan
polisi pamong praja saja dan praja IPDN saja, padahal kalau kita melihat lebih jauh maka
secara pengertian leksikografis, etimologis, dan terminologis tentang pamong praja
tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pamong praja adalah aparatur
pemerintah sebagai perangkat pemerintahan pusat yang berada dalam struktur
pemerintahan daerah yang berfungsi menyelenggarakan urusan pemerintahan umum dan
urusan pemerintahan lainnya berdasarkan asas dekonsentrasi. Yang dimaksud dengan
aparatur pemerintah dalam pengertian pamong praja tersebut adalah aparatur pemerintah
yang berstatus pegawai negeri atau bukan. Jumlahnya seorang atau beberapa orang
(berikut stafnya) dalam setiap tingkatan pemerintahan di daerah. Mereka berasal dari pusat
atau dari daerah yang diposisikan dalam susunan organisasi pemerintah daerah sebagai
Kepala Wilayah atau Kepala Daerah yang ditetapkan oleh peraturan perundang- undangan
sebagai wakil pemerintah pusat, dan kadang-kadang beserta stafnya. Mereka berfungsi
menyelenggarakan urusan pemerintahan pusat berupa urusan pemerintahan umum dan
urusan lain berdasarkan asas dekonsentrasi yang tidak ditugaskan kepada aparatur
pemerintah di luar organisasi pemerintah daerah (instansi-instansi vertikal).
3.2 Saran
Saran penulis untuk saat ini adalah lebih menekankan dan mengedukasi masyarakat
tentang pengertian pamong praja agar masyarakat lebih memahami tentang pamong praja.
Serta menekankan kembali kepada pamong praja untuk meningkatkan kembali penerapan
dari 12 nilai nilai kepamongprajaan dan Hasta Budhi Bhakti baik bertugas. Serta terakhir
diharapkan bagi setiap pembaca tulisan ini semakin memahami dan mengerti akan apa itu
kepamongprajaan dan kedudukannya di masyarakat saat ini.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Sulfianto, D 2018, ‘Pamong Praja’, Jurnal Academia Praja, Vol. 1, no. 1, hh. 1-8
Permen_No_62_Tahun_2015.(n.d.)