Anda di halaman 1dari 210

-1- SALINAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

PERATURAN REKTOR INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


NOMOR 6 TAHUN 2023
TENTANG
PEDOMAN TATA KEHIDUPAN PRAJA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI,

a. Menimbang : a. bahwa untuk menyiapkan kader pamong praja yang


memiliki tata karma dan disiplin dalam melaksanakan
pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri, perlu
adanya pengaturan pedoman tata kehidupan praja;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Rektor Institut
Pemerintahan Dalam Negeri tentang Pedoman Tata
Kehidupan Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5336);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2022
tentang Statuta Institut Pemerintahan Dalam Negeri (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 610);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 140 Tahun 2022
tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Pemerintahan
-2-

Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun


2022 Nomor 1436);
5. Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Kegiatan
Ekstrakurikuler Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri;
6. Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Akademik Institut
Pemerintahan Dalam Negeri;
7. Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Nomor 3 Tahun 2022 tentang Organisasi Keprajaan Institut
Pemerintahan Dalam Negeri;
8. Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Nomor 4 Tahun 2023 tentang Satuan Manggala Praja
Institut Pemerintahan Dalam Negeri;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN REKTOR INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
TENTANG PEDOMAN TATA KEHIDUPAN PRAJA INSTITUT
PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Rektor ini yang dimaksud dengan:
1. Institut Pemerintahan Dalam Negeri yang selanjutnya
disingkat IPDN adalah perguruan tinggi kedinasan di bawah
Kementerian Dalam Negeri yang menyelenggarakan
Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan dipimpin oleh Rektor,
menyiapkan kader pemerintahan dalam negeri di
lingkungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
2. Senat Institut adalah unsur penyusun kbijakan IPDN
yang menjalankan fungsi penetapan, pertimbangan, dan
pengawasan pelaksanaan kebijakan akademik dan
perwakilan tertinggi di lingkungan IPDN.
3. Rektor adalah pimpinan penyelenggara IPDN.
4. Pedoman Tata Kehidupan Praja adalah ketentuan dasar
bagi Praja yang mengatur hak dan kewajiban serta
rangkaian kegiatan kehidupan Praja dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan di dalam dan di luar kampus IPDN.
-3-

5. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan adalah pembantu


Rektor dalam memimpin penyelenggaraan Pendidikan tinggi
kepamongprajaan di IPDN bidang Kemahasiswaan.
6. Biro Administrasi Keprajaan, Kemahasiswaan, dan Alumni
adalah unsur pembantu pimpinan di bidang administrasi
keprajaan, kemahasiswaan dan alumni yang berada di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor
melalui Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
7. Direktur adalah Direktur IPDN di Kampus Daerah.
8. Satuan Manggala Praja adalah unsur pelaksana akademik
yang melaksanakan kegiatan operasional pengasuhan,
bimbingan, pengawasan, dan penegakan disiplin Praja.
9. Penegak Disiplin dan Pemeriksaan Praja yang selanjutnya
disingkat PDPP adalah urusan yang melaksanakan kegiatan
penegakan disiplin dan pemeriksaan praja bermasalah.
10. Piket Posko adalah Pengasuh yang bertugas melaksanakan
piket posko manggala di IPDN Kampus Jatinangor dan IPDN
Kampus Jakarta serta Pengasuh yang melaksanakan piket
posko sena di IPDN Kampus Daerah.
11. Praja adalah peserta didik program sarjana terapan di
lingkungan IPDN.
12. Tata Krama Praja adalah pedoman sikap dan perilaku
dalam kehidupan Praja.
13. Tata Kedisiplinan Praja adalah kaidah yang mengatur
tentang disiplin Praja.
14. Komisi Disiplin Praja yang selanjutnya disingkat Komdis,
adalah unsur pelaksana kegiatan akademik dan
pengasuhan yang mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap pelanggaran disiplin Praja.
15. Kampus adalah IPDN Kampus Pusat dan IPDN Kampus
Daerah.
-4-

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2
Ruang lingkup dalam Peraturan Rektor ini, meliputi:
1. tata kehidupan Praja terdiri atas:
a. hak dan kewajiban;
b. kode kehormatan;
c. kegiatan Praja; dan
d. izin Praja.
2. tata krama Praja terdiri atas:
a. berpakaian;
b. interaksi sosial;
c. penggunaan alat; dan
d. kegiatan individu.
3. tata kedisiplinan Praja terdiri atas:
a. jenis pelanggaran disiplin;
b. sanksi pelanggaran disiplin;
c. penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin berat; dan
d. pembinaan dan pengawasan.
4. pemberhentian praja.

BAB III
TATA KEHIDUPAN PRAJA

Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban

Pasal 3
(1) Hak Praja terdiri atas:
a. memperoleh pendidikan berupa pengajaran, pelatihan,
dan pengasuhan sesuai dengan ketentuan di IPDN;
b. mengemukakan pendapat secara rasional serta tidak
menganggu hak-hak orang lain dan ketertiban IPDN;
c. memperoleh informasi tentang prestasi belajarnya;
d. memperoleh akses teknologi informasi yang menunjang
kegiatan pendidikan dan pengembangan ilmu;
-5-

e. memperoleh perlindungan hukum;


f. memperoleh tempat tinggal, makanan, pakaian dinas,
layanan kesehatan, konseling, dan keamanan serta
peralatan dan perlengkapan yang layak;
g. mengikuti kegiatan organisasi keprajaan dan
ekstrakurikuler sesuai dengan minat bakatnya;
h. menggunakan peralatan dan/atau fasilitas IPDN untuk
kepentingan akademik atau kepentingan lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kepatutannya;
i. mendapatkan izin pesiar dan izin bermalam;
j. setelah lulus, diusulkan untuk diangkat menjadi Calon
Pegawai Negeri Sipil; dan
k. penghargaan akademik dan non akademik.
(2) Kewajiban Praja terdiri dari:
a. mematuhi pedoman tata kehidupan praja;
b. mengikuti proses pembelajaran pengajaran, pelatihan,
dan pengasuhan sesuai dengan pedoman akademik
IPDN;
c. menjunjung tinggi norma, etika akademik, tata krama,
dan adat-istiadat serta taat dan patuh sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut
dan menghormati pelaksanaan ibadah peserta didik
lain;
e. menghormati tenaga pendidik dan tenaga kependidikan;
f. memelihara kerukunan, kedamaian, dan keharmonisan
sosial;
g. menjaga, memelihara kebersihan, keindahan,
keamanan, dan ketertiban sarana, prasarana di
lingkungan kampus IPDN;
h. menjaga kewibawaan dan nama baik almamater IPDN;
i. menggunakan pakaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
j. menyelesaikan pendidikan di IPDN paling lama 10
(sepuluh) semester; dan
k. melaksanakan perintah dinas dari pimpinan IPDN.
-6-

Bagian Kedua
Kode Kehormatan

Pasal 4
(1) Kode kehormatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
angka 1 huruf b merupakan tata nilai dan semangat
kepamongprajaan.
(2) Kode kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara, dan
Pemerintah Republik Indonesia;
c. rela berkorban dan bekerja keras untuk kepentingan
rakyat, bangsa, dan negara;
d. melaksanakan pengabdian berdasarkan kaidah
keilmuan, etika, dan estetika; dan
e. kejujuran, kearifan, keadilan, keterbukaan, taat asas,
dan professional dalam pelayanan kepada masyarakat.

Bagian Ketiga
Kegiatan Praja

Pasal 5
(1) Kegiatan Praja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 angka
1 huruf c meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan,
pengasuhan, dan ekstrakurikuler.
(2) Kegiatan pengajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan penguasaan ilmu pengetahuan pemerintahan
(aspek kognitif) dalam proses pembelajaran.
(3) Kegiatan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan penguasaan keterampilan praktik
pemerintahan (aspek psikomotorik).
(4) Kegiatan pengasuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pembentukan kepribadian Praja (aspek afektif)
dan/atau internalisasi nilai kepamongprajaan.
(1) Kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat
-7-

(1) merupakan pengembangan minat dan bakat Praja.

Pasal 6
(1) Kegiatan pengajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (2) terdiri atas:
a. perkuliahan;
b. ujian;
c. karya ilmiah;
d. seminar;
e. kuliah umum;
f. penelitian;
g. penyusunan laporan akhir;
h. studi perspektif;
i. pertukaran mahasiswa; dan
j. debat mahasiswa.
(2) Kegiatan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (3) terdiri atas:
a. pelatihan;
b. ujian;
c. magang;
d. bhakti karya praja; dan
e. latihan integrasi taruna wreda.
(3) Kegiatan pengasuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (4) terdiri atas:
a. siklus kehidupan praja;
b. kegiatan internalisasi nilai-nilai kepamongprajaan;
c. apel;
d. pembinaan keluarga asuh Praja;
e. tata tertib makan di gedung menza nusantara atau
ruang makan;
f. penghormatan;
g. penggunaan pakaian dinas;
h. pemeliharaan kebersihan dan perawatan perorangan;
i. pergerakan dalam kampus;
j. piket posko;
k. dinas jaga;
l. wajib belajar;
-8-

m. tata tertib kepemilikan dan penggunaan barang;


n. penerimaan tamu;
o. istirahat dan tidur;
p. pesiar;
q. interaksi sosial;
r. berobat;
s. kunjungan kantin atau koperasi;
t. penggunaan gawai;
u. menonton televisi; dan
v. kebersihan, kerapihan dan keindahan wisma, kelas,
kantor, dan lingkungan kegiatan praja.
(4) Kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (5) terdiri atas:
a. pembinaan rohani;
b. pembinaan mental ideologi;
c. pembinaan prestasi olahraga;
d. pembinaan seni budaya;
e. pembinaan organisasi keprajaan;
f. pembinaan jasmani dan kebugaran; dan
g. kegiatan tradisi korps Praja.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan pengajaran,
pelatihan, pengasuhan, dan ekstrakurikuler sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Rektor ini.

Bagian Keempat
Izin Praja

Pasal 7
Izin Praja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 angka 1 huruf
d terdiri atas izin:
a. meninggalkan kampus;
b. bermalam; dan
c. sakit dan berobat di daerah;
-9-

Pasal 8
(1) Izin meninggalkan kampus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf a adalah izin yang diberikan oleh pimpinan
kepada Praja dalam waktu paling lama 6 (enam) jam dan 16
(enam belas) jam dalam sehari.
(2) Izin bermalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
b adalah izin yang diberikan oleh pimpinan kepada Praja
dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari.
(3) Izin sakit dan berobat di daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf c adalah izin yang diberikan oleh
pimpinan kepada Praja yang membutuhkan pengobatan
karena sakit sesuai rekomendasi dari dokter Unit Poliklinik
IPDN.

Pasal 9
(1) Pelaksanaan izin meninggalkan kampus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf a diberikan dalam rangka
mendukung proses pendidikan dan/atau keperluan pribadi
yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Syarat pelaksanaan izin meninggalkan kampus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. permohonan secara tertulis dari Praja dan orang
tua/wali Praja;
b. tidak mengganggu kegiatan pengajaran, pelatihan, dan
pengasuhan;
c. pejabat yang berwenang mengeluarkan surat izin
meninggalkan kampus; dan
d. Praja yang telah mendapat izin wajib melapor ke Piket
Posko.

Pasal 10
Pejabat yang berwenang memberikan izin meninggalkan
kampus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
meliputi:
1. Kampus pusat:
a. pemberian izin meninggalkan kampus paling lama 6
(enam) jam dalam sehari diberikan oleh kepala satuan
- 10 -

sena praja IPDN Kampus Jatinangor dan/atau kepala


satuan wira praja IPDN Kampus Jakarta.
b. pemberian izin meninggalkan kampus paling lama 16
(enam belas) jam dalam sehari diberikan oleh kepala
Satuan Manggala Praja; dan
2. Kampus Daerah:
a. pemberian izin meninggalkan kampus paling lama 6
(enam) jam dalam sehari diberikan oleh kepala satuan
wira praja IPDN Kampus Daerah; dan
b. pemberian izin meninggalkan kampus paling lama 16
(enam belas) jam dalam sehari diberikan oleh kepala
satuan sena praja IPDN Kampus Daerah.

Pasal 11
(1) Pelaksanaan izin bermalam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf b diberikan dalam rangka:
a. sifatnya darurat diberikan paling lama 7 (tujuh) hari
kepada Praja apabila keluarga inti yaitu bapak/ibu
kandung/orang tua wali dan/atau saudara kandung
meninggal dunia atau sakit keras, mewakili orang tua
yang telah meninggal;
b. keperluan yang mendukung proses pendidikan
diberikan paling lama 7 (tujuh) hari;
c. bentuk penghargaan atas prestasi kepada Praja dapat
diberikan paling lama 3 (tiga) hari; dan
d. keperluan yang dapat dipertanggungjawabkan diberikan
paling lama 3 (tiga) hari.
(2) Syarat pelaksanaan izin bermalam yang sifatnya darurat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sebagai
berikut:
a. permohonan secara tertulis atau lisan dari Praja dan
orang tua atau wali Praja;
b. pejabat yang berwenang mengeluarkan surat izin
bermalam dengan tembusan kepada kepala Satuan
Manggala Praja, kepala biro administrasi umum dan
keuangan, kepala biro administrasi keprajaan,
kemahasiswaan, dan alumni, dan dekan; dan
- 11 -

c. apabila pejabat yang berwenang berhalangan,


koordinator Piket Posko mengeluarkan surat izin
bermalam yang bersifat sementara setelah mendapat
persetujuan pimpinan.
(3) Surat izin bermalam sementara yang dikeluarkan oleh
koordinator Piket Posko sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c selanjutnya ditindaklanjuti dengan penerbitan
surat izin bermalam yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang.
(4) Syarat pelaksanaan izin bermalam yang mendukung proses
pendidikan, keperluan yang dapat dipertanggungjawabkan,
dan bentuk penghargaan atas prestasi kepada Praja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan
huruf d sebagai berikut:
a. permohonan secara tertulis dari Praja dan orang
tua/wali Praja;
b. pejabat yang berwenang mengeluarkan surat izin
bermalam dengan tembusan kepada kepala Satuan
Manggala Praja, kepala biro administrasi umum dan
keuangan, kepala biro administrasi keprajaan,
kemahasiswaan, dan alumni, dan dekan; dan
c. Praja yang telah mendapat izin wajib melapor ke Piket
Posko.

Pasal 12
Pejabat yang berwenang memberikan izin bermalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) meliputi:
1. Kampus pusat:
a. pemberian izin bermalam paling lama 7 (tujuh) hari
diberikan oleh Rektor; dan
b. pemberian izin bermalam paling lama 3 (tiga) hari
diberikan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
2. Kampus Daerah:
a. pemberian izin bermalam paling lama 7 (tujuh) hari
diberikan oleh Rektor; dan
b. pemberian izin bermalam paling lama 3 (tiga) hari
diberikan oleh Direktur.
- 12 -

Pasal 13
(1) Pelaksanaan izin sakit dan berobat di daerah, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf c diberikan atas dasar:
a. rekomendasi dari dokter yang menyatakan Praja
menderita sakit parah dan/atau menular; dan
b. permohonan secara tertulis dari orangtua atau wali.
(2) Syarat pelaksanaan izin sakit dan berobat di daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut:
1. Kampus pusat:
a. permohonan dari orang tua atau wali diajukan
kepada Rektor dengan melampirkan surat
rekomendasi dari dokter; dan
b. Rektor memberikan persetujuan berupa surat izin
sakit dan berobat di daerah.
2. Kampus Daerah:
a. permohonan dari orang tua atau wali diajukan
kepada Direktur dengan melampirkan surat
rekomendasi dari dokter yang selanjutnya diajukan
oleh Direktur kepada Rektor; dan
b. surat izin sakit dan berobat di daerah dapat
dikeluarkan oleh Direktur berupa surat izin
sementara sebelum surat izin sakit dan berobat di
daerah dari Rektor terbit;
c. Rektor memberikan persetujuan berupa surat izin
sakit dan berobat di daerah.
(3) Apabila orang tua atau wali tidak mengajukan surat
permohonan izin sakit dan berobat di daerah, Rektor dapat
memberikan persetujuan berupa surat izin sakit dan
berobat di daerah berdasarkan rekomendasi dari dokter
unit poliklinik IPDN.
(4) Praja yang selesai melaksanakan izin sakit dan berobat di
daerah memiliki kewajiban untuk:
a. menyerahkan surat permohonan orang tua atau wali
untuk mengikuti pendidikan kembali;
b. menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter yang
merawat atau spesialis;
c. melakukan pemeriksaan ulang oleh dokter unit
- 13 -

poliklinik IPDN; dan


d. apabila dibutuhkan dokter unit poliklinik dapat
meminta rekomendasi dari dokter rumah sakit atau
dokter spesialis yang ditunjuk.

Pasal 14
Pejabat yang berwenang memberikan izin sakit dan berobat di
daerah yaitu Rektor.

Pasal 15
(1) Praja diberikan dispensasi untuk tidak mengikuti kegiatan
pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan pada saat
melaksanakan:
a. tugas sebagai jaga wisma; atau
b. perintah dari lembaga untuk mengikuti kegiatan dinas
di dalam dan di luar kampus.
(2) Praja diberikan dispensasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling banyak 3 (tiga) kali untuk 1 (satu) mata
kuliah dalam 1 (satu) semester.

BAB IV
TATA KRAMA PRAJA

Pasal 16
(1) Tata Krama Praja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
angka 2 meliputi tata cara:
1. berpakaian:
a. baju dinas;
b. tutup kepala dan alas kaki; dan
c. pakaian dalam.
2. interaksi sosial :
a. berbicara;
b. berkenalan;
c. laporan, penghormatan, dan menghadap;
d. bertamu, menerima tamu, dan mendampingi tamu
resmi;
e. praja bersama rekan;
- 14 -

f. membuat janji;
g. meminjam;
h. menulis surat;
i. mengundang dan menghadiri undangan; dan
j. melayat, menghadiri pemakaman, dan ziarah.
3. penggunaan alat:
a. gawai;
b. jam tangan;
c. media sosial; dan
d. kosmetik.
4. kegiatan individu:
a. berdiri, berjalan, dan duduk Praja;
b. makan;
c. berbelanja;
d. perjalanan;
e. menonton pertujukkan; dan
f. mengunjungi orang sakit.
(2) Praja wajib melaksanakan tata krama sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) di bawah bimbingan pengasuh.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Krama Praja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Rektor ini.

BAB V
TATA KEDISIPLINAN PRAJA

Bagian Kesatu
Jenis Pelanggaran Disiplin

Pasal 17
Jenis pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 angka 3 huruf a terdiri atas:
a. pelanggaran disiplin ringan;
b. pelanggaran disiplin sedang; dan
c. pelanggaran disiplin berat.
- 15 -

Pasal 18
Jenis pelanggaran disiplin ringan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 huruf a meliputi pelanggaran karena:
a. tidak hadir tepat waktu pada saat mengikuti kegiatan
pengajaran, pelatihan, pengasuhan, dan kegiatan
kedinasan lainnya;
b. tidak melengkapi diri dengan tas kuliah, buku catatan,
dan alat tulis pada saat mengikuti kuliah, pelatihan,
seminar, kuliah umum atau stadium general;
c. tidak tertib di lingkungan Kampus;
d. tidak mengenakan pakaian dinas dan/atau atribut sesuai
dengan ketentuan kecuali atas izin dinas;
e. keluar kampus tidak melewati gerbang utama kecuali atas
izin dinas;
f. membeli, membawa, menyimpan makanan, dan minuman
selain makanan dan minuman yang disediakan oleh IPDN
di kelas, wisma, dan tempat ibadah kecuali atas izin
dinas;
g. tidak melengkapi diri dengan sapu tangan, buku saku,
dan alat tulis pada saat menggunakan pakaian dinas
pakaian dinas harian, pakaian dinas pesiar, dan pakaian
dinas lapangan;
h. membawa makanan dan minuman dari luar ke dalam
gedung menza nusantara atau ruang makan kecuali atas
izin dinas;
i. makan terlambat atau mendahului tanpa izin Piket Posko;
j. ukuran dan model rambut tidak sesuai ketentuan;
k. asrama atau wisma dan kelas tidak rapi dan kotor;
l. lemari pakaian, meja belajar, tempat tidur, dan rak
handuk atau jemuran tidak rapi;
m. tidak mencukur jenggot, kumis, dan cambang;
n. memanjangkan dan/atau mewarnai kuku;
o. memakai perhiasan;
p. bermain musik atau bermain video game di lingkungan
wisma tanpa izin pengasuh;
q. menggunakan payung di dalam kampus;
r. menggunakan jam tangan yang tidak sesuai ketentuan;
- 16 -

s. memiliki dan menggunakan alat kosmetik dan perawatan


wajah yang tidak sesuai ketentuan;
t. berpindah tempat tidak dalam keadaan berbaris rapi;
u. tidak melaksanakan lari dalam perpindahan tempat lebih
dari 10 (sepuluh) langkah saat jumlah Praja kurang dari
9 (sembilan) orang;
v. tidak melaksanakan langkah tegap saat melewati area
yang sudah ditentukan;
w. menggunakan kacamata selain dalam kegiatan
pengajaran dan pelatihan di kelas dan belajar di wisma
kecuali izin dinas;
x. ketua wisma, jaga wisma, dan jaga serambi tidak mengisi
buku administrasi wisma sesuai dengan ketentuan;
y. melewati jalan yang tidak diperuntukkan bagi Praja;
z. tidak membawa sendok dan garpu pada saat upacara
makan di gedung menza nusantara atau ruang makan;
aa. tidak tertib pada saat pelaksanaan upacara makan
bb. tidak melaksanakan jam istirahat malam sesuai dengan
ketentuan kecuali izin dinas;
cc. tidak melaksanakan tugas dengan baik saat menjadi
petugas upacara atau panitia kegiatan;
dd. tidak melapor ke Piket Posko dan/atau pengasuh wisma
ketika pergi dan/atau kembali dari dinas luar;
ee. tidak melaksanakan laporan ketika menghadap
pimpinan;
ff. menggunakan lensa kontak kecuali izin dinas;
gg. menggunakan behel dan/atau aksesoris gigi kecuali izin
dinas;
hh. membawa barang di Kampus atau di luar Kampus tidak
rapi atau tanpa menggunakan tas;
ii. menjemur atau meletakkan jemuran pakaian tidak sesuai
dengan ketentuan;
jj. merendam pakaian lebih dari 1 (satu) malam;
kk. menyimpan pakaian kotor di sembarang tempat;
ll. tidak melaksanakan semir, setrika, dan braso;
mm. tidak memberikan penghormatan saat bertemu dengan
pimpinan, sivitas akademika, dan tamu IPDN;
- 17 -

nn. menginap atau beristirahat di wisma saat sakit tanpa ada


rekomendasi dari dokter unit poliklinik IPDN;
oo. tidak menggunakan ban lengan tanda sakit saat kegiatan
dinas;
pp. keluar dari barisan sebelum barisan dibubarkan;
qq. mencium tangan kepada sesama Praja;
rr. tidak menghormati lambang Negara pada saat masuk dan
atau keluar gedung menza nusantara;
ss. duduk di tempat yang tidak layak atau tidak pantas pada
saat menggunakan pakaian dinas;
tt. makan dan/atau minum sambil berjalan;
uu. menyandang tas di pundak pada saat berpakaian pakaian
dinas upacara, pakaian dinas pesiar, dan pakaian dinas
harian;
vv. penggunaan telepon genggam di wisma tidak sesuai
dengan ketentuan; dan
ww. hal-hal lain yang patut diduga termasuk dalam jenis
pelanggaran disiplin ringan yang belum diatur dalam
Peraturan Rektor ini.

Pasal 19
Jenis pelanggaran disiplin sedang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 huruf b meliputi pelanggaran karena:
a. 1 (satu) kali tidak mengikuti kegiatan pengajaran dan
pelatihan tanpa izin dinas dalam 1 (satu) semester;
b. menggunakan sarana dan prasarana lembaga tidak
semestinya;
c. ketua kelas membiarkan kelas tanpa dosen atau pelatih
dan tidak memberitahukan kepada petugas kelas
program studi;
d. tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen,
pelatih, dan pengasuh;
e. menyalahgunakan waktu jam wajib belajar untuk
kegiatan lain tanpa izin dinas;
f. merusak dan/atau menghilangkan barang inventaris
Kampus;
g. merusak dan/atau menghilangkan buku saku Praja;
- 18 -

h. menyimpan dan/atau menggunakan barang inventaris


Kampus tanpa izin dinas;
i. membuang sampah bukan pada tempatnya;
j. berjualan atau berbisnis di dalam Kampus tanpa izin
dinas;
k. memberikan hadiah dalam bentuk apapun kepada
sesama Praja di luar batas kepatutan dan/atau tanpa izin
dinas;
l. membeli, membawa, menyimpan, memiliki, merokok, dan
memfasilitasi atau membantu orang lain dalam
memperoleh rokok;
m. membeli, menyimpan, menonton, dan membaca majalah,
tabloid, gambar, film yang bergambar porno dan internet
dengan situs porno dan hal lain yang bercorak atau
bersifat pornografi;
n. Praja putra masuk ke komplek wisma Praja putri dan
sebaliknya tanpa izin dinas;
o. menerima tamu atau pihak luar di dalam Kampus tanpa
izin dinas;
p. memelihara hewan di lingkungan wisma;
q. memiliki, menyimpan, dan menggunakan alat masak di
lingkungan Kampus tanpa izin dinas;
r. tidak mengikuti kegiatan keagamaan yang telah
ditentukan;
s. tidak mengikuti upacara atau apel dengan status tanpa
izin dinas;
t. tidak mengikuti kegiatan makan di gedung menza
nusantara atau ruang makan;
u. tidak mengikuti kegiatan olahraga pagi;
v. tidak melaksanakan dinas jaga sesuai jadwal yang
ditentukan;
w. pesiar tanpa menggunakan pakaian dinas pesiar kecuali
izin dinas;
x. membuang atau tidak menghabiskan makanan dan/atau
minuman yang disediakan lembaga kecuali makanan
atau minuman yang sudah tidak layak konsumsi;
- 19 -

y. memakan yang bukan jatahnya atau mengambil jatah


makan Praja lain yang disediakan lembaga;
z. menggunakan telepon genggam di luar wisma tidak
sesuai dengan ketentuan;
aa. mengumpat dan/atau menghardik kepada diri sendiri
maupun orang lain;
bb. berbuat kegaduhan di dalam Kampus;
cc. menyimpan, menempatkan, menempelkan gambar, foto,
tulisan, hiasan atau grafik secara tidak pantas;
dd. naik ke atas plafon wisma atau plafon gedung,
bersembunyi dalam lemari dan kolong tempat tidur tanpa
izin dinas;
ee. Praja putri tidak melaporkan siklus menstruasi bulanan;
ff. mewarnai rambut selain warna hitam, menyambung,
menanam, mengeriting rambut;
gg. mewarnai, mengeriting, menanam, menyulam, mentato,
mencukur bulu mata atau alis mata;
hh. menggunakan perias mata atau perias alis mata dan
maskara (eye shadow/eye liner/eye brow), perona pipi
(blush on), lipstick atau pewarna bibir (lip tint/lip liner/lip
cream), dan alas bedak (foundation/cushion) dan
sejenisnya;
ii. mengemudikan kendaraan bermotor tanpa izin dinas;
jj. mengizinkan atau menyuruh junior ke wisma senior dan
sebaliknya tanpa izin dinas;
kk. keluar Kampus tanpa izin dinas;
ll. bermalam di luar wisma atau di luar Kampus tanpa izin
dinas;
mm. berangkat mendahului dan/atau kembali pesiar atau izin
meninggalkan kampus atau izin bermalam atau cuti tidak
tepat waktu tanpa izin dinas;
nn. melaksanakan kegiatan kumpul utusan daerah atau
kontingen dan organisasi keprajaan tanpa izin dan
pendampingan pengasuh;
oo. melakukan transaksi dalam bentuk apapun dengan
pihak luar di dalam Kampus tanpa izin dinas;
- 20 -

pp. menggunakan kelengkapan ibadah di luar kegiatan


keagamaan tanpa izin dinas;
qq. menggunakan surat izin yang sudah tidak berlaku;
rr. berpegangan tangan, merangkul dan/atau memeluk
sesama Praja atau orang lain kecuali pada peristiwa
tertentu;
ss. menyulam bibir, menyulam alis, bertatto, dan bertindik
kecuali di telinga bagi Praja putri serta menambah
aksesoris di tubuh;
tt. menyalahgunakan rumah atau kamar kos;
uu. tidak menggunakan pakaian dinas yang telah ditentukan
di dalam dan di luar Kampus;
vv. menyuruh junior atau pihak lain untuk mengambil uang
di anjungan tunai mandiri, mengambil barang cucian
dan/atau kepentingan pribadi lainnya;
ww. menyuruh, menggantikan dan/atau digantikan Praja lain
saat tugas dinas jaga tanpa izin dinas;
xx. menyuruh, menggantikan dan/atau digantikan orang
lain dalam mengikuti pengecekan personil;
yy. melakukan operasi kecantikan yang bersifat mengubah
bentuk alami fisik kecuali karena alasan medis;
zz. menggunakan identitas orang lain;
aaa. mengunggah video atau foto yang tidak pantas;
bbb. meninggalkan lokasi magang atau bhakti karya praja
atau latihan integrasi taruna wreda tanpa izin dinas;
ccc. tidak mengindahkan protokol kesehatan yang ditetapkan
pemerintah pada saat kondisi tertentu;
ddd. tidak mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan;
eee. mengulangi pelanggaran disiplin ringan yang sama
sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan sejak
pelanggaran pertama;
fff. hal-hal lain yang patut diduga termasuk dalam jenis
pelanggaran disiplin sedang yang belum diatur dalam
Peraturan Rektor ini.
- 21 -

Pasal 20
Jenis pelanggaran disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 huruf c meliputi pelanggaran karena:
a. kehadiran tatap muka kurang dari 80% (delapan puluh
persen) dalam pelaksanaan kegiatan pengajaran, pelatihan,
dan pengasuhan;
b. mencontek pada saat ujian yang dibuktikan dengan berita
acara;
c. menggantikan atau digantikan orang lain dalam kegiatan
ujian;
d. memerintahkan orang lain menjadi joki dalam kegiatan
ujian;
e. plagiat dan/atau mengupah atau menyuruh orang lain
membuat karya ilmiah;
f. memalsukan tanda tangan pimpinan, dosen, pelatih,
pengasuh, dan sesama Praja dalam pelaksanaan kegiatan
pengajaran, pelatihan, pengasuhan dan/atau kegiatan
lainnya;
g. memindai (scanning) tanda tangan pimpinan, dosen,
pelatih, pengasuh, dan sesama praja tanpa izin;
h. berjudi atau melakukan perjudian;
i. menyalahgunakan obat-obatan, barang, dan bahan yang
mengandung narkotika, psikotropika, dan zat adiktif yang
dibuktikan dengan hasil pemeriksaan alat deteksi awal
dan/atau pemeriksaan laboratorium lainnya;
j. melakukan tindakan kekerasan fisik maupun psikis
terhadap sesama Praja dan masyarakat;
k. menjadi penyebab terjadinya perkelahian sesama Praja,
sivitas akademika maupun dengan masyarakat;
l. melecehkan dan melawan perintah atasan baik dalam
bentuk perkataan maupun perbuatan;
m. melakukan ancaman dan intimidasi kepada orang lain;
n. melakukan penipuan, penggelapan, pemalakan,
pemerasan, gratifikasi, dan penyuapan untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain;
o. berbohong dan/atau memberikan keterangan palsu baik
dengan lisan atau tulisan;
- 22 -

p. meninggalkan Kampus tanpa izin selama 7 (tujuh) hari


berturut-turut atau 14 (empat belas) hari akumulatif dalam
1 (satu) semester;
q. mencuri barang milik orang lain atau milik dinas;
r. mempergunakan barang milik orang lain atau milik dinas
tanpa izin;
s. melakukan pelecehan seksual, asusila, dan/atau
berhubungan seks;
t. sengaja mendatangi dan berada di tempat yang dapat
menurunkan harkat dan kehormatan sebagai Praja kecuali
izin dinas;
u. berduaan atau berpasangan yang bukan mahramnya
berada di rumah atau kamar hotel atau kost atau ruangan
tertutup;
v. terbukti secara medis mengidap penyakit kelamin;
w. terbukti secara medis hamil, melakukan aborsi, mengalami
keguguran, dan/atau melahirkan;
x. melakukan pernikahan;
y. membuat foto dan/atau video orang lain atau menjadi
pemeran pada foto dan/atau video yang bersifat pornografi;
z. melecehkan dan/atau menyerang kehormatan dan nama
baik lembaga, sivitas akademika, dan orang lain baik secara
langsung maupun menggunakan media sosial atau
teknologi informasi;
aa. menyimpan, memiliki, mengedarkan, dan/atau
mengkonsumsi minuman beralkohol di dalam dan di luar
Kampus;
bb. membuat, membawa, menyimpan, memperjual belikan, dan
menggunakan senjata tajam dan/atau senjata api yang
tidak ada hubungannya dengan kepentingan dinas;
cc. ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana kejahatan oleh
pihak yang berwenang;
dd. terbukti memiliki penyimpangan orientasi seksual sesama
jenis yang dibuktikan dengan perilaku sehari-hari dan/atau
didukung alat bukti lainnya;
ee. turut serta terlibat, merencanakan, memerintahkan,
menyuruh, menghasut, mengusulkan, menyetujui atau
- 23 -

berada di lokasi kejadian namun membiarkan serta tidak


melaporkan tindakan yang termasuk dalam jenis
pelanggaran disiplin berat;
ff. menutupi, mengaburkan fakta, menghalang-halangi atau
mempersulit proses pemeriksaan, menghancurkan,
menghilangkan, menyembunyikan benda-benda atau
bekas-bekas pelanggaran disiplin berat;
gg. terbukti mengikuti paham, aliran, dan organisasi
masyarakat yang bertentangan dengan ideologi Pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
hh.terlibat dalam politik praktis;
ii. terlibat dalam gerakan separatis;
jj. melakukan tindakan dan/atau perbuatan yang menjurus
atau mengarah pada terjadinya pelanggaran pidana
dan/atau tindak pidana sebagaimana ketentuan peraturan
perundangan-undangan; dan
kk. hal-hal lain yang patut diduga termasuk dalam jenis
pelanggaran disiplin berat yang belum diatur dalam
Peraturan Rektor ini.

Bagian Kedua
Sanksi Pelanggaran Disiplin

Pasal 21
(1) Sanksi terhadap pelanggaran disiplin disesuaikan dengan
jenis pelanggaran.
(2) Sanksi pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), terdiri atas:
a. sanksi pelanggaran disiplin ringan;
b. sanksi pelanggaran disiplin sedang; dan
c. sanksi pelanggaran disiplin berat.

Pasal 22
(1) Sanksi pelanggaran disiplin ringan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a antara lain:
a. teguran lisan;
- 24 -

b. pengurangan nilai kepribadian 0,1 (nol koma satu);


c. pemberian tugas secara edukatif; dan
d. pembinaan fisik secara proporsional dan humanistik
sesuai standar kesamaptaan Praja.
(2) Sanksi pelanggaran disiplin sedang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (2) huruf b terdiri atas:
a. teguran tertulis;
b. pengurangan nilai kepribadian 0,3 (nol koma tiga); dan
c. pemberian tugas khusus yang mendidik.
(3) Sanksi pelanggaran disiplin berat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (2) huruf c antara lain:
a. tidak naik tingkat;
b. turun tingkat; dan
c. diberhentikan sebagai Praja.

Pasal 23
(1) Praja yang melakukan pelanggaran disiplin ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dikenakan
sanksi secara kumulatif.
(2) Praja yang melakukan pelanggaran disiplin sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) dikenakan
sanksi secara kumulatif.
(3) Praja yang melakukan pelanggaran disiplin ringan dan
sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dan
ayat (2) secara bersamaan dikenakan sanksi pelanggaran
disiplin sedang.
(4) Praja muda, Praja madya, dan Praja utama yang melakukan
pelanggaran disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 ayat (3) dikenakan sanksi secara alternatif.
(5) Praja pratama yang melakukan pelanggaran disiplin berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) dikenakan
sanksi tidak naik tingkat atau diberhentikan.
(6) Bagi Praja yang dikenakan sanksi tidak naik tingkat atau
turun tingkat dilakukan pengurangan nilai kepribadian 10
(sepuluh).
- 25 -

Paragraf 1
Sanksi Pelanggaran Disiplin Ringan

Pasal 24
(1) Pemberian sanksi pelanggaran disiplin ringan dilaksanakan
di luar jam pengajaran dan pelatihan oleh pengasuh.
(2) Pelanggaran disiplin ringan yang ditemukan di dalam atau
di luar Kampus, pemberian sanksinya dapat dilaksanakan
di tempat pelanggaran atau di dalam Kampus.
(3) Pelanggaran disiplin ringan yang ditemukan saat magang,
bhakti karya praja, dan latihan integrasi taruna wreda,
pemberian sanksinya dilakukan di pos komando latihan
atau tempat yang tidak mengganggu kenyamanan
masyarakat.

Pasal 25
(1) Pejabat yang berwenang memberikan sanksi pelanggaran
disiplin ringan yaitu pengasuh.
(2) Pengasuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. pengasuh langsung; dan
b. pengasuh tidak langsung.
(3) Pejabat yang berwenang yang memberikan sanksi
pelanggaran disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus mencatat dalam buku saku Praja mengenai
pelanggaran yang ditemukan, sanksi yang diberikan,
waktu, tempat, dan kegiatan yang berlangsung saat itu atau
dilaporkan kepada pengasuh langsung.
(4) Dalam hal pelanggaran disiplin ringan ditemukan oleh
pihak lain diluar dari pejabat yang berwenang memberikan
sanksi pelanggaran disiplin ringan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pihak tersebut wajib melaporkan pelanggaran
disiplin ringan kepada pengasuh langsung.

Pasal 26
(1) Pengawasan pelaksanaan sanksi pelanggaran disiplin
ringan dapat dilakukan oleh pejabat yang menemukan
- 26 -

pelanggaran disiplin ringan atau diserahkan kepada


pengasuh langsung.
(2) Praja yang sakit tidak diperbolehkan menerima sanksi
pelanggaran disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 ayat (1) huruf d terkait pembinaan fisik tetapi
diganti dengan tugas baca dan membuat ringkasan.

Paragraf 2
Sanksi Pelanggaran Disiplin Sedang

Pasal 27
(1) Pemberian sanksi pelanggaran disiplin sedang
dilaksanakan di luar jam pengajaran dan pelatihan.
(2) Pelanggaran disiplin sedang yang ditemukan di luar
Kampus, pemberian sanksinya dilakukan setelah Praja
kembali ke Kampus.

Pasal 28
(1) Pihak yang menemukan pelanggaran disiplin sedang yang
dilakukan oleh Praja di IPDN Kampus Jatinangor harus
melaporkan kepada kepala satuan dharma Praja.
(2) Kepala satuan dharma Praja setelah menerima laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan
laporan pelanggaran disiplin sedang kepada kepala satuan
sena Praja melalui kepala satuan wira Praja sesuai
tingkatannya.
(3) Kepala satuan sena Praja sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menyampaikan laporan pelanggaran disiplin sedang
kepada kepala Satuan Manggala Praja.

Pasal 29
(1) Pihak yang menemukan pelanggaran disiplin sedang yang
dilakukan oleh Praja di IPDN Kampus Jakarta harus
melaporkan kepada kepala satuan dharma Praja.
(2) Kepala satuan dharma Praja setelah menerima laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan
- 27 -

laporan pelanggaran disiplin sedang kepada kepala satuan


wira Praja sesuai tingkatannya.
(3) Kepala satuan wira Praja sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menyampaikan laporan pelanggaran disiplin sedang
kepada kepala Satuan Manggala Praja.

Pasal 30
(1) Pihak yang menemukan pelanggaran disiplin sedang yang
dilakukan oleh Praja di IPDN Kampus Daerah harus
melaporkan kepada kepala satuan dharma Praja.
(2) Kepala satuan dharma Praja setelah menerima laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan
laporan pelanggaran disiplin sedang kepada kepala satuan
sena Praja melalui kepala satuan wira Praja sesuai
tingkatannya.
(3) Kepala satuan sena praja sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menyampaikan laporan pelanggaran disiplin sedang
kepada Direktur.

Pasal 31
(1) Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi pelanggaran
disiplin sedang di IPDN Kampus Pusat yaitu kepala Satuan
Manggala Praja melalui surat penjatuhan sanksi
pelanggaran disiplin sedang.
(2) Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi pelanggaran
disiplin sedang di IPDN Kampus Daerah yaitu Direktur
melalui surat penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin
sedang.

Pasal 32
Surat penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin sedang yang
dikeluarkan oleh kepala Satuan Manggala Praja atau Direktur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2)
harus dicatat oleh pengasuh wisma ke dalam buku catatan
kepribadian Praja sebagai bahan catatan pertimbangan dalam
penetapan nilai pengasuhan Praja.
- 28 -

Pasal 33
(1) Pengawasan pelaksanaan sanksi pelanggaran disiplin
sedang di IPDN Kampus Jatinangor dilaksanakan oleh
Satuan Manggala Praja.
(2) Pengawasan pelaksanaan sanksi pelanggaran disiplin
sedang di IPDN Kampus Jakarta dilaksanakan oleh satuan
wira Praja.
(3) Pengawasan pelaksanaan sanksi pelanggaran disiplin
sedang di IPDN Kampus Daerah dilaksanakan oleh satuan
sena Praja.

Pasal 34
(1) Kepala urusan PDPP menyampaikan laporan rekapitulasi
penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin sedang di IPDN
Kampus Jatinangor setiap bulan kepada kepala Satuan
Manggala Praja dengan tembusan unit bimbingan konseling
Praja dan pegawai dan komisi disiplin Praja.
(2) Kepala unit PDPP menyampaikan laporan rekapitulasi
penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin sedang di IPDN
Kampus Jakarta setiap bulan kepada kepala Satuan
Manggala Praja dengan tembusan unit bimbingan konseling
Praja dan pegawai dan komisi disiplin Praja.
(3) Kepala Satuan Manggala Praja melakukan evaluasi atas
laporan rekapitulasi penjatuhan sanksi pelanggaran
disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2).

Pasal 35
(1) Kepala urusan PDPP menyampaikan laporan rekapitulasi
penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin sedang di IPDN
Kampus Daerah setiap bulan kepada Direktur melalui
kepala satuan sena Praja dengan tembusan unit bimbingan
konseling Praja dan pegawai dan komisi disiplin Praja
(2) Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara
berkala menyampaikan laporan rekapitulasi penjatuhan
sanksi pelanggaran disiplin sedang kepada Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan.
- 29 -

(3) Direktur melakukan evaluasi atas laporan rekapitulasi


penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin sedang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 36
PDPP melakukan pengendalian pelaksanaan sanksi
pelanggaran disiplin sedang dengan mencatat pada buku
laporan pelaksanaan sanksi pelanggaran disiplin sedang dan
buku kendali atau rekam disiplin Praja.

Pasal 37
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan sanksi
pelanggaran disiplin ringan, pelanggaran disiplin sedang,
format surat penjatuhan sanksi disiplin sedang, format buku
laporan pelaksanaan sanksi pelanggaran disiplin sedang, dan
format buku kendali atau rekam disiplin Praja sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Rektor ini.

Paragraf 3
Sanksi Pelanggaran Disiplin Berat
IPDN Kampus Pusat

Pasal 38
(1) Pihak yang menemukan dugaan pelanggaran disiplin berat
yang dilakukan oleh Praja di IPDN Kampus Jatinangor
menyampaikan kepada kepala satuan sena Praja atau
kepala Satuan Manggala Praja.
(2) Pihak yang menemukan dugaan pelanggaran disiplin berat
yang dilakukan oleh Praja di IPDN Kampus Jakarta
menyampaikan kepada kepala satuan wira praja atau
kepala Satuan Manggala Praja.
(3) Kepala satuan sena praja atau kepala satuan wira praja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
menindaklanjuti hasil laporan dugaan pelanggaran disiplin
berat dengan membuat laporan kepada kepala Satuan
Manggala Praja.
- 30 -

(4) Kepala Satuan Manggala Praja menindaklanjuti laporan


dugaan pelanggaran disiplin berat sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dengan memerintahkan kepala urusan PDPP
untuk melaksanakan pemeriksaan terkait dugaan
pelanggaran disiplin berat.

Pasal 39
(1) Kepala urusan PDPP melaksanakan pemeriksaan Praja
terkait dugaan pelanggaran disiplin berat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (4) yang dituangkan dalam
berita acara pemeriksaan.
(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib ditandatangani oleh pemeriksa dan Praja yang
bersangkutan.
(3) Apabila Praja yang diperiksa tidak bersedia menjawab
sebagian atau semua pertanyaan yang diajukan oleh
pemeriksa atau menolak untuk menandatangani berita
acara pemeriksaan maka pemeriksa harus membuat
catatan dan menandatangani sendiri berita acara
pemeriksaan atau membuat berita acara bahwa Praja yang
diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara
pemeriksaan.

Pasal 40
(1) Pelaksanaan pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin
berat dilakukan pada hari terjadinya pelanggaran disiplin
berat atau paling lama 3 (tiga) hari setelah kepala urusan
PDPP menerima perintah kepala Satuan Manggala Praja
untuk melakukan pemeriksaan.
(2) Pelaksanaan pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin
berat bagi Praja yang sedang cuti dilakukan setelah selesai
pelaksanaan cuti.
(3) Dalam melakukan pemeriksaan, pejabat yang memeriksa
dapat mendengar atau meminta keterangan dari saksi fakta
atau saksi ahli.
- 31 -

Pasal 41
(1) Pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dilakukan secara
tertutup.
(2) Pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin berat dilakukan
paling sedikit oleh 2 (dua) orang pemeriksa.

Pasal 42
(1) Pada saat pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin berat,
Praja yang merupakan korban atau terduga pelaku atau
saksi harus diambil sumpah terlebih dahulu sebelum
dilakukan pemeriksaan.
(2) Praja pada saat pemeriksaan dugaan pelanggran disiplin
berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
didampingi oleh pengasuh wisma atau rekan Praja pada 1
(satu) wisma.

Pasal 43
(1) Praja yang diperiksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
42 ayat (1) wajib bersikap kooperatif dalam menjawab
pertanyaan pada saat pemeriksaan.
(2) Dalam hal Praja sebagai terduga pelaku diperiksa
memberikan keterangan tidak benar, palsu atau berbelit-
belit, dapat memperberat penjatuhan sanksi pelanggaran
disiplin.

Pasal 44
(1) Kepala urusan PDPP menyampaikan hasil pemeriksaan
berupa laporan hasil pemeriksaan dan berita acara
pemeriksaan kepada kepala Satuan Manggala Praja.
(2) Kepala Satuan Manggala Praja melaporkan hasil
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Komisi Disiplin Praja.
(3) Komisi Disiplin Praja melaksanakan rapat atau sidang
internal untuk memberikan rekomendasi terkait indikasi
pelanggaran disiplin berat Praja kepada Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan.
- 32 -

(4) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan menerima laporan


dan rekomendasi dari komisi disiplin Praja yang
selanjutnya melaporkan kepada Rektor.
(5) Rektor menerima laporan terkait dengan hasil verifikasi dan
rekomendasi hasil pemeriksaan pelanggaran disiplin berat
Praja yang selanjutnya dilaksanakan rapat pimpinan.
(6) Rektor atau pejabat yang ditunjuk oleh Rektor memimpin
pelaksanaan rapat pimpinan.

Paragraf 4
Sanksi Pelanggaran Disiplin Berat
IPDN Kampus Daerah

Pasal 45
(1) Pihak yang menemukan dugaan pelanggaran disiplin berat
yang dilakukan oleh Praja di IPDN Kampus Daerah
menyampaikan kepada kepala satuan sena Praja.
(2) Kepala satuan sena Praja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menindaklanjuti hasil laporan dugaan pelanggaran
disiplin berat dengan membuat laporan kepada Direktur.
(3) Direktur menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dengan memerintahkan kepala urusan PDPP
untuk melaksanakan pemeriksaan terkait indikasi
pelanggaran disiplin Praja.

Pasal 46
(1) Kepala urusan PDPP melaksanakan pemeriksaan Praja
terkait dugaan pelanggaran disiplin berat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (3) yang dituangkan dalam
berita acara pemeriksaan.
(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib ditandatangani oleh pemeriksa dan Praja yang
bersangkutan.
(3) Apabila Praja yang diperiksa tidak bersedia menjawab
sebagian atau semua pertanyaan yang diajukan oleh
pemeriksa atau menolak untuk menandatangani berita
acara pemeriksaan maka pemeriksa harus membuat
- 33 -

catatan dan menandatangani sendiri berita acara


pemeriksaan atau membuat berita acara bahwa Praja yang
diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara
pemeriksaan

Pasal 47
(1) Pelaksanaan pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin
berat dilakukan pada hari terjadinya pelanggaran disiplin
berat atau paling lama 3 (tiga) hari setelah kepala urusan
PDPP menerima perintah Direktur untuk melakukan
pemeriksaan.
(2) Pelaksanaan pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin
berat bagi Praja yang sedang cuti dilakukan setelah selesai
pelaksanaan cuti.
(3) Dalam melakukan pemeriksaan, pejabat yang memeriksa
dapat mendengar atau meminta keterangan dari saksi fakta
atau saksi ahli.

Pasal 48
(1) Pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dilakukan secara
tertutup.
(2) Pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin berat dilakukan
paling sedikit oleh 2 (dua) orang pemeriksa.

Pasal 49
(1) Pada saat pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin berat,
Praja yang merupakan korban atau terduga pelaku atau
saksi harus diambil sumpah terlebih dahulu sebelum
dilakukan pemeriksaan.
(2) Praja pada saat pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin
berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
didampingi oleh pengasuh wisma atau rekan Praja pada 1
(satu) wisma.
- 34 -

Pasal 50
(1) Praja yang diperiksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
49 ayat (1) wajib bersikap kooperatif dalam menjawab
pertanyaan pada saat pemeriksaan.
(2) Dalam hal Praja sebagai terduga pelaku diperiksa
memberikan keterangan tidak benar, palsu atau berbelit-
belit, dapat memperberat penjatuhan sanksi pelanggaran
disiplin.

Pasal 51
(1) Kepala urusan PDPP menyampaikan hasil pemeriksaan
berupa laporan hasil pemeriksaan dan berita acara
pemeriksaan kepada Direktur.
(2) Direktur melaporkan hasil pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Wakil Rektor bidang
Kemahasiswaan.
(3) Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan menindaklajuti
laporan dari Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dengan memerintahkan ketua Komisi Disiplin Praja.
(4) Komisi disiplin Praja melaksanakan rapat atau sidang
internal untuk memberikan rekomendasi terkait indikasi
pelanggaran disiplin berat Praja kepada Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan.
(5) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan menerima laporan
dan rekomendasi dari komisi disiplin Praja yang
selanjutnya melaporkan kepada Rektor.
(6) Rektor menerima laporan terkait dengan hasil verifikasi dan
rekomendasi hasil pemeriksaan pelanggaran disiplin berat
Praja yang selanjutnya dilaksanakan rapat pimpinan.
(7) Rektor atau pejabat yang ditunjuk oleh Rektor memimpin
pelaksanaan rapat pimpinan.

Pasal 52
(1) Pejabat berwenang wajib melaporkan pelanggaran disiplin
sedang dan berat yang dilakukan oleh Praja baik di IPDN
Kampus Pusat dan IPDN Kampus Daerah.
- 35 -

(2) Pejabat yang tidak melaporkan adanya pelanggaran disiplin


sedang dan berat yang dilakukan oleh Praja lebih dari 2
(dua) kali baik di IPDN Kampus Pusat dan IPDN Kampus
Daerah dianggap melakukan kelalaian dan diberikan sanksi
teguran lisan dan/atau tertulis.
(3) Pejabat yang berwenang memberikan sanksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) adalah atasan langsung dari pejabat
yang melakukan kelalaian, sesuai ketentuan yang berlaku.

Bagian Ketiga
Penjatuhan Sanksi Pelanggaran Disiplin Berat

Pasal 53
(1) Rapat pimpinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
ayat (5) dan pasal 51 ayat (6) dihadiri oleh:
a. wakil Rektor bidang akademik dan inovasi;
b. wakil Rektor bidang administrasi;
c. wakil Rektor bidang kemahasiswaan;
d. wakil Rektor bidang hukum, kerjasama, dan
kepegawaian;
e. Sekretaris Senat Institut;
f. Dekan;
g. kepala Biro Administrasi Akademik dan Perencanaan
h. kepala Biro Administrasi Keprajaan, Kemahasiswaan
dan Alumni;
i. kepala Biro Administrasi Hukum, Kepegawaian dan
Hubungan Masyarakat;
j. kepala Satuan Pengawas Internal;
k. kepala Satuan Manggala Praja;
l. ketua Komisi Disiplin Praja;
m. kepala unit bimbingan konseling praja dan pegawai; dan
n. jajaran pimpinan lain yang berkaitan dengan
permasalahan Praja dan dibutuhkan keterangannya.
(2) Hasil rapat pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat disampaikan Rektor kepada senat institut untuk
mendapatkan pertimbangan sebagai usulan dalam
penjatuhan sanksi disiplin berat.
- 36 -

(3) Penjatuhan sanksi disiplin berat sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Rektor.

Pasal 54
(1) Keputusan Rektor mengenai penjatuhan sanksi
pelanggaran disiplin berat disampaikan melalui apel luar
biasa.
(2) Apel luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihadiri oleh:
a. Wakil Rektor;
b. dekan;
c. kepala Biro Administrasi Keprajaan, Kemahasiswaan,
dan Alumni;
d. kepala Satuan Manggala Praja;
e. jajaran Satuan Manggala Praja; dan
f. Praja/perwakilan Praja.
(3) Pembina apel dalam pelaksanaan apel luar biasa yaitu
Rektor atau pejabat yang ditunjuk oleh Rektor.

Pasal 55
(1) Apabila dalam penyampaian Keputusan Rektor mengenai
penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin berat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1), Praja yang melakukan
pelanggaran disiplin berat tidak hadir, maka dilakukan
penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin berat secara in
absensia.
(2) Dalam hal praja yang dijatuhi sanksi pelanggaran disiplin
berat tidak hadir pada saat apel luar biasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Keputusan Rektor mengenai
penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin berat dikirim
kepada orang tua atau wali sesuai alamat tempat tinggal.

Pasal 56
(1) Praja yang dijatuhi sanksi pelanggaran disiplin berat dapat
mengajukan keberatan administratif secara tertulis
sebanyak 1 (satu) kali kepada Rektor dalam jangka waktu
14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal diterimanya
- 37 -

Keputusan Rektor mengenai penjatuhan sanksi


pelanggaran disiplin berat.
(2) Tata cara penyampaian pengajuan keberatan administratif
atas Keputusan Rektor mengenai penjatuhan sanksi
pelanggaran disiplin berat sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 57
(1) Sanksi pelanggaran disiplin berat yang dijatuhkan kepada
Praja, berlaku sejak tanggal penyampaian Keputusan
Rektor mengenai penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin
berat dalam apel luar biasa.
(2) Apabila Praja yang dijatuhi sanksi pelanggaran disiplin
berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) tidak
hadir pada waktu penyampaian keputusan sanksi
pelanggaran disiplin, maka sanksi pelanggaran disiplin
berat tersebut berlaku terhitung sejak tanggal
dibacakannya Keputusan Rektor mengenai penjatuhan
sanksi pelanggaran disiplin berat dalam apel luar biasa.

Bagian Keempat
Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 58
(1) Pembinaan Praja meliputi:
a. pembinaan mental ideologi Praja;
b. pembinaan kerohanian;
c. pembinaan jasmani dan kebugaran Praja;
d. pembinaan seni, budaya, dan kreatifitas;
e. pembinaan olahraga prestasi;
f. pembinaan organisasi keprajaan;
g. pembinaan kerja sama antar umat beragama;
h. pembinaan konseling;
i. pembinaan kepemimpinan;
j. pembinaan sikap kritis dan ilmiah;
k. pembinaan kehidupan sosial masyarakat; dan
l. pembinaan penyaluran aspirasi.
- 38 -

(2) Pembinaan Praja dimaksudkan sebagai pembentukan


karakter dan meningkatkan rasa kejuangan, pengabdian,
kesetiaan, dan ketaatan sebagai kader aparatur
pemerintahan.
(3) Pembinaan Praja bertujuan untuk:
a. terwujudnya kader aparatur Pemerintahan yang setia
dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. membina karakter, watak, rasa persatuan dan kesatuan
serta semangat pengabdian kepada masyarakat;
c. mewujudkan Praja yang bermutu tinggi dan sadar akan
tanggung jawabnya sebagai kader aparatur
pemerintahan; dan
d. menumbuhkan dan meningkatkan semangat dan
kesadaran dalam menjaga persatuan dan kesatuan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 59
(1) Pembinaan dan pengawasan Praja dilaksanakan oleh:
a. pengasuh langsung;
b. pengasuh tidak langsung; dan
c. ibu asuh Praja.
(2) Pengasuh langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, adalah pegawai negeri sipil di lingkungan IPDN
dan/atau unsur lain yang ditetapkan dengan Keputusan
Rektor.
(3) Pengasuh langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas:
a. kepala Satuan Manggala Praja;
b. wakil kepala Satuan Manggala Praja;
c. sekretaris Satuan Manggala Praja;
d. kepala urusan PDPP;
e. kepala satuan sena Praja;
f. kepala satuan wira Praja;
g. kepala satuan dharma Praja; dan
h. staf urusan PDPP.
- 39 -

(4) Pengasuh tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf b, adalah sivitas akademika IPDN dan pegawai
negeri sipil di lingkungan kementerian dalam negeri.

Pasal 60
(1) Ibu asuh Praja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat
(1) huruf c, mempunyai tugas untuk memberikan motivasi
serta mengayomi dalam mengikuti proses pembelajaran di
dalam dan di luar kampus kepada Praja.
(2) Ibu asuh praja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. istri Menteri Dalam Negeri;
b. istri Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri;
c. istri Rektor;
d. istri wakil Rektor;
e. istri kepala biro;
f. istri kepala Satuan Manggala Praja;
g. istri kepala Satuan Bina Pelatihan; dan
h. istri Direktur;
(3) Pengangkatan ibu asuh Praja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Rektor.

BAB VI
PEMBERHENTIAN PRAJA

Pasal 61
(1) Pemberhentian Praja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
angka 4 dilaksanakan oleh Rektor.
(2) Praja diberhentikan dengan hormat dari pendidikan karena:
a. mengundurkan diri sebagai Praja IPDN;
b. meninggal dunia yang dinyatakan dengan surat
keterangan kematian yang dibuat oleh pejabat yang
berwenang;
c. tidak cakap jasmani dan rohani berdasarkan surat
keterangan dokter sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
d. tidak dapat menyelesaikan pendidikan dalam jangka
- 40 -

waktu paling lama 5 (lima) tahun.


(3) Praja diberhentikan dengan tidak hormat dari pendidikan
karena melakukan pelanggaran disiplin berat sebagaimana
diatur dalam Peraturan ini.
(4) Proses pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan setelah penetapan hasil rapat pimpinan IPDN.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 62
Peraturan Rektor ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Sumedang
pada tanggal 1 September 20232 Agustus
Salinan sesuai dengan aslinya 2023
Kepala Biro Administrasi Hukum,
Kepegawaian, dan Kerja Sama REKTOR
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI,
ttd
ttd
ttd
Dr. H. Arief M Edie, M.Si
Pembina Utama Madya (IV/d) HADI PRABOWO
NIP. 19670210 198803 1 006
- 41 -

LAMPIRAN I : PERATURAN REKTOR INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


NOMOR : 6 TAHUN 2023
TANGGAL : 1 SEPTEMBER 20232
TENTANG : PEDOMAN TATA KEHIDUPAN PRAJA INSTITUT PEMERINTAHAN
DALAM NEGERI

KEHIDUPAN PRAJA

1. Kegiatan Pengajaran
a. Perkuliahan
1) Ketua kelas
a) Ketua kelas, dipilih dari Praja setiap kelas yang ada pada kegiatan
perkuliahan;
b) Ketua kelas, mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) Menyiapkan kelas, 15 menit sebelum kuliah mulai, Praja
harus sudah siap di kelas;
(2) Menyiapkan buku daftar hadir Praja, daftar hadir dosen dan
menyerahkan kembali kepada petugas operasional
perkuliahan;
(3) Melapor kepada petugas operasional perkuliahan dan/atau
operasional fakultas apabila dosen belum hadir dalam waktu
15 menit sesudah waktu yang telah ditentukan; dan
(4) Membawa surat keterangan anggota kelas yang tidak dapat
mengikuti kuliah baik karena alasan dinas atau karena sakit;
c) Dalam melaksanakan tugas ketua kelas melakukan koordinasi
dengan dosen dan petugas operasional perkuliahan; dan
d) Ketua kelas bertugas selama 1 (satu) semester.
2) Tata tertib ruangan kelas
a) Menggunakan tas kuliah yang berisi buku catatan, dan alat tulis
dalam melaksanakan kuliah;
b) Memelihara ketertiban dan ketenangan belajar dalam
melaksanakan kuliah;
c) Melakukan laporan dengan tata cara sebelum memulai
perkuliahan dan setelah perkuliahan selesai, sebagai berikut:
(1) Sebelum kuliah dimulai
(a) Ketua kelas menyiapkan anggota kelasnya;
- 42 -

(b) Ketua kelas melakukan penghormatan perorangan dan


setelah dibalas menyampaikan laporan;
(c) Ketua kelas memimpin doa; dan
(d) Anggota kelas diistirahatkan kembali untuk menerima
materi perkuliahan.
(2) Setelah kuliah selesai:
(a) Ketua kelas menyiapkan anggota kelasnya;
(b) Ketua kelas menyampaikan laporan setelah itu melakukan
penghormatan perorangan; dan
(c) Ketua kelas memimpin doa, anggota kelas diistirahatkan
selanjutnya melaksanakan kegiatan berikutnya;
d) Mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan, dengan tata
cara sebagai berikut:
(1) Mengambil sikap yang baik dan wajar sesuai etika sambil
mengangkat tangan kanan setelah diberi kesempatan,
kemudian bertanya atau menjawab;
(2) Praja memiliki dan diberi kebebasan sesuai dengan rambu-
rambu akademik;
(3) Berdiri saat mengajukan pertanyaan dalam mengikuti
ceramah.
(4) Mengangkat tangan kanan dengan posisi duduk siap sambil
berkata “izin pak/bu”
(5) Apabila sudah dipersilakan bertanya, berdiri tegap dan
berbicara dengan artikulasi yang jelas
(6) Laksanakan perkenalkan diri terlebih dahulu “selamat
pagi/siang/sore/malam izin memperkenalkan diri pangkat…
(nama)… izin bertanya... (pertanyaan) … sekian pertanyaan
dari saya, terimakasih”; dan
(7) Duduk dengan posisi siap untuk mendengarkan jawaban dari
dosen.
3) Pembebasan dari perkuliahan
a) Praja wajib mengikuti setiap perkuliahan, kecuali yang sedang
melaksanakan tugas jaga wisma; dan
b) Dibebaskan dari perkuliahan atas perintah dan/atau persetujuan
pimpinan,
c) Dibebaskan dari perkuliahan atas perintah dan/atau setelah
mendapat rekomendasi dari fakultas atau Satuan Manggala
setelah menerima permohonan dari Praja.
- 43 -

4) Datang terlambat
a) Memberitahukan secara tertulis kepada ketua kelas yang
diteruskan kepada dosen karena ada tugas atau perintah dinas;
dan
b) Melaporkan diri kepada dosen tentang sebab-sebab
keterlambatannya, kemudian mengambil tempat duduk atas
perintah dosen yang bersangkutan.
5) Meninggalkan ruang kelas
a) Meminta izin kepada dosen;
b) Meminta izin kepada ketua kelas yang diteruskan kepada petugas
operasional perkuliahan dan Fakultas jika tidak ada dosen; dan
c) Meninggalkan ruangan kelas setelah dosen meninggalkan kelas,
kecuali diizinkan oleh dosen yang bersangkutan.
6) Pindah kelas
a) Dilakukan dengan tepat dan tertib dipimpin oleh ketua kelas; dan
b) Membawa perlengkapan dan alat bantu belajar.
b. Ujian
1) Ujian dilaksanakan untuk mengukur kemampuan belajar Praja;
2) Praja wajib mengikuti ujian sesuai ketentuan pedoman akademik;
3) Ujian meliputi:
a) Ujian Tengah Semester (UTS);
b) Ujian Akhir Semester (UAS);
c) Ujian perbaikan;
d) Ujian susulan;
e) Ujian proposal skripsi;
f) Ujian komprehensif skripsi; dan
4) Pelanggaran terhadap ketentuan dan tata tertib dalam ujian akan
dikenai sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Karya ilmiah
1) Karya ilmiah adalah karya tulis yang dibuat oleh Praja untuk
memecahkan suatu permasalahan dengan landasan teori, metode-
metode ilmiah dan pengalaman empiris dalam bidang pemerintahan;
2) Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu syarat kelulusan dan
pengakuan pengembangan kompetensi keilmuan program sarjana
terapan bagi Praja
3) Jenis karya ilmiah meliputi:
a) Skripsi;
b) Artikel jurnal ilmiah; dan
- 44 -

c) Karya tulis yang dipresentasikan dalam seminar internasional.


d. Seminar
Seminar dalam perkuliahan adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh
dosen dan mahasiswa program studi terapan studi pemerintahan
untuk membahas topik strategis tertentu pada mata kuliah
bersangkutan.
1) Praja wajib mengikuti seminar yang telah dijadwalkan oleh fakultas
maupun lembaga;
2) Dalam mengikuti seminar Praja wajib membawa buku catatan dan alat
tulis serta mencatat materi yang disampaikan oleh narasumber.
3) Dalam sesi tanya jawab Praja diperkenankan mengajukan pertanyaan
atau menjawab pertanyaan, dengan tata cara sebagai berikut:
a) Mengambil sikap yang baik dan wajar sesuai etika sambil
mengangkat tangan kanan setelah diberi kesempatan, kemudian
bertanya atau menjawab;
b) Praja memiliki dan diberi kebebasan sesuai dengan rambu-rambu
akademik;
c) Berdiri saat mengajukan pertanyaan;
d) Apabila sudah dipersilakan bertanya, berbicara dengan artikulasi
yang jelas;
e) Laksanakan perkenalkan diri terlebih dahulu “selamat
pagi/siang/sore/malam izin memperkenalkan diri pangkat
(nama)… izin bertanya... (pertanyaan) … sekian pertanyaan saya,
terimakasih”; dan
f) Kembali ketempat duduk.
e. Kuliah umum
Kuliah umum adalah kegiatan penyampaian suatu materi yang dapat
dihadiri oleh Praja dari seluruh fakultas dan program studi.
1) Praja wajib mengikuti kuliah umum yang telah dijadwalkan oleh
fakultas maupun lembaga;
2) Dalam mengikuti kuliah umum Praja wajib membawa buku catatan
dan alat tulis serta mencatat materi yang disampaikan oleh
narasumber.
3) Dalam sesi tanya jawab Praja diperkenankan mengajukan pertanyaan
atau menjawab pertanyaan, dengan tata cara sebagai berikut:
a) Mengambil sikap yang baik dan wajar sesuai etika sambil
mengangkat tangan kanan setelah diberi kesempatan, kemudian
bertanya atau menjawab;
- 45 -

b) Praja memiliki dan diberi kebebasan sesuai dengan rambu-rambu


akademis;
c) Berdiri saat mengajukan pertanyaan;
d) Apabila sudah dipersilakan bertanya, berbicara dengan artikulasi
yang jelas;
e) Laksanakan perkenalkan diri terlebih dahulu “selamat
pagi/siang/sore/malam izin memperkenalkan diri pangkat
(nama)… izin bertanya... (pertanyaan) … sekian pertanyaan saya,
terimakasih”; dan
f) Kembali ketempat duduk.
f. Penelitian
Penelitian merupakan salah satu tahapan dalam penyusunan skripsi
Praja yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan baru,
memecahkan masalah, mendukung pengambilan keputusan,
memvalidasi atau menguji teori, inovasi dan pengembangan teknologi,
mengembangkan metodologi baru, pendidikan dan dimensi ilmiah,
mengukur perkembangan dan perubahan.
g. Penyusunan skripsi
Penyusunan skripsi merupakan kegiatan penulisan karya tulis ilmiah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
dilakukan oleh Praja utama guna pengembangan kompetensi
keilmuan terapan pemerintahan dan salah satu syarat kelulusan pada
program sarjana terapan ilmu pemerintahan IPDN.
h. Studi perspektif
Studi perspektif merupakan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan Praja yang dapat dilakukan
melalui kunjungan ke lembaga pemerintahan dan/atau lembaga non
pemerintahan yang mendukung proses pendidikan.
i. Pertukaran mahasiswa
Pertukaran mahasiswa adalah program yang memberikan kesempatan
kepada Praja untuk belajar di institutsi pendidikan lain atau
sebaliknya bagi mahasiswa dari institusi pendidikan lain untuk belajar
di IPDN dengan jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan
aspek pengembangan pribadi, akademik, dan profesional.
j. Debat mahasiswa
Debat mahasiswa adalah kegiatan di mana mahasiswa dan/atau Praja
secara formal berpartisipasi dalam diskusi terstruktur dan teratur
untuk membahas isu-isu kontroversial atau topik-topik tertentu
- 46 -

dalam rangka pengembangan keterampilan berbicara, peningkatan


kemampuan berpikir kritis, peningkatan pengetahuan tentang isu-isu
kontroversial, pengalaman dalam memimpin diskusi dan memoderasi,
dan peningkatan kepecayaan diri.
2. Kegiatan Pelatihan
a. Pelatihan
1) Penyelenggaraan pelatihan dilakukan dengan metode:
a) Ceramah;
b) Tanya jawab;
c) Diskusi kelompok;
d) Bermain peran (role play);
e) Studi kasus (case study);
f) Curah pendapat (brainstorming);
g) Peragaan;
h) Penugasan;
i) Permainan; dan
j) Simulasi.
2) Ketua kelas
a) Ketua kelas, dipilih dari Praja setiap kelas yang ada pada
pelatihan;
b) Ketua kelas, mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) Menyiapkan kelas, 15 menit sebelum pelatihan dimulai, Praja
harus sudah siap di kelas;
(2) Menyiapkan buku daftar hadir Praja, daftar hadir pelatih dan
menyerahkan kembali kepada petugas pelatih;
(3) Melapor kepada petugas operasional pelatihan dan atau
pelatih belum hadir dalam waktu 15 menit sesudah waktu
yang telah ditentukan;
(4) Membawa surat keterangan anggota kelas yang tidak dapat
mengikuti kuliah atau pelatihan baik karena alasan dinas atau
karena sakit; dan
(5) Ketua kelas bertugas selama 1 (satu) semester.
c) Tata tertib ruangan kelas
(1) Menggunakan tas kuliah dalam melaksanakan pelatihan;
(2) Memelihara ketertiban dan ketenangan belajar dalam
melaksanakan pelatihan; dan
(3) Melakukan laporan dengan tata cara seperti mengikuti
perkuliahan.
- 47 -

d) Pembebasan dari pelatihan


(1) Praja wajib mengikuti pelatihan, kecuali yang sedang
melaksanakan tugas jaga wisma; dan
(2) Dibebaskan dari pelatihan atas perintah dan persetujuan
Rektor IPDN, setelah mendapat rekomendasi dari pelatihan
dan pengasuhan setelah menerima permohonan dari Praja.
e) Datang terlambat
(1) Memberitahukan secara tertulis kepada ketua kelas yang
diteruskan kepada pelatih karena ada tugas atau perintah
dinas; dan
(2) Melaporkan diri kepada pelatih tentang sebab-sebab
keterlambatannya, kemudian mengambil tempat duduk atas
perintah pelatih yang bersangkutan.
f) Meninggalkan ruang kelas
(1) Meminta Izin kepada pelatih;
(2) Meminta izin kepada ketua kelas yang diteruskan kepada
petugas operasional pelatihan jika tidak ada pelatih; dan
(3) Meninggalkan ruangan kelas setelah pelatih meninggalkan
kelas, kecuali diizinkan oleh pelatih yang bersangkutan.
g) Pindah kelas
(1) Dilakukan dengan tepat dan tertib dipimpin oleh ketua kelas;
dan
(2) Membawa perlengkapan dan alat bantu belajar.
3) Tata tertib ruangan kelas
a) Menggunakan tas kuliah yang berisi buku catatan, dan alat tulis
dalam melaksanakan kuliah;
b) Memelihara ketertiban dan ketenangan belajar dalam
melaksanakan kuliah;
c) Melakukan laporan dengan tata cara sebelum memulai
perkuliahan dan setelah perkuliahan selesai, sebagai berikut:
(1) Sebelum pelatihan dimulai
(a) Ketua kelas menyiapkan anggota kelasnya;
(b) Ketua kelas melakukan penghormatan perorangan dan
setelah dibalas menyampaikan laporan;
(c) Ketua kelas memimpin doa; dan
(d) Anggota kelas diistirahatkan kembali untuk menerima
materi perkuliahan.
- 48 -

(2) Setelah pelatihan selesai:


(a) Ketua kelas menyiapkan anggota kelasnya;
(b) Ketua kelas menyampaikan laporan setelah itu melakukan
penghormatan perorangan; dan
(c) Ketua kelas memimpin doa, anggota kelas diistirahatkan
selanjutnya melaksanakan kegiatan berikutnya;
d) Mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan, dengan tata
cara sebagai berikut:
(1) Mengambil sikap yang baik dan wajar sesuai etika sambil
mengangkat tangan kanan setelah diberi kesempatan,
kemudian bertanya atau menjawab;
(2) Praja memiliki dan diberi kebebasan sesuai dengan rambu-
rambu akademik;
(3) Berdiri saat mengajukan pertanyaan dalam mengikuti
ceramah.
(4) Mengangkat tangan kanan dengan posisi duduk siap sambil
berkata “izin pak/bu”
(5) Apabila sudah dipersilakan bertanya, berdiri tegap dan
berbicara dengan artikulasi yang jelas
(6) Laksanakan perkenalkan diri terlebih dahulu “selamat
pagi/siang/sore/malam izin memperkenalkan diri pangkat…
(nama)… izin bertanya... (pertanyaan) … sekian pertanyaan
dari saya, terimakasih”; dan
(7) Duduk dengan posisi siap untuk mendengarkan jawaban dari
pelatih.
b. Ujian
1) Setiap akhir semester dengan jadwal disesuaikan dengan kalender
akademik tahun berjalan, melaksanakan evaluasi pelatihan yaitu
evaluasi akhir pelatihan;
2) Evaluasi pelatihan dilaksanakan untuk mengukur hasil pelatihan
Praja sesuai dengan materi pelatihan yang telah diberikan selama satu
semester;
3) Praja wajib mengikuti ketentuan ujian; dan
4) Pelanggaran terhadap ketentuan dan tata tertib dalam ujian akan
dikenai sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Magang
1) Magang dilaksanakan dengan tujuan agar Praja mendapatkan
pengalaman kerja secara riil pada bidang tugas pemerintahan,
- 49 -

pembangunan, dan kemasyarakatan serta sebagai wahana pelatihan


kerja bagi Praja diluar kampus;
2) Jenis magang sesuai dengan tingkatan Praja sebagaimana dimaksud
dengan angka 1), yaitu:
a) Magang I atau disebut praktek lapangan I, dilaksanakan oleh
Praja tingkat I atau Praja pratama;
b) Magang II atau disebut praktek lapangan II, dilaksanakan oleh
Praja tingkat II atau Praja muda;
c) Magang III atau disebut praktek lapangan III, dilaksanakan oleh
Praja tingkat III atau Praja madya; dan
3) Program dan kegiatan magang bagi Praja disesuaikan dengan jenis
magang dan jenjang tingkatan Praja;
4) Program kegiatan magang sebagaimana dimaksud pada angka 2),
dilaksanakan pada 2 (dua) program yaitu:
a) Program umum mencakup pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan; dan
b) Program khusus dititikberatkan pada bidang pemerintahan.
5) Penentuan lokasi dilakukan dengan mengadakan koordinasi dengan
pihak pemerintah daerah yang menjadi lokasi pelaksanaan magang;
6) Selama mengikuti magang tetap mengikuti pedoman tata kehidupan
Praja.
d. Bhakti Karya Praja (BKP)
1) BKP dilaksanakan dengan tujuan agar Praja dapat berpikir kritis
dalam memotret masalah empirik dan memunculkan ide inovatif
sebagai alternatif solusi dalam menghadapi permasalahan
manajemen pemerintahan (desa/kelurahan) dan dinamika
masyarakat setempat sesuai dengan ruang lingkup program studi;
2) BKP dilaksanakan oleh Praja tingkat IV atau Praja utama;
3) Penentuan lokasi dilakukan dengan mengadakan koordinasi dengan
pihak pemerintah daerah yang menjadi lokasi pelaksanaan BKP;
4) Selama mengikuti BKP Praja tetap mengikuti Pedoman Tata
Kehidupan Praja
e. Latihan Integrasi Taruna Wreda (Latsitarda)
1) Latsitarda dilaksanakan dalam rangka peningkatan sinergitas dan
soliditas, memupuk dan menumbuhkembangkan jiwa kejuangan,
cinta tanah air, serta semangat integrasi Trauna AKMIL, AAL, AAU,
AKPOL, Praja IPDN, Taruna Poltek-SSN serta mahasiswa;
- 50 -

2) Latsitarda dilaksanakan oleh Praja tingkat IV atau Praja utama yang


ditetapkan dengan Keputusan Rektor; dan
3) Selama mengikuti latsitarda Praja tetap mengikuti pedoman tata
kehidupan Praja
3. Kegiatan pengasuhan
a. Siklus kehidupan praja
1) Hari senin
a) Bangun pagi, ibadah mulai 04.30 – 05.00;
b) Pembersihan diri 05.00-06.00;
c) Makan pagi mulai 06.00 – 06.20;
d) Upacara atau apel pagi mulai 06.50- 07.30;
e) Perkuliahan dan pelatihan mulai 07.30 – 12.30;
f) Ibadah mulai pukul 12.00-12.30;
g) Makan siang mulai 12.30 – 13.00;
h) Kegiatan mandiri 13.00 – 13.30;
i) Perkuliahan dan pelatihan mulai 13.30 – 15.30;
j) Pengembangan minat dan bakat dari jam 15.30 – 17.30;
k) Pembersihan diri dan ibadah dari jam 17.30 – 18.30;
l) Makan malam dari jam 18.30 – 19.00;
m) Kegiatan kerohanian dari jam 19.30 – 21.00;
n) Apel malam dari jam 21.00 – 21.30;
o) Kegiatan Mandiri 21.30 – 22.00; dan
p) Tidur (istirahat malam) dari jam 22.00 – 04.30.
2) Hari selasa s.d. jumat
a) Bangun pagi, ibadah mulai 04.30 – 05.00;
b) Olahraga /aerobik pagi mulai 05.00 – 05.30;
c) Pembersihan diri 05.30-06.30;
d) Makan pagi mulai 06.30 – 06.50;
e) Apel pagi mulai 07.00- 07.20;
f) Perkuliahan dan pelatihan mulai 07.30 – 12.30;
g) Ibadah mulai pukul 12.00-12.30;
h) Makan siang mulai 12.30 – 13.00;
i) Kegiatan mandiri 13.00 – 13.30;
j) Perkuliahan dan pelatihan mulai 13.30 – 15.30;
k) Pengembangan minat dan bakat dari jam 15.30 – 17.30;
l) Pembersihan diri dan ibadah dari jam 17.30 – 18.30;
m) Makan malam dari jam 18.30 – 19.00;
n) Wajib belajar mandiri dari jam 19.30 – 21.00;
- 51 -

o) Apel malam dari jam 21.00 – 21.30;


p) Kegiatan Mandiri 21.30 – 22.00; dan
q) Tidur (istirahat malam) dari jam 22.00 – 04.30.
3) Hari sabtu adalah kegiatan dan atau jam pengasuhan;
a) Bangun pagi, ibadah mulai 04.30 – 04.45;
b) Kegiatan mandiri 05.30-06.30;
c) Makan pagi mulai 06.30 – 06.50;
d) Apel manggala mulai 07.00- 07.30;
e) Kegiatan pengasuhan, mandiri, pesiar 07.30 – 20.45;
f) Makan siang (bagi praja yang tidak pesiar) mulai 12.30 – 13.00;
g) Makan malam (bagi praja yang tidak pesiar) 18.30 – 19.00;
h) Apel malam atau apel penerimaan pesiar (sesuai tingkatan) dari jam
19.00 – 21.00;
i) Kegiatan mandiri 21.00 – 22.00; dan
j) Tidur (istirahat malam) dari jam 22.00 – 04.30
4) Hari minggu dan hari libur
a) Bangun pagi dan ibadah mulai 05.00 – 06.00;
b) Makan pagi mulai 06.00 – 06.45;
c) Kegiatan keagamaan mulai 07.00 – 09.00;
d) Pesiar atau kegiatan mandiri mulai 09.30 – 21.00;
e) Makan siang (bagi praja yang tidak pesiar) mulai 12.30 – 13.00;
f) Makan malam (bagi praja yang tidak pesiar) 18.30 – 19.00;
g) Apel malam atau apel penerimaan pesiar (sesuai tingkatan) mulai
19.00 – 21.00; dan
h) Tidur (istirahat malam) mulai 22.00 – 04.30.
b. Kegiatan internalisasi nilai kepamongprajaan
1) Kegiatan internalisasi nilai kepamongprajaan diberikan oleh
pengasuh kepada praja dalam bentuk pengajaran di dalam kelas
maupun dalam kegiatan pengasuhan lainnya;
2) Nilai kepamongaprajaan sebagai pedoman pembinaan kader pamong
praja meliputi:
a) Berjiwa Pancasila;
b) Unggul, profesional, dan berintegritas;
c) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdaya saing;
d) Kader revolusi mental dan agen perubahan;
e) Mengayomi, melayani, dan melindungi masyarakat;
f) Perekat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia;
g) Berwawasan nasional dan global; dan
- 52 -

h) Adaptif, inovatif, produktif, serta kompetitif.


c. Apel
1) Apel harian, yang terdiri dari;
a) Apel pagi, merupakan apel yang dilaksanakan pada saat Praja
memulai kegiatan pendidikan;
b) Apel siang, merupakan apel yang dilaksanakan pada siang hari
untuk kepentingan tertentu (tentatif);
c) Apel malam, merupakan apel yang dilaksanakan pada saat Praja
akan menutup kegiatan dan akan melaksanakan waktu istirahat;
d) Apel manggala, merupakan apel yang dilaksanakan oleh seluruh
Praja dan seluruh jajaran Satuan Manggala Praja;
e) Apel pesiar, merupakan apel yang dilaksanakan pada saat Praja
akan mulai dan telah selesai melaksanakan pesiar; dan
f) Apel luar biasa, apel yang diselenggarakan dalam rangka
penjatuhan sanksi disiplin berat yang dihadiri oleh seluruh
Praja/perwakilan Praja, jajaran Satuan Manggala Praja, kepala
Satuan Manggala Praja, kepala Biro Administrasi Keprajaan,
Kemahasiswaan, Dekan, wakil Rektor.
d. Keluarga asuh praja
1) Keluarga asuh adalah kumpulan Praja yang terdiri dari Praja senior
dan Praja junior yang bertujuan untuk mempererat hubungan
kedekatan, membangun koneksi dan jaringan, meningkatkan soliditas
dan solidaritas, mengurangi sikap primodialisme dan etnosentrisme
yang berlebihan;
2) Pembinaan, pengawasan, dan pembentukan keluarga asuh Praja
dilaksankan oleh Satuan Manggala Praja; dan
3) Kegiatan kumpul keluarga asuh dapat dilaksanakan dengan izin
dinas.
e. Tata tertib makan di gedung menza nusantara/ruang makan
1) Sebelum upacara makan:
a) Praja berangkat menuju ruang makan harus berbaris rapi dan
tertib;
b) Praja yang tidak dapat melaksanakan upacara makan karena
urusan dinas, maupun terlambat wajib melapor kepada Piket
Posko, untuk pengaturan selanjutnya;
c) Masuk ruang makan wajib melaksanakan penghormatan secara
terpimpin kepada lambang negara, kemudian menuju tempat
duduk sesuai dengan pengaturan yang sudah ditentukan; dan
- 53 -

d) Masuk ruang makan dimulai oleh Praja tingkatan terendah, diikuti


oleh Praja tingkatan berikutnya secara berturut-turut, sedangkan
ke luar ruang makan didahului oleh Praja yang tingkatannya lebih
tinggi dan terakhir Praja tingkatan paling rendah, dikecualikan
pada saat sebelum pelaksanaan upacara atau apel manggala,
satuan Praja tingkat terendah keluar mendahului.
2) Pelaksanaan tata upacara makan
a) Persiapan inspektur upacara makan/beserta rombongan
memasuki ruang makan:
(1) Komandan upacara menyiapkan peserta;
(2) Perwira upacara melaksanakan penghormatan dan
dilanjutkan laporan kepada inspektur upacara;
(3) Inspektur upacara beserta rombongan melakukan
penghormatan kepada lambang NKRI dan menuju ke meja
korps yang telah disediakan; dan
(4) Komandan upacara mengistirahatkan peserta.
b) Pelaksanaan
(1) Inspektur upacara/pemimpin upacara membunyikan lonceng
satu kali pertanda persiapan pembukaan upacara makan;
(2) Komandan upacara menyiapkan peserta;
(3) Laporan komandan upacara kepada inspektur/pemimpin
upacara;
(4) Inspektur upacara membunyikan lonceng 2 kali tanda doa
makan dimulai;
(5) Inspektur upacara membunyikan lonceng 2 kali tanda doa
makan selesai;
(6) Inspektur upacara mengucapkan “selamat makan” lalu di ikuti
oleh seluruh peserta secara serentak mengulangi kalimat
“selamat makan”; dan
(7) Komandan upacara mengistirahatkan peserta;
(8) Upacara makan dimulai.
c) Penutup
(1) Inspektur upacara/pemimpin upacara makan membunyikan
lonceng satu kali pertanda persiapan penutupan upacara
makan;
(2) Komandan upacara menyiapkan peserta;
(3) Laporan komandan upacara kepada inspektur/pemimpin
upacara;
- 54 -

(4) Inspektur upacara membunyikan lonceng 2 kali tanda doa


makan dimulai;
(5) Inspektur upacara membunyikan lonceng 2 kali tanda doa
makan selesai;
(6) Inspektur upacara mengucapkan “terimakasih” lalu di ikuti
oleh seluruh peserta secara serentak mengulangi kalimat
“terimakasih”.
(7) Komandan upacara mengistirahatkan peserta dan seluruh
peserta upacara mengucapkan “terimakasih” secara serentak;
dan
(8) Upacara makan selesai.
3) Setelah pelaksanaan makan
a) Berdiri, mengatur kursi sesuai susunan kursi pada waktu datang;
b) Menyusun peralatan makan ke tempat yang sudah ditentukan,
kemudian meninggalkan ruangan makan dalam bentuk barisan
setelah terlebih dahulu melakukan penghormatan kepada lambang
negara dengan tertib; dan
c) Meneruskan makan, bagi yang belum selesai makan.
4) Hal-hal yang tidak dibenarkan selama makan di gedung menza
nusantara:
a) Bersenda gurau, berteriak-teriak;
b) Menyanyi/bersenandung atau bersiul;
c) Membawa makanan atau lauk pauk sendiri;
d) Mengambil lauk-pauk atau jatah Praja lain;
e) Membawa barang inventaris gedung menza nusantara;
f) Membawa makan keluar ruangan; dan
g) Membuang makanan yang telah disediakan.
5) Ketentuan lainnya selama makan
a) Selama makan berlangsung, selalu menjaga etika dan ketertiban;
b) Tidak diizinkan memasuki gedung menza Nusantara atau ruang
makan selama upacara makan berlangsung kecuali sedang
bertugas;
c) Dilarang lewat dapur, kecuali sedang bertugas; dan
d) Tata cara makan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
berlaku, dalam keadaan khusus.
- 55 -

f. Penghormatan
1) Menghormati sivitas akademika selama dalam pendidikan;
2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada point 1), dilakukan
dengan penghormatan secara militer; dan
3) Menegakkan kehormatan korps dalam kehidupan sehari-hari.
g. Penggunaan pakaian dinas
1) Jenis pakaian dinas
a) Pakaian Dinas Harian (PDH);
b) Pakaian Dinas Upacara (PDU);
c) Pakaian Dinas Upacara Besar (PDUB)
d) Pakaian Dinas Pesiar (PDP);
e) Pakaian Dinas Lapangan (PDL); dan
f) Pakaian Dinas Olahraga (PDO).
2) Tata cara penggunaan pakaian dinas
a) Penggunaan pakaian dinas wajib digunakan baik di dalam
maupun di luar kampus sesuai dengan jenis kegiatan, dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pakaian dinas harian digunakan pada kegiatan harian Praja;
(2) Pakaian dinas upacara digunakan pada kegiatan upacara hari
besar, yudisium dan wisuda atau upacara pengukuhan Praja;
(3) Pakaian dinas upacara besar digunakan untuk kegiatan
pelantikan Pamong Praja Muda;
(4) Pakaian dinas pesiar digunakan untuk kegiatan pesiar Praja
dan kegiatan resmi lainnya;
(5) Pakaian dinas lapangan digunakan untuk kegiatan dinas jaga,
apel manggala, kegiatan lapangan dan pembersihan
lingkungan (kurvey); dan
(6) Pakaian dinas olahraga digunakan untuk kegiatan aerobik
pagi, kegiatan olahraga, di wisma dan tugas lain yang
ditentukan dinas;
b) Penggunaan pakaian dinas, menggunakan kaos dalam dengan
ketentuan:
(1) Pakaian dinas lapangan menggunakan kaos dalam warna
coklat muda kecuali Polisi Praja menggunakan kaos putih
berkerah tinggi;
(2) Pakaian dinas harian menggunakan kaos dalam warna putih
kecuali Polisi Praja Putra menggunakan kaos putih berkerah
tinggi; dan
- 56 -

(3) Pakaian dinas olahraga menggunakan kaos warna biru, hitam


dan putih.
c) Penggunaan pakaian dinas lapangan (PDL):
(1) Pada jam 06.00 s/d 18.00 baju dilipat dengan batas lengan 2-
3 jari dari siku dengan lebar lipatan 4 jari dan kancing
menghadap keluar; dan
(2) Pada malam hari dan pada saat pelaksanaan kegiatan
lapangan lengan baju tidak dilipat atau tidak digulung.
d) Penggunaan pakaian dinas, bagi Praja putri yang beragama islam
dibolehkan menggunakan jilbab, dengan ketentuan:
(1) Warna, jenis, dan model harus sesuai ketentuan dinas.
(2) Semua atribut seragam dinas harus lengkap dipakai sesuai
dengan ketentuan yang berlaku termasuk tutup kepala
(3) Wajib menggunakan jilbab saat berada di luar wisma; dan
(4) Tata cara penggunaan jilbab diatur lebih lanjut dalam
peraturan Rektor tentang pakaian dinas Praja dan pegawai di
lingkungan IPDN.
e) Praja wajib menggunakan tanda jabatan, talikur, tanda prestasi
dan tanda kecakapan Praja sesuai dengan ketentuan.
h. Pemeliharaan kebersihan dan perawatan perorangan
1) Berpakaian dinas harus bersih dan diseterika dengan rapi;
2) Ukuran rambut untuk Praja putra diatur sebagai berikut:
a) Praja pratama dengan perbandingan 0-0-1 (cm);
b) Praja muda dengan perbandingan 0-1-2 (cm);
c) Praja madya dengan perbandingan 0-1-3 (cm); dan
d) Praja utama dengan perbandingan 0-1-4 (cm)
3) Ukuran rambut untuk Praja putri diatur sebagai berikut:
a) Praja pratama dan muda, ukuran rambut bagian depan tidak
sampai alis, samping tidak sampai telinga, belakang tidak sampai
kerah baju dan dicukur rapi;
b) Praja madya dan utama ukuran rambut bagian depan batas
sampai alis, samping batas sampai tengah telinga, belakang batas
sampai kerah baju dan dicukur rapi.
i. Pergerakan dalam kampus
1) Pindah tempat dilakukan dalam formasi barisan;
2) Perpindahan tempat melewati depan kantor kepala Satuan Manggala
Praja dan kepala satuan bina pelatihan Praja harus melaksanakan
langkah tegap dan penghormatan; dan
- 57 -

3) Perpindahan tempat melewati depan abdi praja harus melaksanakan


langkah tegap.
j. Piket Posko:
Piket Posko adalah kelompok piket pengasuh yang melaksanakan tugas
jaga mulai pukul 08.00 s.d. 08.00 hari berikutnya, bertujuan
mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan
pengawasan siklus kehidupan praja agar berjalan tertib dan efektif,
terdiri dari:
1) Piket Posko manggala
a) Piket Posko manggala adalah Piket Posko yang dilaksanakan di
posko manggala Kampus jatinangor atau jakarta;
b) Piket Posko manggala ditetapkan dengan surat perintah kepala
Satuan Manggala Praja yang terdiri dari:
(1) Pengawas;
(2) Koordinator;
(3) Sekretaris; dan
(4) Anggota.
c) Tugas Piket Posko manggala sebagai berikut:
(1) Pengawas:
(a) Menjadi pejabat pengambil apel serah terima Piket Posko
manggala;
(b) Memberi petunjuk dan arahan pelaksanaan Piket Posko
manggala;
(c) Mengevaluasi pelaksanaan tugas Piket Posko manggala;
(d) Memeriksa inventaris dan buku kejadian atau kegiatan
pada saat serah terima jaga;
(e) Melaporkan hasil pengawasan dan bertanggungjawab
kepada Kepala Satuan Manggala.
(2) Koordinator:
(a) Memimpin pelaksanaan Piket Posko manggala;
(b) Menjamin kelancaran pelaksanaan siklus kehidupan
praja;
(c) Menandatangani surat izin sementara meninggalkan
Kampus bagi praja dalam keadaan force majeure (orang tua
meninggal atau sakit keras, saat pimpinan tidak berada
dikampus); dan
(d) Membuat laporan kegiatan Piket Posko manggala kepada
kepala Satuan Manggala Praja, yang memuat:
- 58 -

 Jumlah praja pada setiap satuan;


 Nama dan jumlah praja yang melaksanakan izin
meninggalkan kampus;
 Nama dan jumlah praja yang sakit baik posisinya
berada di poliklinik IPDNmaupun di daerah; dan
 Nama dan jumlah praja yang melakukan pelanggaran
serta tanpa keterangan (TK) kegiatan wajib.
(3) Sekertaris
(a) Membantu koordinator dalam membuat laporan Piket
Posko manggala; dan
(b) Membantu koordinator dalam bidang administrasi yang
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Piket Posko
manggala.
(4) Anggota
(a) Membantu koodinator dalam mengkoordinasikan
kelancaran pelaksanaan siklus kehidupan Praja;
(b) Menjaga keamanan dan ketertiban Praja baik di
lingkungan wisma maupun diluar wisma;
(c) Melakukan pengecekan kebersihan, kerapihan dan
ketertiban lingkungan luar maupun dalam wisma Praja;
(d) Menginformasikan kepada Praja terkait siklus kehidupan
Praja melalui pengeras suara:
(e) Melakukan patroli secara rutin pada wisma-wisma serta
pos-pos kecil, kantin, tempat ibadah, kelas,dll;
(f) Mengecek, mencatat dan menugaskan jaga serambi sesuai
dengan kebutuhan Piket Posko;
(g) Mengecek, mencatat, dan mengawasi pelaksanaan tugas
dinas jaga Praja;
(h) Mencatat dan melaporkan kejadian selama kegiatan
pelaksanaan jaga berlangsung;
(i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.
2) Piket Posko sena
a) Piket Posko sena adalah Piket Posko yang dilaksanakan di posko
sena Praja IPDN Kampus daerah;
b) Piket Posko Sena ditetapkan dengan surat perintah kepala Satuan
Manggala Praja atau direktur, yang terdiri dari:
- 59 -

(1) Koordinator;
(2) Sekretaris; dan
(3) Anggota.
c) Tugas Piket Posko sena, sebagai berikut:
(1) Koordinator:
(a) Menjadi pejabat pengambil apel serah terima Piket Posko
sena;
(b) Memimpin pelaksanaan Piket Posko sena;
(c) Menjamin kelancaran pelaksanaan siklus kehidupan praja;
(d) Menandatangani surat izin sementara meninggalkan
kampus bagi Praja dalam keadaan force majeure (orang tua
meninggal atau sakit keras, saat pimpinan tidak berada
dikampus); dan
(e) Membuat laporan kegiatan Piket Posko Sena kepada kepala
Satuan Manggala atau direktur, yang memuat;
 Jumlah Praja pada setiap satuan;
 Nama dan jumlah Praja yang melaksanakan izin
meninggalkan kampus;
 Nama dan jumlah Praja yang sakit baik posisinya
berada di poliklinik IPDN maupun di daerah; dan
 Nama dan jumlah Praja yang melakukan pelanggaran
serta tanpa keterangan (TK) kegiatan wajib.
(2) Sekertaris:
(a) Membantu koordinator dalam membuat laporan Piket
Posko sena; dan
(b) Membantu koordinator dalam bidang administrasi yang
mendukung kelancaran pelaksanaan Piket Posko sena.
(3) Anggota:
(a) Membantu koodinator dalam menkoordinasikan
pelaksanaan siklus kehidupan Praja;
(b) Menjaga keamanan dan ketertiban praja baik di
lingkungan wisma maupun diluar wisma;
(c) Melakukan pengecekan kebersihan, kerapihan dan
ketertiban lingkungan luar maupun dalam wisma Praja;
(d) Menginformasikan kepada praja terkait siklus kehidupan
Praja melalui pengeras suara:
- 60 -

(e) Melakukan patroli secara rutin pada wisma-wisma serta


pos-pos kecil (kaltim, jabar, jambi, banten, kalteng,
lampung dan bali), kantin, tempat ibadah, kelas, dll;
(f) Mengecek, mencatat dan menugaskan petugas jaga
serambi sesuai dengan kebutuhan Piket Posko;
(g) Mengecek, mencatat, dan mengawasi pelaksanaan tugas
jaga wisma, jaga serambi dan jaga posko praja;
(h) Mencatat dan melaporkan kejadian selama kegiatan
pelaksanaan jaga berlangsung; dan
(i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.
k. Dinas jaga
Dinas jaga adalah dinas yang dilakukan Praja, bertujuan untuk
membantu Piket Posko dan sebagai media pembelajaran bagi Praja
untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab terhadap tugas yang
diemban, adapun dinas jaga terdiri dari:
1) Jaga manggala
a) Jaga manggala adalah dinas jaga yang dilaksanakan oleh Praja
di posko manggala Kampus jatinangor atau jakarta;
b) Jaga manggala ditetapkan dengan surat perintah kepala Satuan
Manggala Praja yang terdiri dari:
(1) Praja utama;
(2) Praja madya;
(3) Praja muda; dan
(4) Praja pratama.
c) Tugas jaga manggala, sebagai berikut:
(1) Melakukan serah terima jaga;
(2) Melaksanakan patroli keliling lingkungan wisma praja
setiap 2 jam sekali khususnya pada malam hari atau sesuai
arahan dari Piket Posko manggala;
(3) Mengisi buku daftar hadir jaga manggala dan membantu
pengisian buku administrasi lainnya;
(4) Melaksanakan arahan dan petunjuk dari Piket Posko
manggala;
(5) Membantu Piket Posko manggala saat menerima laporan
jaga serambi;
(6) Jaga manggala diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) Melaksanakan tugas jaga dari pukul 17.00 WIB sampai
dengan pukul 23.59 WIB, kecuali pada hari jumat,
- 61 -

sabtu, dan satu hari sebelum hari libur tugas jaga


dimulai pukul 17.00 WIB sampai dengan 05.00 WIB hari
berikutnya;
(b) Dilarang meninggalkan posko jaga termasuk jam pesiar
tanpa izin dari koodinator Piket Posko; dan
(c) Tetap mengikuti kegiatan pengajaran dan pelatihan
sebagaimana mestinya.
2) Jaga sena
a) Jaga sena adalah dinas jaga yang dilaksanakan oleh praja di
posko sena praja IPDN Kampus Daerah.
b) Jaga sena praja ditetapkan dengan surat perintah kepala satuan
sena.
c) Tugas jaga sena, sebagai berikut:
(1) Melakukan serah terima jaga;
(2) Melaksanakan patroli keliling lingkungan wisma Praja setiap
2 jam sekali khususnya pada malam hari atau sesuai arahan
dari Piket Posko sena;
(3) Membuat laporan tugas, mengisi buku daftar hadir jaga sena
dan membantu pengisian buku administrasi lainnya;
(4) Melaksanakan arahan dan petunjuk dari Piket Posko sena;
(5) Membantu Piket Posko sena saat menerima laporan jaga
serambi;
(6) Jaga sena praja diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Melaksanakan tugas jaga dari pukul 17.00 sampai
dengan pukul 23.59, kecuali pada hari jumat, sabtu, dan
satu hari sebelum hari libur tugas jaga dimulai pukul
17.00 sampai dengan 05.00 hari berikutnya;
b) Dilarang meninggalkan posko jaga termasuk jam pesiar
tanpa izin dari koodinator Piket Posko sena; dan
c) Wajib mengikuti kegiatan pengajaran dan pelatihan
sebagaimana mestinya;
3) Jaga wira
a) Jaga wira adalah dinas jaga yang dilaksanakan Praja di IPDN
Kampus Pusat maupun Daerah pada satuan wira dalam rangka
mengoptimalkan pelaksanaan siklus kehidupan Praja yang
ditetapkan dengan surat perintah kepala satuan wira.
b) Tugas jaga wira, sebagai berikut:
(1) Melakukan serah terima jaga;
- 62 -

(2) Membuat laporan kegiatan wajib satuan wira kepada kepala


satuan wira, yang memuat:
(a) Jumlah Praja;
(b) Nama dan jumlah Praja yang melaksanakan izin
meninggalkan kampus;
(c) Nama dan jumlah Praja yang sakit baik posisinya berada
di poliklinik IPDN maupun di daerah;
(d) Nama dan jumlah Praja yang tanpa keterangan (TK)
c) Melaksanakan arahan dan petunjuk dari piket posko manggala
dan piket posko sena;
d) Jaga wira satuan Praja diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Melaksanakan tugas jaga dari pukul 04.30 WIB sd 22.00
WIB;
(2) Dilarang meninggalkan posko jaga termasuk jam pesiar
tanpa izin dari koodinator Piket Posko;
(3) Wajib mengikuti kegiatan pengajaran dan pelatihan
sebagaimana mestinya;
4) Jaga wisma Praja
a) Jaga wisma adalah dinas jaga yang dilaksanakan Praja di wisma;
b) Pengaturan jadwal jaga wisma ditetapkan berdasarkan surat
perintah kepala satuan dharma mengetahui kepala satuan wira
dan disampaikan kepada kepala satuan sena;
c) Tugas jaga wisma, meliputi:
(1) Bertanggungjawab atas keamanan, kebersihan dan
kerapihan wisma termasuk mengawasi penggunaan alat
penerangan, air dan lain-lain;
(2) Mengisi buku laporan kegiatan jaga wisma dan laporan
kejadian wisma, membuat buku daftar jaga serambi yang
diketahui oleh ketua wisma dan kepala satuan dharma yang
selanjutnya dilaporkan dan dikumpulkan ke Piket Posko;
(3) Menyerahkan tugas kepada jaga serambi pertama;
(4) Bertanggungjawab kepada koordinator Piket Posko;
(5) Jaga wisma diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) Melaksanakan tugas jaga dari pukul 4.30 s.d. 22.00;
(b) Dilarang meninggalkan Kampus termasuk jam pesiar
tanpa izin dari koodinator Piket Posko; dam
(c) Selama jaga tidak diperbolehkan tidur dan meninggalkan
wisma.
- 63 -

(6) Selama melaksanakan tugas jaga wisma diperbolehkan tidak


mengikuti kegiatan pengajaran, pelatihan dan pengasuhan.
5) Jaga serambi
a) Jaga serambi adalah dinas jaga yang dilaksanakan oleh Praja di
serambi wisma Praja setiap malam selama 1 (satu) jam yang
dilakukan secara bergiliran;
b) Jaga serambi wisma dilaksanakan setiap hari oleh Praja mulai
dari pukul 22.00 s.d. 05.00 hari berikutnya;
c) Jadwal jaga serambi:
(1) Pertama: 22.00 s.d. 23.00;
(2) Kedua: 23.00 s.d. 00.00;
(3) Ketiga: 00.00 s.d. 01.00;
(4) Keempat: 01.00 s.d. 02.00;
(5) Kelima: 02.00 s.d. 03.00;
(6) Keenam: 03.00 s.d. 04.00; dan
(7) Ketujuh: 04.00 s.d 05.00.
d) Tugas jaga serambi meliputi:
(1) Bertanggung jawab terhadap urusan keamanan dan
kejadian yang ada pada saat pelaksanaan tugas;
(2) Mengisi buku jaga serambi dan buku kekuatan personil;
(3) Melaporkan keamanan, ketertiban dan kekuatan personil
wisma selama pelaksanaan tugas jaga kepada Piket Posko;
(4) Jaga serambi pertama melaksanakan serah terima tugas
dari jaga wisma pada pukul 22.00 di posko manggala;
(5) Jaga serambi terakhir bertugas membangunkan Praja
dalam wismanya masing-masing untuk melaksanakan
kegiatan aerobik pagi dan melakukan serah terima kepada
jaga wisma pada pukul 05.00; dan
(6) Apabila terjadi suatu hal yang mengharuskan Praja
meninggalkan tugas jaga, maka harus menyerahkan tugas
kepada pengganti berikutnya.
6) Pakaian jaga
a) Pengasuh yang melaksanakan tugas jaga berpakaian pakaian
dinas lapangan (PDL) pengasuh; dan
b) Praja yang sedang melaksanakan dinas jaga berpakaian pakaian
dinas lapangan Praja.
- 64 -

7) Tanda jaga
a) Pengasuh yang melaksanakan dinas jaga wajib memakai tanda
jaga berupa ban lengan bertuliskan jabatan dinas jaga yang
dikenakan di lengan sebelah kiri;
b) Praja yang melaksanakan dinas jaga wajib memakai tanda jaga
berupa ban lengan bertuliskan jabatan dinas jaga yang
dikenakan di lengan sebelah kiri; dan
c) Ketentuan ban lengan dinas jaga:
(1) Jaga manggala: berwarna biru dengan bintang sesuai
tingkatan;
(2) Jaga sena: berwarna biru dengan bintang sesuai tingkatan;
(3) Jaga wira: berwarna hijau dengan bintang sesuai tingkatan;
(4) Jaga wisma: berwarna kuning dengan bintang sesuai
tingkatan; dan
(5) Jaga serambi: berwarna merah dengan bintang sesuai
tingkatan.

l. Wajib belajar
1) Praja wajib belajar pada malam hari dari pukul 19.30 sampai dengan
pukul 21.00;
2) Kegiatan wajib belajar diisi dengan membaca buku atau literatur,
diskusi akademik dan kegiatan lain yang berhubungan dengan
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan;
3) Selama jam wajib belajar Praja wajib berada di depan meja belajar
wisma masing-masing dan tidak diperkenankan di tempat lain atau
berada di luar wisma tanpa izin dinas; dan
4) Selama melaksanakan wajib belajar harus menjaga ketenangan,
ketertiban dan kebersihan ruang belajar.
m. tata tertib kepemilikan dan penggunaan barang
1) Barang inventaris wisma
a) Praja yang menempati wisma diberikan hak menggunakan barang
inventaris wisma berupa tempat tidur, lemari pakaian, meja
belajar, kursi belajar, rak handuk, dan sebagainya;
- 65 -

b) Penyerahan barang inventaris wisma dari bendahara barang


kepada Praja harus dituangkan dalam berita acara;
c) Praja wajib menjaga, merawat barang inventaris wisma yang
diserahkan;
d) Praja wajib menganti dan memperbaiki barang inventaris wisma
yang diserahkan apabila rusak atau hilang; dan
e) Praja yang meninggalkan wisma dikarenakan pindah wisma,
diberhentikan, mengundurkan diri atau telah menyelesaikan
pendidikan wajib mengembalikan barang inventaris wisma yang
digunakan dalam keadaan baik dan dituangkan dalam berita
acara penyerahan antara Praja dan bendahara barang.
2) Barang pribadi
a) Memiliki barang-barang pribadi dalam batas-batas
kesederhanaan dan kewajaran sesuai dengan norma dan etika;
b) Penggunaannya disesuaikan dengan fungsi dan ketentuan yang
berlaku; dan
c) Barang kiriman Praja diperiksa oleh Piket Posko selanjutnya
diserahkan kepada Praja yang bersangkutan dan dibuka didepan
Piket Posko.
n. Penerimaan tamu
1) Menerima tamu
a) Menerima tamu dilakukan pada jam pesiar Praja atau diluar
kegiatan pengajaran dan pelatihan sampai dengan pukul 20.00;
b) Menerima tamu di posko manggala atau posko sena;
c) Menemui tamu menggunakan pakaian dinas harian, pakaian
dinas lapangan atau pakaian dinas pesiar serta tetap
memelihara etika dan kesopanan; dan
d) Tidak membawa tamu memasuki lingkungan wisma dan tempat
lain yang telah ditentukan tanpa izin dinas.
2) Perlakuan terhadap tamu
a) Piket Posko menerima tamu di posko manggala atau posko sena;
b) Piket Posko mempersilakan tamu mengisi buku tamu dan
menunggu di ruang tunggu kemudian memanggil Praja yang ingin
ditemui;
c) Praja yang bersangkutan dapat mendampingi tamu yang berjalan-
jalan di lingkungan kampus dengan izin dari Piket Posko;
3) Ketentuan bagi tamu wajib berpakaian rapi dan sopan serta
menggunakan sepatu.
- 66 -

o. Istirahat dan tidur


1) Istirahat dan tidur pada malam hari wajib dilaksanakan pukul 22.00
sampai dengan pukul 04.30, dikecualikan bagi Praja yang sedang
melaksanakan dinas jaga atau mendapatkan izin dinas;
2) Selama kegiatan istirahat dan tidur malam hari sebagaimana
dimaksud angka 1), Praja harus:
a) Tidur malam di tempat tidur masing-masing;
b) Menggunakan pakaian dinas olahraga selama tidur;
c) Mematikan lampu yang tidak dipergunakan di ruang tidur dan
ruang belajar; dan
d) Merapikan tempat tidur setelah bangun tidur.
p. Pesiar
1) Jadwal pelaksanaan pesiar
a) Bagi Praja pratama pada hari minggu serta hari libur;
b) Bagi Praja muda dan Praja madya pada hari sabtu dan minggu
serta hari libur; dan
c) Bagi Praja utama pada hari rabu siang, sabtu dan minggu, serta
hari libur.
2) Pencabutan hak pesiar
Hak pesiar dapat dicabut dengan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
(1) Sedang menjalankan dinas jaga;
(2) Sedang melaksanakan perintah pimpinan;
(3) Dalam keadaan sakit;
(4) Wisma dalam keadaan tidak bersih atau kotor; dan
(5) Sedang menjalani sanksi disiplin.
q. Interaksi sosial
1) Hubungan antar Praja
a) Hubungan antar Praja didasarkan pada asas kekeluargaan;
b) Saling membantu dalam meningkatkan intelektual dan
keterampilan sehingga dalam menyelesaikan pendidikan dapat
mencapai hasil yang sebaik-baiknya;
c) Saling menghormat, kepada sesama Praja sesuai dengan
ketentuan peraturan penghormatan militer;
d) Saling menghormat, kepada rekan yang sedang menjabat atau
melaksanakan tugas; dan
e) Hubungan antara Praja adalah antara rekan, adik dan kakak
seperti dalam keluarga dan kolegial persaudaraan.
- 67 -

2) Hubungan Praja dengan anggota masyarakat.


a) Senantiasa menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan
masyarakat tanpa meninggalkan ketentuan yang berlaku;
b) Mengikuti dan mengamati perkembangan masyarakat, bangsa
dan negara; dan
c) Berhubungan dengan masyarakat, Praja bersikap luwes dan
fleksibel serta mengedepankan sikap kepamongan sesuai kode
kehormatan dan Tata Krama Praja.
3) Hubungan Praja dengan generasi muda mengharuskan Praja
menjalin kerjasama dan saling mengenal dengan sesama generasi
muda lainnya baik di dalam maupun di luar negeri;
4) Malam keakraban
a) Praja dapat menyelenggarakan malam keakraban dengan
maksud sebagai hiburan untuk mengembangkan pergaulan
dengan sesama Praja, generasi muda dan masyarakat sekitar
IPDN di tempat dan waktu yang telah ditentukan melalui
prosedur yang telah ditetapkan oleh dinas;
b) Memperhatikan pola hidup sederhana dan tetap mengutamakan
tugas pokok sebagai Praja dalam penyelenggaraan malam
keakraban; dan
c) Tidak membawa rekan wanita atau rekan pria dalam malam
keakraban.
r. Tata cara berobat
1) Mengisi formulir/blanko dan buku izin berobat di posko manggala
atau posko sena;
2) Formulir/blanko yang sudah ditandatangani oleh kasat dharma dan
koordinator Piket Posko dibawa oleh Praja yang berobat ke poliklinik
IPDN;
3) Setelah selesai berobat, formulir/blanko izin berobat yang telah
ditandatangani dokter atau perawat poliklinik IPDN dibawa kembali
ke posko manggala atau posko sena;
4) Bagi Praja sakit yang membutuhkan penanganan darurat, rekan
praja yang mengetahui dapat melapor ke Piket Posko untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut;
5) Bagi Praja yang sakit dan perlu perawatan khusus di luar kampus
harus mengikuti ketentuan dinas; dan
6) Bagi Praja yang sakit, dapat diberikan cuti sakit berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
- 68 -

s. Kunjungan kantin/koperasi
1) Ketentuan jam dan pakaian
a) Pagi: 09.00 s.d. 11.30 menggunakan pakaian dinas harian atau
pakaian dinas lapangan;
b) Siang: 13.30 s.d. 15.30 menggunakan pakaian dinas harian atau
pakaian dinas lapangan;
c) Sore: 15.30 s.d. 17.30 menggunakan pakaian dinas harian,
pakaian dinas lapangan atau pakaian dinas olahraga;
d) Malam: 19.00 s.d. 21.00 menggunakan pakaian dinas harian
atau pakaian dinas lapangan; dan
e) Pada hari sabtu dan minggu jam kantin/koperasi pada malam
hari sampai dengan pukul 22.00
2) Selama di kantin/koperasi tetap memperhatikan tata cara makan;
t. Penggunaan gawai
1) Ketentuan penggunaan gawai
a) Mendukung kegiatan Pendidikan untuk mempermudah akses
komunikasi, informasi, literatur dan kepustakaan digital;
b) Praja hanya diizinkan memiliki 1(satu) telepon genggam dan 1
(satu) nomor kartu sim;
c) Praja wajib menyampaikan nomor kartu sim, jenis telepon
genggam dan akun media sosial yang dimiliki kepada pengasuh
untuk keperluan pendataan dan penertiban penggunaan;
d) Tidak menggunakan speaker aktif dan fasilitas lainnya, yang
dapat menganggu hak privasi Praja lain
e) Nada dering pemberitahuan pada gawai diperbolehkan hanya
bunyi beep 1 (satu) kali dan/atau mode getar.
f) Praja dalam penggunaan gawai wajib menjaga kehormatan dan
nama baik lembaga dan sivitas akademika; dan
g) Penggunaan media sosial dilakukan dengan bijak sesuai dengan
norma, etika, dan ketentuan yang berlaku.
2) Ketentuan penggunaan telepon genggam di dalam wisma
a) Digunakan hanya pada jam wajib belajar; dan
b) Kegiatan lainnya dengan izin dinas.
3) Ketentuan penggunaan telepon genggam di luar wisma
a) Digunakan di kelas sesuai permintaan izin dosen, pelatih dan
pengasuh;
b) Pada saat jam pesiar dan cuti; dan
c) Kegiatan lainnya dengan izin dinas.
- 69 -

u. Menonton televisi
1) Dapat menggunakan dan menonton televisi di wisma dalam rangka
mendapatkan informasi untuk mendukung proses pembelajaran;
2) Penggunaan televisi sebagaimana dimaksud angka 1), diatur dengan
ketentuan:
a) Sebelum dan sesudah makan pagi atau dari pukul 05.30 s.d.
06.15;
b) Sesudah makan siang atau sebelum pukul 13.30;
c) Pukul 17.30 sampai dengan sebelum makan malam;
d) Setelah makan malam sebelum pukul 19.30;
e) Sesudah pelaksanaan apel malam pukul 21.30 s.d. 22.00; dan
f) Pada waktu pelaksanaan pesiar.
3) Tidak menggunakan dan menonton televisi pada saat jam belajar
berlangsung;
v. Kebersihan, kerapian dan keindahan di wisma, kelas, kantor dan
lingkungan kegiatan praja
1) Pengelolaan sampah wisma
a) Kenali jenis sampah (sampah organik, sampah anorganik dan
sampah bahan berbahaya dan beracun);
b) Memisahkan sampah sesuai jenisnya; dan
c) Membuang sampah pada tempat yang sesuai dengan jenisnya.
2) Luar wisma
a) Membersihkan selokan dan paving blok dari lumut dan tumbuhan
liar;
b) Menjaga kebersihan dan keindahan taman dan halaman wisma;
dan
c) Wajib menyusun rapih rak handuk.
3) Dalam wisma
a) Membersihkan kamar mandi dan wc dari kotoran dan kerak;
b) Menjaga kebersihan petak/kamar tidur, lorong, dan serambi
wisma;
c) Menjaga kebersihan ruang belajar; dan
d) Bagi Praja yang menempati wisma flat menjaga kebersihan kamar
masing-masing.
4) Lemari pakaian
a) Bagian untuk menyimpan koper, pulsak dan ransel yang tersusun
dengan rapih serta pegangan koper menghadap kearah petak;
b) Bagian untuk menyimpan pet, baret dan topi;
- 70 -

c) Bagian untuk menggantung baju dengan urutan dari kanan ke


kiri yang terdiri dari : pakaian dinas upacara, pakaian dinas
upacara drumband, pakaian dinas upacara pasti, pakaian dinas
pesiar (PDP), pakaian dinas harian (PDH) dan pakaian dinas
lapangan (PDL) dan pakaianan dinas olahraga (PDO) ;
d) Bagian untuk menyimpan kosmetik dan atribut;
e) Bagian untuk menyimpan lipatan pakaian dengan urutan warna
terang di posisi lipatan teratas yang terdiri dari lipatan baju,
lipatan celana, lipatan kaos, dan lipatan jaket/baju karate dan
perlengkapan ibadah dengan ukuran lipatan pakaian adalah
panjang 20 (dua puluh) cm dan lebar 20 (dua puluh) cm;
f) Bagian untuk menyimpan celana dalam, kaos kaki, alat semir,
setrika dan braso;
g) Tidak boleh dalam keadaan dikunci kecuali pada saat pesiar, izin
bermalam atau cuti; dan
h) Alas/rak lemari pakaian tersampul plastik dan kerta warna coklat.
GAMBAR LEMARI PAKAIAN

5) Meja belajar
a) Bagian untuk menyimpan foto keluarga dan kitab suci;
b) Bagian untuk menyimpan buku dan tempat alat tulis;
c) Bagian untuk menyimpan laptop;
d) Bagian untuk menyimpan map dan alat tulis;
e) Bagian untuk menyimpan dus atau kotak barang dan printer;
f) Bagian untuk menyimpan tas kuliah, tas laptop, tas pesiar serta
cadangan air minum;
- 71 -

g) Tidak boleh dalam keadaan dikunci kecuali pada saat Pesiar, izin
bermalam atau cuti.

GAMBAR MEJA BELAJAR

6) Tempat tidur
a) Bagian untuk peletakan bantal;
b) Bagian untuk seprei;
c) Bagian untuk peletakan selimut;
d) Bagian untuk peletakan sepatu dari kanan ke kiri terdiri dari
sepatu pdl, sepatu pdh, sepatu pdo, dan sendal;
e) Sarung bantal dan seprei berwarna biru atau putih dan tampak
tulisan IPDN serta harus bersih, rapih, dan terpasang kencang;
f) Selimut berwarna biru tua dan tampak tulisan IPDN harus bersih,
rapih, dan terlipat dengan lebar +/- 30 cm ;
g) Jarak selimut dan bantal dari ujung bed masing-masing +/- 10
cm
h) Sepatu dan sendal menghadap keluar dan harus bersih, disemir,
rapih, dan wangi; dan
i) Kaos kaki tidak disimpan di dalam sepatu dan alas kaki yang
disimpan hanya satu pasang.
GAMBAR TEMPAT TIDUR
- 72 -

7) Rak handuk (kapstok)


a) Bagian untuk peletakan pakaian dalam;
b) Bagian untuk peletakan pakaian olahraga;
c) Bagian untuk peletakan handuk;
d) Bagian untuk peletakan alat ibadah;
e) Bagian untuk peletakan kaos;
f) Handuk saat dijemur bagian tulisan IPDN menghadap ke arah
kanan
g) Rak handuk wajib sudah diturunkan di paving blok depan wisma
pukul 06.00 dan wajib sudah dinaikkan Kembali ke serambi pukul
17.00 atau sedang dalam kondisi hujan.
GAMBAR RAK HANDUK

8) Kelas
a) Sebelum dan sesudah perkuliahan, praja wajib memastikan kelas
dalam keadaan bersih dan rapi;
b) Penggunaan kelas di luar kegiatan perkuliahan dan/atau
pelatihan wajib mendapatkan izin dinas;
- 73 -

c) Bagi Praja yang menggunaan kelas di luar kegiatan perkuliahan


dan/atau pelatihan, praja wajib membersihkan dan merapikan
kelas setelah melaksanakan kegiatan; dan
d) Memilah dan membuang sampah pada tempat yang sesuai
jenisnya.
9) Kantor
a) Menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan lingkungan kantor
seperti kantor sekretariat manggala korps praja atau kantor lain
yang berhubungan dengan kegiatan Praja;
b) Menetapkan dan menjalankan jadwal piket pembersihan kantor;
dan
c) Memilah dan membuang sampah pada tempat yang sesuai
jenisnya.
10) Lingkungan kegiatan praja
a) Menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan lingkungan kegiatan
Praja seperti sarana olahraga, kantin, tempat ibadah maupun
tempat lainnya; dan
b) Memilah dan membuang sampah pada tempat yang sesuai
jenisnya.
4. Kegiatan ekstrakurikuler Praja, meliputi:
a. Pembinaan rohani
1) Pembinaan rohani terdiri dari:
a) Kerohanian wajib, yang meliputi kegiatan ibadah wajib, ceramah
umum dan pemberian materi kerohanian;
b) Seminar agama, yang meliputi kegiatan bedah buku dan
kebagtian kebangunan rohani;
c) Wisata rohani, yang meliputi kunjungan ke tempat ibadah dan
retreat; dan
d) Kegiatan sosial keagamaan, yang meliputi kegiatan kunjungan ke
panti asuhan.
2) Pemberian materi kerohanian diberikan melalui pelatihan agama yang
dilaksanakan setiap hari senin malam dan kamis malam. Pelaksanaan
kegiatan diatur oleh satuan bina pelatihan urusan kerohanian praja.
b. Pembinaan mental ideologi
1) Pembinaan mental ideologi memiliki tujuan untuk memperkuat dan
menanamkan prinsip-prinsip ini dalam pemahaman, sikap, dan
perilaku Praja;
- 74 -

2) Pembinaan mental ideologi dilaksanakan dalam rangka membentuk


identitas nasional, mempertahankan kedaulatan dan persatuan,
mengembangkan etika dan moral, menjunjung tinggi keragaman,
membangun kepemimpinan berintegritas, dan membentuk kesadaran
politik dan sosial; dan
3) Pembinaan mental ideologi dapat mendorong pertumbuhan pribadi
melalui refleksi dan peningkatan kesadaran.
c. Pembinaan prestasi olahraga
1) Menggali minat dan bakat dalam bidang olahraga, yang meliputi
pembuatan, penyebaran, menginventaris penelusuran minat dan
bakat terhadap olahraga; dan
2) Memfasilitasi pengembangan potensi minat dan bakat Praja dalam
bidang olahraga.
d. Pembinaan seni budaya
pembinaan seni budaya meliputi:
1) Penggalian minat dan bakat di bidang seni;
2) Memfasilitasi pengembangan potensi minat dan bakat Praja dalam
bidang olahraga;
3) Mendorong kolaborasi dalam kelompok atau Praja untuk
menghasilkan karya seni;
4) Pengembangan keterampilan dalam merangcang, menciptakan, dan
melestarikan kesenian dan kebudayaan; dan
5) Mengasah kemampuan artistik Praja.
e. Pembinaan organisasi keprajaan
1) Organisasi keprajaan adalah organisasi kemahasiswaan perguruan
tinggi kedinasan bagi Praja, yang diselenggarakan dari, oleh, dan
untuk Praja di lingkungan Institut Pemerintahan Dalam Negeri dan
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan
dalam meningkatkan jiwa kepemimpinan, kreativitas, minat, bakat,
seni dan kemampuan berorganisasi;
2) Organisasi keprajaan bertujuan:
a) Memberikan gambaran dan kesempatan praktik berorganisasi
guna mengembangkan kepemimpinan, kepelayanan dan
kenegaraan;
b) Sebagai wadah dan penyalur aspirasi, potensi serta kegiatan Praja
yang bermanfaat dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan;
c) Menghidupkan suasana Kampus yang melibatkan Praja; dan
- 75 -

d) Untuk memberi kesempatan menjalin hubungan sosial dengan


lembaga pendidikan atau instansi lain di luar IPDN, baik di dalam
maupun di luar negeri setelah memperoleh izin tertulis dari Rektor
IPDN.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi keprajaan ditetapkan
dengan peraturan Rektor.
f. Pembinaan jasmani dan kebugaran
pembinaan jasmani dan kebugaran meliputi:
1) Pembentukan dan peningkatan serta memelihara kebugaran jasmani
(aerobik pagi);
2) Pembinaan olahraga beladiri wajib;
3) Pembinaan penambahan wawasan pengetahuan dan keterampilan
olahraga (pilihan);
4) Pembinaan penambahan wawasan pengetahuan dan keterampilan
pencinta alam (pilihan);
5) Pevaluasi kebugaran jasmani.
a) Evaluasi kebugaran jasmani merupakan proses penilaian untuk
mengukur tingkat kebugaran jasmani Praja yang dilakukan setiap
akhir semester;
b) Praja wajib mengikuti tes kesemaptaan dan pedoman penilaian tes
menggunakan skor standar Mabes TNI;
c) Hasil tes kesemaptaan Praja memberikan gambaran kebugaran
jasmani Praja dan dijadikan dasar perencanaan program
pembinaan kebugaran jasmani lanjutan; dan
d) Praja yang tidak dapat mengikuti tes kesemaptaan sesuai jadwal
yang ditentukan akan mengikuti tes kesemaptaan yang akan
dijadwalkan kembali; dan
e) Praja yang tidak mengikuti tes kesemaptaan sesuai jadwal yang
telah ditentukan sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) semester
tanpa izin dinas mendapatkan teguran secara tertulis berada pada
level pelanggaran sedang, yang kemudian dilaporkan kepada
kepala Satuan Manggala Praja.
g. Kegiatan tradisi praja
Kegiatan tradisi praja adalah kegiatan Praja yang telah dilaksanakan
secara turun-temurun dan telah menjadi tradisi dan budaya korps Praja
dan purna Praja dalam bentuk kegiatan upacara, pentas seni budaya,
kompetisi olahraga dan akademik, prosesi, kirab dan reuni.
Tradisi Kepamongprajaan terdiri dari:
- 76 -

1) Jalan juang
a) Maksud dan tujuan
Jalan juang adalah kegiatan jalan yang dilakukan oleh satuan
Praja dalam rangka penanaman nilai-nilai kepamongprajaan,
nasionalisme dan patriotisme serta nilai kejuangan.
jalan juang bertujuan untuk:
(1) Membangun, menumbuhkan, memelihara dan membentuk
kedisiplinan;
(2) Membangun, menumbuhkan, memelihara dan membentuk
daya juang, kesigapan dan kebersamaan; dan
(3) Membangun, menumbuhkan, memelihara dan membentuk
kekuatan fisik, mental dan spiritual.
b) Adapun bentuk kegiatan jalan juang yang akan dilaksanakan
sebagai berikut:
(1) Pemberian materi;
(2) Pemberian kegiatan fisik;
(3) Outbound dan games; dan
(4) Long march.
c) Ketentuan penyelenggaraan:
(1) Diawali dengan pembentukan tim penyelengara yang terdiri
dari unsur internal dan eksternal IPDN yang ditetapkan
dengan Keputusan Rektor;
(2) Kegiatan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
(a) Tahap perencanaan adalah mempelajari tugas, membuat
rencana, berkoordinasi, meninjau medan, serta
pendistribusian rencana latihan;
(b) Tahap persiapan adalah pelaksanaan pengarahan,
penyiapan perlengkapan dan pelaksanaan pengecekan;
(c) Tahap pelaksanaan adalah pembentukan pleton atau
kompi, pelaksanaan apel, serta pergerakan menuju lokasi
kegiatan; dan
(d) Tahap evaluasi adalah pelaksanaan apel, evaluasi kegiatan
dan membuat laporan.
(3) Tidak diperkenankan bagi Praja yang sakit atau dalam masa
pemulihan dari sakit;
- 77 -

2) Kemah juang
a) Maksud dan tujuan
Kemah juang adalah kegiatan kemah yang dilakukan oleh satuan
Praja dalam rangka penanaman nilai kepamongprajaan,
nasionalisme dan patriotisme serta nilai kejuangan.
Kemah juang bertujuan untuk :
(1) Membangun, menumbuhkan, memelihara dan membentuk
kedisiplinan;
(2) Membangun, menumbuhkan, memelihara dan membentuk
daya juang, kesigapan dan kebersamaan; dan
(3) Membangun, menumbuhkan, memelihara dan membentuk
kekuatan fisik, mental dan spiritual.
b) Adapun bentuk kegiatan kemah juang yang akan dilaksanakan
sebagai berikut:
(1) Pemberian materi;
(2) Pemberian kegiatan fisik;
(3) Outbound dan games;
(4) Caraka malam; dan
(5) Melaksanakan kemah.
c) Ketentuan penyelenggaraan:
(1) Diawali dengan pembentukan tim penyelengara yang terdiri
dari unsur internal dan eksternal IPDN yang ditetapkan
dengan Keputusan Rektor.
(2) Kegiatan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
(a) Tahap perencanaan adalah mempelajari tugas, membuat
rencana, berkoordinasi, meninjau medan, serta
pendistribusian rencana latihan;
(b) Tahap persiapan adalah pelaksanaan pengarahan,
penyiapan perlengkapan dan pelaksanaan pengecekan;
(c) Tahap pelaksanaan adalah pembentukan pleton atau
kompi, pelaksanaan apel, serta pergerakan menuju lokasi
kegiatan; dan
(d) Tahap evaluasi adalah pelaksanaan apel, evaluasi kegiatan
dan membuat laporan.
(3) Tidak diperkenankan bagi Praja yang sakit atau dalam masa
pemulihan dari sakit;
- 78 -

3) Pembaretan
a) Maksud dan tujuan
Pembaretan adalah rangkaian pelatihan bagi satuan Praja dalam
rangka penyematan baret yang merupakan penanda Praja telah
siap memasuki tahap penanaman dalam siklus kehidupan Praja.
Pembaretan bertujuan untuk:
(1) Menanamkan kepada Praja untuk meningkatkan rasa
kebersamaan dan penyatuan jiwa korsa sesama Praja;
(2) Meningkatkan stamina dan membangun rasa percaya diri;
(3) Membangun jiwa sosial dan kemanusiaan sebagai kader
pamong Praja;
(4) Meningkatkan jiwa nasionalisme dan patriotisme;
(5) Membentuk jiwa kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-
hari;
(6) Memberi wawasan kepada Praja mengenai salah satu unsur
mental dalam tugas yang akan dilaksanakannya nanti;
(7) Membangun jaringan kerja sama;
(8) Meningkatkan kualitas SDM;
(9) Menghargai pakaian yang digunakan oleh Praja sebagai
bentuk rasa bangga terhadap lembaga IPDN.
b) Adapun bentuk Kegiatan pembaretan yang akan dilaksanakan
dengan sebagai berikut:
(1) Pemberian materi;
(2) Pemberian kegiatan fisik;
(3) Outbound dan games;
(4) Pelaksanaan kemah;
(5) Pelaksanaan rangkaian pendakian puncak gunung
manglayang; dan
(6) Apel penyematan baret.
c) Ketentuan penyelenggaraan:
(1) Penyematan Baret wajib dilaksanakan oleh setiap praja.
(2) Diawali dengan pembentukan tim penyelengara yang terdiri
dari unsur internal dan eksternal IPDN yang ditetapkan
dengan Keputusan Rektor
(3) Kegiatan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
(a) Tahap perencanaan adalah mempelajari tugas, membuat
rencana, berkoordinasi, meninjau medan, serta
pendistribusian rencana latihan;
- 79 -

(b) Tahap persiapan adalah pelaksanaan pengarahan,


penyiapan perlengkapan dan pelaksanaan pengecekan.
(c) Tahap pelaksanaan adalah pembentukan pleton atau
kompi, pelaksanaan apel, serta pergerakan menuju lokasi
kegiatan.
(d) Tahap evaluasi, adalah pelaksanaan apel, evaluasi
kegiatan dan membuat laporan;
(4) Tidak diperkenankan bagi Praja yang sakit atau dalam masa
pemulihan dari sakit.
4) Tradisi baju dinas
a) Maksud dan tujuan
Tradisi pemakaian dan penyematan pakaian dinas beserta atribut
Praja merupakan kegiatan pengasuhan dalam rangka penanaman
nilai-nilai kejujuran dan nilai kepamongprajaan di Institut
Pemerintahan Dalam Negeri, yang dilaksanakan oleh satuan Praja
pratama.
Tradisi baju dinas bertujuan untuk:
(1) Menanamkan nilai moral, etika dan kebanggaan seorang Praja;
(2) Meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan kebanggaan
kepada seorang Praja terhadap pakaian dinas Praja;
(3) Untuk memahami filosofi pakaian dinas dan atribut Praja; dan
(4) Untuk menghargai setiap pakaian dan atribut yang telah
diberikan oleh Negara dan lembaga IPDN sebagai bentuk rasa
terima kasih.
b) Adapun bentuk tradisi baju dinas yang akan dilaksanakan sebagai
berikut:
(1) Pemberian materi;
(2) Pemberian kegiatan fisik; dan
(3) Penyematan atribut pakaian dinas.
c) Ketentuan penyelenggaraan:
(1) Wajib dilaksanakan oleh Praja pratama;
(2) Diawali dengan pembentukan tim penyelengara yang terdiri
dari unsur internal dan eksternal IPDN yang ditetapkan
dengan Keputusan Rektor;
(3) Kegiatan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
(a) Tahap perencanaan adalah mempelajari tugas, membuat
rencana, berkoordinasi, meninjau medan, serta
pendistribusian rencana latihan.
- 80 -

(b) Tahap persiapan adalah pelaksanaan pengarahan,


penyiapan perlengkapan dan pelaksanaan pengecekan.
(c) Tahap pelaksanaan adalah pembentukan pleton atau
kompi, pelaksanaan apel serta pergerakan menuju lokasi
kegiatan.
(d) Tahap evaluasi, adalah pelaksanaan, apel, evaluasi
kegiatan dan membuat laporan;
(4) Tidak diperkenankan bagi Praja yang sakit atau dalam masa
pemulihan dari sakit;
5) Gelar kreatifitas Praja pratama (GKPP)
a) Maksud dan tujuan
Gelar kreatifitas Praja pratama dimaksudkan untuk menggali
prestasi, kompetensi dan kreatifitas Praja pratama dalam bidang
seni, budaya dan olahraga dalam bentuk kreasi dan kompetisi
dengan mengutamakan kebersamaan dan kekompakan serta
melibatkan seluruh Praja pratama.
b) Ketentuan penyelenggaraan
(1) Gelar kreativitas Praja pratama dilaksanakan pada saat Praja
pratama telah melaksanakan ujian akhir semester I;
(2) Gelar kreativitas Praja pratama diwujudkan dalam bentuk
kegiatan kreatifitas seni, budaya dan kompetisi olahraga;
(3) Gelar kreativitas Praja pratama dilaksanakan tanpa unsur-
unsur yang menonjolkan ego kedaerahan;
6) Gelar kreativitas Praja muda (GKPMd)
a) Maksud dan tujuan
gelar kreativitas Praja muda dimaksudkan untuk menumbuhkan
prestasi, kompetensi dan kreativitas Praja muda dalam bidang
seni, budaya dan olahraga dalam bentuk kreasi dan kompetisi
yang sehat dengan mengutamakan kebersamaan antar Praja
muda dan pembinaan prestasi.
b) Ketentuan penyelenggaraan
(1) Gelar kreativitas Praja muda dilaksanakan pada saat Praja
muda telah melaksanakan ujian akhir semester III;
(2) Gelar kreativitas Praja muda diwujudkan dalam kegiatan
penampilan kreativitas seni, budaya dan kompetisi olahraga;
dan
(3) Gelar kreativitas Praja muda dilaksanakan dengan
menonjolkan wawasan kebangsaan.
- 81 -

7) Gelar kreativitas Praja madya (GKPM)


a) Maksud dan tujuan
Gelar kreativitas Praja madya dimaksudkan untuk
mengembangkan prestasi, kompetensi dan kreativitas Praja
madya dalam bidang seni, budaya dan olahraga dalam bentuk
kreasi dan kompetisi yang sehat dengan mengutamakan
kebersamaan dan kekompakan antar Praja madya.
b) Ketentuan penyelenggaraan
(1) Gelar kreativitas Praja madya dilaksanakan pada saat Praja
madya telah melaksanakan ujian akhir semester V;
(2) Gelar kreativitas Praja madya diwujudkan dalam kegiatan
penampilan kreativitas seni dan kompetisi olahraga yang
sehat; dan
(3) Gelar kreativitas Praja madya dilaksanakan dengan
mengutamakan jiwa nasionalisme.
8) Gelar purna Praja (GPP)
Gelar purna Praja merupakan rangkaian kegiatan Praja utama dalam
bentuk kegiatan kemasyarakatan, pentas seni budaya dan olahraga
serta kegiatan pengantar tugas.
a) Maksud dan tujuan
Gelar purna Praja dimaksudkan untuk menampilkan
persembahan terakhir Praja utama sebelum diwisuda dan dilantik
sebagai pamong Praja muda;
b) Ketentuan penyelenggaraan
(1) Gelar purna Praja dilaksanakan sebelum Praja utama
diwisuda dan dilantik sebagai pamong Praja muda;
(2) Gelar purna Praja diwujudkan dalam bentuk bakti sosial,
donor darah, pentas seni budaya, kompetisi olahraga,
pengadaan benda kenangan, serta diakhiri dengan doa dan
malam pengantar tugas; dan
(3) Gelar purna Praja dilaksanakan dengan tetap berpedoman
pada Peraturan Tata Kehidupan Praja.
9) Pekan olahraga dan seni Praja (PORSIPRA)
a) Maksud dan tujuan
Pekan olahraga dan seni Praja dimaksudkan untuk menampilkan
kemampuan bakat Praja dalam bidang seni, budaya dan olahraga
dalam bentuk kegiatan kompetisi yang sehat antar wisma, prodi
- 82 -

maupun antar satuan dengan mengutamakan kebersamaan dan


kekompakan.
b) Ketentuan penyelenggaraan
(1) Pekan olahraga dan seni Praja dilaksanakan sebelum
pelaksanakan ujian akhir semester genap atau sebelum
pelaksanaan yudisium (sesuai kalender akademik);
(2) Pekan olahraga dan seni Praja diwujudkan dalam kegiatan
penampilan kreativitas seni dan kompetisi olahraga yang sehat
antar Kampus IPDN baik Kampus Pusat dan Kampus daerah;
(3) Pekan olahraga dan seni Praja dilaksanakan lintas dan/atau
antar wisma, keluarga asuh, prodi, fakultas, dan tingkat.
10) Apel pelepasan evolet
Apel pelepasan evolet adalah sebuah acara pelepasan tanda pangkat
satuan Praja utama yang dilakukan dalam sebuah apel dipimpin
oleh Rektor atau yang mewakili:
a) Maksud dan tujuan
Pelepasan evolet dimaksudkan untuk melepaskan tanda pangkat
seluruh Praja utama sebagai simbol Praja telah selesai mengikuti
pendidikan di IPDN.
b) Ketentuan penyelenggaraan
(1) Evolet dilaksanakan sebelum Praja utama diwisuda sebagai
sarjana pemerintahan dan dilantik sebagai pamong Praja
muda;
(2) Evolet dilaksanakan dalam suatu bentuk upacara pelepasan
tanda pangkat.
11) Kirab praja
a) Maksud dan tujuan
Kirab dimaksudkan untuk berpamitan kepada masyarakat
sekitar lingkungan Kampus IPDN sebagai wujud telah
berakhirnya proses pendidikan di IPDN Kampus Pusat maupun
Kampus Daerah.
b) Ketentuan penyelenggaraan
(1) Kirab dilaksanakan setelah Praja melaksanakan upacara
pelepasan evolet dan sebelum diwisuda dan dilantik sebagai
pamong Praja muda bagi satuan Praja utama dan
dilaksanakan sebelum relokasi ke Kampus Pusat bagi praja
Kampus daerah; dan
- 83 -

(2) Kirab dilaksanakan di sekitar wilayah Kampus IPDN atau


lokasi tertentu.
12) Dies natalis
a) Maksud dan tujuan
Dies natalis IPDN dimaksudkan untuk memperingati hari
ulang tahun (HUT) IPDN yang dilaksanakan di IPDN Kampus
Pusat dan/atau Kampus Daerah dengan melibatkan seluruh
Praja baik sebagai peserta maupun petugas upacara;
b) Ketentuan penyelenggaraan
(1) Dies natalis IPDN dilaksanakan pada tanggal berdirinya
Kampus IPDN dalam suatu acara atau Upacara yang wajib
dihadiri oleh seluruh Praja dengan menggunakan pakaian
dinas upacara (PDU) Praja;
(2) Sebelum pelaksanaan upacara dies natalis dilaksanakan
rangkaian kegiatan perlombaan maupun pentas seni
budaya dan olahraga antar Praja; dan
(3) Dies Natalis IPDN dilaksanakan baik di IPDN Kampus
Pusat maupun Kampus Daerah.
5) Upacara pelepasan purna bhakti pamong Praja (PBPP)
Upacara pelepasan PBPP adalah sebuah prosesi yang
dilaksanakan oleh Praja untuk melepas pensiunan pegawai negeri
sipil alumni perguruan tinggi kepamongprajaan dalam sebuah
upacara purna bhakti pamong Praja.
Maksud dan tujuan:
a) Pelepasan PBPP dimaksudkan untuk melepas secara resmi
setiap anggota pegawai negeri sipil alumni perguruan tinggi
kepamongprajaan yang telah menyelesaikan masa bhaktinya,
dengan tujuan untuk memberikan penghormatan atau
penghargaan atas segala dharma bhaktinya selama
melaksanakan tugas;
b) Pelepasan PBPP diatur sebagai berikut:
(1) Seluruh alumni perguruan tinggi kepamongprajaan yang
memasuki masa pensiun di undang ke Kampus IPDN
Jatinangor untuk mengikuti upacara PBPP secara serentak
atas biaya masing-masing instansi dimana alumni tersebut
bertugas;
- 84 -

(2) Tempat penyelenggaraan dilaksanakan di lapangan parade


abdi Praja yang dihadiri oleh seluruh satuan Praja IPDN
Kampus Jatinangor; dan
(3) Waktu penyelenggaraan dilaksanakan 1 (satu) kali dalam
setahun di awal bulan desember.
6) Upacara pelepasan/penyambutan jenazah di lingkungan Institut
Pemerintahan Dalam Negeri
Upacara pelepasan/penyambutan jenazah merupakan sebuah
prosesi yang dilaksanakan oleh Praja untuk
menyambut/mengantar jenazah.
a) Maksud dan tujuan
Upacara pengantaran dan pelepasan jenazah dimaksudkan
untuk memberikan penghormatan terakhir kepada
almarhum/almarhumah dengan memperhatikan ketentuan
agama/adat/kebiasaan yang dianut.
b) Ketentuan penyelenggaraan
(1) Upacara pengantaran dan penyambutan jenazah
diselenggarakan apabila dalam pemakaman dilakukan
pemindahan jenazah, yaitu perjalanan pemindahan
jenazah dari suatu tempat ke tempat pelaksanaan
upacara pelepasan jenazah dan kemudian dilaksanakan
pelepasan jenazah ke tempat persemayaman;
(2) Upacara pelepasan dilaksanakan di tempat
pemberangkatan sebelum menuju ke tempat
pelaksanaan upacara persemayaman/pemakaman di
kota lain;
(3) Upacara penyambutan dilaksanakan di tempat jenazah
akan disemayamkan; dan
(4) Selama perjalanan, khusus ditempat-tempat transit
(stasiun, pelabuhan, lapangan terbang) tidak
dilaksanakan upacara pelepasan/penyambutan.
7) Upacara pengantaran dan penyambutan jenazah
diselenggarakan apabila dalam pemakaman dilakukan
pemindahan jenazah, yaitu perjalanan pemindahan jenazah dari
suatu tempat ke tempat pelaksanaan upacara pelepasan jenazah
dan kemudian dilaksanakan pelepasan jenazah ke tempat
persemayaman;
- 85 -

a) Upacara pelepasan dilaksanakan di tempat pemberangkatan


sebelum menuju ke tempat pelaksanaan upacara
persemayaman/pemakaman di kota lain;
b) Upacara penyambutan dilaksanakan di tempat jenazah akan
disemayamkan; dan
c) Selama perjalanan, khusus ditempat-tempat transit (stasiun,
pelabuhan, lapangan terbang) tidak dilaksanakan upacara
pelepasan/penyambutan.
8) Prosesi pernikahan purna Praja dharma asthabrata
prosesi pernikahan purna Praja dharma asthabrata merupakan
upacara prosesi pernikahan alumni pendidikan tinggi
kepamongprajaan yang petugas prosesinya oleh Praja maupun
purna Praja.
a) Maksud dan tujuan
Prosesi pernikahan dharma asthabrata dimaksudkan untuk
memberikan penghormatan kepada purna Praja yang
melaksanakan pernikahan.
b) Ketentuan penyelenggaraan
Prosesi dharma asthabrata diselenggarakan dalam sebuah
acara dengan ketentuan:
(1) Diberikan kepada purna Praja baik putra maupun putri
yang melakukan pernikahan;
(2) Diselenggarakan pada suatu tempat/gedung;
(3) Personil pelaksana upacara prosesi adalah Praja
IPDN/purna Praja dengan jumlah paling sedikit 17 (tujuh
belas) orang;
(4) Petugas prosesi menggunakan pakaian dinas upacara
(PDU) Praja dilengkapi dengan atribut tambahan dan
selempang (tidak menggunakan pedang dan pakaian
dinas lainnya);
(5) Apabila petugas upacara dilakukan oleh purna Praja
maka menggunakan pakaian dinas upacara besar (PDUB)
(tidak menggunakan pedang dan pakaian dinas lainnya).
c) Susunan upacara:
(1) Pengantin memasuki tempat prosesi dikawal oleh
pasukan prosesi yang dipimpin oleh komandan prosesi
diiringi tiupan terompet dan musik serta pembacaan
narasi makna filosofi astha brata oleh pembawa acara;
- 86 -

(2) Setelah pasukan prosesi menempati formasi pasukan,


perwira upacara melapor kepada inspektur upacara
bahwa upacara prosesi siap dimulai;
(3) Inspektur upacara menuju posisi pengantin untuk
menyematkan cincin purna praja (bagi pengantin purna
Praja putra) dan menyerahkan kain baju dharma wanita
(bagi pengantin wanita);
(4) Inspektur upacara meninggalkan tempat prosesi,
selanjutnya perwira upacara melapor kepada inspektur
upacara bahwa prosesi telah dilaksanakan, selanjutnya
pasukan prosesi dapat meninggalkan tempat prosesi
untuk foto bersama.
d) Inspektur upacara adalah pejabat tertinggi atau yang
mewakili pejabat pusat atau daerah.

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Administrasi Hukum, REKTOR
Kepegawaian, dan Kerja Sama INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI,

ttd ttd
ttd

Dr. H. Arief M Edie, M.Si HADI PRABOWO


Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19670210 198803 1 006
- 87 -

LAMPIRAN II : PERATURAN REKTOR INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


NOMOR : 6 TAHUN 2023
TANGGAL : 1 SEPTEMBER 20232
TENTANG : PEDOMAN TATA KEHIDUPAN PRAJA INSTITUT PEMERINTAHAN
DALAM NEGERI

TATA KRAMA PRAJA

Tata krama praja meliputi:


1. Berpakaian
a. Baju dinas Praja:
1) Berpakaian sopan dan rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2) Menjaga kerapian pakaian yang dikenakan sebelum meninggalkan
tempat;
3) Menggunakan pakaian yang tidak ketat di badan, wajib
menggunakan kaos dalam; dan
4) Memeriksa kelengkapan dan kerapian pakaian sebelum
meninggalkan tempat.
b. Penggunaan tutup kepala dan alas kaki
1) Jenis tutup kepala:
a) Muts, digunakan sebagai kelengkapan pakaian dinas harian;
b) Pet, digunakan sebagai kelengkapan pakaian dinas harian,
pakaian dinas pesiar, pakaian dinas upacara, dan pakaian dinas
upacara besar;
c) Baret, digunakan sebagai kelengkapan pakaian dinas lapangan;
d) Topi coklat, digunakan sebagai pakaian dinas lapangan bagi
Praja;
e) Topi rimba, digunakan sebagai kelengkapan pakaian dinas
latihan integrasi taruna wreda; dan
f) Untuk Praja putri yang menggunakan jilbab tutup kepala dan
diletakan diatas jilbab.
2) Cara penggunaan tutup kepala:
a) Di gedung menza nusantara atau ruang makan
(1) Setelah memberikan penghormatan pada lambang negara
lalu duduk dan melepaskan tutup kepala dengan cara sopan
dan etis;
- 88 -

(2) Sebelum makan, mutz dan baret diletakkan di pundak


sebelah kiri, topi diletakkan di atas paha sebelah kiri, dan
untuk Praja yang menggunakan pet tetap dipakai; dan
(3) Selesai makan, dan atau meninggalkan tempat karena
sesuatu hal tutup kepala mutz/baret/topi digunakan
kembali.
b) Di tempat lain atau ruang lain
(1) Memasuki ruangan, muts/baret/topi atau pet tetap dipakai,
dan pada saat duduk mutz/baret diletakkan di pundak
sebelah kiri sedangkan topi dan pet ditempatkan di tempat
yang pantas; dan
(2) Meninggalkan ruangan memakai muts/baret/topi atau pet
kembali.
c) Di dalam balairung
(1) Acara resmi (wisuda, pengukuhan, pengarahan, lustrum,
lokakarya, simposium, seminar, kuliah umum, dan malam
keakraban) Praja meletakkan tutup kepala pada tempat yang
telah ditentukan;
(2) Pada saat upacara tutup kepala tetap di pakai;
(3) Ketua kelas tetap menggunakan tutup kepala pada saat
laporan di mulai atau laporan selesai; dan
(4) Perpindahan tempat pada waktu acara dalam ruangan tetap
menggunakan tutup kepala.
d) Menghadap atau dipanggil atasan
(1) Setelah diperbolehkan duduk, melepaskan tutup kepala; dan
(2) Sebelum berdiri atau meninggalkan ruangan tutup kepala
dipakai kembali.
e) Pesiar, melakukan perjalanan:
Pada saat pesiar atau melakukan perjalanan, Praja tetap
menggunakan tutup kepala kecuali di dalam atau di atas
kendaraan.
3) Jenis alas kaki:
a) Sepatu PDH Hitam digunakan sebagai kelengkapan pakaian
dinas upacara, pakaian dinas harian, dan pakaian dinas pesiar;
b) Sepatu PDH Putih digunakan sebagai kelengkapan pakaian
dinas upacara besar;
c) Sepatu PDL digunakan sebagai kelengkapan pakaian dinas
lapangan;
- 89 -

d) Sepatu olahraga digunakan sebagai kelengkapan pakaian dinas


olahraga; dan
e) Sandal jepit digunakan sebagai kelengkapan selama tinggal dan
melakukan kegiatan di dalam wisma.
4) Cara penggunaan alas kaki
a) Sepatu PDH dan sepatu PDL wajib menggunakan kaos kaki
berwarna hitam hingga menutupi mata kaki;
b) Sepatu olahraga, wajib menggunakan kaos kaki berwarna putih;
c) Sepatu yang bertali harus diikat atau simpul dan dimasukkan
dengan rapi di dalam sepatu; dan
d) Sandal jepit hanya digunakan didalam wisma, keluar wisma
wajib menggunakan sepatu sesuai dengan pakaian dinas yang
digunakan.
c. Pakaian dalam
1) Praja putra
Ketentuan pakaian dalam Praja putra
a) Menggunakan celana dalam berwarna coklat, biru, dan hitam;
b) Mengganti celana dalam paling sedikit 2 (dua) kali sehari; dan
c) Saat dijemur diletakkan pada rak handuk di bagian yang telah
ditetapkan.
2) Praja putri
Ketentuan pakaian dalam Praja putri
a) Menggunakan bra dan celana dalam polos tidak bermotif,
berwarna putih/krem/baby pink;
b) Menggunakan kaos dalam dan/atau short berwarna putih polos
d) Mengganti celana dalam paling sedikit 2 (dua) kali sehari; dan
c) Saat dijemur diletakkan pada rak handuk di bagian yang telah
ditetapkan.
2. Interaksi sosial
a. Berbicara.
1) Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar serta mudah
dimengerti;
2) Memandang mata orang yang mengajak dan diajak berbicara;
3) Memperhatikan segala pembicaraan dan menjawab pertanyaan
dengan sopan;
4) Memberi kesempatan berbicara pada orang lain dengan selalu
menjaga sikap yang baik;
- 90 -

5) Tidak berbicara kasar dan atau keras, serta harus berbicara sopan
kepada siapapun;
6) Selama berbicara menyesuaikan volume suara, tidak menguap atau
tertawa berlebihan;
7) Ketika batuk atau bersin, menutup mulut sambil menoleh kearah
yang tidak ditempati orang lain atau berpindah tempat;
8) Menghindari penggunaan bahasa isyarat dan atau berbisik-bisik;
9) Tidak membicarakan kejelekan orang lain;
10) Menghindarkan diri dari pembicaraan yang mengarah kepada
masalah politik praktis, pertentangan suku, agama, ras, dan antar
golongan kecuali dalam kerangka akademis, suasana diskusi atau
pembelajaran;
11) Menghindarkan diri dari berbicara keras di sekitar ruang kelas; dan
12) Tata cara berbicara terdiri dari:
a) Berbicara dengan atasan
(1) Harus dapat membedakan saat berbicara dengan atasan
atau dengan rekan;
(2) Selama berbicara dengan atasan, volume suara tidak lebih
keras dari atasan;
(3) Mengatur jarak dengan atasan selama berbicara;
(4) Bersikap sewajarnya, tidak memalingkan wajah dan dalam
posisi siap atau menyesuaikan arahan atasan; dan
(5) Memanggil atasan dengan sapaan “bapak” atau “ibu” diikuti
nama jabatan.
b) Berbicara dengan sesama Praja
(1) Memanggil rekan satu tingkatan dengan panggilan nama
Praja yang bersangkutan;
(2) Memanggil Praja yang lebih tinggi tingkatannya dengan
sapaan “kakak”; dan
(3) Memanggil Praja yang lebih rendah tingkatannya dengan
sapaan “adik”.
b. Berkenalan
1) Berjabat tangan dengan seseorang hendaknya dilakukan dengan
kesungguhan, menghadap ke arah orang yang diajak atau mengajak
berkenalan atau diperkenalkan;
2) Dalam menyebutkan nama, mengucapkan dengan jelas dan lengkap;
3) Terhadap wanita, orang yang lebih tua atau patut dihormati
sebaiknya memperkenalkan diri terlebih dahulu;
- 91 -

4) Apabila sedang bersama rekan wanita atau rekan pria dan bertemu
dengan atasan, maka cara memperkenalkannya adalah dengan
menyebut terlebih dahulu rekan wanita atau rekan pria kemudian
memperkenalkan atasannya. Sedangkan apabila bertemu dengan
sesama teman, maka nama teman disebutkan terlebih dahulu;
5) Berpisah dengan kenalan untuk dibiasakan mengucapkan salam;
dan
6) Apabila hendak berkenalan dengan orang lain, terutama terhadap
wanita, dengan cara yang sopan dan ditempat yang pantas.
c. Tata cara laporan, penghormatan dan menghadap
1) Laporan menghadap jika ada keperluan tertentu atau saat dipanggil
atasan atau pimpinan:
a) Praja menempatkan diri dengan posisi siap tepat didepan
atasan/pimpinan (orang yang dihadap) jarak kurang lebih 3
langkah;
b) Melaksanakan penghormatan
(1) Jika laporan sendiri (1 orang) melaksanakan penghormatan
militer sambil mengucapkan “selamat
pagi/siang/sore/malam”
(2) Jika laporan lebih dari 1 orang maka penjuru kanan
menyiapkan barisan terlebih dahulu lalu memimpin
penghormatan dengan mengucapkan “kepada (nama jabatan
pimpinan yang akan dihadap), hormat, gerak” tanpa
mengucapkan “selamat pagi/siang/sore/malam”
c) Laporan awal menghadap jika ada keperluan tertentu:
(1) Jika laporan 1 orang “lapor Praja (sebutkan pangkat
dilanjutkan nama), wisma…., izin menghadap” pimpinan
memerintahkan “istirahat ditempat gerak” dilanjutkan praja
mengambil sikap istirahat, setelah diizinkan berbicara, praja
dapat menyampaikan keperluan;
(2) Jika laporan lebih dari 1 orang “lapor Praja (sebutkan
pangkat dilanjutkan nama), beserta (jumlah) rekan, izin
menghadap” pimpinan memerintahkan “istirahat ditempat
gerak” dilanjutkan praja mengambil sikap istirahat, setelah
diizinkan berbicara, Praja dapat menyampaikan keperluan;
d) Laporan awal menghadap saat dipanggil atasan atau pimpinan:
(1) jika laporan 1 orang “lapor Praja (sebutkan pangkat
dilanjutkan nama), siap menghadap”;
- 92 -

(2) Jika laporan lebih dari 1 orang “lapor Praja (sebutkan


pangkat dilanjutkan nama), beserta (jumlah) rekan, siap
menghadap”.
e) Laporan akhir menghadap “menghadap telah dilaksanakan,
laporan selesai” kemudian instruksi dari atasan/pimpinan
“kembali ke tempat” kalimat “kembali ke tempat” diucapkan
kembali oleh penjuru kanan, dan:
f) Melaksanakan penghormatan
(1) Jika laporan 1 orang “melaksanakan penghormatan militer
sambil mengucapkan “Selamat pagi/siang/sore/malam”
(2) Jika laporan lebih dari 1 orang maka penjuru kanan
memimpin penghormatan dengan mengucapkan “kepada
(nama jabatan pimpinan yang akan dihadap), “hormat,
gerak” tanpa mengucapkan “selamat pagi/siang/
sore/malam”
g) Balik kanan maju jalan, jika menghadap sendiri, namun jika
lebih dari 1 orang maka penjuru kanan memimpin untuk
memberikan aba-aba “balik kanan, gerak, maju, jalan”.
2) Laporan ketua kelas kepada dosen/pelatih saat kuliah/pelatihan:
a) Ketika dosen masuk kelas ketua kelas menempatkan diri
didepan personil kelas untuk persiapan laporan;
b) Ketua kelas menyiapkan personil kelas: "duduk siap gerak";
c) Ketua kelas menempatkan diri berhadapan dengan dosen;
d) Ketua kelas melaksanakan penghormatan kepada dosen;
e) Laporan ketua kelas kepada dosen: "lapor, kelas….., jumlah…,
kurang…, hadir…, keterangan…. (dinasdalam, sakit, tanpa
keterangan, dsb), siap menerima materi";
f) Dosen memberi aba-aba “lanjutkan”, kemudian;
g) Ketua kelas memimpin doa untuk memulai kegiatan: "mengawali
kegiatan berdoa mulai";
h) Ketua kelas: "doa selesai”, ketua kelas mengistirahatkan personil
kelas “istirahat di tempat gerak";
i) Seluruh personil kelas mengucapkan "selamat pagi" secara
serentak;
j) Dosen memberi materi;
k) Setelah perkuliahan selesai, ketua kelas kembali menempatkan
diri untuk persiapan laporan;
- 93 -

l) Ketua kelas: "penerimaan materi telah dilaksanakan, laporan


selesai";
m) Dosen memberi aba aba “bubarkan” dilanjutkan;
n) Ketua kelas: "mengakhiri kegiatan berdoa mulai" lalu "berdoa
selesai, istirahat di tempat gerak";
o) Seluruh personil kelas: "terima kasih".
3) Laporan saat apel:
a) Perwira merapikan dan menyiapkan barisan;
b) Perwira mengistirahatkan barisan dan danki/danton tampil ke
depan barisan;
c) Perwira: "persiapan apel";
d) Danki/danton menyiapkan barisan “siap gerak”;
e) Penghormatan perwira apel kepada pembina apel;
f) Perwira melaksanakan laporan kepada kepada pembina apel;
g) Perwira: "lapor apel …, (sebutkan kegiatan) satuan praja
(sebutkan pangkat) (hari, tanggal, bulan), siap";
h) Pembina memberi aba aba “lanjutkan” selanjutnya perwira
mengulangi perintah “lanjutkan” dan menempatkan diri;
i) Pembina menuju podium;
j) Pembina: "apel mulai, laporan";
k) Danki/danton: "laporan";
l) Danki/danton penjuru kanan memberi aba-aba penghormatan
kepada pembina apel "Kepada pembina apel” dan diikuti oleh
seluruh danki/danton: "hormat gerak";
m) Seluruh peserta apel melaksanakan penghormatan secara
serentak
n) Danki/danton: "tegak gerak";
o) Seluruh peserta apel melaksanakan sikap sempurna secara
serentak
p) Seluruh danki/danton laporan kepada pembina apel (tampil ke
depan pembina apel);
q) Danki/danton penjuru kanan meluruskan barisan dan
dilanjutkan laporan kepada pembina apel;
r) Danki/danton: "lapor wira/wisma…jumlah …. kurang …..
hadir …. keterangan …. (dinas dalam, sakit, tanpa keterangan,
dsb), laporan selesai (hanya danki terakhir yang
menyebutkan)";
- 94 -

s) Setelah seluruh danki/danton laporan, pembina apel memberi


aba aba: "laporan saya terima, kembali ketempat”;
t) Danki/danton penjuru kanan mengulangi perintah “kembali
ketempat”;
u) Danki/danton penjuru kanan memberi aba aba kembali: “balik
kanan gerak”;
v) Danki/danton kembali ke samping kanan barisan;
w) Pembina apel memberikan arahan apel, dan dapat
mengistirahatkan barisan;
x) Pembina: “apel selesai”
y) Danki/danton penjuru kanan memberikan aba aba
penghormatan kepada pembina apel, “kepada pembina apel",
dan diikuti seluruh danki/danton “hormat gerak”;
z) Seluruh peserta apel melaksanakan penghormatan secara
serentak
aa) Danki/danton: "Tegak gerak";
bb) Seluruh peserta apel melaksanakan sikap sempurna secara
serentak
cc) Pembina apel meninggalkan lapangan apel;
dd) Perwira laporan kepada pembina apel “apel telah dilaksanakan,
laporan selesai”; dan
ee) Perwira apel mengambil alih pasukan.
4) Laporan kunjungan pimpinan
a) Ketika pimpinan datang, jaga wisma menempatkan diri di depan
wisma untuk persiapan laporan;
b) Jaga wisma memberikan penghormatan kepada pimpinan;
c) Laporan jaga wisma kepada pimpinan: "lapor, praja (sebutkan
pangkat dan nama) jabatan jaga wisma… beserta 1 rekan,
melaporkan wisma dalam keadaan aman dan terkendali
selanjutnya wisma siap untuk dikunjungi/diperiksa (sesuai
keperluan)";
d) Pimpinan memberi aba aba “lanjutkan”;
e) Jaga wisma mendampingi pimpinan selama kunjungan;
f) Setelah kunjungan selesai jaga wisma menempatkan diri untuk
persiapan laporan;
g) Laporan jaga wisma: “pemeriksaan/kunjungan (sesuai
keperluan) wisma telah dilaksanakan, laporan selesai”;
h) Pimpinan memberi aba aba “lanjutkan”, jaga wisma mengulangi
- 95 -

perintah “lanjutkan”;
i) Jaga wisma memberikan penghormatan kepada pimpinan dan
kembali ke tempat.
5) Laporan serah terima jaga wisma kepada jaga serambi.
a) Laporan serah terima jaga wisma kepada jaga serambi I
(pertama):
(1) Jaga wisma membentuk barisan dua saf (wisma atas di
depan, wisma bawah di belakang) menghadap ke piket
posko;
(2) Jaga serambi membentuk barisan dua saf di sebelah kiri
barisan jaga wisma (wisma atas di depan, wisma bawah di
belakang) menghadap ke piket posko;
(3) Danton jaga wisma meluruskan barisan;
(4) Perwira piket posko: “serah terima jaga mulai, danton
laporan”:
(5) Penghormatan kepada piket posko dipimpin oleh danton
jaga wisma dan danton jaga serambi; “kepada perwira piket
posko… (sebutkan manggala/ sena/wira) hormat, gerak”;
seluruh peserta jaga wisma dan jaga serambi melaksanakan
penghormatan secara serentak;
(6) Selanjutnya danton memberikan aba-aba: “tegak gerak”;
(7) Danton jaga wisma; “lapor, Praja (sebutkan pangkat dan
nama), jabatan jaga wisma, berserta… (jumlah personil)
rekan, telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sebagai jaga wisma dari pukul 05.00 sampai dengan pukul
22.00 melaporkan wisma dalam keadaan aman dan
terkendali selanjutnya siap menyerahkan tugas dan
tanggung jawab kepada jaga serambi pertama”;
(8) Danton jaga serambi: “lapor, praja (sebutkan pangkat dan
nama), jabatan jaga serambi pukul… s/d pukul… (sebutkan
waktu) berserta… (jumlah personil) rekan, siap menerima
tugas dan tanggung jawab dari jaga wisma”;
(9) Perwira Piket Posko dapat mengistirahatkan barisan dan
memberikan arahan;
(10) Selesai arahan perwira Piket Posko: “serah terima jaga
selesai, kembali kewisma”, selanjutnya danton mengulangi
kalimat “Kembali kewisma” dan;
- 96 -

(11) Penghormatan kepada perwira Piket Posko dipimpin oleh


danton jaga wisma “kepada perwira Piket Posko… (sebutkan
manggala/sena/wira) dan danton jaga serambi; “hormat
gerak”, seluruh peserta jaga wisma dan jaga serambi
melaksanakan penghormatan serentak.
(12) Danton memberikan aba aba : “tegak gerak”; dan
(13) Danton dapat membubarkan barisan.
b) Laporan jaga serambi II-VI (kedua sampai keenam)
(1) Jaga serambi membentuk barisan dua saf (wisma atas di
depan, wisma bawah di belakang) menghadap ke perwira
Piket Posko;
(2) Danton meluruskan barisan;
(3) Penghormatan kepada perwira Piket Posko dipimpin oleh
danton;
(4) Danton laporan kepada perwira Piket Posko “lapor,
(sebutkan pangkat dan nama), jabatan jaga serambi
pukul… (menyesuaikan waktu jaga) beserta… (jumlah
praja) rekan, telah melaksanakan tugas dan tanggung
jawab serta melaporkan wisma dalam keadaan aman dan
terkendali selanjutnya siap menandatangani buku jaga
serambi.”
(5) Perwira Piket Posko dapat mengistirahatkan barisan dan
memberikan arahan dilanjutkan dengan
penandatanganan buku jaga serambi;
(6) Selesai penandatanganan buku jaga serambi, danton
menyiapkan pasukan dan laporan tutup,
“penandatanganan buku jaga serambi telah dilaksanakan,
laporan selesai”;
(7) Danton memimpin penghormatan “kepada perwira Piket
Posko… “hormat gerak”, seluruh peserta jaga serambi
melaksanakan penghormatan serentak, dan;
(8) Danton memberikan aba aba: “tegak gerak”;
(9) Danton membubarkan barisan.
c) Laporan serah terima jaga serambi VII (ketujuh/terakhir)
kepada jaga wisma:
(1) Jaga serambi membentuk barisan dua saf (wisma atas di
depan, wisma bawah di belakang) menghadap ke perwira
Piket Posko;
- 97 -

(2) Jaga wisma membentuk barisan dua saf di sebelah kiri


barisan jaga serambi (wisma atas di depan, wisma bawah di
belakang) menghadap ke perwira Piket Posko;
(3) Danton jaga serambi meluruskan barisan;
(4) Perwira Piket Posko: “serah terima jaga mulai, danton
laporan”:
(5) Penghormatan kepada perwira Piket Posko dipimpin oleh
danton jaga serambi “kepada perwira piket posko…(sebutkan
manggala/ sena/wira) dan diikuti danton jaga wisma
“hormat, gerak”; seluruh peserta jaga serambi dan jaga
wisma melaksanakan penghormatan secara serentak;
(6) Selanjutnya danton memberikan aba aba: “tegak gerak”;
(7) Danton jaga serambi; “lapor, Praja… (sebutkan pangkat dan
nama), jabatan jaga serambi, berserta… (jumlah personil)
rekan, telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sebagai jaga serambi dari pukul 04.00 sampai dengan pukul
05.00 melaporkan wisma dalam keadaan aman dan
terkendali selanjutnya siap menyerahkan tugas dan
tanggung jawab kepada jaga wisma”;
(8) Danton jaga wisma: “lapor, praja… (sebutkan pangkat dan
nama), jabatan jaga wisma, berserta… (jumlah personil)
rekan, siap menerima tugas dan tanggung jawab dari jaga
serambi”;
(9) Perwira Piket Posko dapat mengistirahatkan barisan dan
memberikan arahan;
(10) Selesai arahan perwira Piket Posko: “serah terima jaga
selesai, kembali kewisma”, selanjutnya danton mengulangi
kalimat “kembali kewisma”; dan
(11) Penghormatan kepada perwira Piket Posko dipimpin oleh
danton jaga serambi “kepada perwira Piket Posko…
(sebutkan manggala/sena/wira) dan danton jaga wisma;
“hormat gerak”, seluruh peserta jaga serambi dan jaga wisma
melaksanakan penghormatan serentak.
(12) Danton memberikan aba aba: “tegak gerak”; dan
(13) Danton dapat membubarkan barisan
d) Tata cara memasuki ruangan.
(1) Mengetuk pintu sebanyak 3 kali sambil mengucapkan “izin
masuk”;
- 98 -

(2) Menunggu arahan atau izin untuk memasuki ruangan;


(3) Apabila di dalam ruangan lebih dari satu orang, maka
melaksanakan penghormatan sambil menyampaikan
salam “selamat pagi/ siang/ sore/ malam”;
(4) Apabila didalam ruangan hanya satu orang, maka
langsung melaksanakan laporan;
(5) Berjalan tegap memasuki ruangan dan memposisikan diri
lurus menghadap pimpinan;
(6) Melaksanakan penghormatan, selanjutnya laporan “lapor
Praja…sebutkan pangkat dan nama), izin menghadap
apabila ada keperluan/siap menghadap apabila
dipanggil”;
(7) Menerima arahan/petunjuk;
(8) Laporan penutup “menghadap telah dilaksanakan,
laporan selesai”;
(9) Melaksanakan penghormatan;
(10) Balik kanan, maju jalan, dan langkah pertama
dihentakkan; dan
(11) Berjalan dengan tegap menuju pintu keluar.
d. Bertamu, menerima tamu, dan mendampingi tamu resmi
1) Bertamu
a) Memberitahukan terlebih dahulu kepada orang yang dikunjungi
apabila akan bertamu;
b) Bertamu tidak lebih dari 4 (empat) orang, kecuali apabila yang
dikunjungi menghendaki lain;
c) Mengetuk pintu tiga kali/menekan bel dan memberi
penghormatan dan salam kepada penghuni rumah secara tidak
berlebihan;
d) Duduk sopan dan tertib di tempat yang telah disediakan oleh
penghuni rumah;
e) Membuka tutup kepala dan meletakkannya sesuai ketentuan
tata cara menggunakan tutup kepala;
f) Sewaktu bertamu berbicara efektif, tetapi tidak mendominasi
pembicaraan;
g) Tidak bertamu pada jam istirahat, jam makan dan atau jam
ibadah/sholat, serta memperhatikan jangka waktu bertamu;
h) Mengucapkan terimakasih, menghormat dan memberi salam
kepada penghuni rumah ketika selesai bertamu; dan
- 99 -

i) Tidak merepotkan tuan rumah pada saat bertamu.


2) Menerima tamu
a) Menerima tamu di ruangan yang telah ditentukan dinas;
b) Berpakaian dinas;
c) Memberi kesan yang baik dan wajar;
d) Apabila tidak dapat menemui tamu, usahakan berbicara
sebentar dengan tetap menjaga sopan santun dan menyatakan
penyesalan karena ada sesuatu kepentingan yang tidak dapat
ditunda;
e) Apabila menyediakan hidangan menyesuaikan dengan keadaan,
jangan berlebihan;
f) Apabila Praja bertindak sebagai penerima tamu dalam suatu
acara tertentu, mengantar tamu sampai pada tempat duduk yang
ditentukan;
g) Mengantar tamu yang hendak pulang ke depan pintu atau
kendaraan; dan
h) Apabila tamu wanita atau bersama wanita dan berkendaraan,
membuka pintu kendaraan, membantu dalam batas-batas
kesopanan dan kewajaran.
3) Mendampingi tamu resmi
a) Mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan
acara/kegiatan yang akan dihadiri oleh tamu tersebut;
b) Mengetahui identitas tamu, antara lain mengenai nama,
pangkat, jabatan, riwayat jabatan, keluarga, hobi dan
sebagainya;
c) Pada waktu tiba tamu harus disambut;
d) Waktu berjalan menempatkan diri disebelah kiri tamu agak ke
belakang;
e) Apabila naik mobil hendaknya mengambil tempat di sebelah kiri
atau di sebelah pengemudi bila ada pejabat lain yang
mendampinginya;
f) Apabila tamu akan pulang, agar diantar sampai tempat yang
ditentukan; dan
g) Apabila ada pertanyaan dari tamu, menjawab dengan wajar dan
sopan.
e. Praja bersama rekan
1) Praja putra bersama rekan wanita bukan Praja.
- 100 -

a) Mendapat izin terlebih dahulu dari orang tua atau walinya,


apabila hendak bepergian bersama rekan wanita;
b) Berjalan dengan rekan wanita agar tetap bersikap sopan dan
tempatkan pada tempat yang aman;
c) Tidak bergandengan tangan dan berpegangan tangan, selama
berjalan kecuali hanya untuk membantu dan melindungi;
d) Menempatkan diri disamping kanan dan setengah langkah
dibelakang rekan wanita, apabila naik tangga dan atau
menempatkan diri di samping kanan dan setengah langkah di
depan, apabila turun tangga;
e) Mengantar pulang disesuaikan dengan waktu yang
ditentukan dan mengucapkan terima kasih serta salam; dan
f) Apabila berpergian menggunakan kendaraan umum, maka
mempersilahkan rekan wanita naik teriebih dahulu dan turun
belakangan.
2) Praja putri bersama rekan pria bukan Praja.
a) Mendapat izin terlebih dahulu dari pengasuh yang
bersangkutan, apabila hendak pergi bersama pria;
b) Menjaga etika dan menempatkan diri di tempat yang aman
serta berdiri di sebelah kiri, apabila berjalan dengan rekan
pria;
c) Tidak bergandengan tangan dan berpegangan tangan, selama
berjalan, kecuali hanya untuk mendapatkan bantuan dan
perlindungan;
d) Menempatkan diri di samping kiri, setengah langkah di depan
rekan pria, apabila naik tangga, dan atau menempatkan diri
disamping kiri, setengah langkah di belakang rekan pria,
apabila turun tangga;
e) Menyesuaikan dengan batas waktu yang ditentukan dinas
dan atau atasan Praja putri pemberi izin dan ucapkan terima
kasih serta salam, apabila diantar kembali ke kampus;
f) Apabila bepergian dengan menggunakan mobil, sebelum naik
atau turun mobil, menunggu sampai rekan pria membukakan
pintu mobil terlebih dahulu; dan
g) Apabila bepergian menggunakan kendaraan umum, memilih
kendaraan yang pantas, tidak berdiri dan naik kendaraan
terlebih dahulu dari teman pria serta turun setelah rekan pria.
- 101 -

3) Praja putra bersama Praja putri dan sebaliknya


a) Tidak bergandengan tangan dan berpegangan tangan, kecuali
hanya untuk mendapatkan bantuan dan perlindungan; dan
b) Mendapat izin terlebih dahulu dari pengasuh, apabila pergi
bersama rekan Praja putri pada saat pesiar dan atau kegiatan
yang harus mendampingi Praja putri dan tetap
memperhatikan ketentuan Praja bersama rekan wanita.
f. Membuat janji
a. Memastikan hari, tanggal, jam, dan tempat;
b. Menepati janji;
c. Datang tepat pada waktu yang telah disepakati bersama; dan
d. Secepat mungkin memberitahukan disertai dengan pemohonan
maaf, apabila mendadak berhalangan sehingga tidak dapat
menepati janji.
g. Meminjam
1) Tidak meminjam sesuatu dari orang lain kalau tidak terpaksa dan
atau tidak ada jalan lain;
2) Harus mendapatkan persetujuan dari orang yang meminjami;
dan
3) Bertanggungjawab penuh dan dikembalikan setelah selesai
digunakan atau sesuai dengan perjanjian disertai dengan ucapan
terima kasih, apabila terpaksa meminjam sesuatu.
h. Menulis surat resmi
1) Menulis surat resmi harus disesuaikan dengan peraturan tata
naskah dinas;
2) Memuat maksud dan tujuan dengan lugas tanpa berbelit-belit;
dan
3) Dapat dipertanggung jawabkan.
i. Mengundang dan menghadiri undangan
1) Dalam mengundang jelaskan mengenai:
a) Undangan ditujukan kepada siapa (nama dan jabatan jelas);
b) Hari, tanggal, waktu, dan tempat;
c) Sifat, peristiwa dan acaranya; dan
d) Pakaian yang dikenakan.
e) Mencantumkan nomor telepon dan peta lokasi, apabila
memungkinkan.
2) Mengirim undangan dengan mempertimbangkan waktu agar
tidak diterima mendadak;
- 102 -

3) Dalam menghadiri undangan:


a) Hadir tepat waktu; dan
b) Menggunakan pakaian dinas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
j. Melayat, menghadiri pemakaman dan ziarah
a. Melayat
1) Melayat melalui prosedur kedinasan yang berlaku;
2) Melayat sebelum jenazah di kebumikan dan ikut mengantar
sampai ke makam serta mengikuti upacara pemakaman dengan
tertib hingga selesai;
3) Memberikan salam dan mengucapkan belasungkawa kepada
keluarga yang berduka, apabila sebelumnya telah ada orang
yang hadir;
4) Tidak menanyakan sebab-sebab kematian
almarhum/almarhumah kepada sanak keluarganya;
5) Mengambil tempat duduk dan atau sesuaikan dengan keadaan
setempat;
6) Ikut berdoa; dan
7) Tidak membuat lelucon dan/atau berbicara keras.
b. Menghadiri pemakaman dan ziarah
1) Bersikap dan menyesuaikan diri sesuai dengan tata cara yang
berlaku;
2) Apabila menabur bunga lakukan dengan khidmat dan berdoa;
dan
3) Apabila meletakkan karangan bunga sesuaikan dengan kondisi
dan situasi.
3. Penggunaan alat
a. Gawai
1) Menelpon dan mengirim pesan singkat
a) Berbicara dengan siapapun melalui telepon menggunakan
kata-kata yang jelas, singkat dan perhatikan kesopanan;
b) Tidak menelepon sambil berjalan;
c) Sebelum menelepon atasan, hendaknya didahului dengan
mengirim pesan singkat untuk meminta izin menelepon; dan
d) Tata cara berbicara lewat telepon:
(1) Menerima telepon
- 103 -

(a) Angkat telepon dan ucapkan salam: “selamat


pagi/selamat siang/selamat malam” atau menurut
kebiasan yang berlaku;
(b) “Di sini.....” (sebutkan nama dan identitas lainnya);
(c) “Dengan siapa saya berbicara?;
(d) Setelah selesai berbicara, ucapkan salam: “selamat
pagi, selamat siang, selamat malam” atau menurut
kebiasaan yang berlaku.
(2) Menelpon
(a) Angkat telepon, tekan nomor yang dikehendaki dan
setelah telepon diterima, ucapkan salam, “selamat
pagi/selamat siang/selamat malam” atau menurut
kebiasaan yang berlaku;
(b) “Di sini.....” (sebutkan nama dan identitas lainnya);
(c) “Dapatkah saya berbicara dengan.....”?(sebutkan
nama orang yang dikehendaki); dan
(d) Setelah selesai berbicara, ucapkan salam: “selamat
pagi/ selamat siang/selamat malam” atau menurut
kebiasaan yang berlaku”.
2) Pesan singkat atau percakapan dalam media sosial
a) Memberikan salam;
b) Memperkenalkan diri (nama, pangkat/jabatan, npp, asal
pendaftaran, kelas dan wisma);
c) Maksud dan tujuan secara jelas, singkat dan padat;
d) Kalimat penutup sesuai dengan maksud dan tujuan pesan
singkat secara sopan; dan
e) Membalas pesan dengan sopan, jelas dan singkat.
b. Jam tangan
1) Menggunakan jam ditangan sebelah kiri dengan posisi kepala
jam pada pergelangan tangan bagian depan;
2) Menjaga keamanan jam tangan masing-masing dengan tidak
meletakan sembarangan.
c. Media sosial
1) Tidak mengunggah hal yang berkaitan dengan SARA
2) Mengunggah hal yang tidak merusak nama baik pribadi
maupun lembaga; dan
3) Tidak menggunakan kata-kata kasar dan/atau tidak mendidik
dalam bersosial media.
- 104 -

d. Kosmetik
1) Kosmetik yang diperkenankan bagi Praja:
a) Bedak tabur atau padat natural;
b) Pelembab bibir (lip ice);
c) Parfum dengan harga maksimal Rp. 100.000,-;
2) Perawatan kulit (skincare) yang di perkenankan bagi Praja:
a) Tabir surya (Sunscreen);
b) Pembersih wajah;
c) Pelembab;
d) Serum;
e) Masker wajah;
3) Khusus perawatan wajah racikan dokter harus disertai dengan
resep dokter dan izin pengasuh.
4. Kegiatan Individu
a. Berdiri, berjalan, dan duduk praja:
1) Berdiri di tempat yang pantas sesuai dengan pakaian dinas yang
digunakan dan menyesuaikan dengan norma sosial budaya yang
berlaku di dalam masyarakat;
2) Berdiri dan berjalan dengan langkah wajar, tidak diperkenankan
memasukkan tangan kedalam saku, melipatkan kedua tangan
di dada dan sikap-sikap lain yang kurang pantas;
3) Langkah wajar, lengan dilenggangkan secukupnya tidak
menoleh ke kiri dan ke kanan lebih dari 45 derajat;
4) Jika berjalan bersama orang lain, menyesuaikan langkah dan
ritme/temponya serta tidak berbicara berlebihan dan membual;
5) Apabila berjalan bersama orang lain yang lebih tua atau patut
dihormati, menempatkan diri di sebelah kiri, sebaliknya jika
berjalan dengan orang yang pantas dilindungi menempatkan diri
di sebelah kanan;
6) Bila akan melewati kumpulan orang, bersikap sopan santun
sesuai dengan adat istiadat atau kebiasaan setempat, dalam
keadaan dinas mengucapkan “izin lewat”;
7) Berdiri apabila orang yang lebih tua atau patut dihormati
mendatangi atau mengajak bicara;
8) Duduk dengan tegap di tempat yang pantas;
9) Praja yang duduk menyilakan orang yang lebih tua, orang tua
menggendong anak, dan wanita hamil, serta orang sakit untuk
duduk di tempat duduknya;
- 105 -

10) Saling memberikan penghormatan apabila Praja berjumpa


dengan sesama Praja sesuai dengan peraturan penghormatan
militer; dan
11) Memberi penghormatan apabila berjumpa dengan pengajar,
pelatih, pengasuh, atau sivitas akademika yang lain sesuai
dengan peraturan penghormatan militer.
b. Tata cara makan
1) Di meja makan
a) Pada saat makan badan selalu bersih dan berpakaian rapi;
b) Duduk dengan wajar sesuai dengan kondisi yang ada;
c) Berdoa sebelum dan sesudah makan;
d) Apabila perlu, minum sedikit sebelum makan;
e) Menggunakan lap makan sesuai dengan fungsinya;
f) Mendekatkan makanan yang akan diambil ke piring dan
tidak sebaliknya;
g) Mengambil makanan secukupnya tidak beriebihan;
h) Mempergunakan alat-alat makan yang disediakan sesuai
dengan kegunaan dan tidak berbunyi;
i) Sewaktu memasukkan makanan ke mulut, sendok harus
diantar kemulut, tidak sebaliknya;
j) Mengunyah makanan dengan sopan, mulut tertutup dan
tidak sampai bersuara;
k) Tidak berbicara pada waktu mulut berisi makanan;
l) Apabila mempergunakan pisau peganglah dengan tangan
kanan;
m) Tidak minum apabila mulut masih berisi makanan dan air
minum tidak digunakan untuk berkumur;
n) Apabila tengah makan dan ingin minum letakkan sendok
dan garpu terlentang, bersihkan terlebih dahulu bibir
dengan lap makan sebelum minum;
o) Apabila tengah makan ada orang yang harus dihormati,
berhenti sejenak untuk menghormatinya;
p) Tidak membersihkan sisa makanan di dalam mulut di
hadapan orang lain tanpa menutup mulut dengan tangan,
lap atau sapu tangan;
q) Tidak ada sisa makanan yang menempel pada sendok dan
garpu, apabila selesai makan dan kumpulkan sisa
makanan di tengah piring, tutupi dengan sendok, garpu,
- 106 -

dan telungkup sejajar serta apabila memakai pisau,


letakkan di sebelah kanan sendok bagian tajamnya
menghadap ke kiri;
r) Minumlah dengan sopan, selesai makan;
s) Menghindari diri bersendawa setelah makan;
t) Tidak berdiri terlebih dahulu sebelum yang tertua
meninggalkan tempat duduk, kecuali sudah dipersilahkan;
dan
u) Tidak mencuci sendok atau garpu di meja makan.
2) Di rumah makan
a) Memilih rumah makan yang pantas dan atau memilih
tempat atau meja yang baik atau strategis dan aman dari
lalu-lintas pelayanan;
b) Tidak menempatkan rekan wanita menghadap kejalan;
c) Tidak meminta diistimewakan dalam pelayanan, dan
menunggu dengan sabar; dan
d) Memperhatikan sopan santun, sebelum, selama, dan
sesudah makan serta menunggu dengan sabar sampai
rekan semeja selesai makan;
3) Di rumah keluarga
a) Duduk dan menempatkan diri di tempat yang ditunjukkan
oleh tuan rumah;
b) Tidak mendahului mengambil makanan sebelum
dipersilahkan oleh tuan rumah;
c) Mengambil makanan secukupnya dan bila kurang dapat
mengambil kembali;
d) Makan dengan sopan dan tidak tergesa-gesa;
e) Selesai makan, merapikan kembali alat makan yang
digunakan dengan tertib, sebelum meninggalkan meja
makan bersama-sama dengan tuan rumah; dan
f) Mengucapkan terima kasih atas hidangan yang diberikan.
4) Diperjamuan resmi dan atau pesta
a) Memperhatikan kesopanan dan tata cara pengambilan
makanan yang disediakan;
b) Makan tanpa meja, piring ditempatkan di pangkuan atau
ditopang dengan tangan kiri serta duduk dengan sopan;
c) Makan di tikar atau sejenisnya dan tanpa menggunakan
sendok dan garpu, apabila akan mengambil lauk pauk atau
- 107 -

menambah agar menyesuaikan dengan kebiasaan


setempat;
d) Apabila jamuan makan sambil berdiri (standing party),
jangan mengunyah sambil berjalan; dan
e) Mengambil hidangan hendaknya memperhatikan jenis
hidangan, jangan asal mencampur aduk jenis makanan
c. Berbelanja
1) Berbelanja di kampus dan apabila terpaksa harus berbelanja
diluar kampus, hendaknya memilih di tempat yang bersih dan
pantas;
2) Memasuki tempat perbelanjaan hanya bila ada sesuatu yang
benar-benar diperlukan, dan tutup kepala tetap dipakai;
3) Tidak meminta diistimewakan dalam pelayanan;
4) Tidak berdiri dan melihat barang di depan etalase dari luar
toko;
5) Apabila membawa barang belanjaan dimasukkan dalam tas
pesiar dan membawa dengan menggunakan tangan kiri;
6) Barang yang tidak muat dalam tas pesiar, agar dikemas dengan
rapi; dan
7) Tidak diperkenankan membawa belanjaan dengan
menggunakan tas plastik.
d. Perjalanan
1) Menunggu kendaraan
a) Memperhatikan sikap dan kesopanan pada waktu
menunggu kendaraan, baik pada waktu pesiar maupun
bepergian;
b) Menunggu kendaraan di tempat yang sudah disediakan
dan tidak bergerombol;
c) Tidak berbuat sesuatu yang tidak pantas, sehingga dapat
menjadi perhatian umum; dan
d) Tidak berebut dan dilakukan dengan tertib, sewaktu turun
kendaraan.
2) Di dalam kendaraan
a) Tetap menjaga sopan santun, tata tertib dan mentaati
aturan;
b) Tutup kepala dilepas;
c) Tidak berdiri dalam kendaraan, apabila terpaksa berdiri
tidak melupakan sikap dan sopan santun;
- 108 -

d) Mempersilahkan duduk kepada orang sakit, orang tua atau


wanita hamil yang tidak mendapat tempat duduk;
e) Tidak tertidur dan jika terpaksa agar memakai sapu tangan
atau masker untuk menutup mulut; dan
f) Tidak membuang sampah didalam kendaraan.
3) Naik jenis kendaraan
a) Bus atau kendaraan sejenis
(1) Memilih kendaraan yang baik dan mengambil tempat
duduk yang sesuai dengan aturan yang berlaku;
(2) Selama dalam perjalanan dilarang membeli keperluan
apapun lewat jendela; dan
(3) naik atau turun kendaraan tetap menggunakan
pakaian dinas.
b) Kereta api
(1) Mematuhi semua peraturan yang berlaku;
(2) Menempati tempat duduk sesuai dengan aturan; dan
(3) Membeli keperluan apapun sebaiknya di restoran atau
kantin stasiun.
c) Pesawat terbang
(1) Memperhatikan sikap dan kesopanan;
(2) Pada saat naik dan turun pesawat tetap menggunakan
pakaian dinas sesuai ketentuan; dan
(3) Memperhatikan petunjuk dan menaati peraturan yang
berlaku didalam pesawat.
d) Kapal laut dan sejenisnya
(1) Memperhatikan sikap dan kesopanan;
(2) Pada saat naik dan turun kapal tetap menggunakan
pakaian dinas sesuai ketentuan; dan
(3) Memperhatikan petunjuk dan menaaati peraturan yang
berlaku didalam kapal.
e) Becak / Bajaj
(1) Menaiki dalam keadaan terpaksa;
(2) Tidak boleh naik lebih dari 2 (dua) orang;
(3) Duduk yang sopan;
(4) Apabila bersama dengan rekan wanita, persilahkan naik
lebih dahulu dan tempatkan di sebelah kiri, pada saat
turun, Praja putra mendahului dan berikan pertolongan
pada rekan wanita apabila dianggap perlu; dan
- 109 -

(5) Menghindari tawar menawar yang berkepanjangan


f) Ojek, sepeda, delman atau bendi dan sejenisnya
(1) Menaiki dalam keadaan terpaksa; dan
(2) Mengikuti aturan yang berlaku.
e. Menonton pertunjukkan
1) Menonton bioskop atau hiburan lainnya dan mengunjungi
tempat-tempat rekreasi, hendaknya di tempat yang dipandang
pantas;
2) Membeli karcis melalui loket atau tempat yang disediakan
dengan tertib;
3) Memperhatikan kesopanan pada waktu masuk gedung,
menempati tempat duduk yang sesuai selama pertunjukan
berlangsung dan keluar dari gedung pertunjukan dengan
tertib; dan
4) Menggunakan pakaian dinas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
f. Mengunjungi orang sakit
1) Di rumah sakit dan poliklinik IPDN
a) Mematuhi peraturan yang berlaku;
b) Berkunjung sesuai dengan jadwal kunjungan;
c) Membatasi perbuatan dan/atau pembicaraan yang dapat
mengganggu ketenangan pasien;
d) Menciptakan suasana yang membesarkan hati pasien; dan
e) Mendapat izin oleh dokter, apabila membawakan makanan.
2) Di rumah
a) Mematuhi ketentuan dan atau kebiasaan yang berlaku
dalam keluarga pasien;
b) Membatasi perbuatan dan atau pembicaraan yang dapat
mengganggu ketenangan pasien;
c) Menciptakan suasana yang membesarkan hati pasien; dan
d) Tidak terlalu lama berkunjung.

Salinan sesuai dengan aslinya REKTOR


Kepala Biro Administrasi Hukum, INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI,
Kepegawaian, dan Kerja Sama
ttd
ttd
ttd
HADI PRABOWO
Dr. H. Arief M Edie, M.Si
Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19670210 198803 1 006
- 110 -

LAMPIRAN III : PERATURAN REKTOR INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


NOMOR : 6 TAHUN 2023
TANGGAL : 1 SEPTEMBER 20232
TENTANG : PEDOMAN TATA KEHIDUPAN PRAJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

PELAKSANAAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN RINGAN


BAGI PRAJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
1. Tidak hadir tepat waktu pada 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
saat mengikuti kegiatan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan tugas
pengajaran, pelatihan, 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, baca selama 1 (satu) jam di kantor
pengasuhan, dan kegiatan edukatif dan humanistik berupa: Satuan manggala praja dan
kedinasan lainnya. a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- meresume materi kuliah, pelatihan,
up dan 30 kali sit-up; dan seminar, kuliah umum/ stadium
b. melaksanakan penghormatan pada lambang negara general.
selama 10 menit.
2. Tidak melengkapi diri dengan 1. Teguran lisan; Sanksi dapat ditambah dengan lari
tas kuliah, buku catatan, dan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); 2500 meter bagi praja putra dan 2000
alat tulis pada saat mengikuti 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, meter bagi praja putri, apabila praja
kuliah, pelatihan, seminar, edukatif dan humanistik berupa: mengambil tas melewati batas waktu
- 111 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
kuliah umum atau stadium a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-up yang ditentukan oleh pejabat yang
general; dan 30 kali sit-up; dan menemukan pelanggaran.
b. mengambil tas kuliah, buku catatan, buku referensi dan
alat tulis dan kembali melaporkan diri ke pejabat yang
menemukan pelanggaran.

3. Tidak tertib dilingkungan 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang


kelas. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan tugas
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, membersihkan sekitar lingkungan
edukatif dan humanistik berupa: kelas sebanyak 1 (satu) kali dan tugas
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- baca selama 1 (satu) jam di Kantor
up dan 30 kali sit-up; dan Satuan Mangala Praja.
b. melaksanakan tugas baca selama 30 menit dan diawasi
oleh pejabat yang menemukan pelanggaran.
- 112 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
4. Tidak mengenakan pakaian 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
dinas dan/atau atribut sesuai 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka pakaian dinas dan/ atau
dengan ketentuan kecuali izin 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, atribut disita serta ditambahkan
dinas. edukatif dan humanistik berupa: dengan lari siang 2500 meter bagi
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- praja putra dan 2000 meter bagi praja
up dan 30 kali sit-up; putri.
b. mengganti pakaian dinas dan/atau atribut sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. pakaian dinas dan/atau atribut tersebut diserahkan ke
pengasuh untuk disita atau dikirimkan/dipaketkan ke
daerah.
5. Keluar Kampus tidak melewati 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
gerbang utama kecuali atas 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
izin dinas. 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up;
b. melaksanakan penghormatan pada lambang negara
selama 10 menit; dan
- 113 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
c. melaksanakan kegiatan kurve di sekitar gerbang utama
sebanyak 1 (satu) kali.
6. Membeli, membawa, 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
menyimpan makanan, dan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
minuman selain makanan dan 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
minuman yang disediakan edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
oleh IPDN di kelas, wisma, dan a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
tempat ibadah kecuali atas up dan 30 kali sit-up; dan
izin dinas. b. menghabiskan makanan dan minuman secara cepat dan
diawasi oleh pejabat yang menemukan pelanggaran.

7. Tidak melengkapi diri dengan 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
sapu tangan, buku saku, dan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
alat tulis pada saat 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, melaksanakan tugas baca selama 1
menggunakan pakaian dinas edukatif dan humanistik berupa: (satu) jam.
pakaian dinas harian, pakaian a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
dinas pesiar, dan pakaian up dan 30 kali sit-up; dan
dinas lapangan. b. mengambil sapu tangan, buku saku, dan alat tulis dan
kembali melaporkan diri kepada pejabat yang
menemukan pelanggaran.
- 114 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
8. Membawa makanan dan 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
minuman dari luar ke dalam 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan berdiri
gedung menza nusantara atau 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, selama upacara berlangsung
ruang makan kecuali atas izin edukatif dan humanistik berupa: sebanyak 3 (tiga) kali upacara makan.
dinas; a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up;
b. melaksanakan penghormatan pada lambang negara
selama 10 menit; dan
c. menghabiskan makanan dan minuman tersebut di
kantor Satuan Manggala Praja.
9. Makan terlambat atau 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
mendahului tanpa izin Piket 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
Posko. 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, kegiatan kurve di dalam dan di luar
edukatif dan humanistik berupa: gedung menza nusantara atau ruang
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- makan sebanyak 3 (tiga) kali.
up dan 30 kali sit-up;
b. melaksanakan pelatihan baris berbaris; dan baris
berbaris selama 10 menit di lapangan terbuka; dan
c. melaksanakan kegiatan kurve di sekitar gedung
nusantara sebanyak 1 (satu) kali.
- 115 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
10. Ukuran dan model rambut 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
tidak sesuai ketentuan. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, mencukur ukuran 0-0-0 bagi praja
edukatif dan humanistik berupa: puta dan melaksanakan bending di
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- lapangan terbuka selama 30 menit
up dan 30 kali sit-up; dan sebanyak 2 (dua) kali bagi praja putri.
b. melaksanakan cukur rambut sesuai ukuran dan model
yang sudah ditentukan.
11. Asrama atau wisma dan kelas 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
tidak rapi dan kotor. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, membantu tugas jaga wisma
edukatif dan humanistik berupa: membersihkan wisma selama 7
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- (tujuh) hari berturut-turut.
up dan 30 kali sit-up; dan
b. melaksanakan kegiatan kurve di sekitar Wisma/Kelas
sebanyak 1 (satu) kali.
- 116 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
12. Lemari pakaian, meja belajar, 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
tempat tidur, dan rak handuk 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
atau jemuran tidak rapi. 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, membantu tugas jaga wisma
edukatif dan humanistik berupa: membersihkan selama 7 (tujuh) hari
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- berturut-turut.
up dan 30 kali sit-up.
b. merapikan lemari pakaian, meja belajar dan tempat
tidur; dan
c. melaksanakan kegiatan kurve di sekitaran wisma
sebanyak 1 (satu) kali.
13. Tidak mencukur jenggot, 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
kumis, dan cambang. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, mencukur rambut ukuran 0-0-0.
edukatif dan humanistik berupa:
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. mencukur jenggot, kumis dan cambang.
14. Memanjangkan dan/atau 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
mewarnai kuku. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
- 117 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. memotong kuku dan menghapus warna (membersihkan)
kuku yang diwarnai.
15. Memakai perhiasan. 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri dan
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- perhiasan tersebut disita dan dijual
up dan 30 kali sit-up; dan untuk disumbangkan ke yayasan
b. menyerahkan perhiasan tersebut kepada pengasuh atau panti asuhan.
untuk disita dan akan dikembalikan pada saat cuti atau
dikirimkan/dipaketkan ke daerah.
- 118 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
16. Bermain musik atau bermain 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
video game di lingkungan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka alat musik, playstation dan
wisma tanpa izin pengasuh. 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, kelengkapan game tersebut disita
edukatif dan humanistik berupa: untuk disumbangkan ke yayasan
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- atau panti asuhan.
up dan 30 kali sit-up; dan
b. alat musik, playstation dan kelengkapan game
diserahkan kepada pengasuh untuk disita dan akan
dikembalikan pada saat cuti atau
dikirimkan/dipaketkan ke daerah.
17. Menggunakan payung di 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
dalam Kampus. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri serta
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- payung tersebut disita untuk
up dan 30 kali sit-up; dan disumbangkan ke yayasan atau panti
b. payung tersebut diserahkan kepada pengasuh untuk asuhan.
disita dan akan dikembalikan pada saat cuti atau
dikirimkan/dipaketkan ke daerah.
- 119 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
18. Menggunakan jam tangan 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
yang tidak sesuai ketentuan. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka jam tangan tersebut disita
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, untuk disumbangkan ke yayasan
edukatif dan humanistik berupa: atau panti asuhan.
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. jam tangan tersebut diserahkan kepada pengasuh untuk
disita dan akan dikembalikan pada saat cuti atau
dikirimkan/dipaketkan ke daerah.
19. Memiliki dan menggunakan 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
alat kosmetik dan perawatan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka alat kosmetik tersebut disita
wajah yang tidak sesuai 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, untuk disumbangkan ke yayasan
ketentuan. edukatif dan humanistik berupa: atau panti asuhan serta lari siang
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- 2500 meter bagi praja putra dan 2000
up dan 30 kali sit-up; meter bagi praja putri.
b. membersihkan atau menghapus kosmetik yang
digunakan; dan
c. alat kosmetik tersebut diserahkan kepada pengasuh
untuk disita dan akan dikembalikan pada saat cuti atau
dikirim/dipaketkan ke daerah.
- 120 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
20. Berpindah tempat tidak dalam 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
keadaan berbaris rapi. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. melaksanakan pelatihan baris berbaris selama 15 menit
di lapangan terbuka.
21. Tidak melaksanakan lari 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
dalam perpindahan tempat 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
lebih dari 10 (sepuluh) 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
langkah saat jumlah Praja edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
kurang dari 9 (sembilan) a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
orang. up dan 30 kali sit-up; dan
b. kembali ke posisi semula sebelum perpindahan tempat,
kemudian melaksanakan lari sampai ke tujuan.

22. Tidak melaksanakan langkah 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
tegap saat melewati area yang 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
sudah ditentukan. siang 2500 meter bagi praja putra dan
- 121 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, 2000 meter bagi praja putri serta
edukatif dan humanistik berupa: melaksanakan penghormatan selama
a. Melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali Push- 1 (satu) jam di lapangan terbuka.
up dan 30 kali Sit-up; dan
b. Melaksanakan pelatihan baris berbaris selama 15 menit
di lapangan terbuka.
23. Menggunakan kacamata 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
selain dalam kegiatan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan 1
pengajaran dan pelatihan di 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, (satu) kali sanksi yang ditentukan.
kelas dan belajar di wisma edukatif dan humanistik berupa melaksanakan pembinaan
kecuali izin dinas. fisik sebanyak 30 kali Push-up dan 30 kali Sit-up.
24. Ketua wisma, jaga wisma dan 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
jaga serambi tidak mengisi 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan tugas
buku administrasi wisma 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, dinas jaga wisma di hari libur
sesuai dengan ketentuan. edukatif dan humanistik berupa: (sabtu/minggu/tanggal merah)
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- sebanyak 2 (dua) kali.
up dan 30 kali sit-up; dan
b. bertugas mengisi buku administrasi wisma selama 1
(satu) minggu.
- 122 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
25. Melewati jalan yang tidak 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
diperuntukkan bagi Praja. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. melaksanakan pelatihan baris berbaris selama 15 menit
di lapangan terbukti.
26. Tidak membawa sendok dan 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
garpu pada saat upacara 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
makan di gedung menza 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
nusantara atau ruang makan. edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. mengambil peralatan makan (sendok dan garpu) kembali
melaporkan diri ke pejabat yang menemukan
pelanggaran.
- 123 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
27. Tidak tertib pada saat 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
pelaksanaan upacara makan. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, kegiatan kurve pembersihan ruang
edukatif dan humanistik berupa: makan gedung menza nusantara 1
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- (satu) jam selama 3 (tiga) hari
up dan 30 kali sit-up; berturut-turut.
b. melaksanakan penghormatan pada lambang negara
selama 30 menit; dan
c. melaksanakan kegiatan kurve di sekitar gedung
nusantara sebanyak 1 (satu) kali.
28. Tidak melaksanakan jam 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
istirahat malam sesuai dengan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
ketentuan kecuali izin dinas. 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, melaksanakan tugas dinas jaga
edukatif dan humanistik berupa: serambi 1 (satu) jam pada pukul
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- 00.00 sampai dengan 01.00 WIB
up dan 30 kali sit-up; dan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
b. melaksanakan tugas baca selama 15 menit dan diawasi
oleh pejabat yang menemukan.
29. Tidak melaksanakan tugas 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
dengan baik saat menjadi 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
- 124 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
petugas upacara atau panitia 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, membuat makalah/ materi kedinasan
kegiatan. edukatif dan humanistik berupa: dan dipaparkan pada saat apel
a. Melaksanakan pembinaan fisik lari 2500 m, 40 kali sena/apel wira.
Push-up dan 40 kali Sit-up bagi praja putra, dan lari
2000 m, 30 kali Push-up dan 30 kali Sit-up bagi praja
putri
b. Menjadi petugas upacara pada upacara berikutnya, atau
melaksanakan kegiatan yang bersifat kepedulian
lingkungan atau sosial bagi panitia kegiatan.

30. Tidak melapor ke Piket Posko 1. Teguran lisan; Praja mengisi buku kejadian/
dan/atau pengasuh wisma 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); kegiatan sesuai dengan kejadian
ketika pergi dan/atau kembali 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, sebenarnya. Oleh karena itu, Praja
dari dinas luar. edukatif dan humanistik berupa: harus stanby di posko sampai dengan
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- 6 (enam) kegiatan/ kejadian
up dan 30 kali sit-up; dan terlaksana dan tercatat di buku
b. mengisi buku kejadian atau kegiatan posko manggala/ kejadian/ kegiatan.
pos jaga sena sebanyak 6 (enam) kegiatan/ kejadian.
- 125 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
31. Tidak memberikan laporan 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
ketika menghadap pimpinan. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. melaksanakan pelatihan baris berbaris selama 15 menit
di lapangan terbuka.
32. Menggunakan lensa kontak 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
kecuali izin dinas. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan push-
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, up 60 kali dan sit-up 60 kali dan lensa
edukatif dan humanistik berupa: kontak tersebut dimusnahkan.
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. lensa kontak tersebut diserahkan kepada pengasuh
untuk disita dan akan dikembalikan pada saat cuti atau
dikirimkan/dipaketkan ke daerah.
33. Menggunakan behel dan/atau 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
aksesoris gigi kecuali izin 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan push-
dinas. up 60 kali dan sit-up 60 kali dan behel
- 126 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, gigi dan/atau aksesoris gigi tersebut
edukatif dan humanistik berupa: disita/dimusnahkan.
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-up
dan 30 kali sit-up; dan
b. behel gigi dan/atau aksesoris gigi dilepas untuk tidak
digunakan lagi.
34. Membawa barang di Kampus 1. Teguran lisan; Sanksi dapat ditambah dengan lari
atau di luar Kampus tidak rapi 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); 2500 m bagi praja putra dan 2000 m
atau tanpa menggunakan tas. 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, bagi praja putri, apabila praja
edukatif dan humanistik berupa: mengambil tas melewati batas waktu
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- yang ditentukan oleh pejabat yang
up dan 30 kali sit-up; dan menemukan pelanggaran.
b. mengambil tas dan menggunakannya untuk membawa
barang tersebut.
35. Menjemur atau meletakkan 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
jemuran pakaian tidak sesuai 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
dengan ketentuan. 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, membuat makalah tentang
edukatif dan humanistik berupa: kebersihan, kerapian dan keindahan
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- serta dipaparkan pada saat apel
up dan 30 kali sit-up; dan wira/apel wisma.
- 127 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
b. merapikan jemuran kembali.
36. Merendam pakaian lebih dari 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
1 (satu) malam. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, membuat makalah tentang
edukatif dan humanistik berupa: kebersihan, kerapian dan keindahan
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- serta dipaparkan pada saat apel
up dan 30 kali sit-up; dan wira/apel wisma.
b. menyelesaikan cucian kembali.
37. Menyimpan pakaian kotor di 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
sembarang tempat. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, membuat makalah tentang
edukatif dan humanistik berupa: kebersihan, kerapian dan keindahan
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-up serta dipaparkan pada saat apel
dan 30 kali sit-up; dan wira/apel wisma.
b. pakaian kotor langsung dicuci.
- 128 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
38. Tidak melaksanakan semir, 1. Teguran lisan; Sanksi dapat ditambah dengan lari
setrika dan braso. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); 2500 m bagi praja putra dan 2000 m
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, bagi praja putri, apabila praja
edukatif dan humanistik berupa: melaksanakan semir, setrika dan
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- braso melewati batas waktu yang
up dan 30 kali sit-up; dan ditentukan oleh pejabat yang
b. melaksanakan semir, setrika dan braso selanjutnya menemukan pelanggaran.
kembali melapor kepada pejabat yang menemukan
pelanggaran dalam waktu tidak lebih dari 15 menit.
39. Tidak memberikan 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
penghormatan saat bertemu 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
dengan pimpinan, sivitas 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
akademika, dan tamu IPDN. edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. berdiri memberi penghormatan kepada setiap orang yang
lewat selama 30 menit.
40. Menginap atau beristirahat di 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
wisma saat sakit tanpa ada 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
menulis makalah tentang kesehatan
- 129 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
rekomendasi dari dokter unit 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, dan penyebaran penyakit serta
poliklinik IPDN. edukatif dan humanistik berupa: dipaparkan pada saat apel sena/apel
a. berobat/ memeriksakan diri ke unit poliklinik IPDN. wira.
b. membuat artikel tentang penyebaran penyakit menular;
dan
c. melaksanakan kurvey di lingkungan wisma jika sudah
dinyatakan sehat.
41. Tidak menggunakan ban 1. teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
lengan tanda sakit saat 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
kegiatan dinas. 3. pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, memaparkan hasil artikel pada saat
edukatif dan humanistik berupa: apel sena/apel wira.
a. membuat artikel tentang dampak melakukan aktifitas
berat jika sedang sakit; dan
b. melaksanakan kurvey di lingkungan wisma jika sudah
dinyatakan sehat.
42. Keluar dari barisan sebelum 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
barisan dibubarkan. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
3. Pemberian tugas dan pembinaan secara proposional, edukatif siang 2500 meter bagi praja putra dan
dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
- 130 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-up
dan 30 kali sit-up; dan
b. melaksanakan pelatihan baris berbaris selama 15 menit
di lapangan terbuka.

43. Mencium tangan kepada 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
sesama Praja. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma maka sanksi ditambah dengan lari
satu); siang 2500 meter bagi praja putra dan
3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara 2000 meter bagi praja putri.
proposional, edukatif dan humanistik berupa:
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. melaksanakan pelatihan baris berbaris selama 15 menit
di lapangan terbuka.
44. Tidak menghormati lambang 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
Negara pada saat masuk dan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
atau keluar gedung menza 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, melaksanakan perhormatan kepada
nusantara atau ruang makan. edukatif dan humanistik berupa: lambang negara selama 3 (tiga) kali
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-up pelaksanaan upacara makan.
dan 30 kali sit-up; dan
- 131 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
b. melaksanakan penghormatan pada lambang negara
selama 30 menit.
45. Duduk ditempat yang tidak 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
layak atau tidak pantas pada 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
saat menggunakan pakaian 3. Pemberian tugas dan pembinaan secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
dinas. edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri serta
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push- memaparkan artikel pada
up dan 30 kali sit-up; dan pelaksanaan apel malam sebanyak 1
b. melaksanakan pelatihan baris berbaris selama 15 menit (satu) kali.
di lapangan terbuka.
c. menulis artikel tentang etika dan norma kepantasan
dalam sikap dan perilaku.
46. Makan dan/atau minum 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
sambil berjalan. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
3. Pemberian tugas dan pembinaan secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri serta
a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-up memaparkan artikel pada
dan 30 kali sit-up; pelaksanaan apel malam sebanyak 1
b. melaksanakan pelatihan baris berbaris selama 15 menit (satu) kali.
di lapangan terbuka; dan
- 132 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
c. Menulis artikel tentang etika dan norma kepantasan
dalam sikap dan perilaku.
47. Menyandang tas di pundak 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
pada saat berpakaian pakaian 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
dinas upacara, pakaian dinas 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, siang 2500 meter bagi praja putra dan
pesiar, dan pakaian dinas edukatif dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
harian. a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. melaksanakan latihan periksa kerapian berulang-ulang
sebanyak 30 kali.
48. Penggunaan telepon genggam 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
di wisma tidak sesuai dengan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan
ketentuan. 3. Pemberian tugas dan pembinaan fisik secara proposional, memaparkan artikel tentang tata
edukatif dan humanistik berupa: krama atau dampak penyalahgunaan
a. melaksanakan pembinaan fisik lari 2500 meter, push up telepon genggam pada saat apel
40 kali dan sit up 40 kali bagi praja putra dan lari 2000 sena/apel wira.
meter, 30 kali push-up dan 30 kali sit-up bagi praja
putri;
b. melaksanakan tugas pembersihan di lingkungan wisma;
dan
- 133 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN KETERANGAN
DISIPLIN
c. menulis artikel tentang tata krama atau dampak
penyalahgunaan telepon genggam.
49. Hal-hal lain yang patut diduga 1. Teguran lisan; Jika pelanggaran dilakukan berulang
termasuk dalam jenis 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,1 (nol koma satu); maka sanksi ditambah dengan lari
pelanggaran disiplin ringan 3. Pemberian tugas dan pembinaan secara proposional, edukatif siang 2500 meter bagi praja putra dan
yang belum diatur dalam dan humanistik berupa: 2000 meter bagi praja putri.
Peraturan Rektor ini. a. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 30 kali push-
up dan 30 kali sit-up; dan
b. melaksanakan pelatihan baris berbaris selama 15 menit
di lapangan terbuka.
- 134 -

PELAKSANAAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG


BAGI PRAJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
1. 1 (satu) kali tidak mengikuti 1. Teguran tertulis; Bahan bacaan untuk tugas baca
kegiatan pengajaran dan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); adalah buku atau materi pengajaran
pelatihan tanpa izin dinas 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: dan pelatihan yang tidak diikuti.
dalam 1 (satu) semester. a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 3 (tiga) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (tiga) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
PDPP sebanyak 1 (satu) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut;
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali; dan
- 135 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
h. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
2. Menggunakan sarana dan 1. Teguran tertulis; Mengembalikan sarana dan
prasarana lembaga tidak 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); prasarana lembaga yang digunakan
semestinya. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: menjadi keadaan semula.
a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 8 (delapan) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 4 (empat) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali.
3. Ketua kelas membiarkan kelas 1. Teguran tertulis; Ketua kelas membiarkan kelas tanpa
tanpa dosen atau pelatih dan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dosen atau pelatih, serta tidak
tidak memberitahukan kepada 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: memberitahukan kepada petugas
petugas kelas program studi. kelas program studi.
- 136 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali.
4. Tidak mengerjakan tugas yang 1. Teguran tertulis; Menyelesaikan tugas yang diberikan
diberikan oleh dosen, pelatih, 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dosen, pelatih, dan pengasuh.
dan pengasuh. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 3 (tiga) kali
selama masa sanksi;
- 137 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
PDPP sebanyak 1 (satu) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut atau mengerjakan tugas remedial dari dosen
dan pelatih;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali; dan
h. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
5. Menyalahgunakan waktu jam 1. Teguran tertulis; Bahan baca untuk tugas baca adalah
wajib belajar untuk kegiatan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); buku/materi yang berkaitan dengan
lain tanpa izin dinas. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: perkuliahan/ pelatihan pada
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan semester berjalan.
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
- 138 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
PDPP sebanyak 1 (satu) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut;
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali.
6. Merusak dan/atau 1.Teguran tertulis; Memperbaiki barang inventaris yang
menghilangkan barang 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); rusak atau menggantikan barang
inventaris Kampus. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: inventaris Kampus yang hilang.
a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas)
kali selama masa sanksi;
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
- 139 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali.
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.

7. Merusak dan/atau 1.Teguran tertulis; Melaporkan ke Pengasuh dan


menghilangkan buku saku 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); memperbaiki dengan pergantian buku
Praja. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: saku baru.
a. melaksanakan sanksi selama 4 (empat) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 16 (enam belas)
kali selama masa sanksi;
c. melaksanakan 8 (delapan) kali aktivitas kepedulian
terhadap lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan
atau bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 4
(empat) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
- 140 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 4 (empat) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
8. Menyimpan dan/atau 1. Teguran tertulis; Barang inventaris yang disimpan atau
menggunakan barang 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); digunakan dikembalikan.
inventaris Kampus tanpa izin 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
dinas. a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1(satu) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
- 141 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
9. Membuang sampah bukan 1. Teguran tertulis; Karya tulis mengenai cara
pada tempatnya. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); menjaga/merawat lingkungan agar
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: tetap asri, bersih dan terawat serta
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan memaparkan pada saat apel malam.
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 2 (dua) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 4 (empat) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
e. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali;
10. Berjualan atau berbisnis di 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
dalam Kampus tanpa izin 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
dinas; 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
menggunakan pakaian PDL drahrim, ransel dan menggunakan helm;
menggunakan rompi orange; 2. Penggunaan helm dan rompi
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 8 (delapan) kali digunakan pada setiap aktivitas di
selama masa sanksi; luar wisma selama masa sanksi
- 142 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
c. melaksanakan 4 (empat) kali aktivitas kepedulian terhadap kecuali pada saat kegiatan
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau perkuliahan dan pelatihan; dan
bhakti sosial; 3. Barang yang
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2 diperjualbelikan/dibisniskan
(dua) kali; diserahkan kepada PDPP untuk
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dihancurkan atau dimusnahkan.
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
11. Memberikan hadiah dalam 1. Teguran tertulis; Membuat karya tulis etika pergaulan.
bentuk apapun kepada sesama 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga);
Praja di luar batas kepatutan 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
dan/atau tanpa izin dinas. a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 8 (delapan) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
- 143 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
PDPP sebanyak 2 (dua) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut sebanyak 2 (dua) kali;
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali;
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
12. Membeli, membawa, 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
menyimpan, memiliki, merokok, 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
dan memfasilitasi atau 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
membantu orang lain dalam a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
memperoleh rokok. menggunakan pakaian PDL drahrim; menggunakan helm;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. Rompi bagi yang menjual rokok
kali selama masa sanksi; dan penggunaan rompi digunakan
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap pada setiap aktivitas di luar wisma
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau selama masa sanksi kecuali pada
bhakti sosial; saat kegiatan perkuliahan dan
pelatihan;
- 144 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3 3. Barang bukti rokok tersebut
(tiga) kali; diserahkan kepada PDPP untuk
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor dihancurkan atau dimusnahkan
PDPP sebanyak 3 (tiga) kali kemudian memaparkan hasil atau dimusnahkan; dan
baca tersebut; 4. Bahan baca untuk tugas baca
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; adalah artikel atau pengetahuan
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan tentang bahaya merokok bagi
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit kesehatan.
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
13. Membeli, menyimpan, 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
menonton dan membaca 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
majalah, tabloid, gambar, film 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
yang bergambar porno dan a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
internet dengan situs porno dan menggunakan pakaian PDL drahrim; menggunakan helm;
hal lain yang bercorak atau b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. Barang bukti berupa majalah,
bersifat pornografi. kali selama masa sanksi; tabloid, gambar dan film
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap diserahkan kepada PDPP untuk
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau dihancurkan atau dimusnahkan
bhakti sosial; atau dimusnahkan dan situs
- 145 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3 internet sumber pornografi dan
(tiga) kali; pornoaksi dihapus; dan
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor 3. Bahan baca untuk tugas baca
PDPP sebanyak 3 (tiga) kali kemudian memaparkan hasil adalah artikel atau pengetahuan
baca tersebut; tentang bahaya / dampak negatif
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dari pornografi bagi perkembangan
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan kepribadian.
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
14. Praja putra masuk ke komplek 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
wisma Praja Putri dan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
sebaliknya tanpa izin dinas. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
menggunakan pakaian PDL, drahrim dan ransel; menggunakan helm; dan
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. bahan baca untuk tugas baca
kali selama masa sanksi; adalah artikel atau pengetahuan
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap tentang pentingnya menjunjung
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau tinggi tata krama dan nilai
bhakti sosial; kesopanan.
- 146 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja pegawai
15. Menerima tamu atau pihak luar 1. Teguran tertulis; Tamu atau pihak luar tersebut wajib
di dalam Kampus tanpa izin 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); diarahkan untuk melaporkan diri
dinas. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: kepada Piket Posko.
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL, drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali;
- 147 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.

16. Memelihara hewan di 1. Teguran tertulis; Hewan peliharaan tersebut


lingkungan wisma. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); diserahkan kepada PDPP untuk
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: dilepas ke habitatnya.
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
17. Memiliki, menyimpan, dan 1. Teguran tertulis; Alat dan kelengkapan masak serta
menggunakan alat masak di 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); bahan makanan tersebut diserahkan
- 148 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
lingkungan Kampus tanpa izin 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: kepada PDPP untuk disita dan
dinas. a. melaksanakan sanksi selama 2 (satu) minggu dengan dihibahkan kepada yang lebih
menggunakan pakaian PDL drahrim; membutuhkan.
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 8 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 4 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
18. Tidak mengikuti kegiatan 1. Teguran tertulis; Bahan bacaan untuk tugas baca
keagamaan yang telah 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); adalah artikel atau pengetahuan
ditentukan. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: tentang keagamaan Praja yang
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan bersangkutan.
menggunakan pakaian PDL drahrim;
- 149 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan tugas baca selama 1 (satu) jam di kantor
PDPP sebanyak 1 (satu) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali; dan
h. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
19. Tidak mengikuti upacara atau 1. Teguran tertulis; Diberikan tugas tambahan menjadi
apel dengan status tanpa izin 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); petugas apel dan atau upacara.
dinas. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
- 150 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 3 (tiga) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. melaksanakan pelatihan PBB (peraturan baris berbaris)
selama 1 (satu) jam di lapangan terbuka;
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali.
20. Tidak mengikuti kegiatan 1. Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang
makan di gedung menza 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); kesenjangan sosial dan kemiskinan
nusantara atau ruang makan. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: atau pajak rakyat sebagai sumber
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan pembiayaan Pendidikan Praja.
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
- 151 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali.
21. Tidak mengikuti kegiatan 1. Teguran tertulis; Pembinaan fisik berupa lari 2500
olahraga pagi. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); meter untuk Praja putra, lari 2000
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: meter untuk Praja putri. Dapat
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan ditambahkan dengan push up dan sit
menggunakan pakaian PDL drahrim; up.
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
- 152 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali.
22. Tidak melaksanakan dinas jaga 1. Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang
sesuai jadwal yang ditentukan. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); tanggung jawab.
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan tugas dinas jaga 1 (satu) kali untuk
menggantikan tugas dinas jaga yang dilalaikan;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali;
23. Pesiar tanpa menggunakan 1. Teguran tertulis; Menyerahkan pakaian dan atribut
pakaian dinas pesiar kecuali 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); yang digunakan pada saat pesiar
izin dinas. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: kepada PDPP.
- 153 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
24. Membuang makanan dan/atau 1.Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang peranan
minuman yang disediakan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); pamong Praja dalam upaya
lembaga kecuali 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: mengurangi/menuntaskan
makanan/minuman yang a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan kemiskinan. Dan wajib 1 (satu) kali
sudah tidak layak konsumsi; menggunakan pakaian PDL drahrim; melakukan bakti sosial pemberian
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali bingkisan bahan pokok kepada
selama masa sanksi; masyarakat.
- 154 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali.
25. Memakan yang bukan jatahnya 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
atau mengambil jatah makan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
Praja lain yang disediakan 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
lembaga. a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel; menggunakan helm;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. Bahan baca untuk tugas baca
kali selama masa sanksi; adalah artikel atau pengetahuan
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap tentang pentingnya menjunjung
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau tinggi nilai-nilai kejujuran,
bhakti sosial; keadilan dan persamaan hak dan
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3 kewajiban; dan
(tiga) kali; 3. Praja yang mengambil atau
memakan yang bukan jatahnya
- 155 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor tersebut wajib melakukan
PDPP sebanyak 3 (tiga) kali kemudian memaparkan hasil permintaan maaf kepada Praja lain
baca tersebut; yang jatah makannya yang
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; diambil/dimakan.
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
26. Menggunakan gawai di luar 1. Teguran tertulis; Membuat karya tulis dampak positif
wisma tidak sesuai dengan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dan negatif penggunaan gawai dalam
ketentuan. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: perkembangan manusia.
a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 6 (enam) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 3 (tiga) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
- 156 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
PDPP sebanyak 2 (dua) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut sebanyak 2 (dua) kali;
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali;
h. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
27. Mengumpat dan/atau 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
menghardik kepada diri sendiri 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
maupun orang lain. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel; menggunakan helm;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. Bahan baca untuk tugas baca
kali selama masa sanksi; adalah artikel atau pengetahuan
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap tentang pentingnya menjunjung
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau tinggi tata krama dan nilai
bhakti sosial; kesopanan; dan
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3 Praja yang mengumpat, memaki
(tiga) kali; serta menghardik tersebut wajib
melakukan permintaan maaf
- 157 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor kepada orang yang diumpat,
PDPP sebanyak 3 (tiga) kali kemudian memaparkan hasil dimaki atau dihardik baik secara
baca tersebut; lisan atau tulisan.
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali;
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
28. Berbuat kegaduhan di dalam 1.Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang etika,
Kampus. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); norma sikap dilingkungan umum dan
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: kedisiplinan serta 1 (satu) kali
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan memaparkan pada saat apel malam
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
- 158 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali.
29. Menyimpan, menempatkan, 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
menempelkan gambar, foto, 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
tulisan, hiasan atau grafik 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
secara tidak pantas. a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel; menggunakan helm;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali 2. Gambar, photo, tulisan, hiasan
selama masa sanksi; atau grafik tersebut diserahkan
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap kepada PDPP untuk dihancurkan
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau atau dimusnahkan; dan
bhakti sosial; 3. Gambar, photo, tulisan, hiasan
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak atau grafik yang ditempel wajib
1(satu) kali; untuk dilepas atau dibersihkan.
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
30. Naik ke atas plafon wisma atau 1. Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang
plafon gedung, bersembunyi 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); keselamatan diri.
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
- 159 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
dalam lemari dan kolong a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan
tempat tidur tanpa izin dinas. menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 8 (delapan) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 4 (empat) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
31. Praja putri tidak melaporkan 1.Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang
siklus menstruasi bulanan. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); tanggung jawab dan kesehatan diri.
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
- 160 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali;
32. Mewarnai rambut selain warna 1. Teguran tertulis; Rambut yang dirubah/dirias wajib
hitam, menyambung, 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dikembalikan sesuai keadaan semula.
menanam, mengeriting rambut. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 8 (delapan) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 4 (empat) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
- 161 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.

33. Mewarnai, mengeriting, 1.Teguran tertulis; Bulu mata yang dirubah/dirias wajib
menanam, menyulam, mentato, 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dikembalikan sesuai keadaan semula.
mencukur bulu mata atau alis 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
mata. a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 8 (delapan) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 4 (empat) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
- 162 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.

34. Menggunakan perias mata atau 1.Teguran tertulis; 1. Bagian wajah yang dirias wajib
perias alis mata dan maskara 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dibersihkan dan dikembalikan
(eye shadow/eye liner/eye 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: sesuai keadaan wajah tanpa
brow), perona pipi (blush on), a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan riasan.
lipstick atau pewarna bibir (lip menggunakan pakaian PDL drahrim; 2. Alat kosmetik yang digunakan
tint/lip liner/lip cream), dan alas b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali untuk merias wajah diserahkan ke
bedak (foundation/cushion) dan selama masa sanksi; PDPP untuk disita.
sejenisnya. c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
- 163 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.

35. Mengemudikan kendaraan 1. Teguran tertulis; Pelaksanaan sanksi bagi Praja putra
bermotor tanpa izin dinas. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dengan ketentuan mencukur rambut
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: dengan ketentuan ukuran 0-0-0 dan
a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan bagi Praja putri menggunakan helm.
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas)
kali selama masa sanksi;
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
- 164 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
36. Mengizinkan atau menyuruh 1. Teguran tertulis; 1. pelaksanaan sanksi bagi Praja
junior ke wisma senior dan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
sebaliknya tanpa izin dinas. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa : rambut dengan ketentuan ukuran
a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel; menggunakan helm; dan
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. jika junior atau senior ditemukan
kali selama masa sanksi; berada pada wilayah bukan
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap satuannya tanpa izin dinas maka
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau dijatuhi sanksi setengah dari
bhakti sosial; sanksi pada pasal ini kecuali
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3 sanksi membuat karya tulis dan
(tiga) kali; konseling.
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
- 165 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
37. Keluar Kampus tanpa izin 1. Teguran tertulis; Pelaksanaan sanksi bagi Praja putra
dinas. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dengan ketentuan mencukur rambut
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: dengan ketentuan ukuran 0-0-0 dan
a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan bagi Praja putri menggunakan helm.
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 8 (delapan) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 4 (empat) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
38. Bermalam di luar wisma atau di 1. Teguran tertulis; Pelaksanaan sanksi bagi Praja putra
luar Kampus tanpa izin dinas. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dengan ketentuan mencukur rambut
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: dengan ketentuan ukuran 0-0-0 dan
bagi Praja putri menggunakan helm.
- 166 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas)
kali selama masa sanksi;
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.

39. Berangkat mendahului 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja


dan/atau kembali pesiar atau 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
izin meninggalkan kampus atau 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
izin bermalam atau cuti tidak a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
tepat waktu tanpa izin dinas. menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel; menggunakan helm; dan
- 167 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. Bahan baca untuk tugas baca
kali selama masa sanksi; adalah artikel atau pengetahuan
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap tentang pentingnya menjunjung
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau tinggi nilai kedisiplinan dan
bhakti sosial; ketaatan terhadap hukum atau
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2 aturan.
(dua) kali;
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
PDPP sebanyak 3 (tiga) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut;
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
40. Melaksanakan kegiatan kumpul 1. Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang
utusan daerah atau kontingen 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); nasionalisme.
dan organisasi keprajaan tanpa 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
izin dan pendampingan a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan
pengasuh. menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
- 168 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas)
kali selama masa sanksi;
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
41. Melakukan transaksi dalam 1. Teguran tertulis; Menyerahkan bukti transaksi kepada
bentuk apapun dengan pihak 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); pihak PDPP.
luar di dalam Kampus tanpa izin 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa :
dinas. a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas)
kali selama masa sanksi;
- 169 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
42. Menggunakan kelengkapan 1. Teguran tertulis; Menyerahkan kelengkapan ibadah ke
ibadah di luar kegiatan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); pihak PDPP
keagamaan tanpa izin dinas. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
- 170 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
43. Menggunakan surat izin yang 1. Teguran tertulis; Bahan bacaan tugas baca adalah
sudah tidak berlaku. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); artikel atau pengetahuan terkait
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: dengan tata naskah dinas.
a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas)
kali selama masa sanksi;
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
- 171 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
bagian disiplin sebanyak 3 (tiga) kali kemudian
memaparkan hasil baca tersebut;
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
44. Berpegangan tangan, 1. Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang etika
merangkul dan/atau memeluk 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dan norma pergaulan.
teman sesama Praja atau orang 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
lain kecuali pada peristiwa a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan
tertentu. menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas)
kali selama masa sanksi;
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
- 172 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
45. Menyulam bibir, menyulam alis, 1. Teguran tertulis; 1. Bibir atau alis yang di sulam serta
bertatto, dan bertindik kecuali 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); tatto dan tindik tersebut wajib
di telinga bagi Praja putri serta 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: dihapus atau dilepas dikembalikan
menambah aksesoris di tubuh. a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan ke kondisi semula; dan
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel; 2. bahan bacaan untuk tugas baca
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) adalah artikel atau pengetahuan
kali selama masa sanksi; yang berkaitan tentang dampak
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap negatif penggunaan jarum suntik
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau sembarangan bagi kesehatan.
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
PDPP sebanyak 3 (tiga) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
- 173 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
46. Menyalahgunakan rumah atau 1. Teguran tertulis; Rumah atau kamar kos yang di sewa
kamar kos. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); wajib diputus masa kontraknya.
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas)
kali selama masa sanksi;
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
- 174 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
47. Tidak menggunakan pakaian 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
dinas yang telah ditentukan di 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
dalam atau di luar Kampus. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
menggunakan pakaian kemeja putih dan celana hitam; menggunakan helm;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. Barang bukti pakaian yang bukan
kali selama masa sanksi; pakaian dinas tersebut diserahkan
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap kepada PDPP untuk dihancurkan
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau atau dimusnahkan; dan
bhakti sosial; 3. Bahan baca untuk tugas baca
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3 adalah peraturan Rektor IPDN
(tiga) kali; tentang pedoman tata kehidupan
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; Praja.
f. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
PDPP sebanyak 3 (tiga) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
- 175 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
48. Menyuruh junior atau pihak 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
lain untuk mengambil uang di 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
anjungan tunai mandiri, 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
mengambil cucian dan/atau a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
kepentingan pribadi lainnya. menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel; menggunakan helm;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. Barang bukti terkait diserahkan
kali selama masa sanksi; kepada PDPP selama
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap melaksanakan sanksi hukuman,
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau dan akan dikembalikan setelah
bhakti sosial; menyelesaikan seluruh sanksi
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3 hukuman; dan
(tiga) kali; 3. Bahan baca untuk tugas baca
e. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor adalah peraturan Rektor IPDN
PDPP sebanyak 3 (tiga) kali kemudian memaparkan hasil tentang pedoman tata kehidupan
baca tersebut; Praja.
f. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
- 176 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
49. Menyuruh, menggantikan 1. Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang
dan/atau digantikan Praja lain 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); tanggung jawab.
dalam melaksanakan tugas 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
dinas jaga tanpa izin dinas. a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas)
kali selama masa sanksi;
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
- 177 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
50. Menyuruh, menggantikan 1. Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang
dan/atau digantikan orang lain 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tanggung jawab.
dalam mengikuti pengecekan tiga);
personil. 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
a. melaksanakan sanksi selama 4 (empat) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 16 (enam belas)
kali selama masa sanksi;
c. melaksanakan 8 (delapan) kali aktivitas kepedulian
terhadap lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan
atau bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 4
(empat) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 4 (empat) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
51. Melakukan operasi kecantikan 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
yang bersifat mengubah bentuk 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
- 178 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
alami fisik kecuali karena a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
alasan medis. menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel; menggunakan helm; dan
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. Bahan baca untuk tugas baca
kali selama masa sanksi; adalah tentang dampak kesehatan
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap setelah melakukan operasi.
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
52. Menggunakan identitas orang 1. Teguran tertulis; Membuat karya tulis tentang
lain. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); kejujuran.
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa:
a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan
menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 8 (delapan) kali
selama masa sanksi;
- 179 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
c. melaksanakan 4 (empat) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya; dan
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali.
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
53. Mengunggah video atau foto 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi Praja
yang tidak pantas. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); putra dengan ketentuan mencukur
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: rambut dengan ketentuan ukuran
a. melaksanakan sanksi selama 3 (tiga) minggu dengan 0-0-0 dan bagi Praja putri
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel; menggunakan helm;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 12 (dua belas) 2. Barang bukti vidio/foto yang di
kali selama masa sanksi; unggah ditunjukkan ke PDPP
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap untuk dihapus; dan
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau 3. Bahan baca untuk tugas baca
bhakti sosial; adalah peraturan Rektor IPDN yang
- 180 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3 mengatur tentang pedoman tata
(tiga) kali; kehidupan Praja.
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
PDPP sebanyak 3 (tiga) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 3 (tiga) kali; dan
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
54. Meninggalkan lokasi 1. Teguran tertulis; Pelaksanaan sanksi bagi Praja putra
magang/bakti karya 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dengan ketentuan mencukur rambut
Praja/latihan integrasi taruna 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: dengan ketentuan ukuran 0-0-0 dan
wreda tanpa izin dinas. a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan bagi Praja putri menggunakan helm.
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 10 (sepuluh) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 6 (enam) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
- 181 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
55. Tidak mengindahkan protokol 1. Teguran tertulis; Pelaksanaan sanksi bagi Praja putra
kesehatan yang ditetapkan 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dengan ketentuan mencukur rambut
pemerintah pada saat kondisi 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: dengan ketentuan ukuran 0-0-0 dan
tertentu. a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan bagi Praja putri menggunakan helm.
menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 8 (delapan) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 4 (empat) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 2
(dua) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali; dan
- 182 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.

56. Tidak mengikuti pemeriksaan 1. Teguran tertulis; 1. Wajib mengikuti pemeriksaan


kesehatan. 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); kesehatan susulan.
3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: 2. Membuat karya tulis tentang
a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan Kesehatan dan prilaku hidup
menggunakan pakaian PDL drahrim; sehat.
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
- 183 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
57. Mengulangi pelanggaran 1. Teguran tertulis; Tingkat pelanggaran disiplin sedang
disiplin ringan yang sama 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dinaikkan menjadi dugaan
sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: pelanggaran disiplin berat.
(satu) bulan sejak pelanggaran a. melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu dengan
pertama. menggunakan pakaian PDL drahrim;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 1
(satu) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali; dan
g. melaksanakan konseling sebanyak 1 (satu) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
58. Hal-hal lain yang patut diduga 1. Teguran tertulis; Pelaksanaan sanksi bagi Praja putra
termasuk dalam jenis 2. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3 (nol koma tiga); dengan ketentuan mencukur rambut
pelanggaran disiplin sedang 3. Pemberian tugas khusus yang mendidik berupa: dengan ketentuan ukuran 0-0-0 dan
bagi Praja putri menggunakan helm.
- 184 -

JENIS PELANGGARAN
NO SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KETERANGAN
DISIPLIN
yang belum diatur dalam a. melaksanakan sanksi selama 2 (dua) minggu dengan
peraturan rektor ini. menggunakan pakaian PDL drahrim dan ransel;
b. melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 10 (sepuluh) kali
selama masa sanksi;
c. melaksanakan 4 (empat) kali aktivitas kepedulian terhadap
lingkungan berupa kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak 3
(tiga) kali;
e. membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
f. melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di kantor
PDPP sebanyak 3 (tiga) kali kemudian memaparkan hasil
baca tersebut;
g. melaksanakan cabut pesiar sebanyak 2 (dua) kali; dan
h. melaksanakan konseling sebanyak 2 (dua) kali di unit
bimbingan konseling Praja dan pegawai.
- 185 -

Keterangan:
Pemberian tugas khusus yang mendidik dengan ketentuan:
1. Penggunaan ransel:
a. bagi Praja putra membawa ransel yang berisikan air sebanyak 6 (enam)
liter; dan
b. bagi Praja putri membawa ransel yang berisikan air sebanyak 4,5 (empat
koma lima) liter.
2. Tugas khusus yang bersifat religius diberikan dan diawasi oleh pejabat
pembina kerohanian/ekstrakurikuler atau Satuan Manggala Praja.
3. Tugas khusus yang bersifat religius (bersifat tentatif) adalah:
a. Praja beragama Islam: Membaca Al-Quran sebanyak 1 (satu) juz;
b. Praja beragama Kristen: Membuat bahan khotbah/kesaksian dengan
ditulis tangan dan menyampaikannya selama 10 (sepuluh) menit,
dan/atau menjadi petugas liturgi di gereja);
c. Praja beragama Hindu: Membuat artikel tentang keagamaan, dan/atau
menghapal kidung; dan
d. Praja beragama Budha: Membuat artikel tentang keagamaan.
4. Pembinaan fisik meliputi kegiatan:
a. Praja putra melaksanakan lari 2500m, push-up 40 kali dan sit-up 40
kali;
b. Praja putri melaksanakan lari 2000m, Push-up 30 kali dan Sit-up 30
kali; dan
c. Praja yang sakit, kegiatan tersebut diganti dengan diberikannya tugas
khusus yang bersifat religius atau kurve atau penghijauan dan atau
bhakti sosial atau membuat karya tulis.
5. Pembuatan Karya Tulis dengan ketentuan sebagai berikut:
a. satuan Praja pratama: Membuat resume mata kuliah/mata pelatihan
pada semester berjalan dan mempresentasikannya dalam bentuk
Powerpoint;
b. satuan Praja muda dan Praja madya: Review/bedah Buku dan
mempresentasikannya dalam bentuk Powerpoint;
c. satuan Praja utama: Membuat makalah tentang praktek pemerintahan
dan mempresentasikannya dalam bentuk Powerpoint.
6. Pengetikan artikel dan karya tulis (makalah, review dan resume) ditulis
dengan ketentuan:
a. Panjang artikel 5-10 halaman, panjang karya tulis 3-10 halaman per
Bab, ditulis di lembaran A4 dengan spasi 1,5, ukuran font 12 dan jenis
font Arial atau Times New Roman;
- 186 -

b. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris;


c. Ketentuan pengetikan:
d. Tepi Atas: 4 cm
e. Tepi Kiri: 4 cm
f. Tepi Bawah: 4 cm
g. Tepi Kanan: 3 cm
7. Sistematika penulisan artikel dengan ketentuan:
a. Bab I Pendahuluan terdiri dari: latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah dan maksud dan tujuan artikel;
b. Bab II Pembahasan;
c. Bab III Kesimpulan dan Saran;
d. Daftar Pustaka; dan
e. Lampiran.
8. Sistematika penulisan makalah meliputi:
a. Bab I Pendahuluan terdiri dari: latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah dan maksud dan tujuan makalah;
b. Bab II sebagai Kajian Pustaka;
c. Bab III sebagai Pembahasan;
d. Bab IV Kesimpulan dan Saran;
e. Daftar Pustaka; dan
f. Lampiran
8. Penulisan resume mata kuliah dengan ketentuan:
a. Buku yang diresume adalah buku mata kuliah yang sedang dipelajari
pada semester berjalan;
b. Pembagian Bab disesuaikan dengan Bab pada buku yang diresume; dan
c. Pada cover dituliskan judul buku, pengarang, dan tahun terbit;
9. Penulisan review/bedah buku dengan ketentuan:
a. Buku yang diresume adalah buku dengan topik yang sesuai dengan
program studi;
b. Pembagian Bab disesuaikan dengan Bab pada buku yang diresume; dan
c. Pada cover dituliskan judul buku, pengarang, dan tahun terbit.
- 187 -

1. FORMAT SURAT PENJATUHAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN


SEDANG KAMPUS JATINANGOR DAN KAMPUS JAKARTA UNTUK 1
ORANG PRAJA.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS (JATINANGOR/JAKARTA)
…………………………………………………………………………………
……………………………….
Jatinangor/Jakarta,.................
............
Kepada
Nom : ......................................... Yt (Praja) .................................
or .......... h.
Sifat : Penting
Hal : Penjatuhan Sanksi Di
Disiplin Sedang a.n.
..............................
Tempat

Dasar : 1. Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri


Nomor … Tahun 2023
tentang Pedoman Tata Kehidupan Praja;
2. Nota Dinas Laporan ……………..

Kepala Satuan Manggala Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

MENJATUHKAN SANKSI TEGURAN TERTULIS

Kepada : Nama : ...........................


NPP : ...........................
Pangkat : ...........................
Kelas/Prodi : ...........................
Wisma : ...........................
Asal : ...........................
Pendaftaran
- 188 -

Pelanggaran : Melanggar ketentuan sebagaimana yang diatur dalam


Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Nomor …. Tahun 2023 pasal 19 huruf e
“menyalahgunakan waktu jam wajib belajar untuk
kegiatan lain tanpa izin dinas”.
Selain sanksi teguran tertulis, bersangkutan juga dikenakan sanksi:
1. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3;
2. Melaksanakan tugas khusus yang mendidik berupa:
a. Melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu
dengan menggunakan pakaian PDL Drahrim dan
wajib lapor ke kantor PDPP;
b. Melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat)
kali selama masa sanksi;
c. Melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian
terhadap lingkungan berupa kurve atau
penghijauan dan atau bhakti sosial;
d. Melaksanakan tugas yang bersifat religius
sebanyak 1 (satu) kali;
e. Melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di
Kantor Satuan Manggala Praja sebanyak 1 (satu)
kali kemudian memaparkan hasil baca tersebut.
Bahan baca untuk tugas baca adalah buku/materi
yang berkaitan dengan Perkuliahan/Pelatihan
pada semester berjalan;
f. Membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
g. Melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali.
3. Selama pelaksanaan sanksi tersebut, wajib melapor
kepada pengasuh untuk menerima bimbingan
khusus pengasuhan;
4. 1 (satu) kali melaksanakan konseling ke Unit
Bimbingan Konseling Praja dan Pegawai.

Kepala Satuan Manggala Praja,

(Nama)…………………….
- 189 -

(Pangkat)………………….
(NIP)……………………….

Tembusan disampaikan kepada:


1. Kepala Unit Bimbingan Konseling Praja dan Pegawai/Kepala Unit
Konseling Praja;
2. Wakil Kepala Satuan Manggala Praja;
3. Kepala Urusan PDPP/Kepala Unit PDPP;
4. Kepala Satuan Sena Praja….…/Kepala Satuan Wira Praja…….
5. Kepala Satuan Dharma Praja……
6. Orang Tua Praja………..

2. FORMAT SURAT PENJATUHAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG


KAMPUS DAERAH UNTUK 1 ORANG PRAJA.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS DAERAH
.................................................................................................
...........................................
…………..,.........................
....
Kepada
Nomo : ............................................... Yth (Praja)
r .... . ..................................
Sifat : Penting
Hal : Penjatuhan Sanksi Disiplin Di
Sedang
a.n. ..............................
Tempat

Dasar : 1. Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri


Nomor … Tahun 2023 tentang Pedoman Tata Kehidupan
Praja;
2. Nota Dinas Laporan ……………..

Direktur Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus……….


- 190 -

MENJATUHKAN SANKSI TEGURAN TERTULIS

Kepada : Nama : ...........................


NPP : ...........................
Pangkat : ...........................
Kelas/Prodi : ...........................
Wisma : ...........................
Asal : ...........................
Pendaftaran
Pelanggaran : Melanggar ketentuan sebagaimana yang diatur dalam
Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Nomor …. Tahun 2023 pasal 19 huruf e
“menyalahgunakan waktu jam wajib belajar untuk
kegiatan lain tanpa izin dinas”.
Selain sanksi teguran tertulis, bersangkutan juga dikenakan sanksi :
1. Pengurangan nilai kepribadian sebesar 0,3;
2. Melaksanakan tugas khusus yang mendidik dan
akademik, berupa:
a. Melaksanakan sanksi selama 1 (satu) minggu
dengan menggunakan pakaian PDL Drahrim dan
wajib lapor ke kantor PDPP;
b. Melaksanakan pembinaan fisik sebanyak 4 (empat)
kali selama masa sanksi;
c. Melaksanakan 2 (dua) kali aktivitas kepedulian
terhadap lingkungan berupa kurve atau
penghijauan dan atau bhakti sosial;
d. Melaksanakan tugas yang bersifat religius sebanyak
1 (satu) kali;
e. Melaksanakan tugas baca selama 2 (dua) jam di
Kantor Satuan Sena Praja sebanyak 1 (satu) kali
kemudian memaparkan hasil baca tersebut. Bahan
baca untuk tugas baca adalah buku/materi yang
berkaitan dengan Perkuliahan/Pelatihan pada
semester berjalan;
f. Membuat karya tulis dan mempresentasikannya;
g. Melaksanakan cabut pesiar sebanyak 1 (satu) kali.
- 191 -

3. Selama pelaksanaan sanksi tersebut, wajib melapor


kepada pengasuh untuk menerima bimbingan khusus
pengasuhan;
4. 1 (satu) kali melaksanakan konseling ke Unit Konseling
Praja.

Direktur Kampus,

(Nama)……………
(Pangkat)…………
(NIP)………………

Tembusan disampaikan kepada:


1. Kepala Satuan Sena Praja;
2. Kepala Unit Konseling Praja;
3. Kepala Unit PDPP;
4. Kepala Satuan Wira Praja…….
5. Kepala Satuan Dharma Praja……
6. Orang tua Praja………..
- 192 -

3. FORMAT SURAT PENJATUHAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG


KAMPUS PUSAT LEBIH DARI 1 ORANG PRAJA.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS (JATINANGOR/JAKARTA)
…………………………………………………………………………………
…………………
…………,..........................
...
Kepada
Nomo : ................................................ Yth Praja
r ... . ..................................
Sifat : Penting
Hal : Penjatuhan Sanksi Disiplin Di
Sedang a.n.
..............................dkk.
Tempat

Dasar : 1. Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri


Nomor … Tahun 2023 tentang Pedoman Tata Kehidupan
Praja;
2. Nota Dinas Laporan ……………..

Kepala Satuan Manggala Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

MENJATUHKAN SANKSI TEGURAN TERTULIS

Kepada : Nama, Pangkat, NPP, Wisma, Asdaf sebagaimana


terlampir
Pelanggaran : Tercantum pada lampiran kolom 7
Selain sanksi teguran tertulis, kepada Nama, Pangkat, NPP, Wisma, Asdaf
sebagaimana terlampir, juga dikenakan sanksi :
Berupa : Sanksi sebagaimana yang tercantum pada lampiran
kolom 8;
- 193 -

Kepala Satuan Manggala Praja,

(Nama)……………………..
(Pangkat)…………………..
(NIP)………………………..

Tembusan disampaikan kepada:


1. Kepala Unit Bimbingan Konseling Praja dan Pegawai/ Kepala Unit
Konseling Praja;
2. Wakil Kepala Satuan Manggala Praja;
3. Kepala Urusan PDPP/Kepala Unit PDPP;
4. Kepala Satuan Sena Praja……/Kepala Satuan Wira Praja…….
5. Kepala Satuan Dharma Praja……
6. Orang tua Praja………..

4. FORMAT SURAT PENJATUHAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN


SEDANG KAMPUS DAERAH LEBIH DARI 1 ORANG PRAJA.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS DAERAH
.......................................................................................................
.............................................
…………,..........................
...
Kepada
Nomor : ................................................ Yth. Praja
... ..................................
Sifat : Penting
Hal : Penjatuhan Sanksi Disiplin Di
Sedang
a.n...............................dkk.
Tempat
- 194 -

Dasar 1.: Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri Nomor …


Tahun 2023 tentang Pedoman Tata Kehidupan Praja;
2. Nota Dinas Laporan ……………..

Direktur Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus……….

MENJATUHKAN SANKSI TEGURAN TERTULIS

Kepada : Nama, Pangkat, NPP, Wisma, Asdaf sebagaimana


terlampir
Pelanggaran : Tercantum pada lampiran kolom 7
Selain sanksi teguran tertulis, kepada Nama, Pangkat, NPP, Wisma, Asdaf
sebagaimana terlampir, juga dikenakan sanksi :
Berupa : Sanksi sebagaimana yang tercantum pada lampiran
kolom 8;

Direktur Kampus,

(Nama)…………………….
(Pangkat)………………….
(NIP)……………………….

Tembusan disampaikan kepada :


1. Kepala Satuan Sena Praja;
2. Kepala Unit Konseling Praja;
3. Kepala Unit PDPP;
4. Kepala Satuan Wira Praja…….
5. Kepala Satuan Dharma Praja……
6. Orang tua Praja………..
- 195 -

5. FORMAT LAMPIRAN SURAT PENJATUHAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KAMPUS PUSAT LEBIH DARI 1
ORANG PRAJA.

Lampiran Surat Penjatuhan Sanksi Pelanggaran Disiplin


Sedang
Nomor :
Tanggal :

KETENTUAN
NO. NAMA NPP PANGKAT WISMA ASDAF YANG SANKSI KET
DILANGGAR
- 196 -

1 SAKTI 30.0212 PRAJA MALUKU SUMSEL Peraturan 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan sanksi bagi
MADYA BAWAH Rektor 2. Pengurangan nilai Praja putra dengan
IPDN …. kepribadian sebesar 0,3; ketentuan mencukur
Tahun 3. Pemberian tugas rambut dengan ketentuan
2023 Pasal khusus yang mendidik ukuran 0-0-0 dan bagi
19 Huruf j berupa: Praja putri menggunakan
“berjualan a. melaksanakan sanksi helm;
atau selama 2 (dua) 2. Penggunaan helm dan
berbisnis di minggu dengan rompi digunakan pada
dalam menggunakan setiap aktivitas di luar
Kampus pakaian pdl drahrim, wisma selama masa sanksi
tanpa izin ransel dan kecuali pada saat kegiatan
dinas” menggunakan rompi perkuliahan dan pelatihan;
orange; dan
b. melaksanakan 3. Barang yang
pembinaan fisik diperjualbelikan/dibisniska
sebanyak 8 (delapan) n diserahkan kepada PDPP
kali selama masa untuk dihancurkan atau
sanksi; dimusnahkan.
c. melaksanakan 4
(empat) kali aktivitas
- 197 -

kepedulian terhadap
lingkungan berupa
kurve atau
penghijauan dan atau
bhakti sosial;
d. melaksanakan tugas
yang bersifat religius
sebanyak 2 (dua) kali;
e. membuat karya tulis
dan
mempresentasikanny
a;
f. melaksanakan cabut
pesiar sebanyak 2
(dua) kali; dan
4. Selama pelaksanaan
Sanksi tersebut, wajib
melapor kepada
pengasuh untuk
menerima bimbingan
khusus pengasuhan;
- 198 -

5. 2 (dua) kali
melaksanakan
konseling ke Unit
Bimbingan Konseling
Praja dan Pegawai.

Kepala Satuan Manggala Praja,

(Nama)………………………….
(Pangkat)……………………….
(NIP)…………………………….
- 199 -

6. FORMAT LAMPIRAN SURAT PENJATUHAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG KAMPUS DAERAH
LEBIH DARI 1 ORANG PRAJA.

Lampiran Surat Penjatuhan Sanksi Pelanggaran Disiplin Sedang


Nomor :
Tanggal :

KETENTUAN
NO. NAMA NPP PANGKAT WISMA ASDAF YANG SANKSI KET
DILANGGAR
1 SAKTI 30.0212 PRAJA MALUKU SUMSEL Peraturan 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan
MADYA BAWAH Rektor IPDN 2. Pengurangan nilai sanksi bagi Praja
…. Tahun kepribadian sebesar 0,3; putra dengan
2023 Pasal 3. Pemberian tugas khusus ketentuan
19 Huruf j yang mendidik berupa: mencukur
“berjualan a. melaksanakan sanksi rambut dengan
atau selama 2 (dua) minggu ketentuan
berbisnis di dengan menggunakan ukuran 0-0-0 dan
dalam pakaian pdl drahrim, bagi Praja putri
Kampus ransel dan menggunakan
helm;
- 200 -

tanpa izin menggunakan rompi 2. Penggunaan


dinas” orange; helm dan rompi
b. melaksanakan digunakan pada
pembinaan fisik setiap aktivitas di
sebanyak 8 (delapan) luar wisma
kali selama masa selama masa
sanksi; sanksi kecuali
c. melaksanakan 4 pada saat
(empat) kali aktivitas kegiatan
kepedulian terhadap perkuliahan dan
lingkungan berupa pelatihan; dan
kurve atau penghijauan 3. Barang yang
dan atau bhakti sosial; diperjualbelikan/
d. melaksanakan tugas dibisniskan
yang bersifat religius diserahkan
sebanyak 2 (dua) kali; kepada PDPP
e. membuat karya tulis untuk
dan dihancurkan
mempresentasikannya; atau
dimusnahkan.
- 201 -

f. melaksanakan cabut
pesiar sebanyak 2 (dua)
kali;
4. Selama pelaksanaan
Sanksi tersebut, wajib
melapor kepada pengasuh
untuk menerima
bimbingan khusus
pengasuhan;
5. 2 (dua) kali melaksanakan
konseling ke Unit
Bimbingan Konseling
Praja.

Direktur Kampus,

(Nama)…………………………..
(Pangkat)……………………….
(NIP)……………………………..
- 202 -

7. FORMAT BUKU LAPORAN PELAKSANAAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN


SEDANG DAN FORMAT BUKU KENDALI ATAU BUKU REKAM DISIPLIN PRAJA

A. BUKU LAPORAN PELAKSANAAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN


SEDANG
TANDA
HARI/
PELANGGA TANGA
No.TANGG SANKSI KETERANGAN
RAN N
AL
PDPP
1 Rabu Peraturan 1. Teguran tertulis; 1. Pelaksanaan
/ 30 Rektor 2. Pengurangan sanksi bagi Praja
Agust IPDN …. nilai kepribadian putra dengan
us Tahun sebesar 0,3; ketentuan
2023 2023 3. Pemberian tugas mencukur rambut
Pasal 19 khusus yang dengan ketentuan
Huruf j mendidik ukuran 0-0-0 dan
“berjualan berupa: bagi Praja putri
atau a. Melaksanakan menggunakan
berbisnis sanksi selama helm;
di dalam 2 (dua) 2. Penggunaan helm
Kampus minggu dan rompi
tanpa izin dengan digunakan pada
dinas” menggunakan setiap aktivitas di
pakaian PDL luar wisma selama
Drahrim, masa sanksi
ransel dan kecuali pada saat
menggunakan kegiatan
rompi orange; perkuliahan dan
b. Melaksanakan pelatihan; dan
pembinaan 3. Barang yang
fisik sebanyak diperjualbelikan/
8 (delapan) dibisniskan
kali selama diserahkan
masa sanksi; kepada PDPP
c. Melaksanakan untuk
4 (empat) kali dihancurkan atau
aktivitas dimusnahkan.
- 203 -

kepedulian
terhadap
lingkungan
berupa kurve;
d. Melaksanakan
tugas yang
bersifat
religius
sebanyak 2
(dua) kali;
e. Membuat
karya tulis
dan
mempresentas
ikannya; dan
f. Melaksanakan
cabut pesiar
sebanyak 2
(dua) kali.
2 Dst Dst Dst Dst Dst

Pada hari ini................ tanggal.............................. Praja Pratama XXXIV


telah selesai menjalankan seluruh pelaksanaan sanksi pelanggaran
disiplin sedang sebagaimana yang tercantum pada tabel di atas

Jatinangor, Agustus 2023


Kasat Dharma Praja Praja yang melakukan
pelanggaran

(.......................................) (.............................................)
NIP................................ NPP........................................

Mengetahui
- 204 -

Kasat Sena Praja xx/ Kasat Wira Penegak Disiplin dan Pemeriksaan
Praja xx Praja

(.............................................) (…………………………………)
NIP............................ NIP.........................
- 206 -

B. BUKU KENDALI/ REKAM DISIPLIN PRAJA


Bulan Agustus, Selesai menjalankan
Pelanggaran Surat Penjatuhan Sanksi tanggal paraf: Sanksi
No Nama NPP Pangkat Wisma
dan Sanksi (Nomor dan Tanggal) Tgl ttd
1 2 Dst 30
Praja PDPP
1 .. .. .. .. ..
2
3
- 207 -

MEKANISME PEMBERIAN SANKSI DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN


SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG

1. PEMBERIAN TUGAS BERSIFAT MENDIDIK


No. KOMPONEN URAIAN
1 Persyaratan 1. dalam kondisi sehat;
2. tidak melapor pada saat jam perkuliahan dan/atau pelatihan;
3. membawa/ menunjukkan surat penjatuhan sanksi disiplin;
4. menggunakan pakaian dinas dan kelengkapannya yang ditentukan dalam surat penjatuhan
sanksi;
5. membawa buku laporan pelaksanaan pelanggaran disiplin sedang; dan
6. membawa alat tulis.
2 Sistem, mekanisme 1. Praja datang ke kantor PDPP dengan membawa/ memenuhi komponen persyaratan;
dan prosedur 2. Praja melapor bahwa akan melaksanakan sanksi pelanggaran disiplin sedang, dilanjutka
menyerahkan buku pelaksanaan pelanggaran disiplin sedang untuk diperiksa PDPP;
3. PDPP menerima laporan dan memeriksa buku laporan pelaksanaan pelanggaran disiplin
Sedang dilanjutkan memberikan Sanksi disiplin sedang sesuai dengan pedoman pelaksanaan
sanksi disiplin sedang yang diatur pada angka romawi ii pada pedoman ini;
4. setelah selesai melaksanakan Sanksi, praja melapor kembali kepada PDPP untuk diperiksa;
5. PDPP memeriksa, jika sudah sesuai arahan dilanjutkan dengan penandatanganan buku, jika
belum cukup diarahkan kembali;
- 208 -

6. PDPP menandatangani buku laporan pelaksanaan sanksi disiplin sedang dan memparaf buku
kendali/ rekam disiplin Praja; dan
7. Praja kembali ke wisma.
3. Jangka waktu maksimal 60 (enam puluh) menit untuk satu kegiatan sanksi
pelayanan
4. Biaya tidak dipungut biaya

5. Layanan pengaduan, 1. media tatap muka (secara langsung);


saran, dan masukan 2. email: (alamat email Urusan PDPP/Unit PDPP); dan
3. hp/wa: (nomor hp/wa Urusan PDPP/Unit PDPP).

2. PEMBERIAN TUGAS AKADEMIS DALAM RANGKA MENDIDIK


No. KOMPONEN URAIAN
1 Persyaratan 1. dalam kondisi sehat;
2. tidak melapor pada saat jam perkuliahan dan/atau pelatihan;
3. membawa/ menunjukkan surat penjatuhan sanksi disiplin;
4. menggunakan pakaian dinas dan kelengkapannya yang ditentukan dalam surat penjatuhan
sanksi;
5. membawa buku laporan pelaksanaan pelanggaran disiplin sedang;
6. membawa surat keterangan konseling; dan
7. membawa alat tulis.
- 209 -

2 Sistem, mekanisme 1. Pemberian tugas, dengan urutan prosedur:


dan prosedur a. Praja datang ke kantor PDPP dengan membawa/ memenuhi komponen persyaratan untuk
melapor bahwa telah selesai menjalankan sanksi disiplin sesuai yang ditentukan dan
telah melaksanakan konseling, selanjutnya siap menerima tugas yang bersifat akademis;
b. PDPP menerima laporan dan memeriksa buku laporan pelaksanaan pelanggaran disiplin
sedang, buku kendali/ rekam disiplin praja, dan surat keterangan konseling;
c. jika huruf b sudah terpenuhi, PDPP memberikan tugas yang bersifat akademis, beserta
ketentuan-ketentuannya; dan
d. praja kembali ke wisma.
2. Penyerahan, pemeriksaan serta evaluasi tugas yang bersifat akademis, dengan prosedur
berikut;
a. Praja datang ke kantor PDPP dengan membawa/ memenuhi komponen persyaratan untuk
melapor bahwa telah menyelesaikan tugas yang bersifat akademis, selanjutnya siap untuk
diperiksa/dievaluasi; dan
b. PDPP menerima laporan dan memeriksa/ mengevaluasi tugas yang bersifat akademis, jika
sudah sesuai dilanjutkan pengesahan selesai menjalankan sanksi disiplin, jika belum
sesuai diarahkan/dibimbing untuk perbaikan.
3. Jangka waktu Maksimal 30 (tiga puluh) menit untuk pemberian tugas dan maksimal 2 (dua) hari untuk
pelayanan pelaksanaan, dan maksimal 60 (enam puluh) menit untuk penyerahan, pemeriksaan, dan
evaluasi tugas.
4. Biaya Tidak dipungut biaya
- 210 -

5. Layanan pengaduan, 1. media tatap muka (secara langsung);


saran dan masukan 2. email: (alamat email Urusan PDPP/Unit PDPP); dan
3. hp/wa: (nomor hp/wa Urusan PDPP/Unit PDPP).

3. PENGESAHAN TELAH SELESAI MELAKSANAKAN SANKSI


No. KOMPONEN URAIAN
1 Persyaratan 1. dalam kondisi sehat;
2. tidak melapor pada saat jam perkuliahan dan/atau pelatihan;
3. membawa/ menunjukkan surat penjatuhan sanksi disiplin;
4. menggunakan pakaian dinas dan kelengkapannya yang ditentukan dalam surat penjatuhan
sanksi;
5. membawa buku laporan pelaksanaan pelanggaran disiplin sedang;
6. membawa surat keterangan konseling;
7. membawa alat tulis; dan
8. telah selesai melaksanakan tugas khusus yang bersifat mendidik dan akademis.
2 Sistem, mekanisme 1. setelah Praja menjalankan seluruh rangkaian sanksi berupa tugas khusus yang bersifat
dan prosedur mendidik maupun akademis, Praja mengajukan untuk penandatanganan pernyataan telah
selesai melaksanakan sanksi pelanggaran disiplin sedang di buku laporan pelaksanaan
sanksi pelanggaran disiplin sedang;
2. PDPP menandatangani pernyataan telah selesai melaksanakan sanksi disiplin sedang di buku
laporan pelaksanaan sanksi pelanggaran disiplin sedang dan dilanjutkan dengan
- 211 -

menandatangani keterangan selesai menjalankan sanksi di buku kendali/ rekam disiplin


praja;
3. Praja kembali ke wisma, untuk selanjutnya meminta tanda tangan kasat wira.

3. Jangka waktu Maksimal 10 menit


pelayanan
4. Biaya Tidak dipungut biaya
5. Layanan pengaduan, 1. media tatap muka (secara langsung);
saran dan masukan 2. email : (alamat email Urusan PDPP/Unit PDPP); dan
3. hp/wa : (nomor hp/wa Urusan PDPP/Unit PDPP).

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Administrasi Hukum, REKTOR
Kepegawaian, dan Kerja Sama INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI,

ttd ttd

Dr. H. Arief M Edie, M.Si HADI PRABOWO


Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19670210 198803 1 006

Anda mungkin juga menyukai