Anda di halaman 1dari 5

DEWAN MUSYAWAH PRAJA

(DEMUSPRA)

DEMUSPRA
Manggala Korps Praja atau disingkat MKP merupakan organisasi
perangkat daerah yang menjadi sarana praktikum praja dalam rangka
mengenal, mengetahui dan menjalankan pemerintahan sejak masa
Pendidikan. Dalam menjalankan fungsi legislatif nya Manggala korps
praja memiliki perangkat daerah yang secara teknis dan fungsi sama
dengan DPRD yaitu Demuspra atau yang disingkat dewan musyawarah
praja, Demuspra merupakan perangkat organisasi yang berada dibawah
naungan manggala korps praja yang memiliki fungsi yaitu fungsi
legislasi, anggaran, pengawasan dan perwakilan. Dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsi nya demuspra terdiri dari perwakilan setiap
wisma (desa/kelurahan) atau yang dinamakan DPP dan dibantu oleh
sekretariat DPP.
Dalam Menjalankan Tugasnya Demuspra Memiliki struktur
organisasi yaitu :
1 Ketua,
1 Wakil Ketua
1 Sekretaris
Anggota Demuspra ( 1 orang per lantai)

ALAT KELENGKAPAN DEMUSPRA

Alat Kelengkapan Dewan terdiri dari maksimum 4 (empat) fraksi dan komisi :

 Fraksi-fraksi terdiri atas:


 Fraksi Wasana Praja;
 Fraksi Nindya Praja;
 Fraksi Madya Praja; dan
 Fraksi Muda Praja.

Pimpinan setiap fraksi dipilih oleh anggota fraksi masing-masing,


mekanisme pemilihan pimpinan fraksi diatur dalam Tata Tertib DEMUSPRA,
Jumlah komisi dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
TUGAS DAN WEWENANG DEMUSPRA
Demuspra mempunyai tugas dan wewenang:
a. membentuk Peraturan Daerah Provinsi MKP yang dibahas dengan Gubernur
MKP untuk mendapat persetujuan bersama.
b. membahas dan menyetujui rancangan Peraturan Daerah Provinsi MKP
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja MKP bersama Gubernur
MKP.
c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah
MKP, Peraturan Gubernur MKP, Anggaran Pendapatan dan Belanja MKP,
kebijakan MKP dalam melaksanakan program kegiatan dan kerjasama
dengan pihak Iain di luar Lembaga IPDN.
d. mengusutkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur MKP dan Wakil
Gubernur MKP kepada Rektor IPDN melalui Biro Administrasi
Keprajaan dan Kemahasiswaan, dengan persetujuan unsur pengasuhan
dan unsur ekstrakurikuler.
e. memilih Wakil Gubernur MKP dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil
Gubernur MKP.
f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada MKP terhadap rencana
perjanjian
kerjasama dengan pihak Iain di luar Lembaga IPDN.
g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan pihak Iain
di luar Lembaga IPDN yang dilakukan oleh MKP.
h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Gubernur
MKP dalam penyelenggaraan organisasi MKP.
i. membentuk panitia pengawas pemilihan Gubernur MKP dan Wakil
Gubernur MKP.
j. melakukan pengawasan dan meminta laporan KPU dalam penyelenggaraan
pemilihan
Gubernur MKP dan Wakil Gubernur MKP.
k. ketentuan tentang mekanisme pemilihan Wakil Gubernur WP
diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi MKP.
Ketentuan rnekanisme kerja DPP diatur dalam Peraturan Daerah MKP.

LOGO DEMUSPRA

Gambar diatas merupakan logo demuspra yang dijadikan tanda jabatan bagi
pemilik jabatan dalam demuspra selain mangkuk diatas tali kur juga menjadi
tanda jabatan bagi pemegang kepemimpinan demuspra, khususnnya ketua,
wakil ketua dan sekretaris demuspra. Adapun warna tali kur yang digunakan
yaitu didominasi hitam dan kuning.

DEWAN KEHORMATAN PRAJA

DKP merupakan alat kelengkapan MKP yang berstfat tetap. Anggota DKP
berjumlah paling banyak 8 (delapan) orang dari unsur yang berbeda.Susunan
keanggotaan DKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Gubernur MKP, Wakil
Gubernur MKP, Ketua Dewan Perwakilan Praja, dan Kepala Polisi Praja serta paling
banyak 4 (empat) orang pérwakilan dari masing-masing satuan yang memiliki
integritas, kejujuran dan tidak pernah melakukan pelanggaran kode etik, tata krama,
peraturan disiplin dan peraturan tata kehidupan praja.
Mekanisme pemilihan 4 (empat) orang perwaktlan satuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2), direkomendasikan oleh Kepala Bagian Pengasuhan
melalui usulan dari Bupati dan Ketua Fraksi DPP masing-masing satuan praja.
Pengangkatan dan Pemberhentian anggota DKP dapat dilakukan melalui Surat
Keputusan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, apabila anggota DKP yang
bersangkutan berhalangan tetap atau melakukan pelanggaran kode etik, tata krama,
peraturan disiplin dan peraturan tata kehidupan praja.
DKP dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Sekretariat DKP.

(1) TUGAS DKP


a. melakukan penyelidikan, tindakan, verifikasi dan rekomendasi atas
praja karena diduga melanggar Kode Etik dan Peraturan Kehidupan
Praja serta tidak melaksanakan kewajiban praja sebagaimana mestinya
dan atau melanggar sumpah/janji sebagai Pegawai Negeri Sipil dan
peraturan yang telah ditetapkan oleh Lembaga IPDN yang berlaku
umum bagi seluruh praja;
b. melakukan sidang DKP;
c. menetapkan hasil keputusan sidang DKP; dan
d. menyampaikan keputusan kepada Pembantu Rektor Bidang
Kemahasiswaan,Kepala Biro Administrasi Keprajaan dan Kemahasiswaan
,Kepala Bagian Pengasuhan, tembusan kepada Rektor, Komisi Disiplin
dan Senat IPDN.

(2) WEWENANG DKP

a. memanggil praja yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan


pembelaan terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan; dan
b. memberikan Rekomendasi baik dimtnta ataupun tidak kepada Komisi
Disiplin, terkait dengan hal-hal yang menyangkut pelanggaran peraturan
disiplin yang dilakukan oleh praja.
Ketentuan mekanisme kerja dan tata beracara DKP, diatur dalam
Peraturan Daerah

Anda mungkin juga menyukai