Anda di halaman 1dari 124

Satuan Acara PerKuliahan (SAP)

Pengantar Ilmu Pemerintahan

Medan Yonathan Mael, S.Ip.,M.Si


KONTRAK BELAJAR
 Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah : Peng. Ilmu Pemerintahan
Jumlah SKS : 3 SKS
Status : MK. Keahlian Berkarya
Jumlah Pertemuan : 16 kali
14 kali perkuliahan
Toleransi 5 kali pertemuan tidak hadir
1 kali UTS
1 kali UAS
Mata kuliah prasyarat : Tidak ada
Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini berusaha memperkenalkan bagaimana mengetahui dan memahami
proses penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara dengan berbagai
fenomena dan problematika yang terjadi. Dalam mata kuliah ini, tidak hanya
mengutamakan pemahaman pada materi saja, tetapi juga dapat menjelaskan dengan
tepat secara kontekstual. Untuk itu, sifat penyajiannya lebih informatif daripada
substantif, mengingat karakteristik mata kuliah pengantar yang meletakan dasar-dasar
menuju pada pemahaman lebih lanjut tentang Ilmu Pemerintahan.

Tujuan Instruksional
Meletakan dasar-dasar pemahaman mahasiswa terhadap Ilmu Pemerintahan. Melalui
pengetahuannya terhadap kajian yang ada dalam Ilmu Pemerintahan, mahasiswa
diharapkan mampu mengetahui dan menjadikannya dasar pemahaman terhadap
Ilmu Pemerintahan. Hasil proses perkuliahan menjadi dasar bagi pemahaman mata
kuliah keahlian tentang pemerintahan selanjutnya.
Materi Kuliah
I. Kontak Belajar
II. Pengertian Pemerintahan
III. Kekuasaan dan Kewenangan
IV. Negara dan Pemerintah
V. Paham-paham penyelenggaraan Negara
VI. Pemisahan Kekuasaan Negara
VII. Good Governance
VIII. Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia
IX. Hubungan Lembaga Kekuasaan di Pusat
X. Pemerintahan Daerah di Indonesia
XI. Dinamika Pemerintahan
XII. Diskusi Kelompok: Konsep Negara Bangsa (nation state) dan
Pembentukan Negara
XIII. Diskusi Kelompok: Bentuk negara dan Pemerintahan
XIV. Review Mata Kuliah
Buku Bacaan
• Budiardjo, Miriam, 1999, Dasar-Dasar Ilmu Politik. PT
Gramedia, Jakarta.
• Guruh LS, Syahda, 2000, Menimbang Otonomi Vs
Federal, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
• Huntington, Samuel P, 1995, Gelombang Demokratisasi
Ketiga, Rajawali Pers, Jakarta.
• Haryanto, Dkk, 1997, Fungsi-fungsi Pemerintahan, Badan
DIKLAT Depdagri, Jakarta.
• Iver, Mc, 1985, Jaring-Jaring Pemerintahan, Aksara Baru,
Jakarta.
• Ndraha, Taliziduhu,, Kybernology 1 dan 2 (Ilmu
Pemerintahan Baru), Rineka Cipta, Jakarta.
Buku Bacaan…
• Ranney, Austin, 1990, The Governing Of Men, The Dryden
Press, Hinsdale, Illinois. Rasyid, Muhammad Ryaas, 2000,
Makna Pemerintahan (Tinjauan dari segi Etika dan Kepemimpinan),
PT Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
• Said, M. Mas`ud (ed), 1997, State of The Art Ilmu Politik Dan
Pemerintahan, Cahaya Press, Malang.
• Surbakti, Ramlan, 1992, Memahami Ilmu Politik, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
• Syafiie, Inu Kencana, 1994, Pengantar Ilmu Pemerintahan,
Mandar Maju, Bandung.
• Trasformatif, 2003, Kuldesak Kajian Pemerintahan, , Jurnal Ilmu
Pemerintahan FISIPOL UGM Volume 1, No. 1,
Yogyakarta.
Metode Perkuliahan
Proses belajar dilakukan melalui kegiatan tatap muka, yang
meliputi perkuliahan di kelas berupa ceramah, diskusi, dan
presentasi makalah mengenai fenomena Pemerintahan dan
proses politik kontemporer selama kurun waktu
perkuliahan

Tugas
Setiap mahasiswa wajib membuat tugas, baik berupa
penjelasan teoretik, proposisi teoretik, maupun praktis
mengenai fenomena pemerintah dan pemerintahan di
Indonesia
Penilaian
Aspek penilaian meliputi:
• Absensi kuliah : 10 %
• Tugas : 30 %
• UTS : 25 %
• UAS : 25 %
• Aktivitas : 10 %

Prinsip penilaian yang digunakan adalah “proporsi sama


penting”, artinya untuk empat aspek penilaian pertama di
atas, harus terpenuhi dengan nilai berapapun dan cara yang
sehat. Bila ditemukan indikasi salah satunya tidak terpenuhi
atau ada kecurangan, maka nilai akhir dianggap gagal.
Pengantar Ilmu Pemerintahan

Medan Yonathan Mael, S.Ip.,M.Si


• Pengetahuan adalah seseorang memiliki
pengertian (Under standing) atau sikap
(attitute) tertentu yang diperolehnya melalui
pendidikan dan pengalaman sendiri, maka
yang bersangkutan tahu atau
berpengetahuan
Pertanyaan : sebenarnya dimana letaknya
ilmu?
• Ilmu adalah bagian dari pengetahuan,
sebaliknya setiap pengetahuan belum tentu
ilmu.
• Pengetahuan yang bukan ilmu antara lain
adalah : Seni dan Humaniora tetapi ada juga
seni sekaligus juga ilmu seperti seni dan
ilmu pengetahuan
Pengertian Ilmu
• Nawawi : Ilmu pengetahuan harus memiliki
sistematika dan mesti bersifat Universal.
• Muhamad Hatha : Tiap-tiap ilmu adalah
pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan
hukum kausal dalam suatu golongan
masalah yang sama tabiatnya mampu
menurut kedudukannya tampak dari luar,
maupun menurut bangunan dari dalam
• The Liang Gie : Ilmu adalah sebagai
sekelompok pengetahuan teratur yang
membahas suatu sasaran tertentu dengan
pemusatan perhatian kepada satu atau
segolongan masalah yang terdapat pada
sasaran itu untuk memperoleh keterangan
yang mengandung kebenaran
Ilmu pengetahuan
• Ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain
adalah kumpulan dari pengetahuan-
pengetahuan dari sejumlah orang yang
dipadukan secara harmonis dalam suatu
bangunan yang tertentu
• Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan
sebagai suatu obyek ilmiah yang memiliki
sekelompok prinsif, dari rumusan yang
melalui percobaan yang sistematis
dilakukan berulang kali telah teruji
kebenarannya, prinsif, dalil-dalil dan
rumusan-rumusan suatu bangunan yang
teratur
Pengertian Seni
• Seni adalah kekuatan pribadi seseorang
yang kreatif ditambah dengan keahlian yang
bersangkutan dalam menampilkan tugas
pekerjaannya
• Jadi seni merupakan kemampuan dan
kelemahan seseorang untuk menunjukan
cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya yang
bersangkutan dengan tugas dan fungsinya
sebagai seniman.
Genealogi Ilmu Pemerintahan
• Unsur Mutlak Negara: (1) Rakyat; (2) Wilayah; (3)
Pemerintah dan Pemerintahan; (4) Kedaulatan dan
Kemerdekaan; dan (5) Dasar dan Tujuan
• Negara adalah alat (agency) yang mengatur,
mengendalikan persoalan bersama atas nama
masyarakat (Roger H. Soltau).
• Negara merupakan suatu bentuk kehidupan
bersama, suatu organisasi dari sejumlah manusia
yang memiliki tujuan bersama.
• Dalam setiap organisasi, pasti ada kegiatan tertentu
yang dilakukan warga dalam mencapai tujuannya.
Pemerintah dan Pemerintahan

• Pemerintah  Organ (badan,


lembaga), atau alat perlengkapan
negara.
• Pemerintahan  bidang tugas atau
fungsi.
A. Pemerintah
Mengikuti rumusan Finer (istilah pemerintah dapat
dibagi ke dalam empat pengertian). Untuk kepentingan
kita saya hanya akan menjabarkan tiga pengertian
diantaranya.
1. Pemerintah mengacu pada proses memerintah
yakni pelaksanaan kekuasaan oleh yang
berwewenang.
2. Pemerintah acap kali berarti orang-orang yang
mengisi kedudukan otoritas dalam masyarakat atau
lembaga, artinya kantor atau jabatan-jabatan dalam
pemerintahan.
3. Istilah ini bisa juga mengacu kepada bentuk,
metode, atau sistem pemerintahan dalam suatu
masyarakat, yakni struktur dan pengelolaan dinas
pemerintah dan hubungan antara yang memerintah
dan yang diperintah.
Berdasarkan pengertian di atas pemerintah mengandung
dua pengertian mendasar yakni pemerintah sebagai
orang dan pemerintah sebagai lembaga yang
menjalankan kekuasaan dan fungsi-fungsi negara (bdk.
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 2007, hal. 196)
B. Pemerintahan
– Pemerintahan. Pengertian pemerintahan dapat ditinjau
dari tiga aspek yakni 1) Segi kegiatan; 2) Struktural
fungsional; dan 3) Tugas dan kewenangan
– Ad. 1. Segi kegiatan
– Segala kegiatan yang terorganisasikan, bersumber pada
kedaulatan dan berlandaskan pada dasar negara, mengenai
rakyat, dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan
negara.
– Ad. 2. struktural fungsional
– Seperangkat fungsi negara yang satu sama lain saling
berhubungan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) secara
fungsional dan melaksanakan fungsinya atas dasar-dasar
tertentu demi tercapainya tujuan negara.
– Ad. 3. Tugas dan Kewenangan
– Semua kegiatan untuk mencapai tujuan
Pemerintahan dalam Arti Luas
dan Sempit
• Pemerintahan (luas)  semua organ-organ,
badan-badan atau lembaga-lembaga, alat-alat
kelengkapan negara atau aparatur negara
yang menjalankan pelbagai macam kegiatan
atau aktivitas untuk mencapai tujuan negara.
• Pemerintah (luas)  semua lembaga negara
yang terdiri dari lembaga-lembaga legislatif,
eksekutif, dan yudikatif (John Locke dan
Mosteqiueu)
Continue...
• Pemerintah (sempit)  hanyalan ditujukan
pada lembaga eksekutif saja.
• Lembaga eksekutif (baik di pusat (presiden-
wakil presiden dan kabinetnya
(departemen), dan beberapa lembaga
lainnya. Gubernur, Bupati, Walikota, dan
jajaran pemerintahan kebawahnya).
Pemerintahan
• Pemerintahan Umum  keseluruhan struktur dan
proses-proses didalamnya (proses & tata cara)
perumusan kebijakan dan keputusan yang bersifat
mengikat, untuk dan atas nama kehidupan bersama
(U. Rosental).
• Pemerintahan  kegiatan di dalam negara yang
bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan negara.
• Obyek sasaran  rakyat dan wilayah negara.
• Dasar negara  landasan dan tujuan negara (arah
perjalanannya)
Continue…
• Pemerintahan  segala kegiatan/ usaha yang
terorganisir, bersumber pada kedaulatandan
kemerdekaan, berlandaskan dasar negara,
mengenai rakyat dan wilayah negara tersebut demi
tercapainya tujuan negara.
• Pemerintahan  kegiatan yang terorganisisr
mempunyai makna bahwa kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan oleh sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama, dengan kerjasama,
adasnya pembagian kerja, dibawah satu pimpinan.
Continue…
• Secara Struktur Fungsional  suatu sistem
(struktur atau organisasi) dari berbagai
macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-
dasar tertentu untuk mewujudkan tujuan
negara.
• Tugas dan fungsi  hanya dapat
dilaksanakan apabila disertai dengan
kewenangan/ kekuasaan.
Ilmu Pemerintahan
• Ilmu Pemerintahan  suatu pengetahuan yang
mempelajari seluk beluk/ persoalan
penyelenggaraan pemerintahan dalam arti seluas-
luasnya (Josep Riwu Kaho).
• Ilmu Pemerintahan  ilmu pengetahuan yang
otonom yang mempelajari bekerjanya struktur-
struktur dan proses-proses dalam penyelenggaraan
umum, baik cara bekerjanya struktur-struktur dan
proses-proses itu secar internal maupun eksternal.
Continue…
• IPem  ilmu yang mempelajari tentang cara
bagaimana lembaga-lembaga pemerintahan
umum disusun dan difungsikan, baik secara
internal maupun secara eksternal, yaitu
terhadap waraga negara (H.A. Brasz).
• IPem  suatu ilmu pengetahuan yang
sasaran dan obyeknya adalah pemerintahan
dalam arti yang sangat luas.
Ilmu Pemerintahan Sebagai Ilmu

Ontologi (tentang ada dan realitas)


• Refleksi Rasional
• Analisis dan Sintesis Logika
• Sistematika, Obyek

Obyek Pemerintahan
• Obyek Forma
• Obyek Materia
• Ontologi adalah teori tentang ada dan realitas, meninjau persoalan
secara ontologi adalah mengadakan penyelidikan terhadap sifat
danrealitas dengan refleksi rasional serta analisis logika, Jadi
yang pertama dalam pengetahuan dikenal dahulu “ada” dan “apa”
sesuatu itu.
• Epistemologi adalah bagaimana sesuatu itu datang dan bagaimana
kita mengetahuinya serta bagaimana kita membedakannya dengan
yang lain. Bagaimana dalah pertanyaan yang berkaitan dengan
keadaan, jadi berkaitan dengan situasi dan kondisi dimensi ruang
dan waktu sesuatu itu.
• Aksiologi adalah penerapan pengetahuan, jadi dibahas mulai dari
klasifikasinya, kemudian dengan melihat tujuan pengetahuan itu
sendiri, akhirnya dilihat perkembangannya. Dalam pengetahuan
inilah dikenal berbagai ilmu, berbagai moral, berbagai seni yang
keseluruhannya disebut dengan logika, estetika.
• Ilmu adalah tiap kesatuan pengetahuan di mana
masing-masing bagian bergantungan satu sama
lain yang teratur secara pasti menurut azas-azas
tertentu (Van Poelje).
• Ilmu sebagai sekelompok pengetahuan teratur
yang membahas sesuatu sasaran tertentu dengan
pemusatan perhatian kepada satu atau
segolongan masalah yang terdapat pada sasaran
itu untuk memperoleh keterangan-keterangan
yang mengandung kebenaran (The Liang Gie).
• Pengetahuan (Knowledge) yang dapat dikenali,
dapat diterangkan, dapat dilukiskan, dapat
diperkirakan, dapat dianalisis, dan dapat diawasi
(control) akan menjadi suatu ilmu (science)
(Taliziduhu Ndraha).
• Secara singkat Ilmu Pengetahuan adalah Ilmu
yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan
yang kebenarannya dapat diperiksa ditelaah
(dikontrol) dengan kritis oleh orang lain yang
ingin mengetahuinya.
Dari batasan di atas ada beberapa poin yang harus
dipenuhi oleh pengetahuan agar dapat menjadi ilmu
pengetahuan di antaranya :
pengetahuan (Knowledge), maksudnya dalah kesan dalam pikiran
manusia sebagai hasil penggunaan pancaindra, yang tentunya berbeda
sekali dengan kepercayaan atau keyakinan (superstition) dan informasi
yang salah (missinormation). Contohnya, tanaman yang dipupuk akan
lebih subur daripada tanaman yang tidak dipupuk. Hal ini tentunya
merupakan pengetahuan dari pengalaman yang dapat dibuktikan
kebenarannya, artinya pengalaman tersebut dapat dilihat dan didengar
oleh indera manusia. Lain halnya dengan gejala memberikan sesajian
ke pojok sawah sebelum masa tanam padi yang dipercayai akan
mendatangkan berkah. Memberikan sesaji kepada roh-roh bukan
pengetahuan tetapi kepercayaan atau keyakinan yang tidak dapat
dilihat dengan indera.
Tersususn secara sistematis, maksudnya adalah urut-urutan antar-elemen
sebagai satu kesatuan sehingga dapat memberikan gambaran garis besar
ilmu pengetahuan. Sistem merupakan komstruksi yang abstrak dan teratur
sehingga merupakan keseluruhan yang terangkai. Artinya setiap bagian
dari suatu keseluruhan tersebut dapat dihubungkan dengan yang lainnya.
bagian-bagian tersebut diantaranya 1). realita, 2). logika/penalaran, 3).
Permasalahan, 4). metodologi pengetahuan, 5). Pengamatan dan 6).
Pembuktian.
Komponen-komponen ilmu pengetahuan tersebut dapat dianalisis bahwa
sumber ilmu pengetahuan adalah realita. Dari realita tersebut timbul
penalaran tentang suatu permasalahan, tentang apa, mengapa, bagaimana,
kapan, dimana realita itu terjadi. Jika dunia ini adalah realita, maka melalui
penalaran bisa ditayangkan bagaimana dunia ini dicuptakan, mengapa
dunia ini diciptakan, kapan diciptakan dan lain sebagainya. untuk
menjawab permasalahan itu sendiri tentunya tidak boleh hanya
menggunakan pikiran-pikiran saja tetapi jawaban-jawaban tersebut harus
didasarkan pada bukti yang nyata dengan menggunakan seperangkat
metodologi tertentu. Jawaban dari permasalahan tersebut harus terbuka
artinya boleh diuji kebenarannya oleh semua pihak.
Menggunakan pemikiran, maksudnya adalah pengetahuan tersebut
diperoleh melalui kenyataan atau fakta dengan melihat atau
mendengar sendiri melalui alat komunikasi seperti membaca,
mendengar, melihat dan sebagainya. Apa saja yang diperoleh dari
reaita trsebut diorganisasi di dalam otak untuk dianalisa melalui
logika. Dari realita terdapat gejala-gejala kehidupan sosial misalnya
kecenderungan masyarakat pedesaan yang cenderung ingin pindah ke
kota.
Dapat dikontrol kebenarannya. Secara kritis oleh siapapun dapat
dilakuka oleh siapapun sehingga ilmu tersebut benar-benar obyektif.
Artinya pengetahuan tersebut harus dapat dikemukakan, sehingga
kebenarannya dapat deketahui oleh umum, diperiksa, diuji
kebenarannya. sifat ilmu pengetahuan adalah terbuka, tidak ada
satupun dari ilmu pengetahuan tersebut yang dirahasiakan atau
disembunyikan. Sifat obyektif dan terbuka ilmu pengetahuan menjadi
kebenarannya dapat diuji oleh siapapun.
Ilmu pengetahuan memiliki sifat-sifat
antara lain :
a.1. Rasional, artinya ilmu tersebut harus mempunyai sifat
kegiatan berpikir yng ditundukkan kepada logika (penalaran).
Berpikir Rasional berarti berpikir secara sistematis yang
kompleks dan konsepsional dengan kemampuannya
menggunakan lambang untuk dapat memberi arti yang hampir
tidak terbatas kepada satu objek material, seperti pada suara,
gerak, warna dan rasa.
a.2. Empiris, artinya kesimpulan (konklusi) yang diambil harus
tunduk pada pemeriksaan atau verivikasi indera manusia, maka
kaidah logika formal dan hukum sebab akibat harus menjadi
dasar kebenaran yang bersifat realitas objektif (netral), yang
artinya ilmu pengetahuan tidak memihak kepada siapapun
kecuali kepada fakta dan bukti obyektif.
a.3. Ilmu pengetahuan berdiri atas dasar dua unsur
yang besar, yaitu fakta dan teori. Teori mendefinisikan
(mengartikan atau menjabarkan) fakta sebagai
observasi (pengamatan) empiris yang diverifikasikan
(diperiksa), sedangkan teori mempunyai tugas fungsi
menempatkan hubungan yang terdapat di antara fakta-
fakta itu. Ilmu tidak dapat disusun hanya berdasarkan
atas fakta saja, tetapi untuk menjadi ilmu fakta harus
disusun dalam suatu sistematik (urut-urutan),
dihubung-hubungkan, diinterpretasikan (dipahami)
atau ditafsirkan atau dianalisis, sehingga tanpa metode
tersebut suatu fakta tidak akan bisa menjadi ilmu.
a.4. Bersifat umum, artinya kebenaran yang dihasilkan oleh ilmu
harus dapat diperiksa atau diverivikasi oleh para peninjau ilmiah
dan dapat dipelajari atau diikuti secara umum dan dapat diajarkan
secara umum pula. Kebenaran ilmu tidak bersifat rahasia, akan
tetapi justru mempunyai nilai sosial, dan kewibawaan ilmiah
didapat setelah hasil itu diketahui, diselidiki, dan dibenarkan
kebenarannya (validasinya) oleh sebanyak mungkin ahli dalam
bidang ilmu tersebut.
a.5. Bersifat akumulatif (saling berkaitan). untuk dapat mengerti
sifat ilmu yag akumulatif, perlu diketengahkan hubungan antara
ilmu dan kebudayaan, sebab ilmu merupakan salah satu unsur dari
kebudayan manusia. Contoh, untuk dapat belajar manusia
mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa. Selain itu ilmu
pengetahuan yang dikenal dewasa ini merupakan kelanjutan dari
ilmu yang ada sebelumnya.
• kemudian syarat yang paling penting untuk
kebenaran suatu pengetahuan disebut ilmu adalah
adanya obyek, baik obyek material bersifat umum
karena merupakan topik yang dibahas secara
global tentang pokok persoalan (Subyect Matter)
maupun obyek formal bersifat khusus dan specifik
karena merupakan pusat perhatian suatu disiplin
ilmu pengetahuan (focus of interest).
• Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel
dibawah ini yang menjelaskan dan membedakan
obyek materia dan obyek forma dari beberapa
disiplin ilmu-ilmu kenegaraan.
Tabel 1
Obyek Materia dan Obyek Forma Ilmu-ilmu Kenegaraan
No Nama Disiplin Ilmu Obyek Materia Obyek Forma
Pengetahuan
1 2 3 4

1 Ilmu Politik Negara Kekuasaan, partai politik, Group


Penekan, kepentingan masyarakat
2 Ilmu Pemerintahan Negara Hubungan pemerintahan, gejala
pemerintahan, peristiwa pemerintahan

3 Ilmu Negara Negara Konstitusi, Pertumbuh-kembangan


negara, lahir dan tenggelamnya negara

4 Ilmu Administrasi Negara Pelayanan, organisasi pemerintahan, dan


Negara manajemen pemerintahan

Sumber : Inu Kencana Pengantar Ilmu Politik (hal 40-41, 2009)


Hakikat Ilmu Pemerintahan
• Ilmu Pemerintahan selain termasuk ilmu teoritis empiris, juga
termasuk ilmu praktis atau ilmu terapan, karena akan langsung
diterapkan kepada masyarakat.
• Ilmu Pemerintahan termasuk ilmu campuran karena disamping
berkembang secara teoritis menurut ilmu murni juga
berkembang secara praktis (diterapkan) dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan. Ketidakjelasan antara
pemerintahan sebagai ilmu dan pemerintahan sebagai praktik
(seni), tidak perlu dipertentangkan, namun yang penting adalah
bagaimana bisa menjadikan ilmu pemerintahan sebagai ilmu
yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara sehingga
negara itu dapat maju dan berkembang, masyarakatnya hidup
aman, sejahtera dan damai.
Paradigma Pemerintahan
Paradigma adalah corak berpikir baru seseorang atau sekelompok orang. Paradigma
adalah seperangkat asumsi mengenai realitas atau dengan kata lain paradigma
adalah suatu model atau pola yang diterima menjalankan dunia lebih baik daripada
perangkat lain manapun.
Paradigma ilmu pemerintahan dari dimensi ruang (bukan dimensi waktu), sebagai
berikut
1.Ilmu pemerintahan sebagai cabang ilmu filsafat.
2.Ilmu pemerintahan mengacu kepada Alquran.
3.Ilmu pemerintahan sebagai suatu seni.
4.Ilmu pemerintahan sebagai cabang ilmu politik.
5.Ilmu pemerintahan dianggap sebagai administrasi negara.
6.Ilmu pemerintahan sebagai ilmu pemerintahan yang mandiri.
Paradigma baru ilmu pemerintahan yang diusulkan oleh Taliziduhu Ndraha adalah
paradigma kerakyatan, yaitu suatu paradigma yang memandang ilmu pemerintahan
itu sebagai pola hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah (rakyat);
dalam hal ini ditekankan pentingnya posisi rakyat sebagai yang diperintah karena
rakyatlah yang memberikan mandat kepada badan/lembaga yang memerintah dan
kalau diibaratkan sebuah organisasi usaha maka rakyatlah sebagai pemegang saham,
sehingga pemerintah harus betul-betul memperhatikan rakyat yang diperintah
(dilayani).
Obyek Forma (ciri khas/ kekhususan)
• Pemerintahan Pusat dan daerah
• Govern – Governed
• Hub. Antar lembaga-lembaga
• Out Put Pemerintahan (Fungsi, Aktivitas, dan Gejala)
Obyek Materia (Kesamaan)
• Ilmu Politik
• Ilmu Administrasi Negara
• Ilmu Negara
• Hukum Tata Negara
Epistemologi (Pengetahuan)
• Terminologi
• Metodologi
• Sistematika
• Teori dan Tekniknya
• Azas/ dasarnya

Aksiologi (penerapan ilmu)


• Klasifikasinya
• Tinjauannya
• Perkembangannya
Klasifikasi Ilmu pemerintahan

• Ilmu Murni (teoritis)


• Ilmu Empiris (terapan)
• Ilmu Teoritis Empiris
Kekuasaan dan Kewenangan dalam
Pemerintahan
Filsafat Kekuasaan
• Kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau
sekelompok orang untuk menyadarkan
masyarakat akan kemauan-kemauannya
sendiri, dengan sekaligus menerapkannya
terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari
orang-orang atau golongan-golongan tertentu
(Max Weber)
• Kekuasaan senantiasa ada di dalam setiap
masyarakat bersahaja, besar, atau rumit
susunannya.
• Kekuasaan tidak dapat dibagi rata pada semua anggota
masyarakat  kemampuan untuk mempengaruhi pihak
lain untuk kehendak yang ada pada pemegang
kekuasaan.
• Kekuasaansuatu konsep kuantitatif (dapat dihitung
hasilnya): luas wilayah, siapa orang dipengaruhi,
lamanya berkuasa, uang dan barang yang dimilikinya?.
• Secara filsafati  kekuasaan dapat meliputi ruang,
waktu, barang dan manusia
Konsep Kekuasaan
• Kekuasaankemampuan seseorang atau sekelompok
manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya
seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa,
sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan
keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki
kekuasaan itu. (Miriam Budiardjo)
• Keseluruhan dari kemampuan , hubungan-hubungan
dan proses-proses yang menghasilkan ketaatan dari
fihak lain…untuk tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh
pemegang kekuasaan. (Ossip K. Flechtheim)
• Kekuasaankemampuan untuk mengendali
kan tingkah laku orang lain, baik secara
langsung dengan memberi perintah , maupun
secara tidak langsung dengan memper-
gunakan segala alat dan cara yang tersedia.
(R.M. MacIver)
• Pada dasarnya kekuasaan ditunjukkan pada
diri manusia (utamanya kekuasaan
pemerintahan dalam negara).
Sumber Kekuasaan
• Legitimate Power  perolehan kekuasaan melalui
pengangkatan (UU, SK, dll)
• Coersive Power  perolehan kekuasaan melalui
cara kekerasan (perebutan atau perampasan
bersenjata, unconstitutional, kudeta (coup d’ etat).
• Expert Power  perolehan kekuasaan berdasarkan
keahlianseseorang (merit system).
• Reward Power  perolehan kekuasaan melalui
suatu pemberian atau karena berbagai pemberian.
• Reverent Power perolehan kekuasaan melalui daya
tarik seseorang (fisik, performance, dll).
Bentuk-bentuk Kekuasaan
• Influence, kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain agar mengubah sikap dan perilakunya secara
sukarela.
• Persuasion, kemampuan meyakinkan orang lain
dengan argumentasi untuk melakukan sesuatu.
• Manipulasi, penggunaan pengaruh, dalam hal ini
yang dipengaruhi tidak menyadari tingkahlakunya
mematuhi pemegang kekuasaan.
• Coercion, peragaan kekuasaan (ancaman paksaan)
yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap
pihak lain agar bersikap dan berperilaku sesuai
dengan kehendak pemilik keuasaan.
• Force, penggunaan tekanan fisik, membatasi
kebebasan menimbulkan rasa sakit, atau pun
membetasi pemenuhan kebutuhan biologis agar
melakukan sesuatu.
Dimensi-dimensi Kekuasaan
Potensial dan Aktual,
• Potensial  memiliki sumber-sumber kekuasaan
(kekayaan, tanah, senjata, science dan informasi,
popularitas, satatus sosial, massa terorganisir, dan
jabatan)
• Aktual  telah menggunakan sumber-sumber yang
dimilikinya ke dalam kegiatan politik yang efektif.
Konsensus dan Paksaan
• Konsensus  berusaha menggunakan kekuasaan
untuk mencapai tujuan masyarakat secara keseluruhan.
• Paksaan  cenderung memandang politik sebagai
perjuanagn, pertentangan, dominasi, dan konflik
(kelompok kecil masy).
Positif dan Negatif
• Positif  penggunaan sumber kekuasaan untuk
mencapai tujuan yang dipandang penting dan
diharuskan.
• Negatif  penggunaan sumber kekuasaan untuk
mencegah pihak lain mencapai tujuannya, tidak hanya
dipandang tidak perlu tetapi juga merugikan.
Jabatan dan Pribadi
• Jabatan  dalam masy. Modern (Presiden, PM,
menteri, dll)
• Kualitas pribadi  kualitas diri, kapabilitas,
akseptabilitas, integritas, dll harus dimiliki.
Implisit dan Eksplisit
• Implisit  pengaruh yang tidak dapat dilihat tetapi
dapat dirasakan.
• Eksplisit  pengaruh yang secara jelas terlihat dan
terasakan.
Langsung dan Tidak Langsung
• Langsung  penggunaan sumber kekuasaan untuk
mempengaruhi pembuat dan pelaksanaan keputusan
politik dengan melakukan hub. secara langsung.
• Tidak langsung  penggunanaan sumber kekuasaan
untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana
keputusan politik melalui perantara pihak lain
(berpengaruh).
Pelaksanaan Kekuasaan
3 Masalah utama kekuasaan:
• Bagaimana kekuasaan dilaksanakan
• Bagaimana kekuasaan didistribusikan
• Mengapa seseorang atau kelompok tertentu memiliki
kekuasaan yang lebih besar dalam situasi dan kondisi
tertentu
4 Faktor Pelaksanaan kekuasaan:
• Bentuk dan jumlah sumber
• Distribusi sumber
• Kapan mengunakan sumber dan
• hasil penggunaan sumber kekuasaan
Kewenangan
• Kekuasaan negara dalam menguasai
masyarakat memiliki otoritas dan
kewenangan
• Otoritas dalam arti hak untuk memiliki
legitimasi kekuasaan
• Kewenangan dalam arti hak untuk ditaati
(obedience).
Perbedaan Kekuasaan dan
Kewenangan
Kekuasaan
• Tidak selalu berupa kewenangan
• Memiliki keabsahan (legitimate power)
• Tidak selalu memiliki keabsahan
Kewenangan
• Hak moral untuk membuat dan melaksanakan
keputusan politik dalam sebuah negara
(pemerintahan)
Tugas Individu……..
Bagaimana pembagian kekuasaan berdasarkan
UUD 1945?
Negara (state) dan Pemerintahan (government)
Unsur-unsur Negara
•A permanent population
•A defined territory
•A government
•A capacity to enter into relations
with other states
(Montevideo Convention 1933)
Pengertian Negara
• Negara (polis) ialah persekutuan dari keluarga
dan desa guna memperoleh hidup yang
sebaik-baiknya (Aris Toteles).
• Persekutuan keluarga-keluarga dengan segala
kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari
suatu kuasa yang berdaulat (Jean Bodin).
• Negara ialah suatu persekutuan yang
sempurna dari orang-orang merdeka untuk
memperoleh perlindungan hukum (Hugo
Grotius).
• The State is the ultimate regulator of the legitimate
use of force within its territory (Robert A. Dahl).
• Negara ialah komunitas manusia yang secara
sukses memonopli penggunaan paksaan fisik yang
sah dalam wilayah tertentu (Max Weber).
• Negara adalah alat (agency) yang mengatur,
mengendalikan persoalan bersama atas nama
masyarakat (Roger H. Soltau).
Teori Asal-usul Negara
• Teori Hakikat Manusia (Socrates)  Yunani Kuno
• Teori Rasio Manusia (Cicero)  Romawi Kuno
• Teori Ketuhanan (Thomas Aquinas)  Abad Pertengahan
• Teori Kedaulatan (Jean Bodin)  Renaissance
• Teori Hukum Alam (Thomas Hobbes)  homo homini lupus
• Teori Kekuatan/ Kekuasaan (Karl Marx)
• Teori Positivisme (Hans Kelsen)  sistem hukum
• Teori Modern (Kranenburg)  fakta, keadaan, tempat, dan
waktu tertentu.
Sifat Hakikat Negara
• Organisasi Kekuasaan/ Kewibawaan
• Pengelompokan Masyarakat
• Kesamaan Tujuan (integration)
• Coercion instrument
(Kranenburg dan Rudolf Smend)
Continue…
• Unity Nation
• Power Org.
Tinjauan Sosiologis • Group of Conquer
• Execute to desire

Tinjauan Politis • Interaction Agency

Sifat
• Power Agency
Hakikat • Agreement Prod.
Tinjauan Yuridis
Negara • Law Agency

• Reality
• Condition
Tinjauan Obyektif • Element
• Otoritas
Tujuan Negara
Eschatology dan Spekulatif
• Tujuan Negara dihubungkan dengan tujuan
akhir hidup manusia.
Mythology dan Empiris/ Kenegaraan
• Power Oriented (Machiavelli)
• Power and Prosperity/ Unity (Dante
Alleghiere)
• Liberty and equity (Immanuel Kant)
• Welfare and Happiness (Sosialis, Kapitalis)
Teori-Teori Fungsi Negara

John Locke
• Fungsi Legislatif
• Fungsi Eksekutif
Trias • Fungsi Federatif
Politica Distribution
Theory of Power
Montesqiueu
• Fungsi Legislatif
• Fungsi Eksekutif
• Fungsi Federatif
Catur Praja (Van Vollenhoven)
• Regeling (fungsi perundang-undangan)
• Bestuur (fungsi pemerintahan)
• Recht spraak (fungsi Kehakiman)
• Politie (fungsi kepolisian)
Dwi Praja (Andrew Jackson)
• Policy Making (spoil system)
• Policy Executing (merit system)
Tipe, Bentuk, Susunan
Negara dan Pemerintahan
Pemahaman Teoretik
• Tipe-tipe negara  erat kaitannya dengan
unsur-unsur negara (faktor menimbulkan
berbagai macam variasi negara) suatu
perkembangan dalam sejarah.
• Menggolongkan tipe negara dapat dilihat
dari ciri-ciri pokok yang dominan dari
negara yang ada.
• Uraian tipe negara dimulai dengan fase
negara timur kuno  negara modern.
• Dalam tiap fase ditemukan bentuk-
bentuk negara: bentuk klasik
(monarki, aristokrasi, dan demokrasi);
bentuk modern (monarki, republik).
• Bentuk negara  erat kaitannya
dengan tipe negara.
• Istilah bentuk negara harus dibedakan
dengan bentuk pemerintahan (M. Hutauruk)
• Bentuk negara = bentuk pemerintahan
(Mac Iver dan Duguit)
• Bentuk negara  organisasi negara secara
keseluruhan (struktur negara dan unsur-
unsurnya).
• Bentuk Pemerintahan  struktur organisasi
dan fungsi pemerintahannya (G.S.
Diponolo)
Terlepas dari perbedaan-perbedaan:
• Tipe negara menyoal ciri-ciri pokok yang
dominan dalam negara menurut sejarah
perkembangan negara;
• Bentuk negara menyoal negara baik secara
sosiologis maupun yuridis;
• Susunan negara menyoal pembagian
kedaulatan diantara beberapa bagian dari
negara.
Tipe Negara
Diklasifikasikan kedalam 5 Tipe Negara:
• Tipe Negara Timur Kuno
• Tipe Negara Yunani Kuno
• Tipe Nagara Romawi Kuno
• Tipe Negara Abad Pertengahan
• Tipe Negara Modern
Negara Timur Kuno
Ciri-ciri pokok:
• Negara didasarkan pada faham keagamaan
(religion).
• Kekuasaan absolut dan despotisme (lalim),
pemerintahan oleh raja-raja yang berkuasa
mutlak dan sewenang-wenang (the King can
do not wrong)  negara-negara barat.
• Raja bertanggung jawab  keburukan dan
kebaikan masyarakatnya.
• Theocracy dan absolute
Negara Yunani Kuno
• Negara kota (polis, city state, stad staat) dan
demokrasi langsung.
• Manusia adalah zoon politicon  status activus
(aktif terlibat dalam urusan pemerintahan).
• Setiap warga  memenuhi tugas kenegaraan
(masyarakat negara), juga memenuhi tugas
keagamaan (masyarakat agama).
• Penguasa atau pemerintah harus dari kalangan
orang-orang pintar (aristoktasi).
Negara Romawi Kuno
• Fase Sejarah Romawi Kuno: (a) fase kerjaan;
(b) fase republik; (c) fase principat; (d) fase
dominat.
• Fase Kerajaan dan Republik  ajaran-ajaran
yunani, kerajaan (sparta), republik (athena) 
city state.
• Demokrasi tidak mungkin terjadi  rakyat harus
menyerahkan kekuasaannya pada Caesar
(caesarismus) berdasarakan kepercayaan rakyat
kepada caesar melalui perjanjian (lex regia) 
fase principat dan dominat (ulpianus).
• Caesar  absolut dan berkuasa penuh
Negara Abad Pertengahan
• Lanjutan dari tipe negara Romawi Kuno
• Teori hukum perdata (dasar-dasar dalam
bernegara)  faham dualisme (hak raja (rex),
hak rakyat (regnum).
• Teori Patrimonial (feodalisme) kekuasaan
berdasarkan hak milik.
• Teori Teokratis (perlawanan gereja) dan Teori
Sekularisme
• 2 aliran: (1) Kelanjutan absolutisme Romawi
Kuno; (2) Kedaulatan rakyat.
Negara Modern
• Tipe Negara Hukum (kaum borjuis liberal) 
negara hukum yang demokratis.
• Demokrasi suatu bentuk politik bukan yuridis
(Rosseau)  absolut demokrasi (mayoritas
absolut, minoritas tertindas)  hukum
membatasi demokrasi.
• Kekuasaan dari rakyat (kedaulatan rakyat) 
pemerintahan oleh rakyat (konstitusinalisme).
• Negara Demokrasi; sistem dan lembaga
perwakilan.
Tipe Negara Dalam Tabel
No Tipe Ciri Utama
1. Negara Timur Kuno Teokrasi Absolut
2. Negara Yunani Kuno city state democracy
3. Negara Romawi Kuno primus inter pares
Raja-raja Absolut (caesar)
tradisi kodifikasi hukum
4. Negara Abad Pertengahan Teokrasi
Feodal dan dasar dualisme
dalam negara
5. Negara Modern Kedaulatan rakyat
Demokrasi
Sistem lembaga perwakilan
Bentuk Negara
2 Sudut Pandang Negara:
• Sosiologis  negara secara keseluruhan
(bangunan negara);
• Yuridis  dari sudut struktur atau isinya.
• Sudut pandang sosiologis  bentuk
negara.
• Sudut pandang yuridis  bentuk
pemerintahan.
3 Aliran dalam menyoal bentuk negara:
• Aliran 1 (a tree partite classification of state):
memandang organisasi dihubungkan dengan
pemerintahannya, sehingga bentuk negara
bercampur dengan bentuk pemerintahan;
• Aliran 2 (a b partite classification of state):
memandang apriori terhadap dua bentuk yang
kontradiktif Machiavelli: Republik dan
monarki, atau demokrasi dan diktator.
• Aliran 3: mencoba memakai kriteria yang lain,
baik dalam menentukan bentuk negara, maupun
bentuk pemerintahan.
• Aliran 1: 3 bentuk negara ideal (klasik
tradisonal) monarki, aristokrasi, dan
demokrasi (Plato, Aristoteles, Polybius, dan
Thomas Aquinas)
• Aliran 2: 2 bentuk negara republik dan
monarki (Machiavelli demokrasi dan
diktator)
• Aliran 3: kriteria sendiri (C.F. Strong dan
R.M. Mac Iver)
Bentuk Negara Aliran 1
• Plato  Aristocracy (smart), Timokrasi
(kepentingan penguasa), Oligarki (borjuis),
Demokrasi (kekuasaan rakyat)  Anarki,
Tirani (kekuasaan satu orang)  aristocracy.
• Aristoteles  (a) berdasarkan jumlah orang
yang memegang pemerintahan: (1 Orang)
Monarki dan Tirani, (Beberapa Orang)
Aristokrasi dan Oligarki, (Banyak Orang)
Politeia dan Demokrasi; (b) berdasarkan
kualitas pemerintahannya (pribadi atau
umum).
Tabel Bentuk Negara Aristoteles

Jumlah Orang Bentuk Negara


Memerintah Ideal Declaine
Satu Monarki Tirani
Beberapa Aristokrasi Oligarki
Banyak Politeia Demokrasi
• Polybius  Monarki (people trust)
Tirani (absolute)  Aristokrasi (priyayi)
 Oligarki  Demokrasi (from,by,for
people/ representative)  Okhlokrasi
(disorder)  Monarki.
• Thomas Aquinas  1 Orang
(Monarki,Tirani)  Beberapa Orang
(Aristokrasi, Oligarki)  Rakyat (Politeia,
Demokrasi)
Tipe Negara Aliran 2
• Machiavelli  Republik (republica) dan
Monarki (principat)
• Jellinek  will/ desire one person (Monarki),
will/ desire (proses yuridis) gabungan orang-
orang (majelis/dewan) Republik
• Duguit Republik atau Monarki (pengangkatan
kepala negara). Turun-temurun (Monarki),
Diangkat (pemilu) Republik.
• Otto Koellreuteur  (equity) kesempatan yang
sama untuk menjadi pemimpin negara dengan
syarat-syarat. (un equity) warga negara dari
keturunan tertentu.
Tipe Negara Aliran 3
C.F. Strong:
• Bangunannya (kesatuan atau serikat)  otonomi
(unitary) dan negara bagian;
• Konstitusinya (naskah atau tidak) stabilitas
kepastian organisasi, dan pedoman;
• Badan Perwakilan (susunan dan syarat-syarat
pemangku jabatannya)
• Badan Eksekutif (bertanggung jawab pada
parlemen atau tidak); dan
• Hukum yang berlaku
• 3-4 bentuk pemerintahannya (negara dalam
strukturnya)
R.M. Mac Iver
• Constitutional Basis  Oligarki (Monarki,
Dictatorship, Teokrasi, Plural Headship,
Demokrasi (Limited Monarki, Republik).
• Economic Basis Folk Economy Primitive
Gov, Feudal Gov, Capitalist Gov, Socialist
Gov.
• Communal Basis  Tribal Gov, Polis Gov,
Country Gov, National Gov, Multtinational
Gov, Werid Gov.
• Sovereignty Basis  Unitary Gov, Empire
Colony Dependency, Federal Gov.
Menurut Struktur Organisasinya:
• Monarki (Absolut, Konstitusional,
Monarki Parlementer)
• Republik (sistem parlementer, direct
control system (referendum dan
inisiatif rakyat), sistem presidensial
(check and balances)
Susunan Negara
• Susunan negara  pembagian kekuasaan secara
vertikal.
• 2 Macam Kemungkinan: (1) Unitary State;
(2) Federation State.
• Unitary State  negara yang tidak tersusun dari
beberapa negara (sifatnya tunggal).
• Authority (central gov) dibagi ke daerah-daerah
(autonomy)  decentralization system,
deconsentration system, auxiliary system.
• C.F. Strong  1) Supremasi dari Parlemen Pusat;
2) Tidak ada badan-badan lain berdaulat.
• Federation State  terdiri dari beberapa
negara yang semula berdiri-sendiri (otonom),
kemudian bergabung menjadi satu negara,
dengan ikatan kerjasama antara negara-negara
tersebut, untuk kepentingan bersama.
• Federasi  menyerahkan sebagian urusannya
untuk diurus pemerintah federal, selebihnya
diurus oleh negara-negara bagian (reserve
powers).
• Urusan pemerintah federal  moneter,
militer, dan urusan pertahanan.
Negara Federasi (C.F. Strong)
Ciri Utama:
• Supremasi dan konstitusi dalam federasi itu
terwujud;
• Pembagian kekuasaan (distribution of powers)
antara negara federasi dengan negara-negara
bagian;
• Suatu lembaga diberi wewenang untuk
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah
federal dengan pemerintah negara bagian.
Negara Konfederasi
• Konfederasi  serikat negara-negara.
• Bersatunya beberapa negara demi kepentingan
bersama, tidak berifat erat atau renggang,
sehingga hampir menyerupai perjanjian
multilateral.
• Kedaulatan dipegang oleh negara-negara yang
ada/ bersangkutan.
• Perbedaan negara serikat dan serikat negara-
negara  seberapa jauh policy yang dibuat
pemerintah pusat itu berlaku; langsung dan
tidak langsung berlaku bagi warga negara.
Faham-faham Penyelenggaraan
Negara Dan Pemerintahan
Bentuk Negara (Aliran 2)
Negara Kerajaan (Monarki)
• Kepala negaranyaRaja, sultan, Kaisar,
ratu.
• Kepala negara diangkat/dinobatkan secara
turun temurun (kultur)
• Kepala Negara simbol (persatuan dan
kesatuan bangsa, dihormati)
• Contoh:Inggris,Belanda, Jepang, Jerman,dll.
Negara Republik
• Kepala Negara presiden
• Republik serikat dan kesatuan
• Kepala Negara Presiden (simbol, kecuali
sistem pemerintahannya memberikan posisi
dominan kepada presiden)
• Kepala pemerintahan PM
Negara Republik
Negara Republik
Serikat Parlementer
Negara Republik
Serikat
Negara Republik
Serikat Presidensil
Negara
Republik
Negara Republik
Kesatuan Parlementer
Negara Republik
Kesatuan
Negara Republik
Kesatuan Presidensil
Negara Kerajaan
Negara Kerajaan
Serikat Parlementer
Negara Kerajaan
Serikat
Negara Kerajaan
Serikat Presidensil
Negara
Kerajaan
Negara Kerajaan
Kesatuan Parlementer
Negara Kerajaan
Kesatuan
Negara Kerajaan
Kesatuan Presidensil
Sistem Pemerintahan
Pemerintahan Parlementer
• Pemerintahan dipilih secara langsung oleh warga
• Anggota dan Pemimpin kabinet (PM) dipilih oleh
parlemen
• Double Function (legislatif dan eksekutif)
• To GovernPartai Pemenang Pemilu/Koalisi Partai
• Kabinet bertahan didukung mayoritas parlemen
• Parlemen  menjatuhkan kabinet (mosi tidak percaya)
• PM membubarkan parlemen
Pemerintahan Presidensil
• Eksekutif dan Legislatif Independent
• Authority dipilih rakyat secara terpisah
• Pelaksana Kebijakan Presiden
• Kepala Negara + Kepala Pemerintahan
Presiden
• Kabinet bertanggung Jawab  Presiden
Pemerintahan Campuran
• Presiden Kepala Negara
• Kepala Pemerintahan PM
• Kabinet Bertanggung Jawab Palemen
• Presiden tidak dapat dijatuhkan Parlemen
• Presiden dapat membubarkan parlemen
Pemerintahan Diktator Proletariat

• Kepartaian Tunggal
• Kemakmuran Rakyat banyak
• Tidak ada Hak Individu
• Pemerintahan Komunis
• Sistem Pemerintahan Totaliter
Pemisahan Kekuasaan Negara
(Separation of Power)
Teori-Teori Fungsi Negara

John Locke
• Fungsi Legislatif
• Fungsi Eksekutif
Trias • Fungsi Federatif
Distribution
Politica of Power
Theory Montesqiueu
• Fungsi Legislatif
• Fungsi Eksekutif
• Fungsi Yudikatif
3 Jenis Kekuasaan (Montesquieu)

• Kekuasaan yang bersifat mengatur,


atau menentukan peraturan;
• Kekuasaan yang bersifat melaksanakan
peraturan; dan
• Kekuasaan yang bersifat mengawasi
pelaksanaan peraturan tersebut
3 Jenis kekuasaan itu harus didistribusikan:
• Kekuasaan yang bersifat mengatur adalah
kekuasaan perundang-undangan diserahkan
kepada organ legislatif;
• Kekuasaan yang bersifat melaksanakan
peraturan diserahkan kepada organ eksekutif;
• Kekuasaan yang bersifat mengawasi
pelaksanaan peraturan diserahkan kepada
organ yudikatif.
3 Perbedaan Penafsiran Teori
• Di Amerika Serikat: pemisahan kekuasaan
yang tegas, pemisahan organ-organnya 
Sistem Pemerintahan Presidensial.
• Di Eropa Barat: organ yang satu dengan yang
lainnya terdapat hubungan timbal balik,
seperti eksekutif dengan legislatif  Sistem
Pemerintahan Parlementer.
• Di Swiss: badan eksekutif hanyalah badan
pelaksana dari apa yang digariskan badan
legislatif Sistem Pemerintahan
Referendum
Pemisahan Kekuasaan (Gabriel
A. Almond)

• Rule Making Function


• Rule Application Function
• Rule Adjudication Function
Rule Making Function
• Berwenang merumuskan kemauan rakyat
atau kemauan umum (public interest)
dengan jalan menentukan kebijaksanaan
umum (public policy) yang mengikat
seluruh masyarakat.
• Badan yang berhak menyelenggarakan
kedaulatan rakyat dengan jalan menentukan
public policy dan menuangkannya dalam
undang-undang.
• Teori Perwakilan  Indirect Democracy
• Perwakilan seseorang atau kelompok yang
mempunyai kemampuan atau kewajiban
untuk berbicara atau bertindak atas nama
suatu kelompok yang lebih besar.
• Perwakilan miniatur dari masyarakat secara
keseluruhan (perasaan, pikiran, peta kondisi
masy).
• Perwakilan  principal agent (bertinak atas
nama pihak lain)
Jenis Perwakilan
2 Jenis Perwakilan (C.F. Strong):
• Perwakilan Politik  terjadi dari
adanya pemilihan umum (pemilu).
• Perwakilan Fungsional  dengan
menggunakan mekanisme peng-
angkatan.
4 Kategori Perwakilan
• Independent  prinsip kepentingan publik
yang diperjuangkan tidak tergantung rakyat
atau pemerintah.
• Partai  Prinsip perjuangannya sesuai dengan
program yang telah digariskan oleh partai.
• Rakyat  memperjuangkan kepentingan
rakyat, akuntabilitas pada konstituen.
• Pemerintah  mewakili kepentingan
pemerintah, orientasinya hanya sebagai
kepanjangan tangan pemerintah.
Hakikat Fungsi Legislatif
• Upaya Mencegah terjadinya absolutisme
pemerintahan.
• Adanya unsur pengawasan (check and
balances), dan mendampingi eksekutif.
• Fungsi Kontrol (tertib, teratur, sustainable,
efektif, dan efesien)  Planning, Progress
Report, Decision/action.
Fungsi Badan Legislatif

• Policy Making and Law


Making Function (initiative,
amendment, budget authority)
• To Control Executive (guard,
specially control authority)
Fungsi Kontrol

• Question Hour
• Interpellation  meminta
keterangan
• Enquete  mengadakan
penyelidikan sendiri
• Mosi  Sistem Parlementer
• Frederickson (1997:209-223) mangatakan
bahwa perwakilan kewarganegaraan dalam
pemerintahan akan memberikan keadilan
dan persamaan pada warganya dengan
penggunaan nilai-nilai yang ada dalam
kehidupan masyarakat.
• pola hubungan wakil yang diwakili, oleh
Riswandha Imawan (2000:2) mengemukakan
bahwa konsep perwakilan politik dapat ditelusuri
dari beberapa pemahaman yaitu: pertama,
mekanisme dimana warga negara dipandang
sebagai miniatur dari elemen masyarakat secara
keseluruhan, baik yang menyangkut perasaan,
pemikiran, penalaran maupun distribusi
geografisnya; kedua, prinsip agent dimana wakil
rakyat dipandang sebagai wakil tunggal dari
elemen keseluruhannya adalah masyarakat, karena
dapat bertindak berhubungan dengan pihak lain.
oleh Imawan (2000:2) mengungkapkan adanya dua teori
perwakilan politik yaitu:
• Teori mandat (sering disebut functional representation),
yakni wakil dilihat sebagai penerima mandat dimana ia
harus merealisasikan kekuasaan pihak yang diwakilinya
dalam proses kehidupan politik. Tindakan wakil harus
sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh pihak yang
diwakilinya.
• Teori Kebebasan (sering disebut political representation),
yakni wakil dapat bertindak bebas tanpa tergantung
instruksi yang diberikan oleh pihak yang diwakilinya.
Wakil merupakan orang terpercaya, terpilih serta memiliki
kesadaran, akan kehendak dan kepentingan masyarakat
yang diwakilinya.
Sementara itu Pitkin (1957:209) dalam Riswandha
Imawan (2000:2) memberikan pemahaman bahwa
sistem perwakilan politik dapat ditelusuri melalui
beberapa indikator berikut ini yaitu: pertama,
tindakan wakil merupakan reaksi atas kepentingan
fihak yang diwakilinya; kedua, wakil harus
memiliki kebebasan bertindak, jadi tidak sekedar
melayani, tanpa melupakan pertimbangan
kebijaksanaan terbaik bagi kepentingan umum;
ketiga, wakil harus mampu meredam konflik yang
mungkin muncul antara dia dan rakyat yang
diwakilinya.
perwakilan politik itu adalah orang atau kelompok orang
yang dipercaya memiliki kemampuan dan kewajiban untuk
bertindak dan berbicara atas nama satu kelompok orang
yang lebih besar. Dengan demikian indikator yang bisa
digunakan untuk melihat apakah seorang wakil (atau
sekelompok orang) dinilai representatif oleh orang yang
diwakilinya adalah:
• Memiliki ciri yang sama dengan konstituen (pemilih).
• Memiliki ekspresi emosi yang sama dengan emosi
konstituen.
• Intensitas komunikasi yang tinggi dengan konstituen.
• Resistensi yang rendah dari konstituen.
• Rasa aman wakil bila berada ditengah konstituenya.
BEBERAPA CATATAN AKHIR
1. Dalam kolaborasi yg dibangun, negara/pemerintah tetap bermain sebagai figur
kunci namun tidak mendominasi,serta memiliki kapasitas mengkoordinasi
(bukan memobilisasi) untuk mencapai tujuan-tujuan publik;
2. Transformasi kekuasaan dari “kekuasaan atas” menjadi “kekuasaan untuk”
menyelenggarakan kepentingan, memenuhi kebutuhan, dan menyelesaikan
masalah publik
3. Negara, NGO, swasta, dan masyarakat lokal merupakan aktor-aktor yg
memiliki posisi dan peran yg saling menyeimbangkan/setara
4. Mendisain ulang struktur dan kultur organisasinya agar siap dan mampu
menjadi katalisator bagi institusi lainnya untuk menjalin sebuah kemitraan
yang kokoh, otonom dan dinamis;
5. Melibatkan semua pilar masyarakat dalam proses kebijakan mulai dari
formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan serta penyelenggaraan layanan
publik
6. Negara harus mampu meningkatkan kualitas responsivitas, adaptasi, dan
akuntabilitas publik dalam menyelenggarakan kepentingan, pemenuhan
kebutuhan, dan penyelesaian masalah publik.
SEKIAN
DAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai