Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

GASAL 2021/ 2022

MATA KULIAH : BIROKRASI INDONESIA

2021

Soal

1. Kajian tentang konsep birokrasi telah berkembang sejak abad ke-18 seiring dengan

perkembangan analisis Sosial dan politik.

a. Jelaskan konsep birokrasi dalam pandangan Karl Marx dan Max Weber

b.Jelaskan konsep otoritas yang dikembangkan oleh Weber dalam kaitannya dengan tipe
ideal birokrasi!

c. Jelaskan konsep birokrasi patrimonial, birokrasi prismatik, birokrasi legal rasional,

dan birokrasi humanistik!

2. There are wrong view to bureaucdy.

a. Bureaucracy equals corruption

b. Bureaucracy equals inefficiency and incompetence

c. Bureaucracy equals size

d. Bureaucracy equals perfect administrative rationality

e. Bureaucracy equals something else

Berikan penjelasan terhadap masing-masing pandangan yang salah tersebut!

3. Ada beberapa kritik yang dikemukakan pakar terhadap birokrasi pemerintahan.


Berikan penjelasan yang memadai atas kritik terhadap birokrasi oleh:

a. Northcote C. Parkinson (Parkinson Law)

b. Robert Michels

c. Peter M. Blau dan Marshall W. Meyer


Jawaban:

1.) a. Konsep Birokrasi menurut Karl Mark


Ketika kita berbicara tentang birokrasi, Karl Marx tidak terlalu banyak menyinggung hal ini,
akan tetapi kita mampu menelusuri konsep tentang birokrasi Karl Marx dalam hubungannya
tentang negara, karena dalam hal ini Marx menganggap bahwa birokasi sama halnya dengan
negara. Dalam pandangan Karl Marx tentang negara kita bisa melihat bahwa, Karl Marx
menganggap pada hakikatnya negara adalah negara kelas, yaitu negara secara lansung atau
tidak langsung dikuasai oleh orang-orang yang menguasai bidang ekonomi. Jadi, menurut
Karl Marx, bahwa negara bukanlah lembaga di atas masyarakat yang bertindak secara pamrih
dan bersifat netral demi kepentingan umum, namun sebagai alat di tangan para pemilik
modal untuk mempertahankan kekuasaanya. Sehingga wajar ketika kita melihat kebijakan
yang dikeluarkan negara maka, hanya mementingkan kepentingan segelitir kelompok atau
orang.

Konsep Birokrasi menurut Max Webber.


Birokrasi adalah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secara
bersama-sama berkepentingan dalam kontinuitasnya. Weber memandang birokrasi sebagai
arti umum, luas, serta merupakan tipe birokrasi yang rasional. Weber berpendapat bahwa
tidak mungkin kita memahami setiap gejala kehidupan yang ada secara keseluruhan, sebab
yang mampu kita lakukanhanyalah memahami sebagian dari gejala tersebut. Satu hal yang
penting ialah memahami mengapa birokrasi itu bisa diterapkan dalam kondisi organisasi
negara tertentu. Dengan demikian tipe ideal memberikan penjelasan kepada kita bahwa kita
mengabstraksikan aspek-aspek yang amat penting yang membedakan antara kondisi
organisasi tertentu dengan lainnya.

b. Menurut Weber tipe ideal birokrasi yang rasional itu dilakukan dalam cara-cara sebagai
berikut:

- Pejabat secara rasional bebas, tetapi dibatasi oleh jabatannya jabatannya manakala ia
menjalankan tugas-tugas atau kepentingan individual dalam jabatannya. Pejabat tidak
bebas menggunakan jabatannya untuk keperluan dan kepentingan pribadinya termasuk
keluarganya.
- Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarki dari atas ke bawah dan ke samping.
Konsekuensinya ada jabatan atasan dan bawahan, dan ada pula yang menyandang
kekuasaan lebih besar dan ada yang lebih kecil.
- Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hierarki itu secara spesifik berbeda satu
sama lain
- Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus dijalankan.
- Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya
- Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pensiun

- Terdapat struktur pengembangan karier yang jelas

- Setiap pejabat sama sekali tidak dibenarkan menjalankan jabatannya untuk kepentingan
pribadi

- Setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan pengawasan suatu sistem yang
dijalankan secara disiplin.

c. - Birokrasi Patrimonial tampak pada munculnya kelompok-kelompok dalam masyarakat yang


turut menentukan jalannya rekruitmen jabatan birokrasi. Jabatan-jabatan birokrasi lebih
banyak ditentukan oleh kecerdikan orang tersebut berhubungan dengan pemegang jabatan di
tingkat atas. Kenaikan jabatan lebih banyak ditentukan oleh faktor seperti kawan lama,
hubungan darah, perkawinan, kesamaan etnis dan persamaan keanggotaan politik.

Ciri-ciri dari birokrasi patrimonial adalah (1) para pejabat disaring atas dasar kriteria pribadi;
(2) jabatan dipandang sebagai sumber kekayaan dan keuntungan; (3) para pejabat mengontrol
baik fungsi politik maupun fungsi administrasi; dan (4) setiap tindakan diarahkan oleh
hubungan pribadi dan politik.

- Birokrasi pada masyarakat yang prismatik merupakan transisi perubahan dari masyarakat
tradisional ke masyarakat modern tetapi masih menyisakan ciri masyarakat tradisional
didalamnya. Masyarakat prismatik yang seakan mengadopsi mentah- mentah sebagian
budaya dan ciri- ciri masyarakat tradisional tanpa mempedulikan kesesuaian hal tersebut
dengan kondisi yang dijalaninya sebagai suatu proses menuju masyarakat modern atau
masyarakat madani. Salah satu ciri tersebut yakni particularisme yang bisa kita artikan
sebagai kondisi dimana suatu masyarakat masih lebih mengedepankan nilai- nilai
primordialisme dalam interaksi sosial politinya. Salah satu contoh kasus yangberkaitan
dengan ciri tersebut adalah masalah nepotisme.

- Birokrasi Legal rasional adalah birokrasi yang dijalankan melalui sebuah cara yang masuk
akal dan penuh kesadaran untuk mencapai tujuan bersama. Birokrasi sebagai jenis organisasi
yang paling efisien ditandai dengan hierarki dan kesatuan komando, serta pembagian kerja
dan spesialisasi tugas.

Selain itu, urusan kepegawaian berdasarkan jasa dan promosi, aturan secara universal
diterapkan untuk mengatur sistem kerja, dan komunikasi yang berwujud formal.
Rasionalitasnya adalah proses administrasi dalam kegiatan birokrasi itu hanya dapat menjadi
efisien, rutin, dan nonpartisan apabila cara kerja organisasi itu dirancang sedemikian rupa
sehingga menyerupai cara kerja sebuah mesin untuk mencapai efisiensi, output standar, dan
kepastian.

- Birokrasi Humanistik yaitu birokrasi yang menempatkan manusia pada proporsinya. Dalam
kaitannya dengan birokrasi pemerintah, misalnya, disadari bersama bahwa pada hakekatnya
pemerintah merupakan pelayan publik (sesuai dengan publik yang membutuhkannnya). Agar
pelayanan kepada publik dapat lebih fungsional, maka birokrasi perlu netral. Salah satu
pendekatan atau paradigma untuk mempermudah pelayanan birokrasi yang profesional
adalah dengan menggunakan pendekatan yang manusiawi, atau apa yang disebut sebagai
paradigma humanis. Paradigma humanis dapat diberi makna bahwa seseorang dalam
memperlakukan orang lain harus memperhatikan sisi kemanusiaan dari orang, kelompok,
atau masyarakat itu. Artinya apabila individu atau kelompok menjadi bagian dari
administrasi negara (publik), maka dalam memberikan pelayanan harus pula memperhatikan
sisi humanis dari masyarakat yang dilayaninya. Setidaknya apabila konsep humanis dalam
birokrasi tersebut dijalani dengan baik, akan muncul sebagai bagian dari administrasi modern
yang ideal.

2.) Pandangan Salah Terhadap Birokrasi

a. Bureaucracy equals corruption (birokrasi sebangun dengan korupsi)


Di Negara maju pun orang msih memiliki prespektif negative bahwa birokrasi hampir sama
sebangun dengan praktek korupsi.
Memang praktek korupsi dapat ditekan dnegan system recruitment yang baik, penyediaan
sarana administrasi dan system pengawasan yang jelas. Korupsi dapat dihilangkan atau
dihindari dengan jalan menerapkan standard operasional procedures (SOP) di masing-
masing unit kerja birokrasi. Namun, sekali lagi sudah menjadi pesepsi umum yang melekat
bahwa dimana ada birokrasi, di situ ada korupsi.
b. Bureaucracy equals inefficiency and incompetence (birokrasi sebangun dengan inefisiensi
dan inkompentisi)
Inefisiensi berkaitan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan, pekerjaan-pekerjaan teknis
yang dilaksanakan secara manual dan berulang-ulang, serta rendahnya kapasitas dan
kapabilitas pegawai diberbagai unit kerja. Hal tersebut disebabkan birokrasi adalah
pelaksana kebijakan dan prosedur yang kaku, maka efisiensi seringkali sulit untuk
dilaksanakan, yang terjadi adalah pemborosan waktu, tenaga dan sumber daya. Belum lagi
soal kualitas personel dan sumber daya birokrasi pada umumnya. Pengembangan sumber
daya manusia birokrasi dapat diaktakan sulit berkembang karena berbagai factor. Pertama
factor rekruitmen yang salaah sehingga belum didapatkan row input yang terbaik, kedua isu
soaluntuk apa dikembangkan. Ketiga soal dana pengembangan yang apabila dilakukan
secara masih berkelanjutan akan menghasilkan pemborosan.
c. Bureaucracy Equal Size (Birokrasi sebangun dengan ukuran)
Elemen-elemen birokrasi dinegara-negara maju, termasuk amerika sesungguhnya kalah
efektif dengan kolega mereka dibidang bisnis, pelayanan umum yang diselenggarakan oleh
swasta dan bidang-bidang perdagngan. Makna identifikasi mahasiswa dan kalangan
terpelajar pada umumnya mengenai besarnya ukuran birokrasi dengan persepso inefisiensi
dan incapability sehingga ada pandangan bahwa pekerjaan yang sedikit dikerjakan oleh
orang yang jumlahnya terlalu banyak.
d. Bureaucracy equals perfect administrative rationality (birokrasi sebangun dengan
rasionalitas Administrasi yang kaku)
Salah satu perspektif yang umum yang dikemukakan atas mahasiswa pada fakultas ilmu
social politik di amerika mengenai kesan mereka terhadao birokrasi adalag unsure rasional.
Rasionalitas diciptakan di satu pihak untuk menjamin kepastian administrasi, keteraturan.
e. Bureaucracy equals something else (birokrasi sebangun dengan hal-hal tertentu)
Membicarakan birokrasi maka yang dibicarakan sesungguhnya adalah mekanisme kaku
dalam melayani, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

3.) Kritik yang dikemukakan pakar terhadap birokrasi pemerintahan


a. Nortchote C Parkinson (Parkinson Law)
Parkinson menggambarkan adanya kencendrungan umum yang terjadi dalam suatu
organisasi atau birokrasi. Salah satu hal pokok yang menjadi sorotan adalah adanya
kegiatan yang memperbanyak jumlah orang yang terlibat di dalam birokrasi, hal ini
dilakukan bukan lantaran kebutuhan fungsional dari birokrasi tersebut, melainkan
adanya keinginan untuk melipat gandakan jumlah bawahan.
Selain itu dalam melihat tambunnya birokrasi yang kita miliki sekarang tidak terlepas
dari struktur birokrasi yang dianut saat ini. Mengapa struktur ini menjadi salah satu
acuan dalam melihat tambunnya birokrasi, karena strukturalisme berusaha menemukan
agenda-agenda yang tersembunyi, aturan-aturan permainan yang menentukan aksi.
Birokrasi tradisional masih menjadi suatu bentuk organisasi birokrasi yang masih
dipertahankan oleh negara kita hingga saat ini, di mana terdapat struktur yang berjenjang
yang pada masing-masing strata tingkat jabatan dijabat oleh seorang pejabat struktural.
Semakin tinggi jabatan struktural seseorang, akan semakin tinggi pula kewenangan dan
makin besar pula fasilitas dan penghasilan yang dapat diperoleh.
Pola kepejabatan struktural seperti ini akan menciptakan suatu ketidakadilan di mana
pemberian gaji atau penghargaan diberikan secara tidak fair. Walaupun kinerja seorang
staff dianggap bagus, tapi dia tidak akan mungkin memperoleh melibihi yang dimiliki
oleh kepala bagian.
Struktur yang terdapat di dalam birokrasi juga dapat menimbulkan budaya
primodialisme. Hal ini dikarenakan gap yang sangat jauh antara atasan dan bawahan,
sehingga bawahan menjadi tergantung atau seperti memberikan penghormatan yang
berlebihan, struktur di dalam birokrasi juga akan menimbulkan eksploitasi yang
dilakukan oleh atasan kepada bawahannya. Kreatifitas yang hendak dikembangkan oleh
para bawahan juga tidak akan berpengaruh banyak karena mereka tidak dapat
melangkahi para atasannya.
b. Robert Michels
Menurut Michels, birokrasi sangat diperlukan bagi keberadaan negara modern. Negara
modern memerlukan birokrasi yang besar karena lewat birokrasi itu, kelas-kelas yang
dominan secara politik bisa menjalankan dominasi mereka.
Agar tujuan dominasi ini bisa tercapai, maka negara harus menjadi alat dari sebanyak
mungkin kepentingan. Birokrasi adalah sumber kekuasaan bagi kelas yang dominan
secara politik, dan menjadi sumber jaminan kesejahteraan bagi sebagian besar kelas
menengah tapi menjadi sumber penindasan bagi kalangan-kalangan lainnya dalam
masyarakat.
Dalam situasi tersebut, birokrasi cenderung menjadi oligarkis. Berdasarkan atas hal
tersebu, Michels kemudian merumuskan apa yang disebutnya sebagai aturan besi (iron
law) dari oligarki, yaitu bagaimana berbicara mengenai organisasi adalah sama dengan
berbicara mengenai oligarki, dimana semakin maju perkembangan organisasi, maka
semakin kuat pula oligarkinya.
Oligarki yang dimaksud oleh Michels maknanya mirip dengan birokrasi, sehingga
aturan besi yang dimaksud tidak lain adalah aturan birokrasi itu sendiri.
c. Peter M. Blau dan Marshall W. Meyer

Merujuk pada birokrasi tipe ideal menurut Weber, Blau tidak sependapat dengan teori
tipe ideal tersebut yang menurut banyak kalangan merupakan sebuah bentuk birokrasi
yang imajiner dan tidak sanggup memberikan pemahaman yang konkret mengenai
birokrasi. Sebab dari berbagai kajian mengenai birokrasi yang telah dilakukan,
seringkali terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap bentuk tipe ideal, namun
ternyata tetap memberikan konsekuensi efisiensi terhadap birokrasi.

Di dalam menjelaskan mengenai perubahan organisasi-organisasi yang semakin lama


bersifat administrasi birokrasi, Blau menjabarkan tedapat beberapa kondisi yang
menyebabkan hal ini. Secara historis, kemunculan birokrasi disebabkan adanya ekonomi
uang. Sebagaimana yang terjadi di China dan Mesir, ekonomi uang yang menyebabkan
pembayaran gaji-gaji regular yang menjadikan adanya kombinasi ketergantungan
sekaligus kemandirian yang kondusif terhadap kinerja tugas-tugas birokrasi yang
terpercaya.
Di Mesir, pengaturan irigasi yang besar dan kompleks telah mendiring terciptanya
birokrasi untuk pertama kalinya. Sedangkan di negara-negara Barat, kapitalisme telah
mendorong terbentuknya birokrasi. Weber berpandangan bahwa kapitalisme modern
tidak akan mampu berkembang tanpa birokrasi. Sehingga kemudian kapitalisme
mendukung operasi pemerintahan yang efektif dan ekstensif, dan juga mengarahkan
kehadiran birokratisasi di dalam bentuk lainnya. Meskipun eksistensi birokrasi tidak
dipertahankan oleh sistem kapitalisme, melainkan ketergantungan birokrasi terhadap
disiplin rasional.
SUMBER REFERENSI

https://inmind.id/kritik-blau-terhadap-birokrasi-ideal-menurut-max-weber/

https://fiko20.wordpress.com/2011/09/24/birokrasi-di-negara-birokratis/

https://m.kumparan.com/mutiarizal/bahaya-rasionalitas-modern-birokrasi-1r4MMNZXyJ1

https://www.biem.co/read/2016/09/22/1727/birokrasi-humanis/

http://lib.litbang.kemendagri.go.id/index.php?p=show_detail&id=2316

https://transformative.ub.ac.id/index.php/jtr/article/download/23/27

https://www.researchgate.net/publication/334958692_KONSEP_ORWELISASI_DAN_PARKI
NSONISASI_DALAM_SISTEM_PEMERINTAHAN_PUBLIK

Anda mungkin juga menyukai