Anda di halaman 1dari 28

Daftar Isi

Kata pengantar........................................................................................................................2

Bab 1..........................................................................................................................................3

1. Arti administrasi..........................................................................................................3

2. Administrasi dalam arti sempit..................................................................................4

3. Administrasi dalam arti luas......................................................................................4

4. Pentingnya studi adminstrasi.....................................................................................5

Bab 2.........................................................................................................................................6

1. Pengantar......................................................................................................................6

2. Perkembangan pemikiran administrasi sebagai seni...............................................6

3. Perkembangan administrsi sebagai seni....................................................................7

4. Perkembangan pemikiran administrasi dan manajemen diindonesia: suatu


perspektif......................................................................................................................7

Bab 3.........................................................................................................................................8

1. Administrasi sebagai seni............................................................................................8

2. Administrasi sebagai ilmu...........................................................................................9

3. Administrasi sebagai bidng strudi atau disiplin akdemik......................................10

4. Administrasi sebagai profesi.....................................................................................10

Bab 4........................................................................................................................................12

1. Pengantar....................................................................................................................12

2. Administrasi sebagai ilmu politik.............................................................................12

3. Administrasi dengan ilmu ekonomi..........................................................................13

4. Administrasi dengan psikologi dan psikologi sosial................................................13

5. Administrasi dengan antropologi.............................................................................13

6. Administrasi dengan ilmu hukum............................................................................13

7. Administrasi dengan ilmu-ilmu ekssak....................................................................14

Bab 5........................................................................................................................................14

1
1. Pengantar....................................................................................................................14

2. Demensi-demensi ilmu administrasi suatu perspektif............................................15

3. Pandangan tentang administrasi dan meanajemen................................................15

Bab 6........................................................................................................................................16

1. Pengantar....................................................................................................................16

2. Pengertian organisasi.................................................................................................16

3. Tujuan organisasi.......................................................................................................16

4. Asas-asas 0rganisasi...................................................................................................16

5. Bentuk-bentuk organisasi.......................................................................

Bab 7................................................................................................................

KATA PENGANTAR

Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan


kompleks serta sulit untuk dipenuhi secara individual, keterbatasan sumber daya mewarnai
perkembangan kehidupan manusia dewasa ini dan untuk itu mendorong manusia melakukan
kerja sama, baik secara individual maupun secara organisasional. Itu sebabnya disebut,
bahwa dunia modern adalah dunia kerja sama, sebab tanpa melakukan kerja sama tidak akan

2
dapat surviver. Meskipun demikian aktivitas kerja sama sudah ada sejak peradaban manusia
dan pada modern sekarang ini.

BAB 1

HAKIKAT KONSEP ADMINISTRASI

1. Arti Administrasi Secara Etimologis


Secara etimologis istilah administrasi berasal dari bahasa inggris dari kata
administration yang bentuk infinitifnya adalah to administer. Dalam Oxford
Advanced Learner’s Dictionary of Current English (1974), kata to administer
diartikan sebagai to manage (mengelola) atau to direct (menggerakan). Istilah,
pengertian dan hakikat administrasi di Indonesia pada mulanya berasal dari Eropa
Barat atau Eropa Konstinental melalui penjajahan belanda. Di zaman Romawi
terdapat banyak istilah yang berhubungan dengan administrasi, antara lain:
 administer : pembantu, abdi, kakitangan, penganut.
 administration : pemberian bantuan, pemeliharaan, perlakuan, pelaksanaan,
pimpinan, pemerintahan, pengelolaan.
 Administro : membantu, mengabdi, memelihara, menguruskan, memimpin,
mengemudikan, mengatur.
 administrator : pengurus, pengelola, pemimpin.

Di zaman Romawi, seorang administrator adalah seorang yang mendapat


kepercayaan untuk melakukan tugas dari seorang pemilik harta kekayaan untuk
mengurus semua kesatuan harta kekayaan berikut personil dalam satu organisasi.
Administrator merupakan perantara dari pemilik dan pelaksana atau yang

3
mempertanggungjawabkan secara langsung pengelolaan harta kekayaan kepada
pemiliknya. Beberapa nama untuk administrator anatara lain, Direktur, Direksi,
Administrateur, Bestuurder.

Berdasarkan uraian di atas, maka secara etimologis administrasi dapat


diartikan sebagai kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi, mengelola
manusia, mengelola harta benda ke arah suatu tujuan yang terhimpun dalam
organisasi. Tugas administrator adalah melayani atau menaati, melaksanakan
administrareatau tatausaha (registrasi, dokumentasi, inventarisasi, atau pencatatan
harta kekayaan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan) dan administro tidak lain
merupakan kegiatan manajemen, yaitu proses pengendalian, penggerakan dan
pemanfaatan atau pendayagunaan faktor-faktor sumber daya yang sudah
direncanakan.

2. Administrasi dalam Arti Sempit

Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan dan pencatatan data dan
informasi secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta
memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya
satu sama lain. Administrasi dalam arti sempit lebih tepat disebut tata usaha. Berikut
ini dikemukakan arti administrasi dalam arti sempit atau tata usaha.
 Tata usaha pada hakikatnya merupakan pekerjaan pengendalian informasi
(Prajudi Atmosudirjo, 1980).
 Kegiatan administrasi meliputi pekerjaan tatausaha yang bersifat mencatat
segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi untuk menjadi bahan keterangan
bagi pimpinan (J. Wajong, 1962)
 Administrasi berarti tatausaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapid an
sistematis serta penentuan fakta-fakta secara tertulis dengan tujuan
memperoleh pandangan yang meneluruh serta hubungan timbal balik antara
satu fakta lainnya (Ali Mufiz yang mengutip pendapat Munawardi
Reksohadiprawiro, 1984)

Oleh karena kegiatan tata usaha merupakanpengelolaan data dan informasi yang
keluar dari dan masuk ke organisasi, maka keseluruhan rangkaian kegiatan-kegiatan
tersebut terdiri atas penerimaan, pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan,
penyimpanan, pengetikan, penggadaan, , pengiriman informasi dan data secara
tertulis yang diperlukan oleh organisasi.

4
3. Administrasi dalam Arti Luas
Untuk dapat memahami arti administrasi dalam arti luas, perhatikan definisi-definisi
berikut ini.
 Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan
pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai
tujuan tertentu. (The Liang Gie, 1980).
 Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerja sama
demi tercapainya tujuan yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerja sama
demi tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya (Sondang P. Siagan,
1980).
 Administrasi meliputi segala proses pelaksanaan tindakan kerja sama
sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
(Ensiklopedi Indonesia, 1980).
 Administrasi adalah suatu daya upaya manusia yang kooperatif, yang
mempunyai tingkat rasionalitas tinggi (Dwight Waldo, 1971).

Dengan demikian dapat dirumuskan suatu batasan tentang administrasi yaitu kegiatan
kerja sama yang dilakukan sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja
sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumberdaya-
sumberdaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

4. Pentingnya Studi Administrasi


Administrasi besar sumbangannya dalam proses kemajuan dan peradaban
manusia .orang mengatakan , ada atau tidaknya, kacau atau teratur, hilang atau
terpeliharanya peradaban manusia bergantung pada ada atau tiadanya administrasi.
Albert Lepawsky (1966), menunjukkan enam peranan administrasi dalam
kehidupan dan perkembangan masyarakat.
a. The universal importance of administration
b. The stabilizing role of administration in society
c. The role administration in social change
d. The threat of a managerial revolution
e. The prospect of a managerialevolution
f. Administration as the key to modern society

Pentingnya studi dan peranan administrasi juga disebabkan :


a. Perubahan pola kehidupan di segala bidang menjadi berdasarkan kerja sama
keorganisasian
b. Pola kehidupan keorganisasian berkaitan dengan pola kehidupan modern dan cara
berfikir serta bekerja secara rasional

5
c. Cara bekerja secara rasional ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern
d. Cara berfikir modern dimaksudkan untuk menghasilkan keefektifandan ke
efisienan pencapaian tujuanbarfikir dan bekerja secara rasional dengan teknologi
modern dan dengan pola kehidupan berorganisasi modern kea rah efesiensi dan
efektifitas memerlukan administrasi.

BAB II

SEJARAH PEMIKIRAN DAN ADMINISTRASI

1. Pengantar
Menurut Harvey C. Mansfield, ada tiga kegunaan yang dapat diperoleh dari pelajaran
atau analisis sejarah administrasi (Dwight Waldo, 1971), yaitu:
1. Observasi filosofis, yaitu menyajikan kesimpulan-kesimpulan yang umum sifatnya
atau tidak menunjukkan perhatian yang khusus terhadap masalah-masalah yang
kongkret.
2. Dalam teknik analisis atau teknik pemecahan masalah; diperlihatkan bagaimana
proses administrasi itu bergerak dalam proses kerja sama masyarakat dalam bidang
ekonomi, politik, hokum pada masa yang lampau dan apakah proses
administrasisemacam itu dapat atau tidak digunakan dalam bidang yang sama pada
masa kini.
3. Dalam teknik administrasi; hanya mencakup soal teknis belaka, artinya jika kita
ingin mencapai suatu hasil seperti hasil yang dicapai orang pada masa lalu, pakailah
cara yang telah mereka gunakan atau setidak-tidaknya mengadakan penyesuaian
dengannya.

2. Perkembangan Pemikiran Administrasi Sebagai “Seni”


Perkembangan administrasi sebagai seni dapat dibagi dalam dua fase, yaitu :
a. Fase prasejarah
Perkembangan administrasi sebagai seni dalam kurun waktu fase prasejarah dapat
dilacak dari beberapa peradaban, antara lain :
1. Mesopotamia
2. Babilonia
3. Mesir

6
4. Cina
5. Romawi

b. Fase sejarah hingga Revolusi Industri


Perkembangan administrasi pada fase sejarah ini lebih maju dibandingkan dengan fase
pra sejarah. Hal ini tampak dalam praktik-praktik administrasi, manajemen dan
organisasi sebagai berikut:
1. Gereja Roma Katolik
2. Niccolo Machiavelli
3. Revolusi Industri

3. Perkembangan Administrasi sebagai “Ilmu”


Administrasi ditelaah secara ilmiah baru mulai dilakukan pada akhir abad 19 atau awal
abad 20, yang dipelopori oleh F.W Taylor dan Henry Fayol. Tahap ini pada akhirnya
dikenal sebagai tahap gerakan scientific management.
Perkembangan pemikiran dan teori administrasi atau manajemen dibagi dalam tiga fase
kategori.
1. Teori klasik atau tahap scientific, yang terdiri dari:
a. Scientific management (manajemen ilmiah).
b. Administrative theorist (teori administratif).
c. Bureaucratic theorist (teori birokrasi).
2. Teori neo klasik.
a. Human relations approach (pendekatan hubungan-hubungan manusia).
3. Teori modern atau kontemporer atau tahap ilmu.
a. Behavioral approach (pendekatan perilaku).
b. Process approach.
c. System approach (pendekatan system).
d. Contingency approach (pendekatan kontingensi)

4. Perkembangan Pemikiran Administrasi dan Manajemen di Indonesia: Suatu


Perspektif
Pengembangan ilmu administrasi di Indonesia adapt dikatakan baru mulai sekitar tahun
1957 dengan didirikannya Lembaga Administrasi Negara (LAN) 5 Mei 1957 yang
untuk pertama kalinya dipimpin oleh Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, S.H. Lembaga ini
ditujukan untuk mengembangkan atau memajukan ilmu administrasi (negara) di

7
Indonesia. Sejak saat itu administrasi muali dikembangkan baik sebagai ilmu, lapangna
studi maupun untuk kepentingan praktik. Kemudian didirikan Public Administration
Centre (PAC) yang dewasa ini dikenal dengan nama Balai Pembinaan Administrasi
(BPA).

BAB 3

KEDUDUKAN ILMU ADMINISTRASI

1. Administrasi sebagai “Seni”

Seni merupakan kecakapan penerapan pengetahuan yang dimiliki pada situasi dan jenis
kegiatan tertentu. George R. Terry (1977) mengatakan, art is personal creative power plus
skill in performance (seni adalah kemampuan pribadi yang kreatif ditambah skill atau
keterampilan dalam pelaksanaan pekerjaan tugas).

Apabila pengertian tersebut dihubungkan dengan aktivitas-aktivitas administratif, maka


tujuan relatif dapat dicapai secara efektif dan efisien apabila para administrator atau manajer
juga memiliki dan mempergunakan seni yang disebut keterampilan administratif atau
keterampilan manajerial (administrative skill atau managerial skill), yaitu penggunaan
kemahiran, kemahiran, kecerdikan, pengalaman, firasat dan penerapan pengetahuan secara
sistematis yang dilakukanterutama oleh para administrator atau manajer baik tingkat top,
menengah atau bawah dalam suatu kegiatan kerjasama dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.

Seseorang yang memiliki seni administrasi karena:

a. Pembawaan kodrati (bakat).


b. Pendidikan dan latihan.
c. Pengalaman praktek.

2. Administrasi sebagai “Ilmu”

Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik, pengetahuan daripadanya
dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum. Ilmu mencakup

8
lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progres manusia secara
menyeluruh. Termasuk di dalamnya pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematik
melalui pengamatan dan percobaan yang terus menerus, dan telah menghasilkan penemuan
kebenaran yang bersifat umum (Moh, Nazir, 1985).

Ilmu pengetahuan merupakan usaha yang bersifat multidimensional, yang karenanya


dapat didefinisikan dalam berbagai cara, yang masing-masing definisi tidak merupakan
definisi yang tuntas. Prinsip-prinsip yang dimiliki oleh administrasi tidak sama dengan
prinsip-prinsip seperti yang dimiliki oleh ilmu-ilmu eksak; misalnya, ilmu phisikal, ilmu
alam, biologi dan kedokteran. Administrasi tergolong sebagai ilmu sosial seperti halnya
dengan ekonomi, sosiologi, psikologi dan ilmu sosial lainnya yang berhubungan dengan
faktor manusia, perilaku manusia dalam melaksanakan kegiatan kerja sama untuk mencapai
tujuan, dan hal tersebut merupakan fenomena sosial yang dapat diterangkan dan diprediksi.

Lahirnya administrasi sebagai ilmu didasarkan atas pendekatan dan penelitian


ilmiah.pelopornya antara lainadalah Frederick Winslow Taylorr (1856-1926) di Amerika
Serikat dan Henry Fayol (1841-1925) di Perancis. Di samping itu, administrasi sebagai ilmu
juga memiliki sifat-sifat dan landasan pendekatan ilmiah.

1. Landasan Ontologik,yaitu ada objek yang diamati terpisah dari subjek yang
mengamati. Objek yang diamati oleh ilmu administrasi adalah kegiatan dan dinamika
kegiatan kerja sama sekolompok orang yang terorganisasi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, sebagai fenomena sosial.
2. Landasan epistimologik, yaitu metode pendekatan yang digunakan dan bagaimana
mererapkan metode ilmiah yang berkenaan dengan cara untuk mengamati sesuatu.
3. Landasan aksioogik, yaitu tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dalam hal
administrasi yang mengamati dan menjelaskan proses kegiatan dan dinamika kerja
sama untuk mencapai tujuan kelompok orang (organisasi).

Disamping itu administrasi juga memiliki sifat-sifat atu ciri-ciri untuk disebut sebagai
ilmu, yaitu :
1. empiris
2. sistematis
3. objektif
4. analisis
5. dapat dibuktikan kebenarannya

3. Administrasi sebagai “Bidang Studi” atau Disiplin Akademik

9
Sehubungan dengan kedudukan administrasi sebagai ilmu, hal itu berarti bahawa
administrasi dapat dipelajari dan di ajarkan. Ilmu administrasi sebagai disiplik akademik,
berarti: pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Parahyangan juga
di beberapa Universitas Negeri dan Swastalainnya, diajarkan dan dikembangkan pula
ilmu administrasi khususnya ilmu administrasi negara dan niaga, yang bertujuan
mendidik dan membina para mahasiswa yang berkemampuan dan memiliki keahlian
dalam bidang administrasi negara dan administrasi niaga yang kelak dapat menjadi tenga-
tenaga profesional dalam bidang aktivitas organisasi pemerintahan atau organisasi niaga.

4. Administrasi sebagai “Profesi”

Kriteria untuk disebut sebagai suatu profesi yaitu :

1. An organized body of knowledge,


2. Client recognition of the professions authority,
3. Community approval of the profession’s authority,
4. A code of sthics, and
5. A professional culture nurtured by professional association.

Dari pengertian atau batasan dan kriteria atau karakteristik profesi seperti
dikemukakan di atas diperoleh penjelasan, bahwa profesi tidak sekadar pekerjaan, bahwa
profesi tidak sekadar pekerjaan apabila di jabarkan lebih lanjut memilikikarakteristik atau
kriteria sebagai berikut:

1. Profesi memiliki badan pengetahuan dan teori yang esoterik artinya tidak dimiliki
oleh sembarang orangkeculai yang sudah pernah mendapatkannya.
2. Profesi merupakan suatu keahlian yang diperoleh melalui proses pendidikan formal
yang ketat, melalui latihan dan pengalaman dalam praktek.
3. Profesi memiliki kode etik yang ketat yang mengatur hubungan antaranggota
professional serta hubungan anatara professional dengan langganan, konsumen untuk
tujuan perlindungan.
4. Profesi memiliki tanggung jawab dan dedikasi sosial dan institusional atau
organisasional sesuai dengan kode etik.
5. Profesi memiliki perhimpunan yang dapat pengakuan dari pemerintah, masyarakat
dan lingkungan.
6. Untuk memasuki profesi ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria dan syarat-syarat
tertentu.

Di samping itu sering dikatakan, bahwa sesorang mempunyai jabatan atau posisi
dalam administrasi atau organisasi. Dalam kaitannya dengan konsep administrasi

10
sebagai jabatan atu karier adalah juga merupakan ide ke arah administrasi sebagai
profesi, yaitu sebagai suatu jenis lapangan pekerjaan yang memerlukan ekspertis
administratif yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang ketat. Oleh sebab itu
seorang administrator atau manajer adalah seorang profesiaonal yang spesialis,
dididik dan dilatih dalam lapangan pengetahuan administrasi. Profesi ilmiah
administrasi dituntut untuk semakin dikembangakan hingga menjadi professions job,
seperti halnya dengan profesi kedokteran, teknologi, hukum, psikologi termasuk
dalam rangka institusionalisasi dan funsionalisasi profesi administrasi. Pendidikan
profesional administratif ini dilaksanakan oleh dan merupakan tanggung jawab
Universitas, Institut, sekolah tinggi, Akademi, serta lembaga yang membina dan
mengembangkan ilmu administrasi.

BAB 4

Hubungan Ilmu Administrasi dengan Ilmu-Ilmu lain

1. Administrasi dengan Ilmu Politik

Pandangan mereka yang paling diperhatikan adalah tentang bagaimana seseorang


memanaipulasi kekuasaan (to manipulate power) untuk kepentingan diri sendiri.
Semakin banyak kita belajar tentang politik, kekuasaan, dan konflik merupakan
realitas dalam aktivitas organisasi. Walaupun kurang diprdulikan dalam banyak
perjanjian administrasi, sumbangan para ahli politik penting untuk memahami lebih
jauh tingkah laku dalam organisasi (Stephen P. Robbins, 1980). Menelaah hubungan
administrasi dengan ilmu politik, lebih jelas kaitannya dengan administrasi negara.

Administrasi negara adalah salah satu bagian dari administrasi umum, yang
merupakan salah satu cabang ilmu sosial, di samping itu administrasi negara adalah

11
bagian dari proses politik, di mana administrasi dalam pemerintahan berhubungan
dengan kehendak golongan atau partai politik dan dengan program-program
politiknya, dan ikut serta menentukan metode-metodenya bagaimana kebijakansanaan
negara dapat diselenggarakan.

Hal yang demikian itu dappat dipahami, karena administrasi negara baerasal dari
ilmu politik atau dengan perkataan lain adanya hubungan yang erat antara ilmu politik
dengan administrasi negara sebagai suatu disiplin ilmiah tersendiri. Kedua bidang
tersebut sukar dibedakan, sebab kebanyakan apa yang dilakukan oleh administrasi
negara dimulai dengan konsep-konsep ilmu politik.

2. Administrasi dengan Ilmu Ekonomi

Dilihat dari prinsip ekonomi dan prinsip administrasi, maka keduanya adalah
sama, yakni masalah efisiensi dan efektivitas. Administrasi bisa menjadi alat ekonomi
untuk mencapai sasaran yang diinginkan dan sebaliknya.

Satu perkembangan yang mempererat hubungan Ilmu Ekonomi dan Ilmu


Administarsi adalah penelaahan terhadap lembaga-lembaga ekonomi atau organisasi-
organisasi perusahaan seperti Firma, CV, Pt, dll. Dalam bidang telaahan tersebut,
antara Administrasi dan Ekonomi saling mengisi, melengkapi dan saling membantu.
Anggaran adalah suatu alat pengendalian administratif yang utama, tetapi juga
merupakan faktor utama dalam pengendalian sistem ekonomi.

3. Administrasi dengan Psikologi dan Psikologi Sosial

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari untuk mengatur, menerangkan dan


kadang-kadang mengubah tingkah laku manusia dan makhluk-makhluk lain.
Administrasi sebagai proses kegiatan dan tindakan dalam kerja sama dari kelompok
orang-orang dalam mencapai tujuan, juga dipengaruhi oleh tingkah laku sosial.
Perilaku individu yang melaksanakan kerja sama akan berpengaruh terhadap hasil
yang dicapai.

Secara khusus lagi dapat dikemukakan hubungan antara administrasi dengan


psikologi sosial. Psikologi sosial mempelajari perilaku hubungan antara individu atau
perilaku hubungan antara manusia. Perilaku sosial, hubungan antara manusia atau
antar individu atau hubungan sosial yang merupakan aspek yang sangat penting dalam
administrasi merupakan objek telaahan psikologi sosial.

12
4. Administrasi dengan sosiologi

Para ahli sosiologi khususnya, telah memberikan sumbanagan yang besar untuk
perkembangan teori administrasi melalui studinya tentang perilaku kelompok dalam
organisasi. Dalam konsep-konsep administrasi dikenal dinamika kelompok, teori
organisasi formal, birokrasi, wewenang, komunikasi, kekuasaan dan onflik yang
kesemuanya merupakan input yang berharga dari konsep-konsep sosiologi.konsep
birokrasi misalnya, merupakan telaahan bidang sosiologi yang juga menjadi konsep
telaahan ilmu administrasi dimana konsep tersebut ditransfer dan dikembangkan
berdasarkan teori, metode, pengertian dan analisis Ilmu administrasi.

5. Administrasi dengan Antropologi

Menyadari bahwa bagaiman kita berperilaku adalah suatu fungsi dalam


kebudayaan kita dan hal ini merupakan sumbangan para ahli antropologi untuk bidang
administrasi. Tambahan lagi , kerja para ahli antropologi yang mereka lakukan
terhadap binatang-binatang; khususnya keluarga kera, adalah bernilaiuntuk
menggambarkan generalisasi tentang tingkah laku individu dan kelompok.

6. Administrasi dengan Ilmu Hukum

Ilmu hukum yang mempelajari norma-norma dan kaidah-kaidah hidup di dalam


masyarakat memberi input yang besar dalam perkembangan studi administrasi.
Kelangsungan hidup yang teratur serta perkembangan yang dinamis dari administrasi
hanya dapat dijamin apabila para anggota organisasi menaati peraturan-peraturan
organisasi; sedangkan perumusan peraturan organisasi merupakan konsep-konsep
yang diambil dari ilmu hukum.

7. Administrasi dengan Ilmu-ilmu Ekssak

Para ahli matematik, statistik, ekometrik, dan tekhnik telah menyumbangkandan


memperkaya teori administrasi. Contonya saja ilmu tekhnik yang dalam tahap awal
kerja pengelolaan, terpusat sekitar efisiensi dengan program kerja dan prosedur kerja.
Ilmu tekhnik menambah kemampuan dalam menyatukan kondisi kerja fisik dengan
kemampuan kerja manusia, dimana melalui usaha mereka dalam pembuatan pola
kerja, arus kerja dan prosedur serta pemilihan lokasi dan penggunannya dapat
mengurangi kelelahan kerja dengan efektif dan penggunannya dapat mengurangi
kelelahan kerja dengan efektif dan meningkatkan hasil-hasil kerja per kapita.

13
Sesungguhnya hampir semua ilmu bersangkut paut dengan atau memberi
kontribusi terhadap Ilmu Administrasi dan juga sebaliknya, demikian dikatakan oleh
Dwight Waldo, (1971). Ilmu administrasi tampaknya akan lebih bersifat deskriptif dan
kering, apabila tidak diperkaya oleh pemikiran yang berasal dari ilmu-ilmu lain.

BAB 5

DIMENSI-DIMENSI ILMU ADMINISTRASI

1. Pengantar
Perkembangn ilmu administrasi memperlihatkan kepesatan yang relatif tinggi dan maju
bila yang mendahuluinya, seperti ilmu ekonomi, hukum, sosiologi, psikologo dan politik.
Ada beberapa domai studi yang menjadi objek terlahan dalam lingkup administrasi.
a. Organisasi
b. Manajemen
c. Komunikasi
d. Kepegawaian
e. Keuangan
f. Perbekalan
g. Tata usaha
h. Perwakilan atau hubungan masyarakat
2. Dimensi-dimensi ilmu administrasi suatu perspektif
a. Secara kosepsional atau materi pokok
Menurut perspektif yang digunakan oleh para siswa administrasi, maka organisasi
dan managemen dianggap sebagai ciri dan inti dari studi administrasi.
b. Bedasarkan subjek pelaku
Berdasarkan subjek pelaku serta yang didasari oleh tujuan sifat kegiatan atau tujuan
yang akan dicapai, maka kegiatan-kegiatan administrasi dapat dilakukan oleh dan bersifat
publik dan prifat.
c. Berdasarkan sumber daya
Jika dilihat cara pengelolahan kgiatan lerja sama, maka admnistrasi yang terdapat
disemua aktivitas kerja sama organisasional, dapat dibedakan atas;
Manajemen personal
Manajemen perkantoran
3. Pandangan tentang dministrasi dan manajemen
Perkembangan administrasi dan manajemen hingga dewasa ini masih menunjukan
perbedaan pendapat disekitr pertanyaan-pertanyaan: apakah administrasi lebih luas, sama
dengan atau lebih sempit dari manajemen ? untuk memberi jawaban atas pertanyaan
diatas, pertama-tama harus ditelusuri kembali sejarah perkembangan pemikiran
administrsi dan manajemen, dan kemudian mencoba merekam beberapa pendapat dan
rumusan tentang administrasi dan manajemen.

14
BAB 6
ORGANISASI
1. Pengantar
Setiap individu akan berhubungan dengan bermacam-macam orang yang begitu
komplek dan bersangkutan dengan kebutuhan baik dari segi ekonomi, sosial rekreasi,
pendidikan dan lain sebagainya. Didasari atau tidak didasari, disengaja atau tidak
sengaja, setiap individu selalu berada, dibesakan dalam dan menjadi anggota
organisasi. Ini berlangsung sejak lahir hingga pada saat meninggal.
2. Pengertian organisasi
Disiplin administrasi akan terputus penelaahan tentang organisasi, sebab penomena
kerja sama sebagai telaahan ilmu administrasihanyalah penomena kerja sama yang
berhubungan dengan atau berlangsung secara organisasional.
3. Tujuan organisasi
Tujuan adalah arah atau sesuatu yang ingin dicapai atau dipengaruhi yang menjadi
sebab dilaksanakannya suatu kegiatan.
4. Asas-asas organisasi
Setiap organisasi, baik pukblik, maupun bisnis, perlu disusun atau dijalankan
berdasarkan asas-asas tertentu agar dapat hasil yang efisien dan efektie. Asas atau
prinsip mempunyai dua arah pikiran petunjuk kepada pkiran atau tindakan;
a. Merupakan suatu pangkal tolak pikiran atau untuk memahami hubungan atau
kasus.
b. Merupakan suatu cara atau sarana untuk menciptakan suatu tata hubungan sesuai
kondisi yang dikehendaki.
5. Bentuk-bentuk organisasi
a. Organisasi lini atau garis
Dimana otoritas mengalirdari puncak organisasi dilimpahkan kepada unit-unit
organisasi dibawahnya dalam semua sektor pekerjaan.
b. Organisasi lini atau staf
Disamping otoritas berasal dari pimpinan puncak atau dilimpahkan kepada unit
dibawah secara hirarkhis dalamsemua unit kerja.
c. Organisasi fungsional

15
Adalah organisasi dimana otoritas pimpinan puncak didelegasikan kepada unit-unit
organisasi hingga kepaling baah dalam bidang pekerjaan tertentu dan masing-
masing pimpinan unit mempunyai otoritas secara fungsional untuk memerintah
semua pelaksanaandari semuaunit sepanjang berhubungan dengan pekerjaan nya.
d. Organisasi lini fungsional
Memperlihatkan ciri organisasi lini dan organisasi fungsional
e. Organisai lini staf fungsional
Memperlihatkan ciri-ciri organisasii lini dan sifat serta organisasi funsional

BAB 7

MANAJEMEN

A. Pengertian

Manajemen dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh


sesuatu hasil dama rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain (SindangP.
Siagian, 1978)

Kast dan Rosenzweig mengemukakan empat elemen manajemen, yaitu :

a. Menuju tercapainya suatu tujuan


b. Melalui orang-orang
c. Dengan teknik tertentu
d. Dalam suau organisasi

Dalam buku ini, manajemen diartikan sebagai aktivitas pendayagunaan sumber daya manusia
dan materil dalam suatu kerjasama organisasional melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

B. Tugas dan peranan manajemen

Apa yang dikerjakan manajer dapat dikemukakan sebagai berikut (James A.F Stoner, 1982):

a. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.


b. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan atas suksesnya organisasi
mencapai suatu tujuan
c. Manajer menyeimbangkan persaingan sasaran dan perangkat prioritas.
d. Manajer harus berfikir ananlitikal dan konseptual.
e. Manajer adalah mediator dan perantara.
f. Manajer adalah politisi

16
g. Mananer adalah diplomat.

C. Tingkat-tingkat manajemen

Berdasarkan tingkatan dalam organisasi, maka tingkat manajemen dapat dibedakan atas :

a. Top management (manajemen puncak) atau disebut juga sebagai administratif


manajemen
b. Middle management (Manajemen tengah).
c. Lower management (manajemen bawah) .
D. Keterampilan manajerial

Tentang jenis manajerial yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan pada tingkatan manapun
berada dalam struktur organisasi, Robert L. Katz, sebagaimana dikutip oleh James A.F.
Stoner (1986), menentukan jenis dasar keterampilan, yaitu : keterampialn teknik,
keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual.

Keterampilan teknik
Kemampuan yang berhubungan erat dengan penggunaan alat-alat, prosedur-prosedur,
metode-metode dan teknik-teknik dalam suatu aktivitas manajemen dengan benar dan
tepat.

Keterampialn hubungan manusiawi


Kemampuan untuk menciptakan dan membina hubungan baik, memahami dan
mendorong orang lain, baik secara individu maupun kelompok sehingga mereka
bekerja lebih produktif dan merasa puas.

Keterampialn konseptual
Kemampuan mental untuk mengkoordinasi dan memadukan semua kepentingan dan
kegiatan organisasi.

E. Sumber daya manajemen

Beberapa pendapat mengenai sarana-sarana atau alat-alat administrasi atau management


dapat dikemukakakn sebagai berikut.

George R.Terry :

 Men (orang-orang)
 Materials (bahan-bahan)
 Methods (metode-metode)
 Money (uang)
 Market (pasar)

17
John W. Neuner :

 Men (orang-orang)
 Materials (bahan-bahan)
 Methods (metode-metode)
 Money (uang)
 Machines (mesin)
 Morale (moral)

F. Prinsip-prinsip manajemen

Prinsip adalah suatu pernyataan atau suatu kebenaran pokok yang memberikan petunjuk
kepada pemikiran atau tindakan yang akan diambil. Adapun prinsip utama majajemen , ialah
“efisiensi” (daya guna) dan “efektivitas” hasil guna dalam mencapai hasil atau tujuan yang
direncanakan.

BAB 8

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

A. Pengantar
Sebagimana telah diuraikan, bahwa ada kesukaran untuk membedakan kegiatan-kegiatan
administrasi dan manajemen baik secara teoretik maupun praktek.

B. Klasifikasi fungsi-fungsi manajemen

Untuk lebih memperjelas serta mengetahui perbedaan dan persamaan pengklasifikasian


fungsi-fungsi administrasi dan manajemen, berikut ini diberikan beberapa pendapat.

John B. Miner, mendefinisikan :

 making
 Staffing
 Representing
 Bargaining

Ernest dale :

 Planning
 Organizing
 Staffing
 Directing
 Control
 Innovation
18
 Represantation

Harold Koontz :

 Planning
 Organizing
 Staffing
 Leading
 Controlling

Dari berbagai klasifikasi fungsi-fungsi manajemen diatas terdapat tiga fungsi persamaan :

 Planning
 Organizing
 Controlingl

C. Perencanaan

Merupakan fungsi pertama dan bahkan yang paling utama dalam setap aktivitas-aktivitas
manajemen atau administrasi. Perencanaan merupakan dasar, landasan atau titik tolak dalam
melaksanakan tindakan-tindakan administratif. Didalam perencanaan inilah dirumuskan dan
ditetapkan seluruh aktivitas-aktivitas administrasi atau manajemen , sebab dalam perencanaan
dirumuskan dan ditetapkan jawaban-jawaban dari pertanyaan tentang :

a. Apa yang harus dikerjakan.


b. Mengapa harus dikerjakan.
c. Dimana dikerjakan.
d. Kapan akan dikerjakan.
e. Siapa yang akan mengerjakan .
f. Bagaimana hal tersebut akan dikerjakan.

D. Pengorganisasian

Organizing (pengorganisasian) merupakan kata kerja dari organization (organisasi) yang


berasal dari kata “organism”. Organism berarti suatu susunan yang terdiri dari bagian-bagian
dan diarahkan ke satu tujuan. Atau suatu susunan yang terdiri dari bagian-bagian yang
dipadukan sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu dengan yang lainnya saling
mengikat dan secara keseluruhan merupakan kebulatan yang saling berhubungan, bergantung,
saling memengaruhi dan bekerja untuk satu tujuan tertentu.

E. Pengawasan

Fungsi pengawasan tidak mungkin dapat dilaksanakan tanpa kegiatan perercanaan dan
rencana tidak akan tercapai secara Optimal jika tidak disertai dengan pelaksanaan fungsi

19
pengawasan. Dengan kata lain, fungsi kegiatan perencanaan mendahului pengawasan dalam
hal mana perencanaan me Warnai dan mempengaruhi kegiatan pengawasan sedangkan
pengawasan yang efektif memberi umpan“ balik deed-back) untuk perencanaan dalam hal
perubahan-perubahan standar dan input (masukan) yang tidak selaras. Dengan demikian
perencanaan dan pengawasan dapat dipandang sebagai mata rantai yang berhubungan dan
saling mempengaruhi. .

Perencanaan merupakan kegiatan penentuan tujuan, sumber daya manusia dan materil yang
digunakan atau dibutuhkan serta operasionalisasi kegiatan, sedangkan pengawasan ditujukan
agar kegiatan-kegiatan untuk merealisasikan tujuan serta efektivitas pendayagunaan sumber-
sumber tidak menyimpang dari rencana melalui pelaksanaan fungsi pengawasan, dapat
diketahui secara dini apakah tercapai tujuan sesuai dengan rencana atau malah terjadi
kesenjangan akibat adanya penyimpangan-penyimpangan. Bagaimanapun juga setiap
kesenjangan yang terjadi antara harapan dan pelaksanaan pada setiap unit dari keseluruhan
organisasi akan lebih mudah dipecahkan apabila diketahui secara dini daripada menunggu
setelah terjadi penyimpangan yang serius. Melalui kegiatan pengawasan akan memberikan
informasi yang cepat untuk selanjutnya dapat diambil langkaholangkah perbaikan (corection )
atas penyimpangan yang terjadi. Iadi aktivitas pengawasan diperlukan terutama untuk
menjawab pertanyaan apakah kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan sudah sesuai dengan
yang diinginkan. Hasil tindakan perbaikan atau corrective bagaimanapun menu jadi umpan
balik bagi perencanaan. Karena pangkal atau standar dari pengawasan ialah rencana dan
karenanya kegiatan pengawasan harus berd sifat plan oriented (berorientasi pada rencana).

BAB 9
KEPEMIMPINAN

1. Pengertian
Mengetahui, memahami dan menganalisis definisi atau batasan tentang objek yang di
permasalahkan,seperti kepemimpinan (Leadership), merupakan langkah awal yang amat
penting.Kemudian kesimpulan yang diperoleh dari batasan kepemimpinan yang di
kemukakan memudahkan pemahaman dan analisis lebih lanjut terutama dalam menjawab
pertanyaan:siapa pemimpin, bagaimana menjadi seorang pemimpin dan bagaimana perilaku
pemimpin yang efektif

20
Banyak batasan yang diberikan untuk kepemimpinan dan pada umunya batasan
tersebut bermuara pada arti kepemimpinan sebagai aktivitas mempengaruhi perilaku orang
lain, baik secara individu atau kelompok agar melakukan aktivitas dalam usaha untuk
mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Kootz & Donnel, 1989 memberi batasan kepemimpinan sebagai influence, the art or
process of influencing people so that they will strive willingly and anthusiastically toward
the achievment of group goals.Dari definisi tersebut dapat diidenifikasi faktor-faktor atau
elemen dalam berlangsungnya proses kepemimpinan.Pertama, ada seseorang yang
melakukan aktivitas mempengaruhi yang disebut pemimpin (leader).Kedua,ada seorang
atau sekelompok orang yang dipengaruhi untuk melakukan aktivitas, yang disebut pengikut
(follower). Proses mempengaruhi atau di pengaruhi timbul dari terjadinya aksi dan reaksi,
interaksi dan intereaksi antara orang yang berposisi sebagai pemimpin dengan orang lain
yang berposisi sebagai pengikut secara timbal balik (mutual interaction). Ketiga, aktivitas
mempengaruhiberlangsung dalam situasi tertentu. Akhirnya ada tujuan yang ingin
dicapai.Konsep ini dapat diperluas untuk menunjukkan tidak hanya kemamuan untuk
bekerja, tetapi juga kemauan untuk bekerja dengan semangat dan kepercayaan.Semangat
mencerminkan hasrat, dan intensitas melaksanakan pekerjaan, kepercayaan mencerminkan
pengalaman dan kemauan teknik.

2. Legitimasi kekuasaan atau otoritas pemimpin


Seseorang dapat mempengaruhi atau diikuti orang lain atau sekelompok orang atau
sebaliknya orang lain atau sekelompok orang menuruti atau mengikuti seseorang tidak lain
karena posisi orang tersebut memperoleh legitimasi dengan memiliki kekuasaan atau otoritas.

Dalam organisasi, kemampuan untuk mempengaruhi,mendesak dan memotivasi atau


mendorong pengikutnya, disamping tempat, penentuan waktu, penggunaan informasi dan
efisiensi, didasarkan juga pada kekuasaan sebagai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pengaruh

3. Teori kepemimpinan
Dari berbagai penelitian tentang kepemimpinan nerkembanglah berbagai pendekatan atau
teori yang pada umumnya dapat di kategorikan atas:

a. Teori sifat

21
b. Teori peilaku
c. Teori situasional

a. Teori sifat
Pada mulanya orang mengakui bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat.Dalam hal ini
pemimpin berasal dari kelas atau keluarga yang sama dan diwarisi. Akan tetapi ketika satu
dinasti yang berkuasa jatuh dan diganti oleh orang dari kelas yang berbeda, orang di sadarkan
bahwa pemimpin dapat berasal dari semua tingkatan sosial, bukan karena keturunan

Beberapa sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang sukses antara lain:

 Takwa
 Sehat
 Cakap
 Jujur
 Tegas
 Setia
 Disi[lin
 Intelek
 Kreatif
 Adil
 Dan masih banyak lagi

b. Teori prilaku
Studi kepemimpinan melalui pendekatan perilaku,menghasilkan dua orientasi perilaku
pemimpin, yaitu perilaku pemimpin yang berorientasi tugas (task orientation) atau yang
mengutamakan penyelesaian tugas dan perilaku pemimpin yang berorientasi pada orang
(people orientation) atau yang mengutamakan menciptakan hubungan-hubungan manusiawi

Gaya kepemimpinan dapat diklasifikasi atas:

 Gaya kepemimpinan otokratik, jika orientasi tugas tinggi dan orientasi hubungan
manusia rendah

22
 Gaya kepemimpinan direktif, jika orientasi tinggi dan orientasi hubungan manusia
sedang
 Gaya kepemimpinan konsulatif, jika orientasi tugas tinggi dan orientasi hubungan
manusia cukup tinggi
 Gaya kepemimpinan demokratik atau partisipatif, jika orientasi tugas tinggi dan
orientasi hubungan manusia tinggi
Setiap tindakan dan kebijaksanaan yang diambil oleh pemimpin sangat mempengauhi
pekerjaan kelompok dalam pencapaian tujuan

c. Teori kontingensi dan situasional


Kepemimpinan merupakan produk berbagai macam kegiatan, kekuatan dan interaksi pada
saat yang bersamaan.Keberhasilan kepemimpinan akan ditentukan oleh faktor-faktor antara
lain: pemimpin, pengikut dan organisasi

Faktor-faktor kontingensi atau situasi:

 Hubungan pemimpin-pengikut
 Struktur tugas
 Kekuatan posisi penuh
BAB 10
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Pengertian
Secara etimologis kata decide berasal dari latin prefix “de” yang berarti “off”. Dan kata caedo
yang berarti “to cut”. Ini berarti proses kognitif “cuts off” sebagai tindakan memilih dari
antara beberapa alternatif yang mungkin

Intisari dari pengambilan keputusan adalah perumusan beraneka alternatif tindakan


dalam menggarap situasi yang dihadapi serta penetapan pilihan yang tepat antara beberapa
alternatif yang tersedia, setelah diadakan pengevaluasian mengenai keefektifan masing-
masing untuk mencapai sasaran para pengambil keputusan (K.J Redford, 1984)

. keputusan ialah suatu tindakan dimana pimpinan menentukan suatu kesimpulan


tentang apa yang harus atau tidak harus dilakukan dalam situasi yang tertentu (M c.Farland
dalam Soewarno Handajaningrat, 1982).

23
Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah
kegiatan yang dilakukan seorang pimpinan atau sekelompok dalam usaha memecahkan dan
mencari solusi dari suatu problema yang dihadapi dengan merumuskan, menetapkan berbagai
alternatif

2. Proses pengambilan keputusan


Keputusan adalah jawaban atau respons terhadap masalah yang dihadapi, meskipun
keputusan tersebut tidak selalu merupakan pemecahan atau jalan keluar ( solution ) dari suatu
masalah.

Model-model pengambilan keputusan:

 Model tingkah laku


 Model informasi
 Model normatif

BAB 11

KOMUNIKASI

A. Arti komunikasi
Secara sederhana disebut; jika ada dua orang atau lebih bertemu, maka secara cepat
atau lambat mereka akan memulai berbicara atau memberikan tanda-tanda untuk
mengetahui kehadiran orang lain. Hal semacam ini disebut transaction stimulus,
sedangkan orang yang kemudian berkata atau mengerjakan sesuatu berkenaan dengan
stimulustasi dimana transaction response dan kedua transaksi ini sebelumnya harus
ada sebelum komunikasi terjadi.
B. Proses komunikasi
Secara singkat dapat dikemukakan tentang proses komunikasi dan elemen-elemennya
dalam pertanyaan; siapa melakukan aksi (suber pesan atau pengirim yang disebut
sender), apa yang disampaikan (pesan atau massages), melaluli apa yang disampaikan

24
(saluran atau channel), kepada siapa pesan ditunjukan (penerima pesan atau receiver),
serta bagaimana reaksi penerima terhadap pesan (umpan balik atau feedback).
Proses komunikai kontemporer banyak digunakan sebagai kerrangka acuan
pembahasan komunikasi dewasa ini bertumpu pada pemikiran yang dikembangkan
oleh Claude E. Shannon dan Warren Weaver dn juga Wilbur Sehramm.mereka
mengembangkan komunikasi yang dapat berlaku dalam semua situasi dan organisasi.
Shannon menunjukan komunikasi sebagai system mekanistik yang berlangsun lima
elemen-elemen dasar yaitu;

1. Transmitter
2. Information saurce atau senders
3. Channel
4. Receiver
5. Destination

Disamping elemen dasar, Shannon juga menngajukan komponen-komponen lain


terhadapsiistem, yaitu;

1. Massage (encoding)
2. Transmitted signal
3. Received signal
4. Massage (decoding)
5. Noise source

Pada tahun 1960, David K. Barlo mengembangkan komponen-komponen komunikasi


(Herbert G.Hicks, 1972), yang terdiri dari;

1. Source
2. Encoder
3. Massage
4. Channel
5. Decoder
6. Meaning

25
7. Feedback
8. Noisce

C. Pentingnya komunikasi dalam organisasi


Dunia maanejer adalah dunia kata-katasebab kira-kira 78% dari waktu manejer
digunakan uuntuk melakukan interaksi verbal (komunikasi) demgan orang lain dan
hanya 20% bekerja dimeja. Oleh karna itu proses komunikasi dalam organisasi adalah
vital untuk pencapaian tujuan atau sasaran organisasi.
Komunikasi mempunyai sejumlah pengaruh baik terhadap tipe sasaran, tugas
keorganisasian dan maintenance.dengan respek terhadap sasaran atau tugas
(produktivitas), tanpa beberapa sarana untuk komunikasi kebawah, para pekerja tidak
akan mengetahui apa yang dikerjakan atau pekerjaan yang mereka terima dan kapan
serta bagaimana mengerjakan pekerjaanya.
Aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan oleh organisasi antara
lain bertujuan untuk:
1. Meningkatkan hubungan kerja dan kerja sama yang baik antar individu
dan antar unit organisasi ataupun departemen
2. Mengetahui sedini mungkin masalah-masalah yang timbul didalam
pelaksanaan tugas dan pekerjaan dari masing-masing unit organisasi
3. Mengurangi aspek negative dan pekerjaan dari masing-masing unit
organisasi
4. Mendorong semangat kerja

D. Sistem komunikasi
1. Jarimgan komunikasi
Jika jaringan komunikasi diartikan sebagai proses interaksi dan penyampaian
informasi, maka proses interaksi tersebut berlangsung dalam suatu jaringan kerja
komunikasi yang dapat terjadi melalui stuktur formal atau proses informal.

Jenis-jenis jaringan komunikasi seperti dalam bagan berikut pada hakikatnya


dapat digolongkan atas:

a. Terpusat
b. Terbesar
c. Sekuensial
d. Resiprokal
2. Arus komunikasi

26
Oleh karena itu saluran komunikasi komunikasi formal ditetapkan melakukan
hirarkhi organisasi dan wewenag, maka arus informasi dalam proses kumunikasi
akan berpariasi antara:
a. Komunikasi vartikal
Merupakan komunikasi dari atas atau superior kebawah atau subordinasi
dan sebaliknya.
b. Komunikasi horizontal
Yaitu proses komunikasi yang mununjukan arus informasi diantara orang-
orang sejawat pada tingkat hirakhi yang sama dalam organisasi.
c. Komunikasi diagonal
Proses komunikasi dimana arus informasi mengalir diantara orang pada
tingkat hirarkhi organisasi yang tida sama.
3. Komunikasi formal dan komunikasi informal
Komunikasi formal mengikuti saluran formal sebagai tergambarkan didalam
struktur organisasi.
Komunikasi informal ada diluar saluran informasi formal dan tidak menuruti
hirarkhi organisasi dan otoritas.

E. Hambatan komunikasi efektif

Komunikasi merupakan proses dan aktivitass penyampaian informasi dengan


menggunakan simbol-simbol, sehingga orang lain dapat mengerti. Dalam hal ini yang
ditransmisi bukanlan pergantian melainkan pesan atau informasi dan symbol bahasa dan kata-
kata. Tetapi kata yang sama mungkin dapat diinterpretasi berbeda oleh penerima pesan,
karena tiap individu atau kelompok berbeda, karena komunikator berbeda dengan
komunikam.

Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, perlu dilakukan tindakan-tindakan


berikut

1. Mengadakan tidak langsung


2. Mengatur arus informasi
3. Memanfaatkan umpan balik
4. Penghayatan
5. Pengulangan
6. Mendorong saling mempercayai
7. Penempatan waktu secara efektif
8. Menyerdehanakan bahasa
9. Mendengarkan secara efektif
10. Memanpaatkan selentingan

27
DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirjo, prajudi; dasar-dasar ilmu administrasi, ghalia indo nesia, jakarta, 1980

Pengambilan keputusan, ghalia indonesia, jakarta, 1980,

28

Anda mungkin juga menyukai