Anda di halaman 1dari 24

FILSAFAT ADMINISTRASI

Disusun Oleh:
AGUNG BUDI SAPUTRA 2210247908
HERLIAN TEGAS JS 2210247913

PROGRAM STUDI STRATA DUA (S2)


FAKULTAS PASCASARJANA EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT telah memberi karunia, rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis diberi kesempatan juga kemampuan untuk menyelesaikan
penulisan Makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat Manajemen
Sholawat dan juga salam tidak lupa tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan selaku ummat Islam semoga kita dapat menjalankan setiap
sunnah Rasul
Tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas kuliah wajib, Program Studi Strata
Dua (S2) Fakultas Pascasarjana Ekonomi Dan Bisnis Universitas Riau.

.
Pekanbaru, 24 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3
A. Pengertian Filsafat Administrasi..................................................... 3
B. Pengertian Administrasi.................................................................. 5
C. Sejarah Ilmu Administrasi dan Manajemen.................................... 7
BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 12
A. Penahapan Ilmu Administrasi.......................................................... 12
B. Fungsi-Fungsi Administrasi............................................................. 12
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 20
A. Kesimpulan..................................................................................... 20
B. Saran............................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu administrasi merupakan hasil pemikiran dan penalaran manusia yang
disusun berdasarkan dengan rasionalitas dan sistematika yang mengungkapkan
kejelasan tentang objek formal, yaitu pemikiran untuk menciptakan suatu
keteraturan dari berbagai aksi dan reaksi yang dilakoni oleh manusia dan objek
material, yaitu manusia yang melakukan aktivitas administrasi dalam bentuk
kerjasama menuju terwujudnya tujuan tertentu. Esensi mendasar objek formal
dan material administrasi adalah terciptanya hubungan antara pengatur dengan
yang diatur dalam konteks kerja sama manusia.
Kajian filsafat administrasi masih jarang dijumpai di berbagai
perpustakaann, tetapi yang banyak ditemukan adalah filsafat pada umumnya.
Menurut Makmur bukanlah menjadi hambatan dalam mempelajari filsafat
administrasi, karena administrasi adalah salah satu cabang ilmu yang asal
mulanya bersumber dari filsafat.

Administrasi yang merupakan hasil pemikiran dan penalaran manusia serta


dihasilkan untuk menciptakan keteraturan menuju terwujudnya tujuan bersama,
adalah salah satu ilmu yang banyak diminati masyarakat umum. Melalui kacamata
filsafat, diharapkan masyarakat mengetahui esensi dasar dari ilmu administrasi
tersebut.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah.
1. Apa pengertian Filsafat Administrasi?
2. Apa pengertian Administrasi?
3. Bagaimana sejarah Ilmu Administrasi dan Manajemen?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa pengertian Filsafat Administrasi

1
2. Untuk mengetahui apa pengertian Administrasi
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Ilmu Administrasi dan Manajemen

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Filsafat Administrasi


Filsafat administrasi adalah pengetahuan yang berkaitan dengan hakikat,
seluk beluk, dan tujuan pelaksanaan kerja dan pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. Ada tujuh jenis kegiatan administrasi yang menjadi hakikat dari fungsi
administrasi yang juga terdapat pada manajemen yaitu planning atau
merencanakan, organizing atau mengorganisasikan, staffing kelanjutan dari
pengorganisasian, yaitu menempatkan orang-orang, directing, yaitu pemerintah
atau mengarahkan, coordinating, yaitu mengkoordinasi staff dan pekerjaan,
reporting, yaitu kelanjutan dari fungsi pemeriksaan, dan budgeting yaitu pengaturan
pembiayaan. Semua ini dikenal dengan PGSDCORB (planning, organizing,
directing, coordinating, reporting, dan budgeting)
Kalau diteliti dan dicermati secara filosofis, kegiatan manusia yang disebut
administrasi mengandung 3 faktor yaitu:
4. Adanya tujuan organisasi ataupun tujuan antara dari setiap kegiatan yang
telah ditentukan sebelumnya
5. Aktivitas atau proses kegiatan manusia sebagai gejala sosial berlangsung
dalam interaksi antar sejumlah manusia yang diuraikan dalam setiap unit
kerja, yaitu usaha untuk mencapai tujuan tersebut yang dilakukan dengan
teratur organisasi, dan sistematis
6. Rangkaian usaha kerja sama untuk mencapai tujuan bersama atau
tercapainya tujuan itu melalui pembagian tugas dalam satu kesatuan kerja
dengan melakukan pengawasan terhadap mutu yang diharapkan.
Secara aksiologis administrasi merupakan proses penyelenggaraan yang
berkaitan dengan sistem, asas, prosedur dan teknik kerjasama dengan setempat-
tempatnya yang berfungsi mempermudah pekerjaan administrator. Proses adalah
serangkaian perbuatan manusia yang mengandung maksud tertentu yang
dikehendaki oleh yang melakukan perbuatan itu. Adapun perbuatan adalah kegiatan
manusia yang mengandung maksud tertentu. Jadi, perbuatan dilihat dari segi

3
aktivitasnya, sedangkan kejadian dilihat dari segi fasilitasnya. Pendapat ini sejalan
dengan gulick yang mengatakan, filsafat administrasi adalah sistem pengetahuan
yang memberikan pemahaman kepada manusia tentang hubungan-hubungan
meramalkan akibat yang mempengaruhi hasil pada suatu keadaan ketika orang-
orang bekerja sama untuk tujuan bersama.
Di samping itu, secara epistemologis administrasi bersumber dari proses
sistem berlaku yang mengandung proses interaksi manusia dalam sistem yang
terarah dan terkoordinasikan dalam usaha mencapai tujuan. Oleh karena itu filsafat
administrasi merupakan serangkaian hakikat kegiatan atau proses yang berurutan
dan beraturan yang menggunakan prinsip-prinsip administratif dan manajemen titik
sumber kegiatan administrasi adalah semua potensi atau sumber daya yang
tersedia, yaitu kebutuhan yang diperjuangkan agar terpenuhi secara efektif efisien
dan bertanggung jawab terhadap suatu organisasi tertentu.
Filsafat administrasi adalah pengetahuan tentang hakikat administrasi dan
prinsip-prinsip yang diterapkan dalam proses administrasi, dengan proses pemikiran
yang mendalam sistematis, radikal, rasional terhadap sumber pengetahuan
administrasi dan tujuan administrasi. Filsafat administrasi mengkaji secara ontologis
epistemologis dan aksiologis terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam
administrasi. Unsur-unsur administrasi adalah sebagai berikut:
1. Proses penyelenggaraan
2. Kerjasama dalam melaksanakan tugas
3. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
Sebagai contoh, unsur-unsur yang terdapat dalam administrasi negara adalah
sebagai berikut:
1. Proses penyelenggaraan negara menurut bidang dan departemen
masing-masing
2. Kerjasama antar berbagai lembaga negara
3. Pencapaian tujuan bernegara yang merupakan cita-cita dari seluruh
warga negara.

4
B. Pengertian Administrasi
Menurut Prof. Dr. H. Juhaya S. Pradja, M.A. di dalam bukunya yang berjudul
Filsafat Manajemen (2017), ia mengatakan bahwa secara etimologis “administrasi”
berasal dari bahasa latin, yang terdiri atas kata ad dan ministrar. Kata ad artinya
intensif, sedangkan ministrae artinya melayani, membantu, atau mengarahkan. Jadi,
pengertian administrasi adalah melayani secara intensif. Administrasi berasal dari
perkataan administrarei atau kata benda administrario. Administrasi juga berasal
dari kata administravius yang termasuk dalam bahasa Inggris yaitu administration.
Ada yang berpendapat bahwa kata administrasi diambil dari kata ad dan
ministro. ad mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. oleh karena
itu, administrasi diartikan sebagai pelayanan atau pengabdian terhadap subjek
tertentu. Kata administrasi juga berasal dari bahasa Belanda yaitu administrare
yang artinya lebih sempit dan terbatas pada aktivitas ketatausahaan, yaitu kegiatan
penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis.
Administrasi di sini hanya berfungsi mencatat hal-hal yang terjadi dalam organisasi
sebagai bahan laporan bagi pimpinan, meliputi kegiatan tulis-menulis, mengirim dan
menyimpan keterangan dan dikaitkan pula dengan aktivitas administrasi
perkantoran yang hanya merupakan salah satu bidang dari aktivitas administrasi
yang sebenarnya.
Menurut Ngalim Purwanto, kata ad dalam administrasi mempunyai arti yang
sama dengan kata to dalam bahasa Inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”, dan
administrasi sama artinya dengan kata to serve atau to conduct yang artinya
melayani, membantu, atau mengarahkan. dalam bahasa Inggris to administer
berarti pula mengatur, memelihara (to look after) dan mengarahkan. Dengan
demikian, administrasi merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,
melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai tujuan
suatu tujuan. Juga merupakan suatu proses organisasi, dan individu yang
berhubungan dengan pelaksanaan visi dan misi institusi atau lembaga tertentu.
Administrasimerupakan totalitas sistem yang terdiri atas subsistem-subsistem
dengan atribut yang saling berkaitan, salingketergantungan, saling berhubungan
dan saling memengaruhi sehingga keseuruhannya merupakan kebulatan yang utuh

5
dan mempunya peranan serta tujuan tertentu. Sutu sistem merupakan subsistem
dari sistem yang lebih besar.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa konsep administrasi mempunyai
konotasi yang luas, antara lain:
1. Mempunyai pengertian sama dengan manajemen yang berusaha
mempengaruhi dan menyuruh orang untuk bekerja secara produktif;
2. Memanfaatkan manusia,material, uang dan metode secara terpadu untuk
mencapai tujuan konstitusional;
3. Mencapai suatu tujuan melalui orang lain; fungsi eksekutif pemerintah, dan
memanfaatkan sistem kerja sama interaktif yang efisien dan efektif.
Administrasi juga merupakan jenis pekerjaan yang berhubungan dengan
perkantoran, juru tulis, atau tata usaha. Apabila disebut sebagai pegawai
adaministrasi, yang dipahami adalah pegawai ketatausahaan atau pegawai
struktural Perkantoran yang setiap hari duduk di depan meja kantor mengurusi
masalah-masalah surat menyurat perkantoran, dan pelayanan yang berhubungan
dengan kebutuhan adaministratif. Administrasi termasuk jenis pekerjaan yang
memanfaatkan aktivitas manusia dalam suatu pola kerjasama dalam upaya
mencapai tujuan dengan cara-cara yang efektif dan efisien. Efektif dan efisien,
artinya hemat waktu dan hemat biaya dengan hasil yang terbaik atau mengajar
tujuan dengan pola kerja yang menghemat waktu dan biaya.
Pada dasarnya, perhatian utama administrasi adalah tujuan, manusia, sumber
dan waktu. Kalau digabungkan dan dilihat dari bentuk dan perilakunya keempat
unsur tersebut tampak sebagai satuan sosial tertentu, yang sering disebut
organisasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah
subsistem dari organisasi itu sendiri yang unsur-unsurnya terdiri atas unsur
organisasi yaitu tujuan orang-orang sumber dan waktu.
Dari semua pengertian tersebut dapat diperinci sebagai berikut:
1. Administrasi artinya pelayanan terhadap semua kebutuhan institusional
dengan cara yang efektif dan efisien. Administrasi sebagai salah satu
komponen dari sistem yang semua subsistemnya saling berkaitan satu
dengan yang lainnya. Administrasi adalah aktivitas-aktivitas untuk mencapai

6
suatu tujuan atau proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Administrasi adalah keseluruhan proses penyelenggaraan dalam usaha kerja
sama dua orang atau lebih dan atau usaha bersama untuk mendayagunakan
sumber-sumber personel ataupun material secara efektif dan efisien dan
rasional untuk menunjang tercapainya tujuan.
3. Administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan sistem organisasi yang
meliputi organ pada lembaga-lembaga berikut fungsinya masing-masing yang
terdapat pada organisasi dan diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi.
Dalam usaha pencapaian tersebut, setiap organisasi memiliki dan
menggunakan cara-cara yang berbeda oleh karena itu diperlukan kajian
filosofis terhadap ilmu administrasi.
C. Sejarah Ilmu Administrasi dan Manajemen
Administrasi dan manajemen sebagai ilmu pengetahuan baru berkembang
sejak akhir abad ke-19. Pada awal perkembangannya administrasi merupakan seni
dan keterampilan yang berkembang dinamis sebagai bagian dari peradaban
manusia secara historis perkembangan peradaban manusia tidak terlepas dari
praktik administratif dan manajemen. Perkembangan administrasi sebagai seni
dapat dibagi menjadi tiga fase utama berikut:
1. Fase Pra-sejarah
Bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa pada fase ini administrasi sudah
berkembang dengan baik. Secara tidak sadar masyarakat purba telah
menjalankan sebagian prinsip administrasi yang dikenal sekarang,
meskipun dalam batas-batas yang sangat sederhana
Ditinjau dari segi waktu dan tempat yang fase ini dibagi menjadi beberapa
perkembangan peradaban Mesopotamia
a) Pada zaman Mesopotamia,
Prinsip-prinsip administrasi telah diterapkan, terutama di bidang
pemerintahan, perdagangan komunikasi pengangkutan sungai,
dan uang logam sebagai alat tukar perdagangan. Pada zaman ini
juga dipakai alat ukur dan alat hitung dari logam tersebut.

7
Peradaban yang berkembang di Mesopotamia tidak banyak
memberikan informasi yang berarti karena para peneliti tidak
memperoleh data-data antropologis mengenai sejarah administrasi
di Mesopotamia.
b) Peradaban Babilonia
Pada zaman peradaban Babilonia, perkembangan administrasi
boleh dikatakan sama dengan peradaban Mesopotamia.
Administrasi pemerintahan, perdagangan, perhubungan telah
berkembang dengan baik pada zaman itu. Dalam code of
hamburrabi (undang-undang Hamurrabi) dikembangkan manajerial
guidelines were set forth, yaitu petunjuk dan garis-garis yang
mengarahkan manajemen serta pentingnya efektif leader style
(mengembangkan gaya kepemimpinan) yang efektif, dalam
mendirikan menara Babel tertinggi 650 kaki, tempat magnificent
strukturals where erected, production and inventory control was
employed (dengan struktur-struktur bangunan yang menegangkan,
juga mengerjakan sistem produksi dan pengendalian persediaan).
Perkembangan administrasi dan manajemen di babilonia tidak
begitu banyak diketahui oleh para peneliti mengingat data dan
fakta yang ditemukan terlalu minim sehingga data yang sedikit itu
terus-menerus ditafsirkan secara antropologis dan historis.
c) Mesir Kuno
Adanya peninggalan yang cukup banyak menyebabkan para
peneliti memastikan bahwa administrasi dan manajemen pada
masa Mesir kuno mengalami perkembangan yang sangat luar
biasa. Berdasarkan penelitian dilakukan oleh para sarjana pada
zaman Mesir kuno telah berkembang administrasi pemerintahan,
militer, perpajakan, perhubungan, dan pertanian termasuk irigasi.
Di samping itu ditemukan bukti bahwa orang Mesir telah
mempraktikkan sistem desentralisasi dan penggunaan staf
penasehat pada 2000 tahun sebelum masehi. Pembuatan piramida

8
itu telah memaksa kita menerima bahwa dalam pembangunannya
pasti ada rencana, organisasi, kepemimpinan, dan sistem
pengawasan formal. Pekerjaan seperti itu menunjukkan adanya
pelaksanaan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen yang
efektif dan efisien
Masyarakat pada zaman itu telah bekerja secara bersama-sama
membangun piramid di bawah kepemimpinan Firaun. Sebagai
pemimpin, bahwa orang yang menahankan dirinya sendiri, Firaun
telah berkuasa penuh atas semua rakyatnya yang dijadikan budak-
budaknya bahkan, Firaun memiliki para pendamping penasihat,
selir, dan juru masak khusus. Hal itu menunjukkan perkembangan
administrasi dan manajemen pada masa Firaun sudah cukup maju
dengan baik. Firaun menerapkan kepemimpinan otoriter terhadap
semua rakyatnya.
d) Tiongkok kuno
Kira-kira tahun 11100 sebelum masehi, bangsa Tiongkok telah
menyadari perlunya perencanaan pengorganisasian kepemimpinan
dan pengawasan. Masyarakat dan pemerintah Tiongkok kuno telah
berhasil menciptakan suatu sistem administrasi kepegawaian yang
sangat baik. Demikian baiknya sehingga banyak prinsip
administrasi kepegawaian modern dipinjam dari prinsip-prinsip
administrasi kepegawaian yang telah ada pada masa Tiongkok
kuno yang dikenal dengan istilah merit system dan sekaligus
merupakan perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya
yang melakukan penilaian terhadap para karyawan berdasarkan
karya masing-masing.
e) Romawi kuno
Perkembangan administrasi dan manajemen pada zaman Romawi
kuno dapat diketahui dari seorang filsuf terkenal cicero. Dalam
bukunya De Officity (The Office) Dan The Lagibus (The Law),
dijelaskan tentang pemerintahan Romawi yang berhasil

9
memerintah daerah yang sangat luas dengan pembagian tugas-
tugas pemerintah dalam departemen yang disebut medistrates
setiap legistrates dipimpin oleh seorang legislator. Pada zaman ini
telah pula dikembangkan administrasi militer, pajak, dan
perhubungan, yang lebih baik daripada zaman-zaman sebelumnya.
f) Yunani kuno
Bangsa Yunani adalah bangsanya para filsuf, yang telah banyak
membangun paradigma berpikir tentang kepemimpinan dan
demokrasi. pada masa Yunani kuno pemilihan pemimpin dilakukan
secara langsung karena jumlah penduduknya masih sangat sedikit.
2. Fase Sejarah (1 M-1886 M)
Perkembangan administrasi pada fase ini dimulai setelah diketahui bahwa
Gereja Katolik Roma memengaruhi perkembangan teori administrasi.
Dengan kata lain, Gereja Katolik Roma telah memberikan sumbangan
besar terhadap perkembangan administrasi dan manajemen.
Beberapa sarjana barat berpendapat bahwa pesatnya perkembangan
agama Katolik Roma tidak karena ajaran-ajarannya yang suci tetapi juga
karena organisasi yang sangat rapi. Lembaga ini memberikan kontribusi
terhadap teori administrasi dan manajemen dalam hal hierarki otoritas,
spesialisasi aktivitas sepanjang garis fungsional, dan konsep staff. Struktur
organisasi telah di desain dalam suatu skalar and change of command
(rantai pemerintah, artinya perintah dipusatkan sepenuhnya pada
kepemimpinan paus) yang ditetapkan dari paus (pope), melalui kardinal
kepada uskup dan pendeta atau paspor di masing-masing wilayah negara.
Pola dasar struktur organisasi yang telah diciptakan oleh Gereja Katolik
Roma telah ditiru oleh hampir semua organisasi modern saat ini meskipun
semakin direkayasa sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini.
3. Fase Modern (1886 M-…)
Fase ini ditandai dengan lahirnya Taylor, pelopor scientific manajement,
dan fayol, pelopor sistematika manajemen. Baik Taylor maupun fayol,

10
kedua-duanya merupakan para pelaksana suatu organisasi. Hanya, Taylor
menyoroti pelaksana dan pimpinan tingkat atas dari suatu organisasi.
Hasil pemikiran kedua tokoh administrasi dan manajemen itu telah saling
melengkapi tanpa diketahui oleh satu sama lain. Fayol diberi julukan
Bapak administrasi modern.

11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Penahapan Ilmu Administrasi
1. Tahap Servival (1886-1930)
Tahap ini dimulai sejak lahirnya manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh
taylor dan fayol. Pada tahap ini ditegaskan bahwa ilmu administrasi lahir dalam
waktu yang relatif cukup panjang.
2. Tahap Konsolidasi dan Penyempurnaan (1930-1945)
Tahap ini disebut tahap konsolidasi dan penyempurnaan karena dalam jangka
waktu inilah, prinsip, rumus, dalil-dalil ilmu administrasi, dan manajemen lebih
disempurnakan sehingga kebenaranya tidak dapat lagi dibantah.
3. Tahap Human Relation (1945-1959)
Tahap ini disebut tahap human relation karena setelah ter- ciptanya prinsip,
rumus, dan dalil-dalil yang telah teruji kebenarannya, perhatian para ahli dan
sarjana mulai beralih pada faktor manusia serta hubungan formal dan informal
yang perlu diciptakan, dibina, dan dikembangkan oleh dan antar- manusia
pada semua tingkatan organisasi demi terlaksananya kegiatan-kegiatan yang
harus dilaksanakan dalam susunan yang intim dan harmonis.
4. Tahap Behaviouratisme (1959)
Semakin pentingnya peranan manusia dalam mencapai usaha yang telah
ditentukan mendorong para ahli dan sarjana memusatkan penyelidikannya
terhadap masalah manusia dan pekerjaannya. Penyelidikan ini ditujukan pada
tindakan- tindakan manusia dalam berorganisasi dan alasan-alasan manusia
melakukan kegiatan. Jika tindakannya merugikan organisasi, dicari jalan
keluarnya agar tidak merugikan lagi. Jika tindakannya menguntungkan, dicari
pula cara-cara agar tindakan tersebut bisa lebih ditingkatkan demi tercapainya
tujuan organisasi yang lebih efisien, ekonomis, dan efektif.
B. Fungsi-Fungsi Administrasi
1. Pengelolaan Perlengkapan
Pengelolaan perlengkapan merupakan salah satu fungsi administrasi, yang
juga merupakan fungsi manajemen, dalam organisasi yang berkaitan

12
dengan unsur-unsur administrasi lainnya yang terdiri atas berbagai
kegiatan, yaitu perencanaan, penentuan kebutuhan, anggaran, pengadaan,
penyimpanan, penyaluran, inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan, serta
pengendalian.
2. Pembukuan Perencanaan
Pembukuan seluruh perencanaan merupakan informasi yang sangat
penting bagi organisasi. Kepentingan tersebut dapat dijadikan bahan kajian
dan observasi internal dan eksternal organisasi, terutama berhubungan
dengan arah kemajuan dan pertumbuhan organisasi. Kegiatan pembukuan
perencanaan, meliputi:
- Mendata seluruh perlengkapan yang sudah ada;
- Memeriksa kualitas materiil yang dimiliki;
- Mengelompokkan barang-barang yang dimiliki;
- Memisahkan perlengkapan yang sudah tidak layak pakai dan yang
masih layak pakai;
- Menampung usulan pengadaan barang:
- Melaporkan seluruh usulan;
- Merapatkan kebutuhan yang akan diadakan;
- Membicarakan rehabilitasi, rekonstruksi perlengkapan;
- Memperkirakan anggaran pembelanjaan;
- Mempersiapkan biaya pemeliharaan.
3. Pelaporan
Secara keseluruhan, data-data dan fakta-fakta organisasiet dijadikan
bahan utama untuk dilaporkan, baik dalam rapat organisasi maupun
laporan pertanggungjawaban tahunan. Laporan-laporan yang biasanya
berlaku secara tertulis dapat diketahui oleh seluruh personal organisasi,
baik laporan inventaris, laporan barang-barang pakai habis, laporan dalam
rapat bulanan, laporan tahunan, dan sebagainya.
4. Fungsi Pengawasan Administratif
Fungsi pengawasan administratif didasarkan pada data-data dan fakta
yang tertulis. Misalnya, pembukuan seluruh aktivitas organisasi, jadwal

13
kegiatan, absensi karyawan, perbendaharaan, dan sebagainya.
Pencocokan antara data yang tertulis dan fakta di lapangan sangat penting
agar pengawasan dapat terus ditingkatkan.
Perlengkapan organisasi yang diinventarisasi harus dicatat dan didaftar
secara sistematis. Proses inventarisasi dilakukan untuk menyempurnakan
pengurusan dan pengawasan barang- barang milik organisasi dan
penyalurannya yang disesuiakan dengan peraturan yang berlaku.
Barang-barang inventaris dapat berupa barang bergerak tidak bergerak,
hewan, dan barang persediaan. Seluruh barang dikodifikasi atau diberi
tanda dengan huruf, gambar, simbol atau angka, agar mudah diketahui
ketika berada di luar organisasi atau sedang dipergunakan.
Pengawasan administratif berkaitan pula dengan banyaknya kekayaan
organisasi yang dibawa ke tempat tinggal pemakainya. Misalnya inventaris
berupa kendaraan yang seharusnya disimpan dan dipelihara oleh kantor,
tetapi disimpan di tempat tinggal pemakainya. Hal tersebut disebabkan oleh
kurangnya fasilitas dan perlengkapan yang dapat mengamankan
kendaraan, misalnya tidak adanya garasi kantor yang lengkap, lemahnya
keamanan kantor, dan mungkin juga karena adanya aturan yang
membolehkan kendaraan milik organisasi atau milik negara dibawa ke
rumah yang mungkin saja merupakan pelanggaran apabila berkaitan
dengan kekayaan negara.
Secara keseluruhan, fungsi-fungsi administrasi bertujuan
menyempurnakan pengelolaan organisasi melalui bentuk- bentuk yang
serba tertulis sehingga secara substansial, keberadaan organisasi
disebabkan oleh adanya administrasi. Hal ini karena sejak adanya
organisasi, sejak itu pula ada pengadministrasian yang jelas mengenai jenis
organisasi yang dimaksud, pihak yang mengelola organisasi, izin
pendiriannya, hal-hal yang dikerjakan organisasi, cara mengerjakan
rencana- rencana organisasi, dan sebagainya.
5. Fungsi Filing

14
Filing adalah proses pengaturan dan penyimpanan arsip secara
sistematis, sehingga dengan mudah dan cepat dapat ditemukan kembali
setiap kali diperlukan. Hal itu karena arsip sangat berperan dalam
organisasi, sebagai pusat "ingatan".
Salah satu alasan pentingnya menyimpan data adalah sebagai bahan
informasi bagi organisasi dan rujukan kerja organisasi demi ketertiban
manajerialnya. Karena fungsinya sangat penting, penyimpanan data
harus dilakukan dengan rapi, teliti, dan sistematis. Pengarsipan data-data
internal ataupun data yang berasal dari luar sebaiknya dilakukan oleh
pegawai yang ahli di bidangnya dan penuh ketelitian dan kesabaran. Jika
Pengarsipan menggunakan alat yang canggih, seperti komputer, pegawai
harus terampil mengoperasikannya.
Kerapian dan sistematika pengarsipan atau filing biasanya
menggunakan katalog atau indeks dengan tujuan mempermudah
pencarian data pada saat diperlukan. Sistem filing yang umumnya dipakai
diantaranya menurut J.B Krisriadi adalah sistem albet, sistem subjek,
sistem geografis, sistem nomor, dan sistem kronologis.
6. Fungsi kerja sama
Fungsi kerja sama merupakan salah satu fungsi administrasi, terutama
berkaitan dengan seluruh proses pengadministrasian yang terdapat di
dalam organisasi. Setiap pegawai kantor harus bekerja sama dengan
pegawai-pegawai lain karena tidak semua pekerjaan yang menjadi bagian
dari tugas dan tanggung jawabnya dapat diselesaikan sendiri.
Kerja sama administrasi yang berlaku dalam organisasi. Kerja sama
harus antarpegawai tidak terlepas dari keterpaduan dilakukan dengan cara
yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, untuk mencapai efektivitas kerja
sama tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh
pegawai, yaitu sebagai berikut:
a. Komunikasi yang baik di antara pegawai;
b. Pemahaman yang baik tentang jenis pekerjaan masing- masing:
c. Keahlian melakukan pengarsipan seluruh kegiatan;

15
d. Komitmen terhadap pekerjaan masing-masing, sehingga tidak terjadi
penumpukan pekerjaan di satu tempat dan kosong di tempat lain;
e. Penyimpulan seluruh hasil kegiatan yang dipusatkan pada bagian
yang memikul tanggung jawab dan wewenang sepenuhnya dalam
bidang yang dilaksanakan;
f. Evaluasi bersama terhadap seluruh hasil kegiatan.
7. Fungsi Komunikasi
Kerja sama tidak dapat berlangsung dengan sempurna apabila di
dalamnya tidak terjadi komunikasi yang baik. Komunikasi adalah hubungan
yang dilakukan dua orang atau lebih, untuk menyampaikan pesan. Pihak
pertama disebut komunikator, dan pihak kedua disebut komunikan. Ketiga
unsur ini (komunikator, komunikan, dan pesan) harus ada dalam
komunikasi. Unsur-unsur lain adalah sarana. Dalam berkomunikasi terdapat
hambatan-hambatan yang terjadi karena tidak diterapkannya tujuh tonggak
komunikasi, yaitu:
a. Kesamaan bahasa antara komunikator dan komunikan;
b. Kejelasan pesan yang disampaikan;
c. Sarana yang tepat dalam penyampaian pesan;
d. Pemilihan waktu yang tepat dalam penyampaian pesan;
e. Ajakan (persuasi) dari komunikator kepada komunikan;
f. Iktikad baik dari komunikator terhadap komunikan;
g. Tenggang rasa dari komunikator terhadap komunikan;

Membangun komunikasi adalah membangun relasi, dan manusia


yang sukses adalah manusia yang memiliki kemampuan membangun
relasi dengan semua pihak dengan baik (relationship).

Memanfaatkan relasi untuk mewujudkan tujuan hidup sangat lumrah


terjadi, bahkan jumlah uang yang banyak tidak akan berarti apa-apa jika
hampa dari relasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam membangun kerja
sama yang baik dengan semua pihak adalah:

a. Memiliki relasi yang baik;

16
b. melakukan komunikasi personal dengan setiap relasi yang
dibutuhkan;
c. Memiliki keterampilan memanfaatkan relasi dengan cara kondusif;
menciptakan silaturahmi;
d. Memiliki ilmu yang cukup dan sesuai dengan bidang yang yang
direlasikan;
e. Memiliki modal materiil yang menunjang kerja sama antarrelasi.

Dalam administrasi perkantoran, alat-alat yang digunakan untuk


menyampaikan informasi dapat berbentuk surat keputusan, surat perintah,
surat edaran, pengumuman, memorandum, laporan, dan sebagainya.

8. Fungsi Laporan
A. Pengertian Laporan
Laporan dapat berbentuk lisan ataupun tulisan. Laporan secara lisan
biasanya berlaku untuk kegiatan yang tidak resmi yang permintaannya
pun dalam keadaan tidak resmi. Laporan yang dimaksudkan dalam
uraian ini adalah laporan dalam arti sebagai:
1. satuan bentuk penyampaian informasi, baik secara lisan maupun
tulisan dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan
wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility) yang
ada di antara mereka;
2. salah satu cara pelaksanaan komunikasi dari pihak yang satu
kepada pihak yang lain;
3. pemberian gambaran tentang apa (what) yang telah terjadi, di
mana (where), kapan (when), dan mengapa (why) hal itu telah
terjadi, serta siapa (who) yang bertanggung jawab terhadap
kejadian-kejadian tersebut.

Laporan merupakan fungsi administrasi yang tidak dapat


dipisahkan dari sistem pengawasan dan pengendalian organisasi
karena fungsi laporan adalah gambaran pertanggungjawaban setiap
pegawai dalam organisasi. Terlebih lagi, jika pertanggungjawaban

17
yang dimaksudkan berkaitan dengan jabatan yang dipikulnya. Jika
terdapat laporan yang kurang sempurna atau dipandang telah terjadi
penyimpangan antara data yang dilaporkan dengan kenyataan yang
terjadi dalam kegiatan, laporan tersebut ditolak dan harus diperbaiki.

Dengan demikian, laporan bukan hanya berfungsi sebagai


informasi, tetapi juga berfungsi untuk pengawasan, penilaian, dan
perbaikan-perbaikan organisasi serta kinerja. Kemudian, laporan
dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan. Jadi, laporan dapat
berfungsi sebagai:

1. Pertanggungjawaban dan pengawasan;


2. Penyampaian informasi;
3. Bahan evaluasi;
4. Bahan perencanaan ke depan;
5. Bahan pengambilan keputusan;
6. Bahan penelitian ilmiah;
7. Bahan penentuan alternatif pemecahan masalah;
8. Bahan penentuan kebijakan;
9. Bahan kerja sama dan bertukar pengalaman.

Agar memiliki sembilan fungsi di atas, laporan harus dibuat


dengan syarat berikut:

1. Diketik dengan rapi;


2. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh seluruh penerima
laporan;
3. Bersifat objektif, artinya isi laporan merupakan kegiatan yang
benar-benar terjadi, tidak ada rekayasa apalagi berbagai
penafsiran;
4. Pembahasan langsung pada pokok masalah;
5. Sasaran yang dilaporkan jelas dan tegas;
6. Berita yang dilaporkan lengkap.

18
7. Tegas dan konsisten;
8. Penyampaian laporan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
menurut peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi;
9. Laporan sesuai dengan masalah yang dilaporkan dan dikuasai
oleh pelapornya;
10. Laporan harus disampaikan dengan terbuka dan penuh tanggung
jawab dari pelapornya.
B. Cara Membuat Laporan
Langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempah dalam
pembuatan laporan menurut versi Lembaga Administrasi Negara" (LAN)
adalah sebagai berikut.
1. Penentuan masalah yang akan dilaporkan. Masalah- masalah
yang dilaporkan berkaitan dengan bidang- bidang tertentu, tidak
dicampur-aduk. Dengan demikian, isi laporan mudah dimengerti
oleh penerima laporan dan sesuai dengan keinginan penerima
laporan.
2. Pengumpulan data dan fakta, yang berkaitan dengan masalah
yang akan dilaporkan. Data dan fakta dapat berupa arsip-arsip
yang berkaitan dengan masa kerja organisasi, baik per bulan, per
catur wulan, per semester, per tahun atau mungkin per lima tahun
sekali. Data tertulis dapat berupa Surat Keputusan dan landasan-
landasan yuridis lainnya, skema atau struktur organisasi, data
kepegawaian, keuangan, rencana/ program kerja, notulen rapat,
grafik, tabel, rumusan tugas, job description, buku-buku pedoman
kerja (manual), data base yang telah dikomputerisasi, dan
sebagainya.
3. Mengklasifikasi data
4. Membuat kerangka laporan, sehingga laporan dapat disusun
secara sistematis.
5. Penyajian saran-saran
6. ringkasan

19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat administrasi adalah pengetahuan yang berkaitan dengan hakikat,
seluk beluk, dan tujuan pelaksanaan kerja dan pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. Ada tujuh jenis kegiatan administrasi yang menjadi hakikat dari fungsi
administrasi yang juga terdapat pada manajemen yaitu planning atau
merencanakan, organizing atau mengorganisasikan, staffing kelanjutan dari
pengorganisasian, yaitu menempatkan orang-orang, directing, yaitu pemerintah
atau mengarahkan, coordinating, yaitu mengkoordinasi staff dan pekerjaan,
reporting, yaitu kelanjutan dari fungsi pemeriksaan, dan budgeting yaitu pengaturan
pembiayaan.
Pengertian Administrasi Menurut Prof. Dr. H. Juhaya S. Pradja, M.A. di dalam
bukunya yang berjudul Filsafat Manajemen (2017), ia mengatakan bahwa secara
etimologis “administrasi” berasal dari bahasa latin, yang terdiri atas kata ad dan
ministrar. Kata ad artinya intensif, sedangkan ministrae artinya melayani,
membantu, atau mengarahkan. Jadi, pengertian administrasi adalah melayani
secara intensif. Administrasi berasal dari perkataan administrarei atau kata benda
administrario. Administrasi juga berasal dari kata administravius yang termasuk
dalam bahasa Inggris yaitu administration.
Penahapan Ilmu Administrasi

1. Tahap Servival (1886-1930)


2. Tahap Konsolidasi dan Penyempurnaan (1930-1945)
3. Tahap Human Relation (1945-1959)
4. Tahap Behaviouratisme (1959)
B. Saran
Kami menyadari kekurangan dari penyusunan tugas makalah kami, maka dari
itu kami meminta kritik dan saran yang membangun agar kami dapat memperbaiki
Tugas kami untuk masa yang akan datang.

20
DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Pradja, Juhaya S. 2017. Filsafat Manajemen. Pustaka Setia. Bandung.

JURNAL:

Kaukab, E. (2014). Filsafat Ilmu Manajemen dan Implikasi dalam Praktik. Fokus
Bisnis: Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi, 13(1).

21

Anda mungkin juga menyukai