Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah kedua Pengantar Manajemen dengan
pokok bahasan mengenai “Hakikat dan Rangka Tugas Administrasi” ini dengan baik. Dan juga
saya berterima kasih pada Bapak Dr. Maharuddin Pangewa M. Si. s e l a k u D o s e n m a t a k u l i a h
P e n g a n t a r M a n a j e m e n U n i v e r s i t a s N e g e r i M a k a s s a r y a n g t e l a h memberikan tugas ini
kepada kami dan membimbing kami sampai saat ini. Saya sangat berharap makalah ini dapat
berguna bagi semuanya dalam rangka men amb ah wa wa san ser ta peng etahua n bag i
kami mau pun para pe mba ca . Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan baik dari segi kata, pengejaan maupun materi dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Galesong, 28 September 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Ilmu Administrasi..............................................................................................
B. Fokus Analisis Ilmu Administrasi..................................................................................
C. Sifat Ilmu Administrasi..................................................................................................
D. Rangka Tugas Administrasi..........................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia selalu hidup berkelompok dalam menjalankan kehidupannya. Salah satu kelompok
itu ialah sebuah usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Ilmu administrasi adalah segenap
proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama dari sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu dipelajari oleh suatu cabang ilmu. Kita bisa melihat, bahwa istilah Administrasi itu
bukan hal yang asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita juga sering menjumpainya
dimana saja dan kapan saja dalam aspek kehidupan kita. Namun, banyak orang yang tidak tahu dan
mengerti tentang apa arti dan makna yang sebenar-benarnya tentang administrasi. Oleh sebab itu,
pentingnya pelajaran/studi administrasi untuk dipelajari dan difahami oleh manusia untuk lebih
mengenal dan tahu tentang administrasi yang sebenarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Hakikat Ilmu Administrasi
2. Fokus Analisis Ilmu Administrasi
3. Sifat Ilmu Administrasi
4. Rangka Tugas Administrasi

C. Tujuan
Untuk mengetahui hakikat ilmu administrasi, fokus analisis ilmu administrasi, sifat ilmu
administrasi, dan rangka tugas administrasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Ilmu Administrasi


Ilmu administrasi merupakan hasil pemikiran dan penalaran manusia yang disusun
berdasarkan dengan rasionalitas dan sistematika yang mengungkapkan kejelasan tentang objek
formal, yaitu pemikiran untuk menciptakan suatu keteraturan dari berbagai aksi dan reaksi yang
dilakukan oleh manusia dan objek material, yaitu manusia yang melakukan aktivitas administrasi
dalam bentuk kerja sama menuju terwujudnya tujuan tertentu. (Makmur, 2007:5-6)
Perkembangan atau kemajuan yang dihasilkan ilmu administrasi seolah telah mengalami
puncaknya, apa yang dianggap mustahil pada masa lalu kini menjadi kenyataan yang
menakjubkan. Pengembangan pemikiran dan penalaran manusia yang berdasarkan kaidah dan
norma-norma administrasi tidak hanya dipandang sebagai ilmu pengetahuan, tetapi merupakan
bagian kehidupan manusia yang menuntut terciptanya spesialisasi menuju kemahiran terhadap
suatu keterampilan dari berbagai bidang kegiatan dalam memenuhi kehidupan manusia.
1. Administrasi Sebagai Seni (Administration is Arts)
Sehubungan dengan pengertian administrasi, yaitu segenap rangkaian kegiatan
penataan kegiatan penyelenggaraan penataan usaha kerja sama sekelempok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu. Sebagai usaha kerja sama sekelompok manusia, sesungguhnya telah
lama ada, antara orang yang satu dengan orang yang lain, telah ada sejak manusia pertama
“Adam” dan “Hawa”. Kemudian manusia generasi berikutnya, sebagai “mahluk social” hidup
berkelempok melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan perorangan ataupun tujuan
kelompok yang bersangkutan. Dari keterangan tersebut jelas bahwa secara sadar atau tidak
sadar, manusia telah lama mempelajari/melaksanakan administrasi, namun baru di perkenalkan
pada tahun 1886 oleh F.W. Taylor dan Henry Fayol. Oleh karna itu, perlu diketahui administrasi
sebagai seni dan ilmu.
Untuk mengetahui lebih jelas administrasi sebagai seni, maka terlebih dahulu harus di
kupas istilah seni. Dalam kamus Webster’s New Collegiate Dictionary, perkataan art (seni) ini
berasal dari bahasa lain “artes” yang berarti “skill” atau keahlian, kemahiran yang di peroleh dari
pengalam ataukah yang di cipta yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu.
Dengan demikian, administrasi sebagai seni adalah keahlian dan kemampuan kerja sama
untuk mencapai sebuah hasil yang diinginkan, atau merupakan sesuatu hasil yang diinginkan,
atau merupakan sesuatu kecakapan, kecerdikan, dan keahlian yang langsung diterapkan dalam
kehidupan dan kegiatan sehari-hari.
Beberapa pendapat tentang administrasi sebagai seni diantaranya adalah Ordway Tead
dalam buku “Administration its Purpose and Fuction” dan dalam buku “The Art of Leadsership”
The Liang Gie (1972:92) memberikan penjelasan sebagai berikut: “Pengertian seni
administrasi biasanya dilawankan dengan ilmu administrasi (the science of administratioan)”.
Seni administrasi diartikan sebagai penggunaan kemahiran, kecerdikan pengalaman firasat dan
penerapan pengetahuan secara sistematis yang dilakukan oleh seorang pejabat manajer dalam
suatu usaha kerja sama sehingga tujuan usaha itu tercapai.
Makkasau (1982: 25) memberikan pengertian seni dalam administrasi yaitu kemampuan
di dalam menerapkan proses kegiatan administrasi yang di dasarkan kepada kemahiran,
kreativitas, dan keterampilan secara tradisional semata, tanpa mengubungkan kepada metode
dan tehnik ilmu pengetahuan administrasi bersamaan dengan dilaksanakannya usaha kerja
sama untuk mencapai suatu tujuan yang didasarkan pada firasat, perasaan, dan naluri. Dalam
hal ini, dapat disebutkan bahwa seni administrasi dimulai dengan praktek atau penerapan dan
pelaksanaan kerja secara langsung (to do) berdasarkan hanya dengan firasat, perasaan,
gambaran selintas dari pengalaman, serta sebagai pendapat yang berupa terka-terkaan dan
duga-dugaan saja.

2. Administrasi Sebagai Ilmu (Administration is Science)


Sebelum mengetahui administrasi sebagai suatu ilmu, terlebih dahulu harus diketahui
pengertian ilmu dan persyaratan suatu pengetahuan sehingga dapat dinyatakan sebahai ilmu
(science). Hatta (1950:9) mengartikan ilmu sebagai “suatu pengetahuan yang teratur dari hal
pekerjaan hokum sebab akibat”. Sehingga tabiat ilmu, ialah mencari keterangan tentang
kedudukan satu hal atau masalah yang berhubungan dengan sebab dan akibatnya. Tidak
semua pengetahuan itu dapat digolongkan sebagai ilmu sebab ada pengetahuan yang diperoleh
dari pengalaman yang disebut pengetahuan, pengalam (pengetahuan). Dipihak lain ada
pengetahuan yang diperoleh dengan jalan pengkajian disebut ilmu. Jadi, pengetahuan dapat
dikatakan sebagai ilmu jika memenuhi persyaratan sebagai ilmu. Persyaratan tersebut adalah:
a. Tersusun secara sistematis dan teratur
b. Objektif – rasional sehingga dapat dipelajari
c. Menggunakan metode ilmiah
d. Mempunyai prinsip-prinsip tertentu
e. Dapat dijadikan suatu teori

Jika administrasi diteliti dan dianalis, kelima persyaratan itu terpenuhi, maka dengan
sendirinya administrasi termasuk kelompok ilmu pengetahuan social terapan (applied Social
Science).

Sistematika ilmu administrasi menurut ragam teknis,the liang gie menghasilkan cabang
ilmu adminestrasi secara tersendiri, yaitu ilmu organisasi, ilmu manajemen, ilmu komunisasi
administrasi, ilmu adminestrasi pegawaian, ilmu adminestrasi keuangan, ilmu administrasi
perbelakangan, ketatausahaan (ilmu administrasi perkantoran), dan ilmu hubungan masyarakat.
Selain itu, atmosudirdjo, membagi spealisasi ilmu administrasi atas empat golongan, yaitu ilmu
administrasi negara, ilmu administrasi niaga, ilmu administrasi social, dan ilmu administrasi
internasional. Deskripsi unsur umum dan perincian ilmu administrasi, diuraikan pada bab
tersendiri.

Objek pembicaraan ilmu administrasi adalah “manusia”. Akan tetapi, bukan manusia pada
umumnya, melainkan manusia dalam keberadaannya didalam kehidupan bermasyarakat yaitu
kehidupan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Metode ilmiah ilmu admionistrasi meliputi : pengamatan, percobaan dan analisis dengan
bertitiktolak dari pengetahuan umum sampai kepada pengetahuan khusus(deduktif-induktif).
Pengetahuan ini biasanya berupa konsep atau teori mengenai sesuatu. Didalam administrasi,
sesungguhnya teori umum ini bersumber pada kebijaksanaan (policy). Administrasi bertitik pola
pada kegiatan operasional secara sistematis, apa yang di hasilkan merupakan realisasi dari
kebijaksanaan. Jadi, disini administrasi sebagai ilmu merupakan metode ilmiah “deduktif” dan
“induktif”

Prinsip-prinsip ilmu administrasi adalah tercapainya tujuan secara efisien. Efisien, yaitu
perbandingan terbaik antara hasil yang dicapai dengan usaha yang digunakan untuk
mendapatkan hasil tersebut
Beberapa sarjana yang berpendapat bahwa administrasi itu sebagai ilmu, diantaranya
Gullick (dalam The Liang Gie-sutarto, 1977:31), memberikan ketegasan mengenai ilmu
administrasi sebagai berikut : “administration has to do with getting thing done, with the
accomplishment of defined objectives. The science of administration is thus the system of
knowledge where by men may understand relationship, predict organizet at work together for a
common purpose. In the science of administration, whather public or privat, the basic “good” is
efficiency. The fundamental objective of the work in hand with the least expenditure of man-
power and materials ” “(administrasi berkenan dengan penyelesaian hal-hal dengan tercapainya
tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Jadi, ilmu administrasi adalah system pengetahuan, dengan
pengetahuan tersebut manusia dapat mengerti hubungan-hubungan meramalkan akibat-akibat
dengan mempengaruhi hasil-hasil pada sesuatu keadaan dimana orang-orang secara teratur
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam ilmu administrasi, baik administrasi atau
administrasi niaga (swasta), hal baik yang menjadi asasnya ialah efesiensi. Tujuan pokok ilmu
administrasi adalah terselenggaranya pekerjaan dengan sedikit mungkin pengeluaran tenaga
manusia dan benda)”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi mencakup keduanya, sebagai
ilmu maupun sebagai seni. Perbandingan antara seni dan ilmu administrasi dikemukakan pada
table berikut:

Sebagai Ilmu Sebagai Seni


1. Advanced by knowledge 1. Advanced by practice
(memperoleh kemajuan melalui pengetahuan) (memperoleh kemajuan melalui praktek)
2. Proces(membuktikan) 2. Feels(merasakan)
3. Predicts(meramalkan) 3. Guesses(mengira-ngira)
4. Defines(merumuskan) 4. Mescribes(menguraikan)
5. Measures(mengukur) 5.Opines(memberi pendapat)
3. Administrasi Sebagai Seni dan Ilmu (Administration is Arts and Science)
Simpulan dari uraian diatas menunjukkan bahwa administrasi sebagai seni dan juga
sebagai ilmu. Mengenai pendapat yang ketiga ini, yaitu gabungan antara yang peratama
(sebagai seni) dan yang kedua (sebagai ilmu).
Pendapat ini banyak sekali pengikutnya, bahkan lembaga-lembaga pendidikan
administrasi, baik di Inggris, Amerika maupun Prancis, Jepang, India, Indonesia dan lain negara,
mengikuti pendapat tersebut.
Serjana yang mendukung pendapat ini, antara lain Leonard D. White dalam bukunya
Introduction to the Study of public administration. Is the art and Science. D.Waldo dalam buku
“Public Administration”, menyebutkan Public administration is the art and science of
management as applied of affairs of the state (administrasi negara ialah seni dan ilmu
manajemen yang diterapkan terhadap administrasi negara).
Siagin (1985) mengemukakan bahwa timbulnya ilmu administrasi sering dikenal sebagai
suatu “modern phenomenon”, ia timbul pada abad modern sekarang ini. Akan tetapi dengan
timbulnya ilmu administrasi tidak berarti hilangnya sifat “seni” nya. Oleh karena itu, sekarang ini
administrasi dikenal sebagai suatu “artistic science” karena dalam penerapan seninya masih
tetap memegang peranan yang menentukan. Sebaliknya, seni administrasi dikenal sebagai
suatu “scientific art” karena seni itu sudah didasarkan atas sekelompok prinsip yang telah diuiji
kebenarannya.
Jadi, dengan demikian teranglah bahwa administrasi itu selain sebagai ilmu yang diakui
sejak tampilnya F.W. Taylor dan Henry Fayol selaku pelapor dalam perkembangan administrasi
dan manajemen menjadi suatu ilmu pengetahuan. Namun demikian, bukanlah berarti telah
hilang seninya karena disamping sebagai ilmu pengetahuan, factor seni tetap mempunyai
peranan penting yaitu seni dalam melaksanakannya (prakteknya). Adapun teori-teori dalam
melaksanakannya adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pedoman dalam bertindak kearah
pencapain tujuan tertentu.

4. Administrasi Sebagai Profesi


Pigor (1951:152), Pollet (1960:135), dan Hunderson (1959:69), dalam definisi mereka
menyatakan bahwa:
a. Suatu jabatan, supaya dapat disebut suatu profesi, maka jabatan itu harus berdasarkan pada
suatu wadah ilmu pengetahuan yang sistematis dan pelaksanaannya menuntut kecerdasan
dan keahlian guna pemecahan berbagai masalah yang sulit
b. Suatu profesi, menurut waktu yang lama untuk persiapan spesialisasi dan berdasarkan pada
suatu latar belakang pendidikan yang luas
c. Suatu profesi, selalu membukakan kesempatan dan menyediakan waktu bagi anggota-
anggotanya untuk mengikuti latihan-latihan guna peningkatan dan penyegaran pengetahuan
mereka. Latihan-latihan itu bersifat terus-menerus
d. Suatu profesi menghendaki penelitian dan penyelidikan secara ilmiah, berkelanjutan.

Dengan uraian administrasi sebagai seni dan juga sebagai ilmu dapat dijadikan alasan
bahwa administrasi memiliki sifat profesi. Namun, jika profesi dituntut kriteria yang lain, seperti
organisasi profesi dan kode etik yang harus ditaati sepenuhnya, yang melindungi klien mereka,
maka belum demikian sekarang ini. Hanya saja salah satu cabang ilmu administrasi yang sudah
berkembang menjadi profesi ialah kepegawaian dengan adanya organisasi korpri dan Pembina
pegawai negeri sipil berdasarka undang-undang.

B. Fokus Analisis Ilmu Administrasi


Bidang kajian ilmu administrasi mencakupi aspek yang luas dan mendalam. Secara
konseptual bidang ini adalah merupakan bidang ilmu yang mempelajari proses kerjasama manusia
atas dasar rasional dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (Ali, 1997:
14-24)
Administrasi Publik (Inggris:Public Administration) atau Administrasi Negara adalah suatu
bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi
lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal- hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi
kebijakan publik, manajemen publik, administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang
mengatur penyelenggara negara.
Secara sederhana, administrasi publik adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
pengelolaan suatu organisasi publik. Kajian ini termasuk mengenai birokrasi; penyusunan,
pengimplementasian, dan pengevaluasian kebijakan publik; administrasi pembangunan;
kepemerintahan daerah; good governance, bahkan perkembangan saat ini telah melingkupi
kepublikan (publicness) atau yang biasa dikenal dengan nilai publik (public value).
Fokus adalah apa yang menjadi pembahasan penting dalam mempelajari ilmu administrasi
publik. yang menjadi fokus dari ilmu administrasi publik adalah teori organisasi dan ilmu
manajemen.

C. Sifat Ilmu Administrasi


Ilmu administrasi adalah bagian dari ilmu-ilmu social seperti halnya dengan ilmu hukum, ilmu
politik, ilmu ekonomi, sejarah dan lain sebagainya. Sebagai bagian dari ilmu social, maka sifat
hakikat ilmu administrasi hanya semata-mata bersangkutan dengan pembicaraan fakta, bukan
mengenai etika, bukan mengenai kesenangan seseorang mengenai sesuatu hal.
Simon mengatakan “know ladge of administrasion, like a knowledge, is a moral, it becomes
“good” or “sad” only in terms of his attides towards goals and method”. (ilmu administrasi
sebagamana halnya dengan semua pengetahuan adalah tidak mengandung pengertian moral.
Pengetahuan ini menjadi baik atau burk hanya dalam hubungannya dengan tuntutan-tuntutan
penilaian yang diberikan kepadanya oleh orang-orang yang mempergunakan pengetahuan itu
dalam hubungannya dengan sikap orang itu mengenai tujuan dengan metode-metode kerjasama).
The liang gie dan Sutarto menyatakan “this does not mean that it is imposible to state valid
laws of human behavior, it simply means that one of the variables to be induded in the statement of
social laws is the state of knowledge and experience of the persons whose behavior the law
purpose to the scribe.” ( hal ini tak berarti bahwa tidaklah mungkin utuk menyusun hukum-hukum
yang berlaku tentang tingkah laku manusia. Ini semata-mata berarti salah satu dari yang tak tentu
yang harus diperhitungkan dalam hal perumusan hukum-hukum social ialah keadaan pengetahuan
dan pengalaman dari oaring-orang yang hendak diuraikan tingkahlakunya dari hukum-hukum itu).
The liang gie-sutarto mengemukakan ilmu administrasi ada dua macam, yaitu:
1. Netral, yaitu tidak memihak antara nilai-nilai yang baik atau buruk
2. Tidak dapat menyusun hukum-hukum atau dalil yang sangat exect seperti halnya ilmu pasti atau
ilmu alam karena ilmu administrasi berhubungan dengan manusia yang bersifat dinamis.

Selanjutnya Simon juga mengatakan hal ini tak berarti bahwa tidaklah mungkin untuk
menyusun hukum-hukum yang berlaku yang berlaku tentang tingkah laku manusia. Simon juga
mengemukakan ada beberapa bukti yang dapat ditemukan, bawa ilmu administrasi adalah sudah
mencoba dan berhasil menemukan prinsip-prinsip yang tidak exact.

1. Efisiensi administrasi bertambah besar, jika didalam organisasi diadakan spesialisasi tugas
diantara para anggota.
2. Efisisensi administrasi akan bertambah besar, jika para anggota (peserta) dalam suatu
organisasi diatur (disusun dalam hirarki kemenangan) yang pasti /jelas.
3. Efisiensi administrasi akan bertambah besar, jika rentangan pengawasan pada tiap-tiap
tingkatan hirarki dibatasi hanya beberapa orang.
4. Efisiensi administrasi akan bertambah besar untuk keperluan menajer dan pengawasan, jika
para pekerja / peserta digolongkan untuk menuru :
a. Tujuan (tugasnya)
b. Proses kerja yang harus dilayani
c. Pihak yang harus dilayani
d. Tempatnya

Selanjutnya, Thoha dalam “aneka sari ilmu administrasi” mengatakan bahwa sifat lain dari
administrasi adalah pelayanan. Ini berarti bahwa administrasi pada umumnya bercorak member
pelayanan kepada pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang masih dalam kaitannya dengan tugas
pokok suatu organisasi.

Sugandha (1989:20) mengemukakan bahwa administrasi baik dalam perusahaan atau


pemerintahan harus efisien dan rasional.

D. Rangka Tugas Administrasi


Dalam sebuah perusahaan ada berbagai macam terdapat banyak divisi guna menjalankan
perusahaan. Salah satunya adalah divisi yang menangani bagian administrasi.
Secara umum, tugas dari seorang pegawai administrasi yaitu melakukan tata kelola
administrasi pada perusahaan tersebut. Tidak hanya mengurusi dokumen-dokumen saja, tapi juga
melayani masalah kebutuhan atau sumber daya yang dibutuhkan karyawan untuk bekerja.
Selain itu, koordinasi tugas dari pegawai administrasi pun selaras dan sangat berhubungan dengan
manajemen perusahaan sehingga diperlukan hubungan yang baik dalam mewujudkan hal tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peran dari administrasi itu adalah menciptakan keteraturan dan keamanan di dalam
kehidupan masyarakat sehingga masyarakat dapat dengan mudah meyelesaikan segala
urusannya dan dapat hidup dengan penuh rasa aman. Lebih jauh dari itu, ilmu administrasi
merupakan suatu penjaga kelangsungan peradaban manusia.
Administrasi diciptakan untuk melayani organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai
dengan baik. Oleh karena itu, administrasi dituntut untuk menetapkan tujuan jangka pendek dan
jangka menengah. Hal ini mencakup keteraturan aktivitas yang dilaksanakan, penyediaan dan
penggunaan SDM dan material secara bijaksana, pengurangan pemborosan, keekonomisan
dalam operasional, kepuasan pelanggan, kesejahteraan pegawai, pemecahan masalah secara
cepat dan lain-lain.

B. SARAN

Selain mempelajari ilmu administrasi secara konsep haruslah kita sebagai mahasiswa
nantinya ketika terjun di dunia kerja senantiasa menerapkan pengetahuan tentang administrasi
didalam bentuk kegiatan. Sehingga kita tidak hanya berusaha menghayati dan mengerti
permasalahan administrasi, tetapi juga mampu memecahkan permasalahan yang kelak ditemui
dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA

Pangewa, Maharuddin. 2008. Mengenal Substansi Ilmu Administrasi. Makassar:Badan Penerbit UNM

https://smartpresence.id/macam-macam-tugas-administrasi/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Administrasi_publik

Anda mungkin juga menyukai