Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DASAR DASAR MANAJEM PEMERINTAH

Tentang :

PARADIGMA MANAJEMEN PEMERINTAHAN

Dosen pengampuh:

MARJANA FAHRI S.ST.,M.SI

Disusun Oleh:

ARWAN

Nim:742352021138

PROGRAM STUDI : HUKUM TATA NEGARA

IAIN BONE 2021/2022 JL.Hos cokroaminoto, TELP.(0481)21395, EMAIL :


info@iain-bone.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan khadirat Allah SWT.karena dengan rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Paradigma
manajemen pemerintahan” sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi mata kuliah “Dasar dasar
manajemen pemerintahan”

Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap dapat memberikan


pengetahuan dan informasi yang lebih mendalam mengenai ”manajemen
pemerintahan “

Tiada gading yang tak retak karna sebagai penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna ,baik dari sisi materi
maupun penulisan nya.kemudian jika terdapat kesalahan pada makalah ini penulis
memohon maaf yang sebesar –besarnya.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat.terimah kasih.

Dua boccoe,13 juni 2022

Penulis

ii
Daftar isi

Kata pengantar...............................................................................................II

Daftar isi..........................................................................................................III

BAB I, PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar belakang......................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................1

BAB II, PEMBAHASAN................................................................................2

A. Teori manajemen pemerintahan...........................................................2


B. Paradigma Manajemen Pemerintahan..................................................3
C. Paradigma birokrasi pemerintahan.......................................................6
D. Paradigma Baru Pemerintahan Daerah Daerah.....................................8
E. Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Pemerintahan ...................10

BAB III, PENUTUP........................................................................................11

A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

iii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pemerintah merupakan organisasi atau alat organisasi yangpenjalankan
tugas dan fungsi. Sedangkan, pemerintahan merupakan ungsi dari pemerintah.
Pemerintah dalam definisi terbaiknya adalahga negara terorganisasi yang
menunjukkan dan menjalankanwewenang atau kekuasaannya. Pendapat
tersebut menjelaskan tentang kekuasaan dalam pemerintahan sehingga dapat
dikatakan bahea pemerintahan tanpa kekuasaan tidak mungkin akan dapat
berjalan1.
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga
kestabilan Negara, baik itu secara internal maupun eksternal. Secara luas
sistem pemerintahan itu berarti menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan
sehingga menjadi sistem yang kontiniu. Sampai saat ini hanya sedikit negara
yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Sistem
pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana penerapannya
kebanyakan sudah mendarah daging dalam kebiasaan hidup masyarakatnya
dan terkesan tidak bisa diubah dan cenderung statis.
B. Rumusan Masalah
1.Bagimana paradigma manajemen pemerintahan
2.Peran Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Pemerintahan

C. Tujuan
1.Untuk mengetahui paradigma manajemen pemerintahan
2.untuk mengetahui peran SDM dalam manajemen pemerintahan .

1 Dian citra sari, Manajemen pemerintahan(Kota Gorontalo,2020),hal.1

iv
BAB II
Pembahasan
A.Teori Manajemen pemerintahan
Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur.Dalam hal
mengatur, akan timbul masalah, problem, proses dan pertanyaan tentang apa yang
diatur, siapa yang mengatur,mengapa harus diatur dan apa tujuan pengaturan
tersebut.Manajemen juga menganalisa, menetapkan tujuan/sasaranserta
mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban secara baik. efektif dan
efisien.
Banyak para pakar manajemen yang mengemukakan pendapat mereka
tentang pengertian manejemen. Untuk mengetahuipengertian manajemen maka
berikut ini diketengahkan beberapa pendapat untuk membantu dalam memahami
konsep dasar manajemen.Secara umum aktivitas manajemen ada dalam organisasi
yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasis secara efektif dan efesien.
Terry (1973) menjelaskan “management is performance of conceiving and
avhieving desired results by means of group efforts consisting of utilizing human
talent and resources”.Proses mengarahkan dan menggerakkan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya, seperti material, uang, metode dan pasar untuk
mencapai tujuan organisasi.1
Menurut Taliziduhu Ndraha, teori pemerintahan dibagi dalam
sudutpandang. Pertama, pemerintah dapat dianggap sebagai sesuatuyang
givenditakdirkan hadir di mana-mana: bagian integral setiap sistem. Kedua,
pemerintahan terbentuk secara evolusioner sebagai produk penyesuaian diri
manusia dengan perubahan lingkungan hidupnya agar ia tetap survive. Ketiga,
pemerintah terbentuk melalui revolusi, penaklukan atau pernyataan. Keempat,
pemerintah dapat juga dianggap sebagai produk yang sengaja dibentuk
berdasarkan kesepakatan warga masyarakat sebagai alat (input) untuk mencapai
misi tertentu. Misal, Indonesia merdeka 17 Agustus 1945. Sama seperti sebuah
organisasi, pada mulanya semua fungsi berada pada sebuah organisasi yang
disebut bangsa. Lalu, besoknya diumumkan pembentukan UUD sebagai dasar
pembentukan pemerintahan negara. Walaupun UUD mengenal dua macam
kekuasaan, yaitu kekuasaan pemerintahan negara (Bab 3, pasal 4 dan 5) dan
kekuasaan kehakiman (Bab 9), dalam penjelasan UUD dinyatakan bahwa
kekuasaan dan tanggung jawab negara terkonsentrasi di tangan presiden:
concentration of power and responsibility upon the presiden.
1. Teori Pemerintahan
a. Teori Klasik

1 Dr.Candra Wijaya,M.pd.Dasar dasar manajemen.(Jl.sosro,Medan,2016),.hal.14

v
Paradigma lama manajemen pemerintahan di Negara kita dipengaruhi oleh
sekumpulan konsep tentang pengorganisasian yang telah dikembangkan pada
akhir tahun 1800-an, sekarang dikenal sebagai teori klasik. Pengaruh teori klasik
yang kuat terhadappengorganisasian tersebut tetap sangat besar. Efeknya dapat
terlihat dalam berbagai seluk beluk organisasi yang sebenarnya.
b.Teori Manajemen Administratif
Teori administratif merupakan komponen kedua dari teoriorganisasi klasik.
Pelopor teoritikus administrasi Mooney dan Reiley menyatakan bahwa organisasi
dalam pengertian formal adalah tata tertib, sehingga membutuhkan
pengorganisasian dan prosedur ketatatertiban. Tata tertib dianggap sebagai
pondasi organisasi formal. Seperti teori birokrasi, jalur ini juga menegaskan
obyektifitas, rasionalitas, kepastian, hierarki, dan keahlian.

B. Paradigma Manajemen Pemerintahan


1. Paradigma Old Public Administration (OPA)
Paradigma ini merupakan paradigma yang berkembang pada awal kelahiran ilmu
administrasi negara. Tokoh paradigma ini adalah antara lain adalah pelopor
berdirinya ilmu administrasi negara Woodrow Wilson yang merupakan presiden
AS pada saat itu dengan karyanya “The Study of Administration” (1887) serta
F.W. Taylor dengan bukunya “Principles of Scientific Management”.Dalam
bukunya “The Study of Administration”, Wilson berpendapat bahwa problem
utama yang dihadapi pemerintah eksekutif adalah rendahnya kapasitas
administrasi. Untuk mengembangkan birokrasi pemerintah yang efektif dan
efisien, diperlukan pembaharuan administrasi pemerintahan dengan jalan
meningkatkan profesionalisme manajemen administrasi negara. Untuk itu,
diperlukan ilmu yang diarahkan untuk melakukan reformasi birokrasi dengan
mencetak aparatur publik yang profesional dan non-partisan. Karena itu, tema
dominan dari pemikiran Wilson adalah aparat atau birokrasi yang netral dari
politik. Administrasi negara harus didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen
ilmiah dan terpisah dari hiruk pikuk kepentingan politik. Inilah yang dikenal
sebagai konsep dikotomi politik dan administrasi. Administrasi negara merupakan
pelaksanaan hukum publik secara detail dan terperinci, karena itu menjadi
bidangnya birokrat tehnis. Sedang politik menjadi bidangnya politisi.
Ide-ide yang berkembang pada tahun 1900-an memperkuat paradigma
dikotomi politik dan administrasi, seperti karya Frank Goodnow “Politic and
Administration”. Karya fenomenal lainnya adalah tulisan Frederick W.Taylor
”Principles of Scientific Management (1911). Taylor adalah pakar manajemen
ilmiah yang mengembangkan pendekatan baru dalam manajemen pabrik di sector

vi
swasta – Time and Motion Study. Metode ini menyebutkan ada cara terbaik untuk
melaksanakan tugas tertentu. Manajemen ilmiah dimaksudkan untuk
meningkatkan output dengan menemukan metode produksi yang paling cepat,
efisien, dan paling tidak melelahkan. Jika ada cara terbaik untuk meningkatkan
produktivitas di sector industri, tentunya ada juga cara sama untuk organisasi
public.Wilson berpendapat pada hakekatnya bidang administrasi adalah bidang
bisnis, sehingga metode yang berhasil di dunia bisnis dapat juga diterapkan untuk
manajemen sektor publik.
Teori penting lain yang berkembang adalah analisis birokrasi dari Max
Weber. Weber mengemukakan ciri-ciri struktur birokrasi yang meliputi hirarki
kewenangan, seleksi dan promosi berdasarkan merit system, aturan dan regulasi
yang merumuskan prosedur dan tanggungjawab kantor, dan sebagainya.
Karakteristik ini disebut sebagai bentuk kewenangan yang legal rasional yang
menjadi dasar birokrasi modern.
Ide atau prinsip dasar dari Administrasi Negara Lama (Dernhart dan
Dernhart, 2003) adalah fokus pemerintah pada pelayanan publik secara langsung
melalui badan-badan pemerintah. Kebijakan publik dan administrasi menyangkut
perumusan dan implementasi kebijakan dengan penentuan tujuan yang
dirumuskan secara politis dan tunggal. Administrasi publik mempunyai peranan
yang terbatas dalam pembuatan kebijakan dan kepemerintahan, administrasi
publik lebih banyak dibebani dengan fungsi implementasi kebijakan public
Pemberian pelayanan publik harus dilaksanakan oleh administrator yang
bertanggungjawab kepada ”elected official” (pejabat/birokrat politik) dan
memiliki diskresi yang terbatas dalam menjalankan tugasnya. Administrasi negara
bertanggungjawab secara demokratis kepada pejabat politik Program publik
dilaksanakan melalui organisasi hirarkis, dengan manajer yang menjalankan
kontrol dari puncak organisasi Nilai utama organisasi publik adalah efisiensi dan
rasionalitas Organisasi publik beroperasi sebagai sistem tertutup, sehingga
partisipasi warga negara terbatas Peranan administrator publik dirumuskan
sebagai fungsi POSDCORB (Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting dan Budgetting)
2. Paradigma New Public Management (NPM)
Paradigma New Public Management (NPM) muncul tahun 1980an dan
menguat tahun 1990an sampai sekarang. Prinsip dasar paradigma NPM adalah
menjalankan administrasi negara sebagaimana menggerakkan sektor bisnis (run
government like a business atau market as solution to the ills in public sector).
Strategi ini perlu dijalankan agar birokrasi model lama – yang lamban, kaku dan
birokratis siap menjawab tantangan era globalisasi. Model pemikiran semacam
NPM juga dikemukakan oleh David Osborne dan Ted Gaebler (1992) dalam

vii
konsep “Reinventing Government”. Osbone dan Gaebler menyarankan agar
meyuntikkan semangat wirausaha ke dalam sistem administrasi negara. Birokrasi
publik harus lebih menggunakan cara “steering” (mengarahkan) daripada
“rowing” (mengayuh). Dengan cara “steering”, pemerintah tidak langsung bekerja
memberikan pelayanan publik, melainkan sedapat mungkin menyerahkan ke
masyarakat. Peran negara lebih sebagai fasilitator atau supervisor
penyelenggaraan urusan publik. Model birokrasi yang hirarkis formalistis menjadi
tidak lagi relevan untuk menjawab problem publik di era global. Ide atau prinsip
dasar paradigma NPM adalah sebagai berikut:1
a. Mencoba menggunakan pendekatan bisnis di sektor public
b. Penggunaan terminologi dan mekanisme pasar, dimana hubungan antara
organisasi publik dan customer dipahami sebagaimana transaksi yang terjadi di
pasar.
c. Administrator publik ditantang untuk dapat menemukan atau mengembangkan
cara baru yang inovatif untuk mencapai hasil atau memprivatisasi fungsi-fungsi
yang sebelumnya dijalankan pemerintah “steer not row” artinya birokrat/PNS
tidak mesti menjalankan sendiri tugas pelayanan publik, apabila dimungkinkan
fungsi itu dapat dilimpahkan ke pihak lain melalui sistem kontrak atau
swastanisasi.
d. NPM menekankan akuntabilitas pada customer dan kinerja yang tinggi,
restrukturisasi birokrasi, perumusan kembali misi organisasi, perampingan
prosedur, dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan
Paradigma Baru
a. Perubahan Manajemen Pemerintahan Manajemen pemerintahan (public
management) adalah faktor utama dalam suatu administrasi publik (public
administration) untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan sarana dan
prasarana yang ada, termasuk organisasi serta sumber dana dan sumber daya yang
tersedia (Ramto, 1997). Dengan demikian, manajemen pemerintahan tidak lain
adalah faktor upaya dalam suatu organisasi. Upaya tersebut diwujudkan dalam
berbagai kegiatan pemerintah yang mencakup berbagai aspek kehidupan dan
penghidupan warga Negara dan masyarakatnya (Kristiadi, 1994). Perubahan yang
terjadi pada manajemen secara umum terjadi pula pada manajemen pemerintahan,
seiring dengan adanya berbagai kelemahan dari karakter birokrasi yang telah
dipraktekkan selama ini. Birokrasi sebagai suatu bentuk organisasi modern
dengan para birokrat yang bekerja didalamnya,telah banyak mendapat kritikan
yang tajam.Dalam perkembangannya muncul pendekatan yang menamakan

1 Dharma. Manajemen Pemerintahan Indonesia. (PT. Djaniatan. Jakarta, 2004.)Hal.13

viii
dirinya The New Public Management (Farnham, 1993). Aliran 1 dari The New
Public1
b. Manajemen Pelayanan Masyarakat (New Public Services)
Paradigma baru manajemen pemerintahan banyak diilhami oleh pemikiran
David Osborne dan Ted Gaebler yang telah sukses meluncurkan karya terkenal
pertamanya berjudul Reinventing Government (19921), ia telah berhasil
membuka mata dan pikiran banyak pihak untuk memulai membenahi birokrasi.
Dalam buku pertamanya beliau hanya mengurai secara deskriptif karateristik
pemerintahan wirausaha melalui sepuluh prinsipnya, yang intinya mengurangi
peran pemerintah dengan cara memberdayakan masyarakat serta menjadikan
sektor pemerintah lebih efisien. Topik bahasan ini ini telah lama diberikan dalam
bentuk Diklat oleh badan Diklat Depdagri maupun Badan Diklat Propinsi.

C.PARADIGMA BIROKRASI PEMERINTAHAN


Keberadaan paradigma birokrasi pemerintahan seiring dengan konsep, teori
dan pendekatan dalam perkembangan adminisitrasi negara. Dalam perkembangan
administrasi publik, ditandai oleh perkembangan administrasi menurut (Kast dan
Resenzwight, 1981) yaitu :
1. Manajemen ilmiah (Scientific Management),
2. Hubungan Kemanusiaan (Human Realtion ),
3. Kelembagaan (lnstitutional),
3. Perilaku Organisasi (Organization Behaviour);
4. Organisasi dan manajemen modern ( Organization and Management Modern ).
Namun dalam realitanya dalam bentuk paradigma administrasi publik menurut
Mustapadidjaya (1985 ) adalah :
1. Paradigma struktural dan fungsional,
2. Paradigma perilaku;
3. Paradigma sistemik dan
4. Paradigma publik deterministik.
Kaitannya dengan paradigma administrasi negara dengan birokrasi pemerintahan,
karena birokrasi pemerintahan bagian substansi strategis dalam administrasi
negara2,sehingga birokrasi pemerintahan terdapat paradigmanya yang senantiasa

1 Dian citra sari, Manajemen pemerintahan...,h.10

2 Frof.dr.Tjahja Supriatna, SU Epistemologi pemerintahan (Pt.Gramasurya Yogyakarta


2019)hal.77

ix
melakukan redifinisi, reorientasi, revitalisasi, refungsionalisasi dan lain-lain sesuai
dengan evidiensi empiris dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam arti bahwa
pergeseran paradigma administrasi negara membawa implikasi terhadap
pergeseran paradigma birokrasi pemerintahan dalam kebijakan dan pelayanan
publik. Ini menunjukkan bahwa dalam perkembangan birokrasi pemerintahan
terdapat paradigma lama, seperti halnya dikemukakan oleh H.G. Henderson
( 1976 ) dikenal dengan Birokrasi klasik, birokrasi neo klasik, dan birokrasi
hubungan manusia, sehingga berkembang menjadi adanya birokrasi pilihan publik
dan Birokrasi manajemen sistem nilai.
Dalam perkembangan paradigma administrasi publik yang mengalami
pergeseran atau perubahan yaitu bermula pada paradigma administrasi publik
lama (Old Public Adminitration) menitik beratkan struktur dan kultur birokrasi
pemerintahan. Berkembang menuju pada Paradigma Administrasi Publik Baru
(New Public Administration) untuk mensikapi keadilan, kepentingan umum dan
pelayanan publik membutuhkan manajemen birokrasi pemerintahan yang berbasis
profesi, kinerja, kompetitif, disiplin dan penghematan sumberdaya manusia
berfokus pada Manajemen Pemerintahan Baru (New Public management),
akhirnya lebih dititikberatkan Manajemen Pelayanan Publik (New Public Service
Oleh karena itu karakteristik paradigma manajemen birokrasi pelayanan
publik menurut Denhardt dan Denhardt 1( 2003 ) prinsip dasar paradigma New
Public Service dalam administrasi publik adalah :
1. Melayani daripada mengendalikan (Service rather than steer);
2. Mengutamakan kepentingan umum (seek public interest);
3. Lebih menghargai warga negara daripada kewirausahaan ( value citizensgip
over enterpreneurship);
4. Berpikir strategis dan bertindak demokratis (think strtegically and
democraticelly,
5. Melayani masyarakat bukan pelanggan (serve citizen not customer);
6. Mementingkan akuntabilitas bukan hal yang mudah (recognize that
accountability is not simple);
7. Menghargai orang bukan produktivitas (value people not just productivity).
Berdasarkan pandangan atas dasar kajian berbagai konsep paradigma
administrasi pemerintahan, maka lebih difokuskan pada manajemen birokrasi
pemerintahan mengalami perubahan sesuai dengan waktu atau zaman dan tempat.

1 Frof.dr.Tjahja Supriatna, SU Epistemologi pemerintahan ...,h.79

x
Pada dewasa ini paradigma birokrasi pemerintahan memusatkan perhatian pada
manajemen pelayanan publik atau New Public Management (NPS).2
D.Paradigma Baru Pemerintahan Daerah2
1. Perubahan mindset.
Perubahan mindset dalam Paradigma baru Pemerintah antara lain adalah :
a. Dari Penguasa menjadi pelayan
Perubahan perilaku ini memberikan implikasi yang luas di jajaran pemerintahan
daerah dan pemerintahan tingkat bawah dengan tantangan yang cukup berat yang
menyangkut dengan perubahan perilaku yang bersifat kejiwaan bagi setiap
aparatur pemerintah daerah yang sangat kontradiktif yaitu, dari bermental sebagai
penguasa menjadi berperilaku sebagai pelayan bagi masyarakat (public services).
b. Dari perilaku tertutup menjadi terbuka (Openess)
Perubahan perilaku ini merupakan perubahan perilaku kejiwaan yang selama
ini tertutup/resistan terhadap ide, saran/masukan dan kritik dari masyarakat
menjadi perilaku yang terbuka yang bersedia diberi saran dan kritikan serta mau
memperbaiki kinerjanya.
c. Dari terkotak-kotak menjadi bersinergi Perilaku aparat yang selama ini bersikap
parsial oleh kepentingan maupun egosectoral nya masing-masing, menjadi
bersinergi dan berkolaborasi untuk mencapai visi bersama sesuai dengan peran
dan fungsinya masing-masing.
d. Berfikir sejenak menjadi berfikir strategik Perilaku yang selama ini hanya
bertindak tanpa tujuan yang jelas, menjadi bertindak mengikuti visi dan misi
organisasi yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur.
e. Penyelenggaraan wewenang menjadi menjalankan peran Aparat yang selama
ini kaku dan terdokmasi dengan pembatas wewenang yang dimilikinya, menjadi
seorang aparat yang mampu mengambil peran pada sektoral yang dibutuhkan
tidak hanya sebatas yang dimilikinya, paradigma ini memerlukan komitmen yang
jelas dari para pimpinan.
f. Berfikir reaktif menjadi berfikir proaktifPerilaku aparat yang selama ini
bereaksi apabila sudah ada masalah, atau menunggu orang untuk dilayani,
menjadi aparat yang mampun mengejar permasalahan dan makin mendekatkan
pelayanan ke masyarakat serta mau mengambil inisiatif-inisiatif dalam
meningkatkan pelayanan publik.
g. Trouble shooting menjadi problem solving Perilaku aparat yang selama ini
hanya mampu memecahkan masalah dan bahkan menimbulkan masalah baru,
menjadi aparatur yang mampu memecahkan masalah secara tuntas sampai keakar-

2 Frof.dr.Tjahja Supriatna, SU Epistemologi pemerintahan ...,h.80

xi
akarnya atau mencari jalan keluar (solusi) atas sebuah masalah. Perubahan pola
pikir (mindset) di kalangan aparatur pemerintah daerah dan pemerintah tingkat
bawah merupakan hal yang sangat mendesak, karena dengan terjadinya perubahan
pola pikir (mindset) itulah prinsip-prinsip ketata pemerintahaan yang baik (good
governance) dapat terwujud.
2. Perubahan Budaya Kerja
Budaya kerja pemerintah termasuk pemerintah daerah selama ini masih sangat
tidak produktif, tidak efektif dan tidak efisien. Masih banyak kita saksikan
pemandangan di kantor-kantor pemerintah yang membuang buang waktu, tidak
disiplin dan kurang peduli serta kurang ramah dalam memberikan pelayanan
kepada warga masyarakat.
Budaya kerja sebagaimana gambaran di atas perlu diubah menjadi budaya
kerja yang lebih produktif, lebih efektif dan lebih efisien. Budaya kerja dapat
dibangun melalui perubahan karakter setiap individu yang bergabung dalam
organisasi/instansi pemerintah. Budaya merupakan kolektifitas karakter seluruh
individu dalam organisasi. Suatu organisasi pemerintah yang diisi oleh
individuindividu berkarakter baik maka akan membentuk budaya kerja organisasi
yang baik, demikian pula sebailknya, organisasi yang dihuni oleh individu
individu pecundang maka akan membentuk organisasi yang sangat tidak
produktif. Jadi mengubah budaya kerja organisasi pemerintah haruslah dimulai
dari mengubah karakter masing-masing individu pimpinan dan staf pelaksana
instansi pemerintah tersebut. Karakter yang mesti dibangun oleh individu-individu
dalam organisasi pemerintah antara lain: kejujuran, disiplin, tanggung jawab,
visioner, adil, peduli dan kerjasama. (Tujuh Budi Utama).
Selain membangun karakter individu-individu dalam organisasi,maka langkah
lain yang tidak kalah pentingnya adalah membangun system kerja yang
didasarkan pada nilai dan norma yang disepakati bersama. Dengan dibangun
system atas dasar kesepakatan bersama, maka para birokrat akan bekerja
berpedoman pada system bukan bekerja berdasarkan kepatuhan atau/apalagi
berdasarkan ketakutan kepada pimpinan. Bekerja dengan menjunjung tinggi nilai
tujuh budi utama itulah yang ditargetkan menjadi budaya kerja organisasi
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Satu hal lagi yang tidak dapat
diabaikan adalah adanya keteladanan pimpinan tingkat tertinggi (top leadership),
pimpinan tingkat menengah (middle leadership) maupun pimpinan tingkat bawah
(lower leadership). Keteladanan yang baik, ketegasan serta tetap menerapkan
pemberian hadiah dan pemberian sanksi (reward and punishment) akan dapat
mempercepat terwujudnya budaya kerja yang produktif, efektif dan efisien.

xii
E.Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Pemerintahan
Fenomena kehadiran pemerintahan menjadi tema sentral dari era otonomi
daerah melalui memaksimalisasikan pemenuhanmasyarakat. Optimalisasi kerja
aparatur menjadi basis penguatan sumber daya manusia (sumber daya aparatur).
Roda pemerintahan itu dijalankan aparatur pemerintahan yang mewujudnyatakan
program dan kegiatan sebagai operasionalisasi kebutuhan masyarakat.
Mendekatkan pelayanan, memaksimalisasi kegiatan pembangunan dan
kemasyarakatan harus bersesuaian dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
Kemampuan mengartikulasikan kebutuhan masyarakat membutuhkan aparatur
pemerintahan yang memiliki profesionalitas, transparansi dan akuntabilitas.
Penguatan sumbangan perangkat daerah melalui pengembangan organisasi daerah
adalah wadah bekerja dan berkarya aparatur pemerintahan daerah. Kapasitas dan
kapabilitas organisasi pemerintah daerah menjadi pertarungan kepercayaan atas
berbagai pelayanan yang dilakukan pemerintahan daerah. Kinerja maksimal
aparatur pemerintahan merupakan bangun komunikasi antara kegiatan
pemerintahan daerah dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kinerja aparatur
pemerintahan merupakan kemampuan melaksanakan program dan kegiatan
perangkat daerah dengan efektif dan efesien.
Berkaitan dengan kinerja, Joedono (dalam Tjokroamidjojo
dan Mustopadidjaja, 1996:28) mengatakan sebagai berikut bahwa
beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu meliputi 1) Faktor kualitas
SDM, 2) Struktur organisasi, 3) Teknologi 4) Pimpinan dan
masyarakat dan 5) Bentuk kepemimpinan.1
Kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur menjadi modal kerja
pemerintahan mengaktualisasikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat dengan
maksimal. Aspirasi, tuntutan dan kebutuhan masyarakat mengalami
perkembangan sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusia, perkembanan
situasi dan lingkungan kemasyarakatan. Menerjemahkan kebutuhan masyarakat
tergambar dari keseluruhan kegiatan musyawarah pembangunan baik tingkat
desa/keluarahan maupun pemerintahan daerah.
Kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur menjadi modal kerja
pemerintahan mengaktualisasikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat dengan
maksimal. Pengembangan sumber daya aparatur memiliki hubungan erat dengan
kinerja maksimal yang diperankan dan dimainkan sumber daya aparatur. Kualitas
sumber daya aparatur dapat dilihat dari kinerja yang dilakukan aparatur.
Bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya aparatur menjadi bagian penting
dalam pengembangan organisasi pemerintahan khususnya pada sumber daya
aparatur. Sumber daya aparatur menduduki jabatan struktural dan
fungsionaldalam organisasi pemerintahan. Menerjemahkan kebutuhan masyarakat

1 Dian citra sari, Manajemen pemerintahan...,h.52

xiii
tergambar dari keseluruhan kegiatan mendapatkan data dan informasi baik media
massa maupun media eletronik.
Sumber daya aparatur melakukan berbagai kegiatan pemerintahan yang cepat,
tepat, dan akurat. Manajemen pemerintahan menempatkan sumber daya aparatur
sebagai faktor utama penggerak dan pelaksanaan berbagai kebijakan dan strategi
yang diterbitkan pemerintahan. Kemampuan (profesionalitas) sumber daya
aparatur, melaksanakan tugas dan fungsi adalah jalan pendekat bagi keberhasilan
program dan kegiatan pemerintahan daerah. Manajemen pemerintahan juga
membahas dan mendiskusikan profesionalitas sumber daya aparatur. Dengan
adanya profesionalitas sumber daya aparatur (aparatur) maka pelaksanaan tugas,
fungsi dan kewenangannya berjalan maksimal1.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Manajemen pemerintahan merupakan faktor penting dalam mensejahterakan
masyarakat melalui optimalisasi kinerja aparatur pemerintahan. Mengelola dan
mengembangkan kuantitas dan kualitas sumber daya pemerintahan menjadi kata
kunci penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Kemampuan aparatur

1 Dian citra sari, Manajemen pemerintahan...,h.53

xiv
pemerintah melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya dengan maksimal
akan mempermudah dan memperlancar pencapaian tujuan organisasi
pemerintahan.
Manajemen pemerintahan dan sumber daya aparatur (sumber daya manusia)
memiliki hubungan yang saling mengisi dan saling melengkapi. Mengelola
sumber daya pemerintah (baik sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber
daya buatan, dan sumber daya lainnya) menjadi sarana mempermudah dan
memperlancar pencapaian kebutuhan masyarakat dengan maksimal.

B.Saran
Saya sebagai penulis sangat menyadari akan kekurangan dalam makalah yang
saya susun . Saya berharap lebih banyak lagi membaca buku refrensi tentang
manajemen pemerintahan, supaya kita lebih paham lagi tentang paradigma
manajemen pemerintahan dan saya juga mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca dalam menyempurkan tulisan kami ini.

DAFTAR PUSTAKA

Sari citra dian, Manajemen pemerintahan,Kota Gorontalo,2020.


Dharma. Manajemen Pemerintahan Indonesia. PT. Djaniatan. Jakarta, 2004.
Wijaya Dr.Candra M.pd.Dasar dasar manajemen.Jl.sosro.Medan,2016.

xv
Supriatna Frof.dr.Tjahja , SU Epistemologi pemerintahan .Pt.Gramasurya
Yogyakarta 2019.

xvi

Anda mungkin juga menyukai