Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN PUBLIK

NAMA : ANOM DIANSYAH

NPM : 201963201113

JURUSAN : ADMINISTRASI NEGARA


Pengertian Manajemen Pemerintahan
Menurut Budi Supriyanto (2009:24), manajemen pemerintahan adalah suatu proses kegiatan
melakukan "tatakelola" atau pengelolaan pemerintahan oleh penguasa atau penyelenggara pemerintah
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Suryadinata (1998) memandang manajemen pemerintah sebagai "suatu kegiatan atau usaha untuk
mencapai tujuan negara dengan menggunakan berbagai sumber yang dikuasai oleh negara. Inti
manajemen pemerintahan, terletak pada proses penggerakan untuk mencapai tujuan negara, dimana
terkait erat apa yang kita kenal dengan fungsi kepamongprajaan".

Taliziduhu Ndraha (2003:158) mendefinisikan manajemen pemerintahan terlihat melalui ruang lingkup
materi pokok kurikulernya:
1. Asas dan sistem pemerintahan.
2. Hukum tata pemerintahan.
3. Ekologi Pemerintahan.
4. Filsafat dan Etika Pemerintahan.
5. Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemerintahan
adalah suatu kegiatan atau pengelolaan pemerintahan yang dilakukan oleh penguasa dengan adanya
tujuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Fungsi Manajemen Pemerintahan
Menurut Budi Supriyanto (2009:41), fungsi manajemen pemerintahan dapat dikategorikan antara lain
sebagi berikut:
1. Manajemen pemerintahan berarti membaut keputusan-keputusan, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai monitoring atau evaluasi tentang tata kelola pemerintahan, baik yang
dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
2. Manajemen pemerintahan berarti membuat kebijakan-kebijakan tentang hubungan yang
mengikat antara pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
3. Manajemen pemerintahan berarti menetapkan kebijakan-kebijakan kerjasama antara pemerintah
dengan masyarakat dan penguasa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
4. Manajemen pemerintah berarti menetapkan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
5. Manajemen pemerintah berarti melaksanakan kekuasaan pemerintahan, baik sebagai pimpinan
negara, pemerintahan, maupun lembaga-lembaga tinggi negara.
6. Manajemen pemerintahan berarti melaksanakan pertanggung jawaban penggunaan anggaran
secara berkala.
7. Manajemen pemerintahan berati melaksanakan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah) setiap akhir tahun anggaran.
8. Melaksanakan program dan kegiatan tahunan yang ditugaskan.
9. Menetukan standar pelayanan yang wajib dilaksanakan di bidang tata kelola pemerinthan.
10. Menetapkan kinerja penentuan dan perubahan tata kelola pemerintahan.
11. Menyusun rencana nasional secara makro bidang tata kelola pemerintahan.
12. Menetapkan persyaratan jabatan bagi calon yang menempati jabatan di bidang pemerintahan.
13. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi
kelembagaan, pemberian pedoman/bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervise bidang tata
kelola pemerintahan.
14. Pengaturan penetapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama
negara bidang tata kelola pemerintahan.
15. Penetapan standar pemberian ijin untuk investor yang akan menanamkan modalnya.
16. Pengaturan sistem kelembagaan perekonomian negara.
17. Penyelesaian perselisihan antar provinsi dibidang administrasi atau perbatasan daerah.
18. Penetapan pedoman perencanaan, pengembangan, pengawasan pengendalian bidang tata
kelola pemerintahan.
19. Penyelenggaraan hubungan kerja dibidang tata kelola pemerintahan antar instansi.
Taliziduhu Ndraha (2003:160) ruang lingkup manajemen pemerintahan terlihat melalui fungsi-fungsi
manajemen:
1. Perencanaan pemerintahan.
2. Pengorganisasian sumber-sumber pemerinthan.
3. Penggunaan sumber-sumber pemerintahan.
4. Kontrol pemerinthan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemerintahan memiliki fungsi dasar
terhadap kegiatan pemerintah atau kegiatan negara, dan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap
kegiatan warga negara khususnya dalam bidang administrasi, ekonomi/keuangan, sosial dan tata
kelola pemerintahan.

Tugas pertemuan 3 dan 4


Organisasi Pemerintahan
Konsep dan Teori Organisasi
Organisasi Pemerintahan

 Organisasi pemerintah (government organization) merupakan salah satu bentuk dari


berbentuk organisasi nirlaba. Lembaga pemerintah dibentuk umumnya untuk menjalankan
aktivitas layanan masyarakat luas.

 Teori organisasi merupakan sejumlah pemikiran dan konsep yang menjelaskan atau
memperkirakan bagaimana organisasi/kelompok dan individu di dalamnya “berperilaku”,
dalam berbagai jenis struktur dan kondisi tertentu (Shafritz & Ott dalam Levy,definisi
tersebut, organisasi seperti juga manusia memiliki perilaku yang bisa diamati dengan baik
oleh orang di dalamnya maupun oleh pihak luar. Ahli manajemen dan organisasi
menyatakan teori organisasi berakar dan telah ada sejak zaman purbakala atau abad
pertengahan. Namun studi formal tentang teori organisasi baru dilakukan ketika pabrik-
pabrik mulai dikenal di Inggris Raya (Shafritz & Ott dalam Levy, 2009). Terdapat berbagai
jenis teori organisasi dari berbagai literatur dan sumber pustaka. Penulis mengutip karya
Scott dalam Legaard (2010) yang membagi teori organisasi ke dalam tiga level analisis,
yaitu:
1. Level sosial-psikologis, yakni teori organisasi yang berfokus pada hubungan individu dan
antar personal/individu dalam organisasi. Pada kelompok teori ini, ahli organisasi berupaya
menjelaskan bagaimana orang-orang di dalam organisasi tersebut saling berhubungan untuk
mencapai tujuan masing-masing
2. Level struktural, yakni teori organisasi yang berfokus pada organisasi secara umum dan
subdivisi dari organisasi seperti departemen, tim, dan Organisasi dan Teori Organisasi| Ade
Heryana, SST, MKM 6 sebagainya. Pada kelompok teori ini, ahli organisasi menjelaskan
bagaimana antar unit dalam organisasi (departemen, bagian, seksi, dll) saling berkaitan
untuk mencapai tujuan masing-masing unit tersebut.
3. Level makro, yakni teori organisasi yang berfokus pada peran organisasi dalam
hubungannya dengan organisasi dan komunitas lainnya. Pada level ini, ahli organisasi
berupaya menjelaskan hubungan antar organisasi untuk mencapai tujuan masing-masing.
Sementara Legaard sendiri membagi teori organisasi ke dalam tiga perspektif yang
merupakan wilayah utama yang menjadi pusat studinya (Legaard, 2010), yaitu: a. Teori
organisasi yang berfokus pada kinerja dalam menjalankan tugas dan struktur b. Teori
organisasi yang berfokus pada motivasi karyawan dan c. Teori organisasi yang berfokus
pada penyesuaian dengan lingkungan sekitar

Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan Pemerintah
Peran Kepemimpinan Pemerintah Daerah

 Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan yang harus dimilikioleh seorang pemimpin


dalam memimpin organisasi. Kepemimpinan adalah kemampuanseseorang guna
mempengaruhi, memotivasi, dan mengaktivasi aneka potensi dan sumber dayayang ada,
sehingga organisasi yang dipimpinnya mampu berjalan secara efektif

 Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting karena
pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai
tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Karena harus memahami setiap
perilaku bawahan yang berbeda-beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa sehingga bisa
memberikan pengabdian dan partisipasinya kepada organisasi secara efektif dan efisien.
Dengan kata lain, bahwa sukses tidaknya usaha pencapaian tujuan organisasi ditentukan
oleh kualitas kepemimpin.

 Kepemimpinan pemerintahan adalah kemampuan atau kemahiran seorang pemimpin dalam


memengaruhi orang lain dalampencapaian tujuan pemerintahan (Muslim dan Hariyati
2012).Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu tidak dibuat, tetapi seorang pemimpin lahir
karena bakat yang dibawa sejak lahirnya.

 Di era otonomi daerah peran kepemimpinan Kepala Daerah sangat menonjol dan diperlukan
untuk mencapai keberhasilannya. Kondisi riil otonomi daerah dan desentralisasi fiskal saat
ini adalah (a) Desentralisasi asimetris (keberagaman daerah) yang memiliki karakteristik,
sehingga pemberlakuan kebijakan desentralisasi tidak dapat diberlakukan sama (Bambang
P.S. Brojonegoro ; halaman 335) (b) Desentralisasi sekarang ini secara teori menganut azas
otonomi formal, dimana rumusan penyerahan urusan pemerintahan kepada daerah itu
dihembuskan secara umum tetapi pengembangannya sangat tergantung pimpinan daerahnya.
Artinya sektor-sektor mana yang harus dikembangkan sangat tergantung pimpinannya,
termasuk dalam mengefektifkan kebijakan fiskal. Sekarang ini undang-undang nomor 23
tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, didasari oleh penilaian tidak adanya
penyeragaman disetiap daerah, sehingga setiap daerah pemanfaatannya berbeda-beda (Aris
Djaenuri ; halaman 330) (c) Ketika otonomi daerah dilaksanakan permasalahan ada pada
desentralisasi fiskalnya, adanya fiskal gap yaitu ketidak seimbangan antara desentralisasi
kewenangan dengan desentralisasi keuangan (Made Suwandi ; halaman 328) (d) Hak,
kewenangan dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem NKRI (UU 23/2014).
Inilah penyebab mendasar timbulnya fiskal gap struktural, untuk kepentingan politik negara
dalam rangka menjaga keutuhan NKRI, maka penguasaan dan pengendalian fiskal dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal sebagian besar dikuasai
pemerintah dengan pengendalian melalui transfer dana perimbangan.
Pelayanan Publik
Pengertian Pelayanan Publik
Standar Pelayanan

 Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik
maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Pengertian Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

 Standar Pelayana adalah suatu tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau
janji dari penyelenggara pelayanan kepada masyarakat untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas.

Tugas pertemuan 5 dan 6


Manajemen Pelayanan Publik
Pengertian Manajemen Pelayanan Publik
Pola pola pelayanan publik
Prinsip-prinsip pelayanan publik
Strategi peningkatan kualitas pelayanan public

 Manajemen pelayanan publik juga dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan dan
pengimplementasian serta mengarahkan dan juga mengkoordinasikan penyelesaian aktifitas-
aktifitas pelayanan publik demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan publik yang telah di
tentukan sebelumnya.

 Pelayanan publik menjadi suatu tolak ukur kinerja pemerintah yang kasat mata. Masyarakat
dapat langsung menilai kinerja pemerintah berdasarkan kualiatas layanan publik yang
diterima karena kualitas layanan publik menjadi kepentingan banyak orang dan dampaknya
langsung dirasakan masyarakat dari semua kalangan. Keberhasilan dalam membangun
kinerja pelayanan publik secara profesional, efektif, dan akuntabel akan mengangkat citra
positif pemerintah di mata warga masyarakatnya.

 Pola atau model penyelenggaraan pelayanan umum adalah kesatuan bentuk tata cara
penyelenggaraan pelayanan yang didasarkan pada suatu prosedur dan tata kerja atau rangka
kegiatan tertentu yang dilaksanakan secara sistematis dengan memperhatikan sendi atau
prinsip-prinsip pelayanan umum.

 Prinsip-prinsip pelayanan publik ada 10 yaitu


1. Kesederhanaan prosedur Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami
dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik. Unit kerja/pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik. Rincian biaya pelayanan
publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian waktu Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu
yang telah ditentukan.

4. Akurasi (Ketepatan) Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5. Keamanan Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian
hukum

6. Tanggung jawab Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan
dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana prasarana Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja,
dan pendukung lainnya yang memadai, termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika (telematika).

8. Kemudahan akses (Aksesibilitas) Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika. Aksesibilitas disini adalah kemudahan yang disediakan
untuk penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan kesempatan.

9. Kedisplinan, kesopanan dan keramahan Pelaksana pelayanan harus bersikap disiplin,


sopan dan santun, ramah.

10. Kenyamanan Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang
nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan, seperti tempat parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

 Strategi peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan dengan cara memperbaiki
manajemen kualitas jasa (service quality management), yakni upaya meminimalisasi
kesenjangan (gap) antara tingkat layanan yang disediakan organisasi dengan harapan dan
keinginan customer (masyarakat pengguna).

Anda mungkin juga menyukai