Anda di halaman 1dari 8

TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PUBLIK

SEJARAH PERKEMBANGAN ORGANISASI MANAJEMEN PUBLIK (OMP)

KELOMPOK 1
Anggi salwa salsabila harahap 2203100082
Ade willlianie putri 2203100053
Serli kurnia 2203100081
Aliya 2203100075
Ahmad anandsyah 2203100049
Jhodi Ramadhani 2203100077
M. fauzan ardyanto 2203100051

DOSEN : KHAIDIR ALI S.SOS.MPA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
2022/2023
1. SEJARAH PERKEMBANGAN OMP
Manajemen publik adalah suatu studi interdisipliner dari aspek-aspek umum
organisasi. Ia merupakan gabungan fungsi-fungsi manajemen seperti: perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan dengan sumber daya manusia, keuangan, fisik,
informasi dan politik.
      Manajemen publik mencakup ???
Manajemen publik merupakan cabang keilmuan dari administrasi publik yang
membahas mengenai restrukturisasi organisasi, sistem penganggaran, manajemen
sumberdaya dan evaluasi program. Konsep manajemen publik sangat bergantung pada
situasi dan kondisi lingkungan yang ada sehingga dapat berfungsi dengan baik.
      Organisasi publik adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Orientasi organisasi publik adalah untuk melayani
masyarakat.
Mengapa ada pengembangan manajemen publik?
        Secara umum, tujuan dari pengembangan organisasi adalah agar organisasi dapat
merespon dan beradaptasi dengan lebih baik terhadap perubahan industri/pasar dan
kemajuan teknologi, termasuk perubahan yang ingin dilakukan. Sejarah manajemen
sejatinya dapat dilihat dari perkembangan manusia sendiri. Misalnya, manajemen
sebenarnya lahir dari sejak manusia melakukan kegiatan pengaturan diri, keluarga dan
kelompoknya untuk sesuatu tujuan yang diinginkannya. Tujuan tersebut dapat berupa
seni atau keindahan, pencapaian suatu materi atau juga keberlangsungan hidupnya.
Dalam contoh kecil tersebut, sudah tampak bahwa agar kehidupannya berlangsung
dengan baik maka dibutuhkan pengelolaan yang baik.
Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan
manusia itu sendiri. Artinya, bahwa manajemen telah berlangsung sejak manusia itu
berada di bumi ini, seiring dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada zaman purba atau zaman batu, manusia juga
menggunakan keterampilan dan keahliannya untuk membuat alat-alat dari batu guna
merealisasikan tujuan hidupnya. Manajemen kemudian berkembang sesuai dengan
perkembangan keahlian serta pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh
manusia itu. Pengetahuan serta teknologi (IPTEK) terus tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan itu sekaligus juga mengembangkan keterampilan manajemen umat
manusia. Mempelajari sejarah merupakan suatu cara untuk menciptakan pemikiran
yang strategis, melihat gambaran yang luas dan benar, serta memperbaiki
keterampilan konseptual. Kekuatan sosial itu sendiri mengacu pada berbagai aspek
budaya yang turut mempengaruhi hubungan antar-orang. Kekuatan orang ini
membentuk apa yang dikenal sebagai kontrak sosial, yang merupakan aturan dan
persepsi umum tidak tertulis mengenai hubungan antar orang dan antar karyawan
dengan manajemen.
ada dasarnya, manajemen modern dibangun berdasarkan dua konsep utama, yakni
teori perilaku organisasi dan manajemen kuantitatif.
Pemikiran pokok dari Teori Perilaku adalah sebagai berikut

1. Organisasi merupakan suatu keseluruhan dan pendekatan manajer untuk


melakukan pengawasan yang harus disesuaikan dengan kondisi yang ada.
2. Diperlukan pendekatan motivasional untuk membangun komitmen pekerja
terhadap tujuan organisasi.
3. Diperlukan manajemen yang sistematik dengan pendekatan yang didasarkan pada
berbagai pertimbangan yang relevan.
4. Manajemen teknik dapat dinilai sebagai suatu proses teknik mengenai peranan
prosedur dan prinsip yang dijalankan secara ketat.
pendekatan kuantitatif meyakini bahwa pokok masalah perlu diidentifikasi dengan
riset ilmiah dan operasional, serta teknik ilmiah lainnya seperti perencanaan program,
capital budgeting, pengembangan sumber daya manusia, dan sebagainya. Pendekatan-
pendekatan tersebut dinamakan pendekatan ilmu manajemen (science management),
yakni pendekatan dengan prosedur sebagai berikut.
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan model matematis.
3. Penyelesaian model.
4. Penganalisisan model dan hasil dari model tersebut.
5. Pengawasan terhadap hasil.
6. Pengimplementasian kegiatan.

PERANAN MANAJEMEN DALAM ORGANISASI.


1. Penanggung jawab dan terkendali
2. Pelaksanaan efektivitas POLC operasional organisasi.
3. Melakukan SWOT analisis
4. Pengelola SDM dan sumberdaya organisasi.
5. Menjalin akses dengan stakeholders.
6. Pencapaian hubungan yang telah di tetapkan.
7. Pengembangan perusahaan.
8. Menyusun strategi kelangsungan hidup.
Manajamen yang aktif dan efisien.
Apabila smua fungsi POLC dalam operasional dalam organisasi berjalan dengan
benar dan profesional, maka tujuan yang telah di tetapkan dapat tercapai dengan
sumberdaya yang relatif rendah. POLC ( planning, organizing, leading, controlling.)
manajemen juga tata Kelola. ruang lingkup dapat di pelajari dalam teori organisasi
manajemen dalam garis besar :
1. Filsafat, nilai, tujuan dan sasaran organisasi
2. Aliran aliran organisasi
3. Struktur organisasi
4. Penggunaan tekonologi dan pengetahuan
5. Tingkah laku individu dan motivasinya
6. Peranan kelompok di dalam organisasi
7. Stabilisasi dan inovasi di dalam organisasi
8. Perubahan dan penyempurnaan organisasi
9. Koordinasi dan kepemimpinan
10. Faktor eksternal organisasi

Manajemen publik adalah cabang atau satu aspek dari bidang studi yang lebih luas yakni
ilmu administrasi publik .Sebagai bagian dari Administrasi Publik, Manajemen Publik adalah
ilmu dan seni yang berintikan metodologi terapan untuk merancangprogram program
administrasi publik,restrukturisasi organisasi, kebijakan danperencanaan manajerial, alokasi
sumberdaya, system penganggaran (budgetingsystems), pengelolaan financial, manajemen
SDM, masalah audit serta evaluasiprogram. Secara lebih spesifik,sering pula dikatakan
bahwa manajemen publikmemandang administrasi publik sebagai profesi sedangkan
administrasi publikmemandang manajer publik sebagai praktisi. Manajemen Publik memiliki
fokus internal untuk membuat agar mesin pemerintahandan organisasi non profit dapat
bekerja dengan baik, meskipun demikian ia tidak bisaterlepas dari interaksi dan pengaruh
lingkungan dimana organisasi public itu berada . zaman semakin berubag pola piker dari
manajemen tersebut juga berubah menjadi lebih baik.
Fungsi utama yang pertama adalah staretegi. Ini menyangkut antara lain fungsi fungsi
berikut:
1. Menyusun objectif/tujuan dan porioritas organisasi (sebagai dasar untuk
prediksilingkungan eksternal dan kapasitas organisasi).
2. Merencanakan operasional plan untuk mencapai tujuan tersebut
Menurut floyed dalam hoggarts meletakkan sejumlah prinsip-prinsip administrasi yaitu :
1. Pembagian kerja
2. bertanggung jawab dan berwewenang
3. Mengutamakan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi
4. Kesatuan arah dan tujuan
5. Sentrilisasi
6. Skala hirearki
7. Tata tertib

Karakteristik organisasi :
1. Unit, kegiatan sosial
2. Ber anggotakan 2 orang atau lebih
3. Mempunyai kerja yang berstruktur
4. Mempunyai tujuan yang sama yang akan di capai
5. Mempunyai identitas diri

Organisasi dan manajemen merupakan proses universal, tetapi ligkungan yang berbeda
menuntut organisasi dan manajemen yang berbeda pula. Pembedaan terutama dapat dibuat
antara OMP dan OMS. John T. Dunlop (Lane, 1986) mengemukakan sepuluh aspek yang
secara tegas membedakan OMP dan OMS, yaitu:
1. Perspektif Waktu. Pejabat OMP cenderung mempunyai horison waktu yang lebih pendek
karena masa kerjanya dibatasi oleh kalender politik (misalnya setiap lima tahun), sementara
dalam OMS tidak terpengaruh oleh kalender politik tersebut sehingga horison waktunya
dapat lebih panjang.
2. Lamanya Menjabat. Karena faktor tersebut pertama, jangka waktu manajer puncak/ pejabat
tinggi dalam OMP secara relatif lebih pendek dibanding masa jabatan dalam OMS.
3. Ukuran Keberhasilan. Sulit jikapun ada kesepakatan tentang ukuran untuk menentukan
keberhasilan pimpinan OMP, sementara untuk OMS sejumlah ukuran dapat disepakati,
seperti: keuntungan finansial, luasnya pasar.
4. Kendala Kepegawaian. Pegawai negeri lebih sulit dikendalikan (dibuat menjadi lebih
efisien, produktif, jujur) ketimbang pegawai swasta.
5. Kesamaan dan Efisiensi. Di sektor publik tekanan lebih diberikan kepeda peningkatan
kesamaan manfaat dari suatu program publik untuk berbagai kelompok masyarakat,
sementara di sektor swasta tekanan utamanya pada peningkatan efisiensi.
6. Proses Publik Lawan Proses Swasta. OMP lebih cenderung disorot masyarakat luas,
sementara OMS cenderung kurang disorot atau lebih merupakan proses internal.
7. Peranan Media Massa. OMP harus senentiasa berhadapan dengan media massa yang
meliput aktivitas dan melaporkan kinerjanya, sementara hal serupa kurang banyak terjadi
dalam OMS.
8. Persuasi dan Pengarahan. Pejabat publik cenderung bersikap kompromis terhadap tekanan
yang saling berlawanan, sementara pimpinan swasta kurang memperoleh tekanan semacam
itu sehingga tidak banyak mengalami kontradiksi-kontradiksi dalam mengambil keputusan.
9. Dampak Legislatif dan Judisial. Pejabat publik seringkali menerima pengawasan dari
legislatif atau bahkan dipengaruhi oleh keputusan peradilan, sementara pimpinan swasta lebih
leluasa untuk bertindak.
10. Misi. Misi pemerintah sering terlalu abstrak, kurang operasional dibanding organisasi
swasta (misalnya mencari untung, memperluas pasar, atau menjaga kelangsungan organisasi)
Pendekatan OMP
Karena adanya perbedaan-perbedaan yang jelas antara OMP dan OMS, maka studi OMP
perlu menggunakan pendekatan yang berbeda dengan studi OMS. John J. Dilulio, Jr (1989)
mengusulkan pendekatan yang harus diambil dalam studi OMP, yaitu:

1. Pendekatan Normatif.
Pendekatan normatif melihat organisasi dan manajemen sebagai suatu proses
penyelesaian tugas atau pencapaian tujuan. Efektivitas dari proses tersebut diukur dari apakah
kegaitan-kegiatan organisasi direncanakan, diorganisir, dikoordinasikan, dan dikontrol secara
lebih efsien. Organisasi Manajemen Normatif (OMN) sejak pembentukannya lebih bersifat
“profit oriented” atau “business oriented” dan karena itu dianggap tidak cocok dengan
ideologi pemerintahan dan administrasi negara yang lebih beorientasi kepada “public
service”. OMN tersebut mendapat pengaruh yang kuat dari POSDCORB dan manajemen
klasik. Namun demikian, hal ini tidak berarti OMN harus dikesampingkan. dalam konteks
tertentu dari “public service” itu, OMN masih penting peranannya, misalnya dalam
menangani pekerjaan BUMN dan BUMD. Badan-badan tersebut lebih berorientasi pada
upaya mencari keuntungan buat daerah dalam rangka menunjang pembangunan di daerah
sehingga lebih cenderung berpegang kepada prinsip-prinsip manajemen perusahaan. OMN
yang sudah memanfaatkan kemajuan “science”, mutlak diperlukan. Termasuk dalam
pendekatan tersebut adalah beberapa fungsi yang sangat bersifat universal, yang dapat
diperinci sebagai berikut:
a) Planning: suatu proses pengambilan keputusan tentang apa tujuan yang harus dicapai
pada kurun waktu tertentu di masa mendatang dan apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Proses tersebut terdiri dari dua elemen, yaitu penetapan
tujuan dan menentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut. Fungsi ini menghasilkan dan mengintegrasikan tujuan, strategi, dan
kebijakan.
b) Organizing: suatu proses pembagian kerja (division of labour) yang disertai dengan
pendelegasian wewenang. Organizing sangat bermanfaat dalam memberikan
informasi tentang garis kewenangan agar setiap anggota dalam organisasi bisa
mengetahui apa kepada siapa dia memberi perintah dan dari siapa dia menerima
perintah. Organizing juga diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kerja dan kualitas
pekerjaan melalui “synergism” yang baik dimana orang bekerja bersama-sama akan
meberikan output yang lebih besar daripada bekerja secara sendiri-sendiri. Disamping
itu, organizing juga dapat memperbaiki komunikasi. Suatu struktur organisasi yang
jelas dapat menggambarkan garis komunikasi antar anggota.
c) Staffing: suatu proses untuk memperoleh tenaga yang tepat, baik dalam jumlah
maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam organisasi.
d) coordinating: suatu proses pengintegrasian kegiatan-kegiatn dan terget/ tujuan dari
berbagai unit kerja dari suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan secara efisien.
Tanpa kordinasi, individu-individu dan bagian-bagian yang ada akan bekerja menuju
arah yang berlainan dengan irama/ kecepatan yang berbeda-beda. Demikian pula,
tanpa koordinasi, masing-masing bekerja sesuai dengan kepentingannya masing-
masing dengan mengorbankan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
e) Motivating: suatu proses pemberian dorongan kepada para anggota organisasi agar
mereka dapat bekerja sesuai dengan tujuan organisasi. Proses tersebut dapat dipahami
melalui suatu mekanisme berikut: Kebutuhan mempnegaruhi dorongan kerja, dan
dorongan kerja mempengaruhi pencapaian tujuan. Berdasarkan mekanisme tersebut,
seorang manajer harus memahami hakekat kebutuhan manusia dan dorongan
kerjanya.
f) Controlling: suatu fungsi manajemen yang mencari kecocokan antara kegiatan-
kegiatan aktual dengan kegiatan-kegiatan yang direncanakan. Fungsi tersebut sangat
berkaitan dengan perencanaan yaitu merupakan feedback bagi perencanaan pada masa
yang akan dating.
2. Pendekatan Deskriptif
Pendekatan Organisasi Manajemen Deskriptif (OMD) menurut Mintzberg, 1973
menggambarkan bahwa dalam kenyataannya seorang manajer lebih terlibat dalam melakukan
kegiatan-kegiatan personal, interaktif, administratif, dan teknis, bukan kegiatan-kegiatan yang
tergolong dalam pendekatan OMN di atas.
a) Kegiatan personal: adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajer publik untuk
mengatur waktunya sendiri, berbicara dengan para broker, menghadiri pertandingan
dan kegiatan-kegiatan lain yang memuaskan dirinya atau keluarganya. Dalam konteks
organisasi, kegiatan-kegiatan ini mungkin dianggap tidak penting, tetapi sebagai
manusia, seorang manajer publik pasti terlibat, bahkan kadang-kadang menentukan
keberhasilan kariernya. Seorang manajer publik yang berhasil mengatur kegiatan-
kegiatan persoanlnya akan lebih sukses dalam memimpin organisasi.
b) Kegiatan interaktif: Manajer publik biasanya menggunakan banyak waktu untuk
melakukan interaksi dengan bawahan, atasan, pelanggan, organisasi lain, dan
pemimpin-pemimpin masyarakat. Biasanya dua pertiga dari waktu yang ada
digunakan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Peranan yang dimainkan oleh manajer
publik dalam konteks tersebut terdiri dari interpersonal, informational, dan decision
making.
c) Kegiatan administratif: Kegiatan ini mencakup surat-menyurat, penyediaan dan
pengaturan budget, monitoring kebijakan dan prosedur, penanganan masalah
kepegawaian. Biasanya para manajer publik hanya menggunakan sebagian kecil saja
dari waktu yang tersedia. Meskipun demikian, pengalaman menunjukkan bahwa
banyak manajer publik yang mengeluh dengan kegiatan-kegiatan tersebut.
d) Kegiatan teknis: Kegiatan ini merupakan kegiatan seorang manajer publik untuk
memecahkan masalah-masalah teknis, melakukan supervisi terhadap pekerjaan teknis,
dan bekerja dengan menggunakan peralatan-peralatan dan perlengkapan-perlengkapan
Pengaruh manajemen publik terhadap masyarakat
Dalam suatu pemerintahan, manajemen publik sangat dibutuhkan, terutama sebagai penentu
kualitas dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Manajemen publik tersebut dapat
dijalankan oleh sektor publik dengan berbagai faktor di dalamnya seperti perencanaan,
pengelolaan, pengawasan dan pengorganisasian. Namun, dari faktor tersebut pemerintah
Indonesia dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terus mengalami pembaruan
yang dikarenakan ketidakpuasan masyarakat dalam menerima layanan yang disediakan setiap
harinya.
Manajemen dapat berjalan jika beriringan dengan organisasi Sebuah organisasi tidak akan
dapat berjalan dengan semestinya jika tidak berkaitan dengan manajemen, karena pada
dasarnya manajemen bertujuan untuk mengatur semua sisi yang ada pada organisasi agar
pelayanan yang telah diberikan tersebut dapat terlaksana atau mencapai tujuannya dengan
maksimal. Sehingga dapat diartikan bahwa manajemen publik adalah upaya sektor publik
untuk bertanggung jawab dalam menjalankan suatu organisasi dan pemanfaatan sumber daya
guna mencapai tujuan serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Upaya mewujudkan pelayanan publik yang baik tersebut, diperlukan suatu sistem manajemen
publik yang mampu mengukur kinerja dan keberhasilan instansi pemerintah. Sebab kinerja
dapat memberikan tingkat efisiensi dan efektivitas serta inovasi dalam pencapaian tujuan oleh
pihak manajemen dan divisi-divisi yang ada dalam organisasi. Sehingga kinerja dalam
manajemen publik sangatlah penting agar terciptanya legitimasi dan dukungan publik
terhadap pelayanan publik tersebut. Dibutuhkannya kinerja dalam manajemen publik yaitu
dapat menjadi suatu indikator kinerja dalam suatu organisasi, memperbaiki sistem kinerja,
dan mencapai tujuan atau sasaran guna memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Namun hasil riset Ombudsman akhir tahun 2017 menunjukkan fakta bahwa sebagian besar
instansi pelayanan publik di Indonesia masih buruk, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Seperti halnya terdapat beberapa contoh, pertama, masih banyak instansi yang tidak memiliki
prosedur yang jelas dalam menyediakan pelayanan sehingga menyulitkan pengguna
pelayanan. Kedua, pelayanan sangat lamban yang memakan waktu berjam-jam, dan ketiga
keterampilan petugas pelayanan tergolong masih rendah dan tidak sesuai dengan pekerjaan
untuk memberikan pelayanan yang baik.
Berdasarkan hasil riset Ombudsman pada akhir tahun 2017 menunjukkan fakta bahwa
sebagian besar instansi pelayanan publik di Indonesia masih buruk, baik di tingkat nasional
maupun daerah. Dalam masalah ini pemerintah harus giat mengevaluasi manajemen publik
dalam hal kinerja pegawai, manajemen dan melakukan inovasi untuk mewujudkan pelayanan
yang optimal terhadap masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan dapat tepat sasaran
sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Selain itu, untuk melakukan segala upaya tersebut
pemerintah juga memerlukan dukungan dan partisipasi masyarakat karena dalam pelayanan
publik masyarakat menjadi satu sumber informasi bagi penyelenggara pelayanan publik
untuk menjaga konsisten pelayanan yang diberikan sesuai standar yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai