Anda di halaman 1dari 8

Peta Konsep Inisiasi 2 s/d Inisiasi 7

Dikemukakan hubungan antara administrasi, organisasi, dan manajemen, yaitu organisasi


dan manajemen adalah sarana dari administrasi. Secara terperinci hubungan tersebut
adalah kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Melalui manajemen, semua
kegiatan dikoordinasikan dan diarahkan menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan,
dengan demikian manajemen ada pada setiap tingkat organisasi. Organisasi adalah
merupakan wadah atau tempat dilakukannya kegiatan-kegiatan administrasi.
Untuk jelasnya hubungan antara administrasi, organisasi, dan manajemen ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Lima paradigma bidang administrasi yang dikemukakan oleh Nicholas Henry (1975) dalam bukunya ”Public
Administration and Public Affair”. Intinya adalah sebagai berikut:
1. Paradigma I: Dikotomi Politik/Administrasi 1900 1926
Pada abad ke-19 para ahli administrasi seperti Frank J. Goodnow (Politics and Administration, 1900),
Leonard D. White (Introduction to the Study of Public Administration, 1926), dan lain-lain mulai berjuang
untuk menjadikan administrasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri terpisah dari induknya yaitu ilmu politik.
Sebagai ilmu disyaratkan mempunyai lokus (tempat) dan fokus (spesifikasinya). Alasan pemisahan ilmu
administrasi dari ilmu politik ini adalah bahwa bidang ilmu administrasi berbeda dengan ilmu politik
2. Paradigma II: Prinsip-prinsip Administrasi 1927 1937
Pada tahun 1927, T.W. Willoughby dalam bukunya Principle of Public Administration membawa angin baru
dalam perkembangan ilmu administrasi. Ia mengemukakan beberapa prinsip administrasi yang bersifat ilmiah
yang dapat diterapkan oleh seorang administrator. Yang penting bagi administrator yang telah mempelajari
prinsip tersebut adalah bagaimana menerapkan prinsip tersebut dalam prakteknya. Dengan demikian, prinsip
administrasi dijadikan fokus ilmu administrasi dan lokusnya tetap dalam birokrasi pemerintah.
Pengembangan ini mulai kelihatan pada sistem penulisan para ahli administrasi yang memperkenalkan
prinsip-prinsip administrasi seperti Gullick dan Urwick yang mengekspresikan dalam bentuk POSDCORB
(planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting).
3. Prinsip-prinsip yang Dikemukakan sebagai Prinsip Administrasi Ternyata Bertentangan
Satu Sama Lainnya
Umpamanya: pejabat-pejabat organisasi disusun berdasarkan tingkat pemberian kewenangan
(hierarchy of authority) supaya terjadi kesatuan perintah dalam organisasi. Sedangkan di pihak lain
organisasi dijalankan berdasarkan keahlian-keahlian tertentu. Di dalam praktik sering timbul
pertentangan antara kewenangan yang diterima dari atasan dengan kewenangan yang didasarkan
pada keahlian seseorang.
Administrasi negara dipandang sebagai tempat atau kotak hitam (black box) untuk memproses
input menjadi output. Jadi, ada hubungan antara ilmu politik dan ilmu administrasi. Dengan
demikian, beberapa ahli tidak setuju ilmu politik dipisahkan dari ilmu administrasi. Akhirnya ilmu
administrasi tetap di bawah ilmu politik. Walaupun demikian, minat para ahli administrasi semakin
bertambah untuk memperkembangkan ilmu administrasi ini.
4. Paradigma III: Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik 1950 1970
Kritik yang konseptual terhadap ilmu administrasi negara menyebabkan ilmu administrasi kembali
ke induknya yaitu ilmu politik. Namun, para ahli administrasi selalu berusaha menjadikan ilmu
administrasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
5. Paradigma IV: Administrasi Negara sebagai ilmu administrasi 1956 1970
Pada masa ini para ahli administrasi negara dapat memperlengkapi ilmu ini dengan
mengemukakan fokus dari ilmu administrasi negara. Ilmu adalah kumpulan pengalaman-
pengalaman atau pengetahuan-pengetahuan yang telah disusun datanya dan sudah diuji
kebenarannya. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu yaitu mempunyai
fokus (objek) tertentu, metodologi, terminologi, filosofi, dan teori-teori sendiri. Sedangkan
sifat ilmu pengetahuan menurut pengertian yang moderat adalah terdiri dari proposisi
(pernyataan) yang dapat diuji dan menunjuk kepada kenyataan yang ada, terbuka untuk
dikritik secara rasional (masuk akal), apakah membenarkan, memperbaiki, atau
mengatakan palsu.
6. Paradigma V: Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970)
Yang menjadi titik utama dari teori organisasi pada masa ini adalah bagaimana dan
mengapa organisasi bekerja, bagaimana dan mengapa orang bertindak atau berbuat,
bagaimana dan mengapa keputusan dibuat. Jadi administrasi negara pada masa ini lebih
berfokus pada teori organisasi dan ilmu manajemen. Sedangkan lokusnya adalah
kepentingan publik dan kesejahteraan publik
Proses pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahannya menurut Newman (W. H. Newman, 1963)
ada tiga peristiwa yang terjadi sekaligus, yaitu sebagai berikut.
1. Menunjukkan atau memberikan tugas-tugas tertentu untuk dikelola oleh bawahan.
2. Memberi izin kepada bawahan untuk membuat perjanjian, menggunakan sumber-sumber yang tersedia
dan mengambil keputusan dan tindakan tertentu dalam batas tugas yang telah didelegasikan kepadanya
(zone of acceptance).
3. Menciptakan tanggung jawab (responsibility) bagi setiap bawahan yang menerima pendelegasian
terhadap atasannya untuk melaksanakan tugas tersebut dengan memuaskan.
Contoh: seorang atasan melimpahkan wewenang kepada bawahannya untuk mengelola urusan
pembelian alat-alat kantor. Hal ini berarti pula bahwa dia diperbolehkan untuk menyeleksi dan memilih
rekanan-rekanan yang mendaftarkan dirinya, memutuskan rekanan mana yang dipilih, mengadakan
perjanjian pembelian dengan rekanan tersebut, menggunakan sejumlah dana dan alat perlengkapan untuk
bekerja. Semenjak tugas itu didelegasikan kepadanya maka timbullah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas tersebut kepada atasannya. Tetapi, walaupun tugas tersebut
telah didelegasikan kepada bawahan, namun atasan tidak berarti lepas dari pertanggungjawaban. Dia
tetap bertanggung jawab karena tanggung jawab terakhir tidak dapat didelegasikan.
Teori Modern berbeda dengan teori organisasi neo klasik (dalam diskusi coba Anda kemukakan tokoh2nya untuk
masing-masing kedua paham pandangan tersebut) dalam hal mencapai tujuan organisasi. Teori organisasi neo
klasik berusaha mencapai tujuan organisasi seperti keuntungan dan semuanya dimanfaatkan untuk kepentingan
pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tetapi Teori modern berusaha mencapai tujuan organisasi antara lain
keuntungan, tetapi dimanfaatkan untuk memenuhi kepentingan pemilik perusahaan, tenaga kerja, dan masyarakat di
lingkungan perusahaan (CSR). Dampaknya semua pihak mendukung keberadaan organisasi sehingga terciptalah
perasaan memiliki perusahaan (a sense of belongingness).
Konsep-konsep manajemen yang ditawarkan tersebut memberikan indikasi bahwa organisasi supaya tidak mati
harus adaptif. Artinya selalu mencermati elemen - elemen yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
organisasi. Administrasi dan organisasi harus seiring dengan perkembangan ilmu manajemen, tidak terkecuali
apakah itu organisasi publik ataupun bisnis. Pentingnya transformasi administrasi dan organisasional ini dibahas
oleh Morgan (1996) dengan menyatakan bahwa pada dasarnya administrasi dan organisasi selalu menghadapi
metamorfosa seperti metamorfosanya ulat menjadi kupu-kupu. Artinya, hanya ada dua pilihan bagi organisasi, yaitu
berubah atau mati. Namun pilihan untuk berubah merupakan pilihan yang tepat, sebab bagi administrasi dan
organisasi yang tidak memiliki fleksibilitas yang tinggi,tidak mungkin akan dapat bertahan hidup kecuali mereka
mengubah atau menstruktur kembali organisasinya. Dalam kasus ini, O’Sullivan (2002) mengungkapkan bahwa
dalam era jaringan kerja (networked era) sekarang ini,organisasi modern harus merubah struktur manajemennya
from hierarchicaland mechanistic structures to more organic virtual and networked arrangements.

.
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain supaya mau mengikuti dan
menjalankan apa yang telah diputuskan oleh organisasi. Yang dipengaruhi ialah tingkah laku para
bawahan supaya menyatukan arah tindakannya kepada sasaran yang ingin dicapai. Peranan utama
pemimpin ialah pengambilan keputusan. Model keputusan pimpinan itu bermacam-macam yaitu
dapat berupa keputusan rasional, bounded rasionality, rasional komprehensif, incremental, dan Mix-
Scanning. Model mana yang diikuti oleh seorang pemimpin tergantung pada situasi dan masalah yang
dihadapi oleh organisasi. Di dalam organisasi setiap pejabat yang menduduki tingkat organisasi
adalah pengambil keputusan. Dengan keputusan-keputusan yang diambilnya maka organisasi dapat
digerakkan dengan cara kepemimpinan yang diterapkan. Oleh sebab itu kepemimpinan menjadi kunci
keberhasilan organisasi
Kepemimpinan yang berhasil adalah kemampuan membuat orang lain seperti yang dikehendaki oleh
pemimpin. Artinya pekerjaan berhasil atau selesai sehingga kebutuhan pemimpin terpenuhi tetapi
kepentingan orang lain terabaikan. Pemikiran kepemimpinan berhasil ini berkembang sesuai dengan
mumculnya pemikiran teori organisasi klasik Birokrasi (Max Weber), Scientific Management (Taylor),
dan Teori Administrasi (Fayol) tahun 1911. Keberhasilan pemimpin itu karena menerapkan
pemaksaan mendominasi orang lain dengan ancaman sanksi. Bawahan yang dipimpin dianggap
sebagai mesin, tidak kreatif yang mau bekerja kalau mendapatkan imbalan. Akibatnya kepemimpinan
berhasil ini tidak menimbulkan kepuasan kerja dan perasaan bahwa organisasi itu punya orang lain,
mereka hanya sebagai pekerja yang dibayar.

Anda mungkin juga menyukai