Anda di halaman 1dari 4

INISIASI 1

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA/


ADPU4340

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan
Data Wilayah Administrasi Pemerintahan di Indonesia terdapat 74.754 desa. Sedangkan jumlah
kelurahan, suatu wilayah di bawah kecamatan dan umumnya berada di daerah perkotaan, hanya
sebanyak 8.430 kelurahan. Ini artinya bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia wilayahnya
sekitar 90% berupa pemerintahan desa dan hanya sekitar 10% berupa pemerintahan kelurahan
yang bersifat perkotaan.
Berdasarkan data tersebut maka kedudukan Desa sangat penting baik sebagai alat untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional maupun sebagai lembaga yang memperkuat struktur
pemerintahan negara Indonesia. Sebagai alat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional,
Desa merupakan agen pemerintah terdepan yang dapat menjangkau kelompok sasaran riil yang
hendak di sejahterakan.
Dengan keadaan seperti itu, maka keberadaan Desa baik sebagai lembaga pemerintahan
maupun sebagai entitas kesatuan masyarakat hukum adat menjadi sangat penting dan strategis.
Sebagai lembaga pemerintahan, Desa merupakan ujung tombak pemberian layanan kepada
masyarakat. Sedangkan sebagai entitas kesatuan masyarakat hukum, Desa merupakan basis
sistem kemasyarakatan bangsa Indonesia yang sangat kokoh sehingga dapat menjadi landasan
yang kuat bagi pengembangan sistem politik, ekonomi, social-budaya, dan hankam yang stabil
dan dinamis.
Melalui diskusi ini kami berharap anda dapat menjelaskan status Desa dalam sistem social
masyarakat Indonesia dan dalam struktur pemerintahan negara Indonesia. Secara khusus Anda
kami harapkan dapat:
1. Menjelaskan Pengertian Desa
2. Menjelaskan desa sebagai satuan pemerintahan asli bangsa Indonesia yang diakui oleh
UUD 1945
3. Menjelaskan pengertian kesatuan masyarakat hukum
4. Menjelaskan otonomi dan rumah tangga desa
A. TINJAUAN ULANG MENGENAI PEMERINTAHAN DESA
Kata pemerintah menunjuk pada orang atau badan yang menjalankan kegiatan
memerintah. Sedangkan kata pemerintahan menunjuk pada aktivitas atau fungsi
memerintah.

Kedudukan desa dalam sistem pemerintahan NKRI.


Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum sudah berdiri sebelum lahirnya negara bangsa (nation
state) Indonesia. Berikut beberpa peraturan perundangan –undangan yang mengatur
pemerintahan Desa :
• UU Nomor 19 Tahun 1965 tentang Desa Praja yang mengatur desa sebagai daerah
otonom tingkat tiga.
• UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah
• UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
• UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
• UU Nomor 6 Tahun 2014
Dilihat dari asal usul penduduknya, desa dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu sebagai
berikut :
1. Desa geneologis (apabila lebih dari 75% penduduknya merupakan penduduk asli yang
masih memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat)
2. Desa campuran (apabila lebih kurang 50% penduduknya merupakan penduduk asli,
sedangkan selebihnya pendatang, sehingga sudah terjadi asimilasi maupun akulturasi)
3. Desa Teritorial (apabila lebih dari 75% penduduknya merupakan kaum pendatang)
Pengaturan tentang desa sejak jaman Hindia Belanda sampai sekarang masih menggunakan
sistem memerintah secara langsung (indirect rule) terhadap masyarakat desa. Artinya.
Pemerintah supra desa lebih banyak berhubungan dengan kepala desa sebagai wakil warga desa.
Secara politis, selama ini desa hanya dijadikan tempat pengumpulan suara pada waktu pemilu,
setelah itu dilupakan. Sedangkan secara ekonomis, desa dipandang sebagai sumber bahan baku
dan tenaga kerja murah.
Otonomi Desa
Sebagai kesatuan masyarakat hukum, desa memiliki otonomi, tetapi otonomi desa berbeda
dengan otonomi daerah, disebut demikian karena otonomi desa bersifat asli dan penuh, karena
bukan merupakan pemberian pihak luar desa.
Menurut Soetardjo Kartohadikoesoemo (dalam abdur Rozaki dan Hesti Rinardi; 2004), ciri-ciri
masyarakat hukum adat yang otonom, yaitu sebagia berikut :
1. (berhak) mempunyai wilayah sendiri yang ditentukan oleh batas batas yang sah
2. (berhak) mengurus dan mengatur pemerintah dan rumah tangganya sendiri.
3. (berhak) memilih dan mengangkat kepala daerahnya atau majelis pemerintahannya
sendiri
4. (berhak) mempunyai harta benda dan sumber keuangan sendiri
5. (berhak) atas tanahnya sendiri
6. (berhak) untuk memungut pajak sendiri.
Pergesaran paradigma pengaturan tentang desa dari paradigma otonomi pengakuan menuju
paradigma otonomi pemberian melaui masa transisi dapat digambarkan :

Otonomi Pengakuan
- Alokasi Dana Desa (ADD)
- Sekdes diisi PNS
Masa Transisi - Urusan Kab/Kota yg pengaturannya diserahkan kpd desa
- Perdes ada dalam tata urut Per UU-an
- Tugas pembatuan kepada desa
OTONOMI PEMBERIAN

Otonomi desa mencangkup pada empat hal, yaitu hak untuk :


1. Memilih pemimpinnya sendiri secara bebas
2. Memiliki dan mengelola kekayaan sendiri secara bebas
3. Membuat aturan hukumny sendiri secara bebas
4. Memiliki dan mengatur pegawainya sendiri secara bebas.
Urusan Pemerintahan desa
Pasal 7 PP No. 72 Tahun 2005 disebutkan bahwa :
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencangkup:
1. Urusan pemerintahan yang sudah ada
2. Berdasarkan hak asal-usul desa
3. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten diserahkan pengaturannya
kepada Desa
4. Urusan pemerintah lainnya yang diatur oleh perundang-undangan diserahkan kepada desa

Selengkapnya silahkan saudara baca MODUL ADMINISTRASI PEMERINTAHAN


DESA/ADPU4340

Selanjutnya perkembangan terbaru tentang desa bisa dipelajari UNDANG UNDANG DESA
Nomor 6 Tahun 2014 beserta peraturan lainnya yang terkait dengan Undang-undang Desa
tersebut.

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai