Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 TUTON SESI 3

PRAKTIK BISNIS DI INDONESIA-04

NAMA : RUDI EXTRADA


NIM: 041522829
JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI BISNIS
UPBJJ-BANDA ACEH
Tugas 1
Aspek / Konsep yang dinilai Skor
1. Menurut pendapat Robert Malthus, kemiskinan penduduk adalah 35
disebabkan kesalahan sendiri, karena tidak membentuk keluarga
kecil.
Apa yang menjadi dasar dari pernyataan Robert Malthus pada
masanya.
2. Bisnis di masa pandemi covid 19 saat ini yang cocok dikembangkan 30
adalah berkaitan dengan ekonomi kreatif melalui digital internet.
Coba jelaskan keuntungan dari ekonomi kreatif di masa pandemi
covid 19 saat ini.
3. Penanaman Modal Dalam Negeri telah memberikan banyak 35
kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh
karenanya, pemerintah berusaha keras membuat regulasi dalam
rangka meningkatkan gairah investor dalam negeri untuk
menanamkan investasinya di Indonesia. Faktor apa saja yang
masih menjadi kendala bagi investor dalam negeri untuk
membangun usahanya.
Total Nilai Maksimum 100

JAWABAN

1. Bukan saja Thomas Robert Malthus(1766-1834) tetapi juga David Ricardo(1772-1823)


sependapat dan mengungkapkan hal tersebut bersama-sama, Hal ini dianggap sebagai
perlawanan dari undang-undang orang miskin (poor law) yang saat itu berlaku di Inggris ,
menurut Ricardo undang-undang tersebut tidak akan memperbaiki kemiskinan sebaliknya
hanya sama-sama mengurangi kemakmuran Si Miskin dan Si Kaya,pendapat ini timbul
didasari dari teori “dana upah” yang sebelumnya telah diketengahkan oleh cantillon, turgot
dan Smith.
Teori dana upah sendiri berisi tentang permintaan tenaga kerja akan tergantung pada dana
upah yang terakumulasi dari “ dana yang diperuntukkan untuk pembayaran upah ” (funds
which are destined for the payment of the wages ) yang dihemat kan, dan tiap jumlah uang
yang dibayarkan kepada yang satu dengan sendirinya dikurangi dari yang lain. Itulah
sebabnya nya bahwa bantuan kepada orang miskin hanyalah hal yang dianggap sia-sia dan
merugikan anggaran dana upah serta upah-upah lainnya.

2. Hasil olah data Susenas 2019 menunjukkan bahwa proporsi pengguna internet di Indonesia


bertumbuh dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir dan mencapai 43,52% pada 2019
dan menurut Laporan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2020, nominal transaksi e-commerce
meningkat 19,55% (yoy) pada triwulan III, sehingga secara keseluruhan tahun 2020 tumbuh
29,6% (yoy) pada 2020. Berdasarkan data tersebut ekonomi kreatif mampu bertahan di
tengah pandemi Covid-19. Adapun manfaat yang akan didapatkan apabila pelaku usaha
menggunakan platform bisnis digital yaitu:
 Target atau kampanye bisa diatur sesuai demografi, domisili, gaya hidup, dan
bahkan kebiasaan;
 Hasil cepat terlihat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan koreksi atau
perubahan apabila dirasa ada yang tidak sesuai;
 Biaya jauh lebih murah daripada pemasaran konvensional;
 Jangkauan lebih luas karena tidak terbatas geografis;
 Dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu;
 Hasil dapat diukur, misalnya jumlah pengunjung situs, jumlah konsumen yang
melakukan pembelian online;
 Bisa melakukan engagement atau meraih konsumen karena komunikasi terjadi
secara langsung dan dua arah sehingga pelaku usaha membina relasi dan
menumbuhkan kepercayaan konsumen.
 Membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia
 Mengurangi pertumbuhan angka pengangguran
 Menciptakan masyarakat Indonesia yang kreatif dan inovatif
 Kompetisi aktivitas dunia bisnis yang lebih sehat
 Meningkatkan inovasi pelaku ekonomi kreatif di berbagai sector.

Ekonomi kreatif menjadi solusi dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi covid19
karena pelaku UMKM merupakan potensi wajib pajak yang sangat besar. Jumlah UMKM
mencapai 64,2 juta unit atau 99,9 persen dari populasi pelaku usaha dengan kontribusi
terhadap PDB sebesar 61,7 persen dan akan terus bertumbuh, berdasarkan data dari
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan pada tahun 2019, kontribusi PPh final
UMKM Rp 7,5 triliun, atau hanya sekitar 1,1 persen dari total penerimaan PPh secara
keseluruhan di tahun yang sama sebesar Rp 711,2 triliun.

3. Permaslahan pokok yang dialami para Investor dalam negri untuk memulai bisnisnya adalah
Masalah perizinan dan pengesahan yang di dalamnya terdapat pengaturan mengenai
pelayanan satu pintu, sedangkan arogansi sektoral antara kementerian yang terkadang tidak
satu suara dalam memunculkan regulasi terkait, aturan yang tumpang tindih antara
gubernur, bupati, dan walikota, belum lagi mengenai UU Tenaga kerja yang satu antar
lainnya saling tumpang tindih dan identik dengan pasal-pasal karet di dalamnya yang
menyulitkan Investor. Namun hal ini sudah di revisi melalui UU Cipta Kerja atu disebut
dengan Omnibus Law.
Belum tersedianya Infrasturktur di daerah-daerah dan antar pulau menghambat proses
Logistik dan perputaran roda ekonomi, ketidakpastian kesediaan lahan juga menjadi kendala
lainnya dimana Tanah adat, hutan lindung dan lahan Negara masih saling Caplok satu antara
lainnya.
Selain dari itu Tingginya Penanaman Modal Asing juga menimbulkan persaingan bagi
Investor dalam negri untuk memulai usahanya, di mana komoditi yang harusnya bias di
bagun dan di hasilkan oleh Anak negri harus terhambat dengan duluannya Investor Asing
memulai usaha di Indonesia, dicontohkan seperti pertambangan emas Freeport, Smelter
nikel, dan lain lain di berbagai sektor.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati
mengemukakan, tingginya investasi yang masuk belakangan terakhir ini ke Indonesia lebih
dikarenakan adanya faktor krisis global. Para investor cenderung mencari aman dengan
berinvestasi di negara-negara yang relatif baik pertumbuhan ekonominya.

Sumber referensi :

 BMP dan BAHAN AJAR PRAKTIK BISNIS DI INDONESIA/ADBI4441


 https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Documents/Laporan-Akuntabilitas-Bank-
Indonesia-2020.pdf
 https://kemenperin.go.id/artikel/4986/Singkirkan-Hambatan-Investasi
 BMP PENGANTAR ILMU HUKUM/PTHI/ISIP413003

Anda mungkin juga menyukai